Anda di halaman 1dari 19

PERATURAN DASAR

IKATAN REMAJA MASJID

‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِح ِيم‬


MUQADDIMAH

Agama Islam merupakan agama rahmatan lil ‘alamin (rahmat  bagi semesta alam) dengan
ajaran yang mendorong terwujudnya kemaslahatan dan kesejahteraan hidup bagi segenap umat
.manusia di dunia dan akhirat
Bahwa para remaja masjid terpanggil untuk melanjutkan dakwah Islamiyah dan
melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dengan mengorganisasikan kegiatan-kegiatannya dalam
.suatu wadah organisasi yang bernama Ikatan Remaja Masjid
Oleh karena itu, masjid harus berfungsi sebagai pusat ibadah dan pengembangan remaja
masjid sekolah dan madrasah dalam meningkatkan keimanan, ketaqwaan, pendidikan, dan
keterampilan. Didasarkan atas kesadaran akan hak dan kewajiban serta tanggung jawab sebagai
remaja masjid yang memiliki potensi ilmu pengetahuan dan dinamika yang melekat pada dirinya.
Maka atas berkat rahmat Allah SWT pada tanggal 18 Desember 2017 di Bandung kami menyatukan
diri dalam suatu Ikatan Remaja Masjid yang diatur dengan ketentuan-ketentuan Peraturan Dasar dan
Peraturan Rumah Tangga sebagai berikut:

BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU
Pasal 1
Nama

Organisasi yang bernama Ikatan Remaja Masjid disingkat IRMA

Pasal 2
Tempat Kedudukan

Berkedudukan di Bandung yang merupakan tempat kedudukan pengurus pusat

Pasal 3
Waktu
Organisasi IRMA ini didirikan di Bandung pada tanggal 18 Desember 2017 untuk waktu yang tidak
terbatas
BAB II
ASAS DAN SIFAT
Pasal 4
Asas
IRMA ini berasaskan musyawarah dan kekeluargaan, yang sesuai dengan asas Pancasila
Pasal 5
Sifat
IRMA yang bersifat keagamaan, pendidikan dan sosial

BAB III
FUNGSI, TUJUAN DAN STATUS
Pasal 6
Fungsi
Sebagai pusat ibadah dan pengembangan remaja masjid sekolah dan madrasah dalam meningkatkan
keimanan, ketaqwaan, pendidikan, dan keterampilan

Pasal 7
Tujuan
Ikatan Remaja Masjid bertujuan:
Terbinanya remaja masjid yang beriman, berilmu, dan beramal shalih dalam rangka mengabdi
kepada Allah SWT dan mengharap keridhoan-Nya

Pasal 8
Status
IRMA terikat secara organisatoris di bawah naungan Dinas Pendidikan
dan Kementerian Agama

BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 9
Keanggotaan Ikatan Remaja Masjid terdiri dari:
1. Anggota Biasa
2. Anggota Aktif
BAB V
KEDAULATAN
Pasal 10
Kekuasaan Organisasi
Kedaulatan tertinggi organisasi ada di tangan seluruh anggota IRMA yang diwujudkan melalui
Musyawarah Nasional

Pasal 11
Permusyawaratan
Musyawarah terdiri dari:
1. Musyawarah Nasional
2. Musyawarah Wilayah
3. Musyawarah Daerah
4. Musyawarah Cabang

BAB VI
STRUKTUR DAN PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 12
Struktur IRMA terdiri dari :
1. Pengurus Pusat
2. Pengurus Wilayah
3. Pengurus Daerah
4. Pengurus Cabang

Pasal 13
Kelengkapan Organisasi
IRMA memiliki perangkat berbentuk bidang yang dibentuk atas dasar melalui Musyawarah
Nasional

BAB VII
ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 14
IRMA mempunyai atribut organisasi berupa lambang dan bendera
BAB VIII
KEUANGAN
Pasal 15
Keuangan Ikatan Remaja Masjid diperoleh dari:
1. Iuran anggota
2. Sumbangan yang halal dan tidak mengikat
3. Bantuan dari Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama
4. Usaha lain yang halal dan sah serta tidak bertentangan dengan asas dan tujuan IRMA

BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PERATURAN RUMAH TANGGA
Pasal 16
Perubahan PD/PRT IRMA dapat dilakukan dalam Musyawarah Nasional yang dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 2/3 jumlah peserta Musyawarah Nasional dan keputusan perubahan disetujui
oleh sekurang-kurangnya ½ lebih satu dari jumlah anggota aktif yang hadir

BAB X
PEMBUBARAN IKATAN REMAJA MASJID
Pasal 17
Pembubaran IRMA dapat dilakukan dalam Musyawarah Nasional yang dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 2/3 jumlah peserta Musyawarah Nasional dan keputusan perubahan disetujui oleh
sekurang-kurangnya ½ lebih satu dari jumlah anggota aktif yang hadir

BAB XII
PENUTUP
Pasal 18
Hal-hal yang tidak diatur dalam Peraturan Dasar akan diatur dalam Peraturan Rumah Tangga
PERATURAN RUMAH TANGGA
IKATAN REMAJA MASJID

BAB I
PENGERTIAN
Pasal 1
Ikatan Remaja Masjid merupakan organisasi remaja masjid

BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Anggota
: Anggota IRMA terdiri
1. Anggota biasa
Yaitu pelajar yang telah terdata oleh pengurus
2. Anggota aktif
Yaitu anggota biasa yang masuk IRMA dengan mengikuti pengkaderan yang diselenggarakan
oleh pengurus pusat atau pengurus wilayah atau pengurus daerah atau pengurus cabang

Pasal 3
Hak dan Kewajiban Anggota
1. Hak Anggota
a. Setiap anggota berhak mengeluarkan aspirasinya baik lisan maupun tulisan yang sesuai
dengan tujuan IRMA
b. Setiap anggota mempunyai hak untuk mengikuti semua kegiatan yang dilaksanakan oleh
IRMA
c. Setiap anggota aktif mempunyai hak suara, bicara dan disiplin memilih dan anggota biasa
hanya mempunyai hak memilih sesuai dengan peraturan yang dibuat
d. Setiap anggota biasa mempunyai hak suara dan bicara
e. Setiap anggota biasa dan aktif mempunyai hak untuk memiliki kartu anggota yang dibuat
oleh pengurus pusat
2. Kewajiban Anggota
a. Setiap anggota berkewajiban menjaga dan memelihara nama baik organisasi
b. Menjunjung tinggi nama baik organisasi serta menjunjung tinggi dan menaati asas dan
tujuan organisasi
c. Mentaati dan melaksanakan PD/PRT serta aturan aturan yang berlaku didalam IRMA
d. Berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh pengurus IRMA
e. Membayar iuran anggota Rp 10.000,00/kepengurusan

Pasal 4
Masa Keanggotaan
Seseorang gugur keanggotaanya apabila :
1. Meninggal dunia
2. Lulus sekolah dan madrasah atau tidak tercatat lagi statusnya sebagai pelajar
3. Berhenti atas permintaan sendiri
4. Diberhentikan karena dicabut keanggotan oleh pengurus pusat melalui rapat khusus
pengurus apabila bersangkutan melanggar disiplin organisasi (Pasal 3 Hak dan Kewajiban
Anggota)

BAB III
PENANGGUNG JAWAB, PENASEHAT, PEMBINA, DAN ALUMNI
Pasal 5
Penanggung Jawab
Penanggung Jawab yakni dari Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama
Pasal 6
Penasehat
Penasehat adalah yang telah membina minimal tiga tahun dan disahkan melalui rapat pleno
Pasal 7
Pembina
Pembina adalah yang telah membina minimal tiga tahun dan disahkan melalui rapat pleno pengurus
pengurus
Pasal 8
Alumni
Alumni adalah setiap anggota yang telah menyelesaikan sekolah dan madrasah
Pasal 9
Fungsi Penanggung Jawab, Penasehat, dan Pembina
1. Memberikan pembinaan secara kontinyu dan memberikan nasehat baik diminta ataupun
tidak
2. Memberikan dorongan moril maupun materil kepada organisasi
BAB IV
STRUKTUR DAN PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 10
Pengurus Pusat
1. Pengurus Pusat berkedudukan di Bandung sebagai pengurus IRMA di tingkat
pusat yang mengkordinir pengurus wilayah, daerah, dan cabang
2. Masa khidmat pengurus adalah satu periode terhitung sejak pelantikan atau
setelah serah terima jabatan dari pengurus demisioner
3. Ketua umum dan jajaran pengurus pusat bertanggung jawab kepada
Musyawarah Nasional

Pasal 11
Kepengurusaan dan Kriteria
1. Pengurus pusat dipimpin oleh seorang ketua umum
2. Dalam melaksanakan kewajibannya ketua umum dibantu oleh sekretaris umum,
bendahara umum dan bidang
3. Masa jabatan ketua umum adalah satu periode dan sesudahnya dapat dipilih kembali
(2 periode)
4. Kriteria ketua umum minimal sudah 1 tahun aktif di IRMA
5. Kriteria pengurus minimal sudah 1 tahun aktif di IRMA

Pasal 12
Halangan Tetap
1. Ketua Umum dan jajaran pengurusnya berhalangan tetap apabila :
a. Meninggal dunia
b. Keluar dari keanggotaan IRMA
c. Mengundurkan diri
d. Diberhentikan oleh Musyawarah Nasional atau Musyawarah Luar Biasa
2. Apabila ketua umum berhalangan tetap dan atau tidak dapat menjalankan masa baktinya,
maka sekretaris umum menjadi pejabat sementara (Pjs) ketua umum
3. Apabila pjs ketua umum berhalangan tetap dan atau tidak dapat menjalankan masa
baktinya, maka diadakan Musyawarah Nasional dan atau Musyawarah Luar Biasa yang
dipercepat
4. Pengurus yang sudah menyelesaikan sekolah dan madrasah

Pasal 13
Tugas dan Wewenang
1. Tugas Pengurus Pusat adalah:
a.Pengurus Pusat IRMA sebagai pelaksana PD/PRT dan segala ketetapan Musyawarah Nasional
serta peraturan yang ada di IRMA yang diamanatkan oleh Musyawarah Nasional
b. Menyampaikan ketetapan atau perubahan penting yang berhubungan
dengan IRMA kepada Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama
c.Menyampaikan laporan pertanggungjawaban melalui Musyawarah Nasional
d. Mengesahkan dan melantik pengurus wilayah dan daerah
e.Wajib melaporkan hasil kerja dan keuangan setelah setengah masa kepengurusan atau selesai
pelaksanaan acara-acara yang termasuk program kerja secara transparan

2. Wewenang Pengurus Pusat adalah:


a. Pengurus Pusat IRMA mewakili seluruh anggota IRMA kedalam maupun keluar
b. Membuat peraturan-peraturan yang dianggap perlu dalam pelaksanaan IRMA
c. Memberikan hak otonom terhadap wilayah dan daerah dan yang diatur dalam
ketetapan

Pasal 14
Pengurus Wilayah
Pengurus wilayah berkedudukan di satu wilayah yang mencakup beberapa daerah sebagai .1
pengurus IRMA di tingkat wilayah
Masa khidmat pengurus wilayah adalah satu periode terhitung sejak pelantikan atau setelah .2
serah terima jabatan dari pengurus demisioner
Ketua dan jajaran pengurus wilayah bertanggung jawab kepada Musyawarah Wilayah .3

Pasal 15
Kepengurusan
1. Pengurus wilayah dipimpin oleh seorang ketua
2. Dalam melaksanakan kewajibannya ketua dibantu oleh sekretaris, bendahara dan
bidang
3. Masa jabatan ketua adalah satu periode dan sesudahnya dapat dipilih kembali (2
periode)
4. Ketua Daerah dipilih melalui Musyawarah Wilayah dan kepengurusanya disahkan
oleh Dinas Pendidikan dan Kemeneterian Agama

Pasal 16
Mekanisme dan Kriteria
1. Mengajukan surat permohonan untuk pembentukan pengurus wilayah kepada Dinas
Pendidikan dan Kementerian Agama
2. Mengajukan nama-nama pengurus dan meminta untuk dilantik dan disahkan oleh Dinas
Pendidikan dan Kementerian Agama
3. Anggota daerah minimal 3 orang
4. Ketua wilayah minimal sudah 1 tahun aktif di IRMA
5. Pengurus daerah minimal sudah mengikuti pengkaderan

Pasal 17
Susunan Pengurus Wilayah
Pengurus wilayah sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan bidang

Pasal 18
Tugas dan Wewenang
1. Tugas Pengurus Wilayah adalah:
a. Pengurus wilayah wajib menjungjung tinggi PD/PRT segala ketetapan
Musyawarah Wilayah serta peraturan yang ada
b. Melaksanakan hasil-hasil Musyawarah Wilayah
c. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban melalui Musyawarah
Wilayah
d. Wajib melaporkan hasil kerja dan keuangan setelah setengah masa
kepengurusan atau selesai pelaksanaan acara-acara yang termasuk program kerja secara
transparan
e. Berkoordinasi dengan pengurus pusat dalam menjalankan program kerja
f. Membantu program kerja yang dilaksanakan oleh pengurus pusat

2. Wewenang Pengurus Wilayah adalah:


a. Pengurus wilayah mewakili seluruh anggota daerah kedalam maupun keluar
b. Membuat peraturan peraturan yang dianggap perlu dalam pelaksanaan pengurus
wilayah

Pasal 19
Pengurus Daerah
Pengurus daerah berkedudukan di satu daerah yang mencakup beberapa cabang sebagai .1
pengurus IRMA di tingkat daerah
Masa khidmat pengurus daerah adalah satu periode terhitung sejak pelantikan atau setelah serah .2
terima jabatan dari pengurus demisioner
Ketua dan jajaran pengurus daerah bertanggung jawab kepada Musyawarah Daerah .3
Pasal 20
Kepengurusan
1. Pengurus daerah dipimpin oleh seorang ketua
2. Dalam melaksanakan kewajibannya ketua dibantu oleh sekretaris, bendahara, dan bidang
3. Masa jabatan ketua adalah satu periode dan sesudahnya dapat dipilih kembali (2 periode)
4. Ketua Daerah dipilih melalui Musyawarah Daerah dan kepengurusanya disahkan oleh pengurus
wilayah
Pasal 21
Mekanisme dan Kriteria
1. Mengajukan surat permohonan untuk pembentukan pengurus daerah kepada pengurus wilayah
2. Mengajukan nama-nama pengurus dan meminta untuk dilantik dan disahkan oleh pengurus
wilayah
3. Anggota daerah minimal 3 orang
4. Ketua daerah minimal sudah 1 tahun aktif di IRMA
5. Pengurus daerah minimal sudah mengikuti pengkaderan
Pasal 22
Susunan Pengurus Daerah
Pengurus daerah sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan bidang

Pasal 23
Tugas dan Wewenang
1. Tugas Pengurus Daerah adalah:
a. Pengurus daerah wajib menjungjung tinggi PD/PRT segala ketetapan musyawarah daerah
serta peraturan yang ada
b. Melaksanakan hasil-hasil musyawarah daerah
c. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban melalui musyawarah daerah
d. Wajib melaporkan hasil kerja dan keuangan setelah setengah masa kepengurusan atau
selesai pelaksanaan acara-acara yang termasuk program kerja secara transparan
e. Berkoordinasi dengan pengurus wilayah dalam menjalankan program kerja
f. Membantu program kerja yang dilaksanakan oleh pengurus wilayah dan pengurus pusat

2. Wewenang Pengurus Daerah adalah :


a. Pengurus daerah mewakili seluruh angota daerah kedalam maupun keluar
b. Membuat peraturan peraturan yang dianggap perlu dalam pelaksanaan pengurus daerah

Pasal 24
Pengurus Cabang
1. Pengurus cabang berkedudukan di satu sekolah dan madrasah
2. Masa khidmat pengurus cabang adalah satu tahun terhitung sejak pelantikan atau setelah
serah terima jabatan dari pengurus demisioner
3. Ketua dan jajaran pengurus cabang bertanggung jawab kepada musyawarah cabang

Pasal 25
Kepengurusan
1. Pengurus cabang dipimpin oleh seorang ketua
2. Dalam melaksanakan kewajibannya ketua dibantu oleh sekretaris, bendahara, dan bidang
3. Masa jabatan ketua adalah satu periode dan sesudahnya tidak dapat dipilih kembali
4. Ketua cabang dipilih melalui musyawarah cabang dan kepengurusanya disahkan oleh
pengurus wilayah
Pasal 26
Mekanisme dan Kriteria
1. Mengajukan surat permohonan untuk pembentukan pengurus cabang kepada kepala
sekolah/kepala madrasah/pengurus wilayah dan disetujui kepala sekolah/kepala
madrasah/pengurus wilayah
2. Mengajukan nama-nama pengurus dan meminta untuk dilantik dan disahkan oleh kepala
sekolah/kepala madrasah/pengurus wilayah
3. Anggota cabang minimal 3 orang
4. Ketua cabang minimal sudah 1 tahun aktif di IRMA
5. Pengurus cabang minimal sudah mengikuti pengkaderan

Pasal 27
Susunan Pengurus Cabang
Pengurus cabang sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan bidang

Pasal 28
Tugas dan Wewenang
1. Tugas Pengurus Cabang adalah:
a. Pengurus cabang wajib menjungjung tinggi PD/PRT segala ketetapan musyawarah
cabang serta peraturan yang ada
b. Melaksanakan hasil-hasil musyawarah cabang
c. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban melalui musyawarah cabang
d. Wajib melaporkan hasil kerja dan keuangan setelah setengah masa kepengurusan atau
selesai pelaksanaan acara-acara yang termasuk program kerja secara transparan
e. Berkoordinasi dengan pengurus daerah dalam menjalankan program kerja
f. Membantu program kerja yang dilaksanakan oleh pengurus daerah, wilayah dan
pengurus pusat

2. Wewenang Pengurus Cabang adalah :


a. Pengurus cabang mewakili seluruh angota cabang kedalam maupun keluar
b. Membuat peraturan-peraturan yang dianggap perlu dalam pelaksanaan pengurus cabang

BAB V
PERMUSYAWARATAN
Pasal 29
Musyawarah Nasional
1. Musyawarah Nasional merupakan forum permusyawaratan tertinggi organisasi
di tingkat pusat
2. Musyawarah Nasional diadakan satu periode satu kali oleh pengurus pusat
setelah masa kepengurusan berakhir
3. Musyawarah Nasional dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya
1/2 lebih satu jumlah peserta Musyawarah Nasional
4. Dalam keadaan darurat Musyawarah Nasional dapat diadakan apabila ada hal-
hal yang menyimpang dari ketentuan dalam PD/PRT yang dinamakan Musyawarah Luar Biasa

Pasal 30
Musyawarah Luar Biasa
Musyawarah Luar Biasa dapat dilaksanakan apabila terjadi:
1. Membahas usulan perubahan atau pembubaran IRMA dan
mengesahkan hasil referendum pembubaran IRMA
2. Meminta pertanggung jawaban Ketua Umum dan membebas
tugasnya jika terbukti melanggar PD/PRT
3. Setelah dibebaskannya tanggung jawab Ketua Umum sebagai
mandataris Musyawarah Nasional maka Musyawarah Luar Biasa harus memilih pejabat
sementara (Pjs) yang mekanismenya diatur dalam Musyawarah Luar Biasa
4. Musyawarah Luar Biasa diadakan dan dianggap sah dan diterima
ketetapannya apabila diusulkan ada sekurang kurangnya ½ lebih satu dari anggota aktif

Pasal 31
Tugas dan Wewenang
:Musyawarah Nasional mempunyai tugas wewenang sebagai berikut adalah
1. Mendengar, menilai, mengevaluasi dan menetapkan laporan pertanggungjawaban serta
menetapkan status demisioner pengurus pusat yang telah menyelesaikan masa khidmatnya
selama satu periode
2. Mengamandemen dan atau menetapkan serta mengesahkan PD/PRT
3. Menetapkan mekanisme kerja pengurus pusat
4. Menyusun dan menetapkan pokok-pokok pikiran dan rekomendasi untuk diusulkan dalam
program kerja
5. Memilih dan menetapkan ketua umum dan menetapkan team formatur pengurus pusat untuk
satu periode masa jabatan setelah pengurus lama demisioner dengan terlebih dahulu menyusun
tatib pemilihan
6. Membuat dan menetapkan ketetapan-ketetapan yang dianggap perlu

Pasal 32
Jenis-Jenis Permusyawaratan
1. Musyawarah Nasional terdiri atas:
a. Sidang pleno, yaitu sidang yang menghasilkan keputusan dan
ketetapan Musyawarah Nasional
b. Sidang komisi, yaitu sidang yang menghasilkan rancangan keputusan dan ketetapan
Musyawarah Nasional
c. Sidang khusus, yaitu sidang yang dilakukan diluar sidang tersebut diatas
2. Musyawarah Nasional dianggap sah apabila dihadiri oleh ½ lebih satu peserta Musyawarah
Nasional

Pasal 33
Peserta
Peserta Musyawarah Nasional terdiri dari :
1. Peserta wilayah dan daerah yaitu anggota aktif yang merupakan delegasi dari tiap-
tiap wilayah dan daerah dengan sistem quota 1 orang/mewakili 5 orang melalui surat
rekomendasi dari tiap-tiap pengurus wilayah dan daerah
2. Peserta peninjau, yaitu :
a.Penanggung jawab, penasehat, dan pembina
b.Alumni
c.Tamu undangan
3. Daftar nama-nama peserta Musyawarah Nasional diserahkan oleh para pengurus
wilayah dan daerah dengan surat rekomendasi

Pasal 34
Pimpinan
1. Sidang dipimpin oleh tiga orang presidium sidang
2. Pimpinan sidang dipilih dari dan oleh peserta sidang melalui mekanisme yang dibuat dalam
Musyawarah Nasional

Pasal 35
Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat dan bila hal ini tidak
tercapai, dapat diambil berdasarkan suara terbanyak (voting)
2. Keputusan mengenai pemilihan dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia dan jujur
dan adil (luber dan jurdil)
Pasal 36
Musyawarah Wilayah
1. Musyawarah Wilayah merupakan forum permusyawaratan tertinggi organisasi di tingkat
wilayah
2. Musyawarah Wilayah diadakan satu periode satu kali oleh pengurus wilayah
3. Musyawarah Wilayah dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 1/2 lebih satu
jumlah anggota aktif
4. Dalam keadaan darurat diperlukan Musyawarah Wilayah dapat diadakan apabila ada hal-hal
yang menyimpang dari ketentuan dalam AD/PRT yang dinamakan Musyawarah Luar Biasa
wilayah
Pasal 37
Tugas dan Wewenang
1. Mendengar, menilai, mengevaluasi dan menetapkan laporan pertanggungjawaban serta
menetapkan status demisioner pengurus wilayah yang telah menyelesaikan masa khidmatnya
selama satu periode
2. Membahas dan menetapkan mekanisme kerja pengurus wilayah dan rekomendasi program kerja
3. Memilih dan menetapkan ketua dan menetapkan team formatur pengurus wilayah untuk satu
tahun masa jabatan setelah pengurus lama demisioner dengan terlebih dahulu menyusun tatib
pemilihan

Pasal 38
Peserta
Peserta Musyawarah Wilayah terdiri dari :
1. Peserta Wilayah yaitu anggota aktif yang merupakan delegasi dari tiap-tiap daerah dengan
sistem quota 1 orang/mewakili 3 orang melalui surat rekomendasi dari tiap-tiap pengurus daerah
2. Peserta peninjau yaitu pengurus pusat, penanggung jawab, penasehat, pembina, alumni, dan
tamu undangan
Pasal 39
Pimpinan
1. Sidang dipimpin oleh tiga orang presidium sidang
2. Pimpinan sidang dipilih dari dan oleh peserta sidang

Pasal 40
Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat dan bila hal ini tidak
tercapai, dapat diambil berdasarkan suara terbanyak (voting)
2. Keputusan mengenai pemilihan dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia dan jujur
dan adil (luber dan jurdil)

Pasal 41
Musyawarah Daerah
1. Musyawarah Daerah merupakan forum permusyawaratan tertinggi organisasi di tingkat daerah
2. Musyawarah Daerah diadakan satu periode satu kali oleh pengurus daerah
3. Musyawarah daerah dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 1/2 lebih satu
jumlah anggota aktif
4. Dalam keadaan darurat diperlukan Musyawarah Daerah dapat diadakan apabila ada hal-hal yang
menyimpang dari ketentuan dalam PD/PRT yang dinamakan Musyawarah Luar Biasa Daerah

Pasal 42
Tugas dan Wewenang
1. Mendengar, menilai, mengevaluasi dan menetapkan laporan pertanggungjawaban serta
menetapkan status demisioner pengurus daerah yang telah menyelesaikan masa khidmatnya
selama satu periode
2. Membahas dan menetapkan mekanisme kerja pengurus daerah dan rekomendasi program kerja
3. Memilih dan menetapkan ketua formatur dan menetapkan team formatur pengurus daerah untuk
satu tahun masa jabatan setelah pengurus lama demisioner dengan terlebih dahulu menyusun
tatib pemilihan
Pasal 43
Peserta
Peserta Musyawarah Daerah terdiri dari :
1. Peserta Daerah yaitu anggota aktif yang merupakan delegasi dari tiap-tiap cabang dengan sistem
quota 1 orang/mewakili 3 orang melalui surat rekomendasi dari tiap-tiap pengurus cabang
2. Peserta peninjau yaitu pengurus pusat, wilayah, penanggung jawab, penasehat, pembina, alumni,
dan tamu undangan
Pasal 44
Pimpinan
1. Sidang dipimpin oleh tiga orang presidium sidang
2. Pimpinan sidang dipilih dari dan oleh peserta sidang

Pasal 45
Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat dan bila hal ini tidak tercapai,
dapat diambil berdasarkan suara terbanyak (voting)
2. Keputusan mengenai pemilihan dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia dan jujur dan
adil (luber dan jurdil)

Pasal 46
Musyawarah Cabang
1. Musyawarah Cabang merupakan forum permusyawaratan tertinggi organisasi di tingkat cabang
2. Musyawarah Cabang diadakan satu periode satu kali oleh pengurus cabang
3. Musyawarah Cabang dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 1/2 lebih satu
jumlah anggota aktif
4. Dalam keadaan darurat diperlukan Musyawarah Cabang dapat diadakan apabila ada hal-hal yang
menyimpang dari ketentuan dalam PD/PRT yang dinamakan Musyawarah Luar Biasa Cabang

Pasal 47
Tugas dan Wewenang
1. Mendengar, menilai, mengevaluasi dan menetapkan laporan pertanggungjawaban serta
menetapkan status demisioner pengurus cabang yang telah menyelesaikan masa khidmatnya
selama satu periode
2. Membahas dan menetapkan mekanisme kerja pengurus cabang dan rekomendasi program kerja
3. Memilih dan menetapkan ketua formatur dan menetapkan team formatur pengurus cabang untuk
satu periode masa jabatan setelah pengurus lama demisioner dengan terlebih dahulu menyusun
tatib pemilihan
Pasal 48
Peserta
Peserta Musyawarah Cabang terdiri dari:
1. Anggota cabang
2. Peninjau, yaitu penasehat, pembina, alumni, dan tamu undangan

Pasal 49
Pimpinan
1. Sidang dipimpin oleh tiga orang presidium sidang
2. Pimpinan sidang dipilih dari dan oleh peserta sidang

Pasal 50
Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat dan bila hal ini tidak tercapai,
dapat diambil berdasarkan suara terbanyak (voting)
2. Keputusan mengenai pemilihan dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia dan jujur dan
adil (luber dan jurdil)

BAB VI
RAPAT PENGURUS
Pasal 51
Rapat pengurus terdiri dari :
1. Rapat kerja adalah rapat yang diselenggarakan dan dihadiri oleh seluruh pengurus untuk
menyusun program kerja
2. Rapat pimpinan adalah rapat yang dihadiri oleh ketua umum, sekretaris umum, bendahara
umum, bidang, ketua wilayah, ketua daerah dan ketua cabang yang dilaksanakan sekurang-
kurangnya enam bulan satu kali
3. Rapat pleno adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh pengurus minimal satu kali dalam satu
masa khidmat untuk mengevaluasi program kerja
4. Rapat bidang adalah rapat yang dilaksanakan minimal tiga bulan satu kali
5. Rapat kepanitiaan adalah rapat yang dihadiri oleh panitia suatu program kerja

BAB VII
KELENGKAPAN ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 52
IRMA mempunyai kelengkapan organisasi berupa bendera, lambang, hymne dan mars, pakaian
resmi, stempel dan lain-lain yang diatur dalam ketetapan tersendiri

BAB VIII
PENUTUP
Pasal 53
Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Rumah Tangga akan diatur dalam peraturan lainnya

Anda mungkin juga menyukai