Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH PELATIHAN RESUSITASI JANTUNG PARU TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN PADA PETANI DIKELURAHAN AIRBANG

PROPOSAL PENELITIAN

DIAJUKAN OLEH :

FIORENT TOSY GRACIANO


NPM : 1780200050

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
T.A 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahamat dan hidayah-
Nya yang senantiasa dilimpahakan kepada peneliti, sehingga bisa menyelasaikan
proposal dengan judul “PENGARUH PELATIHAN RESUSITASI JANTUNG
PARU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PADA PETANI
DIKELURAHAN AIRBANG” sebagai syarat untuk pembuatan proposal pada
Program Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Bengkulu.

Dalam penyusunan proposal ini banyak hambatan serta rintangan yang peneliti
hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat adanya bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak baik secara moral maupu spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini
peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Sakroni M.Pd Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Bengkulu


2. Ibu Dr. Eva Oktavidiati,M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Bengkulu.
3. Ibu Ns. Lussyefrida Yanti, S.Kep,M.Kep. Selaku Kepala Prodi Ilmu Keperawatan
yang telah memberikan dukungan pengarahan selama masa penyusunan proposal
ini.
4. Bapak Ns.Andri Sartika, S.Kep,M.Kep. Selaku Dosen Pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan selama penyusunan
Proposal ini.
5. Seluruh jajaran Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Bengkulu
6. Kedua Orang tua beserta adik-adik yang telah memberikan doa dan dukungan
selama proses pembuatan Proposal.
7. Teman-teman semua angkatan 2017 dari Prodi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Bengkulu.Peneliti mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah
dilakukan. Semoga proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk
mendorong penelitian-penelitian selanjutnya.

Bengkulu, Juli 2020

Fiorent Tosy Graciano


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada tahun 2010, remaja yang juga merupakan salah satu bagian dari
masyarakat awam berjumlah sekitar 1,1 miliar penduduk dunia (WHO, 2010). Jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah 237,6 juta jiwa dan 26,67% atau 63,4 juta
jiwa diantaranya adalah remaja (BKKBN dalam Thoyyibah, 2014). Seharusnya para
remaja yang tergolong siswa setingkat sekolah menengah atas (SMA) sudah dapat
melakukan tindakan RJP dengan baik dan benar. Pemberian simulasi tindakan
Resusitasi Jantung Paru pada para siswa SMA merupakan hal yang sangat penting dan
bermanfaat bagi peningkatan jumlah orang yang terlatih dalam BHD sehingga dapat
menjadi bystander di lingkungannya masing- masing. Pemberian simulasi ini juga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan para siswa sehingga dapat memotivasi
mereka untuk melakukan tindakan RJP dalam kondisi kegawatdaruratan tak terduga
yang membutuhkan pertolongan sesegera mungkin (AHA, 2011). Dalam Meissner
(2012) dikutip dari Dewi (2015) menyebutkan bahwa anak berusia 13 sampai 14 tahun
di Jerman telah mampu melakukan tindakan RJP dengan baik, sama baiknya dengan
yang dilakukan orang dewasa.(WHO dalam Nyirarung,dkk 2017)

World Health Organization (WHO) pada tahun 2004 melakukan survey yang
menyimpulkan bahwa, diperkirakan 17,1 juta orang meninggal (29% dari jumlah
kematian total) karena penyakit jantung dan pembuluh darah. Dari kematian 17,1
jutaorang tersebut, diperkirakan 7,2 juta kematian disebabkan oleh penyakit jantung
koroner. Kasus penyakit jantung koroner meningkat pada negara maju dan Negara
berkembang dan diperkirakan pada tahun 2020 kasus penyakit jantung koroner sudah
mencapai 82 juta kasus. Lebih dari 60% beban kasus penyakit jantung koroner secara
global terjadi di negara berkembang (Yuliano,dkk 2017).

istilah resusitasi jantung paru (RJP). Resusitasi jantung paru dapat membantu
menjaga oksigenasi miokard dan serebral sampai tenaga dan peralatan bantuan datang,
sehingga memcegah kerusakan otak ireversibel akibat kekurangan oksigen. Kerusakan
otak ireversibel dapat disebabkan oleh aliran darah yang terhenti (henti jantung),
trauma dengan hipoksemia berat, atau kehilangan banyak darah yang tidak dikoreksi.
Resusitasi dapat dilakukan oleh siapa saja mulai dari orang awam sampai dokter,
dimana saja, kapan saja dan tanpa mempergunakan alat dapat diterapkan pada keadaan
darurat. Waktu untuk memulai resusitasi sangat penting untuk memperbaiki
kemungkinan pemulihan secara ideal. Resusitasi harus dimulai dalam waktu 4 menit
setelah serangan dan bantuan hidup lanjut pada jantung harus dimulai dalam waktu 8
menit setelah serangan. Pada beberapa kasus, intervensi lanjutan seperti pemberian
kejut jantung untuk defibrilasi dan penambahan berbagai terapi farmakologis (RJP)
dapat meningkatkan kelangsungan hidup di rumah sakit.Resusitasi merupakan usaha
untuk mengembalikan fungsi sistem pernapasan,diperlukan untuk memaksimalkan
kemungkinan pemulihan korban. Tanpa intervensi spesifik ritme, pulih dari serangan
jantung tidak mungkin terjadi. (Putri, 2017)

Pengertian petani dapat di definisikana sebagai pekerjan pemanfaatan


sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan,
bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya
guna memenuhi kebutuhan hidup dengan mengunakan peralatan yang bersifat
tradisional dan modern. Secara umum pengertian dari pertanian adalah suatu
kegiatan manusia yang termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan,
perikanan dan juga kehutanan.Petani dalam pengertian yang luas mencakup semua
usaha kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman,
hewan, dan mikroba) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, petani juga
diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis
tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas,
maka permasalahan penelitan ini dapat di rumuskan sebagai berikut : Apakah ada
“PENGARUH PELATIHAN RESUSITASI JANTUNG PARU TERHADAP
TINGKAT PENGETAHUAN PADA PETANI DIKELURAHAN AIRBANG?”

C. Tujuan penelitian
 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pelatihan
Resusitasi Jantung Paru Terhadap Tingkat Pengetahuan Pada Petani
Dikelurahan Airbang
.
D. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan sebelum diberikan pelatihan
resusitasi jantung paru terhadap tingkat pengetahuan pada petani dikelurahan
airbang.
2. Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan sesudah diberikan pelatihan
resusitasi jantung paru terhadap tingkat pengetahuan pada petani dikelurahan
airbang.
3. Menganalisa pengaruh pemberian resusitasi jantung paru terhadap tingkat
pengetahuan pada petani dikelurahan airbang
E. Manfaat Penelitian
 Manfaat ilmiah
 Penelitian ini di harapkan dapat di jadikan sebagai acuan ilmiah bagi
mahasiswa/i ilmu keperawatan atau peneliti selanjutnya terkait
pengaruh pelatihan resusitasi jantung paru terhadap tingkat pengetahuan
pada petani dikelurahan airbang.

 Manfaat Praktis
 Penelitian ini di harapkan dapat menjadi salah satu rekomendasi bagi
perawat dan masyarakat tentang pengaruh pelatihan resusitasi jantung
paru terhadap tingkat pengetahuan pada petani dikelurahan airbang.

F. Batasan Penelitian
Peneliti ini hanya berfokus pada pada petani yang belum memiliki tingkat pengetahuan
tentang resusitasi jantung paru.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Resusitasi Jantung Paru

Resusitasi jantung paru merupakan penentu penting dalam kelangsungan hidup


korban henti jantung. Hal tersebut menuntut untuk peningkatan jumlah bystander RJP di
masyarakat. (Frame, 2010), mengatakan bahwa keterampilan RJP dapat diajarkan kepada
siapa saja. Semua lapisan masyarakat seharusnya diajarkan tentang resusitasi jantung paru
terlebih bagi para pekerja yang berkaitan dengan pemberian pertolongan keselamatan.
Kenyataan yang ada di lapangan adalah pelaksanaan RJP tidak mudah dilakukan terutama
untuk masyarakat awam. Komponen penting dalam melakukan RJP yaitu kedalaman
kompresi, kecepatan kompresi, ventilasi, return of spontaneus circulation (ROSC) dan
meminimalisasi interupsi (7). Masyarakat kadang-kadang mengambil keputusan yang salah
tentang tindakan pertolongan pertama pada kasus henti jantung. Mereka mungkin terlambat
menelepon 119 atau bahkan mengabaikan layanan medis darurat dan membawa korban
cedera atau sakit ke tempat pelayanan kesehatan dengan kendaraan pribadi, padahal
ambulan lebih baik untuk korban. Ketika memberikan pertolongan pertama pada korban
kasus henti jantung penolong harus memberikan penanganan atau tindakan dengan tepat
untuk menghilangkan ancaman nyawa korban. Setiap orang harus mampu melakukan
pertolongan pertama, karena sebagian besar orang pada akhirnya akan berada dalam situasi
yang memerlukan pertolongan pertama untuk orang lain atau diri mereka sendiri(8).
Menurut Slameto (2010) kesiapan merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang
membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban dalam cara tertentu terhadap
suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan
untuk memberi respon. Hasil penelitian yang dilakukan Meissner, Kloppe, dkk (2012) adalah
pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan, percaya diri dan jumlah siswa yang terlatih
dalam memberikan BHD dengan prosentase 99,2%. Namun, penelitian yang dilakukan
Nugroho (2009) berdasarkan uji korelasi yang dilakukan diperoleh hasil bahwa terdapat
hubungan yang lemah antara pengetahuan polisi dengan motivasi polisi dalam memerikan
pertolongan pertama gawat darurat kecelakaan lalu lintas.
B. Pengertian Petani
Pengertian petani dapat di definisikana sebagai pekerjan pemanfaatan sumber daya
hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau
sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya guna memenuhi kebutuhan
hidup dengan mengunakan peralatan yang bersifat tradisional dan modern. Secara umum
pengertian dari pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang termasuk di dalamnya yaitu
bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga kehutanan.Petani dalam pengertian yang
luas mencakup semua usaha kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup
(termasuk tanaman, hewan, dan mikroba) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit,
petani juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan
jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim.

C. Tahap-tahap Resusitasi Jantung Paru

Teknik pemberian CPR pada umumnya terdiri dari tiga langkah, yaitu:

1.Langkah pertama: Tekan atau kompresi dada

 Cara melakukannya, yakni dengan membaringkan tubuh orang yang akan ditolong di
atas permukaan yang keras. Lalu Anda bisa berlutut di samping leher dan bahu orang
itu. Letakkan satu telapak tangan Anda di atas dada bagian tengahnya, tepatnya di
antara puting, dan letakkan telapak tangan kedua Anda di atas tangan pertama.
Pastikan posisi siku Anda lurus dan bahu berada tepat di atas tangan Anda.
 Setelah itu, Anda bisa mulai menekan dada sedalam kira-kira 5 cm sebanyak 30 kali
atau sekitar 100 hingga 120 kali per menit, dengan kecepatan satu hingga dua
tekanan per detik. Saat menekan, gunakan kekuatan tubuh bagian atas Anda, jangan
hanya mengandalkan kekuatan lengan, agar tekanan yang dihasilkan lebih kuat.
 Kemudian cek apakah sudah terlihat tanda-tanda dia bernapas atau menunjukkan
respon. Jika belum, Anda bisa memberikan napas buatan jika merasa kompeten atau
Anda bisa lanjutkan proses kompresi dada saja hingga tenaga medis datang.
 Sebagai orang awam, Anda bisa memberikan CPR dengan cara ini saja. Namun jika
Anda sudah terlatih atau pernah mengikuti pelatihan CPR, Anda bisa melanjutkan
langkah berikutnya.

2.Langkah kedua: Buka saluran pernapasan

Setelah menekan dada telah dilakukan, langkah selanjutnya adalah membuka


saluran napas dengan cara mendongakkan kepalanya, lalu letakkan telapak tangan
Anda di dahinya. Lalu angkat dagunya secara lembut untuk membuka saluran napas.
3.Langkah ketiga: Beri napas buatan dari mulut ke mulut

 Pemberian napas buatan bisa dilakukan dari mulut ke mulut, atau dari mulut ke
hidung, terutama jika mulut terluka parah atau tidak bisa dibuka.
 Setelah mengamankan saluran pernapasan orang yang hendak ditolong, Anda bisa
memberikan pernapasan buatan, dengan catatan Anda sudah terlatih. Cara
memberikannya adalah dengan menjepit hidungnya, lalu tempatkan mulut Anda ke
mulutnya. Berikan dia napas atau udara dari mulut Anda sebanyak dua kali, sambil
melihat apakah bagian dadanya terangkat seperti orang bernapas atau belum. Jika
belum, coba perbaiki posisi lehernya, atau periksa kembali apakah terdapat
sumbatan pada jalan napasnya.
 Setelah itu, ulangi proses kompresi dada sebanyak 30 kali yang diikuti oleh dua kali
memberikan napas buatan. Proses ini dihitung sebagai satu siklus.
 Anda bisa melanjutkan CPR hingga ada gerakan tubuh atau hingga tenaga medis
datang.
 Teknik ini bisa diterapkan pada orang dewasa dan remaja yang tidak sadarkan diri.
Pemberian CPR untuk bayi dan anak-anak berbeda dengan yang telah dijelaskan di
atas.

D. Indikasi Dilakukannya Resusitasi Jantung Paru

a.Henti Nafas

Henti nafas primer (respiratory arrest) dapat disebabkan oleh banyak hal, misalnya
serangan stroke, keracunan obat, tenggelam,inhalasi asp/uap/gas, obstruksi jalan nafas oleh
benda asing, tesengat listrik, tersambar petir, serangan infrak jantung, radang epiglottis,
tercekik (suffocation), trauma dan lain-lainnya.1 Henti nafas ditandai dengan tidak adanya
gerakan dada dan aliran udara pernafasan dari korban dan ini merupakan kasus yang harus
dilakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Pada awal henti nafas, jantung masih
berdenyut dan nadinya masih teraba, dimana oksigen masih dapat masuk ke dalam darah
untuk beberapa menit dan jantung masih dapat mensirkulasikan darah ke otak dan organ-
organ vital yang lainnya. Dengan memberikan bantuan resusitasi, ia dapat membantu
menjalankan sirkulasi lebih baik dan mencegah kegagalan perfusi organ.
b.Henti Jantung

Henti jantung primer (cardiac arrest) adalah ketidaksanggupan curah jantung untuk
memenuhi kebutuhan oksigen keotak dan organ vital lainnya secara mendadak dan dapat
balik normal, jika dilakukan tindakan yang tepat atau akan menyebabkan kematian atau
kerusakan otak menetap kalau tindakan tidak adekuat. Henti jantung yang terminal akibat
usia lanjut atau penyakit kronis tertentu tidak termasuk henti jantung atau cardiac arrest.2
Sebagian besar henti jantung disebabkan oleh fibrilasi ventrikel atau takikardi tanpa denyut,
kemudian disusun oleh ventrikel asistol dan terakhirnya oleh disosiasi elektro-mekanik. Dua
jenis henti jantung yang berakhir lebihsulit ditanggulangi kerana akibat gangguan pacemaker
jantung. Fibirilasi ventrikel terjadi karena koordinasi aktivitas jantung menghilang.34 Henti
jantung ditandai oleh denyut nadi besar yang tidak teraba (karotis, femoralis, radialis) disertai
kebiruan (sianosis), pernafasan berhenti atau gasping, tidak terdapat dilatasi pupil karena
bereaksi terhadap rangsang cahaya dan pasien tidak sadar. Pengiriman oxygen ke otak
tergantung pada curah jantung, kadar hemoglobin (Hb), saturasi Hb terhadap oxygen dan
fungsi pernapasan. Iskemia melebihi 3-4 menit pada suhu normal akan menyebabkan kortek
serebri rusak menetap, walaupun setelah itu dapat membuat jantung berdenyut kembali.
(Shinta,2018)

E. Faktor-faktor penyebab resusitasi jantung paru

Dikarenakan oleh :
1.Sumbatan jalan nafas oleh karena adanya benda asing, aspirasi, lidah yang jatuh ke
belakang,pipa trakhea terlipat, kanula trakhea tersumbat, kelainan akut glotis dan sekitarnya
(sembab glotis, perdarahan).

2.Depresi pernafasan Sentral akibat dari obat, intoksikasi, Pa O2 rendah, Pa CO2 tinggi,
setelah henti jantung, tumor otak dan tenggelam.Perifer : obat pelumpuh otot, penyakit
miastenia gravis, poliomyelitis.Dikitip
F. Dampak setelah dilakukannya resusitasi jantung paru

1.Komplikasi akibat Kompresi Dada

Komplikasi yang dapat terjadi akibat kompresi dada adalah fraktur iga atau
sternum. Studi post mortem yang dilakukan oleh Kaldrum, et al. menunjukkan banyak
komplikasi lain pada region toraks yang dapat disebabkan oleh resusitasi jantung paru,
yaitu pneumotoraks, hemotoraks, kontusio paru, dan bahkan ruptur ventrikel kiri.
Durasi resusitasi jantung paru lebih dari 30 menit menjadi faktor risiko terjadinya
komplikasi tersebut. Selain komplikasi pada regio toraks, beberapa kasus
menunjukkan bahwa resusitasi jantung paru dapat menyebabkan komplikasi berupa
cedera hati dan limpa.

2.Komplikasi akibat Ventilasi

Pemberian ventilasi dengan intubasi menyebabkan pneumonia pada beberap


kasus. Sementara itu, ventilasi bantuan dengan metode noninvasif dapat menyebabkan
masuknya udara ke dalam lambung. Hal ini dapat menyebabkan pasien muntah yang
meningkatkan risiko terjadinya aspirasi. Solusinya adalah dengan menggunakan alat
bantu nafas yang invasif sehingga udara tidak masuk ke esofagus.

G. Jenis-Jenis Petani

Ada beberapa jenis petani yang ada di Indonesia:

1. Petani Gurem Adalah petani kecil yang memiliki luas lahan 0,25 ha.Petani
inimerupakan kelompok petani miskin yang memiliki sumber daya terbatas.

2. Petani Modern Merupakan kelompok petani yang menggunakan teknologi dan


memiliki orientasi keuntungan melalui pemanfaatan teknologi tersebut. Apabila petani
memiliki lahan 0,25 ha tapi pemanfaatan teknologinya baik dapat juga dikatakan petani
modern.

3. Petani Primitif Adalah petani-petani dahulu yang bergantung pada sumber daya dan
kehidupan mereka berpindah-pindah.
2.1.Kerangka Teori

Petani yang tidak


mengetahui tentang
resusitasi jantung paru

Pelatihan Resusitasi
jantung paru terhadap
Dampak dilakukanya pengetahuan pada petani
resusitasi jantung paru

1. Komplikasi akibat
Kompresi Dada
2. Komplikasi akibat Meningkatkan
Ventilasi pengetahuan pada
petani

2.2.Kerangka Konsep Penelitian

Independen Dependen

Pengaruh
Tingkat
Pelatihan
Pengetahuan Pada
Resusitasi Jantung
Petani
Paru

2.3.Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak Ada perbedaan Pengaruh Pelatihan Resusitasi Jantung Paru Terhadap
TingkatPengetahuan Pada Petani Dikelurahan Airbang

Ha : Ada perbedaan Pengaruh Pelatihan Resusitasi Jantung Paru Terhadap


TingkatPengetahuan Pada Petani Dikelurahan Airbang
2.4.Variable Penelitian
Judul : Pengaruh Pelatihan Resusitasi Jantung Paru Terhadap
TingkatPengetahuan Pada Petani Dikelurahan Airbang

Variable independen : Pengaruh Pelatihan Resusitasi Jantung Paru


Variable dependen : TingkatPengetahuan Pada Petani Dikelurahan Airbang
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengguankan desain
penelitian Quasi Experimental Design dengan rancangan peneltian randomized controlled trial
yaitu uji acak terkendali dan hanya di pilih beberapa petani yang ada di Desa Airbang
Kec.curup tengah Kab rejang lebong.
3.2. populasi dan sampel
1. Populasi
penelitian ini adalah beberapa bapak- bapak dan ibu-ibu petani di Desa
Airbang Kec curup tengah Keb rejang lebong

2. Sempel penelitian
Ini adalah 15 orang responden petani yang menggunakan teknik total sampling
di Desa Airbang Kec curup tengah Keb rejang lebong

3. Teknik sampling
Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dari beberapa bapak-
bapak dan ibu-ibu petani di Desa Airbang Kec curup tengah Keb rejang lebong

3.3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan jenis instrument kuisioner dan wawancara


yaitu akan dengan membagikan kuisioner serta mewawancarai petani di desa Desa Airbang
Kec curup tengah Kab rejang lebong.

3.4. Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data
(Purposif sampling) yaitu metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh penelitian
dalam memilih sample penelitian yaitu petani di desa Desa Airbang Kec curup tengah Kab
rejang lebong.

3.5. Analisa Data

a. Analisa Univariat

1. Distribusi frekuensi dalam penelitian ini untuk data kategorik sebagai


berikut: usia, jenis kelamin, dan sumber informasi bantuan hidup dasar
2. Uji Kenormalan Data
Untuk mengetahui normalitas data perlu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan
nilai Kolmogorov-smirnovdan standar erornya, bila nilai Kolmogorov-smirnov dibagi
standar erornya menghasilkan angka ≤ 2,maka distribusinya normal.

b. Analisa Bivariat (Uji Hipotesis)

Analisa bivariat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dua variabel
yang meliputi variabel bebas dan varabel terikat.Dalam penelitian ini, analisa bivariat
digunakan untuk mengetahui pengaruh pemberian resusitasi jantung paru terhadap
peningkatan pengetahuan pada petani (pretest dan posttest) dan data skala ordinal
dengan menggunakan uji wilcoxon test.Penelitian ini menggunakan teknik analisa data
Uji wilcoxon test.Penggunaan wilcoxon test adalah untuk menguji pengaruh suatu
perlakuan terhadap suatu besaran variabel yang ingin diteliti. Rancangan ini paling
umum di kenal dengan rancangan rata-rata nilai post test dari suatu sampel. Syarat
menggunakan uji wilcoxon test yaitu data berpasangan,skala ordinal interval, ratio dan
sampel berpasangan. Level yang sering digunakan untuk standar eror adalah 0,05 Uji
wilcoxon test dapat dilakukan dengan program spss 2016 yaitu nilai a= 0,05. Dengan
kesimpulan :
1. Apabila sig > 0,05 H1 diterima jika pelatihan resusitasi jantung paru berpengaruh
terhadap peningkatan pengetahuan.
2. Apabila sig < 0,05 H1 ditolak jika resusitasi jantung paru tidak berpengaruh terhadap
peningkatan pengetahuan.Apabila menggunakan teknik analisa data Uji wilcoxon test
tidak valid untuk digunakan, sehingga di sarankan untuk menggunakan uji paired t test.
Digunakan uji paired t test apabila sampel yang digunakan saling berhubungan, artinya
satu sampel akan mengahsilkan dua data.Rancangan ini paling umum dikenal dengan
rancangan pre-post, artinya membandingkan rata-rata nilai pre test dan post testdari
satu sampel.
3.6. Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Skala Ukur Skor

Variabel Tindakan Petani Kuisioner


Independent Dalam Serta
: mempraktekka Wawancara
Pengaruh n tentang
Pelatihan Resusitasi
Resusitasi Jantung Paru
Jantung Paru
Variabel 1.Pengertian Kuisioner Ordinal 1.20-39 dikategorikan
Dependent : Petani Serta rendah
Tingkat 2.Jenis-Jenis Wawancara 2.40-59 dikategorikan
Pengetahuan Petani sedang
Pada Petani 3.60-79 dikategorikan
tinggi
4.80-100 dikategorikan
sangat tinggi

Anda mungkin juga menyukai