Anda di halaman 1dari 8

Rangkuman

Tegangan pada poros

Nama : Muhammad Rizky


Tegangan
Salah satu masalah fundamental dalam mechanical engineering adalah menentukan pengaruh
beban pada komponen mesin atau peralatan. Hal ini sangat essensial dalam perancangan mesin
karena tanpa diketahuinya intensitas gaya di dalam elemen mesin, maka pemilihan dimensi, material,
dan parameter lainnya tidak dapat dilakukan. Intensitas gaya dalam pada suatu benda didefinisikan
sebagai tegangan (stress). Gambar 4.1 menunjukkan sebuah benda yang mendapat beban dalam
bentuk gaya-gaya. Untuk mengetahui intensitas gaya di dalam benda maka dapat dilakukan dengan
membuat potongan imaginer melalui titik O. Untuk menjaga prinsip kesetimbangan, tentu pada
penampang potongan imajiner tesebut terdapat gaya-gaya dalam yang bekerja. Kalau penampang
imaginer tersebut dibagi menjadi elemen-elemen yang sangat kecil ∆A, maka pada masing masing ∆A
tersebut akan bekerja gaya dalam sebesar ∆F

Definisikan vektor tegangan (Stress vector)

dA dF A P A 0 ≈ Δ Δ = Δ → T lim

Vektor tegangan ini adalah intensitas gaya pada seluruh penampang dan arahnya tidak harus sama
antara satu dengan yang lain. Dari definisi ini jelas bahwa tegangan pada suatu elemen mesin terjadi
karena adanya beban yang bekerja pada elemen tersebut.

Pengaruh Beban Terhadap Kondisi Tegangan

Dalam analisis elemen mesin masing-masing jenis beban perlu dipelajari pengaruhnya terhadap
tegangan, regangan, maupun deformasi yang ditimbulkan. Berdasarkan lokasi dan metoda aplikasi
beban serta arah pembebanan, beban dapat diklasifikasikan menjadi : beban normal, beban geser,
beban lentur, beban torsi, dan beban kombinasi. Pengaruh jenis-jenis pembebanan tersebut terhadap
tegangan, regangan maupun defleksi elemen mesin dapat ditentukan secara analitik untuk komponen
yang sederhana. Sedangkan untuk komponen yang kompleks, dapat digunakan metoda numerik
maupun metoda eksperimental.
Beban torsi Beban torsi akan menimbulkan efek “puntiran” atau deformasi sudut (angular
deformation) seperti ditunjukkan pada gambar 4.5. Poros adalah salah satu contoh elemen mesin
yang mengalami beban puntir. Tegangan yang terjadi akibat beban torsi adalah tegangan geser
dengan distribusi yang bervariasi linear dari titik tengah penampang ke permukaan. Tegangan geser
yang terjadi pada suatu elemen poros pada jarak r dari sumbu dan diakibatkan adanya torsi T,
diformulasikan sebagai berikut : J Tr τ = (4.5) J adalah momen inersia polar, besarnya tergantung
pada dimensi dan bentuk penampang. Nilai J untuk berbagai macam penampang bisa dilihat pada
tabel

Elemen yang diberi beban torsi akan mengalami tegangan geser sebesar τ yang akan mengakibatkan
terjadinya regangan geser sebesar γ, hubungannya seperti pada formulasi Hukum Hooke untuk
tegangan geser

Beban bending

Contoh sederhana pembebanan bending pada beam ditunjukkan pada gambar 4.7. Tegangan yang
terjadi pada pembebanan momen bending M yang diakibatkan oleh beban P adalah tegangan
normal dan tegangan geser. Besarnya tegangan normal yang terjadi bervariasi semakin membesar
menjauhi sumbu netral dan besarnya adalah: z x I My σ = (4.8) y adalah jarak titik yang ditinjau dari
sumbu netral, I adalah momen inersia, sedangkan A adalah luas penampang melintang beam. Nilai I
untuk berbagai macam penampang

Beban geser

Beban geser akan menimbulkan tegangan geser pada bidang yang sejajar dengan arah bekerjanya
beban. Beban geser bisa ditemui pada elemen mesin paku keling seperti pada gambar 4.10.
Diasumsikan beban geser terdistribusi merata pada bidang kerja, sehingga tegangan yang terjadi
pada bidang itu nilainya seragam
Tegangan Bidang (Plane Stress)

Umumnya elemen mesin mengalami kondisi tegangan tiga dimensi, tetapi untuk beberapa kasus
terdapat elemen yang bisa diidealisasikan dengan kondisi tegangan dalam bidang dua dimensi.
Untuk kondisi plane stress ini, semua tegangan tegak lurus bidang berharga nol (σz = τxz = τyz = 0).
Contohnya adalah elemen pelat yang mendapat beban pada bidang pelat sendiri, tegangan pada
elemen tipis seperti straingage, dll. Untuk tegangan bidang x-y, tensor tegangan dapat
disederhanakan

Tegangan Utama

Untuk menentukan kekuatan suatu elemen mesin maka diketahui tegangan maksimum yang terjadi
pada elemen tersebut. Nilai atau besar suatu tegangan pada elemen tegangan sangat tergantung
pada orientasi dari sistem koordinat. Pada suatu orientasi tertentu terdapat kondisi dimana
tegangan normal berharga maksimum dan semua tegangan geser berharga nol. Kondisi ini disebut
dengan Principal stress atau tegangan utama. Nilai tegangan utama dan orientasinya dapat
ditentukan dari persamaan karakteristik dimana nx, ny, nz adalah arah cosinus vektor n (normal
terhadap principal plane). Supaya persamaan (4.20) memiliki solusi maka determinant matrik
koefisien haruslah bernilai nol. Dengan demikian maka nilai tegangan utama dapat dihitung dari akar
persamaan pangkat tiga Untuk memberikan gambaran kondisi tegangan pada berbagai arah dalam
bentuk grafis, Otto Mohr (1914) memperkenalkan Mohr’s Circle. Lingkaran Mohr ini sangat
reperestatif untuk kondisi tegangan dua dimensi. Sedangkan untuk kasus tiga dimensi, lingkaran
Mohr cukup kompleks kecuali untuk kasus-kasus tertentu seperti misalnya saat salah satu tegangan
utama berhimpit dengan salah satu sumbu koordinat

Konsentrasi Tegangan

Adanya diskontinuitas geometri pada elemen mesin seperti lubang, fillet, notch, inclusi dan lain-lain
akan menaikkan nilai tegangan yang terjadi disekitar diskontinuitas tersebut. Gambar 4.20
menunjukkan distribusi tegangan disekitar pelat yang berlubang dan diberi beban tarik.
Diskontinuitas ini sering disebut stress raiser dan kenaikan nilai tegangan ini diberi istilah stress
concentration (konsentrasi tegangan). Parameter yang digunakan untuk merepresentasikan
konsentrasi tegangan adalah Faktor Konsentrasi Tegangan (Kc) dengan definisi : Tegangan nominal
Tegangan maksimum yang terjadi Kc = (4.27) Nilai tegangan maksimum yang terjadi pada bagian
diskontinuitas sangat sulit untuk dihitung secara analitik. Metoda yang umum untuk analisis
tegangan pada stress raiser adalah metoda numerik (Finite Element method, Boundary Element
Method), dan metoda ekperimental seperti photoelastic, straingage dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai