SISTEM KARDIOVASKULER
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
Oleh :
KELOMPOK 3
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT sehingga penyusunan asuhan
keperawatan tentang “ASUHAN KEPERAWATAN DEWASA DENGAN
GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER PADA KASUS HIPERTENSI” ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Selain itu kami ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah
”KEPERAWATAN DEWASA” atas bimbingan dan motivasinya.
Penulis menyadari akan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
2.1.2 ETIOLOGI
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri
tetapi sering dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris,
obesitas, dan diabetes militus. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2014):
1. Hipertensi Essensial( Hipertensi Primer)
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Para pakar
menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi
(genetik) dengan resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga para
pakar menunjukan stres sebagai tertuduh utama, dan faktor lain
yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan
dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan
metabolisme, intra seluler, dan faktor-faktor ynag meningkatkan
resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi alkohol, dan
kelainan darah
2. Hipertensi Renal (Hipertensi Sekunder)
Hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain Hipertensi
primer terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi,
sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder.
gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit
pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang
sering terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur
akan memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan faktor penyebab.
2.1.4 PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus
yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron pre-ganglion melepaskan asetilkolin, yang
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai factor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriktor. Klien dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepineprin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
dapat terjadi.
Pada saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula
adrenal menyekresi epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan
renin.
Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II , vasokontriktor kuat, yang pada
akhirnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume instravaskuler. Semua factor tersebut cenderung
menyebabkan hipertensi (Aspiani, 2016)
2.1.5 PATWAY
(Sumber : ( WOC ) dengan menggunakan Standar Diganosa
Keperawatan Indonesia dalam PPNI,2017)
2.1.6 MANIFESTASI KLINIK
Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan.
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi,
pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, lemas dan
impotensi. Nyeri kepala umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri khas
nyeri regio oksipital terutama pada pagi hari. Anamnesis identifikasi
faktor risiko penyakit jantung, penyebab sekunder hipertensi, komplikasi
kardiovaskuler, dan gaya hidup pasien.
Perbedaan Hipertensi Esensial dan sekunder Evaluasi jenis hipertensi
dibutuhkan untuk mengetahui penyebab. Peningkatan tekanan darah yang
berasosiasi dengan peningkatan berat badan, faktor gaya hidup (perubahan
pekerjaan menyebabkan penderita bepergian dan makan di luar rumah),
penurunan frekuensi atau intensitas aktivitas fisik, atau usia tua pada
pasien dengan riwayat keluarga dengan hipertensi kemungkinan besar
mengarah ke hipertensi esensial. Labilitas tekanan darah, mendengkur,
prostatisme, kram otot, kelemahan, penurunan berat badan, palpitasi,
intoleransi panas, edema, gangguan berkemih, riwayat perbaikan
koarktasio, obesitas sentral, wajah membulat, mudah memar, penggunaan
obat-obatan atau zat terlarang, dan tidak adanya riwayat hipertensi pada
keluarga mengarah pada hipertensi sekunder (Adrian, 2019).
2.1.7 KLASIFIKASI
Secara klinis hipertensi dapat di klasifikasikan menjadi beberapa
kelompok yaitu:
No. Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
1. Optimal <120 < 80
2. Normal 120-129 80-84
3. High Normal 130-139 85-89
4. Hipertensi
Grade 1 (Ringan ) 140-159 90-99
Grade 2 (Sedang) 160-179 100-109
Grade 3 (Berat) 180-209 100-119
Grade 4 (Sangat Berat) >210 >120
Sumber : (Nurarif, 2015)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis kronis dengan
tekanan darah di arteri meningkat. Hipertensi adalah faktor resiko utama
untuk stroke, infark miokard (serangan jantung), gagal jantung, aneurisma arteri
(misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal
kronik.
Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primes dan sekunder. sedangkan gejala
umu yang mungkin terjadi pada orang dengan tekanan darah tinggi meliputi:
Sakit kepala saat bangun tidur yang kemudian menghilang setelah beberapa jam.
Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk. Mudah lelah,lesu,Impoten.Telinga
berdenging.Detak jantung berdebar cepat. Pandangan agak kabur, susah tidur,
sakit pinggang, dan mudah menjadi marah. Penyebab Hipertensi yaitu faktor
genetika, usia, dan jenis kelamin, ada beberapa faktor penyebab lainnya, antara
lain: Stres atau perasaan tertekan. Kegemukan (Obesitas). Kebiasaan merokok.
Kurang berolahraga. Kelainan kadar lemak dalam darah (Dislipidemia).
Konsumsi yang berlebihan atas garam, alkohol, dan makanan yang berlemak
tinggi.
3.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya.
Dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan
dan masukan yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA