Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 2(1) 98-107 Eka kumalasari

Issn cetak 2621-3184


Issn online 2621-4032

PERBANDINGAN PELARUT ETANOL-AIR DALAM PROSES EKSTRAKSI


DAUN BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia Linn) TERHADAP
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN METODE DPPH
Eka Kumalasari*, Siska Musiam
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
ekakumalasari260989@gmail.com

ABSTRAK
Sistem imunitas dapat rusak oleh adanya radikal bebas. Pembentukan radikal
bebas harus dihalangi dengan antioksidan. Manusia pada dasarnya tidak memiliki
cadangan antioksidan di dalam tubuhnya, sehingga apabila terjadi paparan radikal
berlebih maka tubuh memerlukan asupan antioksidan dari luar. Saat ini digalakkan
pengembangan antioksidan yang berasal dari tumbuhan, yang relatif lebih mudah
didapat dan aman dikonsumsi manusia. Tumbuhan yang potensial sebagai antioksidan
Salah satunya ialah daun bawang dayak. Daun bawang dayak merupakan tanaman
khas Kalimantan Tengah yang digunakan oleh suku Dayak sebagai obat. Untuk
mendapatkan kandungan zat aktif yang tinggi didalam daun bawang dayak, maka perlu
dilakukan optimasi jenis pelarut maserasi. Adapun jenis pelarut yang digunakan ialah
air dan etanol. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan DPPH sebagai senyawa
radikal bebas. Panjang gelombang maksimal DPPH pada penelitian ini berada pada
519 nm. Nilai IC50 terbesar terdapat pada ekstrak daun bawang dayak dengan pelarut
air yaitu 58,62 ppm, dengan pelarut etanol-air sebesar 33,71 ppm, dan yang terkecil
dengan pelarut etanol 26,98 ppm.

Kata Kunci : antioksidan, daun bawang dayak, DPPH

ABSTRACT

The immune system can be damaged by the presence of free radicals. The
formation of free radicals must be prevented by antioxidants. Humanes basically do
not have antioxidant reserves in their her body, so that when there is exposure to
excessive the radicals then the needs body antioxidant intake from the outside. At
present it is encouraged the development of antioxidants derived from plants, which
are relatively easier to obtain and safe for humans consumption. Potential to
antioxidant plants one of them is dayak onion leaves. Dayak onion leaves are a typical
plant Borneo Central used by the Dayak tribe as medicine. To get a high active
ingredient in dayak onion leaves, it is necessary to optimize the type of maceration
solvent. The types of solvents used are water and ethanol. Testing of antioxidant using
activities DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl) as a free radical compound. The
maximum wavelength of DPPH in this study is at 519 nm. The highest IC50 value was
found on dayak onion leaf extract with water solvent which was 58.62 ppm, with
ethanol-water solvent of 33.71 ppm, and the smallest with ethanol solvent of 26.98
ppm.
Keywords: antioxydan, Eleutherine palmifolia of leave, DPPH

PENDAHULUAN timbulnya berbagai penyakit


degeneratif. Oleh karena itu
Radikal bebas yang berlebih
pembentukan radikal bebas harus
dapat menyerang apa saja seperti lipid,
protein dan berimplikasi pada

Artikel diterima : 2 April 2019


Diterima untuk diterbitkan : 28 Mei 2019 98
Diterbitkan : 28 Mei 2019
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 2(1) 98-107 Eka kumalasari
Issn cetak 2621-3184
Issn online 2621-4032

dihalangi atau dihambat dengan baku utama yang harus bermutu secara
antioksidan1. fisik dan kandungan kimianya. Untuk
Keanekaragaman hayati mendapatkan kandungan zat aktif yang
Indonesia sangat berpotensi dalam tinggi, maka perlu dilakukan optimasi
penemuan senyawa baru sebagai pembuatan ekstrak, salah satunya
antioksidan. Beberapa penelitian optimasi jenis pelarut. Jenis pelarut
menunjukan bahwa beberapa akan menentukan jenis zat yang tersari
tumbuhan terbukti bermanfaat sesuai dengan polaritasnya.
melindungi tubuh manusia dari bahaya Pada penelitian ini dilakukan
radikal bebas, karena adanya ekstraksi daun bawang dayak dengan
antioksidan yang terdapat dalam metode maserasi menggunakan pelarut
tumbuhan tersebut. Secara alami, air dan etanol. Etanol dipertimbangkan
tumbuhan yang mengandung sebagai cairan penyari karena lebih
antioksidan tersebar pada berbagai efektif, kapang dan kuman sulit tumbuh
bagian tumbuhan seperti akar, batang, dalam etanol 20% ke atas, tidak
kulit, ranting, daun, buah, bunga dan beracun, netral, absorbsinya baik,
biji4. etanol dapat bercampur dengan air pada
Tumbuhan yang berkhasiat segala perbandingan, panas yang
sebagai obat memiliki zat-zat penting diperlakukan untuk pemekatan lebih
yang sangat berperan dalam sedikit. Etanol dapat melarutkan
menentukan aktivitas kerja tumbuhan alkaloida basa, minyak menguap,
obat tersebut, salah satunya yaitu glikosida, kurkumin, kumarin,
flavonoid yang umumnya terdapat pada anrakinon, flavanoid, steroid, dammar
tumbuhan sebagai glikosida. Flavonoid dan klorofil. Lemak, malam tanin dan
termasuk senyawa fenolik alam yang saponin hanya sedikit larut. Dengan
potensial sebagai antioksidan1. Salah demikian zat pengganggu yang larut
satu tanaman yang mengandung hanya terbatas. Sedangkan kerugiannya
flavonoid ialah daun bawang dayak5. adalah etanol mahal harganya.
Daun bawang dayak merupakan Sedangkan air dipertimbangkan
tanaman khas Kalimantan Tengah yang sebagai cairan penyari karena murah,
digunakan oleh suku Dayak sebagai mudah diperoleh, stabil, tidak beracun,
obat6. tidak mudah menguap, dan mudah
Peningkatan mutu sediaan obat terbakar. Sedangkan kerugiannya
dari bahan alam didukung oleh adalah sari dapat ditumbuhi kapang7.
penggunaan ekstrak sebagai bahan

99
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 2(1) 98-107 Eka kumalasari
Issn cetak 2621-3184
Issn online 2621-4032

Sebagai salah satu upaya untuk diuapkan lagi dengan water bath
mengoptimalkan pemanfaatan bahan sampai diperoleh ekstrak kental dengan
alam Indonesia khususnya dari kadar air kurang dari 5%.
Kalimantan, maka perlu di kaji potensi Skrinning Fitokimia
daun bawang dayak sebagai bahan Ekstrak kental yang diperoleh
antioksidan alami. Penelitian ini dilakukan penambahan reagen kimia
bertujuan mengkaji pelarut optimum untuk melihat perubahan warna
untuk mendapatkan aktivitas sehingga dapat diketahui senyawa yang
antioksidan daun bawang dayak yang dikandung dalam ekstrak daun bawang
berasal dari beberapa daerah di dayak. Senyawa yang di identifikasi
Kalimantan Tengah. terdiri dari senyawa alkaloid, polifenol,
flavonoid, tannin, dan saponin.
Tabel 1. Komposisi pelarut untuk
METODE PENELITIAN masing-masing ekstraksi

Alat yang digunakan pada Pelarut Pelarut Pelarut


Jenis pelarut
I II III
penelitian ini adalah alat-alat gelas, Etanol 1 - 5
Water bath, evaporator, oven, Air - 1 5
Spektrofotometer. Bahan yang
Uji Alkaloid
digunakan adalah daun bawang dayak
Ekstrak ditimbang 0,5 gram
diperoleh di petuk katimpun
kemudian ditambahkan 1 mL HCl 2 N
Kalimantan Tengah, etanol, aquadest,
dan 9 mL aquades, dipanaskan di atas
DPPH, FeCl3, HCl, Gelatin 1%, NH3,
penangas air selama 2 menit, dinginkan
reagen Dragendrof, dan reagen Meyer.
dan disaring. Filtrat dipakai dengan
Daun bawang dayak yang
pereaksi Mayer dan Dragendrof. Bila
diperoleh dicuci dan di potong-potong.
terbentuk endapan maka sampel
Daun bawang dayak dilakukan
mengandung alkaloid. sampel
pengeringan dengan menggunkan oven
mengandung alkaloid8.
0
pada suhu 50 C. Daun bawang dayak
Uji Polifenol
yang sudah dikering di serbuk untuk
Ekstrak (200 mg) dipanaskan
memperluas permukaan partikel.
dalam aquadest (10 ml) selama 10
Sebanyak 50 gram serbuk dimaserasi
menit di atas penangas air mendidih
dengan pelarut etanol-air sebanyak 1,5
kemudian disaring panas-panas.
Liter dengan variasi pelarut seperti
Setelah dingin ditambah FeCl3 (3
yang tertera pada Tabel 1. selama 24
tetes), timbulnya warna hijau-biru,
jam disertai pengadukan. Kemudian di
menunjukkan adanya polifenol8.
uapkan dengan evaporator. Selanjutnya

100
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 2(1) 98-107 Eka kumalasari
Issn cetak 2621-3184
Issn online 2621-4032

Uji Flavonoid dipertemukan dengan ekstrak daun


Ekstrak diteteskan di atas kertas bawang dayak yang menjadi
saring dan dilewatkan pada uap antioksidan. Pengujian aktivitas
ammonia. Warna kuning yang muncul antioksidan menggunakan metode
pada sampel yang diteteskan DPPH9.
menunjukkan bahwa ekstrak tersebut Tahapan pertama yang harus
terdapat flavonoid8. dilakukan untuk menentukan besarnya
Uji Tanin aktivitas antioksidan ini adalah
Ekstrak umbi bawang tiwai memvariasikan konsentrasi sampel
ditambahkan dengan 10 ml air suling, ekstrak antioksidan menggunakan
disaring lalu filtratnya diencerkan pelarut. Sampel yang sudah
dengan air suling sampai tidak divariasikan dicampur dengan larutan
berwarna. Diambil 2 ml larutan lalu DPPH yang telah dibuat sebelumnya.
tambahkan 1 sampai 2 tetes pereaksi Campuran ini kemudian divorteks dan
besi (III) klorida. Terjadi warna biru diinkubasi pada suhu 370C selama 30
atau hijau kehitaman menunjukkan menit. Setelah semua variasi sampel
adanya tanin8. direaksikan dengan DPPH, masing –
Uji Saponin masing sampel diukur absorbansinya
Ekstrak ditambah 10 mL air menggunakan spektrofotometer.
panas dalam tabung reaksi. Selanjutnya Pengolahan data dilakukan
larutan didinginkan dan dikocok dengan menghitung persentasi
selama 10 detik. Terbentuknya buih aktivitas antioksidan yang dilihat dari
mantap selama kurang lebih 10 menit hasil absorbansi dengan rumus :
dengan ketinggian 1-10 cm dan tidak
% Aktivitas Antioksidan =
hilang bila ditambahkan 1 tetes HCl 2
N menandakan bahwa ekstrak diuji x 100%

mengandung saponin8.
Selanjutnya setalah didapatkan
Penetapan aktivitas antioksidan
% aktivitas antioksidan dilakukan
Penelitian ini menggunakan
perhitungan IC50 menggunakan regresi
metoda efek penangkapan radikal
linear dengan rumus : y = bx + a
bebas DPPH (Diphenyl Picryl
y : % Inhibisi
Hydrazil) yang prinsipnya adalah b : % aktivitas
antioksidan
penangkapan hidrogen dari antioksidan
x : % Peredaman Radikal
oleh radikal bebas. Dalam hal ini DPPH a : Konsentrasi sampe
menjadi sumber radikal bebas, untuk

101
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 2(1) 98-107 Eka kumalasari
Issn cetak 2621-3184
Issn online 2621-4032

HASIL DAN PEMBAHASAN ekstrak daun bawang dayak dibuat


Daun bawang dayak yang melalui metode maserasi. Metode ini
masih segar dicuci dengan air mengalir sederhana dan alat yang digunakan
untuk menghilangkan tanah dan mudah didapatkan. Cairan penyari
pengotor lainnya yang melekat. Daun yang digunakan dalam penelitian ini
bawang dayak dipotong-potong untuk adalah air, etanol 96% dan etanol-air
mempermudah proses pengeringan dan 50%:50%.
penyerbukkan. Sebanyak 50 gram serbuk daun
Daun bawang dayak bawang dayak dimaserasi dengan 1,5
dikeringkan di dalam oven pada suhu liter cairan penyari. Salah satu faktor
50ºC selama 2 hari. Penggunakan oven yang menentukan kualitas hasil
sebagai alat pengering bertujuan agar ekstraksi adalah jenis pelarut dan lama
daun bawang dayak yang diperoleh waktu ekstraksi11. Proses maserasi
kering secara merata dan waktu didiamkan selama selama 1 hari dengan
pengeringan akan lebih cepat karena untuk memberi kesempatan pada zat
tidak dipengaruhi oleh keadaan cuaca aktif yang tersari di dalam sel untuk
serta terlindungi dari kerusakan akibat berdifusi ke luar sel dan untuk
sinar UV7 . Daun bawang dayak mengendapkan zat-zat yang tidak
dikeringkan sampai kadar air yang diperlukan tetapi ikut terlarut dalam
dikandungnya konstan. Kandungan air cairan penyari. Lama ekstraksi,
yang tinggi dalam simplisia dapat Semakin lama waktu ekstraksi yaitu
menjadi media pertumbuhan kapang waktu kontak antara pelarut dan bahan,
dan jamur, selain itu juga dapat terjadi kesempatan untuk bersentuhan
reaksi enzimatik yang dapat semakin besar maka hasil ekstrak juga
menguraikan zat aktif pada simplisia. bertambah sampai titik jenuh larutan12.
Daun bawang dayak yang telah Selanjutnya filtrat disaring
kering kemudian diserbuk menggunakan corong Buchner yang
menggunakan blender. Penyerbukkan dihubungkan ke pompa vakum. Ampas
bertujuan agar ukuran partikel daun dari penyarian ini dimaserasi lagi
bawang dayak menjadi lebih kecil dan sebanyak dua kali menggunakan cairan
memperbesar luas permukaan, penyari yang baru untuk menghindari
sehingga mempermudahkan pelarut jenuhnya cairan penyari sehingga
pengekstrak menembus ke dalam penyarian lebih sempurna. Kemudian
membran sel, sehingga hasil ekstrak filtrat dipekatkan menggunakan
lebih sempurna10. Pada penelitian ini vaccum rotary evaporator pada suhu

102
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 2(1) 98-107 Eka kumalasari
Issn cetak 2621-3184
Issn online 2621-4032

50°C. Penguapan dilanjutkan diatas Ekstrak daun bawang dayak


water bath pada suhu 50°C hingga yang diekstraksi dengan variasi
diperoleh ekstrak kental. Adapun nilai konsentrasi pelarut tidak mengandung
rendemen ekstrak daun bawang dayak alkaloid dan tanin saat di lakukan uji
yang diperoleh dan pemeriksaan tabung. Ketiga ekstrak positif
organoleptis terlihat pada Tabel 2. mengandung senyawa polifenol dan

Tabel 2. Nilai rendemen ekstrak daun flavonoid. Senyawa saponin hanya


bawang dayak dan pemeriksaan terdapat di dalam ekstrak air daun
organoleptis
Sampel Bobot
Rend bawang dayak.
Bobot emen Pemeriksaan
dengan Serbuk
Ekstrak Ekstr Organoleptis Uji polifenol diperoleh hasil
Variasi Simplisia
(gram) ak Ekstrak
Pelarut (gram)
(%)
Berwarna
positif dengan menambah pereaksi
coklat gelap,
tidak berasa, FeCl3 membentuk warna larutan biru
Air 50 4,57 9,14 bau khas
Berwarna gelap. Warna biru terbentuk karena
Air- coklat gelap,
Etanol tidak berasa, terjadi kompleks dengan ion Fe. Reaksi
(1:1) 50 4,90 9,8 bau khas
Berwarna hijau
gelap, tidak
senyawa fenol dan ion Fe dapat dilihat
10,7 berasa, bau
Etanol 50 5,37 4 khas pada Gambar 1.
Uji skrinning fitokimia
merupakan uji pendahuluan sebagai
deteksi awal dalam penentuan adanya
golongan suatu senyawa metabolit Gambar 1. Reaksi senyawa Fenol dengan
ion Fe
sekunder dalam sampel13. Skrinning
Uji flavonoid diperoleh hasil
fitokimia pada penelitian ini berupa uji
positif dengan melewatkan ekstrak
tabung. Uji tabung meliputi beberapa
yang telah diteteskan di atas kertas
pengujian yaitu uji alkaloid, uji
saring dengan uap amonia, kertas
polifenol, uji tanin, uji flavonoid dan
saring berubah warna menjadi kuning
uji saponin. Hasil skrinning fitokimia
jingga. Hal ini karena terjadi reaksi
ekstrak daun bawang dayak dapat
flavonoid dengan uap ammonia
dilihat pada Tabel 3.
membentuk garam dan membentuk
Tabel 3. Hasil Skrinning fitokimia ekstrak
daun bawang dayak struktur kinoid pada cincin B yang akan
Ekstrak dengan Variasi
Golongan
Pelarut membuat ikatan rangkap terkonjugasi
Senyawa
Air-Etanol
Kimia Air
(1:1)
Etanol menjadi lebih panjang sehingga akan
Alkaloid - - - meningkatkan intensitas warnanya14.
Polifenol + + +
Reaksi pembentukan struktur kinoid
Flavonoid + + +
Tanin - - - dapat dilihat pada Gambar 2.
Saponin + - -
Keterangan: + : terdeteksi , - : tidak terdeteksi

103
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 2(1) 98-107 Eka kumalasari
Issn cetak 2621-3184
Issn online 2621-4032

banyak DPPH yang diredam, warna


larutan semakin berubah menjadi
pucat. Perubahan warna selain dapat

Gambar 2. Reaksi Pembentukan Struktur


dilihat secara kualitatif juga bisa
Kinoid menggunakan spektrofotometer UV-
Uji tabung terakhir yaitu uji Vis (Spektrofotometer Ultraviolet
saponin yang dilakukan dengan Visibel) dan dinilai absorbansinya.
menggojog kuat ekstrak yang telah Langkah pertama penelitian
dilarutkan dalam air, bila timbul buih adalah menentukan panjang
maka menunjukkan adanya saponin. gelombang maksimum DPPH. Alasan
Saponin mempunyai gugus hidrofilik mengapa digunakan panjang
dan hidrofob, saat digojok gugus gelombang maksimum dalam
hidrofil akan berikatan dengan air pemeriksaan spektrofotometri yaitu,
sedangkan gugus hidrofob akan panjang gelombang maksimum
berikatan dengan udara sehingga memiliki kepekaan maksimal karena
membentuk buih. Penambahan asam terjadi perubahan absorbansi yang
berguna untuk menambah kepolaran paling besar17. Panjang gelombang
sehingga gugus hidrofil akan berikatan maksimal DPPH pada penelitian ini
lebih stabil dan buih yang terbentuk berada pada 519 nm.
menjadi stabil. Ekstrak daun bawang dayak
Aktivitas Antioksidan yang digunakan untuk uji aktivitas
Pengujian aktivitas antioksidan antioksidan masing-masing dibuat
menggunakan senyawa radikal bebas. dalam seri konsentrasi 10 ppm, 30 ppm,
Radikal bebas yang digunakan dalam 50 ppm dan 70 ppm. Masing-masing
penelitian ini yaitu DPPH15. Metode ini seri konsentrasi di ambil 2 ml
sering digunakan karena bersifat selanjutnya di tambahkan 1 mL larutan
sederhana, akurat, mudah, cepat, dan DPPH 0,2 mM dan dan dihomogenkan
peka serta hanya memerlukan sedikit dengan menggunakan vortex.
sampel16. Prinsipnya pada metode Campuran tersebut diinkubasi selama
DPPH melihat perubahan warna DPPH 30 menit pada suhu ruang ditempat
dalam larutan dari ungu pekat menjadi gelap , kemudian diukur absorbansi
kuning pucat karena aktivitas sampel larutan satu persatu dimulai dari larutan
yang mengandung antioksidan yang kontrol, dilanjutkan dengan konsentrasi
mampu menangkap dan meredam sampel paling kecil hingga konsentrasi
aktivitas radikal bebas. Semakin paling besar. Masing-masing

104
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 2(1) 98-107 Eka kumalasari
Issn cetak 2621-3184
Issn online 2621-4032

konsentrasi memberikan nilai Absorbansi Ekstrak dengan


Konsentrasi variasi pelarut
absorbansi yang berbeda-beda sesuai (ppm)
Air
Air-
Etanol
Etanol(1:1)
dengan banyaknya ekstrak daun DPPH 0,852 0,85 0,801
10 0,637 0,495 0,463
bawang dayak yang digunakan pada
30 0,595 0,44 0,372
berbagai konsentrasi. Semakin besar 50 0,484 0,363 0,329
konsentrasi larutan sampel maka 70 0,35 0,33 0,298
A 16,555 386,555 409,385
absorbansi akan semakin kecil dan
B 0,5705 0,33655 0,33585
persentase hambatan antioksidannya R 0,9773 0,9899 0,9683
akan semakin besar. IC50 58,62 33,71 26,98
Aktivitas
Setelah diketahui persen antioksidan
Kuat
Sangat Sangat
menurut Kuat Kuat
aktivitas antioksidan dari ekstrak daun Molyneux

bawang dayak kemudian dapat


Tabel 5 Nilai IC50 terhadap aktivitas
ditentukan nilai IC50, yang merupakan antioksidan
konsentrasi yang dibutuhkan untuk
mereduksi DPPH sebesar 50%. Nilai Aktivitas antioksidan Nilai IC50

IC50 dapat ditetapkan dengan Sangat kuat <50 ppm


Kuat 50-100 ppm
menggunakan persamaan regresi linier.
Sedang 100-200 ppm
Semakin kecil nilai IC50 yang didapat
Lemah >200 ppm
maka semakin tinggi kekuatan suatu Antioksidan akan memberikan
senyawa yang bersifat antioksidan sebagian atom hidrogen ke radikal
untuk melawan efektivitas DPPH bebas DPPH agar menjadi lebih stabil
18
sebagai radikal bebas . Hasil (DPPH-H). Salah satu senyawa
absorbansi dan persen aktivitas bioaktif yang bersifat antioksidan
hambatan ekstrak daun bawang dayak adalah flavonoid. Daun bawang dayak
dapat dilihat pada Tabel 4. mengandung senyawa flavonoid yang
Menurut Molyneux (2004) merupakan kelompok polifenol
pada penelitiannya yang berjudul The sehingga memiliki aktivitas
use of the stable free radical antioksidan19. Flavonoid akan
Diphenylpicryl-hydrazil (DPPH) for menangkap radikal bebas DPPH.
esmating antioxidant activity Radikal bebas DPPH akan
dinyatakan bahwa aktivitas antioksidan mengoksidasi flavonoid sehingga
diukur dari nilai IC50 yang dinyatakan terbentuk radikal dengan kereaktifan
pada Tabel 5. yang rendah. Flavonoid mendonorkan
Tabel 4. Hasil Perhitungan persen aktivitas
antioksidan ekstrak daun bawang dayak
radikal hidrogen dari cincin aromatik

105
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 2(1) 98-107 Eka kumalasari
Issn cetak 2621-3184
Issn online 2621-4032

dan menghasilkan radikal flavonoid Air Pada Pembuatan Ekstrak Umbi


Bawang Tiwai (Eleutherine
yang bersifat tidak toksik20.
Americana Merr) Menggunakan
Berikut ini mekanisme penangkapan Metode Maserasi, Jurnal Ilmiah
Manuntung, 1(2): 149-153.
aktivitas DPPH oleh antioksidan:
2. Miryanti, A., Lanny, S.,
Kurniawan, B.,Stephen, I., 2011,
Ekstraksi Antioksidan Dari Kulit
Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.), Laporan
Penelitian, Lembaga Penelitian
Gambar 3. Mekanisme DPPH Menjadi
Dan Pengabdian Kepada
DPPH Stabil (DPPH-H) Masyarakat Universitas Katolik
Parahyangan Bandung
Metode untuk menentukan
3. Selawa, W., Max R., John R.,
aktivitas antioksidan selain metode Gayatri C., 2013, Kandungan
DPPH antara lain yaitu metode ABTS Flavonoid Dan Kapasitas
Antioksidan Total Ekstrak Etanol
(2,2-Azinobis(3-ethylbenzothiazoline)- Daun Binahong [Anredera
6-sulfonic acid) untuk mengetahui cordifolia(Ten.)Steenis.] Jurnal
Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2
aktivitas antioksidan pada makanan No. 01
dan minuman, metode Deoksiribosa,
4. Idrus, H.R.A., 2014, Uji Aktivitas
metode xantin oksidase yaitu Antioksidan Ekstrak Etanol daun
menggunakan enzim superoksida Bawang Mekah (Eleutherine
Americana Merr.) Terhadap
dismutase (SOD) 20. Gambaran Histopatologi Paru -
Paru Tikus (Rattus norvegicus)
KESIMPULAN Wistar Jantan Pasca Paparan Asap
Rokok, Skripsi, Fakultas
1. Ekstrak daun bawang dayak
Kedokteran Universitas
yang diekstraksi dengan variasi Tanjungpura, Pontianak.
konsentrasi pelarut mengandung
5. Galingging, R.Y., 2007, Potensi
senyawa polifenol dan flavonoid. Plasma Nutfah Tanaman Obat
Sebagai Sumber Biofarmaka di
Senyawa saponin hanya terdapat di
Kalimantan Tengah, J Pengkajian
dalam ekstrak air daun bawang dayak. dan Pengembangan Teknologi
Pertanian, 10:76-83.
2. Nilai IC50 terbesar ialah ekstrak
daun bawang dayak dengan pelarut air 6. Depkes RI, 1986.,Sediaan Galenik.
Departemen Kesehatan RI: Jakarta.
yaitu 58,62 ppm, dengan pelarut etanol-
air sebesar 33,71 ppm, dan yang terkecil 7. Nurani, Laela Hayu, Zainab,
Kintoko dan Adnan, 2011,
dengan pelarut etanol 26,98 ppm
Petunjuk Praktikum Analisis Obat
Tradisional, Universitas Ahmad
DAFTAR PUSTAKA Dahlan Yogyakarta, Hal : 79-81
1. Sa`adah, H., Henny, N., 2015,
Perbandingan Pelarut Etanol Dan

106
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 2(1) 98-107 Eka kumalasari
Issn cetak 2621-3184
Issn online 2621-4032

8. Kuntorini, E.M., Maria, D.A., , Penentuan Kandungan Tanin dan


Hartanto, N., 2010, Struktur Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Anatomi Dan Aktivitas Biji Buah Alpukat (Persea
Antioksidan Bulbus Bawang americana Mill.), Jurnal Mipa
Dayak (Eleutherine americana Unsrat Online Vol.1 No. 1 Hal. 5-
Merr.) Dari Daerah Kalimantan 10
Selatan, Berk. Penel. Hayati: 16
(1–7) 15. Yuhernita dan Juniarti., 2011,
Analisis Senyawa Metabolit
9. Agoes, Goeswin, 2007, Teknologi Sekunder Dari Ekstrak Metanol
Bahan Alam, Penerbit ITB, Daun Surian Yang Berpotensi
Bandung. Sebagai Antioksidan, Makara,
Sains, Vol. 15 No.1: 48-52.
10. Thoo YY, Ho SK, Liang JY, Ho
ChW, Tan ChP. 2010. Effects of 16. Kusumawardhani, N., Sulistyarti,
binary solvent extraction system, H., Atikah., 2015, Penentuan
extraction time and extraction Panjang Gelombang Maksimum
temperature on phenolic dan pH Optimum dalam Pembuatan
antioxidants and antioxidant Tes Kit Sianida Berdasarkan
capacity from mengkudu (Morinda Pembentukan Hidrindantin, Kimia
citrifolia). Food Chemistry. 120(1): Student Journal, Vol.1, No. 1, pp.
290-295 711 – 717.

11. Maslukhah, Y.L., Widyaningsih, 17. Kistiana, H.D., Arifiani, S.,


T.D., Waziiroh, E., Wijayanti, N., Khasanah, L.U., 2012, Ekstraksi
Sriherfyna, F.H., 2016, Faktor Pigmen Antosianin Buah Senggani
pengaruh Ekstraksi Cincau Hitam (Melastoma Malabathricum Auct.
(Mesona Palustris BL) Skala Pilot Non linn) dengan variasi jenis
Plan, Jurnal Pangan dan pelarut, Jurnal Teknosains Pakan,
Agroindustri, Vol. 4 No. 1 p.245- 1(1) : 107
252
18. Nur, M.A., dan Made Astawan ,
12. 13 Mardiah Nuraina, Catherina 2011, Antioxidant Capacity Of
Mulyanto, Audifa Amelia, Bawang Dayak (Eleutherine
Lisnawati, Dyah Anggraeni, Dina palmifolia) In Fresh, Simplisia And
Rahmawanty, 2017, Penentuan Chips Form On Nonpolar,
Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Semipolar And Polar Solvents
Kulit Bawang Merah (Allium skripsi Fakultas Teknologi
ascalonicum L.) Dengan Metode Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
DPPH, Pharmascience, Vol. 04 ,
No.02, Jurnal hal: 147 – 154 19. Fajarwati, Nilam. 2013,‘Uji
Aktivitas Antioksidan Pada Ekstrak
13. Kumalasari Eka dan Nanik Daun Jeruk Nipis (Citrus
Sulistyani, 2011, Aktivitas Aurantifolia) Dengan
Antifungi Ekstrak Etanol Batang Menggunakan Metode DPPH (1,1-
Binahong (Anredera cordifolia Diphenyl-2-Picrylhydrazyl)’.
(Tenore) Steen.) Terhadap Skripsi, Program Study Pendidikan
Candida albicans Serta Skrining Dokter Fakultas Kedokteran UIN
Fitokimia, Jurnal Ilmiah Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Kefarmasian, Vol.1 No.2 : 51-62.

14. Malangngi,, Liberty P., Meiske S.


Sangi, Jessy J. E. Paendong 2012,

107

Anda mungkin juga menyukai