Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN


TENTANG :
PARTUS LAMA

DOSEN PEMBIMBING :

IRA SURYANIS, S.ST, M.Keb.


DISUSUN OLEH :

1. WELVI SUTRIANI (1910070130001)


2. NOVIA RAMAH DINA (1810070130006)
3. NANDA AULIA PUTRI (1710070130047)
4. RIKA WAHYUNI (1910070130021)
5. FILYA DESTIKA (1910070130023)

JURUSAN DIII KEBIDANAN

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya kami
dapat menyelesaikan Makalah ini. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas kuliah.
Meskipun dalam penyusunan makalah ini kami banyak menemukan hambatan dan
kesulitan, tetapi karena motivasi dan dorongan dari berbagai pihak makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu kami mengharapkan sumbang saran dan keritik dari semua pihak yang membaca
makalah ini yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah  ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas dukungannya sehingga
terwujudnya makalah ini.

Padang, 1 Oktober 2020.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
1. Latar Belakang.........................................................................................................
2. Tujuan umum…………………………………………………………………………
3. Tujuan khusus…………………………………………………………………………
4. Manfaat………………………………………………………………………………..

BAB II TINJAUAN TEORITIS..........................................................................................


1. Definisi………………………………………………………………………………….
2. Penyebab/etiologi……………………………………………………………………….
3. Partofisiologi……………………………………………………………………………
4. Tanda dan gejala………………………………………………………………………..
5. Pencegahan……………………………………………………………………………..
6. Penanganan…………………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP...............................................................................................................
1. Kesimpulan................................................................................................................
2. saran…………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih lama dari 24 jam digolongkan
sebagai persalinan lama, namun demikian kalau kemajuan persalinan tidak terjadi secara
memadai selama periode itu situasi tersebut harus segera dinilai permasalahnnya harus
dikenali dan diatasi sebelum batas waktu 24 jam tercapai sebagian besar partus lama
menunjukan pemanjangan apapun yang menjadi penyebabnya ceviks gagal membuka
penuh dalam jangka waktu yang layak (Oxorn,2010).
Partus lama penyebab kematian ibu dan bayi baru lahir, partus lama jika tidak
ditangani dengan cepat dan tepat akan mengakibatkan ibu mengalami infeksi, kehabisan
tenaga sebelum bayi dilahirkan, dehidrasi, kadang dapat terjadi pendarahan postpartum
yang dapat menyebabkan kematian ibu, pada janin akan terjadi infeksi, cedera, dan
asfiksia yang dapat meningkatkan kematian bayi.
Partus lama salah satu penyumbang kematian ibu di dunia, berdasarkan WHO
tahun 2014 terjadi kasus partus lama pada wanita di dunia yaitu 289 per 100.000
kelahiran hidup. Sementara di Indonesia terjadi kejadian partus lama menduduki urutan
tertinggi di ASEAN yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup ibu meninggal akibat partus
lama (WHO,2014). berdasarkan Riskesdas tahun 2018 di jawa barat yang mengalami
partus lama yaitu sebesar 4,1%, dengan provinsi tertinggi yang mengalami partus lama
yaitu DI Yogyakarta sebesar 7,9% sementara yang mengalami partus lama sedikit di
provinsi papua sebesar 2,7% dengan total kelahiran 78.736 kelahiran di seluruh provinsi
Persalinan normal menurut WHO (2010) adalah persalinan yang dimulai secara spontan,
beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan bayi
lahir secara spontan dalam persentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42 minggu
lengkap dan setelah persalinan ibu maupun bayi pada berada dalam kondisi sehat.
Persalinan normal atau persalinan spontan adalah bila bayi lahir dengan letak belakang
kepala tanpa melalui alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi
dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam, terdapat 2 jenis persalinan
pertama persalinan spontan yaitu jika persalinan berlangsung dengan kekuatan ibunya
sendiri dan melalui jalan lahir, kedua persalinan buatan yaitu persalinan yang
berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar misalnya dilakukan operasi sectio caesarea
(Oktarina,2012)

 
2. TUJUAN UMUM

Untuk mendapatkan pengalaman serta ilmu pengetahuan secara nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan mengaplikasikan ilmu yang di dapat secara keilmuan atau
mempraktekan secara langsung kepada klien dengan post sectio caesarea dengan indikasi
partus lama yang meliputi aspek-aspek biologis, psiko-sosial dan spiritual klien.
a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian berdasarkan data dan analisis yang di dapat
dari klien dengan post sectio caesarea dengan indikasi partus lama yang meliputi
pengumpulan data secara nyata.

b. Mampu mendeskripsikan diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas dari hasil data
kebutuhan klien yang sesuai pada kasus sectio caesarea dengan indikasi Partus Lama.

c. Mampu mendeskripsikan rencana asuhan keperawatan sesuai diagnosa pada kasus sectio
caesarea dengan indikasi partus lama.

d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan seuai rencana pada kasus post sectio
caesarea dengan indikasi Partus lama.

e. Mampu mendeskripsikan evalusi post sectio caesarea dengan indikasi partus lama.

f. Mampu mendeskripsikan antara teori dengan praktek lapangan tentang asuhan


keperawatan klien dengan post sectio caesarea dengan indikasi Partus lama.

3. TUJUAN KHUSUS

a. Melaksanakan pengkajian pada post section caesarea dengan indikasi kala 1 lama pada
Ny.S.
b. Membuat analisa data pada pasien post section caesarea dengan indikasi kala 1 lama pada
Ny.S.
c. Menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien post section caesarea dengan indikasi
kala 1 lama pada Ny.S.
d. Merencanakan Asuhan keperawatan pada pasien post section caesarea dengan indikasi
kala 1 lama pada Ny.S.
e. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien post section caesarea pada Ny.S.
4. MANFAAT

1. Manfaat teoritis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan
informasi di bidang perawatan maternitas tentang asuhan keperawatan pasien post
caesarea dengan indikasi kala 1 lama.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi institusi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang di
perlukan pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan khususnya pada pasien post
caesarea dengan indikasi kala 1 lama.
b. Bagi institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar
tentang asuhan keperawatan post caesarea dengan indikasi kala 1 lama dapat di
gunakan asuhan praktik mahasiswa keperawatan.
c. Bagi Penulis Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan
pengalaman khusunya di bidang maternitas pada pasien post caesarea dengan
indikasi kala 1 lama.
d. Bagi Ibu
1). Dapat memahami dan mengerti tentang perawatan luka post section caesarea.
2). Agar ibu mampu mengetahui lebih dini dan dapat menanggulangi lebih awal
komplikasi partus lama
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1.DEFINISI

Partus lama atau prolonged labourmerupakan istilah yang digunakan untuk


menggambarkan adanya abnormalitas persalinan di kala 1. Sampai saat ini belum ada konsensus
mengenai definisi partus lama. WHO mendefinisikan partus lama sebagai adanya kontraksi
uterus ritmik dan reguler yang disertai pembukaan serviks dan berlangsung lebih dari 24
jam. American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG) mendefinisikan sebagai kala
1 fase laten lebih dari 20 jam pada wanita nulipara dan lebih dari 14 jam pada perempuan
multipara. ACOG menggunakan batasan pembukaan serviks < 6 cm sebagai acuan fase laten.

Partus lama dapat menyebabkan komplikasi pada ibu dan janin. Komplikasi pada ibu
meliputi trauma obstetrik dan korioamnionitis, sedangkan komplikasi pada janin meliputi
asfiksia neonatorum dan admisi ke ruang rawat intensif. Di Indonesia, partus lama dilaporkan
sebagai penyebab 1-1,8% kematian ibu.

Partus lama dapat disebabkan oleh abnormalitas pada kekuatan kontraksi (power),
jalan lahir (passage), atau posisi janin (passenger). Risiko terjadinya partus lama meningkat
dengan faktor berupa nuliparitas, analgesik epidural, dan usia ibu lebih dari 35 tahun. [3,4]

Secara umum, ibu yang akan menjalani persalinan perlu dievaluasi secara berkala. Evaluasi yang
dilakukan tidak hanya menilai kontraksi dan kemajuan persalinan tetapi juga menilai kondisi
emosional, tingkat kelelahan, dan dukungan untuk ibu. Status hidrasi ibu juga perlu diperhatikan
dan jika memungkinkan, ibu dapat diminta untuk makan dalam porsi kecil sehingga dapat
menghimpun tenaga untuk persalinan. [4,5]

Jika terjadi partus lama, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan, seperti induksi atau
augmentasi kekuatan kontraksi (pemberian oxytocin), tindakan amniotomi, dan tindakan operasi
jika diperlukan. 
2.PENYEBAB/ETIOLOGI

Etiologi partus lama dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu abnormalitas kontraksi (power), jalan
lahir (passage), dan janin (passenger). Abnormalitas kontraksi umumnya berupa inefektivitas
kontraksi karena kurangnya kekuatan kontraksi. Kelainan pada jalan lahir biasanya berupa
ketidaksesuaian antara besar rongga panggul dengan kepala bayi (cephalopelvic
disproportion/CPD) dan adanya massa yang menghambat jalan lahir. Abnormalitas pada janin
biasanya berupa malposisi janin atau janin dengan berat badan > 4000 gram. Posisi oksiput
posterior yang persisten pada janin juga akan meningkatkan risiko partus lama.

Faktor Risiko
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko partus lama, antara lain:

3. Kehamilan sekarang : nulipara, abnormalitas cairan amnion, ketuban pecah dini, hipertensi


dalam kehamilan

4. Riwayat obstetri : riwayat kematian perinatal pada kehamilan sebelumnya, riwayat tata laksana
fertilitas

5. Antropometri ibu : usia ibu > 35 tahun, tinggi badan < 155 cm

6. Lainnya : diabetes, riwayat keluarga dengan partus lama

3.PARTOFISIOLOGI

Patofisiologi partus lama tergantung pada penyebabnya, baik itu kekuatan kontraksi, obstruksi
pada jalan lahir, dan kelainan janin.  Penyebab ini sering disingkat menjadi 3P (power,
passage, dan passenger). Pada intinya, kelainan pada tiga hal tersebut akan menyebabkan
hambatan dalam kemajuan persalinan. Hambatan ini dapat berupa perlambatan penipisan serviks
atau penurunan janin. 

Power
Pada abnormalitas kontraksi, seringkali ditemukan adanya kontraksi inefektif yang seringkali disebabkan
kekuatan  kontraksi yang tidak optimal sehingga dorongan janin ke arah jalan lahir tidak maksimal.
Kontraksi yang diharapkan terjadi pada fase aktif adalah sekitar 3 – 5 kontraksi dalam 10 menit dengan
kekuatan berkisar antara 200 Montevideo, diukur menggunakan kateter tekanan intrauterin.
Passage
Abnormalitas dari jalan lahir seperti adanya disproporsi antara besar rongga panggul dengan
kepala bayi yang disebut dengan Cephalopelvic Disproportion (CPD), akan membuat janin tidak
dapat melewati jalan lahir dan persalinan tidak mengalami kemajuan. Demikian halnya jika
ditemukan adanya massa pada jalan lahir yang menutupi jalur bayi. [4]
Passenger
Faktor janin juga dapat menyebabkan partus lama. Misalnya pada keadaan di mana bayi sangat
besar, atau terjadi malposisi.

4.TANDA-TANDA DAN GEJAlA

a.Pada ibu

Gelisah,letih,suhu badan meningkat,berkeringat,nadi cepat,pernafasan cepat,dan


emeteorismus.didaerah local sering dijumpai edema serviks,cairan ketuban berbau,terdapat
meconium.

b.Pada janin

1. Periksa denyut jantung janin selama atau segara sesudah his.hitung frekuensinya sekurang-
kurangnya sekali dalam 30 menit selama fase aktif dan tiap 5 menit selama kala II.

 Jika terjadi gawat janin,lakukan seksio sesarea,kecuali jika syarat-syaratnya dipenuhi,


lakukan ekstraksi vakum atau forceps.

2. Jika ketuban sudah pecah,air ketuban kehijau-hijauan atau bercampur darah,pikirkan


kemungkinan gawat janin.

3. Jika tidak ada ketuban yang mengalir setelah selaput ketuban pecah,pertimbangkan adanya
indikasi penurunan jumlah air ketuban yang mungkin menyebabkan gawat janin.

Perbaiki keadaan umum :

 Memberikan dukungan emosi.bila keadaan masih memungkinkan anjurkan bebas


bergerak,duduk dengan posisi yang berubah (sesuai dengan penangan persalinan normal)/
 Berikan cairan baik secara oral atau perenteral dan upaya buang air kecil (hanya perlu
katerisasi bila memang diperlukan).
5. PENCEGAHAN

Pencegahan partus lama dapat dimulai dengan menghindari factor resiko yang dapat
dikendalikan ,misalnya usia saat melahirkan dan indeks massa tubuh yang tinggi.Antenatal care
(ANC) yang baik juga dapat berguna untuk mencegah dan mendeteksi dini kemungkinan partus
lama. Pada ANC dapat dilakukan deteksi terhadap diabetes gestasional,pemeriksaan USG untuk
melihat ukuran bayi ,posisi bayi ,dan abnormalitaslain yang dapat menyebabkan partus lama.

6. PENANGANAN

Bagaimana bidan menghadapi persalinan lama.bidan didaerah perdesaan dengan polindesnya


diharapkan dapat mengambil bagian terbesar pada pertolongan persalinan normal dengan
menggunakan partograph World Health Organisation (WHO) .kewaspadaan dalam pertolongan
persalinan sudah dilakukan sejak semula,dengan melakukan observasi (kontraksi,his,penurunan
bagian terendah,pembukaan) sehingga setiap saat keadaan ibu dan janin dapat diketahui dengan
pasti.jika kala II dibiarkan berlangsung lama maka janin akan mengalami peningkatan hipoksia
dan gawat janin.

Puncak kewaspadaan ini dilaksanakan dengan melakukan rujukan penderita kepusat pelayanan
dengan fasilitas setelah melampaui garis waspada agar penderita diterima dipusat pelayanan
dalam keadaan optimal.bidan diharapkan bekerja sama dengan dukun melalui Pendidikan dukun
sehingga dapat mengenal penderita untuk dilakukan rujukan medis.

a. Penanganan Umum

1) Nilai cepat keadaan umum wanita hamil tersebut termasuk tanda-tanda vital tingkat
hidrasinya.

2) Periksa denyut jantung bayi selama atau segera sesudah his .hitung frekuensinya sekurang-
kurangnya sekali dalam 30 menit selama fase aktif dan tiap 5 menit selama kala II.

3) Memperbaiki keadaan umum


a. Dengan memberikan dukungan emosional ,bila keadaan masih memungkinkan anjurkan
bebas bergerak duduk dengan posisi berubah.
b. Berikan cairan serah oral atau parenteral dan upaya buang air kecil .
c. Berikan analgesia : tramadol atau petidin 25 mg IM (maksimal 1mg/kg BB),jika pasien
measakan nyeri yang sangat .

b. Penanganan khusus

1) Persalinan palsu / belum inpartu (false labor)


Bila his belum teratur dan porsio masih tertutup,pasien boleh pulang.periksa bila adanya
infeksi saluran kencing.ketuban pecah dan bila didapatkan adanya infeksi obati secara
adekuat.bila tidak pasien boleh rawat jalan.
2) Fase laten yang memanjang (prolonged latent phase)
Diagnosis fase laten yang memanjang dibuat secara retrospektif . bila his terhenti disebut
persalinan palsu atau belum inpartu.bila mana kontraksi makin teratur atau pembungkaan
bertambah sampai 3 cm,pasien tersebut dikatakan masuk fase laten.
Apabila ibu berada dalam fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada kemajuan ,lakukan
pemeriksaan dalam :
a) Bila tidak ada perubahan penipisan dan pembukaan serviks tidak didapatkan tanda
gawat janin,aji ulang diagnosisnya kemungkinan ibu belum dalam keadaan
inpartu.
b) Bila didapatkan perubahan dalam penipisan dan pembukaan serviks,lakukan drips
oksi dengan 5 unit dalam 500 cc dekstrose atau NaCI mulai dengan 8 tetes per
menit, setiap 30 menit ditambah 4 tetes sampai his adekuat maksimum 40 tetes
per menit atau berikan preparat prostaglandin lakuka penilaian 4 jam.
c) Bila didapatkan adanya tanda amnionitis,berikan induksi dengan oksitosin 5 unit
dalam 500 cc dekstrose mulai dengan 8 tetes permenit ,setiap 15 menit ditambah 4
tetes sampai his yang adekuat (maksimum 40 tetes per menit) atau diberikan
preparat prostaglandin serta obati infeksi dengan ampisilin 2 gr Intra Vena (IV)
sebagai dosis awal dan 1 gr Intra vena (IV) setiap 6 jam dan gentamisin 2 X 80
mg.

3) Fase aktif yang memanjang (prologed active phase)

Bila tidak didapatkan adanya chefalo pelvik disproporsi (CPD) atau adanya obstruksi :
a. Berikan penanganan kontraksi dan mempercepat kemajuan persalinan.
b. Bila ketuban utuh ,pecahkan ketuban
Bila kecepatan permungkaan serviks pada waktu fase aktif kurang dari 1 cm per jam
lakukan penilaian kontraksi uterus.

4) Disproporsi sefalopelvik (CPD)

CPD terjadi karena bayi terlalu besar atau pelvis kecil.bila dalam persalinan terjadi CPD akan
didapatkan persalinan yang macet .cara penilaian pelvis yang baik adalah dengan melakukan
partus percobaan (trial of labor). Kegunaan pelvimetri klinis terbatas :

a. Bila diagnosis CPD ditegagkan ,lahirkan bayi yang seksio sesarea.


b. Bila bayi mati dilakukan kraniotomi atau embriotomi (bila tidak mungkin melakukan
seksio sesarea).

5) Obstruksi (partus macet)

Bila ditemukan tanda – tanda obstruksi :

a. Bayi hidup lakukan SC


b. Bayi meninggalkan lakukan kraniotomi/embriotomi ( bila tidak mungkin,lakukan seksio
sesarea)

6) Kotraksi uterus tidak adekuat (inersia uteri)

Bila kontraksi tidak adekuat dan disproporsi atau obstruksi bisa disingkirkan,kemungkinan
penyebab persalinan lama adalah inersia uteri.

a. Pecahkan ketuban dan lakukan induksi dengan oksitosin 5 unit dalam 500 cc dekstrosa
(atau NaCI) atau prostaglandin.
b. Evaluasi kemajuan persalinan dengan pemeriksaan vaginal 2 jam setelah his adekuat :
 jika tidak ada kemajuan ,lakuka seksio sesarea
 jika ada kemajuan ,lanjutkan infuse oksitosin dan evaluasi setiap 2 jam
7) Kala II yang memanjang (prolonged espulsive phase)

Menghadapi persalinan lama dalam kala II ,dan tidak mungkin untuk merujuk penderita atau
terjadi gawat janin diusahakan menghakhiri persalinan dengan eoisiotomi dan dorongan (eksresi)
yang dilakukan dengan hati dan tarikan (ekstraksi) vakum atau tarikan cunam.

Adapun syarat-syarat terpenuhi jika terdapat penyimpangan,dapat diusahkan mengakhiri


persalinan.

a) Jika malpresentasi dan tanda-tanda obstruksi bisa disingkirkan ,berikan infus oksitosin.
b) Jika tidak ada kemajuan penurunan kepala
1. Kepala tidak lebih dari 1/5 diatas simfisis pubis,atau bagian tulang kepala
dictation (0),dilakukan ekstraksi vakum atau cunam.
2. Kepala diantara 1/5-3/5 diatas simfisis pubis ,atau bagian tulang kepala diantar
station (0)-(2),dilakukan ekstrasi vakum.
3. Kepala lebih dari 3/5 diatas simfisis pubis ,atau bagian tulang kepala diatas station
(-2),lakukan secsio cesarea.
BAB III

PENUTUP

1.Kesimpulan

Dengan adanya pembuatan makalah ini yang berupa pemahaman materidapat di simpulkan
Partus lama penyebab kematian ibu dan bayi baru lahir, partus lama jika tidak ditangani dengan
cepat dan tepat akan mengakibatkan ibu mengalami infeksi, kehabisan tenaga sebelum bayi
dilahirkan, dehidrasi, kadang dapat terjadi pendarahan postpartum yang dapat menyebabkan
kematian ibu, pada janin akan terjadi infeksi, cedera, dan asfiksia yang dapat meningkatkan
kematian bayi

2.saran

Semoga makalah ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca dan kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
membangun demi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Daftar pustaka

Mochtar,rusatam.1998.sinopsis obstetric.EGC.jakarta

Oxorn,harry.2010.ilmu kebidanan:Patologis & fisiologis persalinan. C.V ANDI OFFSET. Yogyakarta

Sarwono.2009. buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.PT Bina
Pustaka.jakarta

Anda mungkin juga menyukai