Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI

DIABETES MILITUS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAK


SEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH

OLEH :

PUTRI FAJARRENA
NIM. 2019205201080

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2021
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

Proposal Karya Tulis Ilmiah


Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal ................................

Judul Proposal KTI : Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami


diabetes militus dengan masalah keperawatan ketidak
seimbangan nutrisi kurang dari Kebutuhan tubuh

Nama Mahasiswa : Putri Fajarena


NIM : 2019205201080

MENYETUJUI

Pembimbing I

Ns. FITRA PRINGGAYUDA, M.Kep.


NBM. 909728
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr.Wb
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karna atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis telah diberikan kesehatan dan kemampuan untuk
menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini sesuai waktu yang telah
ditentukan. Proposal Karya Tulis Ilmiah ini berjudul : “Asuhan keperawatan pada
klien yang mengalami diabetes militus dengan masalah keperawatan ketidak
seimbangan nutrisi kurang dari Kebutuhan tubuh”.

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Karya
Tulis Ilmiah dalam menempuh pendidikan Diploma III Keperawatan pada
semester 6 di Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Lampung. Selama penulisan dan penyusunan proposal ini penulis banyak
mendapat bantuan baik moril maupun materil serta bimbingan dari berbagai
pihak.
Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Drs. H. Wanawir AM. MM. M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Pringsewu Lampung
2. Elmi Nuryati, M.Epid, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3. Nur fadhilah, M.Kes selaku ketua prodi DIII Keperawatan
4. Ns. Fitra Pringgayuda, M.Kep selaku Pembimbing I
5. Seluruh dosen dan staff Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pringsewu Lampung

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan Proposal Karya


Tulis Ilmiah ini belum sempurna. Semoga laporan Proposal Karya Tulis Ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya dan progresi
keperawatan khususnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pringsewu, November 2021

Putri Fajarena
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data dari berbagai studi global menjelaskan bahwa penyakit Diabetes mellitus

merupakan masalah kesehatan yang besar.Hal ini di sebabkan karna

peningkatan jumlah penderita Diabetes dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005

menyebutkan bahwa sekitar 415 juta orang dewasa mengalami

Diabetes,kenaikan 4 kali lipat dari 108 juta tahun 1980an. Jika tidak ada

pemeriksaan pencegahan maka jumlah akan terus meningkat tanpa adanya

penurunan. Diperkirakan pada tahun 2040 meningkat menjadi 642 juta

penderita.(Lathifah, 2017)

Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik,

Hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,kerja insulin atau

keduanya.Penyakit Diabetes Melitus mengalami produksi insulin tidak adekuat

atau adanya resistensi, defisiensi insulin menyebabkan kadar gula darah tidak

terkontrol dan akan menyebabkan keluhan pada system endokrin, keadaan

tersebut dapat menyebabkan terjadi pembongkaran lemak dan cadangan

protein untuk memenuhi kebutuhan metabolisme akibatnya sel kekurangan

glukosa dan mengalami penurunan aktivitas glukosa dalam sel dimana nutrisi

tidak mampu di kelola dan di serap secara normal sehingga akan

mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi ditandai dengan penurunan berat

badan dengan asupan makanan adekuat. (Malaka, 2021)


Diabetes melitus disebabkan karena tubuh yang tidak mampu menyerap gula

darah yang disebabkan oleh pancreas sedikit menghasilkan insulin ataupun

tidak dapat menghasilkan insulin sama sekali. Hal ini berdampak pada gula

darah menjadi menumpuk di dalam darah pasien. Pada kondisi seperti ini

tekanan gula darah penderita akan tingi. (Alwafi Ridho Subarkah, 2018)

World Health Organization (WHO) tahun 2017 jumlah penderita

diabetes telah meningkat dari 108 juta di tahun 1980 menjadi 422 juta pada

tahun 2014. Prevalensi global diabetes dikalangan orang dewasa di atas 18

tahun telah meningkat dari 4,7% pada tahun 1980menjadi 8,5% pada tahun

2014. Prevalensi diabetes meningkat lebih cepat di negara negara

berpenghasilan menengah dan rendah.(Alwafi Ridho Subarkah, 2018).

Menurut penelitian epidemiologi yang disampaikan saat ini di laksanakan di

Indonesia, kekerapan diabetes di Indonesia berkisar antara 1,4 dengan 1,6%

pada tahun 2013 Data riskesdas tahun 2013 menunjukan bahwa terjadi

peningkatan prevalensi DM di Indonesia dari 5,7% persen pada tahun 2007

menjadi 6,9% atau sekitar 9,1 juta pada tahun 2013. Begitu pula dengan

prevelensi DM di Sulawesi tenggara dalam beberapa tahun terakhir DM

termasuk dalam 10 penyakit terbanyak di Sulawesi tenggara dengan proporsi

kejadian DM tipe 2 lebih banyak dibandingkan DM tipe 1. DM mengalami

peningkatan dari urutan ke-9 dengan jumlah kasus 2,768 pada tahun 2014

menjadi urutan ke-5 dengan jumlah kasus 3.206 pada tahun 2015. (Alwafi

Ridho Subarkah, 2018)


Berdasarkan penelitian dan hasil uji klinis yang pernah dilakukan oleh (Franky

A. Tumiwa 2016 & (Alwafi Ridho Subarkah, 2018) Dengan menerapkan

terapi nutrisi medis pada pasien DM dilaporkan adanya penurunan HbA1c

(A1C) sebanyak 1% pada diabetes tipe 1 dan 1-2% pada diabetes tipe 2, serta

berdasarkan studi meta- analisis pada individu nondiabetes, terapi nutrisi

medis dapat mengurangi kolestrol LDL sebanyak 15-25mg/dL dimana

perbaikan dapat dilihat dalam 2-4 bulan sejak dimulainya terapi. Berdasarkan

penelitian tersebut dikatakan bahwa terapi nutrisi medis sebagai terapi non

farmakologis sangat penting untuk diterapkan pada pasien diabetes maupun

pasien yang belum terdeteksi diabetes mellitus.

Salah satu interverensi keperawatan dalam Pengendalian glukosa darah bisa

dilakukan melalui 3 cara. Cara yang pertama adalah minum obat yang

teratur.Cara yang kedua adalah mengatur diit yang seimbang. Cara yang ketiga

adalah exercise (Riddell et al., 2016). Exercise yang baik untuk penderita

diabetes mellitus adalah aerobic exercise. Aerobic exercise baik untuk

penderita diabetes mellitus karena tetap memberikan kesempatan bagi tubuh

untuk mendapatkan suplai darah secara optimal.Salah satu contoh aerobic

exercise adalah jogging exercise. Jogging exercise adalah olah raga aerobic

dengan cara berjalan atau berlari kecil-kecil dilakukan secara rutin 3 sampai 5

kali dalam seminggu dengan durasi 30 menit. Manfaat dari jogging exercise

daya tahan tubuh akan meningkat, dapat menurunkan kolesterol darah, dan

menurunkan berat badan. (Lestari, 2019)


B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan keperawatan pada Klien yang mengalami Diabetes

militus dengan masalah Keperawatan Ketidak seimbangan Nutrisi kurang dari

kebutuhan Tubuh.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan klien yang mengalami

Diabetes Milittus tipe II Dengan masalah Keperawatan ketidak

seimbangan Nutrisi dari kebutuhan tubuh.

2. Tujuan khusus

a. melakukan pengkajian keperawatan pada penderita Diabetes Millitus

dengan masalah Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh.

b. Menetapkan tujuan implementasi keperawatan pada klien yang

mengalami Diabetes militus dengan masalah Ketidak seimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

c. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami

Diabetes militus dengan masalah Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh.

d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami

Diabetes militus dengan masalah Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh.


e. Melakukan evaluasi pada klien yang mengalami Diabetes militus

dengan masalah Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh.

D. Manfaat

1. Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan

yang diterima oleh masyarakat.

2. Manfaat bagi instusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan kajian dalam

pengembangan ilmi keperawatan yang berkaitan dengan Asuhan

keperawatan yang berkaitan dengan Diabetes Mililitus kususnya dengan

masalah ketidak seimbangan Nutrisi.

3. Manfaat perawat

Untuk meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan Asuhan

Keperawatan pada klien yang mengalami Diabetes militus dengan

masalah Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

4. Klien

Agar klien dan keluarga dapat mengetahui gambaran umum tentang

Perawatan yang mengalami Diabetes militus dengan masalah Ketidak

seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit Diabetes Millitus

1. Definisi

Diabetes Millitus (DM) merupakan gangguan metabolik yang ditandai

dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang diakibat

kerusakan pada sekresi insuin, kerja insulin, atau keduanya. Tiga

komplikasi akut utama diabetes terkait ketidakseimbangan kadar glukosa

yang berlangsung dalam jangka waktu ialah hipoglikemia. Hiperglikemia

jangka panjang dapat mengakibatkan komplikasi mikrovaskular kronik

(penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi neuropatik. Diabetes juga

dilibatkan dengan peningkatan insidensi penyakit makrovaskuler, seperti

penyakit arteri koroner (infark miokarrd), penyakit serebrovaskuler

(stroke).(Reptiana, 2020)

Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme yang di tandai dengan

meningkatnya kadar gula darah seseorang di dalam tubuh yang tinggi dan

melebihi batas normal. Diabetes mellitus sering di sebut penyakit kronis

yang di tandai dengan ketidak mampuan tubuh untuk melakukan

metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, mengarah ke

hiperglekemia.Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar

glukosa dalam darah tinggi dikarenakan tubuh tidak dapat melepaskan atau

menggunakan secara adekuat.Diabetes mellitus merupakan kelainan yang

ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) terjadi


penurunan atau tidak ada pembentukan insulin oleh pankreas. Kondisi ini

mengarah pada hiperglikemia yang dapat mengakibatkan terjadinya

komplikasi metabolik akut.(Lestari, 2019)

2. Etiologi

a. Dm tipe 1 (IDDM/ Insulin dependent Diabetes mellitus)

1) Factor genetic / herediter

Peningkatan kerentanan sel-sel beta dan perkembangan antibody

autoimun terhadap sel sel beta.

2) Factor ifkeksi virus

Infeksi virus caxsakie pada individu yang peka secara genetic

3) Factor respon autoimun abnormal → antibody menyerang jarang

normal yang di anggap jarang asing.

b. Dm tipe 2 ( NIDDM)

1) Obesitas → obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel

taget diseluruh tubuh → insulin yang tersedia mjd kurang efektif

dalam meningkatkan efek metabolic

2) Usia → cenderung meningkat diatas usia 65 tahun

3) Riwayat keluarga

4) Kelompok etnik

c. Dm malnutrisi

Kekurangan protein karonik → menyebabkan hipofungsi pankreas

d. Dm tipe lain

1) Penyakit pankreas → pancreatitis, Ca pankreas, dll)


2) Penyakit hormonal → acromegali yang merangsang sekresi sel sel

beta sehingga hiperaktif dan rusak

3) Obat obatan

a) Aloxan,streptozokin → sitotoksin terhadap sel sel beta

b) Derivat thiazide → menurunkan sekresi insulin. (wijaya, &putri,

(2013)

4) Pola makan

Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang

dibutuhkan oleh tubuh akan mengakibatkan timbulnya Diabetes

Mellitus. Mengomonsumsi makanan yang berlebihan dan tidak

diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai

dapat mengakibatkan kadar gula dalam darah meningkat dan

pastinya akan menyebabkan Diabetes Mellitus.

5) Obesitas

Orang yang memiliki badan gemuk dengan berat badan lebih dari

90 kg cenderung akan memiliki peluang lebih besar untuk terkena

penyakit Diabetes Mellitus.

6) Faktor genetic

Diabetes Mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak.

Gen penyebab Diabetes Mellitus akan dibawa oleh anak jika orang

tuanya menderita Diabetes Mellitus.

7) Bahan-bahan kimia dan obat-obatan

Bahan-bahan kimia dapat mengakibatkan pankreas yang

menyebabkan radang pankreas, radang pada pankreas akan


mengakibatkan fungsi pancreas menurun sehingga tidak ada

sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk

insulin.

8) Pola hidup

Pola hidup juga sangat berpengaruh faktor penyebab Diabetes

Mellitus. Orang yang malas berolahraga memiliki risiko lebih

tinggi untuk terkena penyakit Diabetes Mellitus karena olahraga

berfungsi untuk membakar kalori yang tertimbun didalam tubuh,

kalori yang tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama

penyebab Diabetes Mellitus selain disfungsi pankreas.

9) Diet yang tidak sehat

Diet yang tidak sehat yaitu kurang olahraga, menekan nafsu

makan, sering mengkonsumsi makan siap saji.

10) Riwayat diabetes pada kehamilan

Diabetes selama kehamilan atau melahirkan bayi lebih dari 4,5 kg

dapat meningkatkan risiko Diabetes Mellitus tipe 2. (Listyaningsih,

2020)

3. Patofisiologi

Diabetes Millitus marupakan suatu gejala yang kronik dan bersifat sistemik

dengan karakteristik meningkatnya gula darah /glukosa atau hiperglekemia

yang menyebabkan penurunan sekresi atau kerja dari insulin sehingga

membuat terhambatnya metabolism karbohidrat ,protein,dan lemak .

glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah

sangat dibutuhkan untuk kebutuhan sel dan jaringan.glukosa di bentuk di


hati dari makanan yang di konsumsi. Makanan yang masuk di gunakan

untuk kebutuhan energy dan sebagian lagi di simpan dalam bentuk glikogen

di hati dan jaringan lainnya dengan bantuan insulin. Insulin adalah hormone

yang di produksi oleh sel beta pulau langers pankreas yang kemudian

produksinya masuk dalam darah dengan jumlah sedikit kemudian

meningkat jika terdapat makanan yang masuk. Pada orang dewasa rata-rata

diproduksi 40-50 agar mempertahankan gula darah tetap stabil 70-120 mg/

dl.

Insulin disekresi oleh sel beta, satu diantar empat sel pulau langers

pankreas. Insulin merupakan anabolik, hormone yang dapat membantu

memindahkan glukosa dari darah ke otot,hati dan sel lemak. Pada diabetes

terjadi berkurangnya insulin atau tidak adanya insulin berakibat pada

gangguan tiga metabolisme yaitu menurunnya penggunaan glukosa,

meningkatnya mobilisasi lemak dan meningkat penggunaan protein.Pada

Diabetes tipe II permasalahan utama adalah berhubungan resistensi insulin

dan gangguan sekresi insulin.Hasil menujukan penurunan sensitifitas

jaringan pada insulin.Normalnya insulin mengikat reseptor khusus pada

permukaan sel dan mengawali rangkaian reaksi meliputi metabolisme

glukosa. Pada Diabetes tipe II, reaksi instrakuler berkurang,sehingga

menyebabkan efektivitas insulin menurun dan menstimulasi penyerapan

glukosa oleh jaringan pada suatu pembebasan oleh hati. Mekanisme selalu

menjadi penyebab utama resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin

pada Diabetes mellitus tipe II tidak diketahui, meskipun faktor genetik

berperan utama. . Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah


penumpukan glukosa dalam darah, peningkatan sejumlah insulin harus

dikontrol dalam mengatur kadar glukosa darah untuk batas normal atau

sedikit lebih tinggi kadarnya. Namun, jika sel beta tidak dapat menjaga

dengan meningkatkan kebutuhan insulin, mengakibatkan kadar glukosa

meningkat, dan Diabetes millitud tipe II berkembang.Menurunnya

penggunaan glukosa

a. Terdapat Diabetes sel-sel membutuhkan insulin yang membawa

glukosa hanya sekitar 25% ntuk energy. Kecuali jaringan saraf, eritrosit

dan sel-sel usus, hati dan tubul ginjal tidak membutuhkan insulin untuk

transport glukosa. Sel-sel lain seperti, jaringan adipose, otot jantung

membutuhkan insulin untuk transport Digital Repository Universitas

Jember 9 glukosa. Tanpa adekuatnya jumlah insulin,kebanyakan

glukosa tidak dapat di gunakan. Dengan tidak adekuatnya insulin maka

gula darah akani tinggi (hiperglikemia), karena hati tidak dapat

menyimpan glukosa menjadi glikagen. Agar terjadi keseimbangan gula

darah kembali menjadi normal sehingga tubuh mengeluarkan glukosa

melalui ginjal, sehingga banyak glukosa berada dalam urin

(glokosuria), disisi lain pengeluaran glikosa melalui urin membuat

diuretik osmotic dan meningkatnya jumlah air yang dikeluarkan, hal ini

menyebabkan terjadi defisit volume cairan.

b. Meningkatnya mobilisasi lemak Pada diabetes tipe lebih berat dari pada

tipe II, mobilisasi lemak yang dipecah untuk energi terjadi, jika

cadangan glukosa tidak ada. Hasil metabolisme lemak adalah keton.

Keton akan terkumpul dalam darah, dikeluarkan melalui ginjal dan


paru. Hasilt keton dapat diukur dari darah dan urin. Jika kadarnya

tinggi, indikasi diabetes tidak terkontrol.Keton mengganggu

keseimbangan asam basa tubuh dengan memproduksi ion hidrogen

sehingga pH akan turun dan asidosis metabolik dapat terjadi.

c. Naiknya penggunaan protein pembangunan protein. Saat keadaan

normal insulin berfungsi menstimulasi sintesis protein, jika terjadi

ketidakseimbangan, asam amino dikonversi, menjadi glukosa dihati

sehingga kadar glukosa menjadi tinggi. (Charisma, 2018)


4. Pathway Diabetes Mellitus

Invasi kuman kelapisan Respons peradangan PERITONITIS


peritoneum oleh pada peritnoneum dan
berbagai kelainan pada organ didalamnya
system gastroentetinal
dan penyebaran infeksi
dari organ didalam
abdomen atau perforasi Respons sistemik Penurunan aktivitas
organ pasca trauma fibrinolitik intra abdomen
abdomen
Peningkatan suhu tubuh
Pembentukan eksudat
fibrinosa atau abses pada
Hipertermia peritonium

Penurunan kemampuan Ketidakefektifan bersihan


batuk efektif jalan nafas

Invasi bedah laparatomi Respons local saraf Distensi abdomen


terhadap inflamasi

Nyeri

Preoperative Pasca operasi

Resiko psikologis
misinterprestasi perawatan Port de entre pasca bedah Kerusakan jaringan pasca
dan penatalaksanaan bedah
pengobatan
Resiko infeksi
Disfungsi motilitas
Kecemasan pemenuhan Defisiensi pengetahuan gastrointestinal
informasi ketakutan

Resiko ketidakefektifan Gangguan gastrointestinal Syok sepsis


perfusi gastrointestinal

Mual, muntah, kembung Respon kardiovaskular


anoreksia

Curah jantung menurun


Ketidakseimbangan nutrisi Intake nutrisi tidak
kurang dari kebutuhan adekuat kehilangan cairan
resiko ketidakseimbangan dan elektrolit Suplai darah ke otak me↓
elektrolit

Resiko ketidakefektifan Perubahan tingkat


perfusi jaringan otak kesadaran

(Nurarif & Kusuma, 2016)


5. Manifestasi Klinis

a. Seringkali buang air kecil pada malam hari (Poliuri)

Disebabkan glukosa dalam urin memiliki aktivitas osmotik, sehingga

air akan tertahan di dalam filtrat dan diekskresikan bersama glukosa

dalam urin sehingga menjadi poliuria.

b. Sering merasa haus (Polidipsi)

Dikarenakan banyak urin yang keluar maka badan akan kekurangan air

atau dehidrasi. Hal tersebut akan menyebabkan rasa haus sehingga

selalu minum terutama yang dingin, manis, segar, dan banyak.

c. Rasa lapar yang berlebihan (Polifagi)

Diabetes ini dikarenakan insulin bermasalah, pemasukan gula ke dalam

sel-sel tubuh berkurang sehingga energi yang dibentuk menjadi kurang.

Inilah sebabnya orang merasa kurang tenaga.(Lestari, 2019)

6. Komplikasi

a. Komplikasi metabolic

Ketoasidosis metabolic

b. Komplikasi

1) Mirovaskular kronis (penyakit ginjal dan mata) dan neuropati

2) Makrovaskular (MCI,Stroke,penyakit vascular prifer). (wijaya, &

putri, 2013)

Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda),

kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang

dapat menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat

menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko amputasi.


Komplikasi Jangka Panjang dari Diabetes Mellitus yaitu:

a. Pembuluh darah (Sirkulasi yang jelek mengakibatkan penyembuhan

luka yang lama dan bisa menyebabkan penyakit jantung, stroke,

gangren kaki dan tangan, impotem dan infeksi).

b. Mata (Gangguan penglihatan dan akan berakibat bisa terjadi

kebutaan)

c. Ginjal (Fungsi ginjal yang buruk menyebabkan gagal ginjal.

d. Kulit (Luka, infeksi dalam, ulkus diabetikum, penyembuhan luka yang

lama)

e. Darah (Mudah terkena infeksi, terutama infeksi saluran kemih dan

kulit).(Listyaningsih, 2020)

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

a. Edukasi

Edukasi penderita Diabetes mellitus dilakukan untuk memberi

informasi tentang gaya hidup yang perlu diperbaiki secara khusus

untuk memperbaiki pola makan dan pola latian fisik. Informasi yang

cukup akan memperbaiki sikappada penderita Diabetes mellitus.

Edukasi pemantauan kadar glukosa darah juga diperlukan karena

dengan pemantauan kadar glukosa secara mandiri, penderita Diabetes

mellitus dapat mengukur terapinya untuk mengendalikan kadar

glukosa darah secara optimal.


b. Terapi Gizi

Pengetahuan zat gizi pada penyandang Diabetes mellitus diarahkangizi

seimbang serta pengaturan jumlah kalori, jenis makanan dan jadwal

makan.Keteraturan jadwal makan adalah hal penting bagi penyandang

Diabetes mellitus yang menggunakan obat hipoglikemik baik oral

maupun injeksi.

c. Olahraga / Latihan

Latian fisik penting dalam penderita Diabetes mellitus karena

dampaknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi

faktor risiko kardiovaskuler. Pemilihan latian fisik memerlukan advis

tenaga kesehatan karena pada penderita Diabetes mellitus takaran

latian fisik terkait sangat kuat dengan kadar glukosa darah khususnya

bagi para pasien yang mendapat terapi obat hipoglikemik dan

pembatasan asupan kalori.

d. Farmakoterapi

Obat hipoglikemik diberikan dalam bentuk tablet atau injeksi.

Biasanya diberikan pada penderita diabetes tipe II jika diet dan

olahraga gagal menurunkan kadar gula darah. Obat hipoglikemik oral.

(Malaka, 2021)

8. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada diabetes mellitus

menurut Nurafif, Huda, & Kusuma (2015) yaitu:


a. Kadar glukosa darah

Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik

sebagai patokan penyaring.

b. Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus setidaknya 2 kali

pemeriksaan:

1) Glukosa plasma sewaktu > 200mg/dl (11,1 mmol/L)

2) Glukosa plasma puasa > 140mg/dl (7,8 mmol/L)

3) Glukosa plasma dan sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah

mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) >

200mg/dl)

c. Tes Laboratorium Diabetes Mellitus

Jenis tes pada pasien diabetes mellitus berupa tes saring, tes

diagnostik, tes pemantauan terapi, dan tes untuk komplikasi.

d. Tes saring

Tes saring pada diabetes mellitus adalah:

1) Gula darah puasa, gula darah sewaktu

2) Gula darah puasa

3) Gula darah sewaktu

e. Tes untuk mendeteksi komplikasi

1) Mikroalbunuria: urin

2) Ureum, kreatinin, dan asam urat

3) Kolesterol total: plasma vena (puasa)

4) Kolesterol Low-density lipoprotein (LDL): plasma vena (puasa)


5) Kolesterol High Density Lipoprotein (HDL): plasma vena (puasa)

6) Trigliserida: plasma vena (puasa). (Lestari, 2019)

9. Manajemen Diet DM

Para penderita yang mengalami Diabetes Mellitus sebaiknya makan 6 kali

sehari, yang terdiri dari sarapan pagi, makanan selingan/snack, makan siang,

makanan selingan, makan malam dan makanan selingan sehingga penderita

Diabetes Mellitus sebaiknya makan setiap 3 jam.Jadwal makan yang

mengalami penderita Diabetes Mellitus harus diikuti sesuai aturannya, yaitu

makan 5-6 kali setiap hari. Pada waktu yang kurang lebih sama dengan interval

sekitar 3 jam dan terdiri dari 3 kali makan pokok setelah 3 kali camilan.

Jenis adalah jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi.

Jenis Anjran
Karbohidrat pilihan karbohidrat yang kompleks seperti (nasi, oats, kentang,
jagung, ubi jalar, dan lainnya), bukan yang sederhana (gula
pasir, gula merah, sirup jagung, madu, sirup maple, molasses,
selai, jelly, soft drink, permen, kue, yogurt, susu, cokelat, buah,
jus buah, biskuit, dan lainnya).
Lemak
Lemak Memilih jenis lemak yang baik akan menurunkan risiko
penyakit yang berhubungan dengan kolestero
Protein Memilih makanan seperti potongan daging putih, daging
unggas dan makanan laut bukannya daging olahan atau daging
merah
Sayuran Makan sayuran setidaknya tiga porsi sayuran setiap hari,
termasuk sayuran berdaun hijau seperti bayam, selada atau kale
Buah Mengomsumsi Buah yang kaya gula dengan buah dengan
kandungan serat tinggi sangat dianjurkan seperti apel, pir, dan
raspberry

(Listyaningsih, 2020)
a. Penatalaksanaan Diet:

Diet atau pengontrolan berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan

diabetes mellitus.

b. Memberikan semua jenis makanan misalnya vitamin, dan mineral.

c. Menjaga dan mempertahankan berat badan yang sesuai

d. Memenuhi kebutuhan energy.

e. Olahraga

Kegiatan olahraga digabung dengan penurunan berat badan telah

menghasilkan peningkatan sensitivitas insulin dan menurunkan kebutuhan

terhadap intervensi farmakologi.

f. Jogging

Jogging merupakan suatu kegiatan olahraga yang dapat di lakukan untuk

menjaga kesehatan tubuh, dan karnaa itu jogging termasuk olahraga yang

paling banyk di lakukan. (Bayu, 2018)

B. Konsep Ketidak Seimbangan Nutrisi

1. Definisi

Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan

asupan nutrisi yang tidak mencakupi kebutuhan tubuh.(Id, 2020)

Menurut (Wahyuni & Hermawti, 2017 ) kebutuhan nutrisi pada seseorang

yang mengalami penderita DM merupakan kebutuhan fisiologis yang

mendasar. Pola pemenuhan nutrisi yang tidak baik menyebabkan kontrol

gula darah yang tidak stabil.(Bayu, 2018)


2. Etiologi

Etiologi Defisit Nutrisi Menurut Tim pokja SDKI DPP PPNI ( 2017 ),

terdapat delapan penyebab utama Defisit Nutrisi yaitu :

a. Ketidakmampuan menelan makanan

b. Ketidakmampuan mencerna makanan

c. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien

d. Peningkatan kebutuhan metabolisme

e. Faktor ekonomi

3. Penatalaksanaan Defisit Nutrisi

Penatalaksanaan

a. Indeks Massa Tubuh ( IMT)

Indeks Massa Tubuh adalah suatu alat atau acara yang sederhana untuk

memantau status gizi pasien. Untuk memantau indeks massa tubuh orang

dewasa digunakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan

b. Kebutuhan Kalori

Untuk menentukan jumlah kalori dipakai rumus Broca yaitu: Berat Badan

Idaman (BBI) = (TB (cm) - 100) - 10% Apabila hasilnya < 90% BB

idaman maka disimpulkan berat badan kurang.Untuk pasien berat badan

kurang, kebutuhan kalorinya sekitar 2300-2500 kalori

c. Kebutuhan Karbohirat

Karbohidrat merupakan komponen terbesar dari kebutuhan kalori tubuh,

yaitu sekitar 50%-60%.


d. Kebutuhan protein

Untuk adekuatnya cadangan protein, diperlukan kira-kira10%-20% dari

kebutuhan kalori atau 0,8 g/kg/hari.

e. Kebutuhan lemak

Kebutuhan lemak kurang dari 30% dari total kalori, sebaiknya dari lemak

nabati dan sedikit dari lemak hewani.

f. Kebutuhan serat

Serat dibutuhkan sekitar 20-35 g/hari dari berbagai bahanmakanan atau

rata-rata 25 g/hari.(Malaka, 2021)

C. Konsep Asuhanan Keperawatan Diabetes Millitus

1. Pengkajian

Menjelaskan bahwa pengkajian merupakan tahap awal proses

keperawatan dan suatu proses yang mudah dalam pengumpulan data dari

berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status

kesehatan klien. Pengkajian merupakan suatu proses pengumpulan data

yang di laksanakan dengan berbagai cara (wawancara, observasi,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, dll) untuk mendapatkan

informasi tentang kondisi kesehatan klien, yang berfokus pada pemenuhan

kebutuhan dasar. (Bayu, 2018)

2. Pengumpulam data

Data yang dikumpulkan merupakan data tentang bagaimana dalam

pemenuhan kebutuhan dasar klien, baik kebutuhan fisiologis, contoh:


nutrisi, rasa nyaman, eliminasi, dll maupun kebutuhan psikologis: harga

diri, kebutuhan dicintai.

a. Identitas pasien

meliputi Nama pasien, tanggal lahir,umur, agama, jenis kelamin, status

perkawinan, pendidikan, pekerjaan, No rekam medis.

b. Keluhan utama

Keluhan utama merupakan keluhan yang di rasakan dan yang paling sering

menggangu pasien. keluhan utama pasien di jadikan acuan dalam

menggali informasi lebih lama,melakuka pemeriksaan,dan pemberian

tindakan,pada kasusu ini pasien mengeluh mual dan muntah, BB menurun,

diare kadang-kadang disertai nyeri perut, kram otot, gangguan

tidur/istirahat, haus, pusing/sakit kepala.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat penyakit sekarang merupakan keluhan atau gangguan yang

berhubungan dengan penyakit yang dirasakan saat ini.Dengan adanya

nafsu makan menurun, dan mual, muntah lemas meningkat mendorong

penderita untuk melakukan pengobatan.

d. Riwayat kesehatan dulu

Riwayat kesehatan dulu adalah penyakit fisik maupun psikologis yang

pernh di derita oleh klien sebelumnya

e. Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat kesehatan Keluarga biasanya pada keluarga pasien ada yang

menderita Diabetes Mellitus.Biasanya ada keluarga yang menderita


penyakit keturunan seperti Hipertensi, Diabetes Militus, Jantung dan

lainnya.(Malaka, 2021)

3. Pemeriksaan fisik

a. Status kesehatan umum

Suatu keadaan umum penderita, kesadaran, tinggi badan, berat badan

dan tanda-tanda vital.

b. Sistem pernapasan

Ada atau tidak sesak napas, batuk, sputum dan nyeri dada.klien dengan

Diabetes Millitus mudah mengalami infeksi

c. Sistem kardiovaskuler

Klien yang mengalami Diabetes Millirus adakah riwayat hipertens,

AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki

yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah.

d. Sistem pencernaan/gastrointestinal

Adanya polifagia, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi,

perubahan berat badan

e. Sistem genitourinaria

Perubahan pola berkemih (poliuria, nokturia, anuria), diare

f. Sistem endokrin

Tidak adanya kelainan pada kelenjar tiroid dan kelenjar paratiroid.

Adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah akibat gangguan

produksi insulin.

g. Sistem saraf
Terjadi penurunan sensori, pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas

kelemahan pada otot, parestesia, gangguan penglihatan.

h. Sistem integumen

Turgor kulit menuruan, kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar

ulkus dan gangren, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka

i. Sistem musculoskeletal

Cepat lelah, lemah, dan nyeri, penybaran masa otot, adanya gangren di

ektremitas.

j. Sistem penglihatan

Adanya Kerusakan retina, terjadinya kebutaan, kerusakan pada lapisan

saraf mata, dapat menyebabkan terjadinya penumpukan cairan

mengandung lemak dan pendarahan pada retina

k. Sistem penglihatan

Kerusakan retina, terjadinya kebutaan, kerusakan pada lapisan saraf

mata, dapat menyebabkan terjadinya penumpukan cairan mengandung

lemak dan pendarahan.(Reptiana, 2020)

4. Pemeriksaan labolatorium

a. Cek GDA sewaktu

b. Tes glukosaurine

5. Diagnosa Keperawatan

Diagnose keperawtan yang sering muncul pada klien dengan Diabetes

mellitusmenurut SDKI (2017), NOC (2016), NIC (2016) yaitu sebagai berikut:

a. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin d.d klien

mengatajan haus meningkat, klien mengatakan lelah dan lesu, kadar


glukosa dalam darah/urin tinggi >200 mg/dL, dan jumlah urin yang

meningkat >2000 cc/hari.

b. Defisit nutrisi kurangnya asupan makanan klien mengatakan tidak nafsu

makan, nyeri abdomen, berat badan menurun dari 65 kg menjadi 45 kg,

dan klien tampak lemas.(Bayu, 2018)

6. Interverensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan kreteria Intervensi


Keperawatan hasil
1 Ketidakseimb Tujuan NOC NIC
angan nutrisi Nutritional status : Nutrion management :
kurang dari Nutritional status : Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan food and fluid Kolaborasi dengan ahli gizi
tubuh. Nutritional status : untuk menentukan jumlah kalori
nutrient intake dan nutrisi yang di butuhkan
Weight control pasien
Anjurkan pasien untuk
Kreteria hasil : meningkatkan intake fe
Adanya Anjurkan pasien untuk
peningkatan berat meningkatkan protein dan
badan sesuai dengan vitamin C
tujuan Berikan subtansi gula
Berat badan ideal Yakinkan diet yang di makan
sesuai dengan tinggi mengandung serat tinggi ntuk
badan mencegah kontipasi
Mampu Berikan makan yang terpilih
mengidentifikasi (sudah dikonsulkan ahli gizi)
kebutuhan nutrisi Ajarkan pasien bagaimana
Tidak ada tanda membut catatan maknan harian.
tanda mal nutrisi Monitor jumlah nutrisi dan
Menuujukan kandungan kalori
peningkatan fungsi 10. Berikan informasi tentang
pengecapan dari kebutuhan nutrisi
menelan 11. Kaji kemampuan pasien untuk
Tidak terjadi mendapatkan nutrisi yang di
penurunan berat butuhkan
badan yang berati Nutrition monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan
berat badan
Monitor dan tipe jumlah
aktivitas yang biasa di lakukan
Minitor intraksi anak atau
orang tua selama makan
Monitor lingkungan selama
makan
Jadwal pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
Monitor kulit keringdan
perubahan pigmentasi
Monitor tugor kulit
Monitor kekeringan,rambut
kusam.dan mudah patah
10. Monitor mual dan muntah
11. Monitor kadar albumin,total
protein,Hb,dan kadar Ht
12. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
13. Monitor pucat,kemerahan,dan
kekeringan jaringan konjungtiva
14. Monitor kalori dan intake
nutrisi
15. Catatan adanya
edema,hiperemik,hipertonik
papilla lida,dan cavitas oral.
16. Catat jika lidah
berwarnamagenta,scarlet.
(Nurarif, kusuma,2015)

7. Implementasi

Implementasi merupakan suatu tahap ketika perawat mengaplikasikan suatu

rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna

membantu pasien mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Implementasi dari

nutris kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan asupan diet

yaitu:

a. Memonitor asupan toleransi peningkatan diet.

b. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien mengenai aturan diet yang

disarankan.

c. Memberikan aspan pilihan makanan yang dianjurkan.


d. Memberikan makan 6 kali dengan porsi sedikit dibanding 3 makan kali,

jika diperlukan.

e. Melakukan tindakan pemeriksaan tes glukosa darah sebelum dan sesudah

diet.

f. Memberikan informasi kepada pasien untuk merencanakan diet yang

sesuai.

g. Kalaborasikan dengan tenaga kesehatan lain untuk meningkatkan diet

secepat mungkin jika tidak ada komplikasi.

8. Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu tahap akhir dalam proses keperawatan yang

merupakan perbandingan yang sistemastis dan terencana antara hasil akhir

yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap

perencanaan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Studi kasus adalah suatu studi yang mencakup pengkajian yang bertujuan

memberikan gambaran secara mendetailmengenai latar belakang, sifat

maupun karakter yang ada dari suatu kasus, dengan maksut lain bahwa studi

kasus berfokusperhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. Studi kasus

dalam metode ini dilakukan secara mendalam terhadap suatu keadaan atau

kondisi dengan cara sistematis mulai dari melakukan pengamatan,

pengumpulan data, analisis informasi.

Dalam Penulis studi kasus ini menggunakan metode jenis studi kasus

deskriptif yaitu dengan menggambarkan studi kasus tentang asuhan

keperawatan “Penerapan Kepatuhan Diet Terhadap Ketidakstabilan Kadar

Glukosa Darah Pada Diabetes Mellitus. (Listyaningsih, 2020)

B. Batasan Istilah

Batasan istilah adalah pernyataan yang menjelaskan tentang teori, temuan, dan

bahan peneliti lainnyayang di dapatkan dari bahan acuan untuk di jadikan

landasan kegiatan peneliti yang berisi ulasan, rangkuman serta analisis berupa

kritik ( Wahyudi,2020). Studi kasus ini menjabarkan tentang konsep Diabetes

mellitus beserta asuhan Keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan

evalusi.
Batasan Istilah

Variable Batasan istilah Cara ukur


Diabetes Diabetes Millitus (DM) merupakan -Teknik Survei
millitus gangguan metabolik yang ditandai -Teknik Interview
dengan peningkatan kadar glukosa (wawancara)
darah (hiperglikemia) yang diakibat -Kajian
kerusakan pada sekresi insuin, kerja dokumentasi
insulin, atau keduanya. Tiga
komplikasi akut utama diabetes
terkait ketidakseimbangan kadar
glukosa yang berlangsung dalam
jangka waktu ialah hipoglikemia.
Hiperglikemia jangka panjang dapat
mengakibatkan komplikasi
mikrovaskular kronik (penyakit ginjal
dan mata) dan komplikasi neuropatik.
Diabetes juga dilibatkan dengan
peningkatan insidensi penyakit
makrovaskuler, seperti penyakit arteri
koroner (infark miokarrd), penyakit
serebrovaskuler (stroke).(Reptiana,
2020)

Ketidak Ketidak seimbangan nutrisi kurang -Teknik Survei


seimbangan dari kebutuhan tubuh merupakan -Teknik Interview
nutrisi kurang asupan nutrisi yang tidak mencakupi (wawancara)
dari kebutuhan kebutuhan tubuh.(Id, 2020) -Kajian
tubh Menurut (Wahyuni & Hermawti, dokumentasi
2017 ) kebutuhan nutrisi pada
seseorang yang mengalami penderita
DM merupakan kebutuhan fisiologis
yang mendasar. Pola pemenuhan
nutrisi yang tidak baik menyebabkan
kontrol gula darah yang tidak stabil.
(Bayu, 2018)

C. Partisipan

Partisipan yang di gunakan adalah 1 klien yaitu pasie dengan diagnosa medis

Diabetes mellitus dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dan waktu penelitian adalah serangkaian gambaran umum yang

menjelaskan lokasi tehnik pengumpulan data dalam sebuah riset (Komala

2021). Lokasi penelitian pada karya tulis ilmiah ini di lakukan di RSUD

Pringsewu. Lama waktu penelitian adalah minimal 3 hari. Penelitian ini akan

dilakukan bulan januari – maret 2022.

E. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah yang paling strategis

dalam melakukan penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data.Sejumlah teknik pengumpulan data kualitatif yang umum

digunakan adalah survei, partisipan, observasi, interview, catatan lapangan dan

memo analitik, elisitasi dokumen, pengalaman pesonal, dan partisipasi dalam

mengkaji tindakan.Berbagai teknik pengumpulan data itu sebenarnya

merupakan “methodologial trade” yang dimodifikasi sesuai dengan

kepentingan si peneliti.

a. Teknik Survei

Teknik ini biasanya sering digunakan untuk memahami suatu pendapat dan

sikap kelompok masyarakat tertentu hal ini bertujuan untuk memperoleh

kedalaman dan kelengkapan informasi.

b. Teknik Observasi

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati pasien dalam


memperoleh data tentang masalah kesehatan perawatan pasien. Observasi

dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indera lainnya,

melalui rabaan, sentuhan, dan pendengan. Melihat

c. Teknik Interview (wawancara)

Pengumpulan data dengan menanyakan secara lansung kepada pasien dan

keluarga tmengenai masalah yang dihadapi pasien, biasanya juga

anamnesa. Pola makan keluarga telah tergeser dari pola makan tradisional

yangmengandung banyak karbohidrat dan serat dari sayuran ke pola makan

dengan makanan yang terlalu banyak mengandung protein, gula, lemak,

dan mengandung sedikit serat. Pola makan seperti inilah yang beresiko

terjadinya Diabetes Mellitus.

d. Kajian Dokumentasi

Dokumentasi yang bisanya di gunakan untuk dijadikan acuan oleh perawat

misalnya: catatan kesehatan (data rekam medik dari Puskesmas

Randuagung), informasi tertulis, maupun lisan.

F. Analisis Data

Analisa data yang dilakukan penulis di lapangan dalam waktu pengumpulan

data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan

melalui cara menemukan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori

yang sudah ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknis

analisis yang digunakan dengan cara mendapatkan jawaban-jawaban yang

diperoleh dari hasil wawancara mendalam yang akan dilakukan dengan cara

observasi oleh penulis dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk

selanjutnya diinterpretasikan dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan


untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut. Urutan dalam

analisa data:

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan melalui hasil WOD (wawancara, observasi, dan

dokumentasi).Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian

dianalisis dalam bentuk transkrip (catatan terstruktur).

2. Mereduksi data

Dari hasil terkumpul wawancara dalam bentuk catatan lapangan dijadikan

satu dalam bentuk transkrip dan di kelompokkan menjadi data subyektif

dan obyektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik

kemudian dibandingkan nilai normal.

3. Kesimpulan

Data yang diberikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan

hasil-hasil penulisan terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan, Pemberian kesimpulan dilakukan dengan cara induksi. Data

yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan,

tindakan dan evaluasi.

G. Etika Penelitian

Secara umum prinsip etika dalam penelitian/pengumpulan data

dapatdibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip

menghargai hak-hak subyek dan prinsip keadilan.

1. Prinsip Manfaat

2. Bebas dari penderitaan


Penelitian harus dilakukan tanpa mengakibatkan penderita kepadasubjek,

khususnya jika menggunakan tindakan khusus

3. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dijauhkan dari keadaan

yangtidak menguntungkan.

4. Resiko(benefits ratio)

Peneliti harus hati-hati dalam mempertimbangkan resiko dan keuntungan

yangakan menyebabkan kepada subjek pada setiap tindakan.

5. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia (respect human dignity)

6. Hak untuk ikut atau tidak menjadi partisipan (right to self determination)

Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek memiliki hak untuk

memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek atau tidak, tanpa

adanya sanksi apapun atau akan berakibat terhadap kesembuhannya jika

mereka seorang pelayan.

7. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to

full disclosure) Seorang peneliti harus memberi penjelasan secara rinci

serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek.

8. Prinsip Keadilan (right to justice)

a. Hak untuk memperoleh pengobatan yang adil (right in fair treatment)

Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan

sesudah ikut dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabla

ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian

b. Hak dijaga kerahasiannya (right to privacy) Subjek mempunyai hak

untuk meminta bahwa data yang diberikan harus dirahasiakan, untuk


itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia

(contfidentiality). (Charisma, 2018)

H. Jalannya Penelitian

Langkah- langkah pengumpulan data

1. Langkah persiapan

a. Mengajukan judul penelitian ke prodi DIII Keperawatan fakultas

kesehatan muhammadiyah pringsewu.

b. Mengajukan permohonan surat izin pra survey pendahuluan atau

mencari data dari lokasi penelitian yaiyu RSUD pringsewu yang akan

diangkat dalam penlitian.

2. Langkah pelaksanaan

a. Menyerahkan surat izin dan tanggal pelaksanaan

b. Menyerahkan surat izin etik.

c. Mengajukan imfromed consent kepada keluarga pasien

d. Memilih responden sesuai dengan kreteria insklusi lalu menjelaskan

tujuan penelitian

e. Mengumpulkan data dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik

dan melihat pendokumentasian rekam medis.

f. Pengumpulan data ini berlangsung selama tiga hari. Pada hari pertama

penelitian akan melakukan pengkajian, menganalisis data dan

melaksanakan interverensi yang sudah di buat yaitu dengan

melekukaan pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan hasil

labolatorium, malakukan observasi perfusi prifer dan pemberian

produk darah (tranfungsi darah) serta mengevaluasi keefektifan


interverensi yang di lakukan. Pada hari kedua peneliti melanjutkan

interverensi dan mengevaluasi keefektifan interverensi yang di

lakukan.

3. Langkah ahir

a. Hasil penelitian yang telah di setujui oleh dosen pembimbing akan di

sajikan dalam persentasi

b. Melakukan sidang dan disetujui oleh pembimbing dan penguji.


DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif, & Hardi Kusuma, (2015).Aplikasi Asuhan keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic Noc (jilid 2) penerbit
Mediaction..

Ns. Andre saferi &wijaya, S kep, & Ns yessie mariza putri,S,kep (2013). Aplikasi
Asuhan keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Buku KMB 2,
Keperawatan medical bedah.

Alwafi Ridho Subarkah. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES


MELITUS DALAM MASALAH PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
DI RUANG LAIKA WARAKA INTERNA RSUD BAHTERAMAS
PROV.SULTRA TAHUN 2018 KARYA. Nhk 技研, 151(2), 10–17.
Bayu, S. (2018). Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka. Convention Center Di Kota
Tegal, 4(80), 4.
Charisma, N. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. SA
DAN Tn. SU YANG MENGALAMI DIABETES MELLITUS DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG
DARI KEBUTUHAN TUBUH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
RANDUAGUNG TAHUN 2018.
Id, S. (2020). Perawatan Klien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan.
Lathifah, N. L. (2017). Hubungan Durasi Penyakit dan Kadar Gula Darah Dengan
Keluhan Subyektif Penderita Diabetes Melitus. Jurnal Berkala Epidemiologi,
5(2), 231–239. https://doi.org/10.20473/jbe.v5i2.2017.231-239
Lestari, I. (2019). Aplikasi Jogging Exercise Untuk Mengatasi
Ketidakseimbangan Nutrisi Pada Diabetes Mellitus Tipe II. 36.
Listyaningsih, E. D. (2020). Penerapan Kepatuhan Diet pada Ny. F dan Ny. S
terhadap Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah pada Luka Diabetes
Mellitus dengan Ketidakseimbangan Nutrisi di Kabupaten Magelang. 4–11.
http://eprintslib.ummgl.ac.id/2382/1/17.0601.0035_BAB I_BAB II_BAB
III_BAB V_DAFTAR PUSTAKA.pdf
Malaka, F. H. (2021). Program studi diii keperawatan politeknik kesehatan kerta
cendekia sidoarjo 2021.
Reptiana, A. (2020). Program studi diploma iii keperawatan universitas bhakti
kencana bandung 2020. Kesehatan.
World Health Organization. 2016. Global Report on Diabetes. France: World
Health Organization. http://www.who.int/diabetes/global-report/en/. [Sitasi:
29 Mei 2017].
World Health Organization (WHO). [updated 2017; cited 2017 July 11]. Tersedia
fromhttp://www. who.int/topics/diabetes_mellitus/en/.

Anda mungkin juga menyukai