PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Yosephine Marreta Adikuntati
NIM : 048114011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Yosephine Marreta Adikuntati
NIM : 048114011
i
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
ii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana
sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-
keluhan yang tidak terucapkan.
(Rom.8 : 26)
Akulah pokok anggur yang benar dan BapaKu lah pengusahanya. Setiap ranting padaKu
yang tidak berbuah, dipotongNya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkanNya, supaya
ia lebih banyak berbuah.
(Yoh.15 : 1-2)
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja
yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
(Yoh.15 : 7)
Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk
sahabatnya. Kamu adalah sahabatKu, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan
padamu.
(Yoh.15 : 13-14)
Kupersembahkan untuk :
Ayah Fransiskus Asisi di surga
Ibu Fransiska Xaveria tercinta
Kakak Yohana Kuncup
Kakek dan nenekku
Sahabat-sahabatku
Mikael Tirta terkasih
iv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
v
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
PRAKATA
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas segala
Pendidikan dan Tingkat Pendapatan dengan Perilaku Swamedikasi Demam oleh Ibu-
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sains pada Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, sekaligus sebagai wujud harapan dan cita-cita penulis untuk selalu
Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik tanpa
adanya bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang terkait. Pada kesempatan ini,
dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Rita Suhadi M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
2. Ibu Aris Widayati M.Si., Apt. selaku Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji.
3. Bapak dr. Harimat Hendarwan selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
membantu.
6. Ayah Fransiskus Asisi di surga, terima kasih atas segala yang diberikan selama
ini.
vi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
7. Ibuku Francisca Xaveria untuk kasih sayang dan doa-doa yang tulus.
8. Bulik Duwi, Kakek, Nenek, Nining, dan seluruh keluarga di Klaten terima kasih
10. Kakakku Yohana Kuncup untuk dukungan dan segala hal yang diberikan tiada
habisnya.
11. Liza, Tika, dan Filisia untuk doa, semangat dan persahabatan yang telah terjalin
di kos.
12. Mikael Tirta Dwi Kurniawan atas doa-doa yang telah tulus diberikan, atas
segala kata-kata yang telah banyak menguatkan sebagai hamba Allah, untuk
13. Keluarga Tirta di Ngawi untuk doa yang telah diberikan menjelang ujian.
Heny, Fandy dan Ari yang telah banyak membantu selama pengambilan data
15. Feri DS, Felisitas, Dito, Mahes, dan Edy yang telah banyak membantu selama
sampling frame.
16. Andy Novianto, Hendrik, Agie, Coki, dan seluruh teman-teman tehnik mesin
vii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
21. Melky yang selalu menemani di saat sedih dan patah semangat.
22. Teman-teman di Klinis Komunitas angkatan 2004 atas kekompakan yang telah
23. Teman-teman Vanilla Sky, Cicy, Neta, dan Fathonah untuk persahabatan yang
24. Teman-teman Poallest SMA Negeri I Klaten atas dukungan dan semangat yang
diberikan.
25. Pejabat di pemerintah daerah Kulonprogo dan Kota Yogyakarta yang telah
26. Semua responden baik di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulonprogo yang
27. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini dan tidak dapat
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi
pembaca semua.
Penulis
viii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
INTISARI
ix
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
Self Medication is more preferable than going to the doctor due to the
efficiency of the cost and money, even though it is realized that the success of the self
medication itself has some limitation. Fever refers to a condition in which the rise of
the body temperature above normal temperature (37,6ºC) is considered as a symptom
of a disease. A research in Yogyakarta discovered a fact that 74,5% women
conducted self medication using fever drug to their children to heal fever. Therefore,
it needs to conduct a study about appropriate self medication behavior.
This research aims at identifying the problems of fever self medication
behavior and knowing the relationship between the level of education and economy
with fever self medication behavior of the women in Daerah Istimewa Yogyakarta.
This study consists of descriptive non experimental and analitic non
experimental with cross sectional design. This study was conducted in Yogyakarta
and Kulonprogo using the simple random method. The main instrument of this study
were questionaire and interview guide. Quantitative data were analyzed using chi
square and for the qualitative data were identified about the problem..
This study shows that there were problem about self medication knowledge,
fever recognition, and fever drug choice.The quantitative results that there is
relationship between level of education with fever self medication knowledge, no
relationship between level of education with fever self medication attitude and action,
no relationship between level of income with fever self medication knowledge and
action, and relationship between level of income with fever self medication attitude.
Key words : self medication, fever, knowledge, attitude, behavior, education, and
income.
x
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
PRAKATA.............................................................................................. vi
INTISARI................................................................................................ ix
ABSTRACT................................................................................................ x
DAFTAR ISI........................................................................................... xi
1. Permasalahan ......................................................................... 4
2. Keaslian Penelitian................................................................. 5
xi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
B. Demam ........................................................................................ 10
1. Definisi.................................................................................... 10
2. Penyebab ................................................................................. 11
3. Patofisiologi ............................................................................ 11
5. Deteksi .................................................................................... 16
6. Pendekatan Diagnostik............................................................ 17
C. Swamedikasi................................................................................ 21
1. Definisi.................................................................................... 21
4. Swamedikasi Demam.............................................................. 23
xii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
D. Perilaku ....................................................................................... 31
1. Pengetahuan ............................................................................ 31
a. Tahu................................................................................... 32
b. Memahami ........................................................................ 32
c. Aplikasi ............................................................................. 32
d. Analisis.............................................................................. 33
e. Sintesis .............................................................................. 33
f. Evaluasi.............................................................................. 33
2. Sikap....................................................................................... 33
3. Tindakan................................................................................. 34
E. Pendidikan ................................................................................... 35
F. Pendapatan ................................................................................... 36
G. Landasan Teori............................................................................ 36
H. Hipotesis...................................................................................... 37
C. Definisi Operasional.................................................................... 42
D. Subyek Penelitian........................................................................ 43
xiii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
F. Waktu Penelitian.......................................................................... . 44
G. Besar Sampel............................................................................... 44
H. Tempat Penelitian........................................................................ 48
1. Kuesioner ................................................................................ 49
1. Analisis Situasi........................................................................ 53
a. Penentuan Masalah............................................................... 53
c. Perizinan............................................................................... . 53
b. Kuesioner ............................................................................. 55
xiv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
b. Data Kualitatif...................................................................... 59
2. Analisis Bivariat............................................................... 60
1. Usia Responden.................................................................... 62
Swamedikasi Demam.................................................................. 78
xv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Demam ......................................................................... 79
Demam ......................................................................... 81
Demam ......................................................................... 82
Demam ............................................................................ 84
Demam ......................................................................... 84
Demam ......................................................................... 86
Demam ......................................................................... 88
A. Kesimpulan ................................................................................. 91
B. Saran ............................................................................................ 93
xvi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
xvii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Pengetahuan ................................................................. 80
Tabel XXVIII. Uji Chi Square Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan ...... 80
Tabel XXXI. Uji Chi Square Tingkat Pendidikan dan Sikap .................... 82
Tindakan................................................................................ 83
Tabel XXXIV. Uji Chi Square Tingkat Pendidikan dan Tindakan ........... 83
Pengetahuan .......................................................................... 85
xviii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Tabel XXXVII. Uji Chi Square Tingkat Pendapatan dan Pengetahuan .... 85
Tabel XL. Uji Chi Square Tingkat Pendapatan dan Sikap ........................ 87
xix
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xx
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xxi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sendiri dan keluarga dengan menggunakan obat tanpa resep yang dilakukan secara
tepat dan bertanggungjawab, khususnya ditujukan untuk minor illness (Holt dan
Hall, 1990).
penyakit dari Riset Rumah Tangga tahun 1993 yang dilaksanakan oleh
kesehatan oleh masyarakat terhadap penyakit yang diderita, yaitu dibiarkan saja
5%, diobati dengan cara sendiri 5%, diobati dengan jamu 9%, memakai obat
bebas 63%, dan pergi ke dokter atau puskesmas 18%. Sedangkan hasil yang
diperoleh di Amerika Serikat tidak jauh berbeda, sebesar 75% dari jumlah
penduduknya merasa menderita sakit. Maka dari jumlah tersebut diketahui bahwa
masyarakat yang mengobati diri sendiri sebesar 65%, pergi ke dokter 25%, dan
yang tidak berbuat apa-apa sebesar 10% (Sartono, 1993). Berdasarkan data
1
2
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
dapat berjalan rasional maka diperlukan informasi yang benar dan obyektif serta
sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat pendidikan, banyak
ketersediaan produk obat tanpa resep, dan sosial ekonomi (Holt and Hall, 1990).
yaitu: pengetahuan masyarakat tentang penyakit ringan dan berbagai gejala serta
obat – obat yang dapat dibeli bebas tanpa resep dokter atau OTR / Obat Tanpa
Resep (OTC / Over The Counter) secara luas dan terjangkau untuk mengatasi
penyakit ringan atau gejala yang muncul, serta diterimanya pengobatan tradisional
Amerika Serikat menunjukkan populasi wanita dewasa lebih banyak daripada pria
pada wanita dengan semakin bertambahnya usia. Sebanyak 66% wanita saling
masalah pengobatannya, hal ini ditemukan pada kelompok pria hanya sebesar
58%. Sebanyak 82% wanita dan 71% pria mengakui menggunakan OTR untuk
3
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
mengobati penyakit ringan yang sering mereka alami. Fakta lain di Amerika
Serikat mengungkapkan bahwa 60% wanita dan 46% pria menggunakan suplemen
2002).
melebihi suhu normal (37ºC), biasanya dianggap sebagai gejala suatu penyakit
atau pertanda adanya gangguan kesehatan. Demam umumnya tidak berbahaya jika
tidak terjadi demam tinggi yaitu hingga suhu 40ºC. Demam lebih sering terjadi
pada anak-anak daripada orang dewasa, biasanya demam pada anak disertai
orangtua mencari usaha pengobatan untuk anak mereka. Satu dari lima ruang
dengan demam, dan lebih dari 10% anak-anak berusia antara 1 bulan hingga 24
4
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
bulan yang terlihat di ruang dokter spesialis anak telah mengalami demam
untuk mengatasi demam pada anak (Rinukti dan Widayati, 2005). Dengan melihat
demam. Salah satu caranya adalah dengan menyusun suatu modul edukasi untuk
swamedikasi demam.
pemrioritasan masalah, dan penganalisisan masalah. Selain itu pada penelitian ini
juga telah dilakukan pre-test yang akan berguna untuk pembuatan modul edukasi
Selain itu dalam penelitian ini juga mencari hubungan antara tingkat
1. Permasalahan
Yogyakarta?
5
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Istimewa Yogyakarta?
2. Keaslian Penelitian
yaitu :
mengetahui jumlah persentase obat demam apa saja yang biasa digunakan
terkena demam.
orang tua dengan tindakan penggunaan produk obat demam tanpa resep
3. Pola Pemilihan dan Penggunaan Obat Demam Tanpa Resep oleh Orangtua
demam apa saja yang biasa digunakan oleh orangtua pada saat anak
terkena demam.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Istimewa Yogyakarta.
b. Manfaat Praktis
A. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
demam oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang pada akhirnya
2. Tujuan Khusus
Yogyakarta.
Yogyakarta.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
hipotalamus, berbeda dengan suhu di sekitar tubuh atau kulit. Suhu inti diatur oleh
sistem feedback yang melibatkan informasi yang ditransmisi antara pusat pengatur
termosensitif yang terletak di kulit dan sistem kerja otot pusat. Mekanisme
fisiologi dan tingkah laku distimulasi untuk menjaga suhu tubuh dalam jangkauan
dengan AC, mencari tempat teduh untuk menghindari panas matahari. Mekanisme
hiperventilasi) dalam merespon panas dan juga produksi panas atau konservasi
Suhu tubuh rata-rata berkisar 97,5ºF dan 98,9ºF (36,4ºC dan 37,2ºC).
Suhu tubuh yang normal berbeda-beda tiap hari, suhu tubuh puncak tiap hari
antara jam 17.00-19.00, dan mencapai titik terendah antara jam 03.00-05.00 pagi.
Irama yang konsisten terjadi pada umur lebih dari 2 tahun dan lebih sering terjadi
pada anak daripada dewasa. Suhu tubuh dapat berbeda-beda sebesar 1,8°F (1°C)
8
9
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
pada orang dewasa dan 2,58ºF (1,48ºC) pada anak-anak tiap hari tergantung pada
irama circadian normal dan tingkat aktivitas. Anak-anak dan dewasa memiliki
suatu bagian kecil pada otak kita, dan pengaturan suhu tubuh disebut dengan set
berdasarkan asupan dari ujung saraf dan dari suhu darah yang beredar di tubuh.
Apabila suhu di luar dingin, hipotalamus akan membuat suatu program agar tubuh
tidak merasa kedinginan dengan cara menaikkan set pointnya atau menaikkan
sehingga pada musim dingin, kita akan menggigil dan tampak pucat. Apabila suhu
di luar panas, hipotalamus harus menurunkan suhu tubuh untuk mencegah heat
berkeringat, pelebaran pembuluh darah, dan pernafasan yang lebih cepat sehingga
pada saat kita merasa panas, tubuh akan berkeringat dan tampak “merah/flushing”
(Pujiarto, 2007).
dari hipotalamus yaitu pada (2) preoptic area (POA) dan (2) anterior
memonitor suhu sendiri dan menerima input dari reseptor pada kulit dan spinal
10
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
cord, kemudian mengirim sinyal kepada tubuh untuk melakukan aktivitas seperti
A. Demam
1. Definisi
dari suhu normal 100 F (37,8˚C). Menurut Kadang (2000), demam adalah keadaan
dimana terjadi kenaikan suhu tubuh hingga 38˚C atau lebih, adapula yang
temperatur rektal 38ºC (100,4ºF) atau lebih tinggi dan bila temperatur oral lebih
Oswari (1995), demam umumnya memang tidak berbahaya tetapi bila demam
2. Penyebab
Sebagian besar kasus demam pada anak disebabkan oleh infeksi akut
inifeksi antara lain kuman, virus, parasit atau mikroorganisme lain. Penyebab non
infeksi antara lain tirototiroksis, dehidrasi pada anak, alergi, stress, trauma,
kelainan kulit yang luas, penyakit keganasan atau kanker dan sebagainya (Depkes,
Penyakit infeksi yang paling banyak menimbulkan demam adalah infeksi saluran
nafas akut (ISPA), demam berdarah dengue, dan demam tifoid (terutama pada
daerah endemik). Demam yang terjadi tiba-tiba dan sangat tinggi biasanya
3. Patofisiologi
walaupun suhu di sekitarnya berubah, artinya suhu tubuh relatif tetap sekitar
37°C. Pengaturan suhu tubuh ada di susunan saraf pusat yaitu set point
12
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada
peninggian suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai
peningkatan set point seperti pada penderita gondongan. Demam adalah gejala
endotoksin bakteri merangsang sel lekosit membuat pirogen endogen (PE) yang
mikroorganisme) maka kadarnya turun. Hal ini akan mengembalikan titik patokan
suhu ke normal. Dalam jangka waktu yang singkat, suhu tubuh akan tertinggal
bahwa suhu tubuh terlalu tinggi. Sebagai responnya hipotalamus akan merangsang
bersifat eksogen (berasal dari luar tubuh) atau endogen (berasal dari dalam tubuh).
Penyebab eksogen demam antara lain bakteri, virus, dan produk-produk yang
Pirogen eksogen
Kompleks imun
5 β steroid
Limfokin Limfosit
merangsang
Pirogen endogen
melepaskan
Sawar darah otak
Asam arakidonat
diubah menjadi
Prostaglandin
yang merupakan suatu mediator proses imun antar sel yang penting. Endogenous
mengandung banyak neuron termosensitif. Area ini juga kaya dengan serotonin
adenosin monosfat siklik (AMP siklik) dan prostaglandin di susunan saraf pusat
(Amlot, 1989).
Demam merupakan sebuah gejala dari suatu proses yang lebih besar,
gejala terjadinya demam adalah kepala, leher, dan tubuh akan terasa panas, sedang
tangan dan kaki dingin (Soejonoes, Tresnaningsih, Chua, Himawan, dan Kardjito,
1996).
endogen. Karena gejala demam tidak spesifik dan tidak terjadi pada semua pasien,
simptomatologi (Takiya,2004).
Demam yang tinggi, jika terjadi pada anak dapat terjadi kejang demam
dengan gejala-gejala antara lain tangan dan kaki kejang, mata melirik ke atas, gigi
dan mulut menutup rapat, kesadaran menurun. Pada demam karena infeksi
tidak selalu merupakan suatu gejala infeksi karena menggigil dapat juga terjadi
16
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
karena demam yang disebabkan alergi. Keringat yang berlebihan umumnya terjadi
pada saat temperatur turun secara tiba-tiba dan sering terjadi pada dini hari
(Depkes, 1997).
5. Deteksi Demam
direkomendasikan.
d. Untuk anak diatas 5 tahun, metode pengukuran suhu oral, timpanik atau
6. Pendekatan Diagnostik
tidak spesifik mengenai perilaku anak serta tanda dan gejala yang menyertai
bermain atau meminta anak melihat cahaya, benda bersinar yang digerakkan atau
diperoleh hasil yang lebih akurat. Banyak anak yang semula cengeng dan tidak
7. Penatalaksanaan Terapi
sesudah imunisasi), mungkin hanya tindakan berupa kompres saja bahkan tidak
perlu menggunakan air es. Perlu juga diketahui peranan demam terhadap penyakit
justru dapat mengaburkan gejala, pemberian obat yang relatif tidak aman lebih
18
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
berbahaya dari demamnya sendiri, misalnya resiko alergi atau keracunan (Lipman
penderita dengan menurunkan suhu tubuh (Amlot, 1989). Demam pada anak
dapat diobati dengan cara nir obat maupun menggunakan obat. Jika
air hangat karena uap air dari badan dapat mengurangi suhu tubuh (Anonim,
2004). Air es tidak boleh digunakan untuk mengompres, karena es akan membuat
pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar. Hal ini mengakibatkan
demam dengan cara menurunkan suhu tubuh ke kisaran normal (Takiya, 2004).
penting pada mekanisme terjadinya demam, AMP siklik juga memiliki peran
memperhatikan aliran udara dalam ruangan, minum yang cukup untuk mengganti
melakukan kompres dengan air hangat dan tidak dianjurkan dengan alkohol
2. Terapi Farmakologi
sebagai antipiretik (Oswari, 1995). Penggunaan aspirin pada anak harus dihindari
karena terkait dengan dengan terjadinya sindrom Reye (Amlot, 1989). Anak yang
terserang demam harus pergi ke dokter jika anak tersebut berumur dibawah 6
dioperasi atau menderita penyakit kronis seperti ginjal, kanker, diabetes, dan
20
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
mempunyai sejarah kejang karena demam, ada tanda-tanda dehidrasi, suhu anak
lebih dari 40ºC, demam berlangsung lebih dari 3 hari (Anonim, 2003).
dengan menghambat enzim siklo oksigenase. AINS (Anti Inflamasi Non Steroid)
dan aspirin juga dapat menghambat enzim siklo oksigenase, enzim pada periphery
enzim siklo oksigenase pada CNS. Pada studi klinis, ibuprofen dan aspirin
menurunkan suhu saat digunakan pada dosis normal. Akan tetapi, banyak obat
naproxen sodium, ketoprofen) dinilai tepat dan diindikasikan untuk terapi demam
(Takiya,2004)
Tabel II. Rekomendasi dosis untuk antipiretik tanpa resep (Takiya, 2004)
Nama generik dan Dosis dewasa (maksimum Dosis pediatrik (maksimum
nama dagang dosis per hari) dosis per hari)
Parasetamol 325-650 mg tiap 4 jam (4000 10-15 mg/kg tiap 4-6 jam
(Feverall, Tempra, mg) 160-180 mg tiap 4 jam
Tylenol) (2400 mg)
Aspirin (Ascription, 650 mg tiap 4 jam (4000 mg) 10-15 mg/kg tiap 4-6 jam
Bayer, Half-Prin, St. 162-486 mg tiap 4 jam (80
Joseph) mg/kg)
Ibuprofen (Advil, 200-400 mg tiap 4-6 jam 5-10 mg/kg tiap 6-8 jam (40
Motrin IB) (1200 mg) mg/kg)
Naproxen sodium 220-440 mg tiap 8-12 jam 2.5-10 mg/kg tiap 12 jam
(660 mg) (10 mg/kg)
Ketoprofen (Orudis 12.5-25 mg tiap 6-8 jam (75 Tidak diijinkan untuk anak-
KT) mg) anak di bawah 16 th
21
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
panas. Alat pengatur suhu tubuh ada di hipotalamus. Pada keadaan demam
keseimabangan ini terganggu tetapi dapat dikembalikan ke normal oleh obat mirip
aspirin. Peningkatan suhu tubuh diawali dengan pelepasan suatu pirogen atau
berlebihan di daerah optik hipotalamus. Obat mirip aspirin menekan efek zat
mengurangi rasa sakit, sekaligus menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Obat
pusat (SSP) yang terletak di hipotalamus. Reaksi yang timbul adalah vasodilatasi
HCl).
B. Swamedikasi
1. Definisi
obatan (termasuk produk herbal dan tradisional) oleh individu untuk mengobati
2. Perilaku Swamedikasi
faktor sosial ekonomi (Holt and Hall, 1990). Suatu survei yang pernah dilakukan
resep untuk mengatasi simptom yang dirasakan dan penyakit ringan yang umum
diderita, 3) keyakinan bahwa obat tanpa resep aman digunakan apabila dipakai
sesuai petunjuk, 4) keinginan agar beberapa obat yang saat itu harus diperoleh
dengan resep dokter, diubah menjadi tanpa resep, 5) kesadaran membaca label
sebelum memilih dan menggunakan obat tanpa resep, terutama mengenai aturan
pakai dan cara pakai serta efek samping obat (Pal, 2002). Penggunaan obat tanpa
resep untuk swamedikasi menuntut kepastian bahwa obat tersebut terbukti aman,
berkualitas dan memberikan efikasi sesuai yang diharapkan (Holt and Hall, 1990).
tindakan pengobatan dan biaya yang dikeluarkan lebih murah (Rantucci, 1997).
pengambil kebijakan dan industri farmasi dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini
(Sihvo, 2000).
4. Swamedikasi Demam
antipiretik yang digunakan berlanjut selama 24 jam disertai dengan terapi non
akan tetapi evaluasi medis diperlukan untuk pasien dengan kondisi tertentu seperti
Swamedikasi Demam
Ya
Carilah informasi gejala, riwayat
pengobatan, informasi alergi.
Tidak
Suhu oral >101ºF (38.3ºC) atau setara Ya Terapi tanpa obat dan pengobatan dengan
antipiretik tergantung faktor pasien.
Tidak
Terapi tanpa obat dan pengobatan
dengan antipiretik jika pasien merasa
tidak nyaman atau atas permintaan
dokter.
Tidak
Demam membaik setelah 3 hari Dirujuk ke dokter
pengobatan
Ya
Hentikan terapi
5. Penyakit Ringan
umum didefinisikan sebagai kondisi klinis yang relatif ringan dan hanya
disease). Beberapa contoh penyakit ringan antara lain infeksi saluran napas atas
karena virus, pusing, demam, batuk, gusi bengkak, dermatitis kontak, dan diare
(Colin-Thome, 2001).
informasi, saran dan konseling. Peran ini dapat membantu masyarakat memilih
produk obat yang efektif dan aman. Apoteker yang bekerja di apotek tidak hanya
obat apa yang sebaiknya dipilih untuk pasien. Apoteker tidak hanya bertugas
menjamin bahwa obat yang diberikan efektif, aman, dan bermutu baik serta sesuai
dalam dalam hal pemberian informasi penggunaan obat dengan tepat dan
informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat secara tepat, aman, dan
apoteker dapat menyarankan salah satu diantaranya yaitu tanpa menggunakan obat
apapun, perawatan sendiri atau menyarankan untuk pergi ke tenaga medis lain
seperti dokter sesuai dengan kondisi yang dialami penderita (Issets dan Brown,
2004).
7. Pengobatan Rasional
memberi informasi, instruksi dan hal-hal yang perlu diwaspadai; dan terakhir
pertanyaan yang harus dijawab adalah efek klinis apa yang diharapkan dari obat
maksimal dan resiko yang sekecil-kecilnya; diantara beberapa alternatif yang ada
hendaknya dipilih obat yang paling terjangkau oleh pasien dan memberikan
manfaat klinik yang setara; mutu terjamin; serta merupakan obat yang benar-benar
oleh masyarakat. Salah satu bentuk intervensi adalah edukasi kepada masyarakat.
efektif pada penggunaan obat yang rasional oleh konsumen dijabarkan pada
gambar berikut :
Langkah 1
Mendeskripsikan penggunaan obat dan
mengidentifikasi permasalahan
Langkah 2
Memprioritaskan permasalahan
Langkah 3
Menganalisis permasalahan dan
Meningkatkan mengidentifikasi solusi/penyelesaian
analisis
Meningkatkan intervensi
Langkah 7 Langkah 4
Memonitor dan mengevaluasi intervensi Memilih dan mengembangkan intervensi
Meningkatkan intervensi
Langkah 6 Langkah 5
Menerapkan/mengimplementasikan Pre-test intervensi
intervensi
1. Pengukuran
Measure Existing Practices
(Studi Kuantitatif Deskriptif)
4. Follow Up 2. Diagnosa
Pengukuran Perubahan Meningkatkan Diagnosis Identifikasi Problem Spesifik
Outcome dan Penyebab
(Evaluasi Kuantitatif (Studi Kualitatif dan
dan Kualitatif) Kuantitatif Mendalam)
Peningkatan Intervensi
3. Perlakuan
Membuat rancangan dan melaksanakan
intervensi
(mengumpulkan data)
bebas, 2) obat bebas terbatas, 3) obat wajib apotek (OWA), 4) obat keras, 5)
psikotropika, dan 6) narkotika (DepKes RI, 1996b). Golongan obat yang dapat
diperoleh tanpa resep dokter adalah obat bebas, bebas terbatas dan OWA, khusus
untuk yang disebut terakhir adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep
dokter hanya oleh Apoteker di Apotek dan terbatas pada obat keras yang
Golongan obat bebas dapat diperoleh secara bebas tanpa resep dokter,
baik di apotek maupun di toko – toko atau warung. Obat bebas terbatas juga dapat
29
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
dibeli tanpa resep dokter, dengan syarat hanya dalam jumlah yang telah
adalah sediaan atau paduan bahan-bahan termasuk produk biologi dan kontrasepsi
yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
a. Obat bebas
Salah satu jenis obat yang beredar di pasaran adalah obat tanpa resep.
Obat tanpa resep adalah obat-obat yang oleh FDA dinyatakan efektif dan aman
jika digunakan tanpa resep apabila mengikuti petunjuk yang tertera pada kemasan
(Pal, 2002).
Pada jaman Belanda, kelompok obat ini juga disebut daftar W (W=
dengan syarat hanya dalam jumlah yang telah ditentukan dan disertai dengan
tanda peringatan. Tanda peringatan ditulis dengan huruf putih di atas kertas yang
enam macam tanda peringatan yang dicantumkan dalam kemasan obat bebas
Procold, Antimo.
Betadine kumur.
3) P.No.3.Awas ! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan, contoh:
4) P.No.4.Awas ! Obat keras. Hanya untuk dibakar, contoh: Rokok anti asma.
Dulcolax.
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
apoteker kepada pasien di apotek tanpa resep dokter. Dalam melayani pasien yang
dan batasan tiap jenis obat per pasien yang disebutkan dalam obat wajib apotek
serta obat yang telah diserahkan dan memberikan informasi meliputi dosis dan
aturan pakainya, kontraindikasi, efek samping dan hal lain yang perlu
sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman, dan
rasional;
b) bahwa peningkatan pengobatan sendiri secara tepat, aman, dan rasional dapat
c) bahwa oleh karena itu, peran apoteker di apotik dalam pelayanan KIE
d) bahwa untuk itu perlu ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Obat
Keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh Apoteker di apotek.
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
a. Tahu (Know)
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang yang dipelajari
b. Memahami (Comprehension)
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus
c. Aplikasi (Application)
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini dapat
d. Analisis (Analysis)
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
e. Sintesis (Synthesis)
Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi barui dari
f. Evaluasi (Evaluation)
telah ada.
2. Sikap
seseorang terhadap beberapa obyek atau gagasan (Kotler, 1997). Sikap seseorang
maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada obyek
Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh
individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak
sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam
satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi
interaksi sosial itu meliputi hubungan antara individu dengan lingkungan fisik
dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan, serta faktor
3. Tindakan
obyek stimulus atau situasi tertentu. Tindakan individu merupakan tindakan sosial
yang rasional, yaitu mencapai tujuan atau sasaran dengan sarana-sarana yang
nilai akan mengembangkan suatu bentuk tindakan sosial tertentu. Menurut Parson
bahwa tindakan individu dan kelompok dipengaruhi tiga sistem, yaitu sistem
35
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
1997).
INDIVIDU
Sistem Sosial
Sistem Kepribadian
Gambar 7. (a) Skema teori aksi menurut Weber; (b) Skema teori aksi
menurut Parson (Sarwono, 1997)
D. Pendidikan
penyampaian materi dan pendidik terhadap anak didik dan bermaksud untuk
dengan pengetahuan kesehatan, nilai, dan sikap. Studi yang dilakukan oleh Wilder
terdapat hubungan langsung yang lemah antara pendidikan dari kepala keluarga
E. Pendapatan
F. Landasan Teori
persepsi tentang suatu obyek (Dharmmesta dan Handoko, 2000). Sikap adalah
atau tidak menguntunkan yang bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa
obyek atau gagasan (Kotler, 1997). Tindakan individu dilakukan berdasarkan atas
pengalaman, persepsi, pemahaman, dan penafsiran atas suatu obyek stimulus atau
Pengetahuan
Perilaku
Tingkat Sikap
Pendidikan
Tindakan
37
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Pengetahuan
Perilaku
Tingkat Sikap
Pendapatan
Tindakan
G. Hipotesis
swamedikasi demam
38
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
swamedikasi demam
swamedikasi demam
swamedikasi demam
swamedikasi demam
swamedikasi demam
swamedikasi demam
swamedikasi demam
39
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
swamedikasi demam
swamedikasi demam
Apabila r hitung lebih kecil dari nilai r tabel dengan taraf signifikansi 0,05
hitung lebih besar daripada nilai r tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka H0
akan diterima.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
yaitu penelitian yang melakukan analisis dinamika korelasi antar fenomena, baik
antar faktor resiko dengan efek, antar faktor resiko, maupun antar efek
mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dengan efek, dengan model
40
41
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
pendekatan atau observasi pada suatu saat (point time approach), atau dengan
A. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan dan tingkat
B. Definisi Operasional
penggunaan obat tanpa resep dokter, obat herbal dan obat tradisional yang
menghilangkan gejalanya.
normal.
3. Obat demam adalah obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat tradisional
5. Ibu-ibu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah wanita yang pernah
menikah dan tercantum dalam kartu keluarga sebagai istri atau sebagai
kepala keluarga.
apabila pendidikan terakhir yang ditempuh SLTP, SD, dan tidak sekolah.
7. Tingkat pendapatan adalah pendapatan bapak dan atau ibu per bulan.
Tingkat pendapatan tinggi apabila penghasilan per bulan lebih dari Rp.
obat demam.
9. Perilaku meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang diketahui dan atau
responden, sedangkan rendah jika nilai pengetahuan lebih kecil atau sama
dikategorikan negatif apabila nilai sikap lebih kecil atau sama dengan nilai
12. Tindakan adalah hal yang akan dilakukan responden sebagai salah satu
apabila nilai tindakan lebih besar dari nilai median tindakan seluruh
C. Subyek Penelitian
swamedikasi demam baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, sehat
rohani dan jasmani, dan berumur kurang dari sama dengan 60 tahun.
E. Waktu Penelitian
Daerah Istimewa Yogyakarta” dilakukan mulai dari Bulan Mei – Bulan Oktober
F. Besar Sampel
besar sampel untuk perkiraan proporsi populasi 0,5 % adalah 151 sampel.
Proporsi populasi yang ditetapkan berdasarkan Iwan Ariawan (1998) karena tidak
Sebanyak 151 sampel dinaikkan 10% sehingga jumlah sampel menjadi 166,1
orang dengan tujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti
sampel.
45
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
berikut :
Dengan cara yang sama (jumlah penduduk di suatu tempat dibagi dengan
jumlah total penduduk di kabupaten atau kota terpilih dan dikalikan dengan
jumlah responden yang akan diambil dari kabupaten atau kota tersebut) dilakukan
distribusi sampel secara proporsional untuk tiap kecamatan, desa, dan dusun/RW
sebagai berikut:
G. Tempat Penelitian
DIY
Durungan RW 02 RW 02 RW 02
Beji RW 08 RW 08 RW 08
Sogan 1 RW 02 RW 02 RW 02
Sogan 2 RW 08 RW 08 RW 08
H. Instrumen Penelitian
pedoman wawancara.
1. Kuesioner
berisi butir-butir pertanyaan singkat, jelas dan mudah dimengerti oleh responden
berisi sikap responden terhadap demam dan bagian keempat berisi tindakan yang
2. Pedoman Wawancara
responden secara langsung dengan tujuan untuk menggali lebih dalam mengenai
Pertanyaan bagian ini meliputi nama dan alamat responden, umur responden,
alamat, status pernikahan, jumlah anak, jumlah anggota keluarga yang menempati
demam. Pertanyaan pada bagian ini meliputi pengertian demam, frekuensi demam
yang dialami, apa yang dilakukan jika terjadi demam pada salahsatu anggota
apakah demam atau gejala penyakit lain, keputusan yang diambil jika terjadi
dan pemilihan obat demam. Pertanyaan bagian ini meliputi tindakan apa yang
dipilih saat terkena demam, obat demam yang digunakan termasuk modern atau
digunakan, pertimbangan dalam memilih obat demam, merk obat demam yang
saat membeli obat, kemasan obat yang dibeli utuh/eceran kemudian apakah
obat demam dan informasi apa saja yang harus diketahui sebelum menggunakan
obat demam.
53
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
1. Analisis Situasi
a. Penentuan Masalah
penelitan secara random pada tingkat kabupaten (1), tingkat kecamatan (2),
tingkat desa (3), tingkat dusun (4) dan tingkat sampel (5).
c. Perizinan
dari tingkat propinsi yaitu ke bagian perizinan Bappeda Propinsi Daerah Istimewa
mengenai data penduduk untuk memperoleh data kartu keluarga pada lokasi yang
klaster. Pemilihan sampel dilakukan secara random pada tingkat kabupaten (1),
tingkat kecamatan (2), tingkat desa (3), tingkat dusun (4) dan tingkat sampel (5).
54
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
a. Pedoman Wawancara
demam terhadap sampel ibu-ibu pada bulan Juli 2007 di 8 dusun, di 4 desa, di 2
dalam wawancara dan semua pertanyaan yang berhubungan dengan tujuan yang
hendak dicapai pada penelitian ini. Semua pertanyaan yang telah disusun oleh
kolom jawaban tersendiri. Hal ini untuk mempermudah peneliti membaca hasil
wawancara.
2) Uji Validitas
kejelasan tujuan dan lingkup informasi yang hendak diungkap, yaitu sejauh mana
55
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
item-item pertanyaan dapat mencakup seluruh kawasan isi obyek yang hendak
diukur.
validity), yaitu validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan
analisis rasional atau lewat professional judgment, untuk melihat sejauh mana tes
wawancara ini dilakukan analisis rasional terhadap item-item yang telah disusun
sebagai profesional, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara item
yang diinginkan peneliti dan sesuai dengan tujuan wawancara. Jika belum
terpenuhi dan sesuai, peneliti harus merevisi ulang pertanyaan yang belum tepat.
Tetapi bila sudah sesuai harapan maka harus dilanjutkan ke langkah berikutnnya
b. Kuesioner
1) Pembuatan Kuesioner
tindakan), dan digunakan untuk mencari hubungan antara tingkat pendapatan dan
instrumen yang mampu mengungkap secara cermat atau valid dan konsisten atau
dosen pembimbing. Dalam penelitian ini dilakukan uji coba kuesioner yaitu uji
pemahaman bahasa, uji validitas, dan uji reliabilitas. Uji coba untuk responden
digunakan dalam kuesioner mudah dipahami atau tidak oleh responden. Melalui
hasil uji coba pemahaman bahasa, dapat diketahui bagaimana pertanyaan maupun
itu dapat dilakukan perubahan kalimat dalam kuesioner agar responden dapat
3) Uji Validitas
mengungkap secara tepat sasaran yang dimaksud dalam pengukuran (Hadi, 1991).
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kejelasan tujuan dan lingkup informasi
yang hendak diungkap, yaitu sejauh mana item-item pertanyaan dapat mencakup
seluruh kawasan isi obyek yang hendak diukur. Pengujian validitas ini dilakukan
terhadap butir-butir pertanyaan (Azwar, 2003). Uji validitas dalam penelitian ini
menggunakan validitas isi (content validity), yaitu validitas yang diestimasi lewat
57
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional
judgment, untuk melihat sejauh mana tes mencerminkan atribut yang hendak
diukur (Azwar, 2002), jumlah responden untuk menguji validitas (pre-test) adalah
sebanyak 10% dari jumlah responden yang sesungguhnya dan dipilih responden
yang memiliki keadaan kurang lebih sama dengan responden yang sesungguhnya.
4) Uji Reliabilitas
pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif sama jika dilakukan
dari 0 sampai 1,00. Semakin tinggi reliabilitasnya mendekati angka 1,00 berarti
internal dengan sekali tes melalui teknik Alpha Cronbach. Hasil pengujian
reliabilitas dalam penelitian ini diperoleh nilai Alpha Cronbach sebesar 0,711.
Nilai Alpha Cronbach yang mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi
reliabilitasnya.
58
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
1. Analisis Situasi
a. Penentuan masalah
b. Penentuan lokasi penelitian
c. Perizinan
d. Perhitungan besar sampel
2. Pembuatan Instrumen Penelitian
Sampling Frame
K. Pengambilan Data
a. Data Kuantitatif
langsung.
a. Data Kualitatif
Prosedur dan semua pertanyaan tercantum pada transkrip wawancara. Data yang
terkumpul adalah hasil wawancara yang berupa tulisan yang dicatat oleh raportur
responden.
kuesioner maupun wawancara hasil penelitian apakah sudah lengkap isi jawaban
dan keakuratan datanya. Data yang sudah lengkap kemudian dientry atau
dipindahkan isi datanya dari kuesioner atau hasil wawancara ke paket program
kemudian di analisis.
diperoleh kemudian dibuat persentase dan disajikan dalam bentuk tabel dan
diagram. Data disesuaikan dengan teori yang ada, dengan demikian dapat
diketahui apakah swamedikasi yang dilakukan oleh ibu-ibu sudah sesuai dengan
teori yang ada dan dapat mengetahui problem swamedikasi demam oleh ibu-ibu di
1) Analisis Univariat
2) Analisis Bivariat
statitik. Uji statistik yang digunakan adalah chi square (kai kuadrat), dengan
derajat kepercayaan 95%. Bila nilai p value < 0,05 berarti hasil perhitungan
61
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
statistik bermakna, dan bila nilai p value > 0,05 berarti hasil perhitungan
BAB IV
A. Karakteristik Responden
yang sangat peduli dengan kesehatan seluruh anggota keluarga. Sebagai orang
yang terdekat dengan anak ataupun anggota keluarga lain, seorang ibu mempunyai
pengaruh yang besar dalam perilaku swamedikasi, khususnya demam. Berikut ini
pernikahan responden.
1. Usia Responden
berdasarkan studi yang dilakukan Andersen dkk (1975). Orang yang berusia
62
63
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
60
50
40 <25
Persentase 30 25-30
20 31-35
36-40
10
>40
0
Usia Responden
40
35
30 tidak sekolah
25 lulus SD
pendidikan 20 lulus SLTP
15 lulus SMA
10
perguruan tinggi
5
0
persentase
Dari 153 responden, sebanyak 5,2% tidak sekolah, 26,1% lulus SD, 19,6%
lulus SLTP, 35,3% lulus SMA, dan 13,7% lulus perguruan tinggi. Karena
Responden yang termasuk pendidikan rendah yaitu responden yang lulus SLTP,
lulus SD, dan tidak sekolah. Responden yang termasuk pendidikan tinggi yaitu
51
50.5
50
persentase 49.5 pendidikan tinggi
49 pendidikan rendah
48.5
48
tingkat pendidikan
tangga, 21,5% sebagai wiraswasta, 12,4% sebagai petani, 5,8% sebagai Pegawai
Swasta, 1,9% sebagai Pegawai Negeri, Lain-lain 4,5%, dan 3,9% bekerja sebagai
buruh.
65
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
50 IRT
40 wiraswasta
petani
30
persentase pegawai swasta
20 pegawai negeri
10 buruh
lain-lain
0
pekerjaan responden
dengan besarnya pendapatan dalam satu bulan. Jenis pekerjaan berpengaruh pada
berpengaruh pula terhadap cara pandang serta minat seseorang terhadap obat
mewujudkan status kesehatan yang baik. Jumlah penghasilan dalam setiap bulan
80
60 <1.5juta
1.5-2.5juta
persentase 40
2.5-3.5 juta
20 >3.5 juta
0
tingkat pendapatan
tinggi sebanyak 77,1% dan pendapatan rendah 22,9% dari 153 responden.
80
60
0
tingkat pendapatan
keuangannya.
100
80
60
persentase kawin
40 janda
20
0
status pernikahan
penyakit yang diderita secara mandiri dan pengobatan ini bersifat sementara.
adalah minor illness atau gejala yang dapat dikenali sendiri oleh penderita.
68
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
ringan atau minor ailment merupakan kondisi yang dapat ditangani sendiri atau
Adverse Drug Reaction, dan ada indikasi yang tidak terobati. Menurut Sartono
dapat menyesatkan masyarakat dalam menggunakan obat dan tidak adanya usaha
menggunakannya. Efek samping obat bisa saja ringan ataupun berat tergantung
bagaimana kita menggunakan obat-obat tanpa resep dan obat tradisional yang
pengobatan dilakukan jika pengobatan sendiri tidak memberikan hasil atau tidak
pemberian terapi.
swamedikasi memiliki keuntungan bahwa dosisnya ringan, lebih alami dan tidak
ditujukan untuk orang dewasa atau anak-anak, berat badan, dan usia.
penggunaan obat – obatan (termasuk produk herbal dan tradisional) oleh individu
pendapat responden mengenai demam seperti definisi demam itu sendiri. Demam
merupakan peningkatan suhu tubuh melebihi suhu tubuh normal (37,8°C) dan
alat pengukur suhu tubuh yang digunakan untuk mendeteksi demam secara pasti.
menyesatkan. Suhu tubuh bisa saja meningkat pada saat suhu di luar tinggi atau
anak bermain dengan aktivitas fisik yang tinggi. Menurut Takiya (2004)
tubuh yang berlainan juga akan memberikan hasil yang berbeda, misalnya suhu
normal pada bagian bawah lidah berbeda dengan suhu normal pada bagian rektum
(anus).
adanya pengenalan pada demam dan diidentifikasi apakah demam yang terjadi
merupakan gejala awal suatu penyakit dan bukanlah demam yang tidak dapat
diterapi dengan swamedikasi. Demam yang tergolong bukan demam ringan dan
demam tifus dan demam chikungunya. Pada tabel XXIII nomor 2 dapat dilihat
sebanyak 35,9% responden tidak paham dan tidak bisa membedakan antara
demam biasa dengan demam lain yang lebih parah seperti demam berdarah
ataupun demam tifus karena selama ini belum pernah mengalami. Responden
tidak dapat membedakan demam yang diderita tergolong demam ringan atau
demam berdarah atau demam tifus pada saat munculnya gejala awal yang berupa
peningkatan suhu tubuh tanpa disertai gejala lain yang lebih spesifik. Gejala awal
dari demam berdarah maupun demam tifus diawali dengan demam, sehingga
72
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
responden merasa sulit membedakan pada saat munculnya gejala awal. Patokan
mengenai diagnosa demam berdarah yaitu manifestasi klinik berupa demam tinggi
dan mendadak yang terus menerus selama 2-7 hari serta manifestasi perdarahan.
Sedangkan untuk demam tifus mempunyai gejala demam, badan terasa tidak enak,
sakit perut, pembesaran limpa, jumlah sel darah putih normal atau rendah.
Sehingga masyarakat perlu mewaspadai jika terjadi demam tinggi dan tidak
Informasi mengenai demam meliputi apa saja yang ingin diketahui oleh
cetak dan elektronik, dan lingkungan sekitar. Pada tabel XXIII nomor 3 sebanyak
selama ini belum cukup jelas dan terpercaya. Informasi yang dianggap belum jelas
demam, penyebab demam, dan macam-macam demam beserta terapi yang sesuai.
bahwa perkembangan pesat pada bidang periklanan baik melalui media cetak
akan mendapatkan keterangan, saran, anjuran atau bujukan dari iklan yang
mungkin tidak jelas dan menyesatkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa selama
tanpa adanya pengobatan. Pada tabel XXIII nomor 4 dapat dilihat sebanyak 3,9%
responden berpendapat bahwa demam dapat sembuh setelah seminggu atau 7 hari.
mengatakan bahwa demam ditandai dengan badan terasa panas dan kejang,
padahal kejang demam terjadi jika suhu tubuh (temperatur rektal) diatas 40ºC, dan
tidak semua demam disertai dengan kejang. Menurut DepKes R.I. (1997)
mengungkapkan bahwa kejang demam terjadi jika demam tinggi dengan gejala
tangan dan kaki kejang, mata melirik ke atas, gigi dan mulut menutup rapat serta
kesadaran menurun.
74
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
pernah melakukan tindakan apa-apa dalam mengenali demam baik dengan meraba
diderita. Apabila pemilihan obat demam dan tindakan dalam menangani demam
sudah tepat, maka demam yang terjadi akan sembuh, namun apabila pengobatan
Tabel XXIV. Problem Kesesuaian Tindakan dalam Menangani dan Memilih Obat
Demam
No. Problem Persentase (%)
1. Responden tidak pernah diberi informasi pada saat 72,5
pembelian obat demam.
2. Responden membeli obat demam di warung 49,0
3. Responden menggunakan air dingin, air es, es batu atau 29,4
alkohol dalam mengompres bagian tubuh yang demam
karena cepat menurunkan demam.
4. Responden tidak mempunyai tempat penyimpanan obat 2,6
secara khusus, obat biasanya diletakkan sembarang
tempat.
5. Responden tidak mempertimbangkan apapun dalam 1,3
memilih obat demam, responden beranggapan asal
sembuh pakai apapun bisa
6. Responden menggunakan Komix untuk mengobati 0,6
demam.
7. Responden menggunakan minyak tanah untuk mengatasi 0,6
demam
mendapatkan informasi pada saat pembelian obat demam baik di apotek maupun
yang dibeli, akan diberikan oleh apoteker apabila responden bertanya lebih lanjut
75
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
mengenai obat yang dibeli. Hal ini tidak sesuai karena berdasarkan Permenkes
obat yang benar, apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan
informasi, saran, dan konseling. Sehingga dengan peran tersebut, apoteker dapat
obat yang sebaiknya dipilih pasien. Apoteker di apotek juga diwajibkan membuat
catatan pasien serta obat yang diserahkan dan memberikan informasi meliputi
dosis, aturan apakai, kontraindikasi, efek samping, dan hal lain yang perlu
diperhatikan pasien.
responden dan juga informasi mengenai obat yang akan dibeli oleh responden.
Dari tabel XXIV nomor 2 sebanyak 49,0% responden membeli obat di warung
dengan alasan lebih dekat dengan rumah. Berdasarkan Ikhsan (1999) menyatakan
bahwa semakin jauh jarak rumah dengan fasilitas kesehatan maka semakin sedikit
pula penggunaan fasilitas tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat responden yang
dengan rumah yaitu warung. Namun pembelian obat di warung tidak dapat
yang dibeli dari pihak yang mengerti mengenai obat (apoteker di apotek).
dalam hal informasi yang ada pada label obat mengenai indikasi, kontraindikasi,
dengan menggunakan air dingin, air es, atau alkohol. Tidak semua demam perlu
menggunakan air hangat direkomendasikan karena uap air dari badan dapat
Penggunaan daun dadap serep, jeruk nipis, garam, ataupun sirih yang
dicampurkan dengan air hangat yang digunakan untuk mengompres belum dapat
selama ini dilakukan oleh responden. Pada tabel XXIV nomor 4 sebanyak 2,6%
penyimpanan obat, suhu yang sesuai untuk penyimpanan obat, jauh dari
tergantung dari obat yang disimpan dalam bentuk padat atau cair. Selain itu juga
yang disimpan, dan suhu yang sesuai dengan obat yang disimpan
Pada tabel XXIV nomor 5 dapat diketahui sebanyak 1,3% responden tidak
dengan menggunakan obat jenis apapun dapat menghilangkan demam. Hal ini
mempertimbangkan efek terapi apa yang diperlukan, kelas terapi yang sebaiknya
diberikan untuk memperoleh efek terapi yang spesifik, dan jika dipilih salah satu
obat dengan kelas terapi yang sesuai, apakah diyakini dapat memberi manfaat
maksimal dengan resiko yang sekecil-kecilnya, dari segi keamanan obat yang
untuk mengobati demam. Penggunaan Komix sebagai obat demam tidak tepat
yang diindikasikan untuk antitusif dan ekspektoran pada batuk produktif maupun
mengobati demam karena minyak tanah hanya digunakan untuk penggunaan luar.
95%. Sebelumnya dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui apakah data
normal atau tidak. Distribusi data tidak normal apabila didapatkan angka
dari 0,05. Berdasarkan hasil uji normalitas didapatkan bahwa distribusi data tidak
Nilai variabel yang lebih kecil atau sama dengan nilai median dikategorikan
menjadi tingkat rendah sedangkan nilai variabel yang lebih tinggi atau sama
Kolmogorov-Smirnov(a)
Statistic df Sig.
pengetahuan .111 153 .000
sikap .148 153 .000
tindakan .095 153 .002
untuk pengetahuan 0.000, sikap 0.000, dan tindakan 0.002, sehingga distribusi
demam dapat dilihat dengan hipotesis nol (H0) yang digunakan yaitu tidak
berpengetahuan rendah.
diperoleh dapat dikatakan bahwa Ho ditolak, dan berarti terdapat hubungan antara
demam.
mengungkapkan bahwa ibu yang memiliki latar belakang pendidikan formal lebih
81
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
disampaikan padanya.
dapat dilihat dengan hipotesis nol (H0) yang digunakan yaitu tidak terdapat
hipotesis alternatif (H1) terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap
swamedikasi demam.
sebanyak 32 (41%) memiliki sikap positif dan 56 (59%) memiliki sikap negatif.
82
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Tabel XXXI. Tabel Uji Chi Square antara tingkat pendidikan dan sikap
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Nilai df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 8.089(b) 1 .004
Continuity Correction(a) 7.195 1 .007
Likelihood Ratio 8.165 1 .004
Fisher's Exact Test .006 .004
Linear-by-Linear
8.037 1 .005
Association
N of Valid Cases 153
a. Komputasi untuk tabel 2x2
b. Tidak ada sel yang mempunyai expected count kurang dari 5. Expected count yang paling rendah
adalah 35.78.
diperoleh dapat dikatakan bahwa Ho diterima, dan berarti tidak terdapat hubungan
berpendidikan tinggi belum tentu memiliki sikap yang baik karena sikap masih
keyakinan, dan emosi memegang peranan penting dalam penentuan sikap yang
utuh. Sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan
demam dapat dilihat dengan hipotesis nol (H0) yang digunakan yaitu tidak
demam, dan hipotesis alternatif (H1) terdapat hubungan antara tingkat pendidikan
tindakan negatif.
Tabel XXXIV. Tabel Uji Chi Square antara tingkat pendidikan dan
tindakan
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Nilai df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .848(b) 1 .357
Continuity Correction(a) .526 1 .468
Likelihood Ratio .841 1 .359
Fisher's Exact Test .436 .233
Linear-by-Linear
.842 1 .359
Association
N of Valid Cases 153
diperoleh dapat dikatakan bahwa Ho diterima, dan berarti tidak terdapat hubungan
demam.
atas suatu obyek stimulus atau situasi tertentu. Setiap individu mempunyai cara
yang diambil berdasarkan penilaian individu atau mungkin dibantu oleh orang lain
demam dapat dilihat dengan hipotesis nol (H0) yang digunakan yaitu tidak
demam, dan hipotesis alternatif (H1) terdapat hubungan antara tingkat pendapatan
Tabel XXXVII. Tabel Uji Chi Square antara tingkat pendapatan dan
pengetahuan
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Nilai df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .589(b) 1 .443
Continuity Correction(a) .330 1 .566
Likelihood Ratio .588 1 .443
Fisher's Exact Test .448 .282
Linear-by-Linear
.585 1 .444
Association
N of Valid Cases 153
a. Komputasi untuk tabel 2x2
b. Tidak ada sel yang mempunyai expected count kurang dari 5. Expected count yang paling rendah
adalah 16.01.
86
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
diperoleh dapat dikatakan bahwa H0 diterima, dan berarti tidak terdapat hubungan
demam.
pelayanan kesehatan. Apabila dilihat dari penelitian ini tidak sesuai dengan teori
dapat dilihat dengan hipotesis nol (H0) yang digunakan yaitu tidak terdapat
hipotesis alternatif (H1) terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan sikap
swamedikasi demam.
sikap negatif.
Tabel XL. Tabel Uji Chi Square antara tingkat pendapatan dan sikap
Exact
Asymp. Sig. Exact Sig.
Nilai df Sig. (1-
(2-sided) (2-sided)
sided)
Pearson Chi-Square 8.803(b) 1 .003
Continuity Correction(a) 7.697 1 .006
Likelihood Ratio 9.145 1 .002
Fisher's Exact Test .004 .002
Linear-by-Linear
8.745 1 .003
Association
N of Valid Cases 153
diperoleh dapat dikatakan bahwa H0 ditolak, dan berarti terdapat hubungan antara
yang memiliki tingkat pendapatan tinggi belum tentu memiliki sikap yang baik
karena sikap masih dipengaruhi oleh faktor keyakinan, emosi dan pikiran,
sehingga dapat dikatakan bahwa sikap tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat
88
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
memiliki sikap yang baik karena sikap masih dipengaruhi oleh faktor
demam dapat dilihat dengan hipotesis nol (H0) yang digunakan yaitu tidak
demam, dan hipotesis alternatif (H1) terdapat hubungan antara tingkat pendapatan
Tabel XLIII. Tabel Uji Chi Square antara tingkat pendapatan dan tindakan
Exact
Asymp. Sig. Exact Sig.
Nilai df Sig. (1-
(2-sided) (2-sided)
sided)
Pearson Chi-Square .848(b) 1 .357
Continuity Correction(a) .526 1 .468
Likelihood Ratio .841 1 .359
Fisher's Exact Test .436 .233
Linear-by-Linear
.842 1 .359
Association
N of Valid Cases 153 .357
Dari hasil analisis data dengan melihat angka signifikansi yang diperoleh
dapat dikatakan bahwa H0 diterima, dan berarti tidak terdapat hubungan antara
keuangannya. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Anderson dan
BAB V
A. Kesimpulan
responden berusia >40 tahun sebanyak 52,9%, tingkat pendidikan responden lulus
SMA sebanyak 35,3%, jenis pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga
ada efek samping sebanyak 70,5%, pilihan pengobatan ke bidan sebanyak 2,6%,
swamedikasi memiliki keuntungan yaitu dosis yang ringan, alami, dan tidak
sebanyak 1,3%.
termometer sebanyak 81,6%, responden tidak paham dan tidak bisa membedakan
demam yang diderita dengan demam lain karena belum pernah mengalami 35,9%,
demam merupakan penyakit yang ditandai badan panas dan kejang sebanyak
91
92
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
0,6%, demam ditandai kepala terasa sakit, ngilu, dan tidak bisa tidur 0,6%,
meliputi responden tidak pernah diberi informasi pada saat pembelian obat
air dingin, air es, es batu atau alkohol dalam mengompres sebanyak 29,4%,
A. Saran
Selain itu dapat pula dicari hubungan antara karakteristik responden seperti jenis
yang sesuai untuk apoteker sehingga dapat menghasilkan guideline untuk apoteker
Amlot, P., 1989, Demam dan Berkeringat, Dalam Walsh T.D., Symptom Kontrol,
diterjemahkan oleh Caroline Wijaya, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 195-201
Andersen, 1975, Equity in Health Services, Ballinger Publishing Company, USA, 295
Anonim, 2002, Functional Role of The Preoptic Area and Anterior Hypotalamus in
Thermoregulation, http://www.lemoyne.edu.hevern.psy340.fever
Anonim, 2004, Pertolongan Pertama Pada Anak yang Terserang Kejang Demam,
http://www.glorianet.org/keluarga/kesehatan
Ariawan, I, 1998, Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan, Jurusan
Biostatistik dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia, Depok
Azwar, S., 1988, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, edisi I, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta
Azwar, S., 2003, Reliabilitas dan Validitas, 4-8, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Cahyo, Y.B.A., 2003, Pola Pemilihan Obat Demam oleh Orang Tua untuk Anak-anak
Sekolah Dasar Di Kecamatan Ambarawa, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta
Colin-Thome, D., 2001, Better Management of Minor Ailments : Using The Pharmacist,
Royal Pharmaceutical Society of Great Britain, London
Darwis, D., dan Ismail, H.S., 1982, Penatalaksanaan Hiperpireksia pada Anak,
Penatalaksanaan Demam, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia dan IDI Cabang Jakarta Pusat, Jakarta, 63-70
Dharmmesta, B.S., dan Handoko, H., 2000, Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku
Konsumen, Edisi I, Cetakan I, BPFE, Yogyakarta
DepKes RI, 1997, Kompendia Obat Bebas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta
Greenley, J.R., 1980, Cultural and Psychological Aspect of The Utilization of Health
Services. Dalam Brenner, H.M. et all (eds), Assesing The Contribution of The
Social Sciences to Health, Westview, Inc, Colorado, hal. 169-207
Hadi, S., 1991, Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai dengan
Basica, 1-3, Andi Offset, Yogyakarta
Hendarwan, H., 2003, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Balita
Dalam Pencarian Pengobatan Pada Kasus-Kasus Balita Dengan Gejala
Pneumonia di Kabupaten Serang, Banten Tahun 2003, Tesis, Universitas
Indonesia, Jakarta
Holt G.A, and Hall, E.L., 1990, The Self Care Movement in Feldmann, E.G., (Editor),
Hand Book of Nonprescription Drugs, 9th Edition, APhA, New York, 1-10, 25-26
Hubley, J., 1993, Communicating Health : An Action Guide To Health Education And
Health Promotion, Macmillian Education, London
96
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Ikhsan, H., 1999, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Pelayanan
Kesehatan Pada Balita Penderita ISPA di Kodya Sabang, Pascasarjana UI,
Depok, 790
Issets, B.J., and Brown,L.M., 2004, Petient Assesment and Consultation, Handbook of
Nonprescription Drugs, 14 th, edition.AphA, New York, 16-28
Kadang, J.K., 2000, Metode Tepat Mengatasi Demam, Makalah Dalam Temu Muka dan
Konsultasi Metode Tepat Mengatasi Demam dan Pengenalan Dini Demam
Berdarah dan Tifoid, Bekasi
Lipman, A.G., and Jackson, K.C., 2000, Fever, in Young, L.L., (Editor), Handbook Of
Non Prescription Drugs, 12th Edition, American Pharmaceutical Association,
Washington, hal. 77-82, 85-86
Lumenta, B., 1993, Pasien : Citra Peran dan Perilaku, Tinjauan Fenomena Sosial,
Cetakan I, Kanisius, Yogyakarta
Nasution, H. dan Lubis, Y., 1993, Pengantar Farmakologi, Edisi II, PT Pustaka
Widyatarana, Medan, 65-69, 77-79
Nawawi, H., 2005, Metode Penelitian Bidang Sosial, cetakan ke-11, 63, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta
Notoatmodjo, S., 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan,
Andi Offset, Yogyakarta, hal. 93-107
Pal, S., 2002, Self Care and Nonprescription Pharmacotherapy, in:Berardi, R.R.,
Handbook of Nonprescription Drugs, 13th Edition, APhA, New York, 4-20
Rantucci, M.J., 1997, Pharmacist Talking With Patients A Guide to Patient Counseling,
Williams & Wilkins, Baltimore, 30
97
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Rinukti, M.C.R.K., 2004, Hubungan Antara Motivasi dan Pengetahuan Orang Tua
Dengan Tindakan Penggunaan Produk Obat Demam Tanpa Resep Untuk Anak-
anak RW V di Kelurahan Terban Tahun 2004, Skripsi, Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Rinukti, Widayati, 2005, Hubungan Antara Motivasi Dan Pengetahuan Orang Tua
Dengan Tindakan Penggunaan Produk Obat Demam Tanpa Resep Untuk Anak –
Anak RW V Di Kelurahan Terban Tahun 2004, Sigma Jurnal Sains dan Teknologi,
Vol.8, No. 1, Januari 2005, hal.25-33
Sartono, 1993, Obat Wajib Apotek, Edisi I, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1-2,
44-45
Sarwono, L., 1997, Sosiologi Kesehatan, Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta
Setiadji, R., 1996, Pemberian Informasi Obat Kepada Pasien Menuju Penggunaan Obat
Yang Rasional, Medika, No.5, Jakarta, 384-386
Skach, W., and Fitz, G., 1988, Kasus Umum Pelayanan Medis, Handbook of Medical
Treatment, Cetakan I, diterjemahkan oleh Indraty Secilia, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 1-2
Soejoenoes, A., Tresnaningsih, E., Chua, I., Himawan, dan Kadjito, T., 1996, Panduan
Kesehatan Keluarga, Yayasan Essentia Medica, Yogyakarta, hal. 253-254
Takiya, L., 2004, Fever, Hand Book of Nonprescription Drugs,14 Edition, APhA, New
York, 111-129
Umar, H., 2003, Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa, Cetakan I, Penerbit Ghalia
Indonesia, Jakarta, hal.74
Widowati, C.T.E, 2004, Pola Pemilihan dan Penggunaan Obat Demam Tanpa Resep oleh
Orang Tua untuk Anak-anak di Sekitar Sungai Gadjah Wong (RT 18 RW 02
Dusun Papringan Sleman), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta
98
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Wilmana, Y., 1995, Analgesik-Antipiretik, Analgesik-Anti Inflamasi Non Steroid dan
Obat Pirai, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, Editor Ganiswara, S.G., Bagian
Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, hal. 207-221
World Health Organization, 1998, The Role of Pharmacist to Self-care and Self-
medication, Geneva, available at: www.who.int
Identitas Responden :
Nama :_____________________________________________
Keterangan :
a. Karakteristik Responden
Pertanyaan :
1. Nama : ________________________________________
2. Umur : ________________________________________
3. Alamat (Desa/Kelurahan tempat tinggal) : ____________________________
4. Status pernikahan :( ) Kawin
( ) Janda
5. Jumlah anak : ________________________________________
6. Jumlah anggota rumah tangga (semua yang tinggal di rumah tersebut) :
______________________________________________________________
7. Pendidikan terakhir :( ) Tamat SD
( ) Tamat SLTP
( ) Tamat SLTA
( ) Tamat Perguruan Tinggi
( ) Ibu rumah tangga/tidak bekerja
( ) Petani/nelayan
Lain-lain.............................
8. Pendapatan keluarga per bulan
( ) < Rp.1.500.000,00
( ) Rp. 1.500.000,00 sampai Rp. 2.500.000,00
( ) Rp. 2.500.000,00 sampai Rp. 3.500.000,00
( ) > Rp.3.500.000,00
121
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
b. Swamedikasi
(Sebelum memulai wawancara, pewawancara sebaiknya menjelaskan istilah
swamedikasi).
Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang ibu lakukan jika ibu
atau anggota keluarga ibu
mengalami sakit ringan (contoh:
flu, batuk, sakit kepala,dst)?
Karakteristik Responden
46 SLTA
X 38 Durungan RT Kawin 1 3 Tamat Wiraswasta < Rp 1.500.000
48 SLTA
X 40 Durungan RT Janda 2 3 Tamat SD Pedagang < Rp 1.500.000
47
X 30 Durungan RT Kawin 1 3 Tamat IRT < Rp 1.500.000
47 SLTA
X 33 Durungan RT Kawin 1 8 D3 IRT < Rp 1.500.000
47
X 37 Durungan RT Kawin 2 4 Tamat IRT Rp 1.500.000-Rp
47 SMEA 2.500.000
X 29 Durungan RT Kawin 1 2 S1 Guru < Rp 1.500.000
46
X 49 Durungan RT Kawin 3 5 Tamat SD Pedagang Rp 1.500.000-Rp
46 2.500.000
X 35 Durungan RT Kawin 3 6 D2 IRT < Rp 1.500.000
46
X 33 Durungan RT Kawin 2 7 S1 Swasta Rp 1.500.000-Rp
46 2.500.000
X 37 Durungan RT Kawin 1 3 Tamat IRT < Rp 1.500.000
49 SLTP
X 35 Durungan RT Kawin 2 4 S1 Guru Rp 1.500.000-Rp
47 2.500.000
X 34 Sogan I Kawin 2 4 S1 IRT < Rp 1.500.000
X 30 Sogan I Kawin 3 5 Tamat IRT < Rp 1.500.000
SLTP
X 35 Sogan II Kawin 2 6 Tamat IRT < Rp 1.500.000
SLTP
X 28 Sogan II Kawin 2 4 Tamat SD Petani < Rp 1.500.000
X 44 Sogan I Kawin 4 6 Tamat SD Petani < Rp 1.500.000
PLAGIAT MERUPAKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI 139
SLTP
X 43 Ngangin Kawin 2 4 Tamat IRT < Rp 1.500.000
SLTP
X 35 Penjalin RT 09 Kawin 2 4 Tamat SD Petani < Rp 1.500.000
X 40 Penjalin RT 07 Kawin 3 5 Tamat IRT Rp 1.500.000-Rp
SLTA 2.500.000
X 28 Penjalin RT 07 Kawin 1 6 Tamat IRT < Rp 1.500.000
SLTA
X 40 Penjalin RT 10 Kawin 3 5 Tamat Pedagang < Rp 1.500.000
SMEA
X 50 Penjalin RT 08 Kawin 2 4 Tamat SD Petani < Rp 1.500.000
X 50 Penjalin RT 07 Kawin 2 6 Tidak Petani < Rp 1.500.000
sekolah
X 45 Penjalin RT 12 Kawin 5 8 Tidak IRT < Rp 1.500.000
sekolah
X 41 Penjalin RT 12 Kawin 2 5 Tamat SD Petani < Rp 1.500.000
X 35 Penjalin RT 09 Kawin 1 3 Tamat SD Petani < Rp 1.500.000
X 37 Demangan RW Kawin 2 4 Tamat Buruh < Rp 1.500.000
08 RT 25 SLTP
X 36 Demangan RW Kawin 3 6 Tamat IRT Rp 1.500.000-Rp
08 SLTA 2.500.000
X 37 Demangan RW Kawin 3 6 Tamat IRT < Rp 1.500.000
08 SLTP
X 55 Demangan RW Kawin 9 10 Tamat SD Warung < Rp 1.500.000
08 RT 25
X 41 Demangan RW Kawin 2 16 Tamat Wiraswasta < Rp 1.500.000
08 RT 28 SMKK
X 40 Demangan RW Kawin 4 7 Tamat Warung < Rp 1.500.000
08 SLTA
X 48 Demangan RW Kawin 2 5 Tamat IRT < Rp 1.500.000
PLAGIAT MERUPAKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI 142
08 SLTP
X 32 Demangan RW Kawin 2 4 S1 Staf Notaris Rp 1.500.000-Rp
08 RT 27 2.500.000
X 43 Demangan RW Kawin 2 3 Tamat IRT < Rp 1.500.000
08 RT 26 SLTA
X 55 Demangan RW Kawin 3 5 Tamat Wiraswasta Rp 1.500.000-Rp
08 RT 26 SLTA 2.500.000
X 48 Demangan RW Kawin 3 5 Tamat Wiraswasta < Rp 1.500.000
08 RT 28 SLTP
X 53 Demangan RW Kawin 3 4 Tidak Buruh cuci < Rp 1.500.000
08 RT 28 sekolah
X 35 Demangan RW Kawin 1 7 Tamat Playgroup < Rp 1.500.000
08 SLTA
X 30 Demangan RW Kawin 3 5 Tamat SD Buruh < Rp 1.500.000
08 RT 27
X 40 Demangan RW Kawin 1 6 Tamat IRT Rp 1.500.000-Rp
08 RT 27 SLTP 2.500.000
X 42 Demangan RW Kawin 2 4 Tamat Wiraswasta < Rp 1.500.000
02 RT 04 SMEA
X 42 Demangan RW Kawin 3 5 Tamat IRT < Rp 1.500.000
02 RT SLTP
X 49 Demangan RW Kawin 4 5 Tamat SD Buruh < Rp 1.500.000
02 RT 04
X 43 Demangan RW Kawin 1 3 Tamat Karyawan < Rp 1.500.000
02 RT SLTA swasta
X 41 Demangan RW Kawin 3 9 Tamat IRT < Rp 1.500.000
02 RT SLTA
X 41 Demangan RW Kawin 2 16 Tamat SD IRT < Rp 1.500.000
02 RT 05
X 55 Demangan RW Kawin 4 8 Tamat SD Pedagang < Rp 1.500.000
PLAGIAT MERUPAKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI 143
02 RT
X 37 Pakuncen RW Kawin 3 6 Tamat IRT < Rp 1.500.000
02 RT 09 SLTA
X 54 Pakuncen RW Kawin 2 6 D3 Akuntan Rp 2.500.000-Rp
02 RT 11 3.500.000
X 47 Pakuncen RW Kawin 1 2 Tamat IRT < Rp 1.500.000
02 RT 10 SLTP
X 47 Pakuncen RW Kawin 2 5 Tamat IRT < Rp 1.500.000
02 SLTP
X 33 Pakuncen RW Kawin 1 3 Tamat Pembantu < Rp 1.500.000
02 RT 08 SLTA RT
X 49 Pakuncen RW Kawin 5 7 Tamat SD Pedagang < Rp 1.500.000
02
X 31 Pakuncen RW Kawin 2 4 Tamat IRT < Rp 1.500.000
02 RT 08 SLTA
X 38 Pakuncen RW Kawin 6 10 S1 warung Rp 1.500.000-Rp
02 RT 09 2.500.000
X 45 Pakuncen RW Kawin 4 6 Tamat IRT < Rp 1.500.000
02 SLTA
X 40 Pakuncen RW Kawin 3 5 Tidak IRT < Rp 1.500.000
02 sekolah
X 42 Pakuncen RW Kawin 2 3 Tamat Wiraswasta Rp 2.500.000-Rp
08 RT 39 SLTA 3.500.000
X 56 Pakuncen RW Kawin 3 8 Tamat IRT Rp 1.500.000-Rp
08 RT 39 SLTP 2.500.000
X 47 Pakuncen RW Kawin 3 3 Tamat SD IRT < Rp 1.500.000
08 RT 37
X 52 Pakuncen RW Kawin 3 3 Tamat SD IRT < Rp 1.500.000
08 RT 37
X 40 Pakuncen RW Kawin 2 4 Tamat Wiraswasta < Rp 1.500.000
PLAGIAT MERUPAKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI 144
08 SLTP
X 55 Pakuncen RW Janda 2 3 Tamat SD IRT < Rp 1.500.000
08
X 40 Wirobrajan Kawin 2 5 Tamat Penjual Roti Rp 1.500.000-Rp
RW 02 RT 06 SLTA 2.500.000
X 59 Wirobrajan Kawin 9 5 Tamat Penjual < Rp 1.500.000
RW 02 RT 06 SLTP sayuran
X 40 Wirobrajan Kawin 2 5 Tamat Pedagang < Rp 1.500.000
RW 02 RT 06 SLTA angkringan
X 37 Wirobrajan Kawin 2 5 Tamat IRT < Rp 1.500.000
RW 02 RT 06 SLTA
X 34 Wirobrajan Kawin 3 4 Tamat SD IRT < Rp 1.500.000
RW 02 RT 08
X 50 Wirobrajan Kawin 1 3 Tamat Penjahit < Rp 1.500.000
RW 02 RT 08 SLTP
X 42 Wirobrajan Kawin 3 5 Tidak IRT < Rp 1.500.000
RW 02 RT 08 sekolah
X 45 Wirobrajan Kawin 1 3 Tamat SMA Pedagang Rp. 1.500.000-Rp
RW 08 RT 37 2.500.000
X 40 Wirobrajan Kawin 1 3 Tamat PNS Rp. 1.500.000-Rp
RW 08 RT 37 SLTA 2.500.000
X 50 Wirobrajan Kawin 2 4 Sarjana IRT < Rp 1.500.000
RW 08 RT 37 Muda
X 46 Wirobrajan Kawin 2 5 Tamat SD Wiraswasta < Rp 1.500.000
RW 08 RT 38
X 54 Wirobrajan Kawin 5 8 Tidak Wiraswasta < Rp 1.500.000
RW 08 RT 39 sekolah
X 24 Wirobrajan Kawin - 8 Tamat Karyawan < Rp 1.500.000
RW 08 RT 37 SLTA Swasta
X 48 Wirobrajan Kawin 2 5 Tamat Karyawan < Rp 1.500.000
PLAGIAT MERUPAKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI 145
RW 08 RT 38 SLTA
X 44 Baciro RW 02 Kawin 2 4 Tamat SMA IRT < Rp 1.500.000
X 47 Baciro RW 02 Kawin 2 4 Tamat Swalayan Rp 2.500.000-Rp
SLTA 3.500.000
X 38 Baciro RW 02 Kawin 1 5 Tamat Wiraswasta. < Rp 1.500.000
RT 05 SLTA warteg
X 31 Baciro RW 02 Kawin 2 4 Tamat SD IRT < Rp 1.500.000
RT 06
X 36 Baciro RW 02 Janda 1 3 Tamat PT PNS > Rp 3.500.000
RT 05
X 42 Baciro RW 02 Kawin 2 5 Tamat SD IRT < Rp 1.500.000
RT 06
X 40 Baciro RW 02 Kawin 2 5 Tamat IRT < Rp 1.500.000
RT 05 SLTA
X 48 Baciro RW 02 Kawin 4 7 Tamat SD IRT < Rp 1.500.000
RT 04
X 50 Baciro RW 02 Kawin 3 6 Tamat SPG Guru < Rp 1.500.000
RT 05
X 50 Baciro RW 02 Kawin 2 4 Tamat Swasta < Rp 1.500.000
Rt 05 SMEA
X 48 Baciro RW 02 Kawin 2 4 Tamat S1 Wirausaha/p < Rp 1.500.000
RT 06 enjahit
X 27 Baciro RW 02 Kawin 1 5 Tamat S1 IRT < Rp 1.500.000
RT 05
X 42 Baciro RW 02 Kawin 3 5 Tamat IRT < Rp 1.500.000
Rt 04 SLTA
X 35 Baciro RW 02 Kawin 2 4 Tamat IRT < Rp 1.500.000
RT 06 SLTA
X 49 Baciro RW 08 Kawin 2 4 D3 Pegawai Rp. 1.500.000-Rp
RT 30 swasta 2.500.000
PLAGIAT MERUPAKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI 146
2.1Definisi Demam
lebih parah.
14. Demam berdarah membunuh trombositnya kalau malah diobati, 1
demam tifus terjadi dalam usus. 0.6
15. Demam biasa hanya gejala batuk pilek, demam berdarah terdapat 1
bintik-bintik merah dan kelopak mata memerah. 0.6
16. Belum bisa apalagi saat gejalanya sehingga belum tahu demam yang 5
diderita merupakan gejala demam berdarah atau tifus atau hanya
demam biasa 3.2
17. Demam biasa setelah diminumi obat demam langsung sembuh 6 3.9
18. Demam biasa 3 hari sembuh, demam berbahaya > 3 hari 3 1.9
19. Demam biasa 2 hari sembuh, demam berbahaya > 2 hari 1 0.6
20. Kalau demam yang dialami tinggi, maka disimpulkan terjadi demam 3
berdarah 1.9
21. Kalau tifus disertai dengan muntah, demam biasa dikasih obat 1
langsung turun 0.6
22. Demam biasa anaknya tidak terlihat lemas sedangkan demam berdarah 1
suhu naik turun dan terdapat bintik-bintik merah 0.6
23. Demam biasa suhunya tidak terlalu tinggi sedangkan tifus dan Demam 1
Berdarah disertai efek-efek yang lain. 0.6
24. Kalau sebatas demam biasa diobati sendiri sedangkan untuk tifus dan 1
Demam Berdarah harus konsultasi ke dokter dan dikultur di
laboratorium. 0.6
25. Demam biasa disertai bersin-bersin, demam yang lain tidak disertai. 1 0.6
26. Demam Berdarah berupa panas dingin sedangkan demam biasa 1
panasnya tidak melebihi. 0.6
27. Demam biasa tidak terlalu tinggi, Demam Berdarah suhu terlalu tinggi 2
(2) 1.3
28. Demam biasa sembuh dalam 2-3 hari sedangkan demam yang lain 2
lebih dari 2-3 hari tetap tidak sembuh. 1.3
29. Demam berdarah agak lama sedangkan demam biasa cepat. 1 0.6
30. Tifus panasnya naik turun sedangkan demam biasa merupakan gejala 2
sakit flu 0.6
31. Tifus panasnya terlalu tinggi, demam biasa tidak terlalu panas. 1 0.6
32. Kurang tahu mengenai demam berdarah, dan chikungunya, sedangkan 1
demam tifus panasnya tinggi dan di dalam. 0.6
33. Demam berdarah terdapat bintik-bintik, chikungunya badan terasa 2
pegal-pegal, tifus demam tinggi, demam biasa suhu tidak terlalu tinggi. 1.3
34. Demam berdarah terdapat bintik-bintik merah sedangkan demam tifus 1
berwarna kuning pucat. 0.6
35. Dilihat bintik-bintik merahnya. 1 0.6
36. Demam berdarah panas yang tidak turun, sedangkan tifus panas turun 1
naik. 0.6
37. Susah membedakan karena sekarang demam berdarah jarang terdapat 1
bintik-bintik merah, chikungunya terdapat pegal sendi sedangkan tifus
demamnya tinggi sekali. 0.6
38. Demam berdarah panasnya naik turun, demam lebih dari sehari, bisa 4- 1
5 hari disertai dengan sakit perut, Chikungunya tidak mengalami
demam tiba-tiba tidak bisa bangun, sendi terasa pegal, lemas, agak
lemas, Tifus panas tinggi. 0.6
39. Demam berdarah terdapat bercak merah di tangan, chikungunya 1 0.6
151
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Indriyasana dan pada tahun 1998, penulis menyelesaikan studi di Sekolah Dasar
Kanisius Bayat. Pada tahun 1998 sampai 2001 penulis menempuh studi di SLTP
Pangudi Luhur Bayat dan pada tahun 2004 penulis menyelesaikan studi di SMA Negeri
I Klaten. Pada tahun 2004 sampai tahun 2008, penulis menempuh studi S1 di Fakultas