PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Docosahexaenoic acid (DHA) dan Arakhidonat acid (AA). AA dan DHA sangat
(Dita, 2015).
dengan nilai kontribusi kecukupan kurang dari 10%. Kelompok makanan yang
dikategorikan dalam sumber pangan yang kaya asam lemak esensial PUFA yaitu
kelompok makanan yang berasal laut dan olahannya seperti bahan makanan
ikan tuna, ikan tongkol, ikan salmon yang mampu memenuhi lebih dari 70%
kecukupan asam lemak esensial untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak.
Buah biji berminyak seperti minyak zaitun, kacang mede, dan yang mudah
1
diperoleh kacang kedelai sangat berkontribusi dalam pertumbuhan dan
2
kandungan. Sehingga, ibu hamil di Indonesia berisiko
Ketahanan dan Kerawanan Pangan, 2018) Kejadian BBLR dan mikrosefali atau
lingkar kepala tidak normal masih menjadi fokus pemerintah untuk mencegah
peningkatan angka kematian bayi. Tahun 2016 jumlah kematian bayi sebesar 32.007
jiwa. Angka kematian bayi di Bali sebesar 6,01/1.000 kelahiran hidup. Tahun 2016
dengan angka kematian bayi di provinsi Bali, angka kematian bayi di Kabupaten
Gianyar masih lebih tinggi. Hal ini disebabkan, kejadian BBLR masih cendrung
kepala < 33 cm saat lahir di Provinsi Bali tahun 2018 mencapai 36,8
36,8% perkembangan otak bayi pada saat janin belum maksimal, yang
akan berpengaruh
tidak tumbuh dengan normal, kepala akan kecil atau sebaliknya, bila kepala
tidak tumbuh otak akan mengikuti (Mila dkk, 2015). Sementara, konsumsi ikan
pada masyarakat di daerah pesisir juga memiliki hubungan yang positif dengan
kejadian BBLR dan lingkar kepala bayi baru lahir (Rendra dkk, 2017). Dari data
3
Fatty Acid (PUFA) dengan status gizi dan lingkar kepala bayi baru lahir.
4
B. Rumusan Masalah
dengan status gizi dengan lingkar kepala bayi baru lahir di Klinik Bersalin
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
status gizi dan lingkar kepala bayi baru lahir di Klinik Bersalin Yayasan Bumi
Sehat.
2. Tujuan Khusus
b. Mengukur status gizi bayi baru lahir di Klinik Bersalin Yayasan Bumi Sehat.
c. Mengukur lingkar kepala bayi baru lahir di Klinik Bersalin Yayasan Bumi
Sehat.
dengan status gizi dan lingkar kepala bayi baru lahir di Klinik Bersalin
5
D. Manfaat
1. Teoritis
polyunsaturated fatty acid (PUFA) dengan status gizi dan lingkar kepala bayi baru
lahir.
2. Praktis
bahan makanan pada menu ibu hamil . Sehingga, ibu hamil dapat memilih bahan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Sedangkan, status gizi adalah ekspresi dari
a) Faktor Internal
1) Genetik
b) Faktor Eksternal
maka, akan beresiko melahirkan anak yang BBLR. Sedangkan kekurangan zat
6
2) Mekanis
Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan
ketuban yang kurang. Demikian, pula posisi janin yang tidak normal dapat
3) Toksin/zat kimia
Zat – zat kimia berupa obat – obatan penyakit, maupun obat – obatan
4) Endokrin
janin adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin, dan peptide
5) Radiasi
lainnya
6) Infeksi
Penyakit menular yang dapat menginfeksi bayi antara lain HIV, varisela,
7
7) Stress
Stress yang dialami oleh seorang ibu selama masa kehamilan dapat
serta berat bayi lahir rendah (BBLR). Peningkatan darah arteri serta penurunan
aliran darah pada rahim dapat mempengaruhi plasenta sehingga asupan untuk
janin yang akan menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah (Yurike,
2015).
8) Anoksia Embrio
dengan cara mengumpulkan data penting, baik yang bersifat objektif maupun
Penilaian status gizi dapat dibagi menjadi dua yaitu penilaian status gizi
secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung. Penilaian gizi
biofisik. Sedangkan, penilaian status gizi secara tidak langsung terdiri dari survei
konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Mengukur status gizi bayi
secara cepat secara umum digunakan penilaian status gizi secara langsung
dengan antropometri.
8
a) Penilaian status gizi secara langsung
1) Antropometri
tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi, antropometri adalah berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan,tinggi badan, lingkar
lengan atas, dan tebal lemak bawah kulit. Berat badan merupakan ukuran
antropometri terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir
(neonates). Berat badan digunakan untuk mendiagnosis bayi normal atau BBLR.
Dikatakan BBLR apabila berat badan bayi lahir di bawah 2500 gram atau di
bawah 2,5 kg. Pada masa bayi – balita, berat badan dapat digunakan untuk
melihat laju pertumbuhan fisik dan status gizi. (Supariasa dkk, 2014)
9
Tabel 1
Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan
BB/PB
Amban
Indeks Kategori
g
Status
Batas
Gizi
(Z-score)
Berat Badan Menurut Gizi buruk <-3 SD
Panjang Badan (severely
(BB/PB) wasted)
-3 s/d <-2
Anak Umur 0-24 Gizi
SD
bulan
kurang
(wasted)
-2 s/d 1
Gizi baik SD
(normal)
Beresiko 1 s/d 2 SD
gizi lebih
Gizi Lebih > 2 s/d 3 SD
Obesitas > 3 SD
Sumber: (Kemenkes R.I, 2020)
1. Definisi
(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Lingkar kepala bayi baru lahir adalah
pengukuran lingkar kepala pada bayi yang berusia 0 – 28 hari yang digunakan
10
perkembangan syaraf anak dan dalam menyediakan tampilan dinamis dari
11
pertumbuhan global otak dan struktur internal, sehingga harus dipantau
dalam
Pada bayi baru lahir ukuran lingkar kepala normal adalah 34 – 35cm,
akan bertambah 2 cm setiap bulan pada usia 0-3 bulan. Pada usia 4-6 bulan
akan bertambah 1 cm per bulan, dan pada usia 6-12 bulan pertambahan 0,5 cm
per bulan. Sampai usia 5 tahun biasanya sekitar 50 cm. Usia 5-12 tahun hanya
sampai 5 – 6 bulan pertama setelah lahir. Pada masa ini, terjadi pembelahan sel-
sel otak yang pesat. Setelah itu pembelahan melambat dan terjadi pembesaran
sel otak saja, sehingga pada waktu lahir berat otak bayi sudah seperempat otak
dewasa, tetapi jumlah selnya sudah mencapai 2/3 jumlah sel otak orang dewasa
(Mila dkk, 2015). Klasifikasi pertumbuhan lingkar kepala bayi normal adalah :
Tabel 2
Klasifikasi Lingkar Kepala
Bayi
Amban
Indeks Kategori
g
Status
Batas
Gizi
(Z-score)
Lingkar Kepala Bayi Mikrosefali <-2 SD
Normal -2 s/d 2
SD
Makrosefal
>-2 SD
i
Sumber: (Kemenkes R.I, 2016)
12
2. Faktor Penyebab
a. Faktor Intrinsik
1) Genetik
juga dikontrol oleh faktor genetik intrinsik. Dalam pandangan Sicher, semua
bagian tengah wajah (midface) ke bawah dengan proliferasi seluler dan juga
2013)
2) Fungsi otot
jaringan lunak, yang didukung dan dilindungi oleh unsur tulang yang
13
berhubungan. Contohnya, hipermasticatory (peningkatan pengunyahan)
14
3) Hormon
b. Faktor ekstrinsik
1) Lingkungan
Sanitasi lingkungan yang buruk akan menyebabkan seorang ibu atau bayi
mudah terkena zat – zat berbahaya seperti paparan logam berat, pestisida, dan
obat – obat tertentu yang dapat menginfeksi. Infeksi dari lingkungan, dapat
2) Nutrisi
Fatty Acid (PUFA) meningkat pada membran sel saraf. Polyunsaturated Fatty
Acid (PUFA) berperan penting dalam proses tumbuh kembang otak, terutama
pada saat otak tumbuh dengan cepat, yaitu pada trimester ketiga kehamilan
3) Penyakit
mengakibatkan kelainan atau cacat bawaan pada bayi salah satunya adalah
15
mikrosefali (otak bayi tidak berkembang sesuai usia). Sehingga, untuk masa
prenatal
16
ibu perlu mendapatkan vaksin rubela dan beberapa vaksin wajib untuk bayi
pada masa postnatal agar tidak terjadi kejadian mikrosefali pada bayi
3. Cara Pengukuran
tentukan hasilnya
17
C. Konsumsi Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA)
jamak yang mengandung dua atau lebih ikatan rangkap. PUFA merupakan jenis
asam lemak esensial, karena tubuh tidak dapat mensintesisnya sedangkan tubuh
fungsi normal semua jaringan. Asam lemak esensial rantai panjang tersebut
adalah asam linoleat (18 : 2 omega 6) dan asam linolenat (18 : 3 omega 3).
dari ujung gugus metal. Manusia tidak dapat menambahkan ikatan rangkap
pada karbon ke – 6 dan ke – 3 pada asam lemak yang ada di dalam tubuh
sehingga tidak dapat mensintesis kedua jenis asam lemak tersebut oleh karena
itu, asam linoleat dan asam linolenat merupakan asam lemak esensial. Akan
disamping itu panjang rantai pada ujung gugus karboksil dapat ditambah.
Turunan asam lemak yang berasal dari kedua jenis Polyunsaturated Fatty
Acid (PUFA) yang penting dalam ilmu gizi adalah asam arikodinat (20 : 4 omega
(22 : 6 omega 3) dari asam linolenat. Ketiga asam lemak ini bukan merupakan
18
Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) merupakan prekursor sekelompok
senyawa eikosanoid karena diperoleh dari asam lemak 20 – karbon yang mirip
rangsangan sistem saraf, kontraksi otot, serta penyembuhan luka (Sunita, 2009).
a) Omega 3
1) Pengertian
Asam lemak esensial poli tak jenuh ganda (PUFA), yakni asam
3) berasal dari asam lemak tak jenuh ganda/ Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA),
yaitu asam alfa – linolenat ( ALA) dan diklasifikasikan sebagai asam lemak
omega – 3 (n- 3). Tata nama asam lemak omega – 3 mengindikasikan bahwa
– karbon yang pertama terjadi pada atom karbon ketiga dari ujung metil
molekul.
Meskipun asupan asam lemak jenuh, asam lemak trans, dan asam arakidonat
2) Fungsi
sejak janin dan pada saat dewasa. Pada saat janin dalam kandungan, EPA sangat
19
diperlukan dalam pembentukan sel-sel pembuluh darah dan jantung.
Keseimbangan rasio EPA, DHA, dan AA dalam darah bayi, remaja, atau
20
salah satu indikator untuk meramalkan risiko gangguan sistem pembuluh darah
dan penyakit jantung di masa mendatang. Untuk itu perlu dilakukan upaya
preventif sejak dini agar terhindar dari penyakit degeneratif ini. Pasokan
makanan sumber omega-3, EPA, DHA, AA, dan alfa-linolenat harus dikonsumsi
dalam jumlah yang seimbang. DHA diperlukan sebagai unsur pembentuk cawan
untuk wadah rhodopsin yaitu senyawa vital penginderaan dan pengiriman balik
sinyal yang diterima mata ke otak. Docosahexaenoic Acid (DHA) dan Arachidonic
Acid (AA) merupakan unsur nutrisi yang juga penting dalam tumbuh kembang
otak (mylenisasi ) serta menjaga interkoneksi sel-sel syaraf otak terutama untuk
sangat penting bagi organ susunan saraf pusat. DHA penting untuk
dan sebagai suatu bentuk asam lemak yang esensiel LC-PUFA yang harus
3) Kebutuhan Asupan
Konsumsi memadai yang berasal dari asam lemak omega – 3 saat kehamilan
4) Sumber Makanan
Kandungan asam lemak omega – 3 yang tinggi terdapat di ikan air laut,
memiliki kandungan lemak omega – 3 yang tinggi. Berikut ini sumber bahan
21
makanan yang tinggi omega
– 3 yaitu minyak ikan seperti ikan haring (1700 mg/100gr), ikan sarden
(1400
22
mg/100gr), ikan salmon (1600 mg/100 gr) (Grober,2009). Ikan tongkol
mengandung DHA 20,57% dan EPA 4,95%; kakap mengandung DHA 20,57%
dan EPA 4,5%; selar mengandung DHA 21,56% dan EPA 7,3%; tembang
mengandung DHA 15,69% dan EPA 4,33%; kakap merah mengandung 17,05%
dan EPA tidak teridentifikasi; bawal mengandung DHA 7,04% dan EPA 2,13%
(Sukarsa, 2004).
b) Omega 6
1) Pengertian
Omega 6 adalah asam lemak tidak jenuh ganda yang memiliki ikatan ganda
pertarnanya pada posisi ke-6. Sifat fisis dan sifat kimia, metabolisme,
pencernaan dan absorbs serta sekresi sama dengan lemak. Omega 6 termasuk
salah satu asam lemak esensial. Asam lemak esensial sebenarnya terdiri dari
asam linoleat (AL)/ linoleic acid (LA), asam linolenat (ALN) linolenic acid (ALA)
serta asam arachidonic/arachidonic acid (AA), asam lemak ini tidak bisa dibuat
oleh tubuh baik dari asam lemak lain maupun dari karbohidrat ataupun asam
Asam lemak jarang terdapat bebas dalam alam, akan tetapi banyak
terdapat dalam bentuk ikatan ester atau amida dalam berbagai lipida. Asam
lemak merupakan asam organik yang terdiri atas rantai hidrokarbon lurus yang
pada ujung mempunyai gugus karboksil (COOH) dan pada ujung lain gugus metil
23
(CH3). Asam lemak alami biasanya mempunyai rantai dengan jumlah atom
24
empat hingga dua puluh dua karbon.Lemak merupakan simpanan energi paling
utama di dalam tubuh, dan di dalam hewan di samping itu merupakan sumber
zat gizi esensial.Asam lemak yang diperoleh dari hidrolisis lipida biasanya
mengandung campuran asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Lipida
hewani terutama mengandung asam lemak jenuh rantai pajang, yaitu asam
palmitat (Cl6) dan asam stearat (Clg). Asam lemak yang terdiri atas sepuluh
karbon atau kurangjarang terdapat didalam lipida hewani, kecuali lemak susu
yang mengandung cukup banyak asam lemak dengan rantai pendek (Fivi, 2012).
2) Fungsi
Sering kali peran omega-3 bekerja sinergis dan didukung oleh keberadaan
omega-6. Beberapa manfaat omega-3 didukung dan bahkan hanya bisa muncul
oleh keberadaan omega-6. Peran omega-6 menjadi penting karena sifatnya yang
penyokong omega-3. Omega 6 juga memiliki kelebihan tersendiri, yang tak kalah
pentingnya dari omega-3. Jika seorang ibu hamil mengalami kekurangan omega
3) Kebutuhan Asupan
penyakit. Bila kebutuhan akan asam linolenat terpenuhi maka kebutuhan akan
4) Sumber Makanan
Sumber makanan asam lemak Omega 6 yang terdapat pada daging, unggas,
kedelai, minyak biji kapas, minyak bunga matahari, minyak jagung, minyak biji
labu, biji bunga matahari, biji kenari, kacang mete, kacang kedelai, dan kacang-
2. Konsumsi
a. Definisi
merupakan ciri khas pada suatu kelompok masyarakat tertentu (Baliwati dkk,
keadaan gizi masyarakat suatu wilayah atau individu. Informasi ini dapat
menu atau intervensi untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM), mulai
makanan suatu individu merupakan salah satu cara untuk menduga keadaan gizi
26
b. Metode Penilaian Konsumsi Polyunsaturated Fatty Acid
frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode
2.) Tahapan membuat semi quantitative food frequency quisionare (SQ – FFQ)
makanan (DKBM) atau melalui program software Nutri Survey (NS) untuk
item bahan makanan yang spesifik mengandung zat gizi tertentu (zat gizi
b) Pilih semua daftar bahan makanan yang banyak dan tinggi kandungan zat
gizi tersebut.
makanan yang tersedia dan yang umum dikonsumsi sesuai dengan lokasi
Makanan yang tidak pernah atau tidak biasa dikonsumsi (kurang dari 10%
e) Bahan makanan yang tersisa setelah langkah di atas, adalah yang sebagai
daftar bahan makanan yang akan final digunakan dalam form SQ-FFQ.
27
f) Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam menentukan bahan
(1) Bahan makanan mengandung zat gizi spesifik atau terdapat komponen
makanan yang memodifikasi penyerapan dari zat gizi spesifik tersebut (zat
(2) Mengandung zat gizi spesifik sangat tinggi dan menjadi bagian dari
makanan khas penduduk atau mengandung tingkat yang cukup tinggi zat
3.) Prosedur penggunaan semi quantitative food frequency quisionare (SQ – FFQ)
sumber zat gizi yang ingin diketahui, apakah harian, mingguan, bulanan
atau tahunan.
(2) Subyek diwawancarai mengenai ukuran rumah tangga dan porsinya. Untuk
berat (gram).
28
(6) Hitung semua daftar bahan makanan yang dikonsumsi subyek penelitian
(7) Setelah semua bahan makanan diketahui berat yang dikonsumsi dalam
(8) Cek dan teliti kembali untuk memastikan semua item bahan makanan telah
dihitung dan hasil penjumlahan berat (gr) bahan makanan tidak terjadi
kesalahan.
diketahui kisaran asupan zat gizi mikro pada beberapa waktu sebelumnya
(2) SQ-FFQ tidak hanya mengetahui kebiasaan atau pola makan responden
namun juga dapat diketahui jumlah asupan zat gizi tersebut secara detail.
29
D. Hubungan Konsumsi Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) dengan
Status Gizi dan Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir
sudah dimulai sejak masa perkembangan otak. EPA, AHA, AA, dan DHA pada sel
neuron dari plasma darah yang bersumber dari makanan atau proses biosintesis
di hati dan sintesis lokal di otak. Diantara sel saraf terdiri dari sel neuron,
Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) adalah astrosit. Sel neuron sebagai target
Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) tidak dapat melakukan sintesis oleh karena
darah sehingga aliran darah dan zat gizi ke plasenta terpenuhi dengan baik,
kebutuhan itu janin sepenuhnya tergantung pada ibu melalui tranfer placenta.
(PUFA) pada ibu hamil semakin berkurang, sedangkan semakin berat bayi kadar
Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) yang dibutuhkan janin semakin besar. Pada
30
periode tumbuh kembang
31
otak kandungan Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) meningkat pada membran sel
saraf. Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) berperan penting dalam proses tumbuh
kembang otak terutama pada saat otak tumbuh dengan cepat yaitu trimester ketiga
kehamilan. Hal ini tercermin dengan mengukur lingkaran kepala bayi baru lahir
(Dita, 2015).
56
BAB III
KESIMPULAN
(PUFA) pada masa hamil terhadap status gizi dan lingkar kepala bayi baru lahir di
kebutuhan 81,8% .
3. Bayi baru lahir dengan status lingkar kepala normal dengan presentase 72,7 %.
Acid (PUFA) dengan status gizi bayi baru lahir di Klinik Bersalin Yayasan
Bumi Sehat dengan dan terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi
Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) dengan lingkar kepala bayi baru lahir di
57
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Konsumsi Polyunsaturated Fatty Acid
(PUFA) pada masa hamil dengan status gizi bayi dan lingkar kepala bayi baru lahir di
1. Harapan penulis agar ada penelitian lebih lanjut tentang PUFA menggunakan
2. Klinik Bersalin Yayasan Bumi Sehat agar melakukan konseling gizi untuk
PUFA yang paling sering dikonsumsi sesuai hasil penetian yaitu olahan kedelai
dan ikan tongkol . Sehingga menghasilkan buah hati yang sehat dan unggul
58
DAFTAR PUSTAKA
Almatseir, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Baliawati, Y. F., Ali, K., dan Meti, D., 2010, Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta:
Penerbit Swadaya
Boonie L Beezhold , Carol S Johnston, 2012, Restriction of meat, fish, and poultry in
omnivores improves mood: A pilot randomized controlled trial, Nutrition
Jurnal : 11(1): 9
Citara Utami, Khairun Nisa Berawi, Nisa Karima, 2018, Hubungan Suplementasi
Omega 3 Pada Ibu Hamil dengan Kejadian Preeklamsia, Majority. Vol 7(3)
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika
Dita Diana Panti, 2015, Pengaruh Pemberian Suplemen DHA Pada Ibu Hamil
Terhadap Berat Badan dan Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir,
Stomatognatic,12(1) : 35-37
Hardinsyah dan Supariasa IDM. 2016. Ilmu Gizi Teori & Aplikasi. Jakarta:
EGC.
Hastuti,I. 2012. Alokasi Pengeluaran Pangan dan Asupan Makan Sebagai Faktor
Resiko Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) Pada Calon Pengantin Wanita
di Kabupaten Bantul. Yogyakarta: UGM
Kemenkes RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Kemenkes RI: Jakarta
59
Kemenkes RI. 2011. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1995/MENKES/SK/XII/2010 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status
Gizi Anak. Jakarta: Direktorat Jendral Bina G.
Liss Dyah Dewi Arini, Erma Nurhayati Firdaus, 2019, Pengaruh Asupan DHA dan
Protein Pada Ibu Hamil Terhadap Berat Badan dan Panjang Janin Di Rumah
Bersalin Nissa Tegal Gede, Karanganyar, Prosiding Call For Paper SMIKNAS
Mulyani RI. 2014. Studi kandungan dan presentase daily value asam lemak esensial
makanan IndonesiA. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Nelly S,Tiangsa S, Tri Faranita, Winra Pratita, 2012, Peranan Asam Lemak Esensial
Terhadap Perkembangan Otak dan Ketajaman Penglihatan, Majalah
Kedokteran Nusantara, Vol. 45 (3)
Oktami Dwi Martasari, Annastasia Ediati, 2018, Harapan Orangtua Dan Depresi Pada
Mahasiswa Program Studi S1 Kedokteran Umum, Jurnal Empati, 7(3): 1-8
Rendra Kusuma, Ali Khomsan, Lilik Kustiyah, 2017, Konsumsi Ikan Pada Ibu Hamil
dan Kaitannya dengan Outcome Kelahiran, Jurnal MKMI, 13(4)
Retni, Ani Margawati, Bagus Widjanarko, 2016, Pengaruh Status Gizi dan Asupan
Gizi Ibu terhadap berat bayi lahir rendah pada kehamilan usia remaja. Jurnal
Gizi Indonesia, 5(1) :14 – 19.
Sastroasmoro, Sudigdo, dan Sofyan Ismael. 2014. Dasar - Dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Edisi 5. Jakarta: CV.Sagung Seto
60
Supariasa Nyoman, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar. 2014. Penilaian Status Gizi. Edisi 2.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.EGC
61