Anda di halaman 1dari 13

GAMBARAN SWAMEDIKASI DEMAM OLEH IBU DI DESA BOJONG

KABUPATEN TEGAL
Fatihatul Imas, Prabandari Sari2, Purwantiningrum Heni3
DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Jln.Mataram No.09 Tegal
E-mail : imasfatihatul@gmail.com
Telp/Fax (0283)352000

Abstrak
Swamedikasi merupakan upaya paling banyak dilakukan masyarakat untuk mengatasi gejala penyakit,salah
satunya adalah demam. Demam adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya atau diatas
37OC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran swamedikasi demam oleh ibu di Desa Bojong
Kabupaten Tegal.

Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
adalah ibu di Desa Bojong Kabupaten Tegal yang melakukan swamedikasi terhadap anaknya yaitu sebanyak
100 sampel orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. teknik pengumpulan
data menggunakan kuisioner. Analisis yang di gunakan menggunakan analisis univariat.

Hasil penelitian diperoleh bahwa ibu di Desa Bojong Kabupaten Tegal 70,3% responden memilih pilihan
suhu tubuh naik,gejala yang banyak dirasakan 53,3% responden memilih suhu tubuh mengalami peningkatan
dan badan terasa panas,sebanyak 35,5%, responden memilih menggunakan paraseatamol, sebanyak 50,4%
responden memilih membeli obat di apotik, sebanyak 86,4% responden sudah tepat dalam pemilihan dosis obat,
sebanyak 72,5% responden sudah tepat dalam pemilihan waktu pemberian, sebanyak 55,8% responden memilih
periksa ke dokter jika demam yang di alami tak kunjung sembuh dan sebanyak 51,3% responden memilih
menyimpan obat dalam kemasan asli.

Kata kunci : Swamedikasi, demam , ibu, Desa Bojong Kabupaten Tegal

Abstract
Self-medication is the most effort made by the community to overcome the symptoms of the disease, one of
which is fever. Fever is a condition where body temperature is higher than usual or above 370C. This study aims
to determine the description of fever self-medication by mothers in Bojong Village, Tegal Regency.

This research is a descriptive study with a quantitative approach. The population in this study were mothers
in Bojong Village, Tegal Regency who swamed their children to 100 samples. The sampling technique uses
purposive sampling method. Data collection techniques using questionnaires. The analysis used uses univariate
analysis.

The results showed that mothers in Bojong Village, Tegal Regency 70.3% of respondents chose the choice
of rising body temperature, many symptoms felt 53.3% of respondents chose an increase in body temperature
and body feels hot, as much as 35.5%, respondents chose to use paraseatamol , as much as 50.4% of respondents
chose to buy drugs at the pharmacy, as much as 86.4% of respondents were right in the selection of drug doses,
as much as 72.5% of respondents were right in the timing of administration, as much as 55.8% of respondents
chose to see a doctor if the fever never went away and as many as 51.3% of respondents chose to store the
medicine in the original packaging.

Keywords: Swamedication, fever, mother, Bojong Village, Tegal Regency

1. Pendahuluan barulah menjadi fatal karena tidak


Menurut Departemen Kesehatan Republik terkendalikan lagi oleh tubuh(Tjay &
Indonesia (1997) demam adalah suatu Rahardja, 2002). Pirogen adalah suatau zat
keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari yang menyebabkan demam. Terdapat dua
biasanya atau diatas 37C. Pada suhu diatas jenis pirogen yaitu pirogen eksogen dan
37C limfosit dan makrofag menjadi pirogen endogen. Pirogen eksogen berasal
lebihbaktif. Bila suhu melampaui 40-41C dari luar tubuh dan berkemampuan

1
merangsang IL-1, sedangkan pirogen endogen Demam merupakan mekanisme pertahan diri
berasal dari dalam tubuh dan mempunyai atau reaksi fisiologis terhadap perubahan titik
kemampuan untuk merangsang demam patokan di hipotalamus. penatalaksanaan
dengan mempengaruhi pusat pengatur suhu demam bertujuan untuk merendahkan suhu
hipotelamus sedang kan pirogen endogen tubuh yang terlalu tinggi bukan untuk
adalah IL-1, faktor nekrosis tumor (TNF) dan menghilangkan demam.
interferon (INF) (Suryadi & Yuliani 2010).
Penatalaksaan demam dapat dibagi menjadi
Menurut Departemen Kesehatan Republik dua garis besar yaitu non farmakologi dan
Indonesia (1997) timbulnya demam dapat farmakologi. akan ttapi diperlukan penangan
disebabkan oleh infeksin atau non infeksi. demam secara langsung oleh dokter apabila
Penyebab demam oleh infeksi antara lain penderita dengan umur 3-12 bulan dengan
disebabkan oleh kuman, virus, parasit atau suhu >39C, penderita dengan suhu >40, 5C
mikroorganisme lain. Penyebab demam non dan demam suhu yang tidak turun dalam 48-
infeksi diantara nya adalah karena dehidrasi, 72 jam (Kaneshiro & zieve, 2010 didalam
trauma, alergi dan penyakit kanker. Hal lain syeima, 2009).
yang juga berperan sebagai faktor non infeksi
penyebab demam adalah gangguan sistem Pengobatan sendiri (self-medication)
syaraf pusat seperti pendarahan otak, status merupakan upaya yang dilakukan masyarakat
epileptikus koma, cidera hipotalamus atau untuk mengobati dirinya sendiri yang
gangguan yang lainnya(Nelwan, 2009 dalam biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-
sudoyo, dkk). keluhan dan penyakit ringan yang banyak
dialami masyaraat seperti demam, nyeri,
Demam terjadi karena adanya suatu zat yang pusing, batuk, influenza, sakit maag,
dikenal dengan nama pirogen. Pirogen adalah kecacingan, diare, penyakit kulir dan lain-lain
zat yang dapat menyebabkan demam. Pirogen (Binfar, 2007).
terbagi menjadi dua yaitu pirogen eksogen
dan endogen yang berasal dari luar tubuh Beberapa faktor yang berperan pada perilaku
pasien (Dinarello & Gelvand, 2005). swamedikasi antara lain adalah persepsi
tentang sakit, ketersediaan obat yang dijual
Proses terjadinya demam dimulai dari bebas, serta ketersediaan informasi yang
stimulasi sel-sel darah putih (monosit, benar mengenai penggunaan obat tersebut
limfosit, dan neurotrofil) oleh pirogen (Sukasediati, 2000).
eksogen baik berupa toksis, mediator
inflamasi, atau reaksi imun. Pirogen eksogen 2. Metode Penelitian
dan pirogen endogen akan merangsang Jenis penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel
endotelium hipotalamus untuk membentuk
Purposive Sampling, menggunakan data
prostagladin (Dinarello & Gelvand, 2005). primer berupa kuesioner yang berisi beberapa
pertanyaan.Data diambil pada bulan mei
Prostagladin yang terbentuk kemuduan akan 2019.Populasi dalam penelitian ini adalah ibu
meningkatkan patokan termostat dipusat ibu. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu
termolegulasi hipotalamus. Hipotakamus akan yang memenuhi kriteria
menggangap suhu sekarang lebih rendah dari Pemeriksaan Data (Editting)
suhu patokan yang baru sehingga ini memicu
mekanisme-mekanisme untuk meningkatkan 3. Pengolahan dan analisis data
panas dan penurunan pengurangan panas yang Pengolahan data terdiri dari beberapa
pada akhirnya akan menyebabkan suhu tubuh tahap yaitu :
naik kepatokan yang baru tersebut
1.Pemeriksaan Data (Editting)
(Sherwood, 2001).

2
Pada tahap ini peneliti memeriksa Tingkat rata rata usia anak yang
setiap lembar kuisioner yang telah terkumpul, mendapatkan swamedikasi demam disajikan
untuk memastikan semua item telah terisi. dalam tabel dibawah ini :
Apabila ada yang terlewat, dilengkapi segera Berdasarkan tabel diketahui bahwa dari
setelah wawancara. 100 responden yang diteliti
2. Pemberian Kode (Coding) Me Med Mod Minim Maxi
an ian us um mum
Transformasi jawaban responden varia (Tah
(data) yang berbentuk huruf menjadi bel un)
berbentuk bilangan/angka, sehingga lebih Usia 8.1 8 6 5 11
mudah di baca dan diinterpretasikan untuk Anak 3
keperluan analisis.

3. Memasukan Data (Data Entry) rata rata umur anak responden yang
Data telah melewati tahap editing dan mendapatkan swamedikasi adalah 8,13
coding, dimasukan (entry) kedalam komputer dengan umur termuda adalah 5 tahun dan
untuk dilakukan analisis. umur tertua 11 tahun. Hasil tersebut
dikarenakan pada batasan teori peneliti
4. Pembersihan Data membatasi swamedikasi hanya dilakukan

Analisis data menggunakan analisis


univariatkarena penelitian bersifat deskriptif.
Pendidikan Presentase (%)
Analisis univariatbertujuan untuk
Jumlah
menjelaskan atau mendeskripsikan
Tidak 0.9
karakteristik variabel penelitian (Notoatmodjo
sekolah 1
2010b).
SD 2.7
Tabel 1. Karateristik Responden Berdasarkan 3
Umur SMP 18
20
Umur adalah masa individu yang SMA 45.1
terhitung mulai saat ini dilahirkan sampai 51
berulang tahun. Semakin cukup umur maka untuk anak yang berusia 5-11 tahun.
tingkat kematangan dan kekuatan akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja Tabel 2. Karateristik berdasarkan pendidikan
(herawati,2001). terahir

Gambaran usia ibu yang melakukan


swamedikasi demam disajikan dalam tabel 1
dibawah ini: Tingkat pendidikan seseorang dapat
mempengaruhi pengetahuan karena semakin
Varia Me Med Mod Mini Maxi tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin
bel an ian us mum mum cenderung untuk mendapatkan informasi, baik
(Tah dari orang lain maupun dari media masa
un) (Herawati,2001). Keterbatasan pendidikan
Umur 38. 39 40 24 56 juga dapat mempengaruhi pola hidup sehat
Ibu 73 seseorang (Sapitri,2015)

Tabel Distribusi Frekuensi Responden


Berdasarkan tabel diketahui bahwa dari 100 Berdasarkan Pendidikan Terahir
responden yang diteliti tampak rata rata umur
Berdasarkan tabel diketahui bahwa dari 100
ibu adalah 38,73% dengan termuda adalah 24
responden yang diteliti, tingkat pendidikan
tahun dan umur tertua 56 tahun.
responden yang paling banyak berpendidikan

3
SMA yaitu 45,1% dengan frekuensi sebanyak pedagang. Hal ini dikarenakan posisi Desa
51 responden, selanjutnya adalah perguruan Bojong yang dekat dengan pasar.
tinggi sebanyak 22,5% dengan frekuensi 25
responden, SMP yaitu 18% dengan frekuensi Gambaran Swamedikasi Demam oleh Ibu
sebanyak 20 responden, SD yaitu 2.7%
dengan frekuensi 3 responden, dan ada Gambaran swamedikasi demam oleh ibu di
responden yang tidak bersekolah yaitu 0,9% Desa Bojong Kabupaten Tegal di ukur dengan
dengan frekuensi sebanyak 1 responden. Dari 13 pertanyaan yang diberikan kuesioner yang
data diatas dapat dilihat bahwa mayoritas dibuat menggunakan dasar dari direktorat
tingkat pendidikan masyarakat adalah SMA jendral pengawasan obat dan makanan (1996)
dan sebanyak 76,1% responden didesa bojong tentang swamedikasi dan direktorat jendral
sudah memenuhi wajib belajar 12 tahun. Hal bina penggunaan obat rasional (2008).
ini tersebut menunjukan bahwa hampir Pengetahuan mengenai demam dan
seluruh responden memiliki tingkat penaganan demam yang didapat dari
pendidikan yang cukup lingkungan sekitar dapat berpengaruh besar
Tabel 3. Karateristik Responden Rerdasarkan terhadap masuknya pengetahuan. Hal tersebut
Pekerjaan terjadi karena ada interaksi timbal balik antar
individu dalam merespon pengetahuan yang
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan diterimanya sehingga sumber informasi lebih
seseorang memperoleh pengalaman dan baik dari pendidikan formal maupun
pengetahuan baik secara langsung maupun nonformal berpengaruh untuk meningkatkan
tidak langsung (mubarak,2007). pengetahuan (Notodmojo,2005). Rincian
topik pertanyaan dapat dilihat dari tabel
Karateristik responden berdasarkan dibawah ini
pekerjaan didesa bojong ditampilkan pada
tabel Tabel

Tabel Distribusi Frekuensi Responden Pertanyaan Indikator


Berdasarkan Pekerjaan Informasi tambahan 1,2
Cara mendiagnosis 3,4
Variabel Jumlah Presentase Penilihan obat 5
% Tempat pembelian 6
Pegawai 15 13.3 obat
negeri Pemilihan bentuk 7
Pegawai 15 13.3 sediaan obat
swasta Tepat dosis 8,10
Pedagang 50 44.2 Cara dan waktu 9,11
Ibu rumah 17 15 pemberian
tangga Lama pengobatan 12
Honorer 3 2.7 terbatas
Cara penyimpanan 13
Total 100 100 obat
1. Cara Mendiagnosa
Berdasarkan tabel diketahui bahwa dari Penggunaan obat rasional pada aspek
100 responden yang diteliti, pekerjaan ketepatan diagnosa disebut rasional jika
responden yang paling banyak bekerja diberikan untuk diagnosis yang tepat. Jika
sebagai pedagang yaitu 44.2% dengan diagnosis tidak ditegakan secara benar, maka
frekuensi sebanyak 50 responden dan pemilihan obat dapat mengalami kekeliruan.
pekerjaan responden yang paling sedikit Akibatnya obat yang diberikan juga tidak
sebagai tenaga kerja honorer yaitu 2.7% akan sesuai dengan indikasi yang seharusnya
dengan frekuensi sebanyak 3 responden. Dari (kemenkes RI,2011).
data di atas dapat dilihat bahwa mayoritas
pekerjaan responden adalah sebagai

4
Pertanyaan yang diberikan untuk Periksa suhu dengan termometer
mengetahui ketepatan diagnosis responden
seperti : bagaimana cara mengetahui jika Kompres dengan air hangat
selang mengalami demam apa saja gejala
yang bisa dirasakan. Tingkat presentase cara Minum obat penurun panas jika perlu
responden mengetahui ketika sedang Hubungi dokter bila suhu sangat tinggi
mengalami demam dapat dilihat pada gambar
3. Tingkat presentase gejala yang
Variabel Jumlah Presentase banyak dirasakan anak responden
% ketika sedang mengalami demam
Suhu tubuh 80 70.3 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
naik
Lemas 16 14,2 Variabel Frekuensi
Keringat 4 3.5 Presentase
dingin %
Total 100 100 Suhu 53,3
2. Cara Mengetahui Ketika Sedang tubuh 61
Mengalami Demam meningkat
badan
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa dari terasa
100 responden yang diteliti,mayoritas panas
sebanyak 70.3% responden memelih cara Suhu
mengetahui jika anak sedang mengalami tubuh 4 3.5
demam dengan mengecek suhu tubuh yang meningkat
naik. Selanjutnya responden yang memilih terdapat
tubuh terasa lemas sebanyak 14,2% dengan bintik
frekuensi sebanyak 16 responden,selanjutnya merah
responden yang menjawab tubuh banyak Sakit
mengeluarkan keringat dingin yaitu hanya kepala dan 8 7.1
3.5% dengan frekuensi 4 responden. mual
Batuk dan
Departemen kesehatan republik pilek 27 23.9
indonesia,1997 mengungkapkan bahwa
demam merupakan satu keadaan dimana suhu Total 100 100
tubuh lebih tinggi dari biasanya atau diatas
37C. Timbulnya demam dapat disebabkan
oleh infeksi atau non infeksi. Penyebab Berdasarkan tabel diketahui bahwa dari
demam infeksi, antara lain disebabkan oleh 100 responden yang diteliti, pilihan gejala
kuman,virus, parasit, atau mikroorganisme yang paling banyak dirasakan responden
lain. Penyebab demam non infeksi adalah merasakan suhu tubuh meningkat dan
diantaranya adalah karena dehidrasi, trauma, badan terasa panas yaitu 53,3% dengan
alergi, dan penyakit keganasan atau kanker frekuensi 61 responden dengan alasan gejala
(departemen republik indonesia,1997) yang lebih sering di alami ketika demam
adalah suhu meningkat dan badan terasa
Direktorat bina farmasi komunitas dan panas sedangkan gejala lainnya sangat jarang
klinik,2007 menunjukan bahwa hal yang dialami.selanjutnya yang paling sedikit adalah
dapat dilakukan ketika mengalami demam merasakan suhu tubuh meningkat dan terdapat
menurut yaitu : bintik merah yaitu 3.5% dengan frekuensi 4
Istirahat yang cukup responden ketika mengalami demam. Dengan
alasan demam yang diderita adalah gejala dan
Minum air yang banyak penyakit malaria. Selain itu sebanyak 23,9%
dengan frekuensi 27 responden menjawab
Ushakan makan seperti biasanya, meskipun batuk dan pilek dengan alasan batuk dan pilek
nafsu makan berkurang adalah gejala demam yang paling sering
dialami. Apabila mengalami gejala seperti

5
demam,menggigil,batuk,sakit kepala,nyeri, Berdasarkan tabel diketahui bahwa dari
otot, dan sendi, malaise parah ( rasa tidak 100 responden yang diteliti, diketahui bahwa
enak badan ), sakit tenggorokan, dan hidung 35,4% responden memilih pengobatan
berair gejala tersebut merupakan gejala dari swamedikasi dengan menggunakan
flu (WHO,2009) paracetamol. Tidak banyak responden
memilih pilihan yang mengandung kombinasi
Direktorat bina farmasi komunitas dan dengan contoh obat
klinik drijen bina kefarmasian dan alat bodrek,sanaflu,ultraflu,procol,intunal,
kesehatan departemen kesehatan RI (2007). paramex dan inza. Obat yang banyak
digunakan untuk mengatasi demam adalah
Mengungkapkan bahwa gejala demam yang obat yang bebas.penelitian ini sejalan dengan
muncul yaitu : penelitian yang dilakukan oleh Sudibyo
(2006).
Kepala, leher dan tubuh akan merasa panas,
Ketepatan pemilihan obat menurut
sedang tangan dan kaki dingin
kemenkes RI,2011 dalam buku panduan
Mungkin merasa kedinginan dan menggigil tentang penggunaan obat rasional adalah
keputusan untuk melakukan upaya terapi yang
apabila suhu meningkat dengan cepat. diambil setelah dilakukan diagnosa dengan
benar.obat yang dipilih harus memiliki efek
Hasil ini sejaalan dengan penelitian oleh terapi sesuai dengan spektrum penyakit. Obat
Nurul huda yang berjudul gambaran yang boleh digunakan untuk swamedikasi
pengetahuan masyarakat dalam swamedikasi adalah obat bebas,obat bebas terbatas dan
demam Desa di rt II Desa Jangkang obat wajib apotik (Depkes,2008). Obat yang
Kecamatan Pasak Talawang Kabupaten digunakan oleh pasien adalah sebagai berikut
Kapus (2014) dengan hasil terbanyak Paracetamol dan sanmol hanya mengandung
responden merasakan gejala demam suhu bahan aktif parasetamol saja.indikasinya
tubuh meningkat sehingga badan terasa panas. untuk mengurangi rasa sakit kepala,sakit
4. Pemilihan obat Pemilhan obat yang sakit, dan menurunkan panas. Cara
digunakan untuk meredakan demam oleh ibu mengkonsumsi obat ini adalah dengan
di desa bojong tingkat presentasenya dapat diminum tiga hingga empat kali sehari setelah
dilihat pada gambar dibawah ini : makan.
Variabel Jumla Presentase Bodrexin mengandung asetosal
h % 80mg,indikasinya untuk menurunkan demam
Paracetam 40 35.4 dan meringankan rasa nyeri pada anak anak.
ol Cara mengkonsumsi obat ini adalah dengan
Bodrek 8 4.4 diminum tiga hingga empat kali sehari setelah
Bodrexin 8 4.4 makan.
Sanmol 31 27.4
Inza 3 2.7 Bodrex mengandung paracetamol dan kafein,
Paramex 10 9 indikasinya untuk meringankan sakit
kepala,pusing, pening berat, sakit gigi, dan
menurunkan demam. Cara mengkonsumsi
Terapi obat merupakan salah satu cara obat ini adalah dengan diminum tiga hingga
untuk menurunkan demam pada anak. empat kali sehari setelah makan.
Antipiretik seperti paracetamol,ibu profen,
dan aspirin merupakan obat yang sering orang Ultraflu, procol dan inza mengandung
tua gunakan untuk menurunkan demam paracemol, fenilpropanolamin hcl dan
(sudibyo,2006). Paracetamol merupakan obat chlorpheniramine maleat, indikasinya untuk
yang sering digunakan dibanding ibu profen meringankan gejala flu seperti demam, sakit
dan aspirin karena efek samping dari kepala, hidung tersumbat dan bersin bersin.
paracetamol lebih sedikit dan hampir tidak Cara mengkonsumsi obat ini adalah dengan
terlihat efek sampingnya (Alex- diminum tiga hingga empat kali sehari setelah
hart,dkk,2011). makan.

6
Intunal mengandung parasetamol,fenilefrin tempat pengobatan semakin banyak pula
hcl, deksklorofenimamin biaya transportasi yang digunakan.
maleat,dekstrometrofain, gliserin quaikolat,
indikasinya untuk demam flu dan sakit Masyarakat lebih disarankan untuk
kepala. Cara mengkonsumsi obat ini adalah mendapatkan pelayanan kesehatan dan obat
dengan diminum tiga hingga empat kali sehari dari rumah sakit,pukesmas, atau membeli obat
setelah makan. sendiri diapotik atau toko obat berizin.
(direktorat penggunaan obat rasional 2008),
5. Tempat Pembelian Obat sehingga pada waktu menerima obat
masyarakat mendapatkan informasi mengenai
Tempat memperoleh obat demam yang jenis dan jumlah obat, kemasan obat,
dilakukan oleh responden di sajikan pada kadaluarsa obat dan kesesuaian etiket meliputi
tabel dibawah ini : nama,tanggal aturan pakai dan petugas
kesehatan.
Tabel tempat pemilihan obat
Data pemenkes no.9 tahun 2017
Variabel Juml Presenta mendefinisikan apotik sebagai sarana
ah se % pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
Membeli 56 50,4 praktek kefarmasian oleh apoteker. Adapun
diapotik surat izin apotik (SIA) adalah bukti tertulis
Membeli 32 28,3 yang diberikan oleh pemerintah daerah
di warung kabupaten/kota kepada apoteker sebagai izin
Sisa obat 11 9,7 untuk menyelenggarakan apotek.
sebelumn
ya Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
Supermar 1 0,9 disimpulkan bahwa mayoritas responden di
ket desa bojong sudah cukup tepat dalam hal
100 100 pemilihan tempat pembelian obat yaitu
Total diapotik. Hasil ini berbanding terbalik dengan
dengan penelitian nurul aida yang berjudul
gambaran pengetahuan swamedikasi demam
Berdasarkan tabel diketahui bahwa dari oleh ibu di desa pojok kidul kecamatan nguter
100 responden yang diteliti, diketahui bahwa kabupaten sukoharjo jawa tengah (2012)
50,4% responden lebih memilih mendapatkan dimana hasil penelitiannya menggambarkan
obat diapotik hal tersebut dikarenakan jika responden lebih memilih membeli di obat
responden lebih memilih menggunakan warung
parasetamol yang bisa didapatkan di apotik
sebagai obat demam. Pemilihan Bentuk Sendiaan Obat

Data dari bapeda kabupaten tegal (2017) Pemilihan Bentuk Sendiaan Obat oleh
menunjukan bahwa apotik yang terdapat di responden dapat dilihat dalam tabel 4.10
Desa Bojong ada 3 apotik. Jarak dapat dibawah ini:
mempengaruhi frekuensi kunjungan ketempat
pengobatan, makin dekat tempat tinggal dari 6. Tabel Pemilihan Bentuk Sendiaan
tempat pengobatan makin besar jumlah Obat
kunjungan ketempat pengobatan tersebut
begitu pula sebaliknya, makin jauh jarak dari
Variabel Jumlah Persentase(%)
tempat pengobatan tersebut.
Tablet 54,2
Maka makin kecil pula jumlah kunjungan 60
ketempat pengobatan tersebut. Hal ini dapat Sirup 35,4
dipahami karena semakin jauh tempat tinggal 40
dari tempat pengobatan maka akan semakin 100
mahal (mariyono dkk, 2005). Hal ini Total 100
dikarenakan semakin jauh tempat tinggal dan

7
Berdasarkan Tabel 4.1 bentuk sendiaan obat kerusakan akibat assam lambung
yang paling banyak dipilih adalah bentuk atau mencegah iritasilambung oleh
tablet yaitu sebesar 54,2% dengan frekuensi zat-zat yang bisa mengiritasi
60 dan yang paling sedikit adalah bentuksirup lambung. Sirup juga memiliki aksi
yaitu sebesar 35,4% dengan frekuensi 40. lebih cepat dibanding tablet.
Bentuknya yang berupa cairan akan
Bentuk sendiaan obat diperlukan memudahkan sirup diserap tubuh
agar penggunaan senyawa obat/zat berkhasiat sehingga efek yang didapat lebih
dalam farmakoterapi dapat digunakan secara cepat. Sedangkan tablet masih harus
aman, efisien dan memberikan efek yang hancur dan larutdulu disaluran
optimal. Dalam pemilihan bentuk sendiaan pencernaan, baru kemudian diserap
obat yang perlu diperhatikan adalah sifat oleh tubuh.
bahan obat, sifat sendiaan obat, kondisi
penderita, kondisi penyakit dan harga Hasil ini sejalan dengan penelitian
(Murini, 2013). Nurul Aida Fauziah yang berjudul Gambaran
Pengetahuan Swamedikasi Demam Oleh Ibu
Tablet memiliki kelebihan dibanding Di Desa Pojok Kidul Kecamatan Nguter
sirup seperti relatif lebih stabil dalam Sukoharjo Jawa Tengah (2012), responden
penyimpanannya dan praktis. Selain itu, tablet lebih banyak menggunakan sendiaan tablet
memiliki resiko kesalahan dosis yang lebih dibanding dengan sendiaan sirup.
kecil daripada sirup karena sudah tidak perlu
ditakar lagi sebelum diminum. Sirup lebih 8. Cara Penggunaan
baik untuk orang-orang yang mengalami
kesulitan menelan seperti bayi, balita, lansia
dan orang-orang yang memang susah menelan Variabel Persentase(%)
sendiaan padat seperti tablet, kapsul, atau pil. Jumlah
Selain itu sirup memudahkan kita untuk Diserbukan 30,1
membagi-bagi dosis dengan lebih tepat karena 22
bentuknya yang cair. Namun tak sedikit orang Dihisap 2,7
memilih menggunakan sendok makan atau 2
sendok teh daripada memakai sendok takar Dikunyah 1,4
yang sudah tersedia di kemasan sirup. Padahal 1
sendok makan dan sendok teh dirumah belum Ditelan 65,8
tentu sama takarannya dengan dosis yang 48
tertera di kemasan obat, tentu ini berpengaruh 100
pada keefektifan obat. Total 73
Pernayataan yang diberikan untuk mengetahui
7. Jika kita membagi tablet untuk penggunaan dosis obat dalam swamedikasi
menyesuaikan dosis, belum tentu responden seperti : sendok takar yang
bagian yang satu sama dosisnya digunakan jika obat dalam bentuk sirup dan
dengan bagian yang lain. Apalagi aturan pakai obat. Pernyataan yang diberikan
ada jenis tablet yang tidak boleh untuk mengatahui ketepatan cara pemberian
dibagi seperti tablet salut enterik. obat oleh responden seperti: bagaimana cara
Tablet salut enterik adalah tablet meminum obat jika sediaan obat berupa tablet
yang dilapisi dengan suatu lapisan dan aturan waktu minum obat.
Variabel Jumlah Persentase (%)
Sendok dalam 29 72,5 Tingkat persentase ketepatan dosis obat
kemasan oleh sejumlah 40 responden dari yang
Sendok makan 4 10 menjawab sirup dapat dilihat dalm tabel
dibawah ini :
Sendok teh 7 17,5
Total 40 100 Tabel Cara Pemberian untuk Sediaan Sirup
yang mencegahnya hancur di
lambung tetapi bisa hancur di usus. Berdasarkan Tabel diatas, sebanyak 73
Hal ini dimagsudkan untuk responden memilih sediaan tablet sehingga
melindungi zat aktifnya dari responden melewati pertanyaan ini.

8
Responden yang menggunakan bentuk 9. Tingkat Persentase dosis pakai
sediaan obat sirup sebanyak 72,5% responden Persentase(%)
menggunakan sendok dalam kemasan untuk Variabel Jumlah
minum obat dan terendah yaitu 10% Tepat 86,4
responden menjawab menggunakan 96
sendokmakan.
Tidak 3,5
Jika minum obat dalam bentuk Tepat 4
larutan atau cairan,sebaiknya tidak 100
mrnggunakan sendok rumah tangga, karena Total 100
ukuran sendok rumah tangga tidak sesuai untuk obat tablet dan sirupibu di
dengan ukuran dosis (Direktorat Bina Desa Bojong Kabupaten Tegal dapat
Penggunaan Obat Rasional, 2008). Hasil ini dilihat pada pada gambar tabel
berbanding terbalik dengan penelitian Nurul dibawah ini :
Aida Fauziah yang berjudul Gambaran
Pengetahuan Swamadekasi Demam Oleh Ibu Tabel Tepat Dosis
Di Desa Pojok Kidul Kecamatan Nguter
Kabupaten Sukoharjo jawa Tengah (2012), Berdasarkan Tabel diketahui bahwa dari 100
dalam penelitiannya masih banyak responden responden yang diteliti, sebanyak 61,2%
yang memilih menggunakan sendok makan responden sudah tepat dalam pemilihan dosis
untuk meminum obat dalam bentuk sediaan obat yang akan digunakan dalam mengobati
sirup. demam. Ketepatan dilihat dengan
membandingkan antara umur anak yang akan
Tingkat Persentase cara minum obat di swamedikasi dengan obat serta dosis obat
tablet yang dilakukan oleh 73 ibu di Desa yang dipilih responden. Sedangkan sebanyak
Bojong Kabupaten Tegal yang menjawab 28,3% responden belum tepat dalam
tablet dapat dilihat pada Tabel dibawah ini : pemilihan dosis obat.

Tabel Cara Pemberian untuk Sediaan Tablet Arikunto (2006) mengungkapkan


bahwa pengetahuan seseorang dapat diketahui
Berdasarkan gambar sebanyak 40 responden dan diinteraksikan dengan :
memilih sediaan sirup sehingga responden
melewati pertanyaan ini. Mayoritas responden Hasil persentase 76% - 100% : Baik
yang menggunakan obat dalam bentuk
sediaan tablet 65,8% dengan frekuensi Hasil persentase 56% - 75% : Cukup
sebanyak 48 responden meminum dengan Hasil persentase <56% : Kurang
cara ditelan. Responden yanng menggunakan
obat dengan cara diserbukan sebanyak 30,1% Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan frekuensi 22 responden dan minoritas gambaran swamedikasi demam oleh Ibu di
responden meminum obat dengan cara dihisap Desa Bojong cukup baik.
yaitu 1,4% dengan frekuensi 1 responden.
Direktorat Bina Farmasi
Informasi mengenai cara minum Komunikasi dan Klinik, 2007 tentang
obat dan waktu minum obat dapat dilihat pada pedoman penggunaan obat bebas dan obat
informasi yang tertera pada etiket atau brosur bebas terbatas mengungkapkan bahwa dosis
obat maka responden diharapkan membaca pemakaian obat penurun panas untuk anak
etiket atau brosur obat terlebih dahulu usia 6-12 tahun umumnya adalah ½ - 1 tablet
(Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional, (250-500 mg) sebanyak tiga hingga empat
2008). Hasil ini sejalan dengan penelitian kali sehari. Sebaiknya obat penurun panas
Nurul Aida Fauziah yang berjudul Gambaran tidak diminum bersamaan dengan obat flu
Pengetahuan Swamedikasi Demam Oleh Ibu karena umumnya obat flu sudah mengandung
Di Desa Pojok Kidul Kecamatan Nguter obat tersebut (Hermawati, 2012).
Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah (2012),
dalam penelitiannya responden lebih banyak 10. Tingkat persentase aturan minum
meminum obat dengan cara ditelan. obat yang dilakukan responden

9
ketika sedang mengalami demam Nguter Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah
dapat dilihat pada tabel dibawah ini : (2012), hasil dalam penelitiannya
menyebutkan semua responden menjawab
waktu meminum obat untuk mengobati
Variabel demam dilakukan setelah makan.
Jumlah Persentase(%)
Tepat 68 61,2 11. Lama Pengobatan Terbatas
Tidak 32 28,3 Tingkat persentase aturan minum
Tepat obat yang dilakukan responden ketika sedang
Total 100 100 mengalami demam dapat dilihat pada tabel di
10. Tabel Tepat Waktu Minum Obat bawah ini :
Berdasarkan Tabel, diketahui bahwa dari 100 Tabel Lama Pengobatan Terbatas
responden yang diteliti, sebanyak 86,4%
dengan frekuensi 96 responden sudah tepat Jumlah
dalam hal waktu meminum obat, hal ini Variabel Persentase(%)
dikarenakan responden memilih meminum Tetap 10 8,8
obat demam sesudah makan. Sedangkan meminum
sebanyak 3,5% dengan frekuensi 4 responden obat
belumtepat dalam hal pemilihan waktu sampai
meminum obat, karena masing-masing sembuh
responden memilih meminum obat saat Berhenti 8 7.1
sebelum makan dan sebelum tidur. minum
obat
Arikunto (2006) mengungkapkan Membeli 20 17,7
bahwa pengetahuan seseorang dapat diketahui obat lain
dan diinterpretasikan dengan : Periksa ke 62 55,8
dokter
Hasil persentase 76% - 100% : Baik
100 100
Hasil persentase 56% - 75% : Cukup Total

Hasil persentase <56% : Kurang


Berdasarkan tabel, diketahui bahwa dari 100
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa responden yang diteliti, hal yang dilakukan
gambaran swamedikasi demam oleh Ibu di responden apabila dalam waktu lebih dari tiga
Desa Bojong Baik. hari demam belum sembuh setelah minum
obat 55,8% dengan frekuensi 62 responden
Informasi menganai cara minum obat menjawab memeriksakan diri ke dokter,
dan waktu minum obat menurut Direktorat 17,7% responden memilih membeli obat lain
Bina Penggunaan Obat Rasional, 2008 dapat dan 8,8% responden memilih tetap meminum
dilihat pada informasi yang tertera pada etiket obat sampai sembuh. Selain itu paling sedikit
atau brosur obat responden diharapkan responden yaitu 7,1% dengan frekuensi 8
membaca etiket atau brosur obat terlebih responden memilih berhenti minum obat.
dahulu. Parasetamol ini baiknya bisa diminum
sesudah makan. Parasetamol mempunyai efek Direktorat Bina Farmasi Komunitas
samping seperti mual, muntah, sakit perut dan Klinik, 2007 tentang pedoman
bagian atas dan kehilangan nafsu makan. Oleh penggunaan obat bebas dan obat bebas
karena itu, lebih baik untuk minum obat ini terbatas menunjukan bahwa saat mengalami
setelah makan agar dapat mengurangi efek demam dianjurkan periksa ke dokter saat ini :
samping. Bila seorang bayi menderita panas.Bila
deman lebih dari 39°C (pada anak-anak
Hasil tersebut hampir sejalan dengan 38,5°) dan tidak turun dengan parasetamol
penelitina Nurul Aida Fauziah yang berjudul atau kompres.Bila demam tidak kurang
Gambaran Pengetahuan Swamedikasi Demam setelah dua hari.Bila demam disertai dengan
Oleh Ibu Di Desa Pojok Kidul Kecamatan kaku leher.Bila demam disertai gejala lain

10
yang berkaitan dengan demam.Bila terjadi Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam
demam setelah melahirkan atau keguguran. wadah tertutup rapat.

Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Simpan obat ditempat yang sejuk dan
Nurul Aida Fauziah yang berjudul Gambaran terhindar dari sinar matahari langsung atau
Pengetahuan Swamedikasi Demam Oleh Ibu ikuti aturan yang tertera pada kemasan.
Di Desa Pojok Kidul Kecamatan Nguter
Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah (2012), Jangan simpan obat dalam freezer karena
hasil dalam penelitiannya menyebutkan suhu yang terlampau dingin akan merusak
semua atau 100% responden menjawab stabilisasi obat.
berhenti minum obat dan memeriksakan diri
ke dokter. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian
12. Cara Penyimpanan Obat diperoleh bahwa ibu di desa Bojong
Kabupaten Tegal telah melaksanakan
Tingkat persentase cara menyimpan obat yang
dilakukan responden ketika sedang swamedikasi demam dengan baik, dilihat dari
mengalami demam dapat dilihat pada tabel cara mengetahui ketika anak sedang
mengalami demam sebanyak 70,3%
responden memilih pilihan suhu tubuh naik,
Variabel Jumlah Persentase(%)
Menyimpan 58 51,3 gejala yang banyak dirasakan 53,3%
dalam responden memilih suhu tubuh mengakami
kemasan asli peningkatan dan badan terasa panas,
Menyimpan 35 31,5 sebanyak 35,4% responden memilih
dalam kotak
menggunakan parasetamol, sebanyak 50,4%
obat
Menyimpan 7 6,2 responden memilih membeli obat di apotek,
dalam kulkas sebanyak86,4 % responden sudah
100 100 tepatdalam pemilihan dosis obat, sebanyak
Total 72,5% responden sudah tepat dalam
pemilihan waktu pemberian, sebanyak 55,8%
Berdasarkan tabel, diketahui bahwa dari 100 responden memilih periksa ke dokter jika
responden yang diteliti 51,3% responden demam yang dialami tak kunjung sembuh
menyimpan obat dalam kemasan aslinya, dan sebanyak 51,3% responden memilih
31,5% responden memilih menyimpan obat
dalam kotak obat dan 6,2% responden menyimpan obat dalam kemasan asli.
menyimpan obat dalam kulkas. Obat yang
disimpan dalam kulkas adalah obat sirup. Hal Saran
ini sejalan dengan penelitian Nurul Aida
Fauziah yang berjudul Gambaran Bagi Tenaga Kefarmasian
Pengetahuan Swamedikasi Demam Oleh Ibu
Diharapkan mampu memandu masyarakat
Di Desa Pojok Kidul Kecamatan Nguter
Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah (2012), dalam berswamedikasi dengan memberikan
hasil dalam penelitiannya menyebutkan 97% informasi-informasi penting terkait pemilihan
responden menyimpan obat dalam kemasan obat, aturan pakai ataupun cara pakai obat
aslinya. dalam swamedikasi demam.
Direktorat Bina Penggunaan Obat Bagi Masyarakat atau Ibu
Rasional, 2008 menunjukan bahwa cara
penyimpanan obat pada rumah tangga sebagai Saran yang diberikan untuk pasien yaitu :
berikut :
Lebih mampu meningkatkan pengetahuan
Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
mengenai swamedikasi demam dan perlu

11
mencari informasi-informasi mengenai kesehatan. Yogyakarta : nuha medika
swamedikasi demam baik dari tenaga
kesehatan maupun sumber informasi lain Arikunto, S. 2006 prosedur penelitian suatu
yang benar. pendekatan praktik. Jakarta PT. Rineka cipta

Pasien dianjurkan untuk memperoleh obat di Asmadi, 2008 . konsep dasar keperawatan
apotek dan fasilitas kesehatan lain agar pasien jakarta : EKG
memperoleh edukasi mengenai obat yang Cholid, narbuko dan abu, achmadi. 2003
diterima metodelogi penelitian. Jakarta : bumi aksara
Pasien dianjurkan untuk tidak menyimpan
Departemen kesehatan republik indonesia.
obat didalam kulkas dan disimpandi suhu 1996. Kumpulan peraturan perundang
ruang biasa serta terhindar dari cahaya. undangan bidang obat. Jakarta departemen
Pasien dianjurkan untuk menggunakan kesehatan republik indonesia.
sendok takar obat yang terdapat pada Depatemen kesehatan republik indoenesia.
kemasan obat sirup. 1997. Kompendia obat bebas : jakarta :
Bagi Penelitian Lain depatemen kesehatan republik
indonesia
Disaran kan untuk lebih memperluas
subjek penelitian dan melakukan intervasi Departemen kesehatan republik indonesia
ddalam penelitian. 2006. Pedoman penggunaan obat bebas dan
bebas terbatas. Jakarta : departemen
kesehatan republik indonesia
Daftar Pustaka
Departemen kesehatan republik indonesia.
Agustini,Dewi 2017, tingkat pengetahuan ibu 2008. Materi pelatian peningkatan
tentang demam (studi kasus di tempek tengah pengetahuan dan ketramplian memilih
obat bagi tenaga kesehatan. Jakarta :
banjar puseh pajeng, kecamatan tampaksiring,
departemen kesehatan republik indonesia
kabupaten gianyar. Kaya tulis ilmiah
.denpasar akademik farmasi saraswati Dinarello, C. A.,Gelfand, J . A. 2005. Fever
denpasar and Hyperthermia. In. Kasper, D.L., et al., ed
.H harrisons principles of internal
Aida, nurul 2016. Gambaran pengetahuan
medicine, 16th ed singapore : the mcgraw-
swamedikasi demam oleh ibu di desa pojok
hill,104-108
kidul
Direktorat bina farmasi komunitas dan klinik
kecamatan nguter kabupaten sukoharjo jawa
drijen bina kefarmasian dan alat kesehatan,
tengah. Skripsi. Yogyakarta : fakultas
2007 pedoman penggunaan obat
kedokteran dan ilmu kesehatan universitas
bebas dan obat bebas terbatas
muhamadiyah yogyakarta.
Direktorat pengguna obat rasional, 2008,
Alex-hart, balafaa A dkk. Mothers perception
materi peningkatan pelatihan pengetahuan
on fever management in childen. Nigerian.
dan ketrampilan memliih obat bagi kader
2011.
Direktoral pengawasan obat dan makanan
Angraeni, D. M dan saryono,2013. (dritjen pom). 1996. Pedoman penerapan cara
Metodelogi penelitian kualitatif dan produksi yang baik (CPPB)
kuantitatif dan bidang

12
Djunarko. I,. Hendrawati, Y. 2011. Notoatmodjo, S 2010. Metode penelitian.
Swamedikasi yang baik dan benar, klaten Penerbit : Rineka cipta
intan sejati

Elizabeth J,Corwin. 2009. Buku saku


patofisiologi corwimn, cara jakarta : aditya
medika

Frust & Ulrich, Basic and Clinical


Pharmachology 10th ed, 2007

Hartini YS, Dan Sulasmo. 23006. Apotek:


Ulasan Beserta Naskah Peraturan Perundang
– Undangan Terkait Apotek. Jurnal.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Herawati, Dian. 2012. Pengaruh Edukasi


Terhadap Tingkat Penggunaan Obat
Swamedikasi Pengunjung di Dua
Apotek Kecamatan Cimanggis Depok.
Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesi

Huda, Nurul. 2014, Gambaran Pengetahuan


Masyarakat Dalam Swamedikasi Demam di
RT. II Desa Jangkang Kecamatan
Pasak Talawang Kabupaten Kapuas. Skripsi.
Palangkaraya : Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya Ilmu
Kesehatan Program Studi DII Farmasi

Kuswardinah, Asih. 2007. Ilmu Kesejahteraan


Keluarga. Semarang. UNNES press.

Margono. S. 2003. Metodologi Penelitia


Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan.


Yogyakarta : Graha Ilmu.

Murini, T. 2013. Bentuk Sediaan Obat (BSO)


dalam pre skripasi. Yogyakarta: UGM –
press

Notoatmodjo, S 2007. Promosi Kesehatan dan


Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo. S 2002. Metodologi Penelitian


Kesehatan. Rineka Citra: Jakarta

13

Anda mungkin juga menyukai