Anda di halaman 1dari 6

Nama : Zalfachita Mashel Aqilah

NPM: 1910212027

Kelas : SM6

Judul jurnal : ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT.


GOLDEN MITRA INTI PERKASA

Volume : Vol.2 No.2 Juni 2014

Tahun : 2014

Penulis : Rayzah Tindagi dan Jenny Morasa

LATAR BELAKANG

Kemandirian suatu bangsa bisa diukur menurut kemampuan bangsa tersebut untuk
melaksanakan & membiayai pembangunan sendiri. Oleh karenanya untuk menaikkan
penerimaan pajak negara, maka sistem & mekanisme perpajakan yg berlaku terus
disempurnakan menggunakan memperhatikan asas keadilan, pemeratan, manfaat &
kemampuan warga melalui peningkatan mutu pelayanan & kualitas aparat yg mencerminkan
pada peningkatan kejujuran, tanggung jawab, pengabdian & penyempurnaan sistem
administrasi. Dimana pajak penghasilan orang eksklusif adalah keliru satu instrumen untuk
mengatasi ketimpangan distribusi pendapatan antara warga yg berpenghasilan tinggi &
berpenghasilan rendah & pajak penghasilan badan merupakan pajak penghasilan yg
dikenakan terhadap badan & menggunakan penghasilan yg diterima atau diperolehnya selama
1 tahun pajak. Perhitungan PPh badan sering terjadi disparitas antara pajak penghasilan yg
sudah dihitung menggunakan berdasarkan fiskus. 36 Tahun 2008 menurut Direktorat Jenderal
Pajak. PT. Golden Mitra Inti Perkasa merupakan keliru satu perusahaan pada Manado yg
beranjak pada bidang perdagangan, dimana pada perhitungan pajak penghasilan terjadi
disparitas, hal ini ditimbulkan lantaran adanya disparitas antara porto yg diakui laporan
keuangan menggunakan pajak.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan oleh penulis adalah analisis deskriptif kuantitatif, yaitu
metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, serta
menginterpretasikan data sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan
masalah dalam penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan (library research), yaitu mengadakan studi melalui kepustakaan


atau menggunakan literature-literatur yang berhubungan dengan permasalahan
penelitian.
2. Penelitian lapangan (field work research), yaitu pengumpulan data langsung ke lapangan
dengan langkah sebagai berikut:
a. Wawancara langsung dengan pihak yang bertanggung jawab atas laporan
keuangan perusahaan
b. Observasi, yaitu meninjau dan mengamati secara langsung apa yang menjadi objek
penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer yaitu data yang didapat dari sumber pertama yang masih memerlukan pengolahan
lebih lanjut dan dikembangkan dengan pemahaman sendiri oleh penulis, seperti wawancara
dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahaan sebagai objek penelitian yang
sudah diolah dan terdokumentasi di perusahaan, misalnya sejarah singkat perusahaan,
struktur organisasi dan laporan keuangan perusahaan.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan PPh yang dilakukan perusahaan
belum sesuai dengan UU. Perpajakan No. 36 Tahun 2008 hal ini dibuktikan dengan
perusahaan tidak menghitung fasilitas pengurangan tarif sebagaimana diatur pada Pasal 31E.
Sebaiknya manajemen perusahaan menerapkan perhitungan PPh sesuai dengan aturan UU.
No. 36 Tahun 2008, agar tidak dikenakan sanksi administrasi perpajakan.

Hasil perhitungan pajak penghasilan badan PT. Menurut laporan keuangan yang


disusun oleh perusahaan, Golden Mitra Inti Perkasa terlebih dahulu menghitung pajak
penghasilan badan dengan mengalikan tarif pajak 25% dengan penghasilan kena pajak
perusahaan, sehingga hasil sebelum koreksi keuangan berbeda dengan setelah penyesuaian
keuangan.
Hasil penelitian tentang perhitungan dan analisis pajak penghasilan badan PT. Mitra
inti emas Perkasa menemukan bahwa penghitungan pajak penghasilan badan tidak dihitung
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1. Nomor 36 Tahun 2008, karena perusahaan tidak
memperhitungkan fasilitas pengurangan dan pembebasan tarif berdasarkan Pasal 31E.
Pratama (2008) Penelitian sebelumnya pada PT. Excelcomindo Pratama Tbk dan PT. Indosat
Tbk menunjukkan perbedaan bahwa perhitungan yang dilakukan telah sesuai dengan UU No.
1. 36 Tahun 2008, dan hasil penelitian tidak sesuai dengan UU No. 36. Nomor 36 Tahun
2008. Christine (2002) penelitian sebelumnya di PT. Asuransi Jasa Indonesia, menunjukkan
bahwa perhitungan yang dilakukan tidak sesuai dengan persamaan UU No. 1. nomor 36
tahun 2008.

KESIMPULAN

Penulis menyimpulkan bahwa Perhitungan PPh yang dilakukan perusahaan belum


sesuai dengan Undang-undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008, hal ini dapat dibuktikan
dengan perusahaan tidak menghitung fasilitas pengurangan tarif sebagaimana diatur dalam
Pasal 31E UU Perpajakan No. 36 Tahun 2008.
Judul Jurnal : ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA
PT. KARINU JAYA SEMESTA LOVINA-SINGARAJA
Volume : Vol.7 No. 1 Maret 2020
Tahun : 2020
Penulis : Ni Ketut Sudewi, Ni Nyoman Resmi dan Gede Suardana

LATAR BELAKANG
Penelitian ini dikhususkan untuk pajak penghasilan, khususnya pajak penghasilan
badan. Perhitungan pajak penghasilan badan seringkali didasarkan pada perhitungan
perusahaan (komersial) dan otoritas pajak (keuangan), hal ini disebabkan adanya perbedaan
pengakuan pendapatan, biaya dan laba dalam laporan keuangan perusahaan (laba komersial).
dan laporan keuangan yang ditentukan oleh otoritas pajak. (Keuntungan fiskal). Perbedaan
perhitungan pajak juga disebabkan oleh pengetahuan perusahaan yang sangat terbatas dan
seringkali perusahaan menghitung sendiri pajak penghasilannya tanpa memerlukan jasa
konsultan pajak dengan alasan penghematan biaya. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus
menghitung pajak penghasilan badan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pertanyaan yang diangkat dalam penelitian ini
adalah:

1) Bagaimana PT menghitung pajak penghasilan badan. Karinu Jaya Semesta dalam bisnis.

2) Bagaimana PT menghitung pajak penghasilan badan. Karinu Jaya Semesta secara finansial
berdasarkan UU Perpajakan No. 1. nomor 36 tahun 2008.

3) Apakah terdapat perbedaan perhitungan pajak penghasilan badan yang dilakukan oleh PT.
Karinu Jaya Semesta dikomersialkan dengan cara menghitung pajak penghasilan badan
secara fiskal sesuai dengan UU Perpajakan No. nomor 36 tahun 2008.

4) Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan pajak penghasilan badan dihitung berdasarkan
perhitungan bisnis dan fiskal berbeda?

METODE PENELITIAN

Data yang digunakan meliputi data kuantitatif dan data kualitatif, serta sumber
datanya data primer dan data sekunder.Pengumpulan data dilakukan dengan memadukan
berbagai tehnik pengumpulan data yaitu observasi, interview dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah :Teknik Analisis Deskriptif dan
Analisis Comparative yaitu suatu analisis yang menguraikan dan membandingkan
perhitungan PPh badan menurut perusahaan secara komersial dengan menurut Undang-
Undang Perpajakan No. 36 tahun 2008 secara fiskal.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Selisih Perhitungan PPh Badan secara
Komersial dan secara Fiskal
Berikut ini akan diuraikan penyebab terjadinya selisih perhitungan PPh Badan
secara komersial dan PPh badan secara fiskal pada PT. Karnu Jaya Semesta pada SPT
2018 :

(1) Pendapatan diluar usaha sebesar 55.555.550 merupakan penghasilan atas sewa
gedung dimana merupakan obyek penghasilan PPh final sesuai dengan Pasal 4
ayat 2 UU PPh merupakan koreksi fiskal negatif.
(2) Biaya diluar usaha sebesar 5.555.550 merupakan pembayaran PPh final atas
persewaan gedung sehingga bukan merupakan obyek pajak merupakan koreksi
fiskal positif.
(3) Biaya perjalanan tirta yatra yang dipakai perusahaan yakni sebesar
Rp.75.200.000. Menurut Undang-Undang Perpajakan pasal 9 ayat (1). Biaya
perjalanan tirta yatra termasuk ke dalam pemberian dalam bentuk natura dan
kenikmatan sehingga tidak diakui oleh pajak maka biaya perjalanan tirta yatra
merupakan koreksi positif.

KESIMPULAN

Kesimpulan penelitian ini adalah

1) Hasil penelitian laporan keuangan perusahaan secara komersial, menunjukkan bahwa


perhitungan dan pelaporan PPh badan yang dilakukan perusahaan tahun 2018 belum
sesuai dengan Undang-Undang perpajakan No. 36 tahun 2009. Dimana PPh pasal 29
kurang bayar sebesar Rp. 8.346.450 dan PPh pasal 25 yang kurang bayar sebesar Rp.
2.795.540.
2) Hasil Analisis laporan keuangan secara fiskal, menunjukkan perhitungan PPh badan
tahun 2018 berdasarkan Undang –Undang Perpajakan No. 36 tahun 2009. Didapat PPh
pasal 29 kurang bayar sebesar Rp. 18.717.401 dan PPh pasal 25 kurang bayar sebesar Rp.
3.659.783.
3) Dari hasil perhitungan PPh badan secara komersial dan perhitungan PPh badan secara fiskal
terdapat perbedaan perhitungan sehingga menyebabkan terjadinya selisih kurang bayar
yaitu PPh pasal 29 sebesar Rp. 10.370.951 dan pph pasal 25 sebesar Rp. 864.243.

Anda mungkin juga menyukai