Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS REKONSILIASI FISKAL TERHADAP PERHITUNGAN

PAJAK PENGHASILAN PADA PT. ELANGPERDANA TYRE


INDUSTRY
Agung Fajar Ilmiyono1, Rezky Aria Pratama2, Ketut Sunarta 3,
Hurriyaturrohman4
1
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan
2
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan
3
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan
4
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ibn Khaldun
Email : agung.fajar@upak.ac.id
Abstrak
Rekonsiliasi fiskal atas laporan keuangan komersial sebagai upaya mengatasi perbedaan dalam
menentukan besarnya pajak penghasilan badan menurut laba komersil dan laba fiskal yang menyulitkan
pihak perusahaan untuk menetapkan besarnya pajak yang masih harus dibayar pada saat mengisi surat
pemberitahuan pajak terhutang tahunan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perhitungan
rekonsiliasi fiskal pada PT. Elangperdana Tyre Industry. Untuk mengetahui perhitungan pajak
penghasilan terutang pada PT. Elangperdana Tyre Industry. Untuk mengetahui perhitungan rekonsiliasi
fiskal terhadap pajak penghasilan terutang pada PT. Elangperdana Tyre Industry.
Penelitian ini dilakukan pada PT. Elangperdana Tyre Industry yang bergerak dibidang pembuatan
ban mobil. Penelitian ini tidak menggunakan metode penarikan sampel karena data yang dimaksud adalah
laporan keuangan perusahaan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif eksploratif.
Metode penelitian ini menggunakan studi kasus dengan menggambarkan objek penelitian yang
sebenarnya.
Perhitungan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keuangan komersial perusahaan menyatakan
bahwa pajak penghasilan terutang badannya belum sesuai dengan ketentuan perpajakan. Hal ini
disebabkan karena PT. Elangperdana Tyre Industry belum melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan
keuangan komersialnya, sehingga terdapat biaya-biaya yang dilakukan koreksi bedasarkan undang-
undang no.36 tahun 2008 pasal 9 ayat 1. Adapun biaya yang dikoreksi karena tidak sesuai dengan
ketentuan SE-27/PJ.22/1986. Akan tetapi terdapat biaya yang telah sesuai dengan undang-undang no.36
tahun 2008 pasal 6. Hasil penelitian setelah melakukan perhitungan rekonsiliasi fiskal atau koreksi fiskal
terhadap laporan keuangan komersialnya maka diketahui pajak penghasilan terutang yang telah sesuai
dengan ketentuan perpajakan.
Kata Kunci : Rekonsiliasi Fiskal, Pajak Penghasilan Terutang.

Abstract
Fiscal reconciliation of commercial financial statements in an effort to overcome differences in
determining the amount of corporate income tax according to commercial profit and fiscal profit which
makes it difficult for companies to determine the amount of tax accrued when filling out the annual tax.
This study is aimed to determine the calculation of fiscal reconciliation at PT. Elangperdana Tyre
Industry. To find out the calculation of income tax payable at PT. Elangperdana Tyre Industry.
This research was conducted at PT. Elangperdana Tyre Industry which is engaged in
manufacturing car tires. This study did not use the sampling method because the data referred to the
company's financial statements. The analytical method used in this research is exploratory descriptive.
This research method uses a case study by describing the actual research object.
The calculation of fiscal reconciliation to the company's commercial financial statements indicates
that the corporate income tax payable is not in accordance with the tax provisions. This is because PT.
Elangperdana Tyre Industry has not made a fiscal reconciliation of its commercial financial statements,
so there are costs that are made based on the correction law No. 36 of 2008 article 9 paragraph 1. The
costs are corrected because it is not in accordance with the provisions of SE-27 / PJ.22 / 1986. However,
there are costs that are in accordance with law no.36 of 2008 article 6. The results of the research after
calculating the fiscal reconciliation or fiscal correction of the commercial financial statements, it is
known that the income tax payable is in accordance with tax provisions.
Keyword : Fiscal Reconciliation, Income Tax Due.
Pendahuluan

1
Pajak adalah kontribusi wajib kepada Akuntansi Keuangan (PSAK), sedangkan untuk
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan kepentingan fiskal, laporan keuangan disusun
yang bersifat memaksa bedasarkan undang- berdasarkan undang-undang dan peraturan
undang, dengan tidak mendapat imbalan secara perpajakan.
langsung dan digunakan untuk keperluan negara Secara lebih spesifik perbedaan itu pada
bagi kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak umumnya terdapat dalam pengakuan penghasilan
merupakan wujud dari kewajiban kenegaraan dan dan biaya antara SAK dengan undang-undang
peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan perpajakan. Perbedaan tersebut disebabkan karena
bersama-sama melaksanakan kewajiban adanya perbedaan waktu (temporary different) dan
perpajakan untuk pembiayaan negara dan perbedaan tetap (permanent different). Untuk itu
pembangunan nasional. Tanggung jawab atas diperlukan penyusunan rekonsiliasi laporan
kewajiban pembayaran pajak, sebagai keuangan fiskal. Perbedaan waktu ini
pencerminan kewajiban kenegaraan di bidang mengakibatkan konsekuensi pajak di masa yang
perpajakan berada pada anggota masyarakat akan datang. Permasalahan yang timbul adalah
sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut. Hal perusahaan tidak mengakui konsekuensi pajak di
ini sesuai dengan sistem self assessment yang masa yang akan datang. Tetapi, perusahaan hanya
dianut dalam sistem perpajakan Indonesia, tidak mengakui pajak yang timbul saat ini.
hanya bagi wajib pajak orang pribadi akan tetapi Dilakukan rekonsiliasi fiskal atas laporan
wajib pajak badan pun berlaku sistem self keuangan komersial sebagai upaya mengatasi
assessment. Pemerintah dalam hal ini Direktorat perbedaan dalam menentukan besarnya pajak
Jenderal Pajak, sesuai fungsinya berkewajiban penghasilan badan menurut laba komersil dan
melakukan pembinaan/penyuluhan, pelayanan, dan laba fiskal yang menyulitkan pihak perusahaan
pengawasan. untuk menetapkan besarnya pajak yang masih
Antara wajib pajak dengan pemerintah harus dibayar pada saat mengisi surat
memiliki perbedaan keperluan dalam hal pemberitahuan pajak terhutang tahunan.
pembayaran pajak. Bagi wajib pajak, membayar Setelah melakukan komparasi dengan
pajak berarti akan mengurangi kemampuan beberapa perusahaan tertutup, peneliti
ekonomis wajib pajak sehingga wajib pajak akan memutuskan untuk memilih PT. Elangperdana
berusaha untuk membayar pajak sekecil mungkin. Tyre Industry karena adanya penurunan harga
Sedangkan bagi pemerintah, pajak merupakan karet mentah bedasarkan informasi, “Harga karet
pendapatan yang terdapat dalam Anggaran kontrak acuan di Tokyo Commodity Exchange
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang (TOCOM) sudah ambrol hingga 25,16% di
nantinya akan digunakan untuk membiayai sepanjang tahun 2018 (year-to-date/YTD). Sebagai
pengeluaran negara. informasi tambahan, kejatuhan harga karet
Perusahaan seharusnya mengetahui apakah sebenarnya tidak hanya terjadi di tahun ini. Harga
return yang diharapkan dapat tercapai atau tidak, karet bahkan sudah amblas nyaris 22% di
yang berarti perusahaan harus mengenali segala sepanjang tahun 2017. Artinya, sudah dua tahun
elemen resiko dalam setiap proses pengambilan terakhir harga karet terjun bebas.” (Tim Riset
keputusan, dimana resiko dapat didefinisikan CNBC Indonesia, 2018). Satu hal lagi alasan
sebagai variabilitas return dari apa yang peneliti memilih perusahaan ini karena PT.
diharapkan. Konsep leverage sangat penting untuk Elangperdana Tyre Industry berada di Kabupaten
menunjukkan analisis keuangan dalam melihat Bogor yang dimana domisili peneliti.
trade off antara resiko dan tingkat keuntungan dari Tabel 1.1
berbagai sudut keputusan yang terbaik. Ini Laporan Atas Biaya di Laporan Laba Rugi
merupakan tugas manajer keuangan agar dapat Tahun 2015-2017
membuat perencanaan, analisis dan pengendalian PT. Elang Perdana Tyre Industry
kegiatan. (Dalam rupiah)
Maka terjadi perbedaan standar pengukuran Nama Tahun Tahun Tahun
dan penilaian untuk menyusun laporan keuangan 2015 2016 2017
komersial dan keuangan fiskal. Perbedaan tersebut Hiburan 714.065.80 216.572.53 126.648.6
disebabkan tujuan yang ingin dicapai berbeda. & 9 5 93
Laporan keuangan komersial digunakan untuk Represent
menggambarkan pendapatan dan biaya pada asi
periode tertentu. Laporan keuangan komersial Perjalana 2.203.383. 3.390.743. 409.918.1
ditujukan untuk menilai hasil usaha dan keadaan n Luar 042 144 41
keuangan dari satu entitas, sedangkan laporan Negeri
keuangan fiskal ditujukan untuk menghitung Sumber data : Laporan keuangan PT. Elangperdana

penghasilan kena pajak dan beban pajak yang Dari laporan yang tercatat, terdapat
harus dibayar ke negara. Laporan keuangan beberapa biaya yang secara akuntansi bisa
komersil berdasarkan prinsip akuntansi yang dijadikan beban atau pengurang laba akan tetapi
berlaku umum, yaitu Pernyataan Standar menurut perundang-undangan pajak ada pasal

2
yang mengatur untuk biaya atau beban apa saja terhadap subjek pajak orang pribadi, badan,
yang dapat mengurangi laba tersebut. Oleh karena Bentuk Usaha Tetap (BUT) atas penghasilan yang
itu di laporan keuangan PT. Elang Perdana Tyre diterima atau yang diperoleh dalam tahun 50
Industry perlu dilakukan rekonsiliasi fiskal untuk pajak”. Dari PPh tersebut maka yang menjadi
mengetahui beban apa saja yang tidak dapat dasar pengenaan pajak adalah Penghasilan Kena
mengurangi laba secara undang-undang pajak, Pajak (PKP).
dengan melakukan rekonsiliasi fiskal yang Perhitungan Rekonsiliasi Fiskal Terhadap
menurut peraturan yang berlaku di perpajakan kita Pajak Penghasilan Terutang
bisa mengetahui bahwa terdapat akun yang secara Secara esensial, akuntansi perpajakan
akuntansi komersial bisa diakui sebagai beban berfungsi untuk mengoreksi laba dari laporan
namun dari sisi peraturan pajak tidak bisa komersil menjadi laba fiskal. Hal ini dilakukan
dianggap beban yang mengurangi laba. Dalam karena terdapat perbedaan pengakuan atar
melaksanakan rekonsiliasi laporan keuangan pendapatan dan biaya menurut Pernyataan Standar
komersial menjadi laporan keuangan fiskal harus Akuntansi Keuangan dan menurut peraturan
mengacu pada undang-undang yang berlaku perpajakan. Perbedaan perhitungan atas
seperti hal berikut, bedasarkan SE27/PJ.22/1986 pendapatan dan biaya tersebut kemudian bisa
syarat biaya entertaiment dapat dikurangkan dari direkonsiliasi dengan apa yang disebut rekonsiliasi
penghasilan apabila terdapat bukti- bukti yang atau koreksi fiskal.
mendukung pengeluaran tersebut, undang-undang Perhitungan rekonsiliasi fiskal terhadap
No.36 Tahun 2008 pasal 6 yaitu biaya yang boleh laporan keuangan perusahaan sangat perlu
dikurangkan dalam menghitung penghasilan kena dilakukan karena dapat membantu dalam rangka
pajak secara langsung atau tidak langsung perhitungan pajak penghasilan badan sehingga
berkaitan dengan kegiatan usaha. , dan undang- perusahaan dapat melakukan pembayaran pajak
undang No.36 Tahun 2008 pasal 9 yaitu biaya penghasilan badan sesuai dengan peraturan
yang tidak boleh dikurangkan dalam menghitung undang-undang pajak yang berlaku.
penghasilan kena pajak secara langsung atau tidak Laporan Keuangan
Komersial
langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. Hal ini
tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto
dikarenakan kegiatan tersebut tidak mempunyai Perhitungan
Rekonsiliasi
hubungan langsung dengan usaha atau kegiatan Fiskal/Koreksi
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara Fiskal

penghasilan yang merupakan dari objek pajak.


Kerangka Pemikiran - Koreksi Negatif
- Koreksi Positif
Perhitungan Rekonsiliasi Fiskal
Laporan perhitungan laba rugi yang dibuat
perusahaan menurut laporan keuangan yang Pajak
Penghasilan
disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang Badan
berlaku umum, oleh karena itu agar dapat
menghitung besarnya pajak penghasilan yang Gambar
terutang, perusahaan harus melakukan penyesuaian Konsep Kerangka Pemikiran
laporan perhitungan rugi labanya tersebut agar Penelitian yang dilakukan oleh Intan Tirta
sesuai dengan ketentuan dan peraturan undang- pada tahun 2017 membuktikan bahwa perusahaan
undang perpajakan. yang di teliti belum melakukan rekonsiliasi sesuai
Untuk keperluan perpajakan wajib pajak dengan undang-undang perpajakan yang berlaku.
tidak perlu membuat pembukuan ganda, melainkan Jika menurut Gracia Stephani Lauwrensius pada
cukup membuat satu pembukuan berdasarkan tahun 2014 menunjukan hasil adanya perbedaan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK), dan pada antara laba menurut akuntansi komersial dan laba
waktu mengisi SPT Tahunan PPh terlebih dahulu untuk perpajakan.
harus dilakukan koreksi-koreksi fiskal. Berdasarkan uraian latar belakang diatas
Pajak Penghasilan Terutang maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul
Pasal 4 UU PPh No. 36 Tahun 2008, : “Analisis Rekonsiliasi Fiskal Terhadap
menyatakan bahwa penghasilan adalah setiap Perhitungan Pajak Penghasilan terhutang
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima pada PT Elangperdana Tyre Industry”.
atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Telaah Teori dan Literatur
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat Laporan Keuangan
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah Laporan keuangan memberikan informasi
kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan yang dapat diandalkan tentang aktiva, hutang,
nama dan dalam bentuk apapun. modal, penghasilan dan biaya-biaya, arus kas dan
Adapun pengaruh dari rekonsiliasi fiskal itu perubahan modal. Sifat dasar dari laporan
sendiri tidak lepas dari Pajak Penghasilan Badan. keuangan adalah bhwa laporan keuangan
Definisi PPh sendiri adalah “pajak yang dikenakan merupakan kegiatan potret kegiatan ekonomi

3
perusahaan yangsifatnya relatif mendekati kepentingan pemerintah dan masyarakat umum.
kebenaran, bukan absolut. Informasi yang handal Rakyat yang membayar pajak tidak akan
dari laporan keuangan dapat diberikan jika merasakan manfaat dari pajak secara langsung,
perushaan memiliki sistem akuntansi dan internal karena pajak digunakan untuk kepentingan umum,
control yang baik. bukan untuk kepentingan pribadi.
Laporan keuangan suatu perusahaan Pengertian pajak menurut Thomas
merupakan interpretasi kondisi keuangan suatu Sumarsan (2014:4) adalah “Pajak dari perspektif
perusahaan selama periode tertentu, sehingga ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber dari
fungsi laporan keuangan memegang peranan yang masyarakat atau warga negara kepada sektor
sangat penting dalam pengambilan suatu publik. Pemahaman ini memberikan gambaran
keputusan, baik di tingkat manajemen maupun di bahwa dengan adanya pajak menyebabkan dua
tingkat shareholder/investor terutama yang tidak situasi berubah”. Akuntansi bagi pajak
terlibat secara langsung dalam operasional penghasilan, laba dibedakan antara laba akuntansi
perusahaan. (accounting profit) atau laba komersial dengan
Menurut Hans Kartikahadi, dkk. (2016:12) laba fiskal (taxable profit) atau penghasilan kena
laporan keuangan dapat diartikan sebagai “Media pajak.
utama bagi suatu entitas untuk Pajak Penghasilan
mengkomunikasikan informasi keuangan oleh Undang-Undang Pajak Penghasilan yang
manajemen kepada para pemangku kepentingan berlaku saat ini, pertama kali dikeluarkan pada
seperti : pemegang saham, kreditur, serikat tahun 1983 yaitu dengan UU No. 7 Tahun 1983.
pekerja, badan pemerintahan, manajemen”. UU ini kemudian diubah dengan UU No. 7 Tahun
Sedangkan menurut Pernyataan Standar Akuntansi 1991, UU No. 10 Tahun 1994, UU No. 17 Tahun
Keuangan (PSAK) No. 01 tahun 2018 2000, dan terakhir UU No. 36 Tahun 2008. Pajak
mengungkapkan ”pengertian laporan keuangan Penghasilan Pasal 23 mengatur pengenaan atau
sebagai penyajian terstruktur dari posisi keuangan pemungutan atas penghasilan modal yang
dan kinerja keuangan suatu entitas”. diperoleh atau diterima Wajib Pajak Dalam
Laporan keuangan komersial adalah laporan Negeri. Penghasilan modal ini berupa bunga,
keuangan yang disusun berdasarkan Standar dividen, royalti, hadiah, bonus, penghargaan, sewa,
Akuntansi Keuangan yang berlaku umum, yang dan jasa manajemen atau jasa konstruksi.
bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan Penghasilan ini tidak berlaku bagi bank dan
yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan lembaga keuangan lainnya.
bisnis dan ekonomi, khususnya informasi tentang Pengertian pajak penghasilan (PPh)
prospek arus kas, posisi keuangan, kinerja usaha menurut UU PPh No.36 Tahun 2008 Pasal 1 di
dan aktivitas pendanaan dan operasi. identifikasi sebagai “Pajak yang dikenakan
Laporan keuangan fiskal adalah laporan terhadap terhadap subjek pajak atas penghasilan
keuangan untuk kepentingan fiskal, laporan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun
keuangan disusun berdasarkan peraturan pajak”. Pajak penghasilan termasuk dalam kategori
perpajakan (Undang-Undang Pajak Penghasilan pajak subjektif. Artinya pajak dikenakan karena
disingkat UU PPh). Perbedaan kedua dasar ada subjeknya, yakni mereka yang telah memenuhi
penyusunan laporan keuangan tersebut kriteria pemajakan seperti yang ditetapkan dalam
mengakibatkan perbedaan perhitungan laba (rugi) peraturan.
suatu entitas (Wajib Pajak) (Resmi 2014:399).
Tujuan Laporan Keuangan Komersial dan
Akibat dari perbedaan pengakuan ini
Laporan Keuangan Fiskal
menyebabkan laba akuntansi dan laba fiskal
Laporan keuangan komersial adalah laporan
berbeda. Secara umum laporan keuangan disusun
keuangan yang disusun berdasarkan Standar
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK),
Akuntansi Keuangan yang berlaku umum, yang
kecuali diatur secara khusus dalam undang-
bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan
undang. Perusahaan dapat menyusun laporan
yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan
keuangan akuntansi (komersial) dan laporan
bisnis dan ekonomi, khususnya informasi tentang
keuangan fiskal secara terpisah atau melakukan
prospek arus kas, posisi keuangan, kinerja usaha
koreksi fiskal terhadap laporan keuangan akuntansi
dan aktivitas pendanaan dan operasi.
(komersial). Laporan keuangan komersial yang
Laporan keuangan fiskal adalah laporan
direkonsiliasi dengan koreksi fiskal akan
keuangan yang disusun sesuai peraturan
menghasilkan laporan keuangan fiskal. Standar
perpajakan dan digunakan untuk keperluan
Akuntansi Keuangan khusus PSAK Nomor 46
perhitungan pajak. Undang-Undang Pajak tidak
mengatur tentang Akuntansi Pajak Penghasilan.
mengatur secara khusus bentuk dari laporan
keuangan, hanya memberikan pembatasan untuk
hal-hal tertentu, baik dalam pengakuan
Pajak
penghasilan maupun biaya. Akibat dari perbedaan
Pajak adalah pungutan wajib yang dibayar
pengakuan ini menyebabkan laba akuntansi dan
rakyat untuk negara dan akan digunakan untuk

4
laba fiskal berbeda. Secara umum laporan Unit analisis penelitian dalam penelitian ini
keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi berupa organization, yaitu sumber data yang unit
Keuangan (SAK), kecuali diatur secara khusus analisisnya diperoleh dari respon divisi perorangan
dalam undang-undang. Oleh karna itu ada atau perusahaan.
beberapa tujuan dibuatnya laporan keuangan Lokasi penelitian yang akan dilakukan
komersial dan laporan keuangan fiskal adalah PT. Elangperdana Tyre Industri yang
diantaranya: merupakan perusahaan yang berada dibawah
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya naungan Elang Group bersama dengan PT.
perbedaan antara laporan keuangan secara Elangperdana Prima Niaga dan Industri yang
akuntansi dan secara perpajakan gambaran memproduksi ban dalam mobil (Tube). Letak
pengakuan laba sebelum pajak dengan kedua perusahaan tersebut berada dalam satu
menggunakan perhitungan menurut standar lokasi yakni di Jl. Elang, Sukahati, Kecamatan
akuntansi dan perhitungan menurut perpajakan Citeureup, Kabupaten Bogor.
yang berlaku. Operasional Variabel
2. Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi Analisis Rekonsiliasi Fiskal Terhadap Perhitungan Pajak
terhadap laporan keuangan perusahaan setelah Penghasilan Pada PT Elangperdana Tyre Industry.
Variabel Indikator Ukuran Skala
diadakannya koreksi fiskal yang menjadi dasar Independen (X)
Rekonsiliasi Fiskal
perhitungan PPh untuk wajib pajak badan. Sub Variabel :
 Perbedaan Waktu  Metode  Jumlah beban penyusutan Rasio
3. Untuk mengetahui selisih yang terjadi antara Penyusutan bedasarkan PSAK 16 dan
UU Pajak Pasal 11 No.36
laporan keuangan sebelum dan setelah Tahun 2008
 Tarif  Tarif pajak bedasarkan UU
dilakukannya koreksi fiskal. Penyusutan Pajak Pasal 11 No.36
Rasio

Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2008

Dikarenakan adanya perbedaan pengakuan  Perbedaan Tetap  Biaya yang  Jumlah biaya yang tidak Rasio
tidak dapat dapat dikurangkan
penghasilan dan biaya antara akuntansi dan dikurangkan bedasarkan UU Pajak Pasal
9 No.36 Tahun 2008
perpajakan, menimbulkan adanya perbedaan dalam  Penghasilan  Jumlah penghasilan bukan
Rasio
menghitung besarnya penghasilan kena pajak. bukan objek
pajak
objek pajak

Oleh karena itu, diperlukan adanya penyesuaian Dependen (Y) Pajak


Penghasilan Terutang
atau koreksi fiskal terlebih dahulu sebelum
 Pajak Penghasilan  Penghasilan  Jumlah penghasilan bruto Rasio
menghitung besarnya penghasilan kena pajak. Badan Bruto bedasarkan Pasal 4 Ayat 1
UU PPh No.36 Tahun
Koreksi Fiskal atau Penyesuaian Fiskal 2008
menurut Thomas Sumarsan (2014, 355) adalah  Pengurang
Penghasilan
 Jumlah penghasilan bruto
bedasarkan Pasal 6 Ayat 1
Rasio

“koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan Bruto UU PPh No.36 Tahun 2008
 Penghasilan  Jumlah PKP bedasarkan Rasio
oleh wajib pajak sebelum menghitung pajak Kena Pajak Pasal 31E UU PPh No.36
Tahun 2008
penghasilan (PPh) bagi wajib pajak badan dan  Tarif Pajak  Persentase tarif pajak Rasio

wajib pajak orang pribadi (yang menggunakan bedasarkan Pasal 17 Ayat


2a No.36 Tahun 2008
pembukuan dalam menghitung penghasilan kena
pajak”. Sedangkan menurut Siti Kurnia Rahayu
(2017, 337) menyatakan bahwa “Adanya Hasil dan Pembahasan
perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya antara Hasil
akuntansi komersial dan akuntansi pajak, Realisasi Praktek Rekonsiliasi Fiskal Terhadap
menimbulkan perbedaan dalam menghitung Pajak Penghasilan Terutang Pada PT.
besarnya penghasilan kena pajak”. Elangperdana Tyre Industry
Tujuan diadakannya koreksi fiskal, yaitu Rekonsiliasi fiskal yang dilakukan terhadap
untuk membuat laba atau rugi komersial menjadi laporan keuangan komersial PT. Elangperdana
sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Tyre Industry terkait dengan kepentingan pajak
Metodologi Penelitian dalam menghitung pajak penghasilan terutang
Jenis Penelitian badan untuk tahun 2015, 2016, dan 2017. Laporan
Jenis penelitian adalah deskriptif keuangan komersial yang di rekonsiliasi fiskal
eksploratif. Deskriptif eksploratif adalah penelitian adalah laporan laba rugi dari perusahaan.
yang bertujuan untuk mendapatkan informasi Dalam menyusun laporan laba rugi fiskal
mengenai laporan keuangan komersial pada PT perlu diketahui terlebih dahulu mengenai undang-
Elangperdana Tyres Industry. Dalam penelitian ini undang perpajakan yang mengatur prinsip-prinsip
yang menjadi variabel independen adalah mengenai penyusunan laporan laba rugi fiskal.
rekonsiliasi fiskal sedangkan yang menjadi Dengan memahami prinsip-prinsip tersebut,
variabel dependen adalah perhitungan PPh badan. laporan laba rugi komersial yang telah tersedia
Objek, Unit Analisis dan Lokasi Penelitian dapat disesuaikan sedemikian rupa sehingga
Objek penelitian yang digunakan dalam menghasilkan laporan laba rugi fiskal yang benar.
penelitian ini adalah rekonsiliasi fiskal sebagai Bedasarkan laporan keuangan PT.
variabel independen dan pajak penghasilan Elangperdana Tyre Industry yang didapatkan oleh
terutang sebagai variabel dependen. peneliti, perusahaan tersebut belum melakukan
rekonsiliasi fiskal atau koreksi fiskal terhadap

5
laporan laba rugi sehingga pajak terutang yang di laba rugi fiskal menghasilkan sebesar Rp
bayar perusahaan belum sesuai dengan ketentuan 97.922.175.507.
undang-undang perpajakan. Seharusnya PT. Pada tahun 2017, PT. Elangperdana Tyre
Elangperdana Tyre Industry sebagai wajib pajak Industry mengalami kerugian sebesar Rp
badan perlu melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap 53.523.096.308 dari segi laporan laba rugi
laporan keuangan komersialnya agar dapat komersial akan tetapi di laporan laba rugi fiskal
menghitung pajak penghasilan terutang badan. kerugian perusahaan sebesar Rp 43.044.994.794.
Perhitungan Rekonsiliasi Fiskal Pada Tahun Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor
2015 sehingga perusahaan mengalami kerugian, seperti
Bedasarkan laporan laba rugi, penjualan terjadinya penurunan angka penjualan pada tahun
bersih yang diperoleh perusahaan sebesar Rp 2017 dan kerugian dari selisih kurs nilai mata uang
1.371.620.673.336 dan harga pokok penjualan Rp yang berbeda.
1.258.996.769.648 yang dimana antara laba rugi Setelah peneliti melakukan perhitungan
komersial dengan laba rugi fiskal mendapatkan rekonsiliasi fiskal untuk mencari pajak penghasilan
hasil yang sama. Sedangkan untuk biaya penjualan terutang yang sesuai dengan ketentuan pajak yang
dan biaya administrasi & umum terdapat berlaku, terdapat pos-pos atau akun dalam laporan
perbedaan dengan total biaya di laporan laba rugi laba rugi yang tidak dapat mengurangi penghasilan
komersial menghasilkan sebesar Rp bruto sesuai dengan Undang-Undang Pajak Pasal 6
81.266.880.782 dan untuk total biaya di laporan ayat 1 UU PPh No.36 Tahun 2008. Bedasarkan
laba rugi fiskal menghasilkan sebesar Rp hasil perhitungan rekonsiliasi fiskal maka
79.535.720.927. Selain itu juga terdapat perbedaan didapatkan penghasilan kena pajak sehingga dapat
di jumlah pendapatan lain di luar usaha, untuk dihitung dengan tarif pajak bedasarkan UU PPh
laporan laba rugi komersial sebesar Rp Pasal 17 Ayat 1 No.36 Tahun 2008 untuk
48.091.791.268 sedangkan untuk laporan laba rugi mendapatkan pajak penghasilan terutang yang
fiskal hasilnya sebesar Rp 48.056.746.182. telah sesuai dengan ketentuan perpajakan yang
Perhitungan Rekonsiliasi Fiskal Pada Tahun berlaku.
2016 Dilihat dari laporan keuangan yang disusun
Bedasarkan laporan laba rugi, penjualan oleh perusahaan, untuk metode penyusutan telah
bersih yang diperoleh perusahaan sebesar Rp sesuai menggunakan metode garis lurus yang
1.468.850.017.494 dan harga pokok penjualan Rp dalam peraturan Undang-Undang Pajak Pasal 11
1.263.918.773.299 yang dimana antara laba rugi No.36 Tahun 2008. Adapun dalam hal ini, biaya-
komersial dengan laba rugi fiskal mendapatkan biaya yang mengurangi penghasilan bruto tidak
hasil yang sama. Sedangkan untuk biaya penjualan semuanya sesuai dengan ketentuan Undang-
dan biaya administrasi & umum terdapat Undang Pajak Pasal 9 No.36 Tahun 2008 sehingga
perbedaan dengan total biaya di laporan laba rugi dalam perhitungan rekonsiliasi fiskal atau koreksi
komersial menghasilkan sebesar Rp fiskal biaya tersebut tidak dapat mengurangi
103.865.992.502 dan untuk total biaya di laporan penghasilan bruto.
laba rugi fiskal menghasilkan sebesar Rp Analisis Rekonsilasi Fiskal Terhadap Pajak
97.941.279.891. Selain itu juga terdapat perbedaan Penghasilan Terutang Pada PT. Elangperdana Tyre
di jumlah pendapatan lain di luar usaha, untuk Industry
laporan laba rugi komersial sebesar Rp Bedasarkan hasil dari penelitian yang
23.495.437.540 sedangkan untuk laporan laba rugi dilakukan oleh penulis, terdapat beberapa hal yang
fiskal hasilnya sebesar Rp 23.391.887.091. ditemukan dalam melakukan rekonsiliasi fiskal
Dilihat dari pos-pos atau akun yang tecatat terhadap laporan keuangan komersial dalam
di laporan laba rugi komersial maupun fiskal pada menentukan berapa nilai pajak penghasilan
tahun 2016 terdapat kenaikan pada beberapa pos terutang badan PT. Elangperdana Tyre Industry.
atau akun jika di bandingkan dengan laporan laba Maka dibawah ini penulis mendeskriptifkan
rugi pada tahun sebelumnya. analisis yang telah dilakukan sebagai berikut :
Perhitungan Rekonsiliasi Fiskal Pada Tahun Biaya Hiburan dan Representasi
2017 Biaya hiburan dan representasi atau juga
Bedasarkan laporan laba rugi, penjualan sering dikenal sebagai biaya entertaiment belum
bersih yang diperoleh perusahaan sebesar Rp tentu dapat dibebankan seluruhnya menjadi biaya
1.365.073.252.582 dan harga pokok penjualan Rp fiskal sesuai ketentuan pajak yang berlaku. Dalam
1.169.156.000.534 yang dimana antara laba rugi pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang No.7
komersial dengan laba rugi fiskal mendapatkan Tahun 1983 tentang pajak penghasilan
hasil yang sama. Sedangkan untuk biaya penjualan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
dan biaya administrasi & umum terdapat Undang-Undang No.17 Tahun 2000 dinyatakan
perbedaan dengan total biaya di laporan laba rugi bahwa :
komersial menghasilkan sebesar Rp Besarnya penghasilan kena pajak bagi
108.400.277.021 dan untuk total biaya di laporan wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap,

6
ditentukan bedasarkan penghasilan bruto Sedangkan biaya lain-lainnya yang di
dikurangi: anggap dapat mengurangi penghasilan bruto atau
a. Biaya untuk mendapatkan, menagih dan tetap bisa dijadikan biaya karena sesuai dengan
memelihara penghasilan, termasuk biaya ketentuan pajak pasal 6 undang-undang PPh.
pembelian bahan, biaya berkenaan dengan Biaya Perjalanan Luar Negeri
Biaya perjalanan luar negeri ini harus
pekerjaan termasuk upah, gaji, honorarium,
sebagian di koreksi karena dalam biaya tersebut
bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang terdapat biaya perjalan untuk kepentingan pribadi
diberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa, pemilik perusahaan dan beberapa petinggi dari
royalti, biaya perjalanan, biaya pengolahan perusahaan yang dimana perjalanan ini tidak ada
limbah, premi asuransi, biaya administrasi, dan hubungannya dengan perusahaan atau bukan
pajak kecuali pajak penghasilan. perjalanan dinas. Sesuai dengan pasal 9 ayat (1)
Agar biaya representasi atau entertaiment huruf b, biaya perjalanan untuk kepentingan
atau jamuan dan sejenisnya untuk mendapatkan, pribadi tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
menagih, memelihara penghasilan dapat Biaya Pajak
dikurangkan dari bruto maka wajib pajak harus Biaya pajak di koreksi karena pajak yang di
dapat membuktikan bahwa biaya tersebut telah bayarkan oleh perusahaan berupa angsuran PPh
benar-benar dikeluarkan untuk hal yang Pasal 25. Bedasarkan pasal 9 ayat (1) undang-
berhubungan dengan kegiatan perusahaan. undang PPh, pajak penghasilkan yang dibayarkan
Akan tetapi dalam hal ini PT. Elangperdana oleh wajib pajak tidak boleh dikurangkan dari
tyre industry tidak dapat menunjukan daftar penghasilan bruto.
nominatif dari biaya hiburan dan representasi Pendapatan Bunga
tersebut. Sesuai dengan ketentuan SE- Pendapatan lain-lain atau pendapatan diluar
27/PJ.22/1986, syarat biaya entertaiment atau usaha seperti pendapatan bunga yang didapatkan
representasi ini dapat dikurangkan dari oleh perusahaan harus di koreksi, karena
penghasilan apabila terdapat bukti-bukti yang penghasilan dari luar usaha tersebut penghasilan
mendukung pengeluaran tersebut. Sehingga dalam yang dikenakan pajak bersifat final sesuai dengan
perhitungan rekonsiliasi fiskal ini biaya hiburan undang-undang pasal 4 ayat (1).
dan representasi harus di koreksi sepenuhnya. Pembahasan
Biaya Lain-Lain Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan
Biaya lain-lain dalam hal ini lebih oleh penulis tentang “Analisis Rekonsiliasi Fiskal
mencakup pengeluaran yang tidak didukung oleh Terhadap Perhitungan Pajak Penghasilan Terutang
bukti-bukti yang kuat, sebagai contoh ada Pada PT. Elangperdana Tyre Industry” maka dapat
beberapa yang disebutkan oleh staf atau dilakukan pembahasan/analisis antara kesesuaian
accounting perusahaan seperti : teori dengan praktek yaitu sebagai berikut :
a. Pengobatan cuma-cuma oleh perusahaan Dalam prinsip akuntansi, biaya (cost) dan
beban (expense) memiliki arti yang berbeda. Biaya
kepada pegawai
dapat diartikan sebagai sejumlah harga yang harus
- Dasar pengkoreksiannya adalah pasal 9 ayat dibayarkan untuk mendapatkan suatu barang
(1) huruf e undang-undang PPh. dengan harapan agar dikemudian hari memperoleh
b. Pengeluaran dalam rangka olahraga pegawai keuntungan, sudah tentu di dalam pembelian
- Dasar pengkoreksiannya adalah pasal 9 ayat aktiva ini mengeluarkan biaya atau uang, hal ini
(1) huruf e undang-undang PPh. akan terdapat akun kas yang dikeluarkan dalam
c. Biaya makan-makan sebagian karyawan di pembelian aktiva tetap. Sedangkan beban berbeda
warung nasi/restoran dengan biaya, Beban merupakan suatu penurunan
- Dasar pengkoreksiannya adalah pasal 9 ayat nilai ekonomi yang berupa kas keluar atau aktiva
(1) undang-undang PPh. berkurang. Biasanya beban dianggap sebagai
d. Biaya retribusi jalan tanpa ada bukti atau kewajiban yang dapat menyebabkan nilai ekuitas
invoice menurun. Umumnya beban dianggap sebagai
- Dasar pengkoreksiannya adalah pasal 9 pengorbanan atau kewajiban yang sebelumnya
undang-undang PPh. telah terjadi.
e. Pemberian parsel lebaran Posisi perbedaan biaya dan beban ada pada
penyusunan laporan keuangan. Beban akan masuk
- Dasar pengkoreksiannya adalah hal tersebut
ke dalam penyusunan laporan laba-rugi, dimana
tidak termasuk dalam (3M) Mendapatkan,
tak memberi manfaat dimasa depan, termasuk
Menagih, dan Memelihara penghasilan.
pengeluaran yang sudah terpakai, dan periodenya
f. Biaya untuk pembelian karangan bunga
kurang dari satu tahun. Biaya dipakai dalam
- Dasar pengkoreksiannya adalah hal tersebut penyusunan neraca, dianggap mampu memberi
tidak termasuk dalam (3M) Mendapatkan, manfaat sehingga dianggap aktiva dan biasanya
Menagih, dan Memelihara penghasilan. berupa biaya yang belum terpakai. Beban yang

7
dikenakan koreksi fiskal itu disesuaikan dengan komersial yang sama sekali tidak dilakukan
Undang-undang No.36 Tahun 2008. koreksi fiskal atau rekonsiliasi fiskal terhadap
Menurut PSAK No. 23 tahun 2018, laporan keuangannya. Sehingga dari penelitian
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari yang dilakukan oleh penulis seharusnya PT.
pelaksanaan aktivitas entitas yang normal dan Elangperdana Tyre Industry mengalami pajak
dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti kurang bayar, karena masih perlu dilakukan
penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, rekonsiliasi fiskal untuk mengetahui berapa jumlah
royalti, dan sewa. Pendapatan juga bisa diartikan pajak penghasilan terutang badan atau pajak yang
arus masuk yang berasal dari produksi barang, harus di bayar oleh perusahaan yang telah sesuai
pemberian jasa atau aktivitas-aktivitas lainnya dengan ketentuan pajak yang berlaku.
yang merupakan operasi utama. Salah satu Setelah penulis melakukan perhitungan
pendapatan lain-lain yang dilakukan koreksi fiskal rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keuangan
adalah pendapatan bunga karena telah dikenakan komersial milik perusahaan, terjadi perbedaan
pajak yang bersifat final. pengakuan pos-pos atau akun-akun biaya yang
Terdapat beberapa akun atau pos yang telah menurut SAK itu sah menjadi pengurang, akan
dikelompokan bedasarkan rekonsiliasi fiskal atau tetapi dalam hal ketentuan pajak itu tidak bisa
dilakukan koreksi dari laporan laba rugi komersial dianggap pengurang penghasilan bruto
menjadi sesuai dengan ketentuan perpajakan. dikarenakan adanya undang-undang PPh yang
Berikut ini adalah daftarnya: telah mengatur. Selain itu terjadi peningkatan
Tabel Pengelompokan Biaya yang di pajak penghasilan terutang badan yang telah sesuai
Koreksi Fiskal Tahun 2015-2017 PT. dengan ketentuan perpajakan jika di bandingkan
Elangperdana Tyre Industry dengan perhitungan pajak penghasilan terutang
badan yang bedasarkan data laporan keuangan
(dalam rupiah)
komersial.
No Nama Akun Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
1. Biaya Hiburan dan Representasi 714.065.809 216.572.535 126.648.693 Seperti hal penelitian yang telah dilakukan
2. Biaya Lain-Lain 3.113.890 156.357.890 1.724.000 sebelumnya oleh Shinta, Kalidan, Intan, Diah,
3. Biaya Perjalanan Luar Negeri 921.084.385 734.872.024 75.689.356
4. Biaya Pajak 92.895.772 4.816.910.162 10.274.039.465 Wiwin, Dico, Okti, Ahyar, Neng, Gracia, Siti,
Ridhwan, dan Cut. Terdapat kesamaan hasil
Tabel Pengelompokan Pendapatan yang di Koreksi penelitian yang dimana objek penelitiannya belum
Fiskal Tahun 2015-2017 PT. Elangperdana Tyre melakukan rekonsiliasi fiskal sehingga peneliti
Industry perlu melakukan perhitungan rekonsiliasi fiskal
(dalam rupiah) atau koreksi fiskal pada laporan keuangan
No Nama Akun
1. Pendapatan Bunga
Tahun 2015
35.045.086
Tahun 2016
103.550.449
Tahun 2017
-
komersial untuk menentukan pajak penghasilan
terutang badan yang sesuai dengan ketentuan
perpajakan.
Setelah menyusun laporan keuangan
Sedangkan terjadi perbedaan penelitian
perusahaan, perusahaan tersebut harus
penulis dengan penelitian yang telah dilakukan
menyesuaikan dengan peraturan undang-undang
sebelumnya oleh Deddy, Surya, Ayu Rahayu,
perpajakan yang berlaku atau perlu melakukan
Irine, Dita, Justin, dan Lili. Hasil penelitian yang
rekonsiliasi fiskal saat laporan keuangan tersebut
dilakukan berbeda yang dimana objek
dijadikan dasar untuk membuat SPT PPh yang
penelitiannya sudah melakukan rekonsiliasi fiskal
akan dilaporkan ke kantor pajak. Hal ini terjadi
atau koreksi fiskal terhadap laporan keuangan
karena laporan keuangan umumnya dibuat
komersial sehingga peneliti hanya perlu
bedasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
mengkoreksi apakah rekonsiliasi yang dilakukan
Keuangan yang belum tentu sama atau sesuai
sudah sesuai dengan ketentuan perpajakan atau
dengan ketentuan perpajakan, oleh karena itu
masih ada kesalahan.
dibutuhkan rekonsiliasi fiskal atau bisa juga
Penutup
disebut dengan koreksi fiskal.
Simpulan
PT. Elangperdana Tyre Industry yang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
menjadi objek penelitian dari penulis, dalam hal ini
Analisis Rekonsiliasi Fiskal Terhadap Pajak
perusahaan tersebut belum melakukan
Penghasilan Terutang PT. Elangperdana Tyre
kententuannya sebagai wajib pajak badan yang
Industry. Berdasarkan hasil analisis yang telah
dimana perusahaan tersebut belum melakukan
diperoleh dari realisasi praktek di atas, maka dapat
rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keuangan
diuraikan kesimpulan sebegai berikut:
komersialnya. Selama ini PT. Elangperdana Tyre
1. Perhitungan pajak penghasilan terutang yang
Industry hanya mengisi atau membuat SPT PPh
dengan data-data yang ada di laporan keuangan dilakukan oleh perusahaan belum melakukan
komersial dan belum dilakukan koreksi fiskal rekonsiliasi fiskal atau koreksi fiskal, sehingga
terhadap laporan keuangan tersebut. perhitungan pajak penghasilan terutangnya
Sedangkan untuk pajak penghasilan belum sesuai dengan ketentuan perpajakan
terutang badan yang selama ini di bayarkan itu yang berlaku.
bedasarkan perhitungan laporan keuangan

8
2. Rekonsiliasi fiskal atas laporan keuangan Diah Aniskurli. 2017. Analisis Penerapan
komersial setelah dilakukan koreksi fiskal Rekonsiliasi Fiskal Terhadap Laporan Laba
mengalami perubahan kenaikan dan penurunan Rugi Komersial Untuk Menghitung.
terhadap laba rugi fiskal sehingga adanya Dico Prastya Kiswara. 2017. Analisa Rekonsiliasi
perbedaan pengakuan antara laporan keuangan Fiskal Atas Laporan Keuangan Komersial
komersial dan laporan keuangan fiskal yang Dalam Menentukan Pajak Penghasilan
sesuai dengan ketentuan umum perpajakan Badan PT Gudang Garam Tbk.
yang berlaku. Eka Nuramaliya. 2019. Beban dan Biaya dalam
3. Hal yang ditimbulkan jika perusahaan Pengertian Akuntansi. Jojo Nomic. Tersedia
melakukan rekonsiliasi akan menghasilkan di: https://jojonomic.com/blog/beban-biaya/
pajak penghasilan final atas selisih dari laporan Elisa Delima Sari dan Rika Lidyah. 2013. Analisis
keuangan komersial. Selisih yang terjadi dari Koreksi Fiskal Dalam Rangka Perhitungan
laporan keuangan komersial dengan laporan PPh Badan Pada PT. Asuransi Bumiputera
keuangan fiskal terjadi karena adanya koreksi Cabang Sekip Palembang.
yang harus menyesuaikan dengan peraturan Gracia Stephani Lauwrensius, Siti Khairani, dan
ketentuan perpajakan yang berlaku. M. Ridhwan. 2014. Rekonsiliasi Fiskal
Atas Laporan Keuangan Komersial
Saran Menjadi Laporan Keuangan Fiskal Untuk
Adapun saran yang dapat disampaikan Menghitung PPh Badan Terhutang Pada PT
sehubungan dengan permasalahan penelitian ini Fajar Selatan Palembang.
yaitu sebagai berikut : Hans Kartikahadi, dkk. 2016. Akuntansi Keuangan
1. Bagi Peneliti Selanjutnya Berdasarkan SAK Berbasis IFRS Buku 1.
Peneliti harus menambahkan tahun periode dan Jakarta : Salemba Empat.
menentukan objek penelitian yang baru atau
berbeda agar bisa meyakinkan hasil yang diteliti Hanung, R. (2018). Jokowi Resah Karena Harga
sehingga dapat memberikan manfaat lebih. Karet Memang Anjlok Parah.
Peneliti perlu memperhatikan untuk keterserdiaan Cnbcindonesia.com. Tersedia di:
akses data. Karena data yang digunakan umumnya https://www.cnbcindonesia.com/market/201
bersifat rahasia dan tidak ditujukan untuk publikasi 81126125205-17-43696/jokowi-resah-
umum. karena-harga-karet-memang-anjlok-parah
2. Bagi Perusahaan Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Standar
Rekonsiliasi fiskal merupakan sarana yang Akuntansi Keuangan. Jakarta : IAI
paling tepat digunakan perusahaan dalam
. 2018. Pernyataan Standar Akuntansi
menentukan pajak penghasilan.
Keuangan. Dewan Akuntansi Keuangan
Perusahaan seharusnya lebih teliti dalam
Indonesia.
mengkelompokan biaya-biaya yang dapat
dikurangkan dan tidak dapat dikurangkan Irene Maria Dita dan Siti Khairani. 2016.
bedasarkan pasal 6 dan pasal 9 undang-undang Penelitian Analisis Penerapan Laporan
PPh No.36 tahun 2008. Rekonsiliasi Fiskal Terhadap Laporan
Keuangan Komersial Pada PT. Citra Karya
REFERENSI Sejati Palembang.
Anggraeni dan Florentina Anjar.2014. Pengaruh
Justin Natalia dan Lili Syafitri. 2016. Rekonsiliasi
Koreksi Fiskal Atas Laporan Keuangan
Fiskal Atas Laporan Keuangan Komersial
Komersial Terhadap Pajak Penghasilan
Untuk Menghitung PPh Badan pada CV.
Wajib Pajak Badan.
Tamba Palembang.
Ayu Rahayu Fatimah. 2017. Peranan Penyusunan
Martina. 2018. Perbedaan Akun Biaya (Cost) dan
Laporan Keuangan Fiskal Dalam Rangka
Beban (Expense) dalam Akuntansi dan
Menentukan Pajak Penghasilan Badan Pada
Contohnya. Ukirama. Tersedia di:
PT. Denso Indonesia Periode 2013-
https://ukirama.com/blogs/perbedaan-akun-
2014.
biaya-cost-dan-beban-expense-dalam-
Cut Astrella. 2008. Evaluasi Rekonsiliasi Fiskal akuntansi-dan-contohnya
Untuk Menghitung PPh Badan Pada PT.
Nur Ainiyah. 2018. Analisis Penerapan Koreksi
Perkebunan Nusantara VII (Persero).
Fiskal atas Pendapatan, Beban dan Pajak
Deddy Dariansyah. 2018. Analisa Penerapan Tangguhan untuk Menghitung Pajak
Perhitungan Rekonsiliasi Fiskal Terhadap Penghasilan Terutang Pada PT. Sinar Karya
Laporan Keuangan Komersial. Bahagia.

9
Okti Indah Mustika, Muhammad Ahyaruddin, dan
Neng Murialti. 2016. Analisis Rekonsiliasi
Laporan Laba Rugi Komersial Ke Laporan
Laba Rugi Fiskal Terhadap Penghitungan
Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 25/29 Badan
Pada PT. ABC.
PT. Achilles Advanced Systems. (2018). UU No
36 Tahun 2008: Perubahan Penting
Peraturan Pajak Penghasilan. Online Pajak.
Tersedia di: https://www.online-
pajak.com/uu-no-36-tahun-2008
Pura, Rahman. Pengantar Akuntansi 1 Pendekatan
Siklus Akuntansi. Jakarta: Penerbit
Erlangga. 2014.
Rahayu, Siti Kurnia. 2017. Perpajakan (Konsep
dan Aspek Formal). Bandung: Rekayasa
Sains.
Shinta Dwi Ayu Cartika dan Kalidan. 2018.
Rekonsiliasi Fiskal Terhadap Laporan
Keuangan Komersial Dan Laporan
Keuangan Fiskal Dalam Menghitung PPh
Badan Pada PT. Cipta Karya.
Silvia Sihombing dan Rika Lidyah. 2015.
Penelitian Analisis Penerapan Koreksi
Fiskal PPh Badan Dalam Meminimalisir
Pajak Terutang PT. Anugerah Mega
Lestari.
Sodikin dan Riyono. 2014. Akuntansi Pengantar I.
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
Soehakso Notohatmodjo. 2014. Analisis Koreksi
Fiskal Atas Laporan Keuangan Komersial
Pada PT. Citra Tumbuh Lestari.
Steffani Gabriella Sondakh. 2015. Analisis
Koreksi Fiskal Atas Laporan Keuangan
Komersial Pada PT Bank Perkreditan
Rakyat Cipta Cemerlang Indonesia.
Surya Darmawan. 2017. Analisis Rekonsiliasi
Fiskal Atas Laporan Keuangan Komersial
(Studi Kasus Pada PT.ABC, Perusahaan
Industri Karet Remah).
Tety Aprilla Rismawani dan Nurchayati. 2016.
Analisis Koreksi Fiskal Atas Laporan
Keuangan Komersial Dalam Penentuan
Pajak Penghasilan Pada PT Gajahmada
Indrasehati.
Thomas Sumarsan. 2013. Perpajakan Indonesia
(Vol.3), Jakarta: PT. Indeks.
Wiwin Indarti. 2017. Penerapan Rekonsiliasi
Fiskal Terhadap Perhitungan PPh Badan
Pada Pdam Tirta Bumi Wibawa Kota
Sukabumi.

10

Anda mungkin juga menyukai