BAB I
PENDAHULUAN
kepada negara disebabkan oleh suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang
tidak ada jasa balik dari negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan
umum.
atau badan hukum lainnya. Di dalam akuntansi untuk pajak penghasilan kadang
ada masalah yang timbul, ini diakibatkan oleh standar atau aturan yang digunakan
dalam pelaporan akuntansi, dalam hal ini adalah Pernyataan Standar Akuntansi
yang berlaku di Indonesia dalam menentukan laba atau penghasilan kena pajak
sebab salah satu hal yang menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi
dan laporan keuangan fiskal. Laporan keuangan komersial atau bisnis ditujukan
untuk menilai kinerja ekonomi dan keadaan finansial dari sektor swasta,
mengakibatkan perbedaan perhitungan laba (rugi) suatu entitas (Siti Resmi, 2014).
rekonsiliasi fiskal. Perbedaan laba sebelum pajak dengan jumlah laba kena pajak
3
disebut dengan book tax defferences yang akhirnya akan meningkatkan jumlah
sebagai manfaat pajak yang jumlahnya merupakan jumlah estimasi yang akan
dipulihkan dalam periode yang datang sebagai akibat adanya perbedaan sementara
antara standar akuntansi keuangan dengan peraturan perpajakan dan akibat adanya
saldo kerugian yang dikompensasi pada periode mendatang. Bila dampak pajak di
masa mendatang tersebut tidak tersaji dalam laporan posisi keuangan dan laporan
(Schipper dan Vincent, 2003). Bagi investor, laporan mengenai laba dianggap
mengungkapkan laba karena peraturan dalam perpajakan bisa dijadikan jalan bagi
merupakan proses mengorganisasi usaha wajib pajak yang tujuan akhir proses
perencanaan pajak ini menyebabkan utang pajak, baik pajak penghasilan maupun
melakukan perencanaan pajak dengan baik tercermin dari adanya perbedaan yang
tidak terlihat terlalu besar antara laba akuntansi dengan laba fiskal.
Hal tersebut dapat dilihat pada rasio laba pajak terhadap laba akuntansi
(tax to book ratio) (Ferry dan Anna, 2014). Tax to book ratio adalah perbandingan
antara rasio penghasilan kena pajak (taxable income) terhadap laba akuntansi
(book income) dimana penjelasan tentang rasio pajak terdapat pada catatan atas
minuman terbesar di dunia, Coca-Cola Co pada akhir tahun lalu anjlok di posisi
melambat.
Laba bersih pada kuartal IV-2013 turun 8,4 persen menjadi 1,71 miliar
dollar AS, dari periode yang sama tahun sebelumnya 1,87 miliar dollar AS.
Perolehan laba bersih itu diperoleh dari penjualan, yang pada periode tersebut
tercatat mencapai 11 miliar dollar AS atau turun 3,6 persen dari setahun
sebelumnya.
5
efisiensi dengan memangkas biaya sebesar 1 miliar dollar AS per tahun hingga
2016.Sementara itu, Ali Dibadj, analis di Sanford C. Bernstein & Co. menyatakan
Coca Cola sejauh ini tidak terlalu menggubris isu kesehatan yang muncul
dilakukan perusahaan tersebut tidak cukup. Sejauh ini banyak investor yang tidak
mau terbuka mengenai harapan mereka terhadap masa depan bisnis Coca Cola,"
jelas Ali. Di sisi lain, saham Coca-Cola turun 3,8 persen menjadi 37,47 dollar AS
Dalam setahun ini, saham Coca-Cola turun 9,3 persen. Adapun harga
saham kompetitor terbesar perseroan, Pepsi Co Inc. telah turun 5,7 persen dalam
periode waktu yang sama. Hingga saat ini, penjualan 41 persen Coca-Cola
disumbang dari negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman dan Jepang.
sebesar 37 persen, dan sisanya berasal dari negara lainnya seperti China dan India.
(Sumber:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/02/19/1941431/Kinerja.M
19.41 WIB).
(MYOR) juga ikut mencatatkan pertumbuhan laba bersih negatif. Laba bersih
MYOR menjadi 308 miliar, turun 33% dari 460 miliar pada periode yang sama di
laba negatif, namun perusahaan seperti AISA, DLTA, INDF, ROTI, SKLT, dan
(http://www.seputarforex.com/analisa/lihat.php?
id=208100&title=mari_intip_saham_ sektor_konsumsi_yang_menarik)
Adapun kasus lainnya yaitu pada PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI)
2015 dibandingkan dengan Q1 2014 lalu. Hal ini berimbas pada penurunan laba
bersih Q1 2015 yang signifikan yaitu turun 42% menjadi Rp 107 miliar dibanding
bersih ini diakibatkan oleh dampak destocking yang dilakukan di minimarket dan
terjadi ketidakpastian usaha bagi MLBI yang berdampak pada merosotnya volume
Tidak hanya itu, keadaan yang buruk bagi keuangan MLBI saat ini
membuat perusahaan ini harus menunda rencana investasi yang sudah disiapkan
di 2015 ini. Salah satu rencana yang sudah pasti ditunda adalah pengembangan
pabrik senilai Rp 635 miliar. Penundaan investasi ini juga dilakukan MLBI karena
bersama asosiasi industri bir domestik (GIMMI) masih dalam proses berdialog
(Sumber:http://bursajkse.blogspot.co.id/2015/05/pt-multi-bintang-indonesia-tbk-
mengevaluasi hasil kerja dari periode yang lalu. Sehubungan dengan hal itu,
keuangan dan ekonomi perusahaan pada periode tertentu yang dibutuhkan oleh
informasi yang dilihat dalam laporan keuangan adalah informasi laba yang
2010).
akuntansi suatu perusahaan dimasa mendatang karena adanya efek pajak yang
dikelola manajemen dengan sedemikian rupa yang pengaruhnya pada laba fiskal
untuk pembayaran pajak sehingga perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal
pun dibuat untuk tujuan yang berbeda. Besar kecilnya perbedaan tersebut dapat
Besarya perbedaan laba akuntansi dengan laba pajak (laba akuntansi >
laba pajak) yang terlihat pada semakin besarnya pajak tangguhan bernilai positif
dengan laba pajak (laba akuntansi < laba pajak) yang terlihat dari semakin
dari adanya perbedaan yang tidak terlihat terlalu besar antara laba akuntansi
dengan laba fiskal. Hal tersebut dapat dilihat pada rasio laba pajak terhadap laba
oleh Harmana dan Suardana (2014) dengan hasil penelitian bahwa pajak
dalam berinvestasi.
sedangkan penulis menggunakan indikator Net Profit Margin (NPM). Net Profit
Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas
membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih (Irham Fahmi,
2015).
penjualan. Laba bersih merupakan salah satu keyakinan bahwa perhatian jangka
panjang manajemen adalah terhadap laba bersih dan para pengguna laporan
keuangan biasanya melihat pada angka paling akhir. Selain itu penjualan
merupakan salah satu sumber pendapatan suatu perusahaan dari adanya transaksi
jual dan beli, dalam suatu perusahaan apabila semakin besar penjualan maka akan
semakin besar pula keuntungan perusahaan tersebut, oleh karena itu nilai
penjualan sangat penting dimana nilai itu berpengaruh nantinya terhadap laba
yang diperoleh perusahaan, dimana laba tersebut nantinya menjadi perhatian para
yang mempengaruhi kinerja perusahaan telah banyak dilakukan, namun hasil dari
kuartal IV-2013 turun 8,4 persen menjadi 1,71 miliar dollar AS, dari
periode yang sama tahun sebelumnya 1,87 miliar dollar AS. Perolehan
laba bersih itu diperoleh dari penjualan, yang pada periode tersebut
setahun sebelumnya.
12
perusahaan.
rencana investasinya.
2013-2017.
2013-2017.
13
2013-2017.
2013-2017.
periode 2013-2017.
periode 2013-2017.
sumbangan pemikiran guna mendukung pengembangan teori yang sudah ada dan
Dari penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat bagi berbagai pihak
a. Bagi Penulis
Sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang sarjana ekonomi
Pasundan.
b. Bagi Perusahaan
and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2017
melalui situs www.idx.co.id. Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2018
BAB II
HIPOTESIS
2.1.1 Akuntansi
sebagai berikut:
Menurut Dwi Martani, Sylvia, Ratna, Aria dan Edward (2012:4) akuntansi
adalah :
“Akuntansi adalah bahasa bisnis (business langunge), akuntansi
menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu
periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada tanggal tertentu. Informasi
akuntansi tersebut digunakan oleh para pemakai agar dapat membantu dalam
membuat prediksi kinerja di masa mendatang.”
yaitu:
berikut:
terdiri dari:
sebagai berikut:
23
2.1 Pajak
a. Definisi Pajak
(2011 : 1) :
3) Dapat dipaksakan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pajak adalah iuran kepada Negara (yang
b. Fungsi Pajak
membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
Wajib Pajak.
ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk
Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban
Orang Pribadi merupakan Subjek Pajak yang bertempat tinggal atau berada di
2007 (2007:3), Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyebutkan bahwa:
sebagai suatu pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang
diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Salah satu subjek pajak adalah
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam
organisasi yang sejenis, lembaga dana pension dan bentuk badan usaha lainnya.
Dengan demikian, pajak penghasilan badan yang dikenalkan terhadap salah satu
bentuk usaha tersebut, atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam
“Angsuran Pajak Penghasilan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak
setiap bulan dalam tahun berjalan.”
Pasal 25 adalah Angsuran Pajak Penghasilan yang dipungut pemerintah pusat dan
harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak setiap bulan dalam tahun berjalan sesuai
Negeri
27
Kena Pajak bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap
adalah sebesar 28 %.
berikut:
“Penghasilan kena pajak dan laba akuntansi memiliki dasar hukum yang
berbeda. Pajak dikenakan dan dihitung berdasarkan ketentuan perpajakan,
sedangkan laba akuntansi dihitung sesuai dengan kaidah dalam standar
akuntansi. Perbedaan antara keduanya berlaku umum hampir di semua
peraturan perpajakan di berbagai negara. Walaupun letak perbedaan
tersebut sebenarnya relatif umum dan sama, namun memiliki cara
pengaturan yang berbeda.
berikut:
28
yaitu:
berikut:
“Perbedaan antara laba akuntansi dengan laba pajak. Besarnya laba pajak
tangguhan (deferred tax) dapat dilihat pada laporan keuangan (neraca)
perusahaan pada tahun berjalan. Perhitungan untuk pajak tangguhan yang
dijadikan ukuran adalah dengan menyesuaikan pada PSAK No 46 tentang
pajak penghasilan”.
perkembangan aturan dari perpajakan itu sendiri, PSAK No. 46 tentang pajak.
29
perlakuaannya, yaitu adanya perbedaan antara laba akuntansi dengan laba pajak.
DTEit
Deferred Tax =
DTEit
Dimana:
𝐴𝑇𝐴𝑖 = Average total assets yang diperoleh dari total aset perusahaan
berikut:
“Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan adalah efek atau konsekuensi pajak
periode mendatang dari perbedaan temporer, yang secara garis besar dapat
dibedakan ke dalam dua kategori sebagai berikut:
1. Perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary differences)
2. Perbedaan temporer boleh dikurangkan (deductible temporary
differences)”.
adalah:
31
“Beda temporer dapat berupa koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal
negatif. Dalam menghitung pajak tangguhan koreksi fiskal positif menimbulkan
adanya pengakuan income dan koreksi fiskal negatif menimbulkan adalah
pengakuan expense. Rugi fiskal yang terdapat pada SPT PPh Badan masih dapat
dikompensasi kepada perhitungan PPh badan tahun berikutnya, diperlukan untuk
menambah aktiva pajak tangguhan”.
operasi yang tidak berlanjut, hal-hal yang luar biasa, pengaruh kumulatif
yang diakibatkan oleh operasi yang berlanjut, dapat diungkapkan sebagai berikut:
“Beban atau keuntungan pajak penghasilan disajikan dalam laporan laba rugi,
harus dipecah atas dua dokumen:
1. Pajak Kini (Pajak Penghasilan Terutang)
2. Bagian dari pajak tangguhan (bagian yang diperhitungkan sebagai
beban pajak, yang dihitung berdasarkan perbedaan temporer dikalikan
dengan tarif)”.
operasi yang tidak berlanjut, hal-hal yang luar biasa, pengaruh kumulatif
yang diakibatkan oleh operasi yang berlanjut, dapat diungkapkan sebagai berikut:
adalah:
Apabila terdapat pajak tangguhan yang tidak terkait dengan aset atau
kewajiban yang spesifik, maka klasifikasinya apakah termasuk akun lancar
atau akun tidak lancar akan sangat tergantung pada antisipasi jangka waktu
pemulihan atas perbedaan temporer tersebut:
1. Apabila pemulihannya diperkirakan dalam jangka waktu setahun atau
kurang, maka diklasifikasikan sebagai akun lancar.
2. Apabila pemulihannya diperkirakan dalam jangka waktu lebih dari
setahun, maka diklasifikasikan sebagai akun tidak lancar.
Sebelum disajikan di neraca antara aktiva pajak tangguhan dengan
kewajiban pajak tangguhan dilakukan saling menghapus (offset) terlebih
dahulu sehingga akan menghasilkan (1) net current atau (2) net noncurrent
dengan catatan antara akun lancar (current account) dan akun tidak lancar
(noncurrent account) tidak dapat saling menghapus”.
35
“Beda temporer dapat berupa koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal
negatif. Dalam menghitung pajak tangguhan koreksi fiskal positif
menimbulkan adanya pengakuan income dan koreksi fiskal negatif
menimbulkan adalah pengakuan expense. Rugi fiskal yang terdapat pada
SPT PPh Badan masih dapat dikompensasi kepada perhitungan PPh badan
tahun berikutnya, diperlukan untuk menambah aktiva pajak tangguhan”.
“Beban atau keuntungan pajak penghasilan disajikan dalam laporan laba rugi,
berikut:
TIit
Tax to Book Ratio =
PTBit
Dimana:
𝑃𝑇𝐵𝑖𝑡 = Laba akuntansi atau laba sebelum pajak (perusahaan i tahun t).
38
organisasi atau perusahaan tersebut bersifat profit oriented atau nonprofit oriented
sebagai berikut:
tertentu.
berikut:
sebagai berikut :
adalah:
berikut :
40
kelompok dalam organisasi atau perusahaan atas berbagai peran dan fungsi
dengan perusahaan lain. Selain itu, melalui pengukuran kinerja perusahaan juga
perusahaan.
sebagai berikut:
berikut:
adalah suatu usaha formal yang dilakukan untuk mengevaluasi efisiensi dan
diukur dengan:
dengan:
Net Income
Return on Assets =
Total Asset
42
diukur dengan:
Pengukuran kinerja merupakan suatu hal yang paling penting dalam proses
pengendalian.
sebagai berikut :
operasi).
program secara keseluruhan, karena kinerja yang dapat diukur akan mendorong
penting dalam upaya perbaikan secara terus menerus dan mencapai keberhasilan
kinerja.
44
berikut :
personel.
45
mengukur hasil akhir, hal ini biasanya dikaitkan dengan finansial. Jika hal
tersebut tidak memenuhi target yang telah direncanakan maka kinerja dikatakan
buruk.
bahwa kinerja organisasi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, secara
maksimal.
a. Tujuan organisasi, yaitu apa yang ingin dicapai dan apa yang ingin di
Pengukuran kinerja tersebut ada yang bersifat umum dan ada pula yang bersifat
khusus.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
perusahaan
Iqbal Bukhori Pengaruh Good Good Corporate - Good Corporate
(2012) Corporate Governance
Governance (X1) berpengaruh
Governance Dan signifikan
Ukuran Ukuran
Perusahaan (X2) terhadap kinerja
Perusahaan perusahaan
Terhadap Kinerja Kinerja -Ukuran
Perusahaan Perusahaan (Y)
Perusahaan tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap kinerja
perusahaan
Danu Candra Pengaruh Corporate Social -Corporate Social
Indrawan (2011) Corporate Social Responsibility
Responsibility tidak berpengaruh
Responsibility (X1) signifikan
Terhadap Kinerja terhadap kinerja
Kinerja
Perusahaan Perusahaan (Y) perusahaan
sedangkan penulis menggunakan indikator Net Profit Margin (NPM). Net Profit
Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas
membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih (Irham Fahmi,
2015).
51
penjualan. Laba bersih merupakan salah satu keyakinan bahwa perhatian jangka
panjang manajemen adalah terhadap laba bersih dan para pengguna laporan
perusahaan dari adanya transaksi jual dan beli, dalam suatu perusahaan apabila
semakin besar penjualan maka akan semakin besar pula keuntungan perusahaan
tersebut, oleh karena itu nilai penjualan sangat penting dimana nilai itu
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, tahun penelitian yang dilakukan
periode 2010-2011.
keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1 berbunyi pajak adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
(www.pajak.go.id).
Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan lain-lain (Siti Resmi,
2014).
ekonomi dan keadaan finansial dari sektor swasta, sedangkan laporan keuangan
kedua dasar perhitungan laba (rugi) suatu entitas (Siti Resmi, 2014).
Perbedaan laba sebelum pajak dengan jumlah laba kena pajak akibat
disebut dengan book tax defferences yang akhirnya akan meningkatkan jumlah
dengan baik tercermin dari adanya perbedaan yang tidak terlihat terlalu besar
antara laba akuntansi dengan laba fiskal. Hal tersebut dapat dilihat pada rasio laba
pajak terhadap laba akuntansi (tax to book ratio) (Ferry dan Anna, 2014).
sebagai manfaat pajak yang jumlahnya merupakan jumlah estimasi yang akan
dipulihkan dalam periode yang datang sebagai akibat adanya perbedaan sementara
antara standar akuntansi keuangan dengan peraturan perpajakan dan akibat adanya
saldo kerugian yang dikompensasi pada periode mendatang. Bila dampak pajak di
54
masa mendatang tersebut tidak tersaji dalam laporan posisi keuangan dan laporan
“Besarnya perbedaan laba akuntansi dan laba pajak yang terlihat pada
semakin besarnya pajak tangguhan bernilai positif pada perusahaan
menunjukan semakin besar pula kemungkinan pihak manajemen
melakukan tindakan manajemen laba. Tindakan tersebut mengakibatkan
laba akuntansi yang dilaporkan menjadi tidak berkualitas, sehingga kinerja
perusahaan dikhawatirkan dapat mengalami penurunan di masa
mendatang”.
bahwa:
pajak terhadap laba akuntansi dimana penjelasan tentag rasio pajak terdapat pada
baik ketika perusahaan memiliki perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal
yang minim, perbedaan minim tersebut dapat terlihat dari nilai tax to book ratio
yang rendah. Sehingga dapat dikatakan bahwa deferred tax dan tax to book ratio
akan memiliki pengaruh atas tinggi rendahnya kinerja dari suatu perusahaan.
menemukan bahwa tax to book ratio (rasio pajak) berpengaruh secara signifikan
“Semakin kecil tax to book ratio maka laba perusahaan akan menjadi
rendah dan kemungkinan resiko investasi kepada investor/kreditor menjadi
tinggi, resiko investasi yang tinggi merupakan estimasi bahwa emiten
tidak dapat membayar kewajiban jangka panjangnya. Semakin besar tax to
book ratio maka perusaahan akan meminimalisasi pembayaran pajak dan
akan meningkatkan kas untuk membayar kewajiban jangka panjang,
perusahaan akan menghindari pembayaran pajak kemungkinan resiko yang
akan didapat oleh investor/kreditor menjadi lebih tinggi”.
bahwa tax to book ratio (rasio pajak) berpengaruh secara signifikan terhadap
bahwa:
2.2.3 Pengaruh Pajak Tangguhan Dan Tax To Book Ratio Terhadap Kinerja
Perusahaan
menemukan bahwa pajak tangguhan dan tax to book ratio (rasio pajak)
Manufaktur
Pajak Text to
Tangguhan Book Ratio NPM
kinerja perusahaan.