Anda di halaman 1dari 16

http://www.free-powerpoint-templates-design.

com

ASET TAK
BERWUJUD
AKUNTANSI PERPAJAKAN
EKA FEBRIANI, S.E., MSA., AK
ASET TAK
BERWUJUD
Aset nonmeneter yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik, tidak dapat dilihat, dan tidak
dapat dipegang. Aset tak berwujud dapat diakui jika:
a.Memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari
aset tersebut
b.Biaya perolehan aset atau nilai aset tersebut
dapat diukur dengan andal
Aset Tak Berwujud

Hak Paten A

Hak Cipta B

Merek C B C

Goodwill D
D E
Waralaba E
Nilai Perolehan Aset Tak Berwujud

Harga beli, Biaya-biaya yang


termasuk bea impor dapat diatribusikan
dan pajak yang secara langsung
01 sifatnya tidak dapat
dikreditkan setelah
02 dengan
mempersiapkan aset
diskon dan hingga siap
potongan digunakan sesuai
tujuannya

Jika aset tak berwujud dihasilkan secara internal,


maka entitas harus mengakui pengeluaran Internal untuk mendapatkan aset tersebut.
Umur Manfaat
Umur Manfaat
Semua aset tak berwujud dianggap mempunyai umur manfaat
yang terbatas. Tetapi, apabila entitas tidak mampu mengestimasi
umur manfaat aset tak berwujud, maka dianggap 10 tahun

Nilai Residu
Nilai residu asset tak berwujud seharusnya diasumsikan
sama dengan 0

Aset tak berwujud yg tidak diasumsikan nilai residu 0


a. Ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli asset tak berwujud
pada akhir masa manfaat
b. Ada pasar aktif untuk asset tak berwujud
i. Nilai residu mengaju pada harga pasar
ii. Terdapat kemungkinan pasar aktif tetap da pada akhir umur
manfaat asset tak berwujud
Tarif Amortisasi
Menurut Perpajakan

Kelompok Aset Masa Tarif Amortisasi Berdasarkan Metode


Tak Berwujud Manfaat Garis Lurus Saldo Menurun
Kelompok 1 4 Tahun 25% 50%

Kelompok 2 8 Tahun 12,5% 25%

Kelompok 3 16 Tahun 6,25% 12,5%

Kelompok 4 20 Tahun 5% 10%


PT Boki yang berdiri tahun 2008 telah menghabiskan biaya sebesar
Rp50.000.000 untuk berbagai izin pengurusan pendirian perusahaan.
Biaya tersebut diperlakukan sebagai aset lainnya dan memiliki masa
manfaat 5 tahun (menurut pertimbangan pihak manajemen), sehingga
oleh perusahaan diamortisasi dengan metode garis lurus.

Jurnal untuk pengakuan biaya tahun pertama


Tanggal Deskripsi Debit Kredit
Aset Lainnya 50.000.000
Kas/Bank 50.000.000
Beban Amortisasi 10.000.000
10.000.000
Aset Lainnya

Menurut Fiskal, diamortisasi dengan masa manfaat 4 tahun (kelompok 1)


Amortisasi menurut pajak = Rp50.000.000/4 tahun = Rp12.500.000
Amortisasi menurut akuntansi = Rp50.000.000/5 tahun = Rp10.000.000
Koreksi Negatif = Rp2.500.000
1 Januari 2012, PT Hercules mengeluarkan uang sebesar
Rp200.000.000 (belum termasuk PPN dan PPh 26) untuk memperoleh
waralaba dari McDoLphin selama 4 tahun. Perhitungan amortisasi
menurut perpajakan:

Metode Garis Lurus Metode Saldo Menurun


Tahun
Nilai Sisa Nilai Sisa
Amortisasi Amortisasi
Buku Buku

2012 25%X200.000.000 = 50.000.000 150.000.000 50%X200.000.000 = 50.000.000 150.000.000

2013 25%X200.000.000 = 50.000.000 100.000.000 50%X150.000.000 = 75.000.000 75.000.000

2014 25%X200.000.000 = 50.000.000 50.000.000 50%X75.000.000 = 37.500.000 37.500.000

2015 25%X200.000.000 = 50.000.000 0 37.500.000 0


Jurnal transaksi jika PT Hercules menggunakan metode garis lurus
Tahun Keterangan Debit Kredit
Waralaba 200.000.000
Pajak masukan 20.000.000
1 Jan 2012
Utang PPh 26 40.000.000
Kas/Bank 180.000.000
Utang PPh 26 40.000.000
10 Feb 2012
Kas/Bank 40.000.000
Beban amortisasi 50.000.000
31 Des 2012
Waralaba 50.000.000
Beban amortisasi 50.000.000
31 Des 2013
Waralaba 50.000.000
Beban amortisasi 50.000.000
31 Des 2014
Waralaba 50.000.000
Beban amortisasi 50.000.000
31 Des 2015
Waralaba 50.000.000
Apabila PT Hercules membeli waralaba keripik sehat DeDE (WP dalam negeri),
maka PT Hercules harus melakukan pemotongan PPh 23. PT Hercules membeli
waralaba dengang harga Rp200.000.000 (belum termasuk PPN dan PPh 23).
Perhitungan amortisasi menurut perpajakan:

Metode Garis Lurus Metode Saldo Menurun


Tahun
Nilai Sisa Nilai Sisa
Amortisasi Amortisasi
Buku Buku

2012 25%X200.000.000 = 50.000.000 150.000.000 50%X200.000.000 = 50.000.000 150.000.000

2013 25%X200.000.000 = 50.000.000 100.000.000 50%X150.000.000 = 75.000.000 75.000.000

2014 25%X200.000.000 = 50.000.000 50.000.000 50%X75.000.000 = 37.5000.000 37.500.000

2015 25%X200.000.000 = 50.000.000 0 37.500.000 0


Jurnal transaksi jika PT Hercules menggunakan metode garis lurus
Tahun Keterangan Debit Kredit
Waralaba 200.000.000
Pajak masukan 20.000.000
1 Jan 2012
Utang PPh 23 30.000.000
Kas/Bank 190.000.000
Utang PPh 23 30.000.000
10 Feb 2012
Kas/Bank 30.000.000
Beban amortisasi 50.000.000
31 Des 2012
Waralaba 50.000.000
Beban amortisasi 50.000.000
31 Des 2013
Waralaba 50.000.000
Beban amortisasi 50.000.000
31 Des 2014
Waralaba 50.000.000
Beban amortisasi 50.000.000
31 Des 2015
Waralaba 50.000.000

Jurnal yang dibuat Keripik Sehat DeDE


Tahun Keterangan Debit Kredit
Kas/Bank 190.000.000
PPh 23 yang dibayar di muka 30.000.000
1 Jan 2012
Pajak Keluaran 20.000.000
Pendapatan Waralaba 200.000.000
Alokasi sistematis

Akuntansi untuk dan rasional


perolehan sumber
alam

Sumber Alam
DEPLESI AMORTISASI
(Akuntansi) (Perpajakan)

Deplesi per unit = (Total perolehan – Nilai residu)


Total unit yg diestimasi
Beban Deplesi per tahun = Deplesi per unit x Jumlah unit yg dihasilkan
Alokasi sistematis

Akuntansi untuk dan rasional


perolehan sumber
alam

Sumber Alam
Metode satuan = Jumlah penambangan/penebangan dihasilkan setahun produksi x 100%
Takaran jumlah seluruh produksi

DEPLESI AMORTISASI
(Akuntansi) (Perpajakan)

Amortisasi per tahun = Jumlah penambangan/penebangan x 20%


Taksiran total produksi

Amortisasi per tahun = Jumlah penambangan x tanpa batasan


Taksiran total produksi
Deplesi Suatu perusahaan pertambangan melakukan investasi
sebesar Rp5Juta pada lahan pertambangan yang
diestimasikan memiliki 10juta Ton bahan tambang dan
Sumber Alam tidak memiliki nilai residu. Pada tahun pertama,
perusahaan menghasilkan dan menjual bahan
tambang sebanyak 800.000 ton.

Deplesi per unit = (Total perolehan – Nilai residu)


Total unit yg diestimasi
= (Rp5.000.000 – 0)
10.000.000 Ton
= Rp0,5/ton

Beban Deplesi per tahun = Deplesi per unit x Jumlah unit yg dihasilkan
= Rp0,5 x 800.000 ton
= Rp400.000

Jurnal Deplesi untuk tahun pertama perusahaan beroperasi


Tanggal Deskripsi Debit Kredit
Beban Deplesi 400.000
Akumulasi Deplesi 400.000
Amortisasi Suatu perusahaan pertambangan melakukan investasi
sebesar Rp5Juta pada lahan pertambangan yang
diestimasikan memiliki 10juta Ton bahan tambang dan
Sumber Alam tidak memiliki nilai residu. Pada tahun pertama,
perusahaan menghasilkan dan menjual bahan
tambang sebanyak 800.000 ton.

Deplesi per unit = (Total perolehan – Nilai residu)


Total unit yg diestimasi
= (Rp5.000.000 – 0)
Rp10.000.000
= Rp0,5/ton

Beban Deplesi per tahun = Deplesi per unit x Jumlah unit yg dihasilkan
= Rp0,5 x 800.000 ton
= Rp400.000
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai