Anda di halaman 1dari 36

Modul

OPSI

Dosen Pengampu :

Salmah Pattisahusiwa, SE., M,Si.,AK.,CA.,CSRS

Disusun oleh :

Anisa Dwi Harmony (1901036031)


Nurul Safaria Dahlan (1901036172)
Rika ( 1901036161)
Rahmah Mawaddah (1901036164)
Yasmin Putri Mardhani (1901036176)
Della Novayanti (1901036114)
Hafidah Dewi (1901036104)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2021
Kata Pengantar

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Manajemen Investasi dan Pasar
Modal dengan judul “Opsi”.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari
kesalahan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Walaupun demikian kami
berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah meskipun tersusun sangat sederhana.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak.
Demikian kami berharap semoga masalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca pada umumnya.

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Opsi (option) adalah turunan dari suatu aktiva, bukan ak tivanya. Misalnya untuk
opsi saham, maka opsi adalah haknya (dapat hak membeli atau hak menjual suatu
saham) bukan sahamnya sendiri. Opsi saham ini adalah turunan dari saham nya,
sehingga masuk dalam kelompok turunan (derivative) dan opsi ini biasanya
ditransaksikan di pasar turunan (derivarive market).

Di Indonesia, kontrak opsi ditransaksikan di Bursa Efek Jakarta: Opsi ini di BEI
masih terbatas pada opsi yang ber hubungan dengan saham saja, sehingga disebut
dengan KOS (Kontrak Opsi Saham). Tiap kontrak terdiri dari 10.000 opsi saham.

Pertama kali opsi dijual di BEI, KOS ini hanya untuk lima macam saham saja,
yaitu Astra International Tbk (ASII), Bank Central Asia Tbk (BBCA), HM Sampoerna
Tbk (HMSP), Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan Telekomunikasi Indonesia
Tbk (TLKM).

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Opsi

Opsi (option) adalah suatu tipe kontrak antara dua pihak yang satu memberikan
hak kepada yang lain untuk membeli atau menjual suatu aktiva pada harga yang tertentu
dalam jangka waktu tertentu. Disebut dengan opsi (option) karena pemegang atau
pembeli opsi mempunyai pilihan (opsi) untuk menggunakan opsi tersebut kapan saja
selama masih berlaku atau tidak menggunakannya sampai habis masa berlakunya.

Pihak yang mendapatkan hak disebut dengan pembeli opsi (option buyer). Pihak
yang menjual opsi dan harus bertanggung-jawab terhadap keputusan pembeli opsi kapan
opsi tersebut akan digunakan disebut dengan penerbit opsi (option writer).

Kadangkala opsi dijual dengan sahamnya dan kadangkala juga dijual sendiri.
Opsi yang tidak dijual dengan sahamnya disebut dengan opsi telanjang (naked option).

2.2 Tipe Kontrak Opsi


Ada dua macam tipe kontrak opsi saham. Kedua tipe ini adalah opsi beli (call
option) dan opsi jual (put option). Ada dua macam tipe dari opsi beli maupun opsi jual,
yaitu opsi Eropa (European option) dan opsi Amerika (American option). Opsi Eropa
hanya dapat digunakan (exercise) pada saat jatuh tempo saja. Opsi Amerika dapat
digunakan (exercise) setiap saat pada saat atau sebelum jatuh tempo. KOS yang dijual di
BEI adalah opsi model Amerika.

a. Opsi Beli
Opsi beli (call option) adalah suatu tipe kontrak yang memberikan hak kepada
pembeli opsi untuk membeli (call) dari penjual opsi sejumlah lembar saham tertentu
pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Kontrak opsi berisi dengan empat hal
utama, yaitu sebagai berikut ini.

1. Nama perusahaan yang sahamnya dapat dibeli.


3
2. Jumlah lembar saham yang dapat dibeli.

3. Harga pembelian sahamnya yang disebut dengan exercise price atau

strike price.

4 Tanggal opsi kadaluwarsa yaitu tanggal terakhir opsi dapat digunakan


yang disebut dengan expiration date.
Contoh 2.1:
Seorang investor merasa yakin bahwa harga saham perusahaan “A” akan naik
dalam waktu dekat ini. Pada tanggal S Juli 2005, investor ini membeli opsi beli (call
option) dari perusahaan investasi "X" dengan harga opsi senilai Rp500.000,-. Opsi ini
menunjukkan bahwa pemegang opsi beli dapat membeli saham "A"' sebanyak 1 lot (500
lembar) dengan harga sahamnya sebesar Rp12.000,- per lembarnya (Rp6.000.000,- per
lot) selama periode 1 Juli 2005 sampai dengan 31 Desember 2005. Harga per lembar
saham "A" pada tanggal 5 Juli 2005 itu adalah sebesar Rp10.000,- (Rp5.000.000,- per
lot). Informasi dari opsi ini adalah sebagai berikut ini.

1. Nama perusahaan yang sahamnya dapat dibeli adalah perusahaan "A"

2. Jumlah lembar saham yang dapat dibeli adalah 1 lot atau 500 lembar.

3. Exercise price atau strike price adalah sebesar Rp12.000,- per


lembar saham.
4. Tanggal kadaluwarsa (expiration date) adalah 31 Desember 2005.

Pada saat opsi ini dibeli, exercise price atau strike price lebih tinggi, yaitu sebesar
Rp12.000,- per lembar saham, dibandingkan dengan harga saham saat itu, yaitu
Rp10.000,- per lembar saham. Pada saat opsi dibeli, investor tidak akan
menggunakannya untuk membeli sahamnya, karena harga saham yang dibeli melalui
opsi lebih mahal dibandingkan jika dibeli di pasar secara langsung. Alasan investor
membeli adalah karena investor ini yakin bahwa sampai 31 Desember 2005 (tanggal
kadaluwarsa dari opsi), harga saham dapat saja naik melebihi nilai Rp12.000,- per
lembarnya.

b. Opsi Jual

4
Tipe opsi yang kedua adalah opsi jual (put option) yaitu suatu tipe kontrak yang
memberikan hak kepada pembeli opsi untuk menjual (put) kepada penjual opsi sejumlah
lembar saham tertentu pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Kontrak opsi
juga berisi dengan nama perusahaan yang sahamnya dapat dijual, jumlah lembar saham
yang dapat dijual, harga penjualan sahamnya yang juga disebut dengan exercise price
atau strike price dan tanggal kadaluwarsa (expiration date) dari opsi.

Contoh 2.2 :
Kebalikan dari membeli opsi beli, investor yang akan membeli opsi jual merasa
yakin bahwa harga saham perusahaan "A" akan turun dalam waktu dekat ini. Kalau
harga saham turun, dengan opsi jual, dia dapat menjual sahamnya dengan harga yang
lebih tinggi sebesar exercise pricenya. Misalnya pada tanggal 5 Juli 2007, investor ini
membeli opsi jual (put option) dari perusahaan investasi "X" dengan harga opsi senilai
Rp500.000,-. Opsi ini menunjukkan bahwa pemegang opsi jual dapat menjual saham
"A" sebanyak 1 lot (500 lembar) dengan harga sahamnya sebesar Rp9.000,- per
lembarnya (Rp4.500.000,- per lot) selama periode 1 Juli 2007 sampai dengan 31
Desember 2007. Harga per lembar saham "A" pada tanggal 5 Juli 2007 adalah sebesar
Rp10.000,- (Rp5.000.000,- per lot). Informasi dari opsi jual ini adalah sebagai berikut
ini.

1. Nama perusahaan yang sahamnya dapat dijual adalah perusahaan "A."

2. Jumlah lembar saham yang dapat dijual adalah 1 lot atau 500 lembar.

3. Exercise price atau strike price adalah sebesar Rp9.000,- per


lembar saham.
4. Tanggal kadaluwarsa (expiration date) adalah 31 Desember 2007.

Pada saat opsi ini dibeli, exercise price atau strike price lebih rendah, yaitu
sebesar Rp9.000,- per lembar saham, dibandingkan dengan harga saham saat itu, yaitu
Rp10.000,- perlembar saham. Pada saat opsi dibeli, investor tidak akan
menggunakannya untuk menjual sahamnya, karena harga saham yang dijual melalui
opsi jual lebih murah dibandingkan jika dijual di pasar secara langsung. Alasan investor
membeli saham adalah karena investor ini yakin bahwa sampai 31 Desember 2007

5
(tanggal kadaluwarsa dari opsi), harga saham dapat saja turun di bawah nilai Rp9.000, -
per lembarnya.

2.3 Terminologi Dasar Opsi


Dari penjelasan opsi jual (put option) dan opsi beli (call option) di sub- bab
sebelumnya, didapatkan beberapa istilah-istilah (terminologi) dasar yang digunakan di
opsi. Istilah-istilah dasar opsi ini adalah sebagai berikut ini.

1. Harga saham di pasar (stock price) yang diberi notasi P.


2. Harga saham jika menggunakan opsi yang disebut dengan exercise price atau
strike price dan diberi notasi E.
3. Harga dari opsI yang diberi notasi HO.
4. Tanggal kadaluwarsa opsi yaitu tanggal terakhir opsi dapat digunakan yang
disebut dengan expiration date.

Ada beberapa istilah-istilah dasar lagi yang berhubungan dengan nilai saham di
pasar (P) dengan exercise price (E) untuk opsi beli (call option) sebagai berikut ini.

1. Jika harga sham (P) lebih besar exercise price (E) dari opsi beli
(call option), maka opsi beli (call option) ini disebut dengan in the
money.
2. Jika harga saham (P) sama dengan exercise price (E) dari opsi beli
(call option), maka opsi beli (call option) ini disebut dengan at the money.
3. Jika harga saham (P) lebih kecil exercise price (E) dari opsi beli
(call option), maka opsi beli (call option) ini disebut dengan out the
money.
4. Jika harga saham (P) mendekati exercise price (E) dari opsi beli
(call option), maka opsi beli (call option) ini disebut dengan near the
money.

6
Untuk kasus opsi jual (put option), hubungan antara harga saham (P) dan exercise
price (E) berlawanan dengan hubungan di opsi beli (call option). Hubungan-hubungan
ini untuk opsi beli dan opsi jual dapat diringkaskan di tabel berikut ini.

Tabel 2.1 istilah-istilah dasar untuk hubungan harga saham dan excersise
price dari opsi beli dan opsi jual.
Istilah-istilah dasar
Hubungan Opsi beli (call option) Opsi jual (put option)
Jika P > E In the money Out the money
Jika P = E At the money At the money
Jika P < E Out the money In the money

Contoh 2.3 :
Harga saham jika opsi digunakan (exercise price) di suatu opsi beli adalah sebesar
Rp1.100,-. Tabel berikut ini menunjukkan posisi dari opsi beli ini tergantung dari harga
pasar dari saham.

Tabel 2.2 Posisi suatu opsi beli.

Jika harga pasar saham (P) Posisi opsi beli (call option)

Rp1.250,- In the money


Rp1.200,- In the money
Rp1.100,- At the money
Rp1.000,- Out the money
Rp900,- Out the money

Contoh 2.4 :
Harga saham jika opsi digunakan (exercise price) di suatu opsi jual adalah sebesar
Rp900,-. Tabel berikut ini menunjukkan posisi dari opsi jual ini tergantung dari harga
pasar dari saham.

7
Tabel 2.3 Posisi suatu opsi jual.
Jika harga pasar saham (P) Posisi opsi jual (put option)
Rp1.100,- Out the money
Rp1.000,- Out the money
Rp900,- At the money
Rp800,- In the money
Rp700,- In the money

2.4 Payoff Dan Laba Dari Opsi

Payoff adalah keuntungan akibat menggunakan (exercise) dari opsi. Payoff masih
menunjukkan keuntungan kotor dari selisih harga saham di pasar dengan harga
penggunaan opsi (exercise price). Laba (profit) adalah keuntungan bersih yaitu payoff
dikurangi dengan harga pembelian opsi.

2.4.1 Payoff dan Laba untuk Opsi Beli

Ada dua pihak yang terlibat dalam opsi, yaitu pembeli dan penjual (writer) dari
opsi. Laba dari pembeli adalah rugi bagi penjual dan sebaliknya. Untuk pembeli opsi
beli, payoff dapat diperhitungkan sebagai berikut ini. Pembeli opsi beli ini akan
menggunakan opsi untuk membeli saham pada harga yang sudah ditentukan (exercise
price). Jika harga opsi tidak diperhitungkan, maka pembeli tidak akan menggunakan
opsi ini untuk membeli saham jika harga saham di pasar lebih rendah atau sama dengan
harga exercise. Jika harga saham di pasar (P) lebih rendah atau sama dengan nilai
exercise (E) opsi, maka akan lebih murah membeli saham langsung di pasar
dibandingkan dengan menggunakan opsi. Untuk kasus harga saham di pasar lebih
rendah atau sama dengan harga exercise (P ≤ E), maka opsi tidak akan digunakan,
sehingga tidak terjadi payoff atau nilai payoff adalah nol sebagai berikut:

8
Payoff = 0 jika P ≤ E.

Sebaliknya pembeli opsi beli akan diuntungkan menggunakan opsi jika harga pasar
saham lebih besar dibandingkan dengan harga exercise dengan payoff sebesar:

Payoff = (P-E) jika P > E.

Hasil penjelasan di atas akan terbalik untuk penjual opşi beli. Jika pembeli opsi
diuntungkan dengan mendapatkan payoff sebesar (P-E), maka penjual opsi beli akan rugi
sebesar nilai yang sama.

(a) Payoff untuk pembeli opsi beli

(b) Payoff untuk penjual opsi beli

Gambar 2.1.Payoff dari opsi beli.

9
Contoh 2.5:

Seorang investor membeli sebuah opsi beli untuk membeli saham "X" dengan harga
exercise sebesar Rp1.000,- per lembar saham. Jika harga saham "X" ini di pasar sama
dengan atau lebih kecil dari Rp1.000,- maka investor akan langsung membeli saham "X"
di pasar, sehingga opsi ini tidak pernah digunakan. Jika harga saham di pasar (P) lebih
tinggi dari Rp1.000,- maka pembeli opsi ini akan menggunakan opsi ini dan
mendapatkan payoff sebesar (P - Rp1.000,-) sebagai berikut:

P 600 800 1000 1200 1400

Payoff 0 0 0 200 400

Jika nilai-nilai ini digambarkan akan tampak sebagai berikut ini.

Gambar 2.2. Contoh payoff dari suatu opsi beli.

Laba dari menggunakan opsi beli dihitung dengan mengurangi payoff


dengan harga dari opsinya. Misalnya harga dari opsi adalah sebesar HOB, maka
laba menggunakan opsi beli adalah sebagai berikut:

Laba = payoff – HOB

10
atau:

Laba = - HOB jika P ≤ E.

Laba = (P-E-HOB) jika P > E.

Contoh 2.6:

Jika harga dari opsi beli (HOB) adalah Rp100,- dan exercise price (E) sebesar
Rp1.000,-, maka laba akan sebesar -Rp100,- untuk harga saham (P) ≤ Rp1.000,- dan
laba akan sebesar (P-Rp1.000,- - Rp100,-) untuk harga saham lebih besar dari Rp1.000,-
sebagai berikut ini.

P 600 800 1000 1200 1400

Payoff 0 0 0 200 400

Laba -100 -100 -100 100 300

Jika nilai-nilai ini digambarkan akan tampak sebagai berikut ini.

Gambar 2.3. Contoh payoff dan laba dari suatu opsi beli.

11
2.4.2 Payoff dan Laba untuk Opsi Jual

Untuk pembeli opsi jual (put option), payoff dapat diperhitungkan sebagai berikut
ini. Pembeli opsi jual ini akan menggunakan opsi untuk menjual saham pada harga yang
sudah ditentukan (exercise price). Jika harga opsi tidak diperhitungkan, maka pembeli
tidak akan menggunakan opsi ini untuk menjual saham jika harga saham di pasar lebih
tinggi atau sama dengan harga exercise. Jika harga saham di pasar (P) lebih tinggi atau
sama dengan nilai exercise (E) opsi, maka akan lebih murah menjual saham langsung di
pasar dibandingkan dengan menggunakan opsi jualnya. Untuk kasus ini, yaitu harga
saham di pasar lebih tinggi atau sama dengan harga exercise (P ≥ E), maka opsi jual
tidak akan digunakan, sehingga tidak terjadi payoff atau nilai payoff adalah nol sebagai
berikut:

Payoff = 0 jika P ≥

12
(a) Payoff untuk pembeli opsi jual.

(b) Payoff untuk penjual opsi jual.

Gambar 2.4. Payoff dari Opsi Jual.

Sebaliknya pembeli opsi jual akan diuntungkan menggunakan opsi jualnya jika
harga pasar saham lebih kecil dibandingkan dengan harga exercise dengan payoff
sebesar:

Payoff = (E - P) jika P < E.

13
Hasil penjelasan di atas akan terbalik untuk penjual opsi jual. Jika pembeli opsi
jual diuntungkan dengan mendapatkan payoff sebesar (E - P), maka penjual opsi
jual akan rugi sebesar nilai yang sama.

Contoh 2.7:

Seorang investor membeli sebuah opsi jual untuk menjual saham "X"
dengan harga exercise sebesar Rp1.000,- per lembar saham. Jika harga saham "X"
ini di pasar sama dengan atau lebih besar dari Rp1.000,- maka investor akan
langsung menjual saham "X" di pasar, sehingga opsi ini tidak pernah digunakan.
Jika harga saham di pasar (P) lebih kecil dari Rp1.000,- maka pembeli opsi ini
akan menggunakan opsi ini dengan menjual sahamnya sebesar Rp1.000,- dan
mendapatkan payoff sebesar (Rp1.000,- -P) sebagai berikut:

P 600 800 1000 1200 1400

Payoff 400 200 0 0 0

Jika nilai-nilai ini digambarkan akan tampak sebagai berikut ini.

14
Gambar 2.5. Contoh payoff dari suatu opsi jual.

Laba dari menggunakan opsi jual dihitung dengan mengurangi payoff dengan
harga dari opsinya. Misalnya harga dari opsi jual adalah sebesar HOJ, maka laba
menggunakan opsi jual adalah sebagai berikut:

Laba = payoff – HOJ

atau:

Laba = - HOJ jika P ≥ E.

Laba = (E – P - HOB) jika P < E.

Contoh 2.8:

Jika harga dari opsi jual (HOJ) adalah Rp100,- dan exercise price (E) sebesar
Rp1.000,-, maka laba (di gambar ditunjukkan dengan garis patah-patah) akan
sebesar -Rp100,- untuk harga saham (P) ≥ Rp1.000,- dan laba akan sebesar
(Rp1.000,- - P Rp100,-) untuk harga saham lebih kecil dari Rp1.000,- sebagai
berikut ini.

P 600 800 1000 1200 1400

Payoff 400 200 0 0 0

Laba 300 100 -100 -100 -100

15
Jika nilai-nilai ini digambarkan akan tampak sebagai berikut ini.

Gambar 13.6. Contoh payoff dan laba dari suatu opsi jual.

2.5 Penggunaan Opsi Untuk Lindung Nilai

Tujuan membeli opsi adalah untuk perlindungan (hedging) dari aktiva yang
akan dilindungi dan untuk spekulasi. Melindungi nilai saham dengan suatu opsi
ini disebut dengan hedge yang didefinisikan sebagai suatu cara menggunakan
turunan-turunan (derivatives) untuk mengurangi atau kalau mungkin saling
menghilangkan (offset) risiko dari aktiva yang akan dilindungi.

Opsi jual (put option) digunakan untuk melindungi dari penurunan harga
saham yang dimiliki oleh investor. Karena opsi jual digunakan untuk memproteksi
penurunan harga suatu saham, maka strategi penggunaan opsi untuk perlindungan
ini disebut dengan protective put. Sebaliknya opsi beli (call option) digunakan
untuk perlindungan kenaikan harga saham yang harus dibeli oleh investor yang
melakukan transaksi penjualan pendek (short selling).

16
2.5.1 Perlindungan Penurunan Harga Saham

Investor membeli suatu saham dengan harapan harganya akan naik,


sehingga jika dijual akan mendapatkan return yang positif. Kenyataannya harga
saham tersebut dapat turun. Untuk menghindari kerugian yang besar dari
penurunan harga saham ini, investor dapat menggunakan (meng-exercise) opsi
jualnya. Dengan demikian, opsi jual (put option) dapat digunakan untuk
memproteksi (hedge) penurunan harga saham. Strategi lindung nilai harga saham
dengan opsi jual ini disebut dengan nama jual terproteksi (protected put).

Misalnya investor membeli suatu saham dengan harga Rp1.000,- per


lembarnya. Jika harga saham ini turun kurang dari Rp1.000,- maka investor akan
mengalami kerugian. Misal nya harga saham turun menjadi Rp300,-, maka
investor akan mengalami kerugian sebesar Rp1.000,- - Rp300,- = Rp700,- jika
investor menjual sahamnya. Ceriteranya akan lain jika investor sudah mempunyai
opsi jual (put option). Misalnya opsi jual untuk saham ini dibeli dengan harga
Rp100,- dan nilai exercise-nya adalah Rp900,- artinya investor dapat menjual
saham ini kepada penjual opsi sebesar Rp900,- tidak perduli berapapun harga
sahamnya di pasar. Jika harga saham turun menjadi Rp300,-, investor tetap dapat
menjualnya kepada penjual opsi sebesar Rp900,-, sehingga kerugian investor
hanya sebesar Rp1.000,- - Rp900,- = Rp100,- saja (kerugian total setelah
dipertimbangkan dengan harga opsinya akan menjadi Rp100,- + Rp100,- =
Rp200,-). Dengan demikian jika investor mempunyai opsi jual, jika harga saham
naik, opsi ini tidak akan digunakan dan investor akan dapat menikmati labanya.
Sebaliknya jika harga saham turun, maksimum total kerugian yang akan
ditanggung investor hanya sebesar Rp200,-. Ilustrasi ini dapat digambarkan
sebagai berikut ini.

17
a. Laba investor menjual saham tanpa b. Payoff dan Laba investor
menjual opsi jual saham dengan
opsi jual.

Gambar 2.7. Laba atau rugi investor menjual saham dengan atau tanpa
opsi jual.

2.5.2 Perlindungan Kenaikan Harga Saham

Opsi beli digunakan untuk melindungi harga saham yang naik. Opsi beli
banyak digunakan untuk lindung nilai penjualan pendek (short sale). Untuk
penjualan pendek (short sale), investor mengharapkan menjual terlebih dahulu
suatu saham sementara harganya masih tinggi dan membelinya kembali nanti
pada saat harga sahamnya turun, sehingga dapat diperoleh laba dari selisihnya. Di
penjualan pendek (short sale), harapan investor harga saham akan turun untuk
dibeli kembali, akan tetapi kenyataannya harga saham tersebut dapat naik. Jika
investor mempunyai opsi beli (call option), untuk menghindari kerugian yang
besar dari kenaikan harga saham ini, investor dapat menggunakan (meng-exercise)
opsi belinya untuk membeli saham dengan harga yang tertentu yang lebih murah

18
dari harga naiknya. Dengan demikian, opsi jual dapat digunakan untuk
melindungi (hedge) dari penjualan pendek (short sale).

Misalnya investor menjual pendek (short sale) suatu saham dengan harga
Rp2.000,- per lembarnya. Investor mengharapkan harga saham ini turun di bawah
nilai Rp2.000,- dan akan membelinya sehingga akan diperoleh laba dari nilai
selisihnya. Akan tetapi, jika harga saham ini naik lebih dari Rp2.000,- maka
investor akan mengalami kerugian, karena dia harus membeli saham dengan nilai
yang lebih besar dari nilai yang dia jual. Misalnya harga saham naik menjadi
Rp2.500,-, maka investor akan mengalami kerugian sebesar Rp2.500,- - Rp2.000,-
= Rp500,- jika dia harus membelinya. Ceriteranya akan lain jika investor sudah
mempunyai opsi beli (call option). Misalnya opsi beli untuk saham ini dibeli
dengan harga Rp100,- dan nilai exercise-nya adalah Rp2.200,- artinya investor
dapat membeli saham ini dari penjual opsi sebesar Rp2.200,- tidak peduli
berapapun harga sahamnya di pasar. Jika harga saham naik menjadi Rp2.500,-,
investor tetap dapat membelinya dari penjual opsi sebesar Rp2.200,-, sehingga
kerugian investor hanya sebesar Rp2.200,- -Rp2.000, = Rp200,- saja (kerugian
total setelah dipertimbangkan dengan harga opsinya akan menjadi Rp200,-
Rp100,- = Rp300,-). Dengan demikian jika investor mempunyai opsi beli, jika
harga saham turun, opsi ini tidak akan digunakan karena investor dapat membeli
langsung sahamnya di pasar dengan harga yang lebih murah. Sebaliknya jika
harga saham naik, maksimum total kerugian yang akan ditanggung investor hanya
sebesar Rp300,-. Ilustrasi ini dapat digambarkan sebagai berikut ini.

19
a. Laba investor membeli saham tanpa b. Payoff dan Laba investor
membeli opsi beli dengan opsi
beli.

Gambar 2.8. Laba atau rugi investor membeli saham dengan atau tanpa
opsi beli.

Contoh 2.9:

Pada sekitar bulan April 1997, beberapa investor memperkirakan bahwa


saham Bank Pikko akan mengalami penurunan. Mengetahui hal ini, beberapa
investor melakukan penjualan pendek (short sale). Kenyataannya benar, harga
saham ini mulai turun. Saat mereka akan membeli kembali saham ini, ternyata
yang akan membeli saham ini cukup banyak. Ini menunjukkan bahwa banyak
investor melakukan penjualan pendek. Akibat lebih lanjutnya, karena permintaan
beli saham besar dan banyak penjual yang tidak mau melepaskan sahamnya, maka
harga saham mulai menaik. Karena permintaan (demand) dari saham besar dan
disisi penawaran (supply) sedikit, harga saham mulai merangkak dengan cepat.
Kondisi ini diperparah dengan paniknya para investor karena mereka harus

20
membeli saham tersebut untuk dikembalikan ke pialang (broker) mereka karena
pada waktu mereka melakukan penjualan pendek, mereka meminjamnya secara
fisik dari pialang mereka. Akibatnya saham Bank Pikko yang diperkirakan turun,
kenyataannya meroket hampir 300% dari nilai Rp1.400,- menjadi Rp4.000,-.
Untuk kasus ini, para investor yang harapannya mendapatkan laba dari penurunan
harga saham, malah sebaliknya menderita kerugian besar dengan kenaikan harga
saham. Ceriteranya akan berbeda jika para investor mempunyai opsi beli, mereka
tidak akan rugi sebesar itu. Prakteknya pada saat itu opsi memang belum
diperjual-belikan di pasar modal Indonesia.

2.6 Melindungi Opsi

Penerbit opsi beli akan mengalami kerugian jika harga saham naik.
Pembeli opsi beli akan menggunakan haknya untuk membeli sahamnya dengan
harga lebih murah dibandingkan dengan pasar saham yang naik tersebut. Penjual
opsi beli harus menyediakan saham ini dan membelinya di pasar dengan harga
yang lebih tinggi. Strategi lindung nilai ini disebut dengan covered call, karena
membeli saham terlebih dahulu untuk menutup (covered) kenaikan harga saham
pada saat menjual opsi.

2.7 Penggunaan Opsi untuk Spekulasi

Opsi selain sebagai lindung nilai aktiva lain, opsi juga banyak digunakan
untuk spekulasi. Opsi digunakan untuk spekulasi jika tidak untuk melindungi
suatu aktiva, tetapi dibeli untuk dijual kembali dengan harga yang tinggi.
Spekulasi terjadi karena harga opsi bisa naik melambung tinggi, tetapi juga bisa
turun drastis bahkan Rp0,- jika sampai jatuh tempo.

2.7.1 Spekulasi Membeli Opsi Jual

Spekulan membeli opsi jual (put option) dengan harapan harga saham
yang diacunya akan turun. Jika harga saham naik, maka pemegang opsi tidak akan

21
menggunakannya tetapi akan menjual langsung ke pasar dengan harga yang
tinggi. Namun, jika harga saham turun, pemegang opsi tidak akan menjualnya di
pasar dengan harga murah tetapi akan menggunakan opsi untuk menjualnya
dengan harga tinggi di opsi sebagai exercise price. Jika harga saham turun, maka
opsi jual akan mempunyai nilai (in the money). Dengan demikian harga yang
diacu turun, maka nilai opsi jual akan naik.

Misalnya, investor membeli suatu opsi jual (put option) dengan harga
Rp100,- dan nilai exercise-nya adalah Rp900,-. Harga pasar saham yang diacu
oleh opsi jual ini pada saat itu adalah Rp 1.000,-. Misalnya harga saham turun
menjadi Rp700,- di pasar modal. Investor lain yang tidak mempunyai opsi jual ini
jika harus menjual saham ini jika harus menjual saham ini di pasar modal seharga
Rp700,-, tetapi jika dia mempunyai opsi jual akan dapat menjualnya senilai
Rp900,-, sehingga dapat mengurangi kerugian sebesar Rp900,- - Rp700,- =
Rp200,-. Jika investor ingin membeli opsi jual yang dimiliki oleh spekulan, maka
investor ini akan berani membayar maksimum menutupi kerugiannya yaitu
sebesar Rp200,- dan nilai opsi di pasar modal akan bernilai Rp200,- (dengan
asumsi akan segera jatuh tempo dan segera digunakan untuk menjual sahamnya).

Maksimum penurunan yang dihadapi spekulan jika membeli opsi jual


adalah 100%, yaitu opsi tidak digunakan dan jatuh tempo karena harga sahamnya
naik. Maksimum kenaikan opsi jual adalah Rp900,- jika harga saham turun
sampai dengan nilai Rp0,- . maksimum kenaikan ini adalah sebesar 9x atau 900%.

2.7.2 Spekulasi membeli Opsi Beli

Nilai opsi beli (call option) akan turun jika harga saham yang diacu
nilainya turun, karena investor lebih baik membeli saham di pasar yang lebih
murah. Penurunan maksimum nilai opsi beli ini adalah sebesar Rp100%, yaitu
jika opsi beli tidak digunakan dan jatuh tempo.

22
Nilai opsi beli (call option) sebaliknya akan naik jika harga saham yang
diacu nilainya naik, karena investor akan lebih murah membeli menggunakan opsi
beli yang lebih murah dibandingkan dengan membeli di pasar dengan harga yang
naik. Kenaikan maksimum nilai opsi beli dapat mencapai tak terhingga jika harga
saham naik dengan drastis.

Contoh :

Spekulan membeli opsi beli (call option) seharga Rp100,- dan dapat
digunakan untuk membeli saham yang diacu seharga Rp1.100,-. Jika harga saham
ini naik menjadi Rp3.000 maka harga opsi akan bernilai Rp3.000 – Rp1.100 =
Rp1.900,- atau nilai opsi naik 19x (1.900%)

2.8. Valuasi Dari Opsi

Mengetahui nilai sebenarnya dari suatu opsi adalah hal yang penting. Jika
seseorang dapat menentukan nilai intrinsic ini, maka nilai pasar dari opsi akan
dapat ditentukan.

2.8.1 Nilai Intrinsik Opsi Beli

Beberapa sebenarnya nilai intrinsic dari suatu opsi. Misalnya suatu opsi
beli mempunyai exercise price (E) sebesar Rp 1.100,- dan harga saham di pasar
modal (P) adalah sebesar Rp 1.300,- Beberapa investor mau membayar opsi beli
ini? Jika membeli opsi beli ini, maka investor akan dapat memperoleh laba
sebesar Rp 1.300,- - Rp 1.100,- = Rp 200,-, yaitu membeli saham dengan
menggunakan opsi beli sebesar Rp 1.100,- dan dapat menjualnya di pasar modal
segera sebesar Rp 1.300,-, Dengan demikian investor akan mau mebeli opsi beli
ini maksimum sebesar Rp 200,- Nilai ini merupakan nilai intrinsic dari opsi beli.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa jika harga pasar saham (P)
lebih besar dari exercise price (E) dari opsi beli atau posisi opsi beli adalah in the
money, maka nilai intrinsic opsi beli adalah P – E. Sebaliknya jika harga pasar

23
saham (P) lebih kecil dari exercise price (E) dari opsi beli atau posisi opsi beli
adalah out the money, maka nilai intrinsik opsi beli adalah 0, karena opsi beli
tidak akan digunakan disebabkan membeli saham di pasar modal lebih murah.
Uraian ini dapat disimpulkan secara matematik sebagai berikut :

Nilai Intrinsik opsi beli = Maksimum {(P – E), 0}

Contoh 2.11 :

Harga suatu saham di pasar modal adalah sebesar Rp 1.200,- per


lembarnya dan exercise price saham ini di suatu opsi beli adalah sebesar Rp
1.100,-. Beberapa nilai intrinsic opsi beli? Nilai intrinsik opsi beli ini adalah
maksimum dari (Rp 1.200,- - Rp 1.100,- = Rp 100,-) dengan nilai Rp0,- yaitu
sebesar Rp0,-.

2.8.2 Nilai Intrinsik Opsi Jual

Nilai intrinsik opsi jual berlawanan dengan nilai intrinsik opsi beli. Jika
harga pasar saham (P) lebih kecil dari exercise price (E) dari opsi jual atau posisi
opsi jual adalah in the money, maka nilai intrinsik opsi jual adalah E-P.

Uraian ini dapat disimpulkan secara matematik sebagai berikut :

Nilai intrinsik opsi jual = Maksimum {(E – P), 0}

Contoh 2.13 :

Harga suatu saham di pasar modal adalah sebesar Rp 900,- perlembarnya dan
exercise price saham ini di suatu opsi jual adalah sebesar Rp 1.100,-. Beberapa
nilai intrinsik opsi jual ini? Nilai Intrinsik opsi jual ini adalah maksimum dari (Rp
1.100,- - Rp 900,- = Rp 200,-) dengan nilai Rp 0,-, yaitu sebesar Rp0,-.

24
2.8.3 Nilai Waktu Opsi

Nilai pasar dari opsi tidak mungkin lebih rendah dari nilai intrinsiknya.
Jika ini terjadi maka arbitrageurs, yaitu speculator-spekulator yang memanfaatkan
keutungan akibat penyimpangan tidak berisiko akibat penyimpangan, akan
membeli opsi ini dengan menggunakan (exercise) opsi tersebut untuk
mendapatkan keuntungan. Kalau spekulator melakukannya, maka harga opsi akan
naik, sehingga tidak akan terjadi arbitrase lagi.

Kebalikannya mungkin terjadi, yaitu harga suatu opsi (nilai pasar opsi)
akan lebih tinggi dari nilai intrinsiknya. Hal ini disebabkan karena adanya nilai
waktu (time value).

Nilai dari waktu dapat di hitung sebagai perbedaan antara nilai pasar opsi
dengan nilai intrinsiknya sebagai berikut :

Nilai waktu = Nilai Pasar opsi – Nilai intrinsic

Contoh 2.15 :

Nilai suatu opsi dijual di pasar sebesar Rp 200,- dan nilai intrinsiknya sebesar Rp
150,-. Maka nilai dari waktu adalah Rp 200,- - Rp 150,- = Rp 50,-.

Dari rumus sebelumnya, dapat juga dipahami bahwa nilai pasar suatu opsi
adalah nilai intrinsik ditambah dengan nilai waktunya sebagai berikut :

Nilai pasar opsi = Nilai intrinsic + Nilai waktu

Ilustrasi berikut ini menunjukkan data harga suatu saham dan data
mengenai opsi beli (call option) untuk saham tersebut.

25
26
2.9 Model Black-Scholes

Mengevaluasi nilai intrinsic opsi telah dibahas sebelumnya. Menetukan


nilai pasar opsi merupakan hal yang tidak mudah. Banyak faktor mempengaruhi
nilai pasar opsi. Salah satu model yang terkenal untuk menghitung nilai pasar dari
opsi adalah Model Harga Opsi Black-Scholes (Black-Scholes Option Pricing
Model) yang dikembangkan oleh Fisher Black dan Myron Scholes di tahun 1973.
Model penilaian opsi dari Black-Scholes ini dimaksudkan untuk opsi Eropa.

Dalam membangun modelnya, Black-Scholes enggunakan beberapa


asumsi,. Asumsi-asumsi ini adalah sebagai berikut :

1. Saham yang dihubungkan dengan opsi tidak pernah membayar dividen selama
umur dari opsi.
2. Tidak ada biaya transaksi untuk membeli dan menjual opsi dan sahamnya.
3. Tingkat suku bunga bebas risiko (risk-free interest) konstan selama umur opsi.
4. Pembeli saham dapat meminjam pinjaman jangka pendek dengan tingkat suku
bunga bebas risiko.
5. Penjualan pendek (short-selling) diijinkan dan penjual pendek akan menjual
sahamnya dengan harga pasar saat itu.
6. Opsi hanya dapat digunakan (exercise) pada saat jatuh tempo.
7. Pasar likuid dan perdagangan semua sekuritas dapat terjadi terus-menerus.
8. Harga pasar saham-saham bergerak secara acak.

Rumus penilaian opsi Black-Scholes untuk opsi beli (call option) adalah
sebagai berikut :

27
2. 10 Penentu-Penentu Harga Opsi

Dari rumus harga opsi Black Scholes, maka dapat diketahui penentu-penentu dari
harga opsi sebagai berikut ini :

1. Harga saham bersangkutan (P)

Harga saham berhubungan positif dengan nilai opsi beli karena meningkatkan
nilai intrinsik opsi beli. Harga saham naik akan menaikkan posisi in the money
dari opsi beli.

2. Exercise price

Harga penggunaan (exercise price) dari opsi mempunyai pengaruh berlawanan


dengan harga sahamnya. Jika harga penggunaan (exercise price) dari opsi naik

28
akan menurunkan nilai intrinsik opsi beli dan akibatnya menaikkan posisi out the
money dari opsi beli.

3. Waktu sisa jatuh tempo opsi

Waktu sisa jatuh tempo mempengaruhi nilai opsi beli dan opsi jual secara positif.

4. Deviasi standar return saham

Semakin besar variabilitas return saham, semakin besar nilai opsi beli dan opsi
jual.

5. Tingkat suku bunga

Tingkat suku bunga mempunyai hubungan positif dengan harga opsi beli, tetapi
berhubungan negatif dengan opsi jual.

6. Dividen kas

Ika dividen kas dipertimbangkan, yaitu perusahaan membayar dividen kas, maka
akan mempunyai pengaruh negatif pada opsi beli dan pengaruh positif pada opsi
jual.

Contoh 2.19 :

Contoh berikut ini menunjukkan pengaruh perubahan penentu-penentu opsi ke


harga opsi beli dan opsi jual sebagai berikut ini.

29
Tabel 2.6 Contoh pengaruh perubahan penentu-penentu ke harga opsi

Kenaikan harga saham dari Rp 2.000,- menjadi Rp2.100,- akan mengakibatkan


peningkatan harga opsi beli dari Rp91,42 menjadi Rp136,91 dan penurunan harga
opsi jual dari Rp215,75 menjadi Rp161,24.

Kenaikan exercise price dari Rp2.200,- menjadi Rp2.500,- akan mengakibatkan


penurunan harga opsi beli dari Rp91,42 menjadi Rp28,52. Dan peningkatan harga
opsi jual dari Rp215,75 menjadi Rp442,53.

Kenaikan waktu sampai jatuh tempo dari 6 bulan menjadi 9 bulan akan
mengakibatkan peningkatan harga opsi beli dari Rp91,42 menjadi Rp135,86. Dan
peningkatan harga opsi jual dari Rp215,75 menjadi Rp223,34.

Kenaikan deviasi standart dari 0,25 menjadi 0,50 akan mengakibatkan


peningkatan harga opsi beli dari Rp91,42 menjadi Rp231,34. Dan penignkatan
harga opsi jual dari Rp215,75 menjadi Rp335,68

Kenaikan suku bunga bebas resiko dari 7% menjadi 10% akan mengakibatkan
peningkatan harga opsi beli dari Rp91,42 menjadi Rp102,47. Dan penurunan
harga opsi jual dari Rp215,75 menjadi Rp195,18

30
Dari hasil contoh diatas, dapt dibuat kesimpulan hubungan antara
penentu-penentu harga opsi dengan harga opsi beli dan harga opsi jual sebagai
berikut ini.

2.11 Opsi Indeks

Selain opsi dihubungkan dengan suatu saham tertentu, opsi juga dapat
dihubungkan dengan nilai indeks pasar, misalnya indeks S&P 500, indeks
Nasdaq-100 dan lainnya. Opsi yang dihubungkan dengan nilai indeks ini disebut
dengan opsi indeks-saham (stock-indeks option).

Investor dapat membeli opsi beli ataupun opsi jual untuk opsi
indeks-saham ini. Dengan indeks-saham ini investor dapat bertransaksi
berdasarkan pergerakan dari pasar. Dengan membeli opsi indeks-saham ini,
investor hanya perlu mengambil keputusan berdasarkan pergerakan dari pasar
saja. Misalnya investor mengekspetasi bahwa pasar akan membaik (bullish), maka
dia dapat membeli opsi beli dan sebaliknya jika mengekpetasi pasar turun
(bearish), maka ia dapat membeli opsi jual.

31
BAB III

PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan

Opsi (option) adalah suatu tipe kontrak antara dua pihak yang satu
memberikan hak kepada yang lain untuk membeli atau menjual suatu aktiva pada
harga yang tertentu dalam jangka waktu tertentu. Disebut dengan opsi (option)
karena pemegang atau pembeli opsi mempunyai pilihan (opsi) untuk
menggunakan opsi tersebut kapan saja selama masih berlaku atau tidak
menggunakannya sampai habis masa berlakunya.

Ada dua macam tipe kontrak opsi saham. Kedua tipe ini adalah opsi beli
(call option), yaitu suatu tipe kontrak yang memberikan hak kepada pembeli opsi
untuk membeli (call) dari penjual opsi sejumlah lembar saham tertentu pada harga
tertentu dalam jangka waktu tertentu dan opsi jual (put option) yaitu suatu tipe
kontrak yang memberikan hak kepada pembeli opsi untuk menjual (put) kepada
penjual opsi sejumlah lembar saham tertentu pada harga tertentu dalam jangka
waktu tertentu.

Ada dua pihak yang terlibat dalam opsi, yaitu pembeli dan penjual (writer)
dari opsi. Laba dari pembeli adalah rugi bagi penjual dan sebaliknya.Pembeli opsi
jual ini akan menggunakan opsi untuk menjual saham pada harga yang sudah
ditentukan (exercise price). Jika harga opsi tidak diperhitungkan, maka pembeli
tidak akan menggunakan opsi ini untuk menjual saham jika harga saham di pasar
lebih tinggi atau sama dengan harga exercise. Jika harga saham di pasar (P) lebih
tinggi atau sama dengan nilai exercise (E) opsi, maka akan lebih murah menjual
saham langsung di pasar dibandingkan dengan menggunakan opsi jualnya.

Tujuan membeli opsi adalah untuk perlindungan (hedging) dari aktiva


yang akan dilindungi dan untuk spekulasi. Melindungi nilai saham dengan suatu

32
opsi ini disebut dengan hedge yang didefinisikan sebagai suatu cara menggunakan
turunan-turunan (derivatives) untuk mengurangi atau kalau mungkin saling
menghilangkan (offset) risiko dari aktiva yang akan dilindungi.

Opsi jual (put option) digunakan untuk melindungi dari penurunan harga
saham yang dimiliki oleh investor. Karena opsi jual digunakan untuk memproteksi
penurunan harga suatu saham, maka strategi penggunaan opsi untuk perlindungan
ini disebut dengan protective put. Sebaliknya opsi beli (call option) digunakan
untuk perlindungan kenaikan harga saham yang harus dibeli oleh investor yang
melakukan transaksi penjualan pendek (short selling).

33
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Jogiyanto. (2016). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta :


BPFE-Yogyakarta

34
35

Anda mungkin juga menyukai