Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AQIDAH

Keutamaan Sahabat Nabi


Dosen Pembimbing: Yusdi Haq, Lc

Disusun oleh:
Lukita Paramita

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


MA’HAD ‘ALY BAHASA ARAB ISLAM
SURAKARTA

i
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Lukita Paramita

Judul Makalah : Keutamaan Sahabat Nabi

Makalah ini telah disahkan oleh dosen pembimbing mata kuliah Aqidah
pada,

Hari :

Tanggal :

Mengesahkan,

Dosen Pembimbing Mata Kuliah Aqidah

Yusdi Haq, Lc

ii
DAFTAR ISI

Halaman Depan................................................................................................i
Lembar Pengesahan..........................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................................1
Rumusan Masalah.............................................................................................2
Tujuan Penulisan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
Sahabat Nabi.....................................................................................................3
Jumlah Sahabat Nabi........................................................................................4
Keutamaan Sahabat Nabi..................................................................................3
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................................................9
Daftar Pustaka................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sahabat Nabi adalah setiap orang yang berada di dekat Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam, orang yang melihat beliau dan beriman kepada
Allah. Orang yang melihat beliau namun berasal dari kaum kafir dan orang yang
masuk Islam setelah Nabi Muhammad meninggal tidak termasuk dalam sahabat
Nabi.
Jumlah Nabi tidak mungkin dapat dipastikan karena mereka terpencar di
berbagai negeri, daerah, dan penjuru bumi. Bahkan di zaman Nabi sendiri tidak
ada yang mengumpulkan daftar nama-nama orang yang masuk Islam dan yang
lahir di keluarga muslim.
Salah satu prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah, kita tidak boleh mencela
sahabat Nabi. Imam Al-Muzani rahimahullah berkata,
ِ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِمنَ التَّ ْف‬
‫ ثُ َّم‬, ‫ض ْي ِل‬ َ ِ‫ب لَهُ ْم َرسُوْ ُل هللا‬ َ ‫َونُ ْخلِصُ لِ ُك ِّل َر ُج ٍل ِم ْنهُ ْم ِمنَ الم َحبَّ ِة بِقَ ْد ِر الَّ ِذي أَوْ َج‬
‫ك َع ِن‬ ُ ‫ َونُ ْم ِس‬, ‫اس ِن أَ ْف َعالِ ِه ْم‬
ِ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ ْم أَجْ َم ِع ْينَ َويُقَا ُل بِفَضْ لِ ِه ْم َوي ُْذ َكرُوْ نَ بِ َم َح‬ِ ‫لِ َسائِ ِر أَصْ َحابِ ِه ِم ْن بَ ْع ِد ِه ْم َر‬
ُ‫صارًا لِ ِد ْينِ ِه فَهُ ْم أَئِ َّمة‬
َ ‫ضاهُ ُم هللاُ لِنَبِيِّ ِه َو َج َعلَهُ ْم أَ ْن‬ ِ ْ‫ فَهُ ْم ِخيَا ُر أَ ْه ِل األَر‬, ‫ض فِ ْي َما َش َج َر بَ ْينَهُ ْم‬
َ َ‫ض بَ ْع َد نَبِيِّ ِه ْم اِرْ ت‬ ِ ْ‫ال َخو‬
‫ض َي هللاُ َع ْنهُ ْم أَجْ َم ِعيْن‬
ِ ‫ال ِّد ْي ِن َوأَ ْعالَ ُم الم ْسلِ ِم ْينَ َر‬
“Kita pun diperintahkan untuk mencintai mereka dengan kadar yang Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam tetapkan karena keutamaan yang ada pada mereka.
Kemudian sahabat yang lain selain itu. Semoga Allah meridai mereka semua.
Keutamaan dan kebaikan perbuatan mereka disebut-sebut. Kita tahan diri dari
membicarakan perselisihan di antara mereka. Karena mereka adalah sebaik-baik
manusia di muka bumi sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah rida
kepada mereka karena nabi-Nya. Allah menjadikan mereka penolong untuk
agama ini. Mereka adalah para imam dalam agama ini. Mereka yang paling
berilmu di antara kaum muslimin. Semoga Allah meridai mereka semuanya”
(Tuasikal, 2021).

iv
B. Rumusan Masalah
1. Siapakah sahabat nabi?
2. Berapakah jumlah sahabat nabi?
3. Bagaimanakah keutamaan sahabat nabi?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sahabat nabi
2. Mengetahui jumlah sahabat nabi
3. Mengetahui keutamaan sahabat nabi

v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sahabat Nabi
Imam Al-Bukhari rahimahullah dalam kitab sahihnya (3:1333) berkata,

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أَوْ َرآهُ ِم ْن ْال ُم ْسلِ ِمينَ فَهُ َو ِم ْن أَصْ َحابِ ِه‬ َّ ِ‫ب النَّب‬
َ ‫ي‬ َ ‫َو َم ْن‬
َ ‫ص ِح‬
“Siapa saja yang bersahabat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau
melihat beliau dari kaum muslimin, maka ia termasuk sahabat.”
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata bahwa perkataan Imam Al-
Bukhari adalah pendapat Imam Ahmad dan kebanyakan ulama hadits. Perkataan
Imam Bukhari “dari kaum muslimin”, berarti setiap yang bersama beliau atau
melihatnya dari orang kafir tidak termasuk sahabat. Adapun yang masuk Islam
setelah beliau meninggal dunia juga tidak termasuk sahabat sebagaimana pendapat
mu’tamad.
Al-Hafizh Al-‘Iraqi rahimahullah ketika mendefinisikan sahabat, beliau
mengatakan,
ً‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُم ْسلِما ً ثُ َّم َماتَ َعلَى ا ِإل ْسالَ ِم ؛ لِيَ ْخ ُر َج َم ِن ارْ تَ َّد َو َماتَ َكافِرا‬ َّ ِ‫ص َحابِ ُّي َم ْن لَقِ َي النَّب‬
َ ‫ي‬ َّ ‫ال‬
“Sahabat Nabi adalah siapa saja yang berjumpa dengan Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam dalam keadaan Islam dan mati dalam keadaan Islam. Dari definisi
berarti tidak termasuk sahabat Nabi, mereka yang murtad atau mati dalam
keadaan kafir.”
Sedangkan yang melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadan
kafir kemudian masuk Islam setelah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat,
maka tidak termasuk dalam istilah sahabat Nabi. Demikian menurut pendapat
yang masyhur, contoh dalam hal ini adalah utusan Qaishar. Inilah yang disebutkan
dalam Syarh At-Tabshirah wa At-Tadzkirah, halaman 205 (Tuasikal, 2012).

Apa ada di antara kalangan jin yang termasuk sahabat Nabi?


‫ ” أما الجن فالراجح دخولهم ؛ ألن النبي‬: – ‫وقال ابن حجر رحمه هللا – عند كالمه في تعريف الصحابي‬
‫ فمن عرف اسمه منهم ال‬, ‫ فيهم العصاة والطائعون‬, ‫ وهم مكلفون‬, ‫صلى هللا عليه وسلم بعث إليهم قطعا‬
)7/4( ” ‫ ينبغي التردد في ذكره في الصحابة ” انتهى من ” فتح الباري‬. 

vi
Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan bahwa sesuai dengan definisi
sahabat, jin juga termasuk dalam sahabat menurut pendapat yang terkuat. Karena
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga diutus kepada mereka. Para jin juga
termasuk mukallaf (yang dibebani syariat). Di antara jin ada yang ahli maksiat,
ada yang ahli taat dan ada yang masuk dalam definisi sahabat, maka ia termasuk
sahabat.
 
B. Jumlah Sahabat Nabi
Tidak bisa dipastikan jumlah sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
karena mereka berada di berbagai daerah. Dan juga tidak ada satu kitab pun yang
menyebutkan satu per satu nama sahabat yang telah masuk Islam dan lahir dalam
keadaan Islam. Sebagaimana kata Ka’ab bin Malik radhiyallahu ‘anhu ketika ia
ketinggalan dari Perang Tabuk,
ٌ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َكثِي ٌر َواَل يَجْ َم ُعهُ ْم ِكتَابٌ َحافِظ‬ ِ ‫َو ْال ُم ْسلِ ُمونَ َم َع َرس‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
“Kaum muslimin yang hidup bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
itu amat banyak, tidak ada satu pun kitab yang bisa mengumpulkan nama-nama
mereka.” (HR. Bukhari, nomor 4418 dan Muslim, nomor 2769).
Al-Hafizh Abu Zur’ah Ar-Razi (guru dari Imam Muslim) menyebutkan
jumlah sahabat Nabi adalah 114.000. Hal ini diriwayatkan oleh Al-Khathib Al-
Baghdadi dalam Al-Jami’, 2: 293.

C. Keutamaan Sahabat Nabi


Merenungkan Sifat Mulia Para Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sifat mulia para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, termaktub
dalam ayat berikut setelah Allah memuji Rasul-Nya yang mulia. Allah Ta’ala
berfirman,
ِ ‫ار ُر َح َما ُء بَ ْينَهُ ْم تَ َراهُ ْم ُر َّكعًا ُس َّجدًا يَ ْبتَ ُغونَ فَضْ اًل ِمنَ هَّللا‬ ِ َّ‫ُم َح َّم ٌد َرسُو ُل هَّللا ِ َوالَّ ِذينَ َم َعهُ أَ ِش َّدا ُء َعلَى ْال ُكف‬
ْ ‫ع أَ ْخ َر َج َش‬
ُ‫طأَه‬ ٍ ْ‫ك َمثَلُهُ ْم فِي التَّوْ َرا ِة َو َمثَلُهُ ْم فِي اإْل ِ ْن ِجي ِل كَزَر‬ َ ِ‫َو ِرضْ َوانًا ِسي َماهُ ْم فِي ُوجُو ِه ِه ْم ِم ْن أَثَ ِر ال ُّسجُو ِد َذل‬
ِ ‫الزرَّا َع لِيَ ِغيظَ بِ ِه ُم ْال ُكفَّا َر َو َع َد هَّللا ُ الَّ ِذينَ آَ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
‫ت‬ ُّ ُ‫فَآ َ َز َرهُ فَا ْستَ ْغلَظَ فَا ْستَ َوى َعلَى سُوقِ ِه يُ ْع ِجب‬
‫ِم ْنهُ ْم َم ْغفِ َرةً َوأَجْ رًا َع ِظي ًما‬

vii
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.
Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya,
tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah
sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti
tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu
kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan
hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh diantara mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS. Al Fath: 29)
(Tuasikal, 2012).
Mula-mula ayat ini berisi pujian Allah Ta’ala kepada Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau tidak disangsikan lagi adalah benar. Lalu
beliau dipuji sebagai utusan Allah, di mana pujian ini mencakup semua sifat yang
mulia. Kemudian setelah itu, barulah datang pujian kepada sahabat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

Apa saja pujian bagi para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Pertama: Mereka keras terhadap orang kafir namun begitu penyayang
terhadap sesama mereka yang beriman sebagaimana disebutkan dalam ayat di
atas,
ِ َّ‫َوالَّ ِذينَ َم َعهُ أَ ِش َّدا ُء َعلَى ْال ُكف‬
‫ار ُر َح َما ُء بَ ْينَهُ ْم‬
“Dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang
kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka”.
Pujian seperti itu terdapat pula dalam ayat lainnya,
َ‫فَ َسوْ فَ يَأْتِي هَّللا ُ بِقَوْ ٍم ي ُِحبُّهُ ْم َويُ ِحبُّونَهُ أَ ِذلَّ ٍة َعلَى ْال ُم ْؤ ِمنِينَ أَ ِع َّز ٍة َعلَى ْال َكافِ ِرين‬
“Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka
dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang
mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir” (QS. Al Maidah: 54).

viii
Inilah sifat yang semestinya dimiliki oleh orang beriman. Mereka keras
dan berlepas diri dari orang kafir dan mereka berbuat baik terhadap orang-orang
beriman. Mereka bermuka masam di depan orang kafir dan bermuka ceria di
hadapan saudara mereka yang beriman. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
ً‫ار َو ْليَ ِجدُوا فِي ُك ْم ِغ ْلظَة‬
ِ َّ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا قَاتِلُوا الَّ ِذينَ يَلُونَ ُك ْم ِمنَ ْال ُكف‬
“Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar
kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan
ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa” (QS. At
Taubah: 123).
Dari An Nu’man bin Basyir, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
‫َمثَ ُل ْال ُم ْؤ ِمنِينَ فِى تَ َوا ِّد ِه ْم َوتَ َرا ُح ِم ِه ْم َوتَ َعاطُفِ ِه ْم َمثَ ُل ْال َج َس ِد إِ َذا ا ْشتَ َكى ِم ْنهُ عُضْ ٌو تَدَاعَى لَهُ َسائِ ُر ْال َج َس ِد بِال َّسهَ ِر‬
‫َو ْال ُح َّمى‬
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu
tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan
merasakan panas dan demam” (HR. Muslim no. 2586).
Dari Abu Musa, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ِ َ‫ْال ُم ْؤ ِمنُ لِ ْل ُم ْؤ ِم ِن َك ْالبُ ْني‬
ُ ‫ يَ ُش ُّد بَ ْع‬، ‫ان‬
‫ضهُ بَ ْعضًا‬
“Seorang mukmin dengan mukmin yang lain seperti sebuah bangunan yang
bagian-bagiannya saling menguatkan satu dan lainnya” (HR. Bukhari no. 6026
dan Muslim no. 2585).
Kedua: Para sahabat nabi adalah orang yang gemar beramal sholeh, juga
memperbanyak shalat dan shalat adalah sebaik-baik amalan
Ketiga: Mereka dikenal ikhlas dalam beramal dan selalu mengharapkan
pahala di sisi Allah, yaitu balasan surga.
Kedua sifat ini disebutkan dalam ayat di bawah ini,
‫تَ َراهُ ْم ُر َّكعًا ُس َّجدًا يَ ْبتَ ُغونَ فَضْ اًل ِمنَ هَّللا ِ َو ِرضْ َوانًا‬
“Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya”
Keempat: Mereka terkenal khusyu’ dan tawadhu’. Itulah yang disebutkan
dalam ayat,

ix
‫ِسي َماهُ ْم فِي ُوجُو ِه ِه ْم ِم ْن أَثَ ِر ال ُّسجُو ِد‬
“Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud”.
Ibnu ‘Abbas mengatakan bahwa yang dimaksud adalah tanda yang baik.
Mujahid dan ulama tafsir lainnya mengatakan bahwa yang dimaksud adalah
khusyu’ dan tawadhu’. Ulama pakar tafsir lainnya, yaitu As-Sudi berkata bahwa
yang dimaksud adalah shalat telah membaguskan wajah mereka. Sebagian salaf
berkata,
‫من كثرت صالته بالليل حسن وجهه بالنهار‬
“Siapa yang banyak shalatnya di malam hari, maka akan berserilah wajahnya di
siang hari.”
Sebagian mereka pula berkata,
‫ ومحبة في قلوب الناس‬،‫ وسعة في الرزق‬،‫ وضياء في الوجه‬،‫إن للحسنة نورا في القلب‬.
“Setiap kebaikan akan memancarkan cahaya di hati dan menampakkan sinar di
wajah, begitu pula akan melampangkan rizki dan semakin membuat hati manusia
tertarik padanya.”
Karena baiknya hati, hal itu akan dibuktikan dalam amalan lahiriyah.
Sebagaimana perkataan ‘Umar bin Khattab,
‫من أصلح سريرته أصلح هللا عالنيته‬.
“Siapa yang baik hatinya, maka Allah pun akan memperbaiki lahiriyahnya.”
Para sahabat radhiyallahu ‘anhum, niat mereka dan amal baik mereka
adalah murni hanya untuk Allah. Sehingga siapa saja yang memandang mereka,
maka akan terheran dengan tanda kebaikan dan jalan hidup mereka. Demikian
kata Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya.
Kelima: Para sahabat dipuji oleh umat sebelum Islam dan mereka adalah
sebaik-baik umat. Imam Malik rahimahullah berkata bahwa telah sampai pada
beliau, jika kaum Nashoro melihat para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang menaklukkan Syam, mereka berkata, “Demi Allah, mereka sungguh
lebih baik dari Hawariyyin (pengikut setia Nabi ‘Isa ‘alaihis salam),
sebagaimana yang sampai pada kami.” Kaum Nashrani telah membenarkan hal
ini. Ini menunjukkan bahwa umat Islam adalah umat yang dalam anggapan umat-
umat sebelum Islam sebagaimana termaktub dalam kitab-kitab mereka. Dan umat

x
Islam yang paling mulia dan utama adalah para sahabat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu dalam ayat yang kita bahas di atas disebutkan,
ْ ‫ع أَ ْخ َر َج َش‬
ُ‫طأَهُ فَآ َ َز َرهُ فَا ْستَ ْغلَظَ فَا ْست ََوى َعلَى سُوقِ ِه يُ ْع ِجب‬ ٍ ْ‫ك َمثَلُهُ ْم فِي التَّوْ َرا ِة َو َمثَلُهُ ْم فِي اإْل ِ ْن ِجي ِل كَزَر‬
َ ِ‫َذل‬
ُّ
‫الزرَّا َع‬
“Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil,
yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan
tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya;
tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya.”
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Demikianlah sahabat Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka menguatkan, mendukung dan menolong
Nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga mereka selalu bersamanya
sebagaimana tunas yang selalu menyertai tanaman”. Tunas itulah ibarat para
sahabat dan tanaman itulah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam panutan mereka.

Kafirnya Orang yang Mencela Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam


Setelah disebutkan sifat-sifat mulai para sahabat, kemudian Allah
menyebutkan sifat mereka yang selalu menolong Nabi mereka shallallahu ‘alaihi
wa sallam sebagaimana halnya tunas pada tanaman, lalu disebutkan,
‫الزرَّا َع لِيَ ِغيظَ بِ ِه ُم ْال ُكفَّا َر‬
ُّ ُ‫يُ ْع ِجب‬
“Tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak
menjengkelkan hati orang-orang kafir”.
Sebagaimana dalam salah satu riwayat dari Imam Malik rahimahullah,
beliau mengkafirkan Rafidhah (Syi’ah) di mana mereka menaruh kebencian pada
para sahabat. Imam Malik berkata,
‫ ومن غاظ الصحابة فهو كافر لهذه اآلية‬،‫ألنهم يغيظونهم‬
“Karena para sahabat membuat hari mereka jengkel. Dan siapa yang jengkel
(murka) pada para sahabat, maka ia kafir berdasarkan ayat ini.”
Sekelompok ulama sependapat dengan Imam Malik dalam hall ini. Juga
banyak hadits yang menunjukkan keutamaan para sahabat dan larangan mencela
mereka sebagai pendukung. Cukup dengan pujian dan ridho Allah atas mereka
sebagaimana terbukti dalam ayat tersebut.

xi
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Sahabat Nabi adalah setiap orang yang bersama Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam, dan orang yang melihat beliau dari kaum muslimin. Orang
yang melihatnya dari kaum kafir dan orang yang masuk Islam setelah Nabi
meninggal dunia tidak termasuk sahabat.
2. Tidak dapat dipastikan jumlah sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
karena mereka berada di berbagai daerah. Dan juga tidak ada satu kitab
pun yang menyebutkan satu per satu nama sahabat yang telah masuk Islam
dan lahir dalam keadaan Islam.
3. Keutamaan sahabat nabi adalah mereka keras terhadap orang kafir, gemar
beramal sholeh, senang memperbanyak shalat, ikhlas dalam beramal,
selalu mengharapkan pahala di sisi Allah, khusyu’, tawadhu’, dan para
sahabat dipuji oleh umat sebelum Islam dan mereka adalah sebaik-baik
umat. Siapa saja yang mengikuti para sahabat dalam sifat mulia mereka, ia
akan mendapatkan ampunan dan pahala yang besar.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Tuasikal, Muhammad Abduh. (2012). Kafirnya orang yang mencela sahabat.


Diambil dari https://rumaysho.com/2331-kafirnya-orang-yang-mencela-
sahabat-nabi.html
Tuasikal, Muhammad Abduh. (2021). Syarhus sunnah tak boleh mencela sahabat
nabi. Diambil dari https://rumaysho.com/27164-syarhus-sunnah-tak-boleh-
mencela-sahabat-nabi.html
Ibnu Katsir. (2000). Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, terbitan Muassasah Qurthubah,
cetakan pertama. 13: 132-135.
Ibnu Katsir. (2010). Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Cetakan pertama. Tahqiq: Prof.
Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. 6:699-701.

xiii

Anda mungkin juga menyukai