Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH CIVIL EDUCATION

BENTUK NEGARA DAN PEMERINTAHAN


Dosen : Muthoriq alil abashir

Disusun oleh :
Alya Diniya
Amalia Qurrotu’aini

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


MA’HAD ‘ALY BAHASA ARAB ISLAM
SURAKARTA
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh subhanahu wata’ala yang telah memberikan


kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah civil education, selain itu juga untuk menambah wawasan
tentang bentuk Negara dan pemerintahan bagi para pembaca juga bagi penyusun.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Muthoriq ali bashir


selaku dosen mata kuliah civil education yang telah memberikan kami
kesempatan untuk mengeksplore lebih dalam bidang ini.

kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan juga saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 29 desember 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……..………………………...……………………………….
1.2 Rumusan masalah……...…………………………...…………………………
1.3 Tujuan………...……………..………………………………...……………..
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan tujuan negara…………………………………...………………
2.2 Unsur unsur negara…………….………………..………………………….
2.3 Bentuk Negara dan bentuk pemerintahan………………………….…………
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..…
3.2 Daftar Pustaka………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Negara sebagai organisasi tertinggi di antara satu kelompok
masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup di daerah tertentu
dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat, didefinisikan pula oleh
Roger H. Soltau dengan alat (agency) atau wewenang (authority), yang
mengatur persoalan-persoalan bersama, atas nama rakyat. Maka, bernegara
dengan baik menjadi sangat urgen bagi setiap warga negara.
Plato telah menggambarakan secara naratif alasan mengapa manusia perlu
bernegara. Menurut Plato, pada mulanya manusia hidup sendiri-sendiri.
Lantaran tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia
memerlukan teman untuk dapat memenuhinya. Lantas mereka bergabung
dengan manusia lain. Jumlah mereka yang banyak secara tidak langsung
menuntut adanya aturan yang disepakati dan ditaati serta seorang
pemimpin, Kemudian dilanjutkan dengan pembagian tugas masing-masing
agar tidak ada tumpang tindih satu sama lain. Selain itu mereka juga
membutuhkan seseorang yang memiliki otoritas guna melakukan tindakan
tertentu jika terjadi sesuatu dengan mereka. Dia juga harus sekaligus
mampu menjadi penengah atas semua konflik yang terjadi. Inilah yang
mereka sebut sebagai raja atau kepala Negara. Konklusinya adalah bahwa
manusia tidak dapat hidup dengan teratur, tertib dan terjamin
keamanannya tanpa adanya negara. Karena pada hakikatnya, dalam
komunitas sekecil apapun diperlukan adanya pemimpin dan aturan. Selain
dari pada itu untuk memimpin suatu negara juga harus mengetahui
bagaimana sebenarnya negara, bentuk negara dan bentuk pemerintahan di
Indonesia itu sendiri. Untuk itu dalam makalah ini Penulis menkaji sedikit
mengenai hal tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bentuk negara ?
2. Bagaimana bentuk pemerintahan ?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
. 1. Untuk mengetahui dan memahami bentuk Negara Indonesia
. 2. Untuk mengetahui dan memahami bentuk pemerintahan Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi dan tujuan negara

Definisi negara dari beberapa pendapat ahli yaitu sebagai berikut :


1. . Profarid S. Negara adalah Suatu wilayah merdeka yang mendapat
pengakuannegara lain serta memiliki kedaulatan.
2. Georg Jellinek, Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok
manusia yangtelah berkediaman di wilayah tertentu.
3. Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Negara merupakan organisasi kesusilaan
yang munculsebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan
kemerdekaan universal
4. Roelof Krannenburg, Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena
kehendakdari suatu golongan atau bangsanya sendiri.
5. Roger H. Soltau, Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur
ataumengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
6. Prof. R. Djokosoetono, Negara adalah suatu organisasi manusia atau
kumpulanmanusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
7. Prof. Mr. Soenarko, Negara ialah organisasi manyarakat yang mempunyai
daerahtertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai
sebuah kedaulatan.
8. Aristoteles, Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi
beberapa desa,hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya,
dengan tujuan kesenangandan kehormatan bersama.Negara merupakan
suatu organisasi dari rakyat negara tersebut untuk mencapaitujuan bersama
dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga negara
Adapun tujuan negara dari beberapa pendapat, konsep dan ajaran
diantaranya sebagai berikut 1. konsep dan ajaran Plato, negara
bertujuan untuk memajukan kesusilaanmanusia, sebagai perseorangan
(individu) dan sebagai makhluk sosial;
2. ajaran dan konsep Teokratis Thomas Aquinas dan Agustinus,
negarabertujuan untuk mencapai dan penghidupan dan kehidupan
aman dan tenteramdengan taat kepada Tuhan;
3. Menurut Arabi, negara bertujuan untuk menjalankan
kebijaksanaan denganbaik, jauh dari sengketa dan menjaga intervensi
pihak pihak asing;
4. Menurut Ibnu Khaldum, negara bertujuan untuk mengusahakan
kemaslahatanagama dan negara yang bermuara pada kepentingan
akhirat.
Namun tujuan negara dalam konteks negara sebagaimana yang
tertuang dalampembukaan dan penjelasan UUD 1945 adalah sebagai
berikut:
1. Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat. Negara yang
sukses danmaju adalah negara yang bisa membuat masyarakat
bahagia secara umum darisisi ekonomi dan sosial
kemasyarakatan.
2. Melaksanakan ketertiban. Untuk menciptakan suasana dan
lingkunganyang kondusif dan damani diperlukan pemeliharaan
ketertiban umum yangdidukung penuh oleh masyarakat.
3. Pertahanan dan keamanan. Negara harus bisa memberi rasa
aman serta menjaga dari segala macam gangguan dan ancaman
yang datang dari dalammaupun dari luar.
4. Menegakkan keadilan. Negara membentuk lembaga-lembaga
peradilansebagai tempat warganya meminta keadilan di segala
bidang kehidupan.

2.2. Unsur - Unsur Negara

Mahfud M.D menyatakan tiga unsur penting dalam suatu negara yaitu
rakyat,wilayah dan pemerintah yang disebutnya sebagai unsur konstitutif. Namun
ketigaunsur tersebut harus ditunjang oleh unsur lain seperti dengan adanya
konstitusi danpengakuan dari negara lain yang disebut sebagai unsur deklaratif.
Unsur - unsur pokok dalam suatu negara adalah sebagai berikut :

a. Rakyat yaitu sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan dan
bersama- sama mendiami suatu wilayah;

b. Wilayah yaitu unsur terpenting dalam suatu negara sebab tidak mungkin
adanegara tanpa ada batas - batas teritorial yang jelas;

c. Pemerintah yaitu alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin


organisasinegara untuk mencapai tujuan didirikannya sebuah negara;

d. Pengakuan dari negara lain yaitu hanya bersifat menerangkan tentang


adanyanegara. Ada dua pengakuan negara yaitu pengakuan (de jure) dan
pengakuan (de facto.)
2.3 Bentuk negara dan Bentuk Pemerintahan.

Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik atau
lebih dikenal dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan
bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk
padarangkaian institusi politikyang digunakan untuk mengorganisasikan suatu
negarauntuk menegakkan kekuasaannya atas suatu komunitas politik. Definisi ini
tetap berlaku bahkan untuk pemerintahan yang tidak sah atau tidak berhasil
menegakkan kekuasaannya. Tak tergantung dari kualitasnya, pemerintahan yang
gagalpun tetap merupakan suatu bentuk pemerintahan.

Di Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan bentuk negara


yaitu:bentuk negara Federal, Kesatuan atau sistem pemerintahan yang
parlementer, Semi-Presidensil, dan Presidensil.Menurut pidato Presiden Republik
Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyonopada tanggal 17 Agustus 2007
dikatakan bahwa bentuk negara Indonesia yang paling tepat adalah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Empat pilar utama yang menjadi nilai dan
konsensus dasar yang selama ini menopang tegaknya Republik Indonesia adalah:
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

A. Negara kesatuan

Negara kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk


mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah
pusatmemegang kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar.
Hubungan antarapemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan
secara langsung.Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala
negara, satu dewanmenteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula dengan
pemerintahan, yaitupemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi
dalam segala aspekpemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah supremasi
parlemen pusat dantiadanya badan-badan lain yang berdaulat. Negara kesatuan
dapat dibedakan menjadidua macam sistem, yaitu:

1) Sentralisasi, dan

2) Desentralisasi.Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur


dan diurus oleh pemerintah pusat,

sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan peraturan-peraturan


dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuatperaturan-peraturan
sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri.Keuntungan sistem
sentralisasi:

1. Adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara;

2. Adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yangberwenang


membuatnya;

3. Penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh


wilayahnegara.Kerugian sistem sentralisasi:

1) Bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering


menghambatkelancaran jalannya pemerintahan;

2) Peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/


kebutuhandaerah;

3) Daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat


sehinggamelemahkan sendi-sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya
inisiatif darirakyat;

4) Rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan


danbertanggung jawab tentang daerahnya

5) Keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat.

Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk


mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra). Untuk menampung
aspirasi rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian,
pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.

Keuntungan sistem desentralisasi:

1 daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri;

2. Peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah
itu sendiri;

3. Tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat


berjalan lancar;
4. Partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan
meningkat;

5. Penghematan biaya karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah

Sedangkan kerugian sistem desentralisasi adalah ketidakseragaman peraturan dan


kebijakan serta kemajuan pembangunan.

B. Negara Serikat (Federasi)

Negara Serikat adalah negara bersusun jamak, terdiri atas beberapa negara

bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh


memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet
sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat adalah gabungan negara-negara
bagian yang disebut negara federal. Setiap negara bagian bebas melakukan
tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan konstitusi federal. Tindakan ke
luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan oleh pemerintah
federal. cri-ciri negara serikat/ federal yaitu :

1. Tiap negara bagian memilki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet)
demi kepentingan negara bagian;

2. Tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh
bertentangan dengan konstitusi negara serikat;

3. Hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui


negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan
secara langsung kepada pemerintah federal.

Dalam praktik kenegaraan, Jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian
(lazimnya disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan antara
pemerintah federal dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga
kegiatan pemerintah federal adalah hal ikhwal kenegaraan selebihnya (residuary
power). Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian
kepada pemerintah federal meliputi:
1. Hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum
internasional, misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilan
diplomatik;

2. Hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan


nasional, perang dan damai;

3. Hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta asas asas
pokok hukum maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh
pemerintah pusat, misalnya: mengenai masalah material konstitusi negara bagian

4. Hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan


federal, misalnya: hal pajak, bea cukai, monopoli, mata uang (moneter);

5. Hal-bal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian, misalnya: masalah


pos, telekomunikasi, statistik.

Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang

lain adalah:

1. pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian;

2. badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara


pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian.

3. Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat,


antara lain:
Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah
federal, dan kekuasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah Negara
bagian. Contoh negara serikat semacam itu antara lain:

Amerika Serikat, Australia, RIs (1949);

Negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam


menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara
bagian. Contoh: Swiss
.Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi
ialah Pemerintah Pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar dan sama-sama
memiliki hak mengatur daerah sendiri (otonomi). Sedangkan perbedaannya adalah
mengenai asal-asul hak mengurus rumah tangga sendiri itu. Pada negara bagian,
hakotonomi itu merupakan hak aslinya, sedangkan pada daerah otonom, hak
itudiperoleh dari pemerintah pusat.Sedangkan perbincangan mengenai 'bentuk
pemerintahan' (regerings vormen) berkaitan dengan pilihan antara bentuk kerajaan
(monarki), atau bentuk republik. Jika jabatan kepala negara itu bersifat turun
temurun maka negara itu disebut kerajaan.Jika kepala pemerintahannya tidak
bersifat turun temurun, melainkan dipilih, itu disebut republik. Sementara itu,
dalam perkataan 'sistem pemerintahan'(regerings systeem) terkait pilihan-pilihan
antara sistem pemerintahan presidensiil,sistem pemerintahan parlementer, sistem
pemerintahan campuran, yaitu quasipresidensiil seperti di Indonesia (di bawah
UUD 1945 yang asli) atau quasiparlementer seperti sistem Perancis yang dikenal
dengan istilah hybrid system, dansistem pemerintahan collegial seperti Swiss.Dari
ketiga konsep tersebut di atas, bangsa Indonesia sejak kemerdekaan padatahun
1945 cenderung mengidealkan bentuk negara kesatuan
(eenheidstaatsvorm),bentuk pemerintahan republik (republic regeringsvorm), dan
sistem pemerintahanpresidentil (presidential system).
Dalam UUD 1945, pengaturan mengenai bentuknegara dan bentuk
pemerintahan ini diatur dalam bab yang tersendiri, yaitu Bab Itentang Bentuk dan
Kedaulatan. Dalam Pasal ayat (1) dinyatakan: "NegaraIndonesia ialah Negara
Kesatuan yang berbentuk republik." Ayat (2) menegaskan:"Kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-UndangDasar." Sedangkan ayat
(3) menentukan: "Negara Indonesia adalah Negara Hukum".Khusus mengenai
bentuk negara sebagaimana telah ditentukan dalam Pasal 1 ayat(1) tersebut, tidak
dikategorikan sebagai objek perubahan yang diatur mekanismenyadalam pasal 7
UUD 1945. Dalam Pasal 7 ayat (5) UUD 945, dinyatakan: "Khusus mengenai
bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak dapat
dilakukanperubahan".Pasal ini jelas mengandung komitmen dan tekad bahwa
negara Republik Indonesia berdasarkan Undang-undang Dasar 1945, akan tetap
berbentuk Negara kesatuan selamanya, kecuali tentunya jika Majelis
Permusyawaratan Rakyat padasuatu hari mengubah lagi ketentuan Pasal 7 ayat
(5) ini atau perubahan UUD terjadibukan karena prosedur yang ditentukan sendiri
oleh UUD 1945 (verfassungwandlung). Namun, jika yang terakhir ini yang terjadi
maka hukum yang berlakubukan lagi hukum konstitusi, melainkan revolusi yang
mempunyai aturan hukumnyasendiri.Dari sisi pelaksanaan dan mekanisme
pemilihannya, bentuk pemerintahandigolongkan dalam tiga kelompok yaitu
sebagai berikut:Monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau
ratu. Dalampraktiknya monarki tterbagi atas dua jenis yaitu monarki absolut
dengan kekuasaantertinngi di tangan raja dan ratu serta monarki konstitusional
dengan bentukpemerintahan yang kekuasaan kepala pemerintahannya dibatasi
oleh ketentuan

ketetuan konstitusi negara;Oligarki adalah model pemerintahan yang dijalankan
oleh beberapa orang yangberkuasa dari golongan atau kelompok
tertentu;Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang bersandar pada kedaulatan
rakyatatauyang mendasarkan kekuasaannya pada pilihan dan kehendak rakyat
melalui pemilu.Istilah bentuk pemerintahan pun harus dibedakan pula dari istilah
'sistempemerintahan' yang menyangkut pilihan antara sistem presidential,
sistemparlementer, atau sistem campuran. Konsepsi yang terakhir ini berkenaan
dengansistem penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan dalam arti cabang
kekuasaaneksekutif. Perbedaannya dari pengertian bentuk pemerintahan.
Pertama adalah bahwaistilah pemerintahan dalam konsepsi 'bentuk pemerintahan'
bersifat statis, yaituberkenaan dengan ben- tuknya (vormen), sedangkan dalam
'sistem pemerintahan',aspek pemerintahan yang dibahas bersifat pemerintahan,
dalam konsepsi bentuk pemerintahan, kata pemerintahan lebih luas pengertiannya
karena mencakup keseluruhan cabang kekuasaan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a) Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik
ataulebih dikenal dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
b) Bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk
padarangkaian institusi politikyang digunakan untuk mengorganisasikansuatu
negarauntuk menegakkan kekuasaannya atas suatu komunitaspolitik.
c) Dalam konsep teori modern negara terbagi dalam dua bentuk yaitu Negara
Kesatuan
(Unitarianisme) dan Negara Serikatd) Dari sisi pelaksanaan dan mekanisme
pemilihannya, bentuk pemerintahandigolongkan dalam tiga kelompok yaitu
monarki, oligarki dan demokrasi.

3.2 DAFTAR PUSTAKA

Makalah „Hubungan Negara, Agama dan Warga Negara‟ Mata Kuliah Ham &
Kewarganegaraan oleh Mahasiswa IP Reguler STISIP Muhammadiyah
Sinjai.http://diajengayu-ajeng.blogspot.com/2011/04/bentuk-negara
indonesia.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusiahttp://www.icrp-
online.org/wmview.php?ArtID=154&page=1-
5http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/2002
September/000310.htmlhttp://liahimilp.blogspot.com/2013/07/makalah-bentuk-
negara-bentuk.html

Anda mungkin juga menyukai