Anda di halaman 1dari 62

Chapter 4 Section 3-4

Application of the Virial Equation

KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA 1


KHAMDAN CAHYARI, ST, MSC
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Kuliah yang lalu
Persamaan Virial
𝑃𝑉
𝑍≡ = 1 + 𝐵′ 𝑃 + 𝐶 ′ 𝑃2 + 𝐷′ 𝑃3 + ⋯ (3-10)
𝑅𝑇

𝑃𝑉 𝐵 𝐶 𝐷
𝑍 ≡ 𝑅𝑇 = 1 + 𝑉 + 𝑉 2 + 𝑉 3 + ⋯ (3-11)

 Untuk kepraktisan dalam penggunaan di dunia teknik, persamaan (3-10)


dan (3-11) dapat digunakan hanya jika memberikan nilai konvergensi
dengan cepat yaitu jika hanya terdapat tidak lebih dari dua atau tiga
suku-suku infinitenya.
 Pada gas dan uap, kondisi ini dapat dicapai pada tekanan rendah sampai
moderat.

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Compressibility factor (Z)

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Compressibility factor (Z)
𝑃𝑉
𝑍 ≡ 𝑅𝑇 = 1 + 𝐵′ 𝑃 + 𝐶 ′ 𝑃2 + 𝐷′ 𝑃3 + ⋯ PADA FIG. 3-9

Pada semua suhu isotermalnya, nilai Z = 1 saat P 


0,
Pada tekanan rendah kurva Z vs P berbentuk garis
lurus,
Bentuk umum persamaan garis lurus, sebagai contoh;
y = a + bx, dimana nilai𝑑𝑦
b dapat ditentukan dari
turunan y terhadap x; = 𝑏
𝑑𝑥

Pada rentang tekanan rendah tertentu, kurva Z vs P


dapat diperkirakan dengan menghitung nilai tangen
dari kurva isotermal pada P = 0,

𝑑𝑍
∥𝑃=0 ≡ 𝐵′ + 2𝐶 ′ 𝑃 + 3𝐷′ 𝑃2 + ⋯ = 𝐵′
𝑑𝑃

Sehingga persamaan (3-10) disederhanakan menjadi

Z = 1 + B’P
November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII
Compressibility factor (Z) lanjutan
Pada persamaan virial berlaku, B’=B/RT dapat dimasukkan ke
persamaan di atas:

𝐵𝑃
𝑍 =1+ (3-27)
𝑅𝑇

Dengan cara yang sama persamaan (3-11) dapat disederhanakan


menjadi persamaan virial dengan dua suku:

𝐵
𝑍 =1+ (3-28)
𝑉

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Compressibility factor (Z) lanjutan
Antara persamaan (3-27) dan (3-28), mana yang lebih bagus dalam
merepresentasikan data PVT pada tekanan rendah?
Keduanya memiliki keakuratan yang sama,
Persamaan (3-27) sangat lebih mudah digunakan untuk berbagai aplikasi di
dunia nyata,
Sehingga persamaan virial yang disederhanakan menjadi dua suku pada
persamaan (3-27) lebih dipilih,
Persamaan ini dapat merepresentasikan dengan akurat sifat-sifat PVT uap
pada suhu subkritis (suhu di bawah suhu kritis (Tc)) sampai tekanan sekitar
15 atm,
Nilai konstanta B, koefisien kedua pers. Virial, tergantung pada sifat-sifat
dasar gas dan suhu,

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Sifat PVT pada tekanan s.d. 50 atm
Persamaan virial dinyatakan dalam bentuk tiga suku, yaitu
𝑃𝑉 𝐵 𝐶
𝑍= = 1+ + (3-29)
𝑅𝑇 𝑉 𝑉2
Persamaan (3-11) lebih superior dalam merepresentasikan sifat PVT pada
rentang tekanan ini
Persamaan (3-29) berbentuk persamaan kubus (Z= f(V)) sehingga tidak
mudah diselesaikan secara perhitungan manual penyelesaian dengan
bantuan komputer dapat dilakukan dengan mudah,
Nilai koefisien virial ketiga ini relatif tidak banyak diketahui dibandingkan
koefisien virial kedua, walaupun data untuk beberapa jenis gas tersedia,
Sedangkan untuk koefisien virial keempat dst belum banyak diketahui dan
ekspansi virial menjadi lebih rumit, persamaan – persamaan lain biasanya
digunakan pada operasi tekanan tinggi

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Persamaan Keadaan Kubik (cubic EOS)
J.D. van der Waals (1873) mengajukan persamaan keadaan

𝒂
𝑷+ 𝑽 − 𝒃 = 𝑹𝑻 (3-30)
𝑽𝟐

Dimana a dan b adalah konstanta positif yang unik untuk setiap jenis gas,
𝑎
Suku 𝑉 2 dimaksudkan untuk mengakomodir adanya gaya-gaya tarik menarik
diantara molekul yang menyebabkan tekanan lebih rendah dibandingkan
pada gas ideal,
Konstanta b dimaksudkan untuk mengakomodir ukuran tertentu dari setiap
molekul yang menyebabkan volumenya lebih besar dari volume gas ideal,
Jika a dan b sama dengan nol, persamaan di atas menjadi persamaan gas
ideal.

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Persamaan Keadaan Kubus (cubic EOS) (lanjutan)
Otto Redlich and J.N.S. Kwong (1949) mengusulkan persamaan gas non-
ideal:

𝑹𝑻 𝒂
𝑷= − 𝟏Τ𝟐 (3-31)
𝑽−𝒃 𝑻 𝑽 𝑽+𝒃

Nilai konstanta a dan b paling tepat ditentukan berdasarkan hasil


eksperimen,
Namun seringkali data-data tersebut tidak tersedia dan metode lain
harus diterapkan

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Penentuan konstanta a dan b (lanjutan)
Pada diagram 3-2 disamping kurva
PV isotermal melewati titik kritis
menunjukkan garis horisontal,
Pada titik kritis ini memiliki slope =
0 dan juga nilai curvature = 0,
Secara matematis dapat
dinyatakan:

𝜕𝑃 𝜕2𝑃
= =0
𝜕𝑉 𝑇,𝑐𝑟
𝜕𝑉 2 𝑇,𝑐𝑟

dimana cr = titik kritis

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Penentuan konstanta a dan b (lanjutan)
Persamaan gas non-ideal van der Waals dan Redlich Kwong diubah
menjadi P=f(V) dan dibuat turunan pertama dan kedua sama dengan
nol,
Kondisi ini terjadi pada P = Pc, T = Tc, dan V = Vc
Nilai konstanta a dan b:
◦ Van der Waals
27𝑅2 𝑇𝑐 2 𝑅𝑇
𝑎= ; 𝑏 = 8𝑃𝑐
64𝑃𝑐 𝑐

◦ Redlich Kwong
0,4278𝑅2 𝑇𝑐 2,5 0,0867𝑅𝑇𝑐
𝑎= ;𝑏 =
𝑃𝑐 𝑃𝑐

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Penentuan konstanta a dan b (lanjutan)
Penentuan nilai-nilai di atas berdasarkan pada satu data yaitu titik kritis
sehingga hasil yang diperoleh bukanlah hasil terbaik,

Namun nilai tersebut merupakan nilai yang masuk akal (reasonable)


yang hampir selalu dapat ditentukan, Tc dan Pc dibandingkan data PVT,

Tc dan Pc banyak diketahui untuk berbagai jenis senyawa

Data Tc dan Pc terdapat di appendix B

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Appendix B

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Bentuk Lain Redlich Kwong EOS (lanjutan)
Persamaan (3-31) dapat dikalikan dengan V/RT sehingga diperoleh:
1 𝐴 ℎ
𝑍= − (3-32A)
1−ℎ 𝐵 1+ℎ

𝑏 𝐵𝑃
ℎ= = (3-32B)
𝑉 𝑍

Dimana
B = b/RT dan A/B = a/(bRT1,5)

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Bentuk Lain Redlich Kwong EOS (lanjutan)
Kedua persamaan (3-32A dan 3-32B) memiliki keuntungan dalam
perhitungan secara iterative (berulang-ulang) dengan bantuan
komputer,
Prosedur perhitungan:
1. Ambil nilai Z awal, misal Z = 1
2. Hitung nilai h dengan Z=1 dengan pers. (3-32B)
3. Hitung nilai Z dengan pers. (3-32A)
4. Dengan nilai Z baru, kembali ke langkah 2 sampai konvergen dengan
nilai sum of square error (SSE) lebih rendah dari nilai toleransi yang
diinginkan

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Akar-akar persamaan kubik
Bentuk umum pers. kubik, y = ax3 + bx2 + cx + d

Persamaan ini memiliki tiga akar-akar persamaan: x1, x2 dan x3

Persamaan van der Waals dan Redlich Kwong juga berbentuk persamaan
kubik dalam volume: P = aV3 + bV2+ cV + d sehingga memiliki akar-akar
persamaan V1, V2 dan V3

Jika V1 > V2 > V3, maka volume terbesar (V1 ) adalah volume uap, volume
terkecil (V3) adalah volume cairan dan volume ditengah (V2) tidak memiliki
makna apa-apa

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Redlich Kwong EOS dalam Tc, Pc
Persamaan (3-32) dapat diubah dalam bentuk Tc dan Pc,
B = b/RT
b = 0,0867 RTc/Pc
Sehingga jika digabungkan menjadi:
𝑇𝑐 0,0867 0,0867 𝑃Τ𝑃𝑐
𝐵 = 0,0867 = =
𝑇𝑃𝑐 𝑇 Τ𝑇𝑐 𝑃𝑐 𝑃 𝑇 Τ𝑇𝑐

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


𝐴 𝑎 0,4278𝑅 2 𝑇𝑐 2
= 𝑑𝑎𝑛 𝑎 =
𝐵 𝑏𝑅𝑇 1,5 𝑃𝑐
𝐴 4,934
=
𝐵 𝑇 Τ𝑇𝑐 1,5

Rasio P/Pc disebut reduced pressure, Pr


Rasio T/Tc disebut reduced temperature, Tr
Sehingga diperoleh:
𝟎,𝟎𝟖𝟔𝟕𝑷𝒓 𝑨 𝟒,𝟗𝟑𝟒
𝑩= dan =
𝑷𝑻𝒓 𝑩 𝑻𝒓 𝟏,𝟓

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Redlich Kwong EOS dalam Tc, Pc (lanjutan)
Jika nilai B dan A/B dimasukkan ke dalam pers. (3-32) diperoleh:
𝟏 𝟒,𝟗𝟑𝟒 𝒉
𝒁= − (3-33A)
𝟏−𝒉 𝑻𝒓 𝟏,𝟓 𝟏+𝒉

𝟎,𝟎𝟖𝟔𝟕𝑷𝒓
𝒉= (3-33B)
𝒁𝑻𝒓

Jika V diketahui, maka lebih mudah dihitung:

𝒃 𝟎,𝟎𝟖𝟔𝟕𝑹𝑻𝒄
𝒉= = (3-33C)
𝑽 𝑽𝑷𝒄

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Redlich Kwong EOS dalam Tc, Pc (lanjutan)
Dengan pers. (3-33), nilai compressibility factor , Z dapat dihitung dan juga
volume untuk semua jenis gas pada P dan T tertentu,
Data yang dibutuhkan hanya Pc, dan Tc
EOS seperti ini disebut generalized EOS
Sebagai alternatif pers. (3-33) dapat juga digunakan grafik hubungan antara
Z vs Pr pada berbagai isotermal Tr,
Grafik ini disebut generalized chart karena diasumsikan dapat digunakan
untuk semua jenis gas, minimal sebagai nilai perkiraan,
Corresponding States: All gases, when compared at the same reduced
temperature and reduced pressure, have approximately the same
compressibility factor (Z), and all deviate from ideal gas behavior to about
the same degree.

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Benedict-Webb-Rubin EOS
Persamaan kubik masih memiliki beberapa keterbatasan, sehingga diperlukan
persamaan yang lebih akurat,
Salah satunya persamaan keadaan (EOS) diusulkan oleh Benedict-Webb-Rubin
yang memiliki 8 konstanta:

𝑹𝑻 𝑩𝟎 𝑹𝑻−𝑨𝟎 −𝑪𝟎 Τ𝑻𝟐 𝒃𝑹𝑻−𝒂 𝒂𝜶 𝒄 𝜸 −𝜸


𝑷= + + + + 𝟏+ 𝐞𝐱𝐩
𝑽 𝑽𝟐 𝑽𝟑 𝑽𝟔 𝑽𝟑 𝑻𝟐 𝑽𝟐 𝑽𝟐
(3-34)

dimana A0, B0, C0, a, b, c, α, dan ϒ merupakan konstanta unik untuk satu jenis
fluida tertentu
Walaupun pers. (3-34) relatif kompleks, persamaan tersebut sudah digunakan
pada berbagai aplikasi di dunia nyata
November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII
Generalized Correlation and Acentric Factor
Persamaan generalized correlations memiliki kelebihan dari persamaan
gas ideal karena dapat memprediksikan propertis suatu fluida dengan
sedikit data eksperimen yang dimiliki,

Asumsi dasar yang digunakan bahwa Z dapat ditentukan dari Tr dan Pr


sesuai dengan corresponding states,

Generalized correlations tidak 100% benar sehingga diusulkan faktor


koreksi yang disebut acentric factor (ω) oleh Pitzer (1961),

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Acentric Factor (ω)
Acentric factor (ω) dari suatu zat didefinisikan berdasarkan tekanan uap
jenuh-nya,
Nilai logaritmik tekanan uap suatu zat berbanding terbalik dengan suhu
mutlaknya, mengikut persamaan:

𝑏
log 𝑃𝑟 𝑠𝑎𝑡 = 𝑎 −
𝑇𝑟

dimana Prsat adalah reduced vapor pressure, Tr adalah reduced


temperature
Tekanan uap jenuh pada kurva P-V berhenti pada titik kritis, dimana Tr =
Pr = 1

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Acentric Factor (ω) (lanjutan)
Persamaan menjadi:

0 = a – b atau a = b

𝑠𝑎𝑡 1
log 𝑃𝑟 =𝑎 1−
𝑇𝑟

Jika dibuat grafik log Prsat vs 1/Tr maka a adalah slope negatifnya

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Acentric Factor (ω) (lanjutan)
Jika prinsip coressponding states benar, semua zat
akan memiliki kurva reduced vapor pressure vs
1/Tr yang sama dengan slope a,
Pada kenyataannya tidak sama, nilai slope a
memiliki suatu karakteristik tertentu untuk setiap
zat,

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII
Acentric Factor (ω) (lanjutan)
Pada Fig. 3-10, data untuk Argon, Krypton dan Xenon semua berada pada
kurva yang sama dimana kurva melewati melalui log Prsat = -1 pada Tr =0,7,
Lokasi dari kurva reduced vapor pressure untuk suatu fluida tertentu dapat
dinyatakan sebagai perbedaan antara nilai log Prsat untuk fluida dan nilai
dari argon, krypton dan xenon, dimana kedua-duanya pada Tr=0,7.
Pitzer mendefinisikan acentric factor (ω) sebagai:

𝜔 = − log 𝑃𝑟 𝑠𝑎𝑡 𝑇𝑟 =0,7


− 1,0000

Sehingga ω dapat ditentukan untuk sembarang fluida dari Tc, Pc dan satu
pengukuran tekanan uap yang diukur pada Tr = 0,7.
Nilai ω, Tc, Pc, Vc dan Zc untuk beberapa fluida dirangkum di appendix B.

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Appendix B: acentric factor (ω)

December 4, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Corresponding states Pitzer
All fluids having the same value of acentric factor (ω) have the same
value of Z when compared at the same Tr and Pr

Berdasarkan pers. (3-27) Pitzer mengusulkan korelasi sederhana untuk


koefisien virial kedua,

𝐵𝑃 𝐵𝑃𝑐 𝑃𝑟
𝑍 =1+ =1+ (3-35)
𝑅𝑇 𝑅𝑇𝑐 𝑇𝑟
𝐵𝑃
Dimana 𝑐 merupakan suku tak berdimensi dan dapat disebut
𝑅𝑇𝑐
reduced second virial coefficient.

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Pitzer Virial Equation
Pitzer mengusulkan korelasi virial sebagai berikut:

𝐵𝑃𝑐
= 𝐵0 + 𝜔𝐵1 (3-36)
𝑅𝑇𝑐

Dimana:
0,422
𝐵0 = 0,083 − (3-37)
𝑇𝑟 1,6

0,172
𝐵1 = 0,139 − (3-38)
𝑇𝑟 4,2

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Batasan Pitzer correlation
Korelasi pitzer ini dapat digunakan dengan “safe” pada Tr dan Pr di atas
garis batas pada Fig. 3-11

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Batasan Pitzer correlation
Batasan pitzer berdasarkan pada kriteria 𝑉 Τ𝑉𝑟 ≡ 𝑉𝑟 ≥ 2,

Untuk Tr = 4 tidak ada set batasan tekanan, namun 𝑉 Τ𝑉𝑟 ≡ 𝑉𝑟 ≥ 2 tetap


berlaku,

Untuk Tr lebih rendah, kisaran tekanan menurun dengan turunnya suhu,

Pada Tr = 0,9, dimana kisaran tekanan dibatasi oleh tekanan jenuhnya


seperti garis putus-putus pada gambar 3-11,

Korelasi pitzer akurat untuk gas nonpolar, dan kurang akurat pada molekul
yang sangat polar.

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Compressibility Factor (Z)
Untuk kondisi di bawah garis batas pada Fig. 3-11 Pitzer mengusulkan
korelasi untuk compressibility factor (Z),

𝑍 = 𝑍 0 + 𝜔𝑍1 (3-39)

Dimana Z0 dan Z1 merupakan fungsi kompleks dari Tr dan Pr.


Untuk argon, krypton dan xenon nilai ω = 0, maka Z0 = f0 (Tr, Pr)
Persamaan (3-39) menunjukkan korelasi linier antara Z dan ω untuk nilai Tr
dan Pr. Data percobaan untuk Z yang diplot vs ω pada Tr dan Pr konstan
menghasilkan garis lurus,
Sehingga Z1 = f1(Tr, Pr)

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Grafik Z0

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Grafik Z1

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Akurasi Korelasi Pitzer
Untuk gas nonpolar dan sedikit polar, korelasi Pitzer relatif akurat dengan
eror sekitar 3%,

Untuk gas sangat polar, eror 5-10%

Untuk gas yang merefleksikan efek quantum, He dan H2, korelasi Pitzer tidak
sesuai, namun beruntungnya data percobaan tersedia untuk kedua gas ini,

Generalized correlation tidak dimaksudkan untuk menggantikan data


eksperimen PVT yang reliable.

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Example 3-6
Determine the molar volume of n-butane at 460 (K) and 15 (atm) by
each of the following:

a. Ideal gas law

b. A generalized correlation based on Eq. (3-36) or (3-39), whichever


is appropriate,

c. Equation (3-29), with experimental values B = -265 (cm)3/(gmol)


and C = 30.250 (cm)6/(gmol)2

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Penyelesaian
a. Gas ideal
𝑅𝑇 82,05 460
𝑉= = = 2.516 𝑐𝑚 3 Τ 𝑔𝑚𝑜𝑙
𝑃 15

a. Generalized correlation
(see Appendix B for values ω = 0,193, Tc = 425 K dan Pc = 37,5)
𝑇 460
𝑇𝑟 = 𝑇 = = 1,08
𝑐 425
𝑃 15
𝑃𝑟 = 𝑃 = = 0,40
𝑐 37,5

Posisi Tr, Pr berada di atas garis batas pada Fig. 3-11 sehingga digunakan
second virial coefficient (pers. 3-37 dan 3-38)

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Appendix B

December 4, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Tr = 1.08 dan Pr = 0,40

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Penyelesaian (lanjutan)
Pers. 3-37
0
0,422
𝐵 = 0,083 − 1,6 = −0,290
𝑇𝑟
Pers. 3-38
0,172
𝐵1 = 0,139 − 𝑇𝑟 4,2
= 0,014
Pers. 3-36
𝐵𝑃𝑐
𝑅𝑇𝑐
= 𝐵0 + 𝜔𝐵1 = −0,290 + 0,193 0,014 = −0,287

Pers. 3-35
𝐵𝑃 𝐵𝑃𝑐 𝑃𝑟 0,40
𝑍 = 1 + 𝑅𝑇 = 1 + 𝑅𝑇𝑐 𝑇𝑟
= 1 − 0,287 1,08
= 0,894

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Penyelesaian (lanjutan)
Sehingga akhirnya nilai V adalah
𝑍𝑅𝑇 0,894 82,05 460
𝑉= = = 2.250 𝑐𝑚 3 Τ 𝑔𝑚𝑜𝑙
𝑃 15

c. Virial equation with experimental constants:


Persamaan (3-29)
𝑃𝑉 𝐵 𝐶
𝑍 = 𝑅𝑇 = 1 + 𝑉 + 𝑉 2 (3-29)
15𝑉 265 30.250
𝑍= = 1− +
82,05 460 𝑉 𝑉2

Persamaan di atas diselesaikan dengan cara trial & succes sehingga


diperoleh V = 2.233 (cm)3/(gmol)

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Penyelesaian (lanjutan)
Nilai V pada penyelesaian poin c didasarkan pada data eksperimen
sehingga diasumsikan nilai inilah yang benar,

Penyimpangan nilai volume dengan asumsi gas ideal dan generalized


correlation masing-masing sebesar:

a. Gas ideal, +12 %

b. Generalized correlations, +0,7%

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Example 3-7
What pressure would be generated if 1 lb(mol) of methane were stored
in a volume of 2 (ft)3 at 122 (°F)? Make use of:

a. The ideal gas law

b. The Redlich Kwong Equation

c. A generalized correlation

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Penyelesaian
a. The ideal gas law

𝑅𝑇 0,7302 122+460
𝑃= = = 212 𝑎𝑡𝑚
𝑉 2

b. The Redlich-Kwong EOS


Pers. (3-33)
𝒃 𝟎,𝟎𝟖𝟔𝟕𝑹𝑻𝒄 𝟎,𝟎𝟖𝟔𝟕 𝟎,𝟕𝟑𝟎𝟐 𝟏𝟗𝟎,𝟔 𝒙 𝟏,𝟖
𝒉=𝑽= = = 𝟎, 𝟐𝟑𝟖
𝑽𝑷𝒄 𝟐 𝟒𝟓,𝟒

𝑇 582
𝑇𝑟 = 𝑇 = 190,6 𝑥 1,8
= 1,70
𝑐

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Penyelesaian
Persamaan (3-33A)
𝟏 𝟒,𝟗𝟑𝟒 𝒉
𝒁= − = 𝟎, 𝟖𝟖𝟑
𝟏−𝒉 𝑻𝒓 𝟏,𝟓 𝟏+𝒉

Sehingga
𝑍𝑅𝑇
𝑃= = 𝑍 𝑃𝑔𝑎𝑠 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = 0,883 212 = 188 𝑎𝑡𝑚
𝑉

c. A generalized correlations:
Karena nilai P tidak diketahui, kita tidak dapat menghitung nilai Pr sehingga
tidak dapat menggunakan Fig. 3-11 untuk menentukan korelasi mana yang
sesuai, namun ada prasyarat 𝑉𝑟 ≥ 2 untuk persamaan virial dapat
diaplikasikan

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Penyelesaian (lanjutan)
𝑉 2
𝑉𝑟 = = = 1,26 < 2
𝑉𝑐 99,0Τ62,43

Sehingga korelasi untuk Z lebih sesuai.


Karena tidak diketahui nilai Pr maka penyelesaian dilakukan dengan cara
iterative dengan persamaan:
𝑍𝑅𝑇
𝑃= = 212𝑍
𝑉

Karena P = Pc Pr = 45,4 Pr, maka persamaan diatas menjadi


45,4𝑃𝑟 𝑍
𝑍= = 0,216𝑃𝑟 atau 𝑃𝑟 =
212 0,216

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Penyelesaian (lanjutan)
Dengan cara iterative akhirnya dihasilkan nilai Z = 0,877 pada Pr = 4,06.
Nilai ini dapat dikonfirmasi dengan menggunakan persamaan (3-39)
𝑍 = 𝑍 0 + 𝜔𝑍1

Dengan nilai Pr = 4,06, Tr = 1.7 dan ω = 0,007, maka


𝑍 = 𝑍 0 + 𝜔𝑍1 = 0,847 + 0,007 0,240 = 0,876

Sehingga,
𝑍𝑅𝑇
𝑃= = 𝑍𝑃𝑔𝑎𝑠 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = 0,876 212 = 186 𝑎𝑡𝑚
𝑉

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Example 3-8
A mass of 500 (g) of gaseous ammonia is contained in a 30.000 (cm)3
steel bomb immersed in a constant-temperature bath at 65 ℃.
Calculate the pressure of the gas by each of the following:

a. The ideal gas law

b. The Redlich Kwong equation

c. A generalized correlation

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Penyelesaian
a. The gas ideal law
Molar volume dari ammonia:
𝑉𝑏𝑜𝑚𝑏 𝑉𝑏𝑜𝑚𝑏 30.000
𝑉= = = = 1.021 𝑐𝑚 3 Τ 𝑔𝑚𝑜𝑙
𝑛 𝑚Τ𝑀 500 Τ 17,02

Sehingga :

𝑅𝑇 83,14 65+273
𝑃= = = 27,5 𝑏𝑎𝑟𝑠
𝑉 1.021

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


penyelesaian
b. Redlich Kwong EOS:

Persamaan (3-33C)
𝒃 𝟎,𝟎𝟖𝟔𝟕𝑹𝑻𝒄 𝟎,𝟎𝟖𝟔𝟕 𝟖𝟐,𝟎𝟓 𝟒𝟎𝟓,𝟔
𝒉= = = = 𝟎, 𝟎𝟐𝟓𝟏
𝑽 𝑽𝑷𝒄 𝟏,𝟎𝟐𝟏 𝟏𝟏𝟏,𝟑

Pers. (3-33A)
𝑇 338
= = 0,833
𝑇𝑐 405,6

𝟏 𝟒,𝟗𝟑𝟒 𝒉
𝒁= − = 𝟎, 𝟖𝟔𝟕
𝟏−𝒉 𝑻𝒓 𝟏,𝟓 𝟏+𝒉

Sehingga

𝑍𝑅𝑇
𝑃= = 𝑍𝑃𝑔𝑎𝑠 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = 0,867 27,5 = 23,86 𝑏𝑎𝑟
𝑉

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Penyelesaian (lanjutan)
c. Generalized correlations
Vc ammonia = 72,5 (cm)3/(gmol)
𝑉 1.021
𝑉𝑟 = 𝑉 = 72,5
= 14,1
𝑐

Karena nilai Vr > 2 maka lebih sesuai menggunakan persamaan virial dengan
generalized correlation untuk B. Nilai B0 dan B1 ditentukan berdasarkan pers. (3-37)
dan (3-38)
0,422
𝐵0 = 0,083 − = −0,482
𝑇𝑟 1,6
0,172
𝐵1 = 0,139 − = −0,232
𝑇𝑟 4,2
Substitusi ke pers. (3-36) dengan ω = 0,250
𝐵𝑃𝑐
𝑅𝑇𝑐
= 𝐵0 + 𝜔𝐵1 = −0,482 + 0,250 0,232 = −0,540

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Penyelesaian (lanjutan)
−0,540𝑅𝑇𝑐 −0,540 82,05 405,6
𝐵= = = −159,7 𝑐𝑚 3 Τ 𝑔𝑚𝑜𝑙
𝑃𝑐 111,3

Dengan menyelesaikan persamaan (3-27) untuk P diperoleh:


𝑃𝑉 𝐵𝑃
𝑍 = 𝑅𝑇 = 1 + 𝑅𝑇
𝑃
𝑉−𝐵 =1
𝑅𝑇
𝑅𝑇 83,14 338
𝑃= = = 23,79 𝑏𝑎𝑟
𝑉−𝐵 1.021− −159,7

Menurut data percobaan, nilai P = 23,82 (bar) pada kondisi tersebut .


Asumsi gas ideal menyimpang sebesar 15% sedangkan dua metode yang
lain sesuai dengan hasil percobaan meskipun ammonia adalah suatu
molekul polar.

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Perilaku cairan
(The behavior of liquids)
Volume cairan dapat diprediksi dengan persamaan Tait

𝑃+𝐸
𝑉 = 𝑉0 − 𝐷 ln 𝑃0 +𝐸
(3-40)

Dimana:
D, E adalah konstanta pada suhu tertentu
Vo, Po adalah nilai volume dan tekanan untuk kondisi referensi cairan pada
suhu tertentu

Pers. Tait merepresentasikan hubungan PV pada suhu isotermal tertentu


untuk cairan sampai tekanan yang sangat tinggi

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Generalized equation, Rackett
Persamaan generalisasi untuk molar volume dari cairan jenuh telah
diusulkan oleh Rackett (1970):

1−𝑇𝑟 0,2857
𝑉 𝑠𝑎𝑡 = 𝑉𝑐 𝑍𝑐 (3-41)

Data yang dibutuhkan adalah konstanta titik kritis dan hasilnya cukup
akurat dengan eror 1-2% saja.

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Estimasi Volume cairan
Metode umum sudah banyak dikembangkan diantaranya Lynderson,
Greenkorn dan Hougen,
Metode tersebut didasarkan pada prinsip corressponding state dan
berlaku seperti pada gas,
Untuk cairan, korelasi yang lebih sesuai diperoleh jika reduced density
(ρr) diplot sebagai fungsi Tr, Pr, dimana reduced density didefinisikan:
𝜌 𝑉
𝜌𝑟 = = (3-42)
𝜌𝑐 𝑉𝑐

Dimana:
ρc adalah density pada titik kritis.

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Estimasi volume cairan (lanjutan)

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Estimasi volume cairan (lanjutan)
Fig. 3-14 dapat digunakan langsung bersama dengan persamaan (3.42) untuk
menentukan volume cairan jika nilai volume kritis diketahui,
Prosedur yang lebih baik adalah untuk menggunakan volume cairan yang sudah
diketahui pada kondisi tertentu dengan persamaan:

𝜌
𝑉2 = 𝑉1 𝜌𝑟1 (3-43)
𝑟2

Dimana:
V2 = volume yang ingin dicari
V1 = volume yang diketahui
𝜌𝑟1 , 𝜌𝑟2 = 𝑟𝑒𝑑𝑢𝑐𝑒𝑑 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 yang dibaca pada Fig. 3-14 untuk
kondisi 1 dan 2

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Example 3-9
a. Estimate the density of saturated liquid ammonia at 310 K!
b. Estimate the density of liquid ammonia at 310 K and 100 atm!

Penyelesaian:
a. Dengan menggunakan pers. Rackett, reduced temperature, Tr:
310
𝑇𝑟 = = 0,7643
405,6

Dan Zc = 0,242 (dari appendix B)

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Appendix B

December 4, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Example 3-9
Persamaan (3-41)
1−𝑇𝑟 0,2857 1−0,7643 0,2857
𝑉 𝑠𝑎𝑡 = 𝑉𝑐 𝑍𝑐 = 72,5 0,242
𝑉 𝑠𝑎𝑡 = 28,53 𝑐𝑚 3 Τ 𝑔𝑚𝑜𝑙

Nilai ini dibandingkan dengan data percobaan 29,14 (cm)3/(gmol) dan erornya 2,7%.

b. Reduced condition:
Tr = 0,764 dan Pr = 0,90; Vc = 72,5 (cm)3/(gmol) (appx. B)
Dari Fig. 3-14 diperoleh ρr = 2,38
Substitusi ke pers. (3-42)
𝑉 = 𝑉𝑐 𝜌𝑟 = 72,5 2,38 =172,55 (cm)3/(gmol)
Data percobaan volume = 28,6 (cm)3/(gmol) sehingga eror 6,6%.

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII


Penyelesaian (lanjutan)
Jika kita sejak awal diketahui nilai eksperimen 29,14 (cm)3/(gmol) untuk
cairan jenuh pada suhu 310 K, pers. (3-43) bisa digunakan.
Untuk cairan jenuh pada Tr = 0,764, diperoleh ρr = 2,34.
Pers. (3-43)
𝜌𝑟1 2,34
𝑉2 = 𝑉1 = 29,14 = 28,65 (cm)3/(gmol)
𝜌𝑟2 2,38

Nilai ini sesuai dengan hasil eksperimen dengan 0% eror.

November 28, 2019 KHAMDAN C, JTK UII

Anda mungkin juga menyukai