MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan:
1. Penarikan Obat adalah proses penarikan obat yang telah
diedarkan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan
keamanan, khasiat, mutu, dan label.
2. Pemusnahan Obat adalah suatu tindakan perusakan dan
pelenyapan terhadap Obat, kemasan, dan/atau label yang tidak
memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat,
mutu, dan label sehingga tidak dapat digunakan lagi.
3. Obat adalah Obat jadi termasuk produk biologi yang merupakan
bahan atau paduan bahan, digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.
4. Bahan Obat adalah bahan, baik yang berkhasiat maupun tidak
berkhasiat, yang digunakan dalam pengolahan obat dengan
standar dan mutu sebagai bahan baku farmasi.
5. Pemilik Izin Edar adalah Industri Farmasi yang telah mendapat
persetujuan izin edar untuk Obat yang diregistrasi.
6. Pemilik Izin untuk mengedarkan Obat di wilayah Indonesia, yang
selanjutnya disebut Pemilik Izin adalah Pemilik Izin Edar, pemilik
persetujuan pemasukan obat melalui mekanisme jalur khusus
(Special Access Scheme), dan/atau pemilik persetujuan
penggunaan darurat (Emergency Use Authorization) untuk
penggunaan Obat selama kondisi kedaruratan kesehatan
masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
7. Cara Pembuatan Obat yang Baik yang selanjutnya disingkat CPOB
adalah cara pembuatan Obat yang bertujuan untuk memastikan
agar mutu Obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan
tujuan penggunaan.
8. Bets adalah sejumlah Obat yang mempunyai sifat dan mutu yang
seragam yang dihasilkan dalam satu siklus pembuatan atas suatu
perintah pembuatan tertentu.
9. Sistem Kewaspadaan Cepat adalah pemberitahuan secara cepat
dari Badan Pengawas Obat dan Makanan ke otoritas negara lain
atau sebaliknya tentang obat yang tidak memenuhi standar
dan/atau persyaratan keamanan, khasiat, mutu, dan label.
13. Surat Penarikan adalah dokumen tertulis dari Pemilik Izin kepada
Fasilitas Distribusi, Fasilitas Pelayanan Kefarmasian, dan/atau
Tempat Praktik Mandiri Tenaga Kesehatan untuk melakukan
penarikan dan/atau pengembalian obat.
14. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Pasal 2
Pasal 3
(1) Pemilik Izin wajib melakukan Penarikan Obat yang tidak memenuhi
standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat, mutu, dan label
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
(2) Penarikan Obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan terhadap 1 (satu), beberapa, atau seluruh Bets.
Pasal 4
Pemilik Izin wajib melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
efektivitas pelaksanaan Penarikan Obat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3.
Bagian Kedua
Jenis Penarikan
Pasal 5
(1) Penarikan Obat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 berupa:
Pasal 6
Bagian Ketiga
Pasal 7
Penarikan Obat yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 diklasifikasikan dalam:
a. Penarikan Obat kelas I;
b. Penarikan Obat kelas II; dan
c. Penarikan Obat kelas III.
Pasal 8
Pasal 9
(1) Penarikan Obat kelas II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf b dilaksanakan untuk Obat yang apabila digunakan dapat
mengakibatkan penyakit atau pengobatan keliru yang
menimbulkan efek sementara bagi kesehatan dan dapat pulih
kembali.
(2) Kriteria Obat yang termasuk dalam Penarikan Obat kelas III
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Pasal 11
Berdasarkan kajian risiko, Kepala Badan dapat mengubah kriteria
Penarikan Obat kelas I, II, dan III sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Bagian Keempat
Jangkauan Penarikan
Pasal 12
Pasal 14
Bagian Kelima
Pelaporan
Pasal 15
Bagian Keenam
Jangka Waktu Penyampaian Laporan Penarikan Obat
Pasal 16
(1) Laporan awal pelaksanaan Penarikan Obat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf a wajib disampaikan
dalam jangka waktu paling lama:
a. 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam untuk Penarikan Obat
kelas I terhitung sejak tanggal Instruksi Penarikan untuk
Penarikan wajib atau terhitung sejak tanggal Surat Penarikan
untuk Penarikan mandiri;
b. 5 (lima) Hari untuk Penarikan Obat kelas II terhitung sejak
tanggal Instruksi Penarikan untuk Penarikan wajib atau
terhitung sejak tanggal Surat Penarikan untuk Penarikan
mandiri; dan
c. 10 (sepuluh) Hari untuk Penarikan Obat kelas III terhitung
sejak tanggal Instruksi Penarikan untuk Penarikan wajib atau
terhitung sejak tanggal Surat Penarikan untuk Penarikan
mandiri.
(2) Laporan akhir pelaksanaan Penarikan Obat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf c wajib disampaikan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penarikan Obat pada Fasilitas Distribusi dalam waktu paling
lama:
Publikasi
Pasal 17
(1) Pemilik Izin wajib melakukan dan memastikan publikasi terkait
dengan Penarikan Obat berjalan efektif.
(2) Pemilik Izin dapat melakukan publikasi sesuai hasil evaluasi oleh
Badan Pengawas Obat dan Makanan terhadap rencana publikasi
yang disampaikan dalam laporan awal sebagaimana dimaksud
dengan Pasal 15 ayat (3) huruf e.
(3) Publikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan minimal
pada website resmi yang dimiliki, pada media cetak, media
elektronik, dan/atau media digital lainnya.
(4) Publikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaksanakan
dalam jangka waktu paling lama:
a. 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam untuk Penarikan Obat
kelas I terhitung sejak persetujuan rencana publikasi oleh
BPOM.
b. 3 (tiga) Hari untuk Penarikan Obat kelas II terhitung sejak
persetujuan rencana publikasi oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan.
Pasal 18
(1) Publikasi dapat dilakukan berdasarkan hasil kajian risiko yang
menyatakan bahwa Penarikan Obat harus diinformasikan pada
masyarakat.
(2) Publikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
oleh Kepala Badan atau pejabat yang berwenang untuk
kepentingan pelindungan masyarakat.
Pasal 19
Publikasi Penarikan Obat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dan
Pasal 18 wajib memuat informasi sebagai berikut:
a. identitas obat yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan
yang ditarik;
b. Bets yang ditarik;
c. alasan Penarikan dan penjelasan risiko Obat tidak memenuhi
standar dan/atau persyaratan;
d. jangkauan Penarikan Obat tidak memenuhi standar dan/atau
persyaratan; dan
e. informasi panduan bagi masyarakat atau tenaga kesehatan bila
menemukan, memiliki dan/atau telah mengonsumsi obat
tersebut.
BAB III
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 20
Masyarakat dapat berperan serta dalam melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan Penarikan Obat oleh Pemilik Izin.
Pasal 21
Peran serta masyarakat dalam pengawasan terhadap pelaksanaan
Penarikan Obat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 yaitu:
a. melaporkan masih adanya peredaran obat yang telah ditarik; dan
b. keikutsertaan dalam penyebarluasan informasi terkait dengan
Penarikan Obat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB IV
PEMUSNAHAN
Pasal 22
Pasal 23
(1) Pemusnahan Obat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
dilakukan oleh Pemilik Izin dengan disaksikan oleh Pengawas.
(2) Pemilik Izin wajib membuat Berita Acara Pemusnahan terkait
dengan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Berita Acara Pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
paling sedikit memuat keterangan mengenai:
a. hari, tanggal, dan tempat/lokasi pemusnahan;
b. pihak yang memusnahkan/Pemilik Izin;
c. saksi Pengawas;
d. nama obat;
e. bentuk sediaan;
f. nomor izin edar/nomor persetujuan Emergency Use
Authorization /nomor persetujuan Special Access Scheme;
g. jumlah obat;
h. nomor bets;
i. cara pemusnahan; dan
j. nama dan tanda tangan pihak yang memusnahkan beserta
saksi-saksi.
Pasal 24
SANKSI ADMINSTRATIF
Pasal 25
(1) Pemilik Izin yang melanggar Pasal 2 ayat (1), Pasal 3 ayat (1), Pasal
4, Pasal 5 ayat (6), Pasal 5 ayat (7), Pasal 13 ayat (1), Pasal 15 ayat
(1), Pasal 16, Pasal 17 ayat (1), Pasal 17 ayat (4), Pasal 19, Pasal 22
ayat (1), Pasal 22 ayat (5), Pasal 22 ayat (6), Pasal 23 ayat (2), Pasal
24 ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa:
a. peringatan;
b. peringatan keras;
c. penghentian sementara kegiatan pembuatan obat;
d. pembekuan sertifikat CPOB
e. pembekuan izin edar;
f. pencabutan sertifikat CPOB;
g. pencabutan izin edar;
h. pencabutan persetujuan penggunaan darurat (Emergency Use
Authorization) untuk penggunaan Obat selama kondisi
kedaruratan kesehatan masyarakat; dan/atau
i. pencabutan persetujuan pemasukan obat melalui mekanisme
jalur khusus/Special Access Scheme.
(2) Penghentian sementara kegiatan pembuatan obat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c untuk seluruh kegiatan atau
sebagian kegiatan.
(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikenakan kepada Pemilik Izin oleh Kepala Badan.
Pasal 26
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 27
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku, Peraturan Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penarikan
dan Pemusnahan Obat yang Tidak Memenuhi Standar dan/atau
Persyaratan Keamanan, Khasiat, Mutu, dan Label (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 778), dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
Pasal 29
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal … … 2021
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN,
ttd
PENNY K. LUKITO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal … … 2021
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
LAMPIRAN
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT
DAN MAKANAN
NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
PENARIKAN DAN PEMUSNAHAN OBAT
YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR
DAN/ATAU PERSYARATAN KEAMANAN,
KHASIAT, MUTU, DAN LABEL
PEDOMAN PENARIKAN OBAT YANG TIDAK
MEMENUHI STANDAR DAN/ATAU PERSYARATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka menjamin khasiat, keamanan, dan mutu Obat serta
untuk melindungi masyarakat dari obat sub-standar dan ilegal,
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan pengawasan
secara komprehensif mulai dari pengawasan sebelum obat beredar
dan selama obat beredar.
B. Tujuan
Tujuan dari pedoman Penarikan Obat yang tidak memenuhi standar
dan/atau persyaratan adalah:
1. memberikan pendekatan yang konsisten dalam melakukan
tindakan Penarikan Obat;
2. membantu industri farmasi dalam melakukan Penarikan Obat
menggunakan prosedur baku yang sistematis;
3. merespons secara efektif dan efisien terkait isu obat yang memiliki
potensi risiko terhadap kesehatan masyarakat dan melakukan
tindak lanjut sesuai dengan ketentuan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman Penarikan Obat yang tidak memenuhi
standar dan/atau persyaratan meliputi:
1. Kriteria kelas penarikan obat;
2. Mekanisme penarikan obat;
3. Publikasi penarikan obat.
D. Pengertian Umum
Dalam lampiran ini yang dimaksud dengan:
Publikasi Penarikan
“Informasi ini disampaikan dalam rangka melindungi masyarakat dari risiko kesehatan
atas peredaran obat yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan,
khasiat, mutu, dan label.”
3. Jangkauan penarikan:
Penarikan obat XX dilakukan pada……..
Selain itu, bila menerima laporan keluhan pasien yang disebabkan atas
penggunaan obat tersebut, agar dapat segera menghubungi nomor layanan
konsumen PT XX dan Badan POM (e-MESO).
Bagi konsumen yang memiliki obat yang ditarik tersebut agar segera
menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter bila mengalami
kejadian tidak diinginkan karena penggunaan obat tersebut atau dapat
menghubungi layanan konsumen PT XX.
Jika memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait penarikan ini dapat menghubungi
PT XX pada nomor berikut:
Layanan Konsumen
Nomor Telepon: ….
Email: ……
Laporan keluhan efek samping, mutu dan/atau label obat tersebut juga dapat
dilaporkan kepada Badan POM melalui Halo BPOM di 1-500-533 atau aplikasi
BPOM Mobile.
ttd.
PENNY K. LUKITO