Penulis — PENEDUH
Aku, Irfan. dari keluarga yang cukup mapan dari Jakarta sehingga
mengharuskan untuk kost di kota Y. Tempat kost saya adalah kost campur
dengan kamar mandi berada di dalam kamar dan dihuni oleh 12 orang, 5
mahasiswa dan 3 perempuan dan 4 pasutri.
Pada bulan pertama kunjungan ibuku, biasa – biasa saja. Mama menginap di
kostku selama seminggu. Aku membeli 1 kasur tambahan, sehingga walau
sekamar tapi aku dan ibuku tidur di kasur yang berbeda dan agak berjauhan
(maklum, kamar kostku agak luas). Setiap Mama ingin berganti pakaian, aku
selalu keluar kamar, begitu juga sebaliknya.
Pada akhir bulan kedua, Mama kembali mengunjungiku. Seperti kebiasaannya,
ia kembali menginap di kostku selama seminggu. Pada kunjungan kedua
inilah, alu mengalami sebuah kejandian yang akhirnya membuat aku terobsesi
dengan ibuku sendiri.
Kejadian itu terjadi pada malam hari kira pukul 7. Aku sedang keluar membeli
makanan untuk aku dan mama. Saat aku kembali, aku meliat Mama sudah
mengganti pakeannya dengan daster tidur. Daster biru tua polos yang leher
bajunya sangat rendah. Singkat cerita, kami makan bersama sambil duduk
berhadapan.
Karena di kamar kostku tidak ada meja, akhirnya kami makan sambil duduk
lesehan dan piring diletakkan di lantai. Sewaktu waktu saat hendak
menyuapkan nasi ke mulutnya, dengan tidak sengaja, Mama membungkuk
kearah ku yang lagi asyik duduk di asyik makan. Kedua belah payudaranya
yang tanpa beha hampir seluruhnya keluar dari leher dasternya.
Suatu hari, aku benar benar ketiban rezeki. Tidak sengaja Mama memberikan
tontonan yang membuatku terangsang berat. Seperti biasa setelah keluar
kuliah, aku tidur siang, bertelanjang dada, aku hanya memakai blue jeans ketat
kegemaranku. Sambil berbaring di kasurku, aku menemani Mama ngobrol
mengenai acara kuliahku, Mama asyik dengan majalahnya.
Dengan wajah merah karena jengah, aku bangkit dan ngacir ke kamar mandi.
Di dalam kamar mandi ku buka resluiting jensku dan mulai mengocok
kontolku sambil mencium Bra dan CD kotor milik mama yang tergantung di
kamar mandi. Sejak saat itu aku mulai terobsesi dengan ibuku sendiri. Bahkan
saat mama hendak balik ke jakarta, aku membunyikan satu Bra dan CD-nya
untuk teman onaniku selama Mama di Jakarta.
Pada akhir bulan ketiga, sebelum datang berkunjung, Mama terlebihi dahulu
menelpon. Dalam pembicaraanku dengan Mama di telpon, Mama
mengatakan agak merasa sedikit ribet kalau harus bolak – balik dengan
membawa barang bawaan yang banyak.
Mendengar itu, ide isengkupun muncul. Aku meminta Mama untuk tidak perlu
membawa apa – apa saat berkunjung dan menawarkan untuk memblikan
pakaian untuk keperluan Mama selama seminggu. Mama pun menyetujuinya.
Saat Mama tiba, ia agak kaget melihat persediaan pakaian yang aku belikan
untuknya. Pada awalnya dia menolak, tapi setelah agak kupaksa dengan
mengatakan bahwa ia akan kelihatan lebih muda dan cantik dengan
berpakaian seperti itu, Mama akhirnya mau.
Saat Mama mandi, aku duduk sambil menonton tv. Jantungku berdebar
menanti pemandangan apa yang bakal aku lihat saat Mama keluar. Beberapa
menit kemudian Mama keluar dari kamar mandi menggunakan gaun yang tadi
diambilnya dan kembali memakai Bra yang tadi dipakai ke mall. Saat ibuku
sedang mengeringkan rambutnya, aku protes
“Bukannya Bra itu udah mama pakai dari tadi pagi? “ “iya, emang kenapa”
sahut mama
“seharian kan kita diluar rumah. Bra itu pasti udah banyak kena keringat.
Nggak sehat”
“Bra mama udah pada kotor. Ini yang terakhir “ “yaudah nggak usah pake bra
aja, daripada mama ke penyakit kulit karena pake bra kotor”
Setelah aku memaksa, akhirnya Mama menuruti. Mama kembali ke dalam
kamar madni untuk melepas bra-nya. Mama keluar kembali sudah tidak
menggunakan bra. Putingnya nampak keliatan di balik gaun tipis itu. Hal itu
membuatku saat horni, sehingga saat giliranku mandi, aku berlama – lama di
kamar mandi untuk beronani dengan pakaian dalam bekas Mama.
Pada saat makan malam, aku berpura – pura menumpahkan minuman ke atas
kasurku, sehingga aku bisa punya alasan untuk tidur sekasur dengan mama
malam ini. Mama sudah lebih dulu tidur, aku masih nonton. Saat Mama tidur,
Gaun malamnya tersingkap sehingga memperlihatkan G-string yang Mama
pakai. Tali gaun tidurnya yang sebelah kiri merosot ke siku sehingga puting
payudaranya sebelah kiri nongol sedikit.
Melihat itu, aku horni hingga ubun – ubun kepala. Aku udah nggak tahan lagi
untuk menyentuh tubuh Mama dan menyetubuhinya. Tapi, aku tidak berani.
Aku akhirnya hanya mengocok batangku persis di depan wajah Mama yang
sedang tertidur pulas. Saat pejuku hendak keluar, aku arahkan ujung batangku
ke dada Mama sehingga pejuku tersembur mengenai dadanya.
Menjelang dini hari, aku terbangun. Malam itu aku tidak bisa tidur
membayangkan tubuh mama, gila pikirku dalam hati dia ibuku, tapi.. akh..
masa bodoh pikirku lagi. Aku mencoba onani lagi untuk “menidurkan
burung”-ku yang berontak minta masuk ke sarang nya. Gila pikirku lagi.
Dengan gemetar aku mencoba membelai paha Mama yang putih mulus dan
sangat seksi, dengan tangan bergetar aku membelai dan menelusuri paha
Mama dan terus naik ke atas. Kemaluanku sudah sangat keras dan terasa sakit
karena batang kemaluanku terjepit oleh celanaku. Aku kemudian membuka
celanaku dan keluarlah “burung perkasa”-ku yang sudah sangat keras.
Pada malam berikutnya, aku semakin berani menggerayangi tubuh Mama.
Saat Mama sudah terlelap, aku pindah dari kasurku ke kasur mama. Perlahan –
lahan aku menarik daster yang dipakainya ke atas hingga bagian dada. Tubuh
Mama yang sexy hanya terbalut bra putih setengah cup dan celana dalam
satin putih berenda sexy terpampang di depanku.
Waktu itu tidak ada sedikitpun reaksi dari Mama. Berulang-ulang aku
menikmati buah dadanya dari yang sebelah kiri, ke kanan, ke kiri dan
seterusnya sampai aku betul-betul puas. Remasan, gigitan, jilatan dan ciuman
menghujani kedua buah dada ibuku itu.
Aku kemudian menarik celana dalam yang dipakainya agak ke bawah. Aku
membuka kedua belahan kakinya dan mulai menjilati liang kewanitaannya.
Walaupun tertidur, rupanya tubuh Mama memberikan reaksi terhadap apa
yang aku lakukan. Cairan kewanitaannya mengalir dari liang itu dan segera
saja dijilati olehku.
Setelah beberapa saat menjilat-jilat kemaluan Mama, aku tidak tahan lagi. Aku
jongkok di depan Mama dan mengocok batang kemaluanku. Ujung batang
kemaluanku aku arahakan ke vaginanya, hingga pejuku menyembur keluar
dan membasahi selangkangannya. Setelah terselesaikan birahiku, aku kembali
merapikan pakaian Mama dan kembali tidur di kasurku.
Keesokan harinya, Mama meminta aku membelikan tiket kereta api untuknya.
Mama ingin pulang hari ini juga. Aku sangat ketakutan. Aku takut Mama
mengetahui kelakuanku semalam dan hendak pulang menyampaikannya
kepada ayahku.
Siang harinya sebelum ibu pulang, aku mengajak mama jalan – jalan. Mama
masih bersikap seperti biasa. Masih menggunakan pakian – pakaian seksi yang
kubelikan. Selama jalan berdua, kami tak banyak bicara. Aku mengajak mama
nonton bioskop. Mama menyetujuinya. Saat di dalam ruangan bioskop, aku
curi – curi kesempatan untuk merangkul mama.
Aku tidak fokus pada filmnya. Aku lebih fokus pada mama yang sedang
bersandar di bahuku. Dengan ragu – ragu aku mencoba mencium keningnya.
Mama hanya diam.
“iya beneran “ “sekarang kan udah jam 5. Kereta mama berangkat jam 6 “
“yaudah nggak jadi deh kalo gitu” jawab Mama tanpa mengangkat kepalanya
dari bahuku.
“kalo gitu, setelah ini Mama mau nggak aku ajak ke suatu tempat yang
indah?” tanyaku
Jam menunjukkan pukul 02.00. di lantai dasar hanya ada aku dan Mama,
sedangkan di lantai atas, ada beberapa orang mahasiswa yang sedang asyik
ngobrol.
Aku dan Mama asyik ngobrol ngalor – ngidul sambil menikmati kopi yang
kami pesan.
Tak lama kemudian Mama berdiri dan menatap ke arah lampu – lampu kota
yang berkilau di kejauhan. Tanpa menoleh, Mama berkata
“mama tau dua malam berturut – turut ini kamu mengocok batang
kemaluanmu di depan Mama yang tertidur dan melempaskan pejumu di
tubuh Mama “aku kaget dan tak dapat berkata apa – apa. Ibu melanjutkan lagi
“dan bahkan malam keduanya kami sampai berani menelanjangi Mama.
Sebenarnya apa yang kamu pikirkan?
Aku tak menjawab pertanyaan mama tadi. Aku berdiri membawa jacket dan
memakaikannya kepada Mama dari belakang.
“iya. Daerah ini sangat dingin” jawab mama masih tanpa menoleh
“yaudah kalo gitu kita pulang aja “ “kamu belum menjawab pertanyaan mama
tadi. Jawab dulu dan kita pulang “ “aku nggak mau jawab kalo mama nggak
mau noleh ke aku” jawabku bingung
“aku sangat mencintaimu dewi. Aku ingin memilikimu dewi” jawabku dengan
langsung menyebut nama Mama.
“apa? Kamu memanggilku dengan sebutan dewi. Aku ibumu” tanya Mama
dengan ekspresi yang kaget.
“iya. Kalo aku memanggil Mama, aku akan takut untuk mencium bibirmu”
jawabku santai. mama nampak mau tersenyum tapi ditahannya. Kembali
kupegang kedua pipi Mama lalu aku bertanya lagi
Tanpa menunggu mama bereaksi, aku udah kembali mencium bibirnya. Kali ini
aku mencoba memasukan lidahku ke dalam mulutnya. Mama membuka
bibirnya perlahan dan membiarkan lidahku bertemu dengan lidahnya.
Beberapa menit kemudia, mama mendorong tubuhku dan berkata
“ayo kita pulang. Kita bicarakan lagi apa yang telah terjadi di kost”
Aku dan mamapun akhirnya pulang. Sebelum sampai di kost, mama meminta
untuk singgah di sebuah minirmarket lalu membeli sebotol minuman ringan.
Saat memasuki kamar kost, aku harap – harap cemas apa yang akan dikatakan
mama. Aku duduk di atas kasur. Mama meletakkan minuman ringannya di atas
lantai di depanku lalu mengambil pakaian di lemari dan masuk ke kamar
mandi.
Saat Mama keluar, ia menggunakan Daster biru tua polos yang leher bajunya
rendaah banget. Tidak pakai bra, payudaranya gampang banget diintip lewat
leher baju itu, Perfect. Mama duduk di depanku dan membuka botol
minuman.
“Aku sengaja pake daster ini, jadi kalau kamu mau grayang-grayang and
kissing-kissing payudara Aku kan gampang, tinggal tarik dikit, beres. Dan
untuk anumu tuh, aku hanya bisa ngasih handjob”
Aku tersenyum, dan memeluk Mama. Pelukanku erat. Aku bisa merasakan
jantung mama berdetak agak lebih kencang. Aku bisa merasakan napas mama
agak memburu. Dan Aku bisa memberikan kecupan-kecupan dan belaian
lidah di leher mama, turun ke dada, ke payudara, Uhh.. enaknya. Sementara
tangan Mama terus mengocok kemaluanku.
Dengan segera Mama mengaambil botol minuman ringan tadi, mama minum
seteguk (tapi tidak ditelan). Lalu Mama memasukkan batang kemaluanku ke
mulutnya, sambil terus mengocok batangku hingga akhirnya pejuku keluar
dan mama menelannya bersama – sama dengan minuman tadi.
“ssssstttt… buruan tidur. Ini yang pertama dan terakhir. Mulai besok aku
kembali menjadi ibumu seperti semestinya. Kalo kamu horni, aku akan carikan
kamu wanita bayaran”
Pilihan Editor
DODGETHEBULLET
Tetangga Kontrakan STW
MASTERSHINDEN
Pengalaman Hidupku Bersama Mama dan Tante Lia
AGI888
Panggilnya Teteh Aja, Jangan Tante
BRAMLOSER
Ochi, kakakku yang seksi
CHIMAX
Nikmatnya Anus Mertua
MR_BOY
Menanam Benih di Rahim Ibu dan Adikku
BLACKMORE
Keluarga Pak Trisno
BRAMLOSER
Jangan Sampai Papa Mama Tahu yah Dek
QSANTA
Ingin Binatang Peliharaan
MEKIVER
Ibu Pura Pura Diam
MR_BOY
Dirumah Bambu Bercinta dengan Ibu
NEENA
DIBURU NAFSU INCEST
MEMEKIBUSTW
Budhe Anah janda desa bertubuh ibukota
BAYANGHITAM
Bapakku ingin nyusu lagi
NEENA
BIRAHI LIAR - Di Dalam Keluarga Kami
QSANTA
Antar Mama ke Dokter
PEMANAH RAJAWALI
Akibat Ke Dukun
SMISBACK
ACYS Complete Episode
© 2021 - CeritaSeru.xyz