Anda di halaman 1dari 6

KABUPATEN NATUNA

Kondisi Geografis

Kabupaten Natuna merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau.


Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau yang secara resmi
terbentuk dengan dasar Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999, pusat ibu kotanya Ranai yang
terletak di Pulau Bunguran besar, sebagai ibu kota kabupaten.

Gambar
Posisi Natuna terletak paling utara Indonesia. Kabupaten Natuna terletak di Laut Cina
Selatan dengan posisi yang sangat strategis baik dari segi bisnis maupun pertahanan dan
keamanan karena terletak pada jalur pelayaran internasional. Secara geografis Kabupaten Natuna
yang terletak pada posisi 1°16' - 7°19' LU dan 105°00' - 110°00' BT. Kabupaten Natuna terletak
di kepulauan paling utara di selat Karimata yang berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja di
sebelah utara, Kabupaten Bintan (Provinsi Kepulauan Riau) di sebelah selatan, Malaysia Timur
dan Kalimantan Barat di sebelah timur, Kabupaten Kepulauan Anambas (Provinsi Kepulauan
Riau) di sebelah barat.

Jarak Ibukota Kabupaten dengan kota-kota lainnya yang berada di Provinsi Kepulauan
Riau adalah sebagai berikut:

Gambar

Luas Wilayah

Kabupaten Natuna secara administratif terdiri dari 15 kecamatan yaitu Kecamatan Midai,
Suak Midai, Pulau Tiga, Pulau Tiga Barat, Pulau Laut, Tiga Barat, Pulau Laut, Bunguran Batubi,
Bunguran Barat, Bunguran Utara, Bunguran Timur, Bunguran Timur Laut, Bunguran Tengah,
Bunguran Selatan, Serasan, Serasan Timur, dan Subi. Kabupaten Natuna memiliki luas wilayah
264.198,37 Km2, dan dimana sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan seluas 262.167,07
Km2 dan sisanya daratan yang berbentuk kepulauan seluas 2.001,30 km2
Di Kabupaten Natuna terdapat 154 pulau, dengan 27 pulau (17,53%) yang berpenghuni dan
sebagian besar pulau (127 pulau atau 82,47%) tidak berpenghuni. Dua pulau terbesar diantaranya
adalah Pulau Bunguran dan Pulau Serasan, pulau – pulau yang ada dapat di kelompokkan dalam
2 gugus:

- Gugus Pulau Natuna, terdiri dari pulau – pulau di Bunguran, Sedanau, Midai, Pulau Laut,
dan Pulau Tiga
- Gugus Pulau Serasan, terdiri dari pulau – pulau di Serasan, Subi Besar dan Subi Kecil

Topografi

Berdasarkan kondisi fisiknya, Kabupaten Natuna merupakan tanah berbukit dan


bergunung batu. Dataran rendah dan landai banyak ditemukan di pinggir pantai. Ketinggian
wilayah antara kecamatan cukup beragam, yaitu berkisar antara 3 sampai dengan 959 meter dari
permukaan laut dengan kemiringan antara 2 sampai 5 meter.

Iklim

Iklim di Kabupaten Natuna adalah tropis basah dengan suhu rata-rata 26 °C dan sangat
dipengaruhi oleh perubahan arah angin. Kelembaban udaranya berkisar antara 60% dan 85%.
Sedangkan, curah hujannya rata-rata 2.530 mm dengan jumlah hari hujan 110 pertahun. Bulan-
bulan yang basah terjadi pada bulan Oktober-Desember dengan kecepatan angin rata-rata 276 km
perhari sedangkan penyinaran mataharinya rata-rata 53%. Cuacanya sering tidak menentu. Hujan
disertai angin kencang, badai yang bergemuruh, dan gelombang yang mencapai ketinggian lebih
dari tiga meter acapkali terjadi secara tiba-tiba. Berdasarkan arah angin, masyarakat setempat
mengenal adanya 4 musim, yakni: Utara, Timur, Selatan, dan Barat. Musim Utara ditandai oleh
angin yang berhembus dari arah timur. Musim ini berjalan selama 4 bulan (November—
Februari). Pada musim ini angin berhembus sangat kencang (kecepatannya mencapai 15–30
knots), sehingga laut bergelombang sepanjang siang dan malam dengan ketinggian 1-3 meter.

Musim Timur ditandai oleh angin yang berhembus dari arah timur. Musim ini juga
berjalan selama 4 bulan (Maret—Juni). Kecepatan anginnya rata-rata hanya 12 knots. Hujan
yang lebat jarang terjadi. Adakalanya hujan disertai dengan panas. Matahari agak bebas
menyinari laut dan daratan, sehingga panasnya cukup menyengat. Panas yang demikian, oleh
masyarakat setempat disebut sebagai ngek-ngek atau lak-lak (rasanya tidak menentu). Namun
demikian, laut masih tampak bergelombang sehingga agak sulit untuk mendapatkan ikan.

Musim Selatan ditandai oleh angin yang berhembus dari arah selatan. Musim yang
berlangsung selama 2 bulan (Juli—Agustus) ini kecepatan anginnya rata-rata 8--20 knots. Pada
musim ini matahari dapat bersinar bebas sehingga panasnya sangat menyengat. Keadaan laut
masih tetap bergelombang, bahkan adakalanya dapat mencapai lebih dari 3 meter.

Musim Barat yang ditandai oleh angin yang berhembus dari arah barat juga berlangsung
selama 2 bulan (September—Oktober). Ciri dari musim ini adalah antara panas dan hujan saling
berganti. Oleh karena itu, permukaan laut adakalanya tenang dan teduh, tetapi adakalanya
gelombangnya dapat mencapai 3 meter lebih.

Kependudukan

Kabupaten Natuna terdiri dari 15 Kecamatan, 70 Desa, dan 6 Kelurahan. Penduduk


Kabupaten Natuna pada tahun 2017 berjumlah 76.192 jiwa, yang terdiri dari 39.180 jiwa
penduduk laki-laki dan 37.012 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk tahun 2017
adalah 38,08 jiwa/km². Bunguran Timur adalah kecamatan terbanyak penduduknya, sedangkan
yang paling sedikit adalah Suak Midai. Kecamatan terpadat penduduknya adalah Midai dan yang
paling jarang penduduknya adalah Bunguran Utara.

PROGRAM KONVERSI MITAN KE LPG

LOKASI KONVERSI NATUNA


MITAN
1 Konsumsi mitan per bulan 255 KL
2 Lokasi supply point / Depot NATUNA
3 Jarak supply point ke lokasi 75 KM
4 Lokasi agen mitan NATUNA
4 Biaya distribusi mitan Rp 250,- /liter s/d Rp 480,- / liter
5 Moda transportasi pengiriman mitan ke daerah MOBIL TANKI & KAPAL TONGKANG
kepulauan
6 Waktu angkut produksi (RTD) 2 JAM
7 HET mitan Rp. 3365,-/liter s/d Rp.3740,-/liter
LPG 12 Kg
1 Supply Point Tanjung Priok & Tanjung Pinang
2 Moda Angkutan Kapal Tol Laut Pelni (Dari Tanjung Priok)
Kapal Sembako (dari Tanjung Pinang)
3 Jumlah Agen LPG 1 (Dari Kapal Tol Laut)
4 Jumlah Sub Agen 3 (Dari Kapal Sembako)
Rp 220.000 / Tabung (Dari kapal
5 Harga LPG 12 kg
sembako)
LPG 3 Kg
1 Status Belum Ada
2 Supply Point Tanjung Uban / Tanjung Pinang
3 Biaya Pengadaan LPG di Supply Point Rp 11,500,-/Tabung
4 Potensi Konversi (220 KL mintan/bulan) 5,6 MT LPG /hari (1866 tabung/hari)
5 Jarak supply point ke lokasi 344 Mil
6 Moda transportasi pengiriman LPG Kapal kayu
7 Waktu angkut produksi (RTD) 50 Jam
8 Estimasi Biaya distribusi Rp 20.000,- / liter
ANALISIS
Potensi Konversi = 220 KL x 0.57 MT/KL
= 125,4 MT/Bulan
= 5,6 MT/hari
= 5.600 kg/hari
= 1.866 Tabung / hari
Harga LPG di Natuna jika titik supply dari Tanjung Uban / Tanjung Pinang adalah
Harga LPG = HET + Biaya Distribusi + Margin Agen
= (Rp 11.500,- + Rp 20.000,- + Rp 2.000,-) / Tabung
= Rp 33.500,- / Tabung

1 Liter Mitan = 0.57 kg LPG


1 Tabung LPG = 1/0.57 x 3 Liter Mitan
= 5.3 liter Mitan
5.3 Lt Mitan = 5.3 Liter x Rp 3.740,- / Liter
= Rp 19.800,-/liter

Terdapat selisih harga antara LPG 3 kg dan Mitan yaitu ;

Selisih Harga = (Rp 33.500,-) – (Rp 19.800,-)


= Rp 13.700,-
Untuk mengurangi harga LPG di Natuna salah satu alternatifnya adalah dengan membangun SPBE di
Natuna. Namun untuk membangun SPBE paling tidak diperlukan thruput LPG minimal 30 MT/Hari
agar ekonomis, sedangkan potensi market LPG 3 kg di Natuna saat ini hanya 5.6 MT/Hari sehingga
tidak ada Badan Usaha yang akan tertarik untuk membangun SPBE.

Dilihat dari kondisi geografis dan iklim di Natuna akan menyulitkan kelancaran pendistribusian LPG
dari titik supply ke Natuna khususnya pada musim utara dimana ombak setinggi hingga 3 meter terjadi
selama Nopember – Februari.

Selain aspek teknis dan ekonomis, terdapat permasalahan pada aspek sosial jika harga LPG di Natuna
lebih mahal dibandingkan dengan harga LPG di wilayah lain yaitu berupa keresahan dan gejolak di
masyarakat. Hal ini bercermin pada realitas konversi mitan ke LPG di Kelupauan Karimun dimana
masyarakat setempat memprotes harga LPG yang dinilai lebih tinggi dibandingkan wilayah lain.

Anda mungkin juga menyukai