Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ahmad Zuaidi

Jurusan : Teknologi informasi ( A )

Semester : Tiga ( III )

Mata Kuliah : Pengantar Basis Data

1. Secara umum normalisasi berarti sebuah proses pengelompokan atribut data yang
membentuk entitas yang sederhana, fleksibel, non-redundant, serta mudah beradaptasi. Hal
tersebut untuk memastikan bahwa database yang dibuat memiliki kualitas yang sangat baik.
Contoh normalisasi bisa dilihat pada penggunaan database untuk beberapa kebutuhan khusus.

Teknik yang digunakan dengan mengorganisasi data kedalam tabel khusus untuk memenuhi
kebutuhan pengguna di dalam suatu organisasi. Sebuah kumpulan atau organisasi khusus
membutuhkan sistem normalisasi untuk mengorganisir data secara maksimal. Jika proses ini
tidak digunakan maka beberapa hal bisa saja terjadi. Bahkan beberapa jenis kerugian bisa
saja terjadi jika tidak melalui proses normalisasi tersebut. Dalam hal ini terdapat beberapa hal
yang mungkin saja terjadi berupa beberapa situasi khusus yang merugikan. Pertama adanya
insert anomali yaitu situasi tidak memungkinkan memasukkan beberapa jenis data secara
langsung di database.

Kedua delete anomali yaitu penghapusan data yang tidak sesuai dengan harapan. Data yang
seharusnya tidak terhapus mungkin bisa saja ikut terhapus tanpa adanya proses normalisasi.
Contoh normalisasi yang tidak digunakan ialah bisa membahayakan data yang dimiliki oleh
organisasi tersebut.

Ketiga terjadi situasi update anomali yaitu nilai yang diubah menyebabkan inkonsistensi
database. Data yang diubah tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan atau yang diinginkan
sesuai kebutuhan pada organisasi tersebut. Ketiga hal tersebut tentunya cukup merugikan
Terlebih jika organisasi atau perusahaan tersebut melibatkan sejumlah data di dalamnya.

2. Tujuan dari normalisasi ini ialah untuk menghilangkan dan mengurangi redudansi atau data
yang rangkap. Selain itu, proses ini juga bertujuan untuk memastikan dependency data atau
memastikan data berada pada tabel yang tepat. Intinya proses tersebut sangat dibutuhkan
untuk memastikan sebuah data berada pada tempat dan posisi yang sesuai. Jika sudah
terdapat gejala adanya data yang melenceng dari seharusnya proses normalisasi tersebut bisa
membantu mengembalikan dan mengatasi gejala tersebut. Data bisa digunakan secara normal
dan sesuai kapasitasnya jika penempatan serta penggunaannya sesuai. Contoh normalisasi
yang baik tentunya bisa menunjang dalam penempatan serta penggunaan database yang tepat.
Selain itu, tujuan dari proses ini ialah untuk mengurangi kompleksitas atau masalah dari
database. Hal ini dapat membantu mempermudah pemodifikasian data sesuai kebutuhan dan
organisasi atau perusahaan tersebut. Untuk beberapa perusahaan atau organisasi yang
mengelola data maka hal ini akan sangat dibutuhkan.

3. Pada ilmu database atau basis data, normalisasi digunakan untuk menghindari terjadinya
berbagai anomali data dan tidak konsistensinya data. Ini merupakan fungsii secara umum.
Dalam beberapa kasus normalisasi ini sangat penting untuk menunjang kinerja database dan
memastikan bahwa data dalam database tersebut aman dan tidak terjadi kesalahan jika
mendapat perintah SQL terutama DML yaitu update, insert, dan delete.

Perlu diketahui dalam beberapa kasus Normalisasi database terkadang harus diubah menjadi
bentuk denormalisasi, terutama untuk data yang telah besar dan membengkak. Denormalisasi
ini ditujukan untuk meningkatkan performance dengan meletakkan beberapa field menjadi
satu tabel sehingga mudah di tarik. Denormalisasi ini sering digunakan untuk menarik data
yang besar dari database.

4. Bentuk Tidak Normal (UNF)

Syaratnya masukkan setiap atribut pada dokumen dasar yaitu dokumen masukan dan
dokumen keluaran menjadi 1 himpunan. Masukkan setiap atribut pada dokumen masukan
yang terdiri dari form data anggota, data user dan form buku. Dokumen tersebut harus
dijadikan sebuah kesatuan dalam satu himpunan.

Bentuk Normal Pertama (1NF)

Syaratnya tidak terdapat baris yang duplikat di mana masing-masing sel atau atribut harus
bernilai tunggal. Hapus dan buang atribut yang duplikat yang ada pada bentuk tidak normal
atau UNF. Ubah menjadi sel yang bernilai tunggal pada himpunan baru normalisasi bentuk
pertama atau 1NF. Tentukan atribut yang akan dijadikan kandidat key yang akan menjadi
kunci utama.

Bentuk Normal Kedua

Syaratnya harus sudah dalam bentuk normal pertama dan semua atribut tidak masuk dalam
primary key yang memiliki ketergantungan fungsional pada primary key secara utuh. Buat
tabel baru dengan setiap himpunan yang saling ketergantungan secara fungsional antara
atribut primary key dan yang tidak memiliki kunci.

Bentuk Normal Ketiga (3NF)

Pada contoh normalisasi ini syaratnya harus menghilangkan anomali hasil dari
ketergantungan yang bersifat fungsional. selain itu keadaannya harus sudah dalam bentuk
normal kedua untuk selanjutnya memisahkan atribut yang termasuk atribut detail yang tidak
tergantung secara langsung pada primary key.

Berikutnya pisahkan atribut pada kotak merah dari kelompok himpunan atau dari tabel.
Kelompok tersebut harus dipindahkan dari tabel asal ke tabel yang baru.

Anda mungkin juga menyukai