Anda di halaman 1dari 65

1.

DEFINISI ETIKA PROFESI


A. Definisi Etika, Moral dan Etiket

Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti  norma-
norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang
dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :

 Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut
ukuran dan nilai yang baik.
 Drs. Sidi  Gajalba  dalam  sistematika  filsafat  :  etika  adalah  teori  tentang  tingkah 
laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan
oleh akal
 Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma
moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
 Menurut  Martin  (1993),  etika  didefinisikan  sebagai  “the  discpline  which  can  act  as 
the performance  index  or  reference  for  our  control  system”. 

Dengan  demikian,  etika  akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur
pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan
dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis
yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang 
dibutuhkan  akan  bisa  difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara
logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.

Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala
sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.

ETIKA  = MORAL

Etika sering diartikan juga dengan istilah moral. Etika “Orang tidak boleh mencuri” berlaku
meskipun tidak ada orang lain yang melihat. Etika membutuhkan pengetahuan dan kesadaran, bukan
sekedar terpaksa berlaku sopan.

Moral berasal dari bahasa latin “mos” yang berarti adat kebiasaan. Moral adalah nilai-nilai dan
norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya. Menurut Frans Magnis Suseno (1987), “moral adalah nilai-nilai yang mengandung peraturan,
perintah dan lain sebagainya yang terbentuk secara turun temurun melalui suatu budaya tertentu
tentang bagaimana manusia harus hidup dengan baik”.

Moral lebih merupakan rasa dan karsa (kemauan) manusia dalam melakukan segala hal di
kehidupannya. Jadi Moral bisa dikatakan sebagai dorongan hati manusia untuk mentaati etika.
Inilah alasan kenapa secara etimologi moral dan etika dapat disamakan.

Kesimpulan : 

Etika = moral adalah pegangan tingkah laku didalam bermasyarakat. 

Moral menekankan pada cara menekankan sesuatu. 

Etika menekankan pada mengapa melakukan sesuatu harus dengan cara tersebut.

ETIKA = ETIKET

Etika adalah moral, sedangkan etiket adalah : adalah sopan santun, yaitu tata cara lahiriah yang perlu
dilakukan manusia dalam konteks aktifitas tertentu. Tata cara dilakukan jika dilihat oleh orang lain dan
tidak harus dilakukan jika tidak dilihat orang lain. Contoh etiket menggunakan mesin ATM dg mengantri,
etiket bertamu, dll.

B. Definisi Profesi dan Profesional

Profesi   adalah   bidang   pekerjaan   yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan
dan sebagainya) tertentu.  

Profesional artinya   orang   yang   ahli   atau   tenaga   ahli, memerlukan   kepandaian   khusus untuk
menjalankannya dan mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya. 

Pada umumnya, makna profesionalisme bukan hanya digunakan untuk pekerjaan yang telah
diakui sebagai profesi, melainkan pada hampir semua pekerjaan. Banyak muncul ungkapan seperti, sopir
profesional, tukang ojeg profesional hingga penjahat profesional.

Pernyataan ini memperihatkan bahwa sebenarnya seluruh pekerjaan apaapun, memungkinkan untuk
berkembang menuju suatu jenis model profesi tertentu. Tentu saja dengan menggunakan perangkat
persyaratan sebagai acuannya. Dengan kata lain, sebiuh pekerjaan akan dikatakan sebuah profesi, jika
mengandung :

1.       Melayani masyarakat, merupakan karir yg dilakukan sepanjang hayat

2.       Memerlukan bidang ilmu dan ketrampilan tertentu

3.       Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek

4.       Memerlukan pelatihan khusus dengan jangka waktu panjang


C. Pengertian Etika Profesi

Pengertian Etika Profesi (professional ethics) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk
dapat/bisa memberikan suatu pelayanan professional terhadap masyarakat itudengan penuh ketertiban
serta juga keahlian.

Secara umum, pengertian etika profesi ini merupakan suatu sikap etis yang dimiliki seorang profesional
yakni sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengembang tugasnya dan juga menerapkan
norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) didalam kehidupan manusia.·      

Menurut Prakoso (2015)

Etika profesi merupakan etika sosial dalam etika khusus memiliki tugas serta juga tanggung
jawab kepada ilmu dan juga profesi yang disandangnya.

Menurut Anang Usman, SH., MSi

Etika profesi ialah merupakan sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional
dari klien (pelanggan) dengan keterlibatan serta juga keahlian yakni sebagai pelayanan didalam rangka
kewajiban. masyarakat ialah sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang
membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama 

Fungsi Etika Profesi :

 Sebagai pedoman bagi seluruh anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang ditetapkan.
 Sebagai sebuah alat kontrol sosial bagi masyarakat umum terhadap profesi tertentu.
 Sebagai sarana untuk dapat mencegah campur tangan dari pihak lain di luar organisasi, terkait
hubungan etika didalam keanggotaan suatu profesi.

Prinsip dalam Etika Profesi menurut Darmasuti (2007), yaitu :

1. Tanggung jawab. Maksud tanggung jawab disini ialah tanggung jawab pelaksanaan (by function)
serta juga tanggung jawab dampak (by profession).
2. Kebebasan. Maksud kebebasan disini ialah kebebasan untuk dapat mengembangkan profesi itu
dalam batas-batas aturan yang berlaku didalam sebuah profesi.
3. Keadilan. Prinsip keadilan ingin membangun 1 kondisi yang tidak memihak manapun yang
memungkinkan untuk ditunggangi pihak-pihak yang berkepentingan.
D. Definisi Etika Profesi dalam TI

Etika (ethic) bermakna sekumpulan azaz atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, tata cara
(adat, sopan santun) mengenai benar dan salah tentang hak dan kewajiban yang dianut oleh suatu
golongan atau masyarakat TIK dalam konteks yang lebih luas, merangkum semua aspek yang
berhubungan dengan mesin (komputer dan telekomunikasi) dan teknik yang digunakan untuk
menangkap (mengumpulkan), menyimpan, memanipulasi, menghantarkan, dan menampilkansuatu
bentuk informasi.

Komputer yang mengendalikan semua bentuk ide dan informasi memainkan peranan penting dalam
pengumpulan, pemprosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi suara, gambar, teks, dan angka
yang berasaskan mikroelektronik. Teknologi informasi bermakna menggabungkan bidang teknologi
seperti komputer, telekomunikasi dan elektronik dan bidang informasi seperti data, fakta, dan proses.

Selanjutnya,  karena  kelompok  profesional  merupakan  kelompok  yang  berkeahlian 


dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas
dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya 
dapat  dikontrol dan dinilai  dari dalam oleh rekan sejawat, sesama  profesi sendiri.

Kehadiran  organisasi  profesi  dengan  perangkat  “built-in  mechanism”  berupa  kode  etik profesi
dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain
melindungi masyarakat  dari  segala  bentuk  penyimpangan  maupun  penyalah-gunaan  keahlian

2. Peran IQ, EQ, CQ, SQ dan AQ dalam Profesi

A. Definisi Kecerdasan

Manusia seringkali dianggap mempunyai kecerdasan yang lebih baik dibandingkan orang lain


pada saat dia dapat melakukan sesuatu hal yang belum bisa dilakukan oleh orang lain yang umurnya
sama. Anak usia 3 tahun yang sudah bisa membaca sebuah kalimat akan dianggap anak yang cerdas,
dikarenakan anak dengan usia yang sama banyak yang belum dapat membaca.

Kenapa ada orang yang lebih cerdas dibandingkan orang lain? Adakah dasar pengukuran yang digunakan
untuk dapat menilai kecerdasan seseorang? Pertanyaan – pertanyaan ini seperti ini seringkali muncul
jika kita berbicara mengenai kata kecerdasan. Meningkatnya teknologi dan arus informasi serta ilmu
pengetahuan, memotivasi banyak orang untuk semakin meningkatkan kecerdasan. Banyak pelatihan,
kursus dan drilling program yang diikuti supaya dapat mampu bersaing dengan orang lain. Apakah
mungkin hal seperti ini dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan? Apakah sebenarnya
kecerdasan itu?
Definisi kecerdasan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :

1. Jl. Stockton (1921) mengatakan kecerdasan adalah kemampuan untuk mempengaruhi proses


memilih yang berprinsip pada kesamaan (similarities).
2. C. Spearman (1927) memutuskan bahwa kecerdasan adalah seluruh aktivitas intelektual
tergantung pada suatu bagan yang disebut faktor G (general factors) dan faktor S (spesific
factors) sebagai pendukung. Penjelasannya, faktor G adalah aspek-aspek umum  sementara
faktor S adalah aspek yang unik dan given.
3. David Wechsler (1939) adalah kumpulan kapasitas seseorang untuk bereaksi searah dengan
tujuan, berpikir rasional dan mengelola lingkungan secara efektif. David
mengembangkan Wechsler Intelligence Scale sebuah alat peranti tes kecerdasan individual, yang
hingga saat ini masih digunakan dan dipercaya sebagai skala kecerdasan universal.
4. Cattell (1963) dan Horn (1968) mengemukakan versi mereka tentang model hierarki kecerdasan
(hierarchical model of intelligence). Faktor G berperan sebagai pusat kecerdasan manusia,
demikian menurut mereka
5. Guilford (1967) terkenal dengan SOI-nya, structure of the intellect model. Ia menggolongkan
kecerdasan dalam tiga dimensi, yakni operations (apa yang dilakukan orang), contents (materi
atau informasi yang ditampilkan oleh operations) dan product (bentuk pemrosesan informasi).

Dari beberapa pendapat diatas, dapat diuraikan bahwa pengertian kecerdasan (intelligen)menurut
Gardener (2002) mencakup tiga faktor yaitu :

1. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia


2. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan
3. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan memunculkan penghargaan dalam budaya
seorang individu

Kecerdasan (Intellegence) merupakan potensi dasar seseorang yang dapat diukur untuk dapat berfikir,
menganalisa serta dapat mengelola tingkah lakunya didalam lingkungan. Dengan kata lain, ciri – ciri
mendasar dari kecerdasan adalah 

 To judge well (dapat dinilai)

 To comprehend well (memahami secara menyeluruh

 To reason well (memberi alasan dengan baik)

Dari ciri – ciri dasar kecerdasan diatas, muncul perilaku atau tingkah laku seseorang yang dapat dijadikan
sebagai dasar pengukuran perilaku intellegen / cerdas, yaitu :

1. Masalah yang dihadapi merupakan masalah baru bagi yang bersangkutan

2. Serasi tujuan dan ekonomis (efesien).


3. Masalah mengandung tingkat kesulitan

4. Keterangan pemecahannya dapat diterima

5. Sering menggunakan abstraksi

6. Bercirikan kecepatan

7. Memerlukan pemusatan perhatian

B. Faktor - faktor yang mempengaruhi Kecerdasan

Banyak cara yang dapat dilakukan supaya kecerdasan meningkat dengan dirangsang sejak dini, namun
ada bebrapa faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan, sebagai berikut :

1. Faktor Genetik - Merupakan kondisi bawaan yang sudah dimiliki semenjak masih dalam kandungan

2. Faktor Minat - Keinginan seseorang untuk mencapai suatu tujuan akan mendorongnya untuk
melakukan hal tersebut

3. Faktor Eksternal - Pengaruh dari luar termasuk didalamnya pengaruh dari keluarga dan lingkungan
disekitarnya

4. Tingkat Kematangan - Dari segi fisik dan psikis yang berhubungan dengan kesanggupan

5. Faktor Kebebasan - Manusia bebas memilih metode pemecahan masalah yang diinginkan

Tidak penting mengejar serta memiliki kecerdasan dan menjadi sukses menurut parameter material
yang sempit. Juga tidak begitu penting kecerdasan mana yang lebih berkontribusi terhadap prestasi
maupun prestise.

Kecerdasan akan terlihat dan bermanfaat apabila dipraktikkan secara optimal dengan penuh
penguasaan diri dan rasa syukur, nyata di dalam masyarakat, berlangsung bagi hajat hidup orang banyak
tanpa terikat pada batasan-batasan tak logis.

C. Jenis - jenis KecerdasanPage

Setiap manusia kerap diukur level kecerdasannya untuk ragam kebutuhan. Para ilmuwan pun berusaha
mengungkap cara menentukan level kecerdasaan seseorang. Ada banyak alat ukur yang telah
ditemukan, berlaku baku, dan menjadi opsi dalam dunia psikologi. Berikut adalah berbagai jenis alat
ukur kecerdasan menurut pendapat ahli :

1. Intellegent Quotient / IQ
2. Emotional Quotient / EQ

3. Spiritual Quotient / SQ

4. Cretivity Quotient / CQ

5. Adversity Quotient / AQ

Definisi IQ atau Kecerdasan Mental / Pikiran merupakan kecerdasan yang bertumpu pada
kemampuan otak untuk berpikir dalam menyelesaikan masalah. Kecerdasan ini meliputi kecerdasan
menganalisis, menentukan hubungan sebab-akibat, berpikir secara abstrak, menggunakan bahasa,
memvisualisasikan sesuatu dan memahami sesuatu.

Intellegensi juga merupakan keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara logis,
terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif (Marten Pali, 1993). IQ identik dengan
kata rasional, logis, sistematis dan linear.

Jika kita mengikuti Psikotes, ada banyak soal yang menuntut kejelian pikiran kita untuk menjawabnya,
misalnya soal mengenai delik ruang seperti bentuk ruang kubus yang diputar-putar akan menjadi seperti
apa. Soal ini bertujuan untuk melihat kemampuan pikiran kita dalam menyelesaikan suatu masalah dari
berbagai sisi.

Manfaat Intelegent Quotient (IQ) : Untuk dapat berfikir kognitif, mengetahui kemampuan bilangan,
mengingat dan ruang, mengetahui seseorang dalam menyelesaikan berbagai soal yang berhubungan
dalam menghitung, berimajinasi, dan dapat mengukur kecenderungan seseorang.

Perkembangan pendapat ahli mengenai IQ menemukan bahwa ada beberapa kelemahan yang
membutuhkan perbaikan, yaitu :

1. Pemahaman absolut terhadap skor IQ.

Steve Hallam berpandangan, pendapat yang menyatakan kecerdasan manusia itu sudah seperti angka
mati dan tidak bisa diubah, adalah tidak tepat. Penemuan modern menunjuk pada fakta bahwa
kecerdasan manusia itu hanya 42% yang dibawa dari lahir, sementara sisanya, 58% merupakan hasil dari
proses belajar.

2. Cakupan kecerdasan manusia : kecerdasan nalar, matematika dan logika.

Steve Hallam mengatakan bahwa pandangan tersebut tidaklah tepat, sebab dewasa ini makin banyak
pembuktian yang mengarah pada fakta bahwa kecerdasan manusia itu bermacam-macam. Buktinya,
Michael Jordan dikatakan cerdas selama berhubungan dengan bola basket. Mozart dikatakan cerdas
selama berurusan dengan musik. Mike Tyson dikatakan cerdas selama berhubungan dengan ring tinju.

Standar pengukuran IQ
Pengertian Emotional Quotient (EQ) / Kecerdasan emosional atau hati adalah:

 Menurut Daniel Goldman : Kemampuan untuk mengenal diri sendiri, kesadaran diri, kepekaan
sosial, empati dan kemampauan untuk berkomunikasi secara baik dengan orang lain.

 Menurut Peter Salovely  John Mayer : Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi

 Menurut Cooper dan Sawaf : Kemampuan mengindra, memahami dan dengan efektif
menerapkan kekuatan, ketajaman, emosi sebagai sumber energi, informasi dan pengaruh

 Menurut Seagel : Bertanggung ajawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial dan
adaptasi sosial.

Manfaat Emotional Quotient (EQ) : Dapat mengendalikan diri sendiri, melatih diri agar dapat
menghadapi berbagai persoalan secara positif, Dapat mengenali emosi diri sendiri dan orang lain, dan
dapat mengenali emosi dan mampu mengatasi emosi.

Pembagian Aspek EQ (Salovely dan Goldman) :

1. Kemampuan mengenal diri (kesadaran diri).

2. Kemampuan mengelola emosi (penguasaan diri).

3. Kemampuan memotivasi diri.

4. Kemampuan mengendalikan emosi orang lain.

5. Kemampuan berhubungan dengan orang lain (empati).

Perilaku manusia yang mempunyai tingkat EQ tinggi adalah :

1. Berempati

2. Mangungkapkan dan memahami perasaan.

3. Mengendalikan amarah.

4. Kemandirian.

5. Kemampuan menyesuaikan diri.

6. Disukai
7. Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi.

EQ dianggap sebagai persyaratan bagi kesuksesan pribadi. Alasan utamanya adalah masyarakat percaya
bahwa emosi-emosi sebagai masalah pribadi dan tidak memiliki tempat diluar inti batin seseorang juga
batas-batas keluarga.

Dr. DANIEL GOLEMAN memberikan satu asumsi betapa pentingnya peran EQ dalam kesuksesan pribadi :

90 % prestasi kerja ditentukan oleh EQ.

Pengetahuan dan teknis hanya berkontribusi 4 %

Menurut beberapa pandangan ahli atau pakar, kecerdasan spiritual (SQ) memiliki definisi, sebagai
berikut :

 Menurut Agus N. Germanto dalam buku (Moh. Solihin, 20013:137) Spiritual adalah inti dari
pusat diri sendiri. Kecerdasan spiritual adalah sumber yang mengilhami, menyemangati dan
mengikat diri seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu.

 Danar Zohar dan Ian Marshall (2007:4) berpendapat SQ merupakan kecerdasan untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai

 Menurut Paul Edwar dalam Moh Solihin (2013:138) SQ adalah bukti ilmiah. Ini adalah benar
ketika anda merasakan keamanan (SECURE), kedamaian (PEACE), penuh cinta (LOVED), dan
bahagia (HAPPY).

Ciri-ciri perilaku yang memperlihatkan SQ Tinggi adalah :

1.     Memiliki Prinsip dan visi yang kuat

Prinsip adalah suatu kebenaran yang hakiki dan fundamental berlaku secara universal bagi seluruh
umat. Prinsip merupakan pedoman berprilaku, yang berupa nilai-nilai yang permanen dan mendasar.

Ada 3 prinsip utama bagi orang yang spiritualnya tinggi : Prinsip kebenaran, Prinsip Keadilan dan Prinsip
Kebaikan.

Visi adalah cara pandang bagaimana memandang sesuatu dengan visi yang benar. Suatu ungkapan
seorang pakar :

“NO RELIGION WITHOUT MORAL, NO MORAL WITHOUT LAW”

Oleh karena itu SDM sebagai pelaksana suatu profesi haruslah yang berada dalam arti beriman dan
bertakwa, bermoral dalam arti taat pada hukum
2.    Mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman

3.    Mampu memaknai semua kehidupan

Semua yang terjadi di alam raya ini ada maknanya. Semua kejadian pada diri kita dan lingkungan ada
hikmahnya, semua diciptakan ada tujuannya. Dalam sakit, gagal, jatuh, kekurangan dan penderitaan
lainnya banyak pelajaran yang mempertajam kecerdasan spiritual kita. Demikian juga ketika berhasil kita
bersyukur dan tidak lupa diri.

4.    Mampu bertahan dalam kesulitan dan penderitaan

Sejarah telah membuktikan, semua orang besar atau orang sukses telah melewati likuliku dan ujian yang
besar juga. Contoh : Thomas Edison menjadi sukses dan cemerlang dengan berbagai termuannya setelah
melalui caci maki dan kegagalan-kegagalan. J.J. Reuseu menjelaskan jika tubuh banyak berada dalam
kemudahan dan kesenangan, maka aspek jiwa akan rusak. Orang yang tidak pernah mengalami kesulitan
atau sakit, jiwanya tidak pernah tersentuh. Penderitaan dan kesulitanlah yang menumbuhkan dan
mengembangkan dimensi spiritual.

Manfaat Spiritual Quotient (SQ):

1. Dapat menyelesaikan masalah menggunakan berbagai sarana spiritual

2. Melatih diri untuk melihat segala sesuatu menggunakan mata hati

3. Menjadikan seseorang lebih cerdas dalam kaitannya dengan agama

4. Dapat mengatasi berbagai persoalan yang berhubungan makna kehidupan.

SQ bukan kecerdasan agama dalam versi yang dibatasi oleh kepentingan-pengertian manusia dan sudah
menjadi ter-kavling-kavling sedemikian rupa. Kecerdasan spiritual lebih berurusan dengan pencerahan
jiwa. Orang yang ber – SQ tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif
pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna yang
positif itu, ia mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang positif.

Pengertian Creativity Quotient (CQ) : Kreativitas adalah potensi seseorang untuk memunculkan sesuatu
yang penemuan penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi serta semua bidang dalam usaha
lainnya.
Ciri-Ciri Kreativitas menurut (Guil Ford) :

1. Kelancaran : kemampuan memproduksi banyak ide.

2. Keluwesan : kemampuan untuk mengajukan bermacam-macam pendekatan


jalan pemecahan masalah. 

3. Keaslian : kemampuan untuk melahirkan gagasan yang orisinal sebagai hasil


pemikiran sendiri.

4. Penguraian : kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci.

5. Perumusan kembali : Kemampuan untuk mengkaji kembali suatu persoalan


melalui cara yang berbeda dengan yang sudah lazim.

Kiat-kiat untuk memunculkan gagasan kreatif :

 Kuantitas Gagasan Teknik-teknik kreatif dalam berbagai tingkatan keseluruhannya


bersandar pada pengembangan pertama sejumlah gagasan sebagai suatu cara untuk
memperoleh gagasan yang baik dan kreatif.

 Teknik Brainstorming Merupakan cara yang terbanyak digunakan, tetapi juga merupakan
teknik pemecahan kreatif yang tidak banyak dipahami.

 Sinektik Suatu metode atau proses yang menggunakan metafora dan analogi untuk
menghasilkan gagasan kreatif atau wawasan segar ke dalam permasalahan

 Menfokuskan Tujuan Membuat seolah-olah apa yang diinginkan akan terjadi besok, telah
terjadi saat ini dengan melakukan visualisasi yang kuat.

Pengertian Adversity Quotient / Kecerdasan adversitas adalah kemampuan yang dimiliki individu
untuk dapat mengatasi suatu kesulitan, dengan karakteristik mampu mengontrol situasi sulit,
menganggap sumber-sumber kesulitan berasal dari luar diri, memiliki tanggung jawab dalam situasi
sulit, mampu membatasi pengaruh situasi sulit dalam aspek kehidupannya, dan memiliki daya tahan
yang baik dalam menghadapi situasi atau keadaan yang sulit.

Menurut Stolz, AQ adalah kecerdasan untuk mengatasi kesulitan. AQ merupakan faktor yang dapat
menentukan bagaimana, jadi atau tidaknya, serta sejauh mana sikap, kemampuan dan kinerja anda
terwujud di dunia. Orang yang memiliki AQ tinggi akan lebih mampu mewujudkan cita-citanya
dibandingkan orang yang AQnya lebih rendah.
Ada 3 tingkat AQ menurut Stoltz, yaitu :

1.    AQ tingkat “Quitters” (orang – orang yang berhenti)

Tingkatan paling rendah yaitu orang yang langsung menyerah ketika menghadapi kesulitan hidup.

2.    AQ tingkat “Campers” (orang yang berkemah)

Tingkatan orang yang berusaha menghadapi kesulitan, akantetapi jika sudah merasa cukup akan
berhenti berusaha

3.    AQ tingkat “Climbers” (orang yang mendaki)

Ini adalah tingkatan pendaki sejati. Orang yang seumur hidup selalu berusaha menjadi manusia yang
baik.

Dimensi kecerdasan Adversitas (Menurut Stolz) ada 4, yaitu :

1. Control C - Dimensi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak atau


seberapa besar kontrol yang dirasakan oleh individu terhadap suatu peristiwa yang sulit.

2. Origin dan Ownership - Dimensi ini mempertanyakan dua hal, yaitu apa atau
siapa yang menjadi penyebab dari suatu kesulitan dan sampai sejauh manakah seseorang
mampu menghadapi akibat-akibat yang ditimbulkan oleh situasi sulit tersebut.

3. Reach (R) - Dimensi ini merupakan bagian dari kecerdasan adversitas yang
mengajukan pertanyaan sejauh mana kesulitan yang dihadapi akan mempengaruhi bagian
atau sisi lain dari kehidupan individu.

4. Endurance  - Dimensi diartikan ketahanan yaitu dimensi yang mempertanyakan


berapa lama suatu situasi sulit akan berlangsung.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan Adversitas

 Bakat

 Kemauan

 Kecerdasan

 Kesehatan

 Karakteristik Kepribadian

 Genetika

 Pendidikan
 Keyakinan

Standar Pengukuran AQ

Korelasi dan Peranan Kecerdasan terhadap Profesionalisme Tenaga Kerja dalam berbagai Profesi
Korelasi dan peranan kecerdasan terhadap profesionalisme tenaga kerja saling berkaitan erat. Dimana
untuk dapat meningkatkan mutu pekerjaan dan juga profesionalisme tenaga kerja dalam berbagai
macam bentuk profesi tentunya harus di dukung oleh kecerdasan.

Kecerdasan yang dimaksudkan disini ialah bukan hanya kecerdasan cara bernalar, berpikir, dan berlogika
atau kecerdasan intelektual melainkan juga kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, kecerdasan
kreativitas, dan juga kecerdasan adversitas yang masing- masing saling berkaitan erat satu sama lain.
Artinya, bahwa tenaga kerja tidak hanya dituntut pintar dalam berpikir dan bernalar tetapi juga mereka
harus ditutut untuk memiliki attitude yang baik, spiritual yang baik dan juga kereatifas dan kemampuan
untuk memecahkan masalah yang baik.

Dalam peningkatan mutu kuliatas perusahaan, maka dalam proses rekrutmen perusahaan tidak hanya
mencari calon pegawai atau calon tenaga kerja yang berkompeten tetapi juga pegawai yang memiliki
nilai attitude dan spiritual yang baik. Supaya dapat menghasilkan mutu dan kualitas pekerjaan yang baik
pula.

Dalam hal ini kemampuan intra personal dan inter personal sangat mendukung untuk maksud tersebut,
agar dapat menjalin hubungan dengan orang lain secara baik dan efektif.

Jadi, dari pemaparan pengertian dari IQ, EQ, SQ, CQ, AQ dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
intelektual (IQ) saja tidak cukup tetapi harus saling melengkapi antara EQ,SQ,CQ,AQ

Faktor keberhasilan seseorang didalam memimpin ternyata bukan semata-mata ditentukan oleh faktor
pendidikan formal atau bahkan bukan ditentukan oleh kemampuan dan kecerdasan inteltual, tapi
kontribusi terbesar yang mendukung keberhasilan seseorang adalah kemampuan berinteraksi dengan
orang lain dalam wujud siltarturahmi basa-basi atau seremonial, tapi silaturahmi yang ikhlas semata-
mata untuk mewujudkan dan mempererat tali kasih sayang.

Tidak ada artinya tangan bersalaman dan saling tegus sapa antara pimpinan dan bawahannya, tapi
hatinya tidak ikut bersalaman. Tidak ada gunanya kalau seorang pemimpin menggembar -gemborkan
perlunya silturahmi tapi ia tidak memberikan contoh yang baik dalam melaksanakan siltaturahmi yang
berkualitas. Kadang-kadang ada pemimpin yangmampu bersilaturahmi dengan sebagian kecil kelompok,
sementara kelompok yang lain diabaikan bahkan luput dari perhatiannya. Hal ini berarti manajemen
silaturahmi belum dijalankan dengan baik, sehingga tidak dapat menyelesaikan berbagai persoalan di
lingkungan dan leadership dalam setiap jenjang pendidikan.
3. Kejahatan dalam TI
A. Hubungan Etika Profesi dengan Etika KomputerPage

Pengertian mengenai Etika Profesi menurut beberapa ahli sudah kita pelajari di pertemuan
kedua. Menurut Martin (1993) etika profesi sebagai ”the dicipline which can act as the performance
index or reference for our control system”. Pendapat dari Martin ini memberikan sebuah pengertian
baru bahwa etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan
manusia di dalam kelompok sosialnya.

Menurut Darmastuti (2007), terdapat tiga prinsip yang harus dipegang dalam etika profesi, diantaranya
sebagai berikut :

1. Tanggung jawab
2. Kebebasan
3. Keadilan

Salah satu bentuk tanggung jawab dalam etika profesi adalah dapat menggunakan keahlian yang dimiliki
serta mempraktekkannya dalam tingkah laku profesional serta mematuhi norma – norma yang berlaku
didalam masyarakat. Profesi didalam TI sangat lekat dengan pemanfaatan komputer dalam menjalankan
kegiatan secara profesional.

Kemajuan teknologi komputer menimbulkan beberapa isu-isu yang meningkatkan penyimpangan-


penyimpangan etika misalnya pada tempat kerja, terjadinya kejahatan komputer seperti pembajakan,
pengamanan dalam hal privacy, pencurian pada hak-hak intelektual, degradasi pada tanggung jawab
profesi, dan diperparah lagi oleh adanya globalisasi dimana anonymity akan timbul dimana-mana yang
sukar sekali dibendung.

Penyimpangan etika yang muncul dari penggunaan komputer ini melatar belakangi munculnya Etika
Komputer yang dapat digunakan sebagai standar baru penggunaan teknologi komputer supaya sesuai
dengan norma – norma baru yang selama ini belum dipetakan.

B. ETIKA KOMPUTER

Etika komputer (Computer Ethic) adalah seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan
penggunaan komputer. Etika komputer berasal dari 2 suku kata yaitu etika (bahasa Yunani: ethos)
adalah adat istiadat atau kebiasaan yang baik dalam individu, kelompok maupun masyarakat dan
komputer (bahasa Inggris: to compute) merupakan alat yang digunakan untuk menghitung dan
mengolah data.
Jumlah interaksi manusia dengan komputer yang terus meningkat dari waktu ke waktu membuat etika
komputer menjadi suatu peraturan dasar yang harus dipahami oleh masyarakat luas. Dengan kata lain,
etika komputer adalah seperangkat nilai yang mengatur manusia dalam penggunaan komputer serta
proses pengolahan data. Etika komputer sendiri ini bertujuan untuk mencegah kejahatan- kejahatan
computer  terutama di dunia maya seperti pencurian data, pembajakan software, dan lainnya.

Kejahatan komputer merupakan kejahatan yang ditimbulkan karena penggunaan komputer secara
ilegal” (Andi Hamzah 1989). Istilah cyber threat /crime muncul dari adanya aktivitas kejahatan /
ancaman yang berhubungan dengan internet.

Beberapa kejahatan komputer didalam kegiatan TI adalah :

1. Financial Fraud
    Kecurangan dalam hal Keuangan. Contoh : cheating, credit card frauds dan money laundering
2. Cyber Pornography 
    Penyebaran muatan terindikasi pornography. Contoh : human-trafficking, paedophilis
3. Penjualan barang – barang ilegal
    Contoh : lelang cocaine, senjata, bomb dll
4. Online Gambling
    Haram pada darerah tertentu, money laundering
5. Intelectual Property Crime
    Kejahatan terhadap hak atas kekayaan intelektual. Contoh : Pembajakan software, pelanggaran
trademark dan pencurian sorce code program
6. Email Spoofing
    Pemalsuan header email yang membuat pesan tersebut seolah-olah dikirm dari sumber yang
sebenarnya. Hal ini akan menimbulkan potensi terjadinya konflik serta penyerangan terhadap reputasi.
7. Forgery (Pemalsuan)
    Pemalsuan uang, perangko, materai, stempel, tanda tangan
8. Cyber-Defamatory (Pemfitnahan)
   Penyebaran fakta palsu melalui email dan juga analisis yang memutarbalikkan fakta
9. Cyber Stalking
   Meneror seseorang dengan email, chat dll

C. Tehnik yang DigunakanPage

Adapun teknik yang seringkali digunakan dalam cybercrime, adalah :

1. Attack / Penyerangan - secara sybtatic atau semantic

2. Unauthorized Access
3. Pencurian Data

4. Denial of Service (DoS)

5. Virus / Worm

6. Trojan Attack

7. Pemanfaatan Kelemahan TCP/IP

8. Pemanfaatan Kelemahan Protocol / Program

9. Social Engineering

D. Menghindari CybercrimePage

Dari beberapa kejahatan komputer yang sudah diterangkan diatas, ada beberapa kegiatan yang bisa
digunakan sebagai antisipasi terhindar dari kejahatan komputer tersebut, diantaranya :

1. Peningkatan kesadaran tentang adanya cybercrime


2. Usaha dari berbagai pihak
 Pemerintah - regulasi UU
 Pengguna - awareness
 Akademisi
 Bisnis - impact teknologi ke masyarakat

4. IT FORENSIC
A. IT Forensik dan CybercrimePage

Semakin majunya teknologi internet memberikan dampak cybercrime menjadi semakin canggih.
Kecanggihan ini tentu saja harus ditandingi dengan sumber daya penegakan hukum yang juga canggih.
Sejauh ini, Polri telah berupaya menyikapi serius ancaman cybercrime dengan membentuk sebuah
direktorat khusus tindak pidana siber.

Dengan label “khusus”, SDM didalamnya memiliki ketrampilan khusus dalam hal forensik digital. Digital
Forensik adalah suatu ilmu pengetahuan dan keahlian untuk mengidentifikasi, mengoleksi, menganalisa
dan menguji bukti–bukti digital pada saat menangani sebuah kasus yang memerlukan penanganan dan
identifikasi barang bukti digital.

Secara umum, forensik digital dibagi menjadi 4 (empat) cabang :

1. Computer Forensic, yang spesifik berkaitan dengan bukti-bukti pada komputer


serta media penyimpanan digital
2. Mobile Device Forensic, yang berkaitan dengan upaya akuisisi serta pemulihan
bukti-bukti digital pada alat komunikasi mencakup histori percakapan, daftar kontak, kredensial
akun pengguna, dan sistem file
3. Network Forensic, yang berkaitan dengan upaya menemukan bukti-bukti digital
dalam hal terjadi serangan terhadap sebuah jaringan komputer.
4. Database Forensic, yang berkaitan dengan upaya menemukan bukti-bukti
digital pada sebuah database komputer.
Meskipun identik dengan proses penegakan hukum, forensik digital sebenarnya juga bermanfaat dan
dapat diterapkan di sektor swasta. Pasalnya, pelaku cybercrime tidak pandang bulu. Siapapun, apapun
itu, entah institusi negara maupun swasta, berpotensi menjadi korban cybercrime.

Makanya kemudian banyak korporasi yang membekali diri mereka dengan sistem keamanan siber yang
mumpuni untuk menangkal serangan cybercrime. Beberapa korporasi skala internasional bahkan
“mempersenjatai” diri dengan sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan di bidang forensik
digital.

Mengingat cybercrime semakin marak dan canggih, pengetahuan serta ketrampilan di bidang forensik
digital sangat dibutuhkan. Sebagaimana dipaparkan di atas, kebutuhan ini tidak hanya berlaku bagi
aparat penegak hukum, tetapi juga kalangan swasta seperti staf legal perusahaan, advokat, ataupun
akademisi.

Perkembangan digital forensik menjadi lebih maksimal dengan adanya keterlibatan teknologi informasi
didalamnya. Dimana proses pengumpulan dan pengujian data dapat menjadi lebih mudah dan cepat
karena pemanfaatan IT tersebut.

B. IT FORENSIC

Forensik (berasal dari bahasa Yunani ’Forensis’ yang berarti debat atau perdebatan) adalah bidang ilmu
pengetahuan yang digunakan untuk membantu proses penegakan keadilan melalui proses penerapan
ilmu (sains).

IT Forensic yaitu penggunaan sekumpulan prosedur untuk melakukan pengujian secara menyeluruh
suatu sistem komputer dengan mempergunakan software dan tool untuk memelihara barang bukti
tindakan kriminal.

Menurut Noblett, yaitu berperan untuk mengambil, menjaga, mengembalikan, dan menyajikan data
yang telah diproses secara elektronik dan disimpan di media komputer.

Menurut Judd Robin, yaitu penerapan secara sederhana dari penyidikan komputer dan teknik
analisisnya untuk menentukan bukti-bukti hukum yang mungkin
IT Forensic digunakan untuk menangani cyber crime dan kejahatan konvensional yang didukung TIK.
Adapun tujuannya adalah :

1. Untuk mendapatkan fakta-fakta obyektif dari sebuah insiden / pelanggaran


keamanan sistem informasi. Fakta-fakta tersebut setelah diverifikasi akan menjadi bukti- bukti
(evidence) yang akan digunakan dalam proses hukum. Kemudian mengamankan dan menganalisa
bukti bukti dalam bentuk digital.

2. Menjelaskan hal seputar digital artefak yakni sistem komputer, media


penyimpanan (seperti hard disk atau CD-ROM), dokumen elektronik (misalnya pesan email atau
gambar JPEG) atau bahkan paketpaket data yang bergerak melalui jaringan komputer

Tujuan dari analisis forensik setelah serangan hacker atau kasus sabotase komputer, pencurian data,
spionase industri atau insiden keamanan yang berpotensi serius lainnya biasanya :

 Identifikasi penyerang atau pelaku.


 Deteksi metode atau kerentanan yang bisa mengakibatkan intrusi sistem atau kejahatan.\
 Penentuan kerusakan setelah intrusi sistem atau tindak pidana lain dan
 Mengamankan bukti untuk tindakan hukum lebih lanjut

C. Barang Bukti Digital

Dalam Pasal 5 UU No. 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) menyebutkan bahwa
informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum
yang sah. (UU ITE 2008).

1.     Informasi Elektronik

Satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta,
rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks,
telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang
memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

2.     Dokumen Elektronik

Setiap informasi elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk
analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau
didengar melalui komputer atau sistem elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara,
gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi
yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. (UU ITE,
2008)

Adapun barang bukti kejahatan yang bisa dikategorikan sebagai Bukti Digital adalah sebagai berikut :

1. Semua barang bukti informasi atau data baik yang tersimpan maupun yang
melintas pada sistem jaringan digital, yang dapat dipertanggung jawabkan di depan pengadilan
(Eoghan Casey, 2000).

2. Informasi yang disimpan atau dikirimkan dalam bentuk digital (Scientific


Working Group on Digital Evidence, 2007).

3. Contoh barang bukti digital: alamat email, wordprocessor/spreadsheet files,


source code dari perangkat lunak, files berbentuk image (JPEG, TIF dan sebagainya), web browser
bookmarks, cooekies serta kalender dan to do list.

Penanganan barang bukti digital dilakukan secara khusus mengingat barang bukti digital tergolong rapuh
sehingga sangat besar kemungkinan terjadinya pencemaran barang bukti digital baik disengaja maupun
tidak disengaja. Kesalahan kecil pada penanganan barang bukti digital dapat membuat barang bukti
digital tidak bisa diajukan di pengadilan sebagai barang bukti yang sah dan akurat.

D. Prinsip Kerja IT Forensic

1.     Pengumpulan

Menemukan dan mengumpulkan semua barang bukti digital atau hal-hal yang dapat menjadi barang
bukti atau informasi apa saja yang masih bersangkutan dengan kasus yang sedang diselidiki. Media
digital yang bisa dijadikan sebagai barang bukti mencakup sebuah sistem komputer (menyita sistem
komputer baik perangkat keras maupun perangkat lunak, melakukan kloning pada sistem yang ada,
serta menyimpan semua aktivitas yang ada pada log file.), media penyimpanan (seperti flash disk, pen
drive, hard disk, atau CD-ROM), PDA, handphone, smart card, sms, e-mail, cookies, source code,
windows registry, web browser bookmark, chat log, dokumen, log file, atau bahkan sederetan paket
yang berpindah dalam jaringan komputer

2.     Penyimpanan Bukti Digital

Tahapan ini mencakup penyimpanan dan penyiapan bukti-bukti yang ada, termasuk melindungi bukti-
bukti dari kerusakan, perubahan dan penghilangan oleh pihak-pihak tertentu. Bukti harus benar-benar
steril artinya belum mengalami proses apapun ketika diserahkan kepada ahli digital forensik untuk
diteliti. Karena bukti digital bersifat sementara (volatile), mudah rusak, berubah dan hilang, maka
pengetahuan yang mendalam dari seorang ahli digital forensik mutlak diperlukan.Kesalahan kecil pada
penanganan bukti digital dapat membuat barang bukti digital tidak diakui di pengadilan. Bahkan
menghidupkan dan mematikan komputer dengan tidak hati-hati bisa saja merusak/merubah barang
bukti tersebut. 

3.     Analisis

Analisis dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan sejumlah metode. Untuk memberikan
kesimpulan yang berkualitas harus didasarkan pada ketersediaan sejumlah data atau bahkan sebaliknya,
dengan menyimpulkan bahwa “tidak ada kesimpulan”. Hal tersebut sangat dimungkinankan. Tugas
analisis ini mencakup berbagai kegiatan, seperti identifikasi user atau orang di luar pengguna yang
terlibat secara tidak langsung, lokasi, perangkat, kejadiaan, dan mempertimbangkan bagaimana semua
komponen tersebut saling terhubung hingga mendapat kesimpulan akhir

Menyimpulkan hal-hal yang telah ditemukannya selama proses penyelidikan.

4.     Presentasi dan dokumentasi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil dokumentasi dan laporan, seperti:

a. Alternative Explanations (Penjelasan Alternatif)

Berbagai penjelasan yang akurat seharusnya dapat menjadi sebuah pertimbangan untuk diteruskan
dalam proses reporting. Seorang analis seharusnya mampu menggunakan sebuah pendekatan berupa
metode yang menyetujui atau menolak setiap penjelasan sebuah perkara yang diajukan.

b. Audience Consideration (Pertimbangan Penilik)

Menghadirkan data atau informasi keseluruh audience sangat berguna. Kasus yang melibatkan sejumlah
aturan sangat membutuhkan laporan secara spesifik berkenaan dengan informasi yang
dikumpulkan. Selain itu, dibutuhkan pula copy dari setiap fakta (evidentiary data) yang diperoleh. Hal ini
dapat menjadi sebuah pertimbangan yang sangat beralasan. Contohnya, jika seorang Administrator
Sistem sebuah jaringan sangat memungkinkan untuk mendapatkan dan melihat lebih dalam sebuah
network traffic dengan informasi yang lebih detail.

c. Actionable Information 

Proses dokumentasi dan laporan mencakup pula tentang identifikasi actionable information yang
didapat dari kumpulan sejumlah data terdahulu. Dengan bantuan data-data tersebut, Anda juga bisa
mendapatkan dan mengambil berbagai informasi terbaru.
5. REGULASI IT DI INDONESIA
A. Definisi Cyber Law

Sebelum pembahasan mengenai cyberlaw, kita pelajari dahulu mengenai beberapa definisi yang terkait
yaitu pengertian Ketentuan dan Peraturan / Regulasi. Ini untuk memudahkan mahasiswa dalam
membedakan arti dari masing – masing kata tersebut.

 Pengertian Ketentuan mengarah pada sesuatu yang mengikat warga kelompok masyarakat,
sering dipakai sebagai panduan, tatanan, dan sebagai pengendalian tingkah laku yang sesuai dan
diterima.
 Peraturan (menurut KBBI) adalah mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan
aturan atau pembatasan. Pendapat lain mengartikan Peraturan adalah sesuatu yang disepakati
dan mengikat sekelompok orang/ lembaga dalam rangka mencapai suatu tujuan dalam hidup
bersama.
 Regulasi (menurut KBBI) adalah seperangkat aturan yang dibuat oleh suatu negara tertentu,
dan peraturan yang dibuat itu hanya berlaku kepada masyarakat negara tersebut. Pendapat lain
menyebutkan Regulasi adalah “mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan
aturan atau pembatasan.”

Bentuk regulasi Regulasi contohnya adalah pembatasan hukum yang diumumkan oleh otoritas
pemerintah, regulasi pengaturan diri oleh suatu industri melalui asosiasi perdagangan, Regulasi sosial
(misalnya norma), co-regulasi dan pasar. Pelanggaran regulasi biasanya diberikan dalam bentuk
menjatuhkan sanksi (seperti denda).

Munculnya istilah “dunia maya” didasari dari adanya kegiatan internet dan pemanfaatan teknologi
berbasis virtual (cyber). Kegiatan didunia maya yang meningkat dengan pesat menghadapi beberapa
persoalan munculnya kejahatan cyber yang membutuhkan pembuktian serta penegakan hukum. Hukum
didunia cyber inilah yang akan kita pelajari lebih detail dengan istilah Cyber Law.   

Pengertian Hukum cyber (Cyber Law) adalah :

Istilah hukum yang terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi. Istilah lain yang juga digunakan
adalah hukum Teknologi Informasi (Law of Information Techonology), Hukum Dunia Maya (Virtual World
Law) dan Hukum Mayantara.

Cyber law bukan hanya meliputi tindak kejahatan di internet, namun juga aturan yang melindungi para
pelaku e-commerce, e-learning; pemegang hak cipta, rahasia dagang, paten, e-signature; dan masih
banyak lagi. Cyberlaw merupakan aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang
berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan
teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki dunia cyber atau maya.
Alasan Cyberlaw itu diperlukan menurut Sitompul (2012:39) sebagai berikut :

1. Masyarakat yang ada di dunia virtual ialah masyarakat yang berasal dari dunia nyata yang
memiliki nilai dan kepentingan

2. Mesikpun terjadi di dunia virtual, transaksi yang dilakukan oleh masyarakat memiliki pengaruh
dalam dunia nyata

Semakin banyak munculnya kasus “CyberCrime” di Indonesia, seperti pencurian kartu kredit, hacking
beberapa situs, menyadap transmisi data orang lain, misalnya email, dan memanipulasi data dengan
cara menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki ke dalam programmer komputer. 

Maka dibuatlah sebuah regulasi konten, yaitu :

Keamanan nasional : instruksi pada pembuatan bom, produksi obat/racun tidak sah, aktivitas teroris.

 Protection of minors (Perlindungan pelengkap) : abusive forms of marketing, violence,


pornography
 Protection of human dignity(Perlindungan martabat manusia) : hasutan kebencian rasial,
diskriminasi rasial.
 Keamanan ekonomi : penipuan, instructions on pirating credit cards, scam, cybercrime.
 Keamanan informasi : Cybercrime, Phising Protection of Privacy
 Protection of Reputation 
 Intellectual Property

B. Ruang Lingkup Cyber Law

Jonathan Rosenoer dalam Cyber law, the law of internet mengingatkan tentang ruang lingkup dari cyber
law diantaranya :

1. Hak Cipta (Copy Right) - UU No.28/2014 tentang Hak Cipta Hak cipta memberikan hak eksklusif
atas suatu ciptaan, baik moral maupun ekonomi, untuk yang telah maupun belum diterbitkan

2. Hak Merk (Trademark) - UU No.15/2001 tentang Merek Hak merek memberikan perlindungan
atas merek dagang dan jasa yang dimiliki

3. Pencemaran nama baik (Defamation) - Pasal 45 ayat 3 Fitnah, dergama, atau defamasi
merupakan komunikasi kepada satu orang atau lebih yang bertujuan untuk memberikan stigma
negatif
4. Fitnah, Penistaan, Penghinaan (Hate Speech) - Pasal 45A ayat 2

5. Serangan terhadap fasilitas komputer (Hacking, Viruses, Illegal Access) 

6. Pengaturan sumber daya internet seperti IP-Address, domain name (Regulasi Pengembangan


Internet)

7. Kenyamanan Individu (Privacy)

8. Prinsip kehati-hatian (Duty care) - Seseorang atau suatu instansi harus berhati-hati dalam
menggunakan suatu media untuk memenuhi tanggung jawab profesional dengan kompetensi
dan ketekunan

9. Tindakan kriminal biasa yang menggunakan TI sebagai alat (Criminal Liability)

10. Isu prosedural seperti yuridiksi, pembuktian, penyelidikan dll

11. Kontrak / transaksi elektronik dan tanda tangan digital

12. Pornografi

13. Pencurian melalui Internet (Robbery)

14. Perlindungan Konsumen dalam Pemanfaatan internet dengan aktivitas keseharian seperti


ecommerce, e-government, e-education dll

C. Pengaturan Cybercrime dalam UU ITE

1. Latar Belakang UU ITE

Hingga saat ini, di negara kita ternyata masih banyak tindak kejahatan siber yang belum ada
pasal yang bisa digunakan untuk menjerat penjahat cybercrime. Untuk kasus carding misalnya,
kepolisian baru bisa menjerat pelaku kejahatan komputer dengan pasal 363 soal pencurian karena yang
dilakukan tersangka memang mencuri data kartu kredit orang lain.

Permasalahan yang sering muncul adalah bagaimana menjaring berbagai kejahatan komputer dikaitkan


dengan ketentuan pidana yang berlaku karena ketentuan pidana yang mengatur tentang kejahatan
komputer yang berlaku saat ini masih belum lengkap.

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
adalah undang undang pertama di Indonesia yang secara khusus mengatur tindak pidana cyber.
Berdasarkan Berdasarkan surat Presiden Presiden RI. No.R./70 /Pres / 9 /2005 tanggal 5 September
2005, naskah UU ITE secara resmi disampaikan kepada DPR RI. Pada tanggal 25 Maret 2008, Undang-
undang ini di sahkan terdiri dari 13 Bab dan 54 Pasal yang mengupas secara mendetail bagaimana
aturan hidup di dunia maya dan transaksi yang terjadi didalamnya.
Dua muatan besar yang diatur dalam UU ITE adalah :

1. Pengaturan transaksi elektronik


2. Tindak pidana cyber

Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah ketentuan yang berlaku untuk setiap orang
yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di
wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di
wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan
Indonesia.

2. Pengaturan UU ITE

Tindak pidana yang diatur dalam UU ITE diatur dalam Bab VII tentang perbuatan yang dilarang,
perbuatan tersebut dikategorikan menjadi kelompok sebagai berikut:

 Tindak Pidana yang berhubungan dengan ativitas illegal, yaitu :


(a). Distribusi atau penyebaran, transmisi, dapat diaksesnya konten ilegal (kesusilaan, perjudian,
berita bohong dll).
(b). Dengan cara apapun melakukan akses illegal
(c). Intersepsi illegal terhadap informasi atau dokumen elektronik dan sistem elektronik
 Tindak Pidana yang berhubungan dengan gangguan (interfensi), yaitu :
a. Gangguan terhadap informasi atau dokumen elektronik
b. Gangguan terhadap sistem elektronik
 Tindak Pidana memfasilitas memfasilitas perbuatan perbuatan yng dilarang dilarang
 Tindak Pidana pemalsuan informasi atau dokumen elektronik
 Tindak Pidana Tambahan dan 6. Perberatan-perberatan terhadap ancaman pidana

Beberapa materi yang diatur, antara lain:

 pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah (Pasal 5 & Pasal 6
UU ITE);
 tanda tangan elektronik (Pasal 11 & Pasal 12 UU ITE);
 penyelenggaraan sertifikasi elektronik (certification authority, Pasal 13 & Pasal 14 UU ITE);
 penyelenggaraan sistem elektronik (Pasal 15 & Pasal 16 UU ITE);
 

D. Sisi Positif dan Negatif UU ITE


UU ITE ternyata juga mempunyai bebrapa sisi positif dan sisi negatif bagi penanganan kejahatan siber.
Berikut adalah sisi positif dari UU ITE :

1. Bila ada perusahaan yang mendaftarkan nama domain dengan maksud menjelekkan
produk/merk/nama tertentu, perusahaan tersebut bisa dituntut untuk membatalkan nama
domain.

2. Mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan masyarakat pada umumnya guna
mendapatkan kepastian hukum, dengan diakuinya bukti elektronik dan tanda tangan digital
sebagai bukti yang sah di pengadilan.

3. Dapat memberikan peluang bagi bisnis baru dan bagi para wiraswastawan di Indonesia karena
penyelenggaraan sistem elektronik diwajibkan berbadan hukum yang berdomisili di Indonesia.

4. Memungkinkan kejahatan yang dilakukan oleh seseorang diluar Indonesia maupun


di Indonesia dapat diadili.

5. Bila ada yang melakukan transaksi kartu kredit tanpa sepengetahuan pemilik kartu (alias carding),
secara jelas bisa dituntut melalui hukum.

6. Untuk pemilik blog atau forum bisa dengan lebih leluasa menghapus semua komentar yang
berhubungan dengan makian, kata-kata kotor, menyinggung SARA, menjelekkan orang lain
(termasuk nama pemilik blog), dan itu dilindungi hukum.

Sisi Negatif dari UU ITE adalah :

1. UU ini dianggap dapat membatasi hak kebebasan berekspresi, mengeluarkan pendapat dan bisa
menghambat kreativitas dalam ber-internet, terutama pada pasal 27 ayat (1), Pasal 27 ayat (3),
Pasal 28 ayat (2), dan Pasal 31 ayat (3). Pasal-pasal tersebut pada dianggap umumnya memuat
aturan-aturan warisan pasal karet (haatzai artikelen), karena bersifat lentur, subjektif, dan sangat
tergantung interpretasi pengguna UU ITE ini. Ancaman pidana untuk ketiganya pun tak main-main
yaitu penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak 1 milyar rupiah.

2. Pemerintah berusaha memblokir website berbau porno dan peredaran film fitna (film yang isinya
memfitnah umat Islam), Ex : YouTube, MySpace, Twitter, Facebook, dan RapidShare. Padahal kalau
kita lihat, situs-situs tersebut tidak hanya memberikan dampak negatif saja, contohnya YouTube.
Website Youtube menurut saya tidak hanya berisi video porno atau film fitna saja, banyak film ilmu
pengetahuan dan tutorial-tutorial yang banyak memberikan manfaat bagi pengguna Internet di
seluruh Indonesia. Seharusnya jika memblokir, yang harus diblokir hanyalah content negatif /
porno, tidak seharusnya website Youtube diblokir secara keseluruhan.

E. Regulasi TI di Indonesia
Peraturan dan Regulasi dalam bidang teknologi informasi terdapat dalam undang – undang  seperti
dibawah ini :

1. UU Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun
1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3881 ); 
2. UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 4843); 
3. UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan lnformasi Publik (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4846); 
4. PP Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia
Nomor 3980); 
5. PP Republik lndonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian
Negara;
6. Peraturan Presiden Republik lndonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan
Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara;
7. Keputusan Presiden Republik lndonesia Nomor 84lP Tahun 2009 tentang Susunan Kabinet
lndonesia Bersatu I1 Periode 2009 – 2014;
8. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 21 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Jasa
Telekomunikasi sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menkominfo Nomor:
31/PER/M.KOMINF0/0912008;
9. Peraturan Menkominfo Nomor: 03/PM.Kominfo/5/2005 tentang Penyesuaian Kata Sebutan Pada
Beberapa Keputusan Peraturan Menteri Perhubungan yang Mengatur Materi Muatan Khusus di
Bidang Pos dan Telekomunikasi;
10. Peraturan Menkominfo Nomor: 26/PER/M.KOMINF0/5/2007 tentang Pengamanan Pemanfaatan
Jaringan Telekomunikasi Berbasis Protokol lnternet sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Komunikasi dan lnformatika Nomor: 16/PER/M.KOMINF0/10/2010;
11. Peraturan Menkominfo Nomor: 01/PER/M.KOMINF0101/2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan
Telekomunikasi;
12. Peraturan Menkominfo Nomor: 17/PER/M.KOMINFO/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Komunikasi dan Informatika;
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Protokol lnternet adalah sekumpulan protokol yang didefinisikan oleh lnternet
Engineering Task Force (I ETF).

2. Jaringan telekomunikasi berbasis Protokol lnternet adalah jaringan


telekomunikasi yang digunakan penyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikasi dengan
memanfaatkan protokol internet dalam melakukan kegiatan telekomunikasi.

3. Indonesia-Security Incident Responses Team on lnternet Infrastructure yang


selanjutnya disebut ID-SIRTII adalah Tim yang ditugaskan Menteri untuk membantu pengawasan
keamanan jaringan telekomunikasi berbasis protokol internet.

4. Rekaman aktivitas transaksi koneksi (Log File) adalah suatu file yang mencatat
akses pengguna pada saluran akses operatorlpenyelenggara jasa akses berdasarkan alamat asal
Protokol Internet (source), alamat tujuan (destination), jenis protokol yang digunakan, Port asal
(source), Porf tujuan (destination) dan waktu (time stamp) serta durasi terjadinya transaksi.

5. Monitoring Jaringan adalah fasilitas pemantau dan pendeteksi pola (pattern)


akses dan transaksi yang berpotensi mengganggu atau menyerang jaringan untuk tujuan
memantau kondisi jaringan, memberikan peringatan dini (early warning) dan melakukan tindakan
pencegahan (prevent).

6. Penyelenggara akses internet (Internet Service Provider/lSP) adalah


penyelenggara jasa multimedia yang menyelenggarakan jasa akses internet kepada masyarakat.

7. Penyelenggaran jasa interkoneksi internet (Network Acces Poifn/NAP) adalah


penyelenggara jasa multimedia yang meyelenggarakan jasa akses dan atau routing kepada ISP
untuk melakukan koneksi ke jaringan internet global.

8. Hot spot adalah tempat tersedianya akses internet urituk publik yang
menggunakan teknologi nirkabel (wireless).

9. lnternet Exchange Point adalah titik dimana ruting internet nasional berkumpul
untuk saling berinterkoneksi.

10. Pra bayar adalah sistem pembayaran diawal periode pemakaian melalui
pembelian nomor perdana dan pulsa isi ulang (voucher).

11. Warung internet yang selanjutnya disebut Warnet adalah resseler dari ISP dan
memiliki tempat penyediaan jasa internet – kepada masyarakat.

12. Menteri adalah menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di
bidang komunikasi dan informatika.

13. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan


Informatika
Alat bukti elektronik diakui seperti alat bukti lainnya yang diatur dalam KUHP. Pengaturan Nama domain
dan Hak Kekayaan Intelektual, Perbuatan yang dilarang (cybercrime) dijelaskan pada :

Pasal 27 (Asusila, Perjudian, Penghinaan, Pemerasan)

Pasal 28 (Berita Bohong dan Menyesatkan, Berita Kebencian dan Permusuhan)

Pasal 29 (Ancaman Kekerasan dan Menakut-nakuti)

Pasal 30 (Akses Komputer Pihak Lain Tanpa Izin, Cracking)

Pasal 31 (Penyadapan, Perubahan, Penghilangan Informasi)

Pasal 32 (Pemindahan, Perusakan dan Membuka Informasi Rahasia)

Pasal 33 (Virus?, Membuat Sistem Tidak Bekerja (DOS?))

Pasal 34 (Memfasilitasi perbuatan yang dilarang)

Pasal 35 (Menjadikan Seolah Dokumen Otentik (phising?))

F. Celah Hukum Cybercrime

Pada dasarnya sebuah undang-undang dibuat sebagai jawaban hukum terhadap persoalan yang
ada di masyarakat. Namun pada pelaksanaannya tak jarang suatu undangundang yang sudah terbentuk
menemui kenyataan yang mungkin tidak terjangkau saat undang-undang di bentuk.

Faktor yang mempengaruhi munculnya kenyataan diatas, yaitu :

1. Keterbatasan manusia memprediksi secara akurat apa yang terjadi di masa yang akan datang

2. Kehidupan masyarakat manusiaa baik sebagai kelompok dan bangsa

3. Pada saat undang-undang diundangkan langsung “konservatif ”

Menurut Suhariyanto (2012) celah hukum kriminalisasi cybercrime yang ada dalam UU ITE, diantaranya :

1. Pasal pornografi di internet (cyberporn)

2. Pasal perjudian di internet (Gambling on line)

3. Pasal penghinaan dan atau Pencemaran nama baik di internet

4. Pasal pemerasan dan atau pengancaman melalui internet

5. Penyebaran Penyebaran berita bohong dan penghasutan penghasutan melalui melalui internet
6. Profokasi melalui internet

Berikut beberapa contoh pasal didalam UU ITE yang diindikasi masih terdapat celah kelemahan :

1.       Pasal pornografi di internet (cyberporn) Pasal 27 ayat 1 UU ITE berbunyi : “Setiap orang dengan
sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat
diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar
kesusilaan.

Celah kelemahan :

Pertama, pihak yang memproduksi dan yang menerima serta yang mengakses tidak terdapat aturannya

Kedua, definisi kesusilaannya belum ada penjelasan batasannya

2.       Pasal perjudian di internet (Gambling on line) Dalam pasal 27 ayat 2 UU ITE berbunyi : “Setiap
orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat
dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan perjudian”

Celah kelemahan :

Bagi pihak-pihak yang tidak disebutkan dalam teks pasal tersebut, akan tetapi terlibat dalam acara
perjudian di internet misalnya : para penjudi tidak dikenakan pidana

3.       Pasal penghinaan dan atau Pencemaran nama baik di internet Pasal 27 ayat 3 UU ITE, berbunyi :
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan /atau mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
penghinaan dan/atau pencemaran nama baik”

Celah kelemahan :

Pembuktian terhadap pasal tersebut harus benar-benar dengan hati-hati karena dapat dimanfaatkan
bagi oknum yang arogan

4.       Pasal pemerasan dan atau pengancaman melalui internet Pasal 27 ayat 4 UU ITE, berbunyi :
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
pemerasan dan /atau pengancaman pengancaman ”.

Celah kelemahan :

UU ITE tidak/atau belum mengatur mengenai cyber terorisme yang ditujukan ke lembaga atau bukan
perorangan
5.     Penyebaran berita bohong dan penghasutan melalui internet Pasal 28 Ayat 1 berbunyi : “Setiap
orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik”

Celah kelemahan :

Pihak yang menjadi korban adalah konsumen dan pelakunya produsen, sementara dilain pihak bisa jadi
yang menjadi korban sebaliknya

6.       Profokasi melalui internet Pasal 28 Ayat 2 yaitu : “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu
dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).”

Celah kelemahan:

Dipasal tersebut di sebutkan istilah informasi dan tidak dijelaskan informasi yang seperti apa

6. ASPEK BISNIS DIBIDANG IT


A. Perkembangan Bisnis Informatika

      Tingginya kebutuhan pada teknologi Informasi pada saat ini dapat dilihat dari meningkatnya kegiatan
dan pekerjaan yang memanfaatkan dan menggunakan beberapa hal dari dunia teknologi informasi.

      Perkembangan ini dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti dalam dunia bisnis. Bisnis dalam bidang
informatika ini memiliki peluang yang cukup baik dan cukup menjanjikan baik dibidang hardware,
software dan penyedia layanan konsultasi serta bisnis jual-beli online.

      Kehadiran teknologi informasi mulai disadari dapat menghadirkan berbagai solusi yang dapat
membantu proses bisnis yang ada dan mengoptimalkan efesiensi bisnis berbasis teknologi
informasi. Pergerakan bisnis yang meningkat menuntut komunikasi (suara, data dan informasi) yang
lebih cepat guna mempertahankan pelanggan, pemasok, bahkan dalam menghadapi persaingan usaha.

      Salah satu media yang digunakan dalam mengembangkan bisnis di dunia Informatika adalah internet.
Internet adalah jaringan komputer tanpa mengenal batas jarak dan waktu yang didalamnya terdapat
berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga dinamis dan interaktif. Dari dunia maya
atau internet inilah lahir social media. Internet dan social media bisa menjadi alat bagi perusahaan untuk
mengenal pasar dan konsumennya juga dapat menjadi alat promosi yang lebih efektif untuk melakukan
promosi.

      Perkembangan bisnis dalam bidang TI ini membutuhkan formalisasi yang lebih baik dan tepat
mengenai Aspek Bisnis di bidang Teknologi Informasi. Pada Aspek Bisnis di bidang Teknologi Informasi
terdapat beberapa komponen yaitu Prosedur Pendirian Badan Usaha IT, Kontrak Kerja IT, Prosedur
Pengadaan, Kontak Bisnis, Fakta Integritas.
B. Prosedur Pendirian Badan Usaha TI

      Badan Usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis dan ekonomis yang bertujuan mencari laba
atau keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan dengan perusahaan, walaupun pada kenyataannya
berbeda. Perbedaan utamanya, Badan Usaha adalah lembaga sementara perusahaan adalah tempat
dimana Badan Usaha itu mengelola faktor-faktor produksi.

      Untuk membentuk sebuah badan usaha kita harus melewati beberapa prosedur terlebih dahulu.
Adapun beberapa alasan pendirian suatu badan usaha adalah :

1. Untuk hidup,
2. Bebas dan tidak terikat,
3. Dorongan sosial,
4. Mendapat kekuasaan, atau
5. Melanjutkan usaha orang tua.

      Faktor-faktor yang harus dihadapi atau diperhitungkan di dalam pendirian suatu badan usaha,
khususnya di bidang IT adalah :

1. Barang dan Jasa yang akan dijual


2. Pemasaran barang dan jasa
3. Penentuan harga
4. Pembelian
5. Kebutuhan Tenaga Kerja
6. Organisasi intern
7. Pembelanjaan
8. Jenis badan usaha yang akan dipilih, dll.

      Di dalam pendirian suatu badan usaha, ada terdapat beberapa fungsi yang akan terlibat di dalam
bisnis-nya :

1. Manajemen: cara karyawan dan sumber-sumber lain digunakan oleh perusahaan.


2. Pemasaran: cara produk/jasa dikembangkan, diberi harga, didistribusikan dan dipromosikan
kepada pelanggan.
3. Keuangan: cara perusahaan mendapatkan dan menggunakan dana untuk operasi bisnisnya.
4. Akuntansi: ringkasan dan analisis suatu kondisi keuangan suatu perusahaan.
5. Sistem Informasi: meliputi teknologi Informasi, masyarakat dan prosedur yang bekerja sama untuk
memberikan Informasi yang cocok kepada karyawan perusahaan sehingga mereka dapat membuat
keputusan bisnis.

Adapun Proses Pendirian Badan Usaha adalah sebagai berikut:

1. Mengadakan rapat umum pemegang saham.

2. Dibuatkan akte notaris (nama-nama pendiri, komisaris, direksi, bidang usaha, tujuan perusahaan
didirikan).

3. Didaftarkan di pengadilan negeri (dokumen : izin domisili, surat tanda daftar perusahaan (TDP),
NPWP, bukti diri masing-masing).

4. Diberitahukan dalam lembaran negara (legalitas dari dept. kehakiman).

   

 Perizinan pembuatan badan usaha perlu dirancang agar dalam pelaksanaan kegiatan, para pelaku dunia
usaha menyadari akan tanggung jawab dan tidak asal dalam melakukan praktik kerja yang dapat
merugikan orang lain atau bahkan Negara. Peraturan perizinan memliki mata rantai prosedur yang
panjangnya bergantung pada skala perusahaan yang akan didirikan.

      Berikut ini adalah prosedur-prosedur yang harus dilakukan dalam pendirian badan usaha (bisnis) :

1. Tahapan pengurusan izin pendirian

2. Tahapan pengesahan menjadi Badan Hukum

3. Tahapan penggolongan menurut bidang yang dijalani

4. Tahapan mendapatkan pengakuan, pengesahan dan izin dari departemen lain


yang terkait

1. Tahapan Pengurusan Izin Pendirian

      Tahapan pengurusan izin pendirian perusahaan merupakan prinsip dasarnyang tidak boleh


dihilangkan demi kemajuan dan pengakuan atas perusahaan yang bersangkutan. Hasil akhir pada
tahapan ini adalah sebuah izin prinsip yang dikenal dengan Letter of Intent yang dapat berupa izin
sementara, izin tetap hinga izin perluasan.

      Untuk jenis perusahaan yang menjadi distributor dari sebuah merek dagang, Letter of Intent akan


memberi turunan berupa Letter of Appointment sebagai bentuk surat perjanjian keagenan yang
merupakan izin perluasan jika perusahaan ini memberi kesempatan pada perusahaan lain untuk
mendistribusikan barang yang diproduksi.

      Berikut ini adalah dokumen yang diperlukan :

1. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Setiap badan usaha, baik itu berbentuk PT, CV, Firma, Koperasi, Yayasan, hingga perseorangan wajib
mendaftarkan badan usaha yang dimilikinya. Termasuk di dalamnya adalah kantor cabang, anak
perusahaan, kantor pembantu, kantor wilayah, hingga agen yang masih beroperasi di bawah nama
perusahaan tersebut.

Lalu, badan usaha seperti apa yang diperbolehkan untuk tidak memiliki Tanda Daftar Perusahaan?
Berdasarkan keputusan Menteri Perdagangan berikut Keputusan Presiden, ditetapkan bahwa segala
badan usaha yang aktivitas operasionalnya tidak ada hubungannya dengan bidang perekonomian dan
tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan tidak diwajibkan untuk memiliki TDP. Contohnya
adalah sekolah atau lembaga pendidikan formal lainnya yang tidak dikelola atau tidak berupa badan
usaha dan Lembaga pendidikan nonformal atau di luar sekolah dengan binaan pemerintah dan tidak
dikelola atau dijalankan oleh suatu badan usaha.

  Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

  Bukti diri.

      

Selain itu terdapat beberapa Izin perusahaan lainnya yang harus dipenuhi :

 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), diperoleh melalui Dep. Perdagangan.

 Surat Izin Usaha Industri (SIUI), diperoleh melalui Dep. Perindustrian.

 Izin Domisili.

 Izin Gangguan.

 Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

 Izin dari Departemen Teknis.


2. Tahapan Pengesahan menjadi Badan Hukum

      Tidak semua badan usaha mesti ber badan hukum. Akan tetapi setiap usaha yang memang
dimaksudkan untuk ekspansi atau berkembang menjadi berskala besar maka hal yang harus dilakukan
untuk mendapatkan izin atas kegiatan yang dilakukannya tidak boleh mengabaikan hukum yang berlaku.
Izin yang mengikat suatu bentuk usaha tertentu di Indonesia memang terdapat lebih dari satu macam.
Adapun pengakuan badan hukum bisa didasarkan pada Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD),
hingga Undang-Undang Penanaman Modal Asing (UU PMA).

3. Tahapan Penggolongan menurut bidang yang dijalani

      Badan usaha dikelompokkan kedalam berbagai jenis berdasarkan jenis bidang kegiatan yang dijalani.
Berkaitan dengan bidang tersebut, maka setiap pengurusan izin disesuaikan dengan departemen yang
membawahinya seperti kehutanan, pertambangan, perdagangan, pertanian dsb.

4. Tahapan mendapatkan pengakuan dan izin dari departemen lain yang terkait

      Departemen tertentu yang berhubungan langsung dengan jenis kegiatan badan usaha akan
mengeluarkan izin. Namun diluar itu, badan usaha juga harus mendapatkan izin dari departemen lain
yang pada nantinya akan bersinggungan dengan operasional badan usaha misalnya Departemen
Perdagangan mengeluarkan izin pendirian industri pembuatan obat berupa SIUP. Maka sebgai
kelanjutannya, kegiatan ini harus mendapatkan sertifikasi juga dari BP POM, Izin Gangguan atau HO dari
Dinas Perizinan.

C. Kontrak Kerja

     

Defini kontrak kerja adalah suatu bentuk perjanjian kerja antara karyawan dan perusahaan. Isi kontrak
kerja yaitu, hak dan kewajiban karyawan dan perusahaan selama terikat hubungan kerja, yang ditandai
dengan penandatanganan kontrak kerja tersebut oleh pimpinan perusahaan dan karyawan. Terdapat 3
sistem kontrak kerja, yaitu:

1. Perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT), karyawannya disebut karyawan kontrak. Lamanya


kontrak 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun. Masa kontrak bisa diperpanjang dengan maksimal 2
tahun.
2. Perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT), karyawan dengan kontrak ini disebut dengan
karyawan permanent (tetap). Perjanjian kerja yang dibuat bersifat tetap. Pada kontrak kerja ini,
karyawan bisa langsung menjadi tetap/permanent atau melalui masa percobaan kerja
(probation) untuk paling lama 3 (tiga) bulan. Setelah lulus masa percobaan, karyawan tersebut
baru bisa menjadi karyawan tetap.
3. Untuk kontrak kerja melalui outsourcing, anda akan mengikuti hak dan kewajiban perusahaan
outsorcing, walaupun nantinya anda akan disalurkan ke perusahaan yang menjadi klien
perusahaan outsourcing, sehingga perjanjian yang dibuat adalah perjanjian tidak langsung
dengan tempat anda ditugaskan untuk bekerja. Sedangkan untuk kontrak kerja langsung
dengan perusahaan, anda mengikuti hak dan kewajiban perusahaan tersebut.

D. Prosedur Pengadaan
Prosedur pengadaan terdiri dari prosedur pengadaan tenaga kerja dan prosedur pengadaan barang dan
jasa.

1. Prosedur Pengadaan Tenaga Kerja

Prosedur pengadaan tenaga kerja terdiri dari:

a.    Perencanaan Tenaga Kerja

Perencanaan tenaga kerja adalah penentuan kuantitas dan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan dan
cara memenuhinya. Penentuan kuantitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, time motion study dan
peramalan tenaga kerja. Sedangkan penentuan kualitas dapat dilakukan dengan Job Analysis. Job
Analysis terbagi menjadi 2, yaitu Job Description dan Job Specification/Job Requirement. Tujuan Job
Analysis bagi perusahaan yang sudah lama berdiri, yaitu untuk reorganisasi, penggantian pegawai, dan
penerimaan pegawai baru.

b.    Penarikan Tenaga Kerja

Penarikan tenaga kerja diperoleh dari 2 sumber, yaitu sumber internal dan sumber eksternal.

 Sumber internal yaitu menarik tenaga kerja baru dari rekomendasi karyawan lama dan
nepotisme, berdasarkan sistem kekeluargaan, misalnya mempekerjakan anak, adik, dan
sebagainya. Keuntungan menarik tenaga kerja dari sumber internal yaitu lowongan cepat terisi,
tenaga kerja cepat menyesuaikan diri, dan semangat kerja meningkat. Namun, kekurangannya
adalah menghambat masuknya gagasan baru, terjadi konflik bila salah penempatan jabatan,
karakter lama terbawa terus, dan promosi yang salah mempengaruhi efisiensi dan efektifitas.
Tujuan menarik tenaga kerja dari sumber internal adalah untuk meningkatkan semangat,
menjaga kesetiaan, memberi motivasi, dan memberi penghargaan atas prestasi.
 Sumber eksternal yaitu menarik tenaga kerja baru dari lembaga tenaga kerja, lembaga
pendidikan, ataupun dari advertising, yaitu media cetak dan internet. Keuntungan menarik
tenaga kerja dari sumber eksternal adalah dapat meminimaslisasi kesalahan penempatan
jabatan, lebih berkualitas dan memperoleh ide baru/segar. Namun kekurangannya adalah
membutuhkan proses yang lama, biaya yang cukup besar, dan rasa tidak senang dari pegawai
lama. Tujuan menarik tenaga kerja dari sumber eksternal adalah untuk memperoleh gagasan/ide
baru dan mencegah persaingan yang negatif.
c.     Seleksi Tenaga Kerja

Ada 5 tahapan dalam menyeleksi tenaga kerja, yaitu seleksi administrasi, tes kemampuan dan psikologi,
wawancara, tes kesehatan dan referensi (pengecekan). Terdapat dua pendekatan untuk menyeleksi
tenaga kerja, yaitu :

 Succecive Selection Process adalah seleksi yang dilaksanakan secara bertahap atau sistem
gugur.
 Compensatory Selection Process adalah seleksi dengan memberikan kesempatan yang sama
pada semua calon untuk mengikuti seluruh tahapan seleksi yang telah ditentukan.
d.    Penempatan Tenaga Kerja

Penempatan tenaga kerja adalah proses penentuan jabatan seseorang yang disesuaikan antara
kualifikasi yang bersangkutan dengan job specification-nya. Indikator kesalahan penempatan tenaga
kerja yaitu tenaga kerja yang tidak produktif, terjadi konflik, biaya yang tinggi dan tingkat kecelakaan
kerja tinggi.

2. Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa

      Berdasarkan Keppres No. 80/2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa terdapat beberapa
metode pemilihan serta sistem penilaian kompetensi penyedia barang dan jasa. secara umum jenis-jenis
metode pemilihan penyedia barang dan jasa, yang antara lain :

a.    Metode Pelelangan Umum

Metode pelelangan umum merupakan metoda pemilihan penyedia barang/jasa yang relatif banyak
dilakukan. Pelelangan umum dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media
massa dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, sehingga masyarakat luas dunia usaha
yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.

b.    Pelelangan Terbatas

Pelelangan terbatas dilakukan jika pelelangan umum sulit dilaksanakan karena penyedia barang/jasa
yang mampu mengerjakan diyakini terbatas dan pekerjaannya kompleks, maka dilakukan pelelangan
terbatas. Pelelangan terbatas diumumkan secara luas melalui media massa dan papan pengumuman
resmi dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang telah diyakini mampu, guna memberi
kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi.

c.     Pemilihan Langsung
Pemilihan langsung merupakan pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan
membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari
penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya
serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan bila
memungkinkan melalui internet.

d.    Penunjukan Langsung

Berdasarkan ketentuan dalam Keppres No 80/2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa,
Penunjukan langsung dalam pengadaan barang/jasa dapat dilaksanakan dalam hal memenuhi kriteria
yang antara lain :

 Terjadi keadaan darurat untuk pertahanan negara, keamanan dan


keselamatan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda, atau harus
dilakukan segera, termasuk penanganan darurat akibat bencana alam,
 Pekerjaan yang bersifat rahasia dan menyangkut pertahanan serta
keamanan negara yang ditetapkan oleh Presiden,
 Pekerjaan berskala kecil dengan nilai paket pekerjaan maksimum Rp.
50.000.000,
 Paket pekerjaan berupa pekerjaan/barang spesifik yang hanya dapat
dilaksanakan oleh satu penyedia barang/jasa, pabrikan, pemegang hak paten tertentu,
 Paket pekerjaan merupakan hasil produksi usaha kecil atau koperasi
kecil atau pengrajin industri kecil yang telah mempunyai pasar dan harga yang relatif stabil,
 Paket pekerjaan bersifat kompleks dan hanya dapat dilaksanakan
dengan penggunaan teknologi khusus dan/atau hanya ada satu penyedia barang/jasa yang
mampu mengaplikasikannya.

E. Kontak Bisnis

      Definisi kontak bisnis adalah seseorang dalam sebuah perusahaan klien atau organisasi lainnya yang
lebih sering dihubungi dalam rangka keperluan bisnis. Data kontak bisnis berfungsi untuk
mengorganisasikan dan menyimpan informasi lengkap mengenai koneksi, sehingga memudahkan dan
mempercepat akses ke data penting dalam rangka memelihara hubungan bisnis.

F. Pakta Integritas

Didalam materi Pakta Integritas, kita akan mempelajari mengenai definisi, tujuan dan manfaat adanya
Pakta Integritas
1.    Definisi

Dalam Pasal 1 Keppres No.80/2003 mengenai pedoman pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
pemerintah disebutkan bahwa yang dimaksud Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang
ditandatangani oleh pengguna barang/ jasa/ panitia pengadaan/ pejabat pengadaan/ penyedia barang/
jasa, yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan KKN dalam pelaksanaan pengadaan
barang/jasa.

Pakta Integritas merupakan suatu bentuk kesepakatan tertulis mengenai tranparansi dan
pemberantasan korupsi dalam pengadaan barang dan jasa barang publik melalui dokumen-dokumen
yang terkait, yang ditandatangani kedua belah pihak, baik sektor publik maupun penawar dari pihak
swasta.

2.    Tujuan Pakta Integritas :

Mendukung sektor publik untuk dapat menghasilkan barang dan jasa pada harga bersaing tanpa adanya
korupsi yang menyebabkan penyimpangan harga dalam pengadaan barang dan jasa barang dan jasa.

Mendukung pihak penyedia pelayanan dari swasta agar dapat diperlakukan secara transparan, dapat
diperkirakan, dan dengan cara yang adil agar dapat terhindar dari adanya upaya "suap" untuk
mendapatkan kontrak dan hal ini pada akhirnya akan dapat mengurangi biaya-biaya dan meningkatkan
daya saing.

3.    Manfaat Pakta Integritas bagi Institusi/Lembaga :

 Melindungi para pimpinan, anggota komisi, sekretariat, dan karyawan


dari tuduhan-tuduhan suap.
 Melindungi para pimpinan, anggota komisi, sekretariat, dan karyawan
dari tindak pidana korupsi yang dapat menyeret mereka ke penjara.
 Pakta Integritas memungkinkan peserta lelang/kontraktor
melaksanakan kontrak pengadaan yang bebas suap.
 Membantu Institusi/Lembaga mengurangi high cost economy.
 Pakta Integritas membantu meningkatkan kredibilitas Institusi.
 Pakta Integritas membantu meningkatkan barang/jasa instansi publik
kepercayaan masyarakat atas pengadaan.
 Pakta Integritas membantu pelaksanaan program yang berkualitas
dengan dukungan logistik tepat mutu, tepat waktu, dan tepat biaya.

7. STANDAR PROFESI DI INDONESIA


A. Jenis Profesi dibidang IT
Berikut ini merupakan aneka profesi di bidang IT yang perlu kamu ketahui jika ingin berkecimpung di
bidang pekerjaan IT atau Teknologi informasi.

Bidang IT sendiri merupakan suatu wilayah studi yang berkaitan dengan teknologi yang membantu
manusia dalam membuat, menyimpan, menggandakan, dan menyebarkan informasi. Jenis-jenis profesi
pada bidang IT secara umum dapat digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu:

1.  Kelompok profesi yang fokus terhadap perangkat lunak (software). Profesi tersebut dapat berupa
perancangan sistem operasi, database, maupun aplikasi. Contoh profesi pada kelompok ini antara lain:

 System Analyst, merupakan profesi yang bertugas merancang dan menganalisa sistem yang
akan diimplementasikan. Analisa tersebut terkait kelebihan dan kekurangan sistem, hingga studi
kelayakan dan desain sistem yang akan dikembangkan.
 Programmer, merupakan profesi yang bertugas mengimplementasikan rancangan program dari
sistem analis. Program yang dibuat oleh Programme ditujukan untuk user umum dan dibuat
menggunakan bahasa pemrograman yang ada.
 Web Developer, merupakan profesi yang melakukan perencanaan, studi kelayakan, analisis dan
desain terhadap suatu proyek pembuatan aplikasi berbasis web. Web developer lebih fokus
dalam membuat kerangka web dan memastikan user dapat menyelesaikan keperluannya.
 Web Designer, merupakan profesi yang terlibat dalam pembuatan desain visual situs web agar
atraktif dan menarik. Peran dari profesi ini untuk memudahkan user dalam mengakses suatu
web.

2.  Kelompok profesi yang fokus terhadap perangkat keras (hardware). Profesi pada kelompok ini yaitu:

 Techincal Engineer, yaitu profesi yang berada pada bidang teknik tentang pembuatan,
pemeliharaan maupun perbaikan sistem komputer.

 Networking Engineer, merupakan profesi yang terlibat dalam bidang teknis jaringan komputer,
dari pemeliharaan hingga troubleshooting-nya.

3. Kelompok berisikan profesi yang terlibat dalam operasional sistem informasi, profesi pada kelompok
ini seperti:

 System Administrator, yaitu profesi yang bertugas terhadap operasional teknis sistem,
melakukan pemeliharaan, mengatur hak akses, dan sebagainya.

 EDP Operator, profesi yang bertugas untuk mengoperasikan program yang berhubungan
dengan electronic data processing dalam suatu lingkungan kerja.
 MIS Director, profesi yang memiliki wewenang tertinggi terhadap sistem informasi, melakukan
manajemen sistem secara keseluruhan, baik hardware, software maupun SDM.

4. Kelompok yang berkecimpung didalam pengembangan bisnis TI

B. Standar Profesi IT di Indonesia

Beragamnya jenis profesi dibidang IT tersebut membutuhkan persiapan diri dari pelaku profesi supaya
dapat bersaing didalam era industri dan perdagangan global dengan membuat standar keahlian yang
sama. Ini dapat dilakukan melalui organisasi profesi. Di Indonesia, ada beberapa organisasi profesi
dibidang TI, yaitu :

 ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

 ACM (Association for Computing Machinery)

 SEARCC (South East Asia Regional Computer Confederation)

 IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers)

 ASOCIO (Asian Oceaniq Computer Industries Organization)

 IPKIN (Ikatan Profesi Komputer & Informatika Indonesia)

IPKIN selaku perhimpunan masyarakat komputer dan Informatika di Indonesia telah membuat beberapa
langkah untuk memasyarakatkan standardisasi profesi.  Rumusan standarisasi profesi dibidang TI ini
diambil berdasarkan SRIG-PS (Special Regional Interest Group on Profesional Standardisation) yang
diikuti Indonesia karena keanggotaannya dalam SEARCC (South East Asia Regional Computer
Confideration).

SEARCC merupakan suatu forum/badan yang beranggotakan himpunan profesional IT (Information


Technology) yang terdiri dari 13 Negara. SEARCC dibentuk pada Febuari 1978, di Singapore oleh 6 ikatan
komputer dari negara- negara tetangga seperti Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapore dan
Thailand.

Salahsatu kegiatan SEARCC adalah SRIG-PS yang bertujuan untuk merumuskan standardisasi pekerjaan
didalam dunia TI. IPKIN merumuskan langkah standarisasi tersebut ada beberapa tahapan : 

1. Penyusunan kode etik profesional Teknologi Informasi


2. Penyusunan klasifikasi pekerjaan (Job) Teknologi Informasi,
3. Penerapan mekanisme sertifikasi untuk profesional Teknologi Informasi,
4. Penerapan sistem akreditasi untuk pusat pelatihan dalam upaya pengembangan
profesi,
5. Penerapan mekanisme re-sertifikasi.

Kompetensi disini mencakup :

1. Pendidikan yang berkaitan dengan profesinya

2. Pengetahuan dan ketrampilan dibidang yang bersangkutan

3. Working attitude (sikap kerja)

4. Kemmapuan komunikasi dan sosial serta training

1. Kode Etik Profesional TI

Kode etik merupakan suatu dokumen yang meletakkan standard dari pelaksanaan kegiatan yang
diharapkan dari anggota SEARCC. Anggota dalam dokumen ini mengacu kepada perhimpunan komputer
dari negara-negara yang berbeda yang merupakan anggota SEARCC. 

Sebelum suatu kode etik diterima oleh SEARCC, dilakukan beberapa langkah pengembangan, yaitu : 

a.    Menelaah kode etik yang telah ada dari assosiasi yang sejenis, yaitu : 

 IFIP (International Federation for Information Processing) 

 ACM (Association for Computing Machinery) 

 ASOCIO (Asian Oceaniq Computer Industries Organization) 

b.    Menelaah kode etik yang telah ada pada asosiasi anggota SEARCC : 

 Malaysian Computer Society (Code of Profesional Conduct) 

 Australian Computer Society (Code of Conduct) 

 New Zealand Computer Society (Code of Ethics and Profesional


Conduct) 

 Singapore Computer Society (Profesional Code of Conduct) 

 Computer Society of India (Code of Ethics of IT Profesional) 

 Philipine Computer Society Code of Ethics) 


 Hong Kong Computer Society (Code of Conduct) 

c.     Mengembangkan draft dari model 

d.    Model tersebut ditelaah dan diselesaikan oleh anggota SRIG-PS 

e.    EXCO-SEARCC menyetujui kode etik tersebut. 

Kode etik tersebut memiliki suatu kerangka kerja yang akan menentukan pengimplementasian kode etik
tersebut yaitu : 

 Pelaksanaan umum 

 Dalam relasinya dengan SEARCC

 Dalam relasinya dengan anggoa lain dari SEARCC. 

Kode Etik SEARCC ini dapat digunakan untuk menyusun kode etik bagi suatu himpunan di negara
anggota.

2. Klasifikasi Job

Klasikasi Job secara regional merupakan suatu pendekatan kualitatif untuk menjabarkan keahlian dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu pada tingkat tertentu.
Adapun proses klasifikasi yang dilakukan pada SRIG-PS Meeting di Hong Kong 3-5 Oktober 1995 adalah :

1. Dilakukan analisis terhadap model yang telah dipakai pada beberapa negara
misal : Malaysia, Singapore, Hong Kong dan Jepang.

2. Kemudian dijabarkan suatu kriteria yang dapat diterima untuk menjadi model
regional.

3. Proses identifikasi kemudian dilakukan untuk mengetahui klasifikasi pekerjaan


yang dapat diterima di region tersebut.

4. Kemudian dilakukan pendefinisian fungsi, output, pengetahuan dan keahlian


yang dibutuhkan untuk setiap tingkatan dari pekerjaan tersebut.

Pada umumnya terdapat dua pendekatan dalam melakukan klasifikasi pekerjaan ini yaitu :
 Model yang berbasiskan industri atau bisnis. Pada model ini pembagian pekerjaan
diidentifikasikan oleh pengelompokan kerja di berbagai sektor di industri Teknologi Informasi.
Model ini digunakan oleh Singapore dan Malaysia

 Model yang berbasiskan siklus pengembangan sistem. Pada model ini pengelompokkan
dilakukan berdasarkan tugas yang dilakukan pada saat pengembangan suatu sistem. Model
pendekatan ini digunakan oleh Japan.

Beberapa kriteria menjadi pertimbangan dalam mengembangkan klasifikasi job ini yaitu :

 Cross Country, cross-enterprise applicability, Ini berarti bahwa job yang diidentifikasi tersebut
harus relevan dengan kondisi region dan setiap negara pada region tersebut, serta memiliki
kesamaan pemahaman atas fungsi setiap pekerjaan.

 Function oriented bukan tittle oriented, Titel yang diberikan dapat berbeda, tetapi yang penting
fungsi yang diberikan sama. Titel dapat berbeda pada negara yang berbeda.

 Testable/certifiable, Fungsi yang didefinisikan dapat diukur/diuji

 Harus applicable. Fungsi yang didefinisikan harus dapat diterapkan pada mayoritas Profesional
TI pada region ini.

a. Model SRIG-PS yang direkomendasikan

b. Jenis Pekerjaan

Adapun jenis pekerjaan yang disepakati dalam profesi dibidang TI adalah :

 Programmer (Pemrogram)

 System Analyst (Analis Sistem)

 Project Manager (Manajer Proyek)

 Instructor (Instruktur)

 Specialist yang terdiri dari :

 Data Communication

 Database

 Security

 Quality Assurances
 IS Audit

 System Software Support

 Distributed System

 System Integration

Setiap jenis pekerjaan kecuali spesialis memiliki 3 tingkatan yaitu :

1. Supervised (terbimbing). Tingkatan awal dengan 0-2 tahun pengalaman,


membutuhkan pengawasan dan petunjuk dalam pelaksanaan tugasnya.

2. Moderately supervised (madya). Tugas kecil dapat dikerjakan oleh mereka


tetapi tetap membutuhkan bimbingan untuk tugas yang lebih besar, 3-5 tahun
pengalaman

3. Independent/Managing (mandiri). Memulai tugas, tidak membutuhkan


bimbingan dalam pelaksanaan tugas.

Pemetaan Model Jenis Pekerjaan

1. Model ACM (Association for Computing Machinery – berorientasi ke hardware

2. Model British Computer Society (BCS) adalah suatu model yang komprehensif,


tetap berlangsung dan mudah dipahami

3. Model Japan Information Technology Engineer Examination (JITEE) adalah


komprehensif, tetapi tidak ada yang tertulis dalam bahasa Inggris

Untuk model BCS, pekerjaan diklasifikasikan dalam tingkatan sebagai berikut :

 Level 0. Unskilled Entry 

 Level 1. Standard Entry 

 Level 2. Initially Trainded Practitioner 

 Level 3. Trained Practitioner 

 Level 4. Fully Skilled Practitioner 

 Level 5. Experienced Practitioner/Manager 


 Level 6. Specialist Practitioner/Manager 

 Level 7. Senior Specialist/Manager 

 Level 8. Principal Specialist/Experienced Manager 

 Level 9. Senior Manager/Director

Penentuan level didasarkan dari :

1. Latar belakang akademik 

2. Pengalaman dan tingkatan keahlian 

3. Tugas dan atribut 

4. Pelatihan yang dibutuhkan.

3. Sertifikasi

Sertifikasi berbeda dengan ujian, lisensi ataupun registrasi. Untuk sertifikasi, inisiatif harus lahir dari
sektor industri dan untuk bidang teknologi informasi sebaiknya berfokus pada model SRIG-PS.  Sertifikasi
pada model SRIG-PS adalah independen, obyektif, dan tugas yang regular bagi kepentingan profesional
dalam satu atau lebih area di teknologi informasi.

Sertifikasi ini memiliki tujuan untuk membentuk tenaga praktisi TI yang berkualitas tinggi, serta standar
kerja TI yang tinggi, juga pengembangan profesional yang berkesinambungan. Sedangkan bagi tenaga TI
profesional tersebut sertifikasi ini merupakan pengakuan akan pengetahuan yang kaya (bermanfaat bagi
promosi, gaji), perencanaan karir, profesional development, dan meningkatkan international
marketability. Ini sangat penting dalam kasus, ketika tenaga TI tersebut harus bekerja pada perusahaan
multinasional. Perusahaan akan mengakui keahliannya apabila telah dapat menunjukkan sertifikat
tersebut. 

Dan bagi masyarakat luas sertifikasi ini menjadikan mereka memiliki staf yang up to date dan berkualitas
tinggi. Juga untuk memperoleh citra perusahaan yang baik, keuntungan yang kompetitif, merupakan alat
ukur yang obyektif terhadap kemampuan staf, kontraktor dan konsultan. Secara langsung dan tidak
langsung akan meningkatkan produktifitas secara mikro maupun makro.

Sertifikasi sebaiknya dilaksanakan oleh IPKIN sebagai Asosiasi Komputer Indonesia. Pemerintah
diharapkan akan mengakui sertifikat ini, dan memperkenalkan dan mendorong implementasinya di
industri. Dalam mengimplementasikan mekanisme sertifikasi, beberapa badan perlu dibentuk
1. Badan Penguji - harus dibentuk dan institusi pendidikan sebaiknya dilibatkan
dalam mekanisme ini. Hal ini perlu karena institusi pendidikan memiliki
pengalaman dalam memberikan ujian.

2. Panitia Persiapan Ujian - mempersiakan kebutuhan administrasi, pendaftaran,


penjadwalan, pengumpulan maeri ujian.

3. Pelaksana Ujian - mempersiapkan tempat ujian dan melaksanakan ujian.


Menyerahkan hasil ujian kepada Badan Penguji untuk diperiksa, mengolah hasil
dan memberikan hasil kepada IPKIN

4. Pelaksana akreditasi training centre - untuk kebutuhan resertifikasi maka perlu


dibentuk badan yang melakukan penilaian terhadap pelaksana pusat pelatihan,
tetapi hal ini baru dilaksanakan setelah 5 tahun sistem sertifikasi berjalan,.

5. Pelaksana resertifikasi - hal ini mungkin baru dapat dilaksanakan setelah 5 tahun
setelah sistem sertifikasi berjalan dengan baik

C. Implementasi Standardisasi Profesi di Indonesia

Dengan penerapan model standard yang diakui regional, tenaga TI lokal akan diakui secara
regional. Perusahaan multinasional akan mengakui keahlian tenaga TI tersebut. Ini akan memberikan
nilai tambah bagi tenaga TI lokal. 

Untuk mempermudah dan mengakselerasi pekerjaan tersebut, sudah sewajarnya IPKIN bekerja sama
dengan pihak institusi pendidikan, industri dan pemerintah. Institusi pendidikan dapat dilibatkan dalam
penyusunan silabus ataupun pelaksanaan pelatihan. Sed angkan pihak industri dapat memberikan
masukan berupa teknologi dan kebutuhan pada masa ini di dunia industri. Dan Pemerintah dapat
mengupayakan agar diakuinya standardisasi secara nasional. 

Bagaimanapun juga dalam pengimplementasian model standardisasi ini, keterlibatan pemerintah


haruslah dipertimbangkan. Karena ini merupakan kepentingan nasional. Mungkin melalui Departement
Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Tenaga Kerja, proses standardisasi ini dapat dilaksanakan.

8. STANDAR PROFESI DI BERBAGAI NEGARA


A. Perbedaan Model Pengembangan Standar Profesi

Di Indonesia, pengembangan standar profesi dilaksanakan oleh IPKIN selaku perhimpunan masyarakat
Komputer dan Informatika di Indonesia. Model Standardisasi yang berlaku di Indonesia, didasarkan dari
rumusan SRIG-PS (Special Regional Interest Group on Profesional Standardisation) yang diikuti Indonesia
karena keanggotaannya dalam SEARCC (South East Asia Regional Computer Confideration).
Dalam memformulasikan standard untuk Indonesia, suatu workshop sebaiknya diselenggarakan oleh
IPKIN. Partisipan workshop tersebut adalah orang-orang dari industri, pendidikan, dan pemerintah.
Workshop ini diharapkan bisa memformulasikan deskripsi pekerjaan dari klasifikasi pekerjaan yang
belum dicakup oleh model SRIG-PS, misalnya operator. Terlebih lagi, workshop tersebut akan
menyesuaikan model SRIG-PS dengan kondisi Indonesia dan menghasilkan model standard untuk
Indonesia. Klasifikasi pekerjaan dan deskripsi pekerjaan ini harus diperluas dan menjadi standard
kompetensi untuk profesional dalam Teknologi Informasi.

Pengembangan Standardisasi Profesi di negara lain menggunakan Standar PRofesi ACM dan IEEE dengan
tambahan penyesuaian yang didasarkan dari jenis-jenis profesi IT yang ada di negara tersebut.

B. Standar Profesi di Negara Lain

Ada 2 model pengembangan standar profesi IT yang digunakan di beberapa negara lain selain Indonesia
yaitu ACM dan IEEE. ACM (Association for Computing Machinery) atau (Asosiasi untuk Permesinan
Komputer adalah sebuah serikat ilmiah dan pendidikan computer pertama di dunia yang didirikan pada
tahun 1947.

IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah organisasi Internasional yang
beranggotakan para insinyur, dengan tujuan untuk mengembangan teknologi untuk meningkatkan
harkat kemanusiaan. 

ACM adalah ilmuwan computer yang berfokus pada ilmu komputer teoritis dan aplikasi pengguna akhir.
IEEE adalah untuk insinyur listrik yang lebih memfokuskan pada masalah-masalah hardware dan
standardisasi

1. Standar Profesi di Singapura - Singapura Computer Sociiety

Industri sektor teknologi informasi (TI) Singapura kini sedang menghadapi masa-masa sulit. Bukan
disebabkan masalah sepinya pasar atau lainnya, namun justru karena mengalami kekurangan tenaga
kerja handal. Penelitian seputar pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan karir Hudson mengungkap
perusahaan TI Singapura kini sedang mengalami krisis tenaga kerja handal. Kekurangan tenaga kerja ini
berkaitan dengan ketatnya persaingan pencarian bakat dari negara-negara Asia lain. Sebesar 73 persen
responden dari kalangan industri TI mengakui perekrutan tenaga kerja yang handal dalam bidang TI saat
ini kian sulit.

Pada model Singapore dilakukan pembagian berdasarkan tingkatan senioritas. Misal pada System
development dibagi menjadi

 Programmer
 Analyst/Programmer
 Senior Analyst/Programmer
 Principal Analyst/Programmer
 System Analyst
 Senior System Analyst
 Principal System Analyst
 Development Manager

2. Standar Profesi di Malaysia

Model Malaysia ini mirip dengan model Singapore, juga membedakan posisi pekerjaan pada berbagai
sektor bisnis. Tetapi berbeda dalam melakukan ranking senioritas, misal untuk System Development,
Malaysia membedakan menjadi 3 tingkatan, yaitu :

 Programmer
 System Analyst/Designer
 System Development Executive
 

Model Singapore dan Malaysia memiliki banyak kesamaan dan dapat diintegrasi, dengan pembagian
sebagai berikuti :

 System Development
 Computer Operations
 Sales, Marketing and Services
 Education and Trainings
 Research and Developments
 Spesialist Support
 Consultancy

3. Standar Profesi di Australia - Australian Computer Society Certification Scheme

ACS dibentuk pada tahun 1965 dan merupakan satu-satunya himpunan TI di Australia.
Beranggotakan sekitar 15.500 orang, sehingga termasuk salah satu himpunan komputer terbesar di
dunia berdasarkan per kapita. Materi yang diujikan pada sistem se rtifikasi ini terdiri dari 2 subjek utama
trend TI, legal bisinis, issue etik, dan Spesialis dalam area Project Manajement, Applications Planning,
System Integration, dan Data Communication. Skema ini memiliki kesesuaian dengan model SRIG-PS
yaitu : Data Communication Specialists dan System Integration Specialist. ACS merencanakan untuk
mengembangkan sertifikasi untuk Security Specialist. 

Pada pelaksanaan ujian digunakan ujian tertulis, multiple choice, pekerjaan proyek dan wawancara. Para
peserta ujian harus memiliki gelar dalam bidang komputer dan memiliki pengalaman praktis minimal 4
tahun. Sertifikasi ini dikenal di Australia, kar ena dilaksanakan oleh ACS yang merupakan wadah
Profesional TI di Australia. Pada saat ini sekitar 420 calon peserta ujian. Beberapa Universitas di Australia
memberikan kredit bagi subjek sertifikasi ini. Materi dan silabus tersedia untuk setiap subyek, yang
terdiri dari, outline, buku bacaan, buku teks, dan video. Seluruh materi ini dikembangkan oleh para
praktisi TI Australia yang terkemuka. 

Karena disebabkan selalu berubahnya Teknologi Infomrasi, maka setiap pemegang sertifikat wajib
mengikuti re-sertifikasi setelah 5 tahun. Ini dapat dilakukan dengan duduk mengikuti ujian ulang atau
dengan mengikuti 30 jam profesional development, mela lui Practising Computer Profesional Scheme. 

ACS Certification System ini ditawarkan melalui proses belajar jarak jauh melalui Deakin University. Dan
pusat-pusat ujian tersebar di negara-negara anggota SEARCC seperti : Auckland, Hong Kong, Jakarta,
Johor Baru, Kelantan Kota Kinibalu, Kuala Lumpur, Penang, Singapore, Wellington. Biaya untuk
mengikuti pelatihan dan ujian ACS ini sekitar $400.00. 

Sedangkan di negara Australia terdapat beberapa IT job diantaranya:

 Analyst/programmer
 Architecture
 Business Analyst/ System Analyst
 Computer Operator
 Consultant / Functional Consultant
 Database Development dan Administration
 Hardware Engineering
 Helpdesk dan Desktop Support
 Management dan Supervisory
 Network Engineering
 Network dan System
 Product management
 Project management
 Sales
 Security
 Software Development dan Engineering
 Team Leaders
 Technical Writers
 Telecommunication
 Testing dan QA
 Training
 Web design dan Usability
 Web Development

4. Standar Profesi di Jepang - JITEE

JITEE atau Japan Information Tecnology Engineer Examination adalah pengembangan standardisasi
profesi di Jepang yang dilakukan menggunakan Japan IT Engineer Model.

Di negara Jepang terdapat beberapa profesi IT, contohnya sebagai berikut:

 Digital Marketing Director


 Web Search Evaluator
 Sales Manager
 Call Center Staff
 Bilingual SAP Consultant
 C / C++ Developer
 Technical Support
 IT Instructor
 E-Commerce Manager
 Energy Account Manager
 IT Assistant Instructor
 Asset Management
 Business Analyst

5. Standar Profesi di Eropa (Inggris, Jerman dan Perancis)

Standar Praktek yang dikembangkan oleh COTEC adalah kode sukarela yang dirancang untuk membantu
Asosiasi Nasional untuk membangun dan mengembangkan kode nasional sesuai dengan standar Eropa
praktek untuk terapis okupasi. Hal ini dimaksudkan untuk penerapan umum namun dapat dimodifikasi
untuk daerah spesialis misalnya pediatri praktek, kepedulian masyarakat, dan lain-lain.
Apabila ada kelompok yang ingin melakukan seperti ini, setiap masalah yang berhadapan dengan
standar praktek harus diberikan kebijakan dan pertimbangan informasi karena mereka telah disertakan
untuk relevansi mereka untuk satu atau kegiatan lain dari praktek profesional kami. Hal yang sangat
penting adalah isu-isu yang termasuk dalam standar praktek, saat ini harus relevan dengan anggota
profesi yang menggunakannya.

Standar praktek COTEC adalah pernyataan kebijakan yang membantu untuk mengatur dan menjaga
standar praktek profesional yang baik. Dalam kasus dimana keputusan harus dibuat tentang perilaku
tidak profesional dari seorang ahli terapi kerja, kode dapat digunakan sebagai panduan standar perilaku
profesional yang benar. Wakil untuk COTEC diminta untuk memastikan bahwa penutur aslinya yang
menterjemahkan kode kedalam bahasa Eropa lainnya karena terdapat frase dan istilah yang sulit
diterjemahkan.

Terdapat dua bagian utama dalam dokumen ini, yaitu : 

 Kode Etik Federasi Dunia Kerja Therapist

 Standar Praktek COTEC yang dirancang tahun 1991 dan diperbaharui tahun 1996

9. STANDARD KEAHLIAN DIBIDANG TI


A. Latar Belakang

Sertifikasi sebuah profesi digunakan sebagai pembuktian secara legal bahwa orang tersebut
benar-benar ahli dalam bidang pekerjaan tersebut (kompeten). Pembuktian tersebut nanti nya akan
menjadi referensi ketika digunakan dalam dunia kerja. Sertifikasi juga dibutuhkan untuk mendapatkan
pengakuan atau spesifikasi untuk bidang spesialisasi profesi. Hal ini menjadi salahsatu referensi bagi
perusahaan untuk menilai kemampuan pegawai.

Sertifikasi adalah independen, obyektif, dan tugas yang regular bagi kepentingan profesional
dalam satu atau lebih area di teknologi informasi. Sertifikasi ini memiliki tujuan untuk :

 Membentuk tenaga praktisi TI yang berkualitas tinggi

 Membentuk standar kerja TI yang tinggi

 Pengembangan profesional yang berkesinambungan.

Jelasnya  sertifikasi IT adalah sebuah bentuk penghargaan dan pembuktian yang diberikan kepada
seorang individu karena dianggap memiliki keahlian dalam bidang  tertentu/spesifik. Adapun fungsi
Sertifikasi di Bidang IT adalah :

 Untuk menuju ke level ahli IT seperti yang diharapkan.


 Dapat meningkatkan kredibilitas seorang profesional TI di mata pemberi kerja
 Profesi Bidang IT ini salah satu yang bergerak di bidang jasa, jika tanpa sertifikasi maka orang-
orang akan sulit percaya tentang keahlian anda.
 Membuka lapangan kerja yang luas pada seorang ahli IT.
 Peningkatan jenjang karir yang jelas dan relatif lebih cepat dengan keahlian yang dimiliki
 Pengakuan dari pemerintah dan organisasi atas keahlian anda di bidang IT

B. Kompetensi

Komponen pokok yang harus diperhatikan dalam menentukan standar profesi adalah
kompetensi. Kompetensi di sini mencakup : a. Pendidikan yang berkaitan dengan profesinya, b.
Pengetahuan dan ketrampilan di bidang yang bersangkutan, c. Working attitude (sikap kerja). d.
Kemampuan komunikasi dan sosial serta training.

1. Kompetensi dibidang TI

Kompetensi berbanding lurus dengan nilai seorang pekerja TI.  Makin sedikit orang yang bisa menempati
suatu posisi juga akan ikut mendongkrak nilai orang tersebut. Di bidang TI, tenaga yang dibutuhkan
adalah mereka yang memiliki kapasitas dan kompetensi tertentu dan sangat spesifik. Dua poin penting
dalam profil calon pelamar yang diharapkan oleh perusahaan secara umum, yaitu latar belakang
pendidikan (akademis) dan non pendidikan sebagai nilai tambah.

2. Standar Kompetensi

Standar kompetensi digunakan perusahaan untuk membedakan keahlian masing-masing orang yang
dibuktikan dengan adanya sertifikat. Seringkali sertifikat ini lebih disukai oleh perusahaan dibandingkan
ijazah dari perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang tidak terkenal. Untuk mendapat sertifikat,
seperti Microsoft atau Cisco dibutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Sertifikat yang diakui oelh perusahaan adalah yang dikeluarkan dari Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI), Lembaga dari pemerintah, yaitu Departemen Komunikasi dan Informasi, Kementrian
Ristek / BPPT, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan-Depdiknas, dan Depnakertrans dan dari
institusi pendidikan, seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Pusat Pengembangan Penataran Guru
Teknologi Bandung.

C. Sertifikasi dibidang TI

Pada dasarnya sertifikasi IT dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu Vendor Based dan Vendor Neutral.

1.    Vendor Based

Sertifikasi vendor based adalah sertifikasi IT yg dikeluarkan oleh vendor tertentu dan materi ujiannya
jelas mengacu pada produk atau teknologi yg memang dirilis oleh vendor tersebut. Contoh vendor yang
merilis sertifikasi ini diantaranya Microsoft, Cisco, Oracle, Symantec, HP, Huawei, dst. Contoh title
sertifikasinya misalnya MCTS, MCITP, OCP, CCNA, dst.

2.    Vendor Neutral

Sertifikasi ini dirilis oleh suatu badan atau organisasi yg tidak terikat ke vendor manapun, dengan kata
lain cakupannya global. Dan karena cakupannya global maka sertifikasi Vendor Neutral umumnya
memiliki rating yang lebih tinggi dibandingkan sertifikasi Vendor Based. Contoh organisasi yg merilis
sertifikasiini misalnya CompTIA serta EC-Council, dan contoh title sertifikasinya misalnya A+, Network+,
CEP, CEH, dst

Sementara itu, untuk sertifikasi profesional memiliki 3 model, yaitu :

1. Dikembangkan oleh Profesional Society, sebagai contoh British Computer Society (BCS),
Australian Computer Soicety (ACS), South East Asian Regional Computer Confederation (SEARCC)
etc

2. Dikeluarkan oleh Komunitas suatu profesi, sebagai contoh Linux Profesional, SAGE (System
Administration Guild), CISA(IS Auditing) [http://www.isaca.org/]

3. Dikeluarkan oleh vendor sebagai contoh MCSE (by Microsoft), CCNA (Cisco), CNE (Netware),
RHCE (Red Hat) etc. Biasanya skill yang dibutuhkan untuk memperoleh sertifikat ini sangat
spesifik dan sangat berorientasi pada suatu produk dari vendor tersebut

D. Jenis-jenis Sertifikasi

Ada berbagai jenis sertifikasi yang ada dialam profesi dibidang TI. Berikut adalah beberapa diantaranya :

1.  Sertifikasi Microsoft

Pada dasarnya, sertifikasi Microsoft bisa dibagi menjadi dua kategori, yaitu nonteknis dan teknis.
Kategori nonteknis ditujukan untuk yang ingin menjadi ahli di produk Microsoft yang berkenaan dengan
bisnis atau yang menyasar langsung pengguna akhir (end user). Sementara, kategori teknis ditujukan
bagi mereka yang ingin menjadi profesional di bidang TI atau bagi pengembang aplikasi.

 Pada kategori nonteknis terdapat dua tingkatan sertifikasi, yaitu MOS (Microsoft Office


Specialist) dan MOS Expert. Pemegang MOS menunjukkan bahwa dia memiliki keahlian atau
keterampilan dalam menggunakan salah satu atau beberapa aplikasi yang tergabung ke dalam
paket Microsoft Office, misalnya Word, Excel, atau PowerPoint. Sementara pemegang MOS
Expert menunjukkan bahwa seseorang benar-benar menguasai secara mendalam salah satu
atau beberapa aplikasi yang tergabung pada Microsoft Office.
 Untuk kategori teknis, ada beberapa bidang yang dicakup oleh sertifikasi Microsoft, yaitu
Mobility, Cloud Platform & Infrastructure, Productivity, Data Management & Analysis, dan App
Builder. Meskipun mencakup bidang yang luas, pada dasarnya hanya ada empat
macam sertifikasi untuk kategori teknis, yaitu MTA, MCSA, MCSE, dan MCSD

Berikut adalah sertifikat yang dikeluarkan Microsoft :

 MCDST(Microsoft Certified Desktop Support Technician), Keahlian dasar untuk mendukung


end-user dalam troubleshooting software dan hardware. Sertifikasi inicocok untuk Help
Desk Technician, Customer Support Representative, PC Support Specialist, atau Technical
Support Representative. Bidang : Technical Support Sistem Operasi Dikeluarkan : Microsoft
Inc

 MCSE (Microsoft Certified System Engineer), Sertifikasi MCSE cocok untuk System Engineer,
Technical Support Engineer, Network Analyst, Technical Consultant. Bidang : Technical
Engineer Sistem Operasi Dikeluarkan : Microsoft Inc

2. Sertifikasi Oracle

Sampai sekarang perusahaan software kedua terbesar di dunia ini masih merupakan penikmat pangsa
pasar terbesar untuk software database. Ini membuat sertifikasi Oracle menjadi salah satu sertifikasi
yang paling populer dan banyak dicari. Laporan IDC Certified Report 2002 menyebutkan bahwa
sertifikasi Oracle adalah kualitas yang paling dicari oleh pasar TI.

Berikut adalah sertifikasi yang dikeluarkan Oracle

1. Oracle Certified DBA Associate, dengan sertifikasi pada jenjang ini seseorang
dianggap memiliki pengetahuan dasar yang memungkinkan mereka bekerja sebagai anggota
yunior dalam sebuah tim yang terdiri dari administrator database atau pengembang aplikasi.
Bidang : Database Administrator

2. Oracle Certified DBA Professional, sertifikasi ini ditujukan bagi pemegang


sertifikasi jenjang Associate yang ingin meningkatkan penguasaan teknologi Oracle dalam
administrasi database. Pada jenjang ini kandidat yang berminat juga dapat mengambil ujian
tambahan untuk untuk spesialisasi manajemen database Oracle pada lingkungan sistem operasi
Linux. Bidang : Database Administrator

3. Oracle Certified DBA Master, merupakan jenjang tertinggi dalam jalur sertifikasi
DBA. Seorang OCM adalah seorang DBA profesional yang sudah teruji dalam menangani aplikasi
dan sistem database yang memiliki karakter mission critical. Berbeda dengan ujian pada jenjang
OCA dan OCM yang berupa ujian teori, ujian OCM mengambil bentuk praktikum di sebuah lab
khusus di mana kandidat diminta untuk memberikan solusi terhadap berbagai skenario
permasalahan yang meliputi konfigurasi database, konfigurasi jaringan database, konfigurasi dan
penggunaan Oracle Enterprise Manager, dan hal-hal kritis seperti manajemen kinerja dan
database recovery. Untuk wilayah Asia-Pasifik, ujian OCM hanya dapat dilakukan di lab Oracle
yang terdapat di Hongkong dan Seoul.

3. Sertifikat Cisco

Sertifikat yang disediakan oleh Cisco meliputi delapan bidang, yaitu Routing and Switching, Design,
Network Security, Service Provider, Service Provider Operations, Storage Networking, Voice, dan
Wireless. Sementara tingkatannya meliputi empat tingkat, yakni Entry, Associate, Professional, serta
Expert and Architect. 

Adapun nama-nama sertifikasi yang disediakan oleh Cisco adalah CCENT, CCNA, CCDA, dan CCNP R&S.

1. CCENT (Cisco Certified Entry Networking Technician) menyatakan bahwa


pemegangnya memiliki pengetahuan dasar jaringan yang memadai. Pengetahuan tersebut
meliputi keamanan jaringan dan mitigasi ancaman jaringan, pengalamatan IP, serta
pemahaman router dan switch.
2. Cisco Certified Network Associate (CCNA), merupakan fondasi awal untuk
menapaki jenjang sertifikasi yang lain. Pemegang sertifikasi ini diharapkan sudah profesional
dalam hal menginstall, mengkonfigurasi, dan mengoperasikan jaringan LAN atau WAN untuk
jaringan kecil (100 client/PC atau kurang). Bidang : Network Engineer
3. CCDA (Cisco Certified Design Associate) menyatakan bahwa pemegangnya
mampu membangun infrastruktur dan layanan jaringan yang aman. Jaringan yang disebut di
sini meliputi LAN, WAN, dan broadband.
4. Cisco Certified Network Professional (CCNP), Pada jenjang ini
pemegang sertifikasi dianggap telah ahli dalam hal menginstall, mengkonfigurasi,
serta memecahkan permasalahan LAN atau WAN dengan skala yang lebih luas (100 -500
client/PC). Bidang : Network Engineer

4. Sertifikasi CompTIA

Sertifikasi CompTIA ini dikeluarkan oleh sebuah lembaga independen. CompTIA menawarkan


beberapa tingkatan sertifikasi.

 CompTIA IT Fundamentals menyatakan bahwa pemegangnya memahami konsep, literasi, dan


terminologi dasar TI.
 CompTIA A+  ini memiliki kompetensi sebagai teknisi komputer yang memahami berbagai
teknologi dan sistem operasi.Linix+ keahlian dibidang Linux dll.

5. Mikrotik

Mikrotik Certified Network Associate (MTCNA) dan Mikrotik Certified Wireless Engineer (MTCWE).


Kedua sertifikasi ini menyatakan kompetensi terhadap kemampuan penanganan jaringan. Sertifikasi ini
mirip seperti yang dikeluarkan oleh Cisco, hanya saja vendornya adalah Mikrotik. 

Sertifikasi MikroTik yang tersedia untuk engineer adalah MTCNA, MTCRE, MTCWE, MTCTCE, MTCUME,
dan MTCIPv6E. Untuk mendapatkan serfikasi di level yang lebih atas maka peserta harus memperoleh
terlebih dahulu sertifikasi di level yang lebih bawah. Umur dar sertifikasi MikroTik adalah 3 tahun sejak
tanggal sertifikat dikeluarkan.

10. AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI


A. Latar Belakang

Semua profesi yang bergerak dibidang IT, secara terus menerus akan selalu terhubung dengan
teknologi komputer dan informasi yang digunakan. Peran kontrol dan audit teknologi informasi (TI)
menjadi semakin krusial dari hari ke hari. Kontrol ini digunakan dalam proses menghimpun kebutuhan
teknologi informasi dan mengevaluasi infrastruktur IT. Audit IT memastikan bahwa mekanisme sistem
informasi yang berjalan, tetap berada di koridor integritas. Hal ini terjadi sebab mekanisme sistem
informasi sangat terkait dengan perekonomian secara global.

Audit TI atau yang pernah disebut sebagai audit electronic data processing, computer


information system, dan IS, pada awalnya merupakan pelebaran dari  audit konvensional. Dulu,
kebutuhan atas fungsi audit TI hanya berasal dari beberapa departemen.

Kemudian auditor sadar bahwa komputer telah mempengaruhi kinerja mereka terkait fungsi utama.
Perusahaan dan manajemen pemrosesan informasi pun sadar bahwa komputer adalah jalan keluar
terkait permasalahan sumber daya untuk semakin bersaing dalam lingkungan bisnis bahkan antar
departemen. Oleh karenanya, muncullah urgensi untuk melakukan kontrol dan audit atas proses yang
berjalan. Saat itulah para profesional menyadari tentang kebutuhan audit TI. Audit TI menjadi bagian
integral dalam fungsi audit umum, sebab hal itu akan menentukan kualitas dari informasi yang diproses
oleh sistem komputer.

Pada mulanya, auditor dengan kemampuan audit TI dilihat sekadar sebagai staf sumber daya teknologi
biasa, bahkan sering dilihat hanya sebagai asisten teknikal. Padahal dewasa ini, audit IT merupakan
pekerjaan yang tindakan, tujuan, serta kualitasnya telah diatur dalam standar global; ada aturan etiknya;
dan tuntutan profesional. Tentu saja hal ini memerlukan pengetahuan khusus dan kemampuan praktis,
yang sebelumnya juga didahului oleh persiapan secara intensif.
B. Definisi Audit TI

Secara umum Audit merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara tertulis ataupun lisan dengan menggunakan pembuktian yang secara objektif mengenai
kumpulan pertanyaan-pertanyaan.

Audit teknologi informasi adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur
teknologi informasi secara menyeluruh. Audit teknologi informasi ini dapat berjalan bersama-sama
dengan audit finansial dan audit internal, atau dengan kegiatan pengawasan dan evaluasi lain yang
sejenis. Pada mulanya istilah ini dikenal dengan audit pemrosesan data elektronik, dan sekarang audit
teknologi informasi secara umum merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua kegiatan
sistem informasi dalam perusahaan itu. Istilah lain dari audit teknologi informasi adalah audit komputer
yang banyak dipakai untuk menentukan apakah aset sistem informasi perusahaan itu telah bekerja
secara efektif, dan integratif dalam mencapai target organisasinya.

Dalam pelaksanaanya, auditor TI mengumpulkan bukti-bukti yang memadai melalui berbagai teknik
termasuk survey, wawancara, observasi dan review dokumentasi. Satu hal yang unik, bukti-bukti audit
yang diambil oleh auditor biasanya mencakup pula bukti elektronis. Biasanya, auditor TI menerapkan
teknik audit berbantuan computer, disebut juga dengan CAAT (Computer Aided Auditing Technique).
Teknik ini digunakan untuk menganalisa data, misalnya saha data transaksi penjualan,
pembelian,transaksi aktivitas persediaan, aktivitas nasabah, dan lain-lain.

C. Tujuan Audit TI

Beberapa tujuan dilakukannya Audit TI adalah :

1.    Availability / ketersediaan informasi

Apakah informasi pada perusahaan dapat menjamin ketersediaan informasi dapat dengan mudah
tersedia setiap saat.

2.    Confidentiality / kerahasiaan informasi

Apakah informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi perusahaan hanya dapat diakses oleh pihak-
pihak yang berhak dan memiliki otorisasi.

3.    Integrity

Apakah informasi yang tersedia akurat, handal, dan tepat waktu.

D. Jenis Audit TI berbasis Komputer

Jenis audit pada Teknologi Informasi terbagi 3 (tiga), yaitu :


1. Audit around the computer

2. Audit with the computer

3. Audit through the computer

1. Audit around the computer

Audit around computer adalah suatu pendekatan audit yang berkaitan dengan komputer, lebih
tepatnya pendekatan audit disekitar komputer. Dalam pendekatan ini auditor dapat melangkah kepada
perumusan pendapat dengan hanya menelaah sturuktur pengendalian dan melaksanakan pengujian
transaksi dan prosedur verifikasi saldo perkiraan dengan cara sama seperti pada sistem manual (bukan
sistem informasi berbasis komputer).

Audit around the computer masuk ke dalam kategori audit sistem informasi dan lebih tepatnya masuk
ke dalam metode audit. Audit around the computer dapat dikatakan hanya memeriksa dari sisi user saja
pada masukkan dan keluaranya tanpa memeriksa lebih mendalam terhadap program atau sistemnya,
bisa juga dikatakan bahwa audit around the computer adalah audit yang dipandang dari sudut pandang
black box.

Auditor tidak perlu menguji pengendalian sistem informasi berbasis komputer klien (yaitu terhadap file
program atau data di komputer), melainkan cukup terhadap input serta output sistem aplikasi saja. Dari
penilaian terhadap kualitas dan kesesuaian antara input dengan output sistem aplikasi ini, auditor dapat
mengambil kesimpulan tentang kualitas pemrosesan data yang dilakukan klien (meskipun proses atau 
program komputernya tidak diperiksa). Oleh karena itu auditor harus dapat mengakses ke dokumen
sumber yang cukup dan daftar laporan atau keluaran (output) yang terinci dalam bentuk yang dapat
dibaca. Kuncinya adalah pada penelusuran transaksi terpilih mulai dari dokumen sumber sampai ke
bagan-perkiraan (akun) dan laporan keuangan.

Untuk menerapkan metode ini, pertama auditor meninjau dan menguji pengendalian masukan (input
controls), kemudian menghitung hasil yang diperkirakan (expected ) dari proses transaksi yang terpilih,
lalu auditor membandingkan hasil sesungguhnya seperti yang tampak dalam laporan yang dihasilkan
dengan hasil yang dihitung secara manual (untuk mendapat keyakinan bahwa proses atau program
komputernya sudah benar). Apabila ternyata valid dan akurat, diasumsikan bahwa pengendalian sistem
telah efektif dan sistem telah beroperasi dengan baik.

Audit  Arround the Computer pada saat :


 Dokumen sumber tersedia dalam bentuk kertas (bahasa non-mesin), artinya masih kasat mata
dan dilihat secara visual
 Dokumen-dokumen disimpan dalam file dengan cara yang mudah ditemukan.
 Keluaran dapat diperoleh dari daftar yang terinci dan auditor mudah menelusuri setiap
transaksi dari dokumen sumber kepada keluaran dan sebaliknya.
Kelebihan Audit Arround the Computer
1. Proses audit tidak memakan waktu lama karena hanya melakukan audit tidak
secara mendalam.
2. Tidak harus mengetahui seluruh proses penanganan sistem
kelemahan Audit Arround the computer
1. Umumnya database mencakup jumlah data yang banyak dan sulit untuk
ditelusuri secara manual
2. Tidak membuat auditor memahami sistem komputer lebih baik
3. Mengabaikan pengendalian sistem, sehingga rawan terhadap kesalahan dan
kelemahan potensial dalam sistem
4. Lebih berkenaan dengan hal yang lalu daripada audit yang preventif
5. Kemampuan komputer sebagai fasilitas penunjang audit tidak terpakai
6. Tidak mencakup keseluruhan maksud dan tujuan audit

Contoh Audit around the computer:


1. Dokumen sumber tersedia dalam bentuk kertas (bahasa non-mesin) , artinya
masih kasat mata dan dilihat secara visual.
2. Dokumen-dokumen disimpan dalam file dengan cara yang mudah ditemukan.
3. Keluaran dapat diperoleh dari daftar yang terinci dan auditor mudah menelusuri
setiap transaksi dari dokumen sumber kepada keluaran dan sebaliknya.
4. Item komputer yang diterapkan masih sederhana.
5. Sistem komputer yang diterapkan masih menggunakan software yang umum
digunakan, dan telah diakui, serta digunakan secara massal.

2. Audit With computer

Adalah Audit terhadap suatu penyelenggaraan sistem informasi berbasis komputer dengan
menggunakan komputer yang telah dilengkapi dengan software yang dapat membantu auditor untuk
menghasilkan output yang digunakan untuk maksud audit

3. Audit Throught the Computer

Audit Through The Computer adalah Audit yang berbasis komputer dimana dalam pendekatan
ini auditor melakukan pemeriksaan langsung terhadap program-program dan file-file komputer pada
audit sistem informasi berbasis komputer. Auditor menggunakan komputer (software bantu) atau
dengan cek logika atau listing program untuk menguji logika program dalam rangka pengujian
pengendalian yang ada dalam komputer.
Audit through the computer dapat dikatakan sebagai dimana auditor selain memeriksa data masukan
dan keluaran, juga melakukan uji coba proses program dan sistemnya atau yang disebut dengan white
box, sehinga auditor merasakan sendiri langkah demi langkah pelaksanaan sistem serta mengetahui
sistem bagaimana sistem dijalankan pada proses tertentu.

Pendekatan ini banyak digunakan dalam audit PDE. Auditor menggunakan komputer untuk menguji logic
dan pengendalian yang ada dalam komputer dan catatan yang dihasilkan oleh komputer. Besar kecilnya
penggunaan (peranan) komputer dalam audit tergantung pada kompleksitas dari sistem komputer
perusahaan yang diaudit. Penggunaannya dapat sederhana atau lebih rumit. Dalam pendekatan ini
fokus perhatian auditor langsung pada operasi pemrosesan di dalam sistem komputer.

Audit ini dilakukan pada saat:

1. Sistem aplikasi komputer memproses input yang cukup besar dan menghasilkan output yang
cukup besar pula, sehingga memperluas audit untuk meneliti keabsahannya
2. Bagian penting dari struktur pengendalian intern perusahaan terdapat di dalam komputerisasi
yang digunakan

Kelebihan Audit Throught the computer :

1. Dapat meningkatkan kekuatan pengujian system aplikasi secara efektif


2. Dapat memeriksa secara langsung logika pemprosesan dan system aplikasi
3. Kemampuan system dapat menangani perubahan dan kemungkinan kehilangan
yang terjadi pada masa yang akan dating
4. Auditor memperoleh kemampuan yang besar dan efektif dalam melakukan
pengujian terhadap system computer
5.  Auditor merasa lebih yakin terhadap kebenaran hasil kerjanya
Kelemahan :

1. Biaya yang dibutuhkan relative tinggi karena jumlah jam kerja yang banyak
untuk dapat lenih memahami struktur pengendalian intern dari pelaksanaan system aplikasi
2. Butuh keahlian teknis yang mendalam untuk memahami cara kerja sistem

Contoh Audit Throught the computer :

1. Sistem aplikasi komputer memroses input yang cukup besar dan menghasilkan
output yang cukup besar pula, sehingga memperluas audit untuk meneliti keabsahannya.
2. Bagian penting dari struktur pengendalian intern perusahaan terdapat di dalam
komputerisasi yang digunakan.
3. Sistem logika komputer sangat kompleks dan memiliki banyak fasilitas
pendukung.
4. Adanya jurang yang besar dalam melaksanakan audit secara visual, sehingga
memerlukan pertimbangan antara biaya dan manfaatnya.

11. KODE ETIK PENGGUNAAN IT


A. Pengertian Kode Etik

Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi
didalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma tersebut
berisi petunjuk bagi para anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya dan
larangan-larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan
oleh mereka, tidak saja dalam menjalankan tugas profesi mereka, melainkan juga menyangkut tingkah
laku anggota profesi pada umumnya dalam pergaulannya sehari-hari di dalam masyarakat.

Adapun fungsi dari kode etik menurut Biggs dan Blocher (1986) adalah :

1. Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah


2. Mencegah terjadinya suatu pertentangan internal dalam suatu profesi
3. Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.

Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi suatu perkumpulan atau perserikatan suatu profesi
untuk para anggotanya. Penetapan kode etik lazim dilakukan pada suatu kongres organisasi profesi.
Dengan demikian, penetapan kode etik tidak boleh dilakukan oleh orang secara perorangan, melainkan
harus dilakukan oleh orang – orang yang diutus untuk dan atas nama anggota-anggota profesi dari
organisasi tersebut, sehingga orang – orang yang bukan atau tidak menjadi anggota profesi tersebut,
tidak dapat ditundukkan padanya.

Dengan kata lain, kode etik dari suatu organisasi hanya akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam
menegakkan disiplin dikalangan profesi tersebut, jika orang yang menjalankan profesi tersebut
tergabung (menjadi anggota dalam suatu organisasi profesi tersebut).

Apabila setiap orang yang menjalankan suatu profesi secara otomatis tergabung dalam suatu organisasi
atau ikatan profesional, maka barulah ada jaminan bahwa profesi tersebut dapat dijalankan secara
murni dan baik, karena setiap anggota profesi yang melakukan pelanggaran yang serius terhadap kode
etik dapat dikenakan sanksi.
B. Prinsip Kode Etik didalam Penggunaan TI

Dengan membangun semangat kemoralan dan sadar akan etika sebagai orang yang ahli di bidang
teknologi informasi diharapkan etika profesi semakin dijunjung ketika jenjang pendidikan kita berlatar
teknologi informasi makin tinggi. Sedangkan keahlian di lapangan meningkat seiring banyaknya latihan
dan pengalaman.

Pada kesempatan saat ini, bagaimana kita bisa menegakkan etika profesi seorang teknokrat (sebutan
bagi orang yang bekerja di bidang IT) dan bagaimana kita bisa menjadi seorang teknokrat yang
bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Kita harus bisa memberikan inovasi-inovasi pemikiran, gagasan
produktif dan aksi nyata untuk perkembangan teknologi informasi ke depan . Bukan tak mungkin
teknologi informasi akan menjadi hal yang sistematis dalam perkembangan bangsa ke depan dalam
memajukan kehidupan berbangsa maupun bernegara.

Ada 5 prinsip kode etik didalam penggunaan Teknologi Informasi, yaitu :

1. Integrity
2. Confidentiality
3. Avaliability
4. Privacy
5. Term & condition

1. Integrity

Integrity merupakan aspek yang menjamin bahwa data tidak boleh berubah tanpa ijin pihak
yang berwenang (authorized). Bisa juga disebut menjaga keutuhan sesuatu yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Secara teknis ada beberapa cara untuk menjamin aspek integrity ini, seperti misalnya
dengan menggunakan message authentication code, hash function, digital signature.

2. Confidentiality

Confidentiality merupakan aspek yang menjamin kerahasiaan data atau informasi. Kerahasiaan
ini dapat diimplementasikan dengan berbagai cara, seperti misalnya menggunakan teknologi kriptografi
dengan melakukan proses enkripsi (penyandian) pada transmisi data, pengolahan data (aplikasi dan
database), dan penyimpanan data (storage). Akses terhadap informasi juga harus dilakukan dengan
melalui mekanisme otorisasi (authorization) yang ketat.

Sebagai contoh dari confidentiality adalah daftar pelanggan dari sebuah Internet Service Provider (ISP).
Jadi, data dari daftar pelanggan tersebut seperti nama, alamat, nomor telephone dan data lainnya harus
dilindungi agar tidak tersebar pada pihak yang tidak seharusnya mendapatkan informasi tersebut.
3. Avaliability

Availability merupakan aspek yang menjami bahwa data tersedia ketika dibutuhkan. Jadi, pada


prinsipnya ketersediaan data dan informasi yang menyangkut kebutuhan suatu kegiatan merupakan
suatu keharusan untuk menjalankan kegiatan tersebut. Jika avaliabillity data atau informasi yang
dibutuhkan untuk menjalankan suatu proses kegiatan tidak dapat dipenuhi, makaproses kegiatan
tersebut tidak akan terjadi atau terlaksana.

4. Privacy

Pada dasarnya, privacy ini sama dengan confidentiality. Namun, jika confidentiality biasanya
berhubungan dengan data-data perusahaan atau organisasi, sedangkan privacy lebih ke arah data-data
yang bersifat pribadi.

Contoh hal yang berhubungan dengan privacy adalah e-mail seorang pemakai tidak boleh dibaca oleh
administrator. Hal ini untuk menjamin privacy dariisi e-mail tersebut, sehingga tidak bisa disalah
gunakan oleh pihak lain.

5. Term & condition penggunaan TI

Term & condition penggunaan TI adalah aturan-aturan dan kondisi yang harus ditaati pada penggunaan
teknologi informasi. Hal tersebut mencakup integrity, privacy dan availability dari informasi yang
terdapat dan dibutuhkan didalamnya.

C. Contoh Kode Etik penggunaan Fasilitas Internet di Kantor

Kode etik penggunaan fasilitas internet di kantor hampir sama dengan kode etik pengguna internet pada
umumnya, hanya saja lebih dititik beratkan pada hal-hal atauaktivitas yang berkaitan dengan masalah
perkantoran di suatu organisasi atau instansi. Contohnya :

1. Menghindari penggunaaan fasilitas internet diluar keperluan kantor atau


untuk kepentingan sendiri.
2. Tidak menggunakan internet untuk mempublikasi atau bertukar informasi
internal kantor kepada pihak luar secara ilegal.
3. Tidak melakukan kegiatan pirating, hacking atau cracking terhadap fasilitas
internet kantor.
4. Mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh kantor dalam penggunaan fasilitas
internet.
D. Contoh Kode Etik penggunaan fasilitas Internet di Kampus

Pada umumnya mahasiswa selalu mencari wifi gratis. fasilitas internet di kampus hampir sama dengan
kode etik pengguna internet pada umumnya, hanya saja lebih baik digunakan untuk hal-hal atau
aktivitas yang berkaitan dengan masalah pelajaran, kampus, organisasi dan hal yang sewajarnya. 

Berikut adalah contoh kode etik penggunaan internet dikampus:

5. Menghindari penggunaaan fasilitas internet diluar keperluan pelajaran atau


untuk kepentingan sendiri.

6. Tidak menggunakan internet untuk mempublikasi atau bertukar informasi


internal kampus dan memberi opini yang tidak pantas kepada pihak luar secara
ilegal.

7. Tidak melakukan kegiatan hacking atau cracking terhadap fasilitas internet


kampus.

8. Mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh kampus dalam penggunaan fasilitas


internet.

9. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung berkaitan


dengan masalah pornografi dan nudisme dalam segala bentuk.

10. Gunakan internet dengan bijak dan efisien. internet sebagai pembantu kita
dalam dunia, bukan untuk perusak moral kita.

E. Contoh Kode Etik penggunaan fasilitas email

Semakin berkembangnya teknologi semua orang pasti memiliki email. pada umumnya kita menggunkan
email yang gratis seperti yahoo dan gmail. Sebaiknya memiliki email dalam internet jangan lebih dari
dua. Supaya tidak terjadi simpang siur dalam telekomunikasi internet.

Jangan pernah melakukan hacking. Kecuali untuk kebaikan. Biasanya kita melakukan hacking untuk
merusak, misalnya hack facebook untuk mengganggu orang. Dan menghack email untuk menipu orang.

Contohnya yaitu seseorang yang sudah tenar di dunia maya, lalu di hack akun email nya. Jika pelaku
berhasil menghack akun email tersebut maka akan di salah gunakan untuk meminta barang dari online
shop padahal jika ada online shop yang menawarkan itu bukan artis yang meminta melainkan si hacker
tersebut, misalnya untuk endorse. Pengertian endorse adalah meminta dukungan dari para artis dengan
cara para pemilik usaha online shop tersebut memberikan barang dagangan atau produk yang mereka
jual kepada artis yang mereka endorse secara gratis dengan imbal balik sang artis nantinya
menggunakan foto pribadi mereka dengan barang/ produk pemberian dari online shop tersebut.
F. Contoh Kode Etik penggunaan fasilitas software

Pada umumnya orang-orang selalu ingin menggunakan software yang gratisan. Padahal ada produk
software yang harganya jutaan, misalnya software Windows 7 Home Basic OEM – 32 Bit dengan kisaran
harga sekitar Rp 1,745,000. Namun masih banyak yang menggunakan software tidak asli dan serial
number banyak sekali di jumpai. Hal ini melanggar kode etik software.

Berikut adalah kode etik penggunaan fasilitas software :

11. Tidak boleh mencuri software khususnya development tools.

12. Tidak boleh secara asal-asalan menyangkal adanya bug dalam aplikasi.

13. Tidak boleh mengenalkan bug yang ada di dalam software yang nantinya
programmer akan mendapatkan keuntungan dalam membetulkan bug.

Anda mungkin juga menyukai