Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

SEMINAR ASISTENSI II

KISI DIFRAKSI

DISUSUN Oleh :

1. ASTUTI WIDYA LESTARI (08306141029)


2. EFITRI APRILIYAN S (08306141031)
3. IMAS NURUL HIKMAH (08306141040)

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN PENDIDIDKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010
PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG
SPEKTRUM WARNA CAHAYA LAMPU PIJAR
MENGGUNAKAN KISI DIFRAKSI

A. TUJUAN

■ Menentukan spektrum warna cahaya yang dipancarkan lampu pijar


■ Menentukan rentang panjang gelombang spektrum warna Merah, Hijau, dan
Ungu.

B. DASAR TEORI

Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elektromagnetik


yang dapat dilihat dengan mata. Sifat-sifat cahaya adalah : cahaya dapat
bergerak lurus ke semua arah. Matahari sebagai sumber kehidupan
memancarkan cahaya putih. Warna putih dari matahari terdiri dari warna merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Warna-warna dalam cahaya putih
matahari dapat dipecahkan dengan menggunakan prisma menjadi jalur warna.
Jalur warna ini dikenal sebagai spektrum. Sedangkan spekrum itu sendiri adalah
rentetan warna kontinua yg diperoleh apabila cahaya diuraikan ke dalam
komponennya. Sedangkan daerah yang dapat teramati oleh rentetan warna yang
telah diuraikan tersebut disebut dengan spectra. Oleh sebab itu , maka dapat
dikatakan bahwa spektrum adalah susunan warna-warna dari cahaya. Sedangkan
pemecahan cahaya putih kepada spektrum ini dikenal sebagai penyerakan
cahaya. Pelangi adalah contoh spektrum yang terbentuk secara ilmiah. Pelangi
terbentuk selepas hujan, ketika cahaya matahari dibiaskan oleh tetesan air hujan.
Tetesan air hujan ini bertindak sebagai prisma yang menyerakan cahaya
matahari menjadi tujuh warna. (mejikuhibiniu)
Spektrum merupakan susunan warna-warna yang menghasilkan suatu
warna. Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya
sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang
cahaya tersebut. Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata
manusia berkisar antara 380-780 nanometer. Berikut ini merupakan tampilan
spectrum warna bila dilihat melalui kisi :

Cahaya merupakan suatu gelombang. Gelombang adalah getaran yang


merambat melalui suatu medium. Gelombang mempunyai frekuensi, panjang
gelombang, dan kecepatan. Cahaya dengan panjang gelombang tertentu
memiliki warna tertentu juga. Misalnya, 650 nm adalah spektrum warna,
sedangkan 400 nm adalah spektrum warna ungu. Nilai panjang gelombang
menentukan spektrum warnanya.

Tabel Panjang gelombang warna cahaya

630 - 700 nm
Merah
590 - 630 nm
Jingga
570 - 590 nm
Kuning
500 - 570 nm
Hijau
450 - 500 nm
Biru
380 - 450
Ungu
nm

Mengenai cahaya sebagai gelombang, dimana cahaya yang dipancarkan


oleh suatu gas memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Lampu neon
memiliki panjang gelombang yang berbeda dengan lampu pijar. Lamou neon
memancarkan cahaya yang terdiri dari beberapa warna. Untuk menentukan
warna yang dipancarkan dan berapa panjang gelombang dari masing-masing
warna tersebut digunakan sebuah alat diantaranya kisi difraksi.
Kisi difraksi (diffraction grating) ialah alat yang digunakan untuk
mengukur panjang gelombang cahaya yang.terdiri atas sejumlah besar garis atau
celah yang berjarak sama pada permukaan datar. Kisi difraksi sangat banyak
digunakan untuk mengukur spektrum cahaya yang dipancarkan oleh sebuah
sumber. Cahaya yang masuk pada sebuah kisi yang jarak celahnya diketahui
didispersikan kedalam sebuah spektrum.
Kisi difraksi pertama kali dibuat oleh Fraunhofer dengan menggunakan
kawat-kawat halus. Kisi-kisi dapat dibuat dengan menggunakan sebuah kaca
atau permukaan logam. Untuk sebuah kisi apa yang telah kita namakan celah
seringkali dinamakan aturan (rulings) atau garis-garis (lines).
Kisi umumnya mempunyai goresan mencapai 5000 goresan per centimeter
(cm). Sehingga, jarak antara dua celah sangat kecil yaitu sekitar d = 1/5000 =
20000 A. Bila sebuah kisi yang mengandung ratusan atau ribuan celah disinari
oleh sebuah berkas sinar-sinar cahaya monokromatik yang sejajar, maka pola itu
adalah sederet garis-garis yang sangat tajam pada sudut-sudut yang ditentukan
oleh persamaan :
d sin   n ……………………………………………. (1)

Keterangan : d = tetapan kisi

Θ = sudut deviasi
n = orde ke-
λ = panjang gelombang

Sin θ diperoleh dari gambar berikut ini :

C
l 2  P2
P

B l A

Gambar 1. segitiga siku-siku

Maka panjang gelombang spectrum warna yang diukur dengan kisi dapat
ditentukan menggunakan rumus aturan trigonometri untuk sudut siku-siku adalah:

P
Sin θ = , sehinnga perumusan panjang untuk d sin θ = n λ menjadi :
l  P2
2

dP
λ= ………………………. (2)
n l 2  P2

dimana
d = Tetapan kisi (m)
P = Jarak celah ke spectrum (m)
l = Jarak kisi ke layar (m)
n = orde ke-n

C. METODOLOGI

Percobaan Kisi Difraksi ini dilakukan di Laboratorium Fisika MIPA UNY


sekitar tanggal 13 Maret 2010 hingga 31 Maret 2010. Metode yang digunakan
dalam percobaan Kisi Difraksi ini adalah Metode Eksperimen.
Pada percobaan ini, seperti yang terlihat pada gambar susunan alat pada
prosedur percobaan menggunakan lampu neon. Metode pada saat pengambilan
data yakni diusahakan keadaan ruangan tidak lebih terang dari keadaan sumber
cahaya kisi, dalam hal ini dilakukan untuk mendapatkan pengukuran yang penuh,
dalam artian tampilan spektrum pada layar akan terlihat lebih jelas.
I. Teknik Pengukuran dan Pengambilan Data

Teknik pengukuran pada percobaan kisi difraksi ini adalah :


1. Pada saat menentukan jarak kisi-layar (l) dan jarak celah ke
spektrum (P) dilakukan pengukuran langsung dengan
menggunakan bantuan mistar besi dengan skala terkecil yaitu 1
mm.
2. Menentukan jarak celah ke spektrum (P) diperoleh dari celah
hingga sampai pada awal spektrum warna (P1) hingga akhir
spektrum warna (P2) tsb.
3. Menggunakan Δ l dan ΔP masing-masing 1 mm yang dilakukan
pengukuran langsung dengan mistar besi berskala terkecil 1 mm.

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam percobaan ini


adalah dengan menyajikan setiap data yang diperoleh sesuai dengan
prosedur percobaan. Berikut format tabel yang direncanakan:

Warna :… d :…
Orde ke- :… l ±∆l : …

No P1(cm) P2(cm)

II. Teknik Analisis Data

Analisa data dalam percobaan ini menggunakan metode numerik.


Persamaan (2) digunakan dalam mencari panjang gelombang (λ)
untuk spektrum cahaya, persamaannya yakni :

dP
λ =
n P2  l 2

Dengan variabel-variabel sebagai berikut :

- Variabel bebas : Tetapan kisi (d)

- Variabel control : Jarak kisi ke layar (l)

- Variabel terikat : Jarak celah ke spectrum (P)


Ketakpastian λ diperoleh dari:
 
  P  l
P l

n 1

d  P P 2  l 2  d  P   P 2  l 2  2   2 P 1

 2  0  d  P  n 2  l n 2 P 2  n 2l 2  2
  P  l
n2  P2  l 2   n 2 P 2  n 2l 2 

1 1

 

d .n P 2  l 2  d .P 2 .n P 2  l 2  2
P 

 d .P.l n 2 P 2  n 2 l 2  2
l

n2  P2  l 2  
P2  l 2 

Maka diperoleh:
1 1

 

d . P 2  l 2  d .P 2 P 2  l 2  2
P 

 d .P.l P 2  l 2  2
l

n  P2  l 2  
n. P 2  l 2 

Setelah diketahui nilai dari panjang gelombang (λ) dan ketakpastiannya


dari masing-masing orde, maka kami menggunakan rata-rata berbobot untuk
mengetahui lebih maksimal nilai panjang gelombangnya.
Rumus rata-rata Berbobot yaitu :

  2
 
1
  , dan ketakpastiannya adalah : 1
1
 2   2

D. ALAT DAN BAHAN

1. Kisi Difraksi (1/100 mm, 1/300 mm, dan 1/600 mm)


2. Sumber cahaya (lampu pijar)
3. Mistar besi 30cm skala terkecil 1 mm
4. Layar

E. PROSEDUR PERCOBAAN

mata Msumber cahaya


K
I I
S S
P
I T
A
R
Gambar 1.

1. Menyusun alat seperti gambar 1 diatas


2. Mengukur jarak antara kisi dan layar serta mencatat hasilnya (l).
3. Mencatat harga tetapan kisi (d) yang digunakan.
4. Mengamati specktrum cahaya lewat kisi dan mencatat jarak antara celah
dengan garis warna merah, hijau dan ungu (P1 dan P2) untuk orde ke-satu,
ke-dua, serta ke-tiga.
5. Mengulangi langkah 3 dan 4 untuk harga tetapan kisi (d) yang lain

F. HASIL PERCOBAAN

Dari percobaan diperoleh hasil panjang gelombang warna ungu, hijau dan merah
yaitu :

ungu =( - 413,10 )m
hijau = ( 526,77. - )m

merah =( - )m

G. PEMBAHASAN

Pada saat melakukan eksperimen, kami memilih spektrum warna ungu,


hijau, dan merah karena pada saat proses pengambilan data yang terlihat pada
kisi warna yang lebih menonjol (jelas) adalah ketiga warna tersebut Proses
pengambilan data dimulai dari menentukan panjang gelombang spectrum warna
ungu, hijau, dan terakhir spektrum warna merah. Dalam menentukan panjang
gelombang dari masing-masing warna dilakukan dengan pengukuran berulang
mm mm
dengan memvariasi tetapan kisi (d) nya, dimulai dari 1/100 , 1/300 ,
lines lines
mm
dan 1/600 dengan jarak dibuat tetap yakni 17,3 cm (0,173 m). Pada saat
lines
menggunakan tetapan kisi yang berbeda, dihasilkan pula data-data yang berbeda
yang nantinya dianaliss dari masing-masing panjang gelombang spektrum cahaya
yang tampak pada layar.
Dari hasil eksperimen, diperoleh panjang gelombang untuk warna-warna
sebagai berikut:

No Warna Spektrum λ1 ± Δλ1 λ2 ± Δλ2


1 Ungu ± 12,3.10-9 413,10 ±12,5.10-9
2 Hijau ± 12,9.10-9
526,77. ± 12,7.10-9
3 Merah ± 10,9.10-9 ± 10,4.10-9

Tabel panjang gelombang cahaya :

No Warna Spektrum Panjang gelombang (λ)


1 Ungu ( 380 - 450 ) nm
2 Hijau ( 500 – 570 ) nm
3 Merah ( 630 - 700) nm

Berdasarkan hasil analisa data untuk panjang gelombang spektrum cahaya


pada tabel diatas ternyata hasilnya masuk dalam rentang atau tidak jauh beda
dengan yang ada pada teori. Dengan begitu, hasil eksperimen kami kurang lebih
dapat dikatakan berhasil. Tetapi saat pengujian diskripansi, hasil data kami tidak
cocok dengan tabel standar panjang gelombang yang terdapat pada dasar teori.
Adapun ketidakcocokan hasil eksperimen kami disebabkan beberapa
keadaan yakni :
- Kurangnya ketelitian dalam membaca hasil ukur pada mistar saat
menentukan jarak celah awal hingga akhir spektrum warna
- Adanya sedikit pergeseran posisi kisi - layar akibat senggolan yang
tidak disengaja
- Kurangnya keakuratan alat (kisi) karena telah terdapat banyak goresan
pada kisi yang mempengaruhi praktikan dalam membaca hasil ukur
- Eksperimen dilakukan dalam beberapa hari, maka kemungkinan besar
terdapat perbedaan besar jarak kisi-layar yang kurang tepat (jarak tidak
pas seperti pada pengambilan data pertama kali)

H. KESIMPULAN

Dari eksperimen yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa rentang


panjang gelombang untuk warna ungu, hijau, dan merah adala sebagai berikut :

ungu = [( ± 12,3.10-9 ) - ( 413,10 ± 12,5.10-9 )] m

hijau = [( 526,77. ± 12,7.10-9 ) - ( ± 12,9.10-9 )] m

merah = [( ± 10,9.10-9 ) - ( ± 10,4.10-9 )]m

I. DAFTAR PUSTAKA

1. Tim fisika dasar. 2009. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II. Yogyakarta :
UNY
2. Tipler, Paul A : alih bahasa, Bambang Soegijono. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi
3, cetakan 1. Jakarta : Erlangga
3. Young & Freedman. 2002. Fisika universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1.
Jakarta : Erlangga
4. Arthur, Beiser. 1987. Konsep Fisika Modern Edisi Keempat. Jakarta :
Erlangga
5. Sears, Zemansky. FISIKA UNIVERSITAS JILID 2. Jakarta : Erlangga
6. http://www.google.com/kisi_difraksi. Diakses pada tanggal 27 Maret 2010

J. LAMPIRAN-LAMPIRAN
Data Mentah (Hasil percobaan):

I. UNTUK WARNA UNGU


1. orde = 1
d =1/100 mm l = 0,173 m
NO. P1 ( m ) P2 ( m )
1 0,0068 0,00720
2 0,0069 0,00716
3 0,0071 0,00722

2. . orde = 2
d =1/100 mm l = 0,173 m
NO. P1 ( m ) P2 ( m )
1 0,0140 0,0146
2 0,0136 0,0142
3 0,0140 0,0144

3. . orde = 3
d =1/100 mm l = 0,173 m
NO. P1 ( m ) P2 ( m )
1 0,0212 0,0212
2 0,0213 0,0213
3 0,0215 0,0215

4. . orde = 1
d =1/300 mm l = 0,173 m
NO. P1 ( m ) P2 ( m )
1 0,0200 0,0215
2 0,0210 0,0218
3 0,0200 0,0216

5. . orde = 2
d =1/300 mm l = 0,173 m
NO. P1 ( m ) P2 ( m )
1 0,0420 0,0446
2 0,0422 0,0438
3 0,0427 0,0450

6. . orde = 1
d =1/600 mm l = 0,173 m
NO. P1 ( m ) P2 ( m )
1 0,0432 0,0446
2 0,0423 0,0440
3 0,0426 0,0443

II. UNTUK WARNA HIJAU


1. . orde = 1
d =1/100 mm l = 0,173 m
NO. P1 ( m ) P2 ( m )
1 0,0088 0,0096
2 0,0090 0,0094
3 0,0091 0,0098

2. . orde = 2
d =1/100 mm l = 0,173 m
NO. P1 ( m ) P2 ( m )
1 0,0179 0,0183
2 0,0182 0,0187
3 0,0181 0,0190

3. orde = 3
d =1/100 mm l = 0,173 m
NO. P1 ( m ) P2 ( m )
1 0,0272 0,0282
2 0,0274 0,0285
3 0,0276 0,0286

4. . orde = 1
d =1/300 mm l = 0,173 m
NO. P1 ( m ) P2 ( m )
1 0,0281 0,0287
2 0,0278 0,0288
3 0,0274 0,0280

5. . orde = 2
d =1/300 mm l = 0,173 m
NO. P1 ( m ) P2 ( m )
1 0,0562 0,0567
2 0,0570 0,0574
3 0,0581 0,0592

6. . orde = 1
d =1/600 mm l = 0,173 m
NO. P1 ( m ) P2 ( m )
1 0,0582 0,0592
2 0,0582 0,0591
3 0,0586 0,0592

III. UNTUK WARNA MERAH


1. . orde = 1
d =1/100 mm l = 0,173 m
NO. P1 ( m ) P2 ( m )
1 0,0112 0,0120
2 0,0110 0,0120
3 0,0114 0,0121

2. . orde = 2
d =1/100 mm l = 0,173 m
NO. P1 ( m ) P2 ( m )
1 0,0220 0,0241
2 0,0224 0,0240
3 0,0221 0,0239

3. . orde = 3
d =1/100 mm l = 0,173 m
NO. P1 ( m ) P2 ( m )
1 0,0342 0,0359
2 0,0345 0,0362
3 0,0344 0,0361

4. . orde = 1
d =1/300 mm l = 0,173 m
NO. P1 ( m ) P2 ( m )
1 0,0358 0,0360
2 0,0342 0,0364
3 0,0350 0,0368

5. . orde = 2
d =1/300 mm l = 0,173 m
NO. P1 ( m ) P2 ( m )
1 0,0740 0,0758
2 0,0744 0,0762
3 0,0742 0,0751

6. . orde = 1
d =1/600 mm l = 0,173 m
NO. P1 ( m ) P2 ( m )
1 0,0730 0,0790
2 0,0738 0,0789
3 0,0736 0,0791

Data hasil Eeksperimen :

SEBELAH KIRI
Tetapan Panjang gelombang (λ)
No Orde Jarak kisi
Kisi Ungu Hijau Merah
(400,25±255,22)10-9 (517,81±317,75)10-9 (646,05 ±
1 1 1\100 0,173
635,57)10-9
(399,31±166,18)10-9 (519,43±171,66)10-9 (635,57 ±
2 2 0,173
177,28)10-9
(407,32±117,32)10-9 (521,43±122,55)10-9 (649,54 ±
3 3 0,173
127,02)10-9
(384,58±115,52)10-9 (523,03±121,27)10-9 (654,39 ±
4 1 1\300 0,173
126,25)10-9
(391,91±65,09)10-9 (517,09±67,77)10-9 (650,39 ±
5 2 0,173
68,84)10-9
(400,18±66,09)10-9 (540,44±68,86)10-9 (652,81 ±
6 1 1\600 0,173
46,95)10-9

SEBELAH KANAN
Tetapan Panjang gelombang (λ)
No Orde Jarak kisi
Kisi Ungu Hijau Merah
1 1 1\100 0,173 ( 415,25±288,00)10-9 (554,05± 319,84)10-9 (693,69± 326,57)10-9
2 2 0,173 (417,60± 168,00)10-9 (536,49 ±172,54)10-9 (687,05 ±179,43)10-9
3 3 0,173 (418,05 ±118,69)10-9 (540,54 ±123,14)10-9 (680,36± 128,07)10-9
4 1 1\300 0,173 (409 ±116,53)10-9 (536,42 ±121,97)10-9 (679,45± 127,00)10-9
5 2 0,173 (410,79 ±67,97)10-9 (522,62± 67,80)10-9 (661,47 ±42,53)10-9
6 1 1\600 0,173 (414,27± 66,27)10-9 (540,44± 68,86)10-9 (693,71 ±69,51)10-9

Untuk dapat menggunakan persamaan rata-rata berbobot , perlu adanya uji


diskripansi terlebih dahulu;

A. UNTUK WARNA UNGU


1. Sebelah kiri ;
a. Untuk tetapan kisi 1/100
AA. orde 1 & 2
δ = | λeks - λstd |
δ = | 399,78.10-9 – 380,00.10-9 | m

δ = 19,78.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 210,7.10-9 + 0 m

19,78.10-9 m ≤ 210,7.10-9 m
( data cocok )
AB. Orde 1 & 3
δ = | λeks - λstd |

δ = | 403,79.10-9 – 380,00.10-9 | m

δ = 23,79.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 186,3.10-9 + 0 m

23,79.10-9 m ≤ 186,3.10-9 m
( data cocok )
AC. Orde 2 & 3
δ = | λeks - λstd |

δ = | 403,32.10-9 – 380,00.10-9 | m

δ = 23,32.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 141,8.10-9 + 0 m

23,32.10-9 m ≤ 141,8.10-9 m
( data cocok )
b. untuk tetapan kisi 1/300
AD. Orde 1 & 2
δ = | λeks - λstd |
δ = | 388,25.10-9 – 380,00.10-9 | m

δ = 8,25.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 90,3.10-9 + 0 m

8,25.10-9 m ≤ 90,3.10-9 m
( data cocok )
c. untuk tetapan kisi 1/600
AE. Orde 1
δ = | λeks - λstd |

δ = | 400,18.10-9 – 380,00.10-9 | m

δ = 20,18.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 66,09.10-9 + 0 m

20,18.10-9 m ≤ 66,09.10-9 m
( data cocok )

2. Sebelah kanan ;
a. Untuk tetpan kisi 1/100
BA. Orde 1 & 2
δ = | λeks - λstd |

δ = | 416,43.10-9 – 450,00.10-9 | m

δ = 33,57.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 228.10-9 + 0 m

33,57.10-9 m ≤ 228.10-9 m
( data cocok )
BB. orde 1 & 3
δ = | λeks - λstd |

δ = | 416,65.10-9 – 450,00.10-9 | m

δ = 33,35.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 203,35.10-9 + 0 m

33,35.10-9 m ≤ 203,35.10-9 m
( data cocok )
BC. Orde 2 & 3
δ = | λeks - λstd |

δ = | 417,83.10-9 – 450,00.10-9 | m

δ = 32,18.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 143,4.10-9 + 0 m

32,18.10-9 m ≤ 143,4.10-9 m
( data cocok )
b. Untuk tetapan kisi 1/300
BD. Orde 1 & 2
δ = | λeks - λstd |

δ = | 409,89.10-9 – 450,00.10-9 | m

δ = 40,11.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 92,25.10-9 + 0 m
40,11.10-9 m ≤ 92,25.10-9 m
( data cocok )
c. untuk tetapan kisi 1/600
BE. Orde 1
δ = | λeks - λstd |

δ = | 414,27.10-9 – 450,00.10-9 | m

δ = 33,73. 10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 66,27.10-9 + 0 m

33,73.10-9 m ≤ 66,27.10-9 m
( data cocok )

B. UNTUK WARNA HIJAU


1. Sebelah kiri ;
a. untuk tetapan kisi 1/100
AA. Orde 1 & 2
δ = | λeks - λstd |

δ = | 518,62.10-9 – 500,00.10-9 | m

δ = 18,62.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 244,7.10-9 + 0 m

18,62.10-9 m ≤ 244,7.10-9 m
( data cocok )
AB. Orde 1 & 3
δ = | λeks - λstd |

δ = | 519,62.10-9 – 500,00.10-9 | m

δ = 19,62.10-9 m
* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd
* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 220,15.10-9 + 0 m

19,62.10-9 m ≤ 220,15.10-9 m
( data cocok )
AC. Orde 2 & 3
δ = | λeks - λstd |

δ = | 520,43.10-9 – 500,00.10-9 | m

δ = 20,43.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 147,1.10-9 + 0 m

20,43.10-9 m ≤ 147,1.10-9 m
( data cocok )
b. untuk tetapan kisi 1/300
AD. Orde 1 & 2
δ = | λeks - λstd |

δ = | 520,06.10-9 – 500,00.10-9 | m

δ = 20,06.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 94,52.10-9 + 0 m

20,06.10-9 m ≤ 94,52.10-9 m
( data cocok )
c. Untuk tetapan kisi 1/600
AE. Orde 1
δ = | λeks - λstd |

δ = | 540,44.10-9 – 500,00.10-9 | m
δ = 40,44.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 68,86.10-9 + 0 m

40,44.10-9 m ≤ 68,86.10-9 m
( data cocok )

2. Sebelah kanan ;
a. Untu tetapan kisi 1/100
BA. Orde 1 & 2
δ = | λeks - λstd |

δ = | 545,27.10-9 – 570,00.10-9 | m

δ = 24,73.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 246.2.10-9 + 0 m

24.73.10-9 m ≤ 246.2.10-9 m
( data cocok )
BB. Orde 1 & 3
δ = | λeks - λstd |

δ = | 547.29.10-9 – 570,00.10-9 | m

δ = 22.70.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 221.49.10-9 + 0 m

22.70.10-9 m ≤ 221,49.10-9 m
( data cocok )
BC. Orde 2 & 3
δ = | λeks - λstd |
δ = | 538,52.10-9 – 570,00.10-9 | m

δ = 31,48.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 147,84.10-9 + 0 m

31,48.10-9 m ≤ 147,84.10-9 m
( data cocok )
b. Untuk tetapan kisi 1/300
BD. Orde 1 & 2
BA. Orde 1 & 2
δ = | λeks - λstd |

δ = | 529,52.10-9 – 570,00.10-9 | m

δ = 40,48.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 94.88.10-9 + 0 m

40,48.10-9 m ≤ 94,88.10-9 m
( data cocok )
c. Untuk tetapan kisi 1/600
BE. Orde 1
BA. Orde 1 & 2
δ = | λeks - λstd |

δ = | 540,44.10-9 – 570,00.10-9 | m

δ = 29,56.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 68,86.10-9 + 0 m

29,56.10-9 m ≤ 68,86.10-9 m
( data cocok )

B. UNTUK WARNA MERAH


1. Sebelah kiri ;
a. Untuk tetapan kisi 1/100
AA. Orde 1 & 2
δ = | λeks - λstd |

δ = | 640,81.10-9 – 630,00.10-9 | m

δ = 10,81.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 406.43.10-9 + 0 m

10,81.10-9 m ≤ 406,43.10-9 m
( data cocok )
AB. Orde 1 & 3
δ = | λeks - λstd |

δ = | 647,79.10-9 – 630,00.10-9 | m

δ = 17,79.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 381,29.10-9 + 0 m

17,79.10-9 m ≤ 381,29.10-9 m
( data cocok )
AC. Orde 2 & 3
δ = | λeks - λstd |

δ = | 642,55.10-9 – 630,00.10-9 | m

δ = 12,55.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd
δ ≤ 152,15.10-9 + 0 m

12,55.10-9 m ≤ 152,15.10-9 m
( data cocok )
b. Untuk tetapan kisi 1/300
AD. Orde 1 & 2
δ = | λeks - λstd |

δ = | 652.39.10-9 – 630,00.10-9 | m

δ = 22,39.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 97.55.10-9 + 0 m

22.39.10-9 m ≤ 97.55.10-9 m
( data cocok )
c. untuk tetapan kisi 1/600
AE. Orde 1
δ = | λeks - λstd |

δ = | 652,81.10-9 – 630,00.10-9 | m

δ = 22,81.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 46,95.10-9 + 0 m

22,81.10-9 m ≤ 46,95.10-9 m
( data cocok )

2. Sebelah kanan ;
a. Untuk tetapan kisi 1/100
BA. Orde 1 & 2
δ = | λeks - λstd |

δ = | 690,37.10-9 – 700,00.10-9 | m
δ = 9,63.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 253,0.10-9 + 0 m

9,63.10-9 m ≤ 253,0.10-9 m
( data cocok )
BB. Orde 1 & 3
δ = | λeks - λstd |

δ = | 687,02.10-9 – 700,00.10-9 | m

δ = 12,97.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 327,32.10-9 + 0 m

12,97.10-9 m ≤ 327,32.10-9 m
( data cocok )
BC. Orde 2 & 3
δ = | λeks - λstd |

δ = | 683,70.10-9 – 700,00.10-9 | m

δ = 16,29.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 307,5.10-9 + 0 m

16,29.10-9 m ≤ 307,5.10-9 m
( data cocok )
b. Untuk tetapan kisi 1/300
BD. Orde 1 & 2
δ = | λeks - λstd |

δ = | 670,46.10-9 – 700,00.10-9 | m
δ = 29,54.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 84,76.10-9 + 0 m

29,54.10-9 m ≤ 84,76.10-9 m
( data cocok )
c. Untuk tetapan kisi 1/600
BE. Orde 1
δ = | λeks - λstd |

δ = | 693,71.10-9 – 700,00.10-9 | m

δ = 6,29.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd


* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 69,51.10-9 + 0 m

6,29.10-9 m ≤ 69,51.10-9 m
( data cocok )

Dengan menggunakan persamaan rata-rata Berbobot :

= dan =

Maka berikut adalah hasil perhitungannya :

1. Untuk panjang gelombang warna Ungu pada ujung kiri :

=
=

► = m

► = 12,3.10-9 m

( ± = 396,22 . 10-9 ± 12,3.10-9 ) m

2. Untuk panjang gelombang warna Ungu pada ujung kanan :

► = 413,10 m

=
► = 12,5.10-9 m

( ± = 413,10 . 10-9 ± 12,5.10-9 ) m

3. Untuk panjang gelombang warna Hijau pada ujung kiri :

► = 526,77. m

► = 12,7.10-9 m

( ± = 526,77. 10-9 ± 12,7.10-9 ) m

4. Untuk panjang gelombang warna Hijau pada ujung kanan :

=
=

► = m

► = 12,9.10-9 m

( ± = 533,55 . 10-9 ± 12,9.10-9 ) m

5. Untuk panjang gelombang warna Merah pada ujung kiri :

► = m
=

► = 10,9.10-9 m

( ± = 650,66 . 10-9 ± 10,9.10-9 ) m

6. Untuk panjang gelombang warna Merah pada ujung kanan :

► = m

► = 10,4.10-9 m

( ± = 672,34 . 10-9 ± 10,4.10-9 ) m

Anda mungkin juga menyukai