Anda di halaman 1dari 58

GELOMBANG

CAHAYA
KELOMPOK 6 :
1. PUJI ASTUTIK (4201413038)
2. DESTYA RESTU SAPUTRI (4201413041)
KOMPETENSI DASAR

2.1Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu;


objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan
, melaporkan, dan berdiskusi
3.1 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan
cahaya dalam teknologi
4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan
interferensi cahaya.
TUJUAN

1. Menjelaskan peristiwa fisika yang dapat menyebabkan peristiwa


polarisasi cahaya.
2. Memformulasikan gejala difraksi cahaya pada celah tunggal dan
difraksi pada kisi.
3. Memformulasikan gejala interferensi cahaya pada celah ganda.
4. Memformulasikan gejala interferensi cahaya pada lapisan tipis.
5. Mengukur panjang gelombang cahaya dengan menggunakan
difraksi cahaya oleh kisi difraksi.
6. Memahami peristiwa polarisasi cahaya dan cara membuat
cahaya terpolarisasi.
DISPERSI

CELAH GANDA
INTERFRENSI
LAPISAN TIPIS

CINCIN NEWTON

GELOMBANG CELAH TUNGGAL


CAHAYA DIFRAKSI
DIFRAKSI KISI

PEMANTULAN
SELEKTIF
POLARISASI
PEMANTULAN DAN
PEMBIASAN

HAMBURAN
 Merupakan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dalam berbagai panjang
gelombang dan frekuensi tertentu.
 Hubungan panjang gelombang dan frekuensi adalah

  
 Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 108 m/s.

Sifat2 cahaya :
 Dapat mengalami pemantulan (refleksi)
 Dapat mengalami pembiasan (refraksi)
 Dapat diuraikan (dispersi)
 Dapat dijumlahkan (interferensi)
 Dapat mengalami pelenturan (difraksi)
 Dapat diserap arah getarnya (polarisasi)
 Bersifat sebagai gelombang dan partikel
• Dispersi yaitu peristiwa terurainya cahaya putih menjadi cahaya yang
berwarna-warni.
• Disebabkan oleh perbedaan indeks bias dari masing-masing cahaya

Polikromatik

Cahaya
Monokromatik
Pengamatan tentang spectrum cahaya pertama kali
dilakukan oleh Sir Isaac Newton (1642-1727)

Dari eksperimen ini Newton menyimpulkan bahwa cahaya


putih merupakan gabungan dari warna-warna cahaya yang
saling tumpang tindih.

penamaan untuk warna cahaya SPEKTRUM


berdasarkan urutan-urutan tertentu CAHAYA
didasarkan pada frekuensi dan
panjang gelombang cahaya.
• Cahaya-cahaya ini memiliki panjang gelombang
yang berbeda.
merah > jingga > kuning > hijau > biru > ungu
• Setiap panjang gelombang memiliki indeks bias
yang berbeda.
• Semakin kecil panjang gelombangnya semakin
besar indeks biasnya. Indeks bias cahaya tersebut
adalah
ungu > biru > hijau > kuning > jingga > merah.
• Lebar spektrum yang dihasilkan oleh prisma tergantung pada
selisih sudut deviasi antara cahaya ungu dan cahaya merah.
• Selisih sudut deviasi antara cahaya ungu dan merah disebut
SUDUT DISPERSI yang dirumuskan :

  u  m
karena
deviasi sinar merah δm =(nm −1) β
deviasi sinar ungu δu = (nu −1) β
maka
  u  m
  nu  1  nm  1
  nu  nm  SUDUT DISPERSI
CONTOH SOAL

Sebuah prisma memiliki sudut pembias 10o terbuat


dari kaca kerona. Seberkas sinar, datang ke salah
satu sisi prisma. Jika diketahui indeks bias untuk sinar
merah dan sinar ungu untuk prisma tersebut
berturut-turut adalah 1,52 dan 1,54, tentukan
besarnya sudut dispersinya!
Penyelesaian :
  nu  nm 
 
  1,54  1,52 100

  0,20
Interferensi Cahaya
 Sebuah peristiwa yg terjadi ketika dua
buah gelombang bertemu pada saat
bergerak dalam medium yang sama.
 Syarat terlihatnya interferensi cahaya :
1. kedua sumber cahaya harus koheren
2. Sumber cahaya harus mempunyai
panjang gelombang tunggal
(monokromatik)
Pola Interferensi

Interferensi Interferensi
Maksimum Minimum

Berkas cahaya yang berkas cahaya


datang memiliki fase datang memiliki
yang sama fase yang berlawanan
Percobaan Young
R

interferensi terjadi karena adanya beda lintasan (ΔS ) yang


ditempuh oleh cahaya S1 dan S2 ke layar ( P )
S  S2 P  S1P  S2 R Beda Lintasan
Interferensi maksimum
Interferensi minimum
Jarak Pita Terang atau Gelap dari
Terang Pusat

• karena jarak celah dan layar sangat jauh dibanding dengan jarak
antara kedua celah ( L>>>d ) maka sudut θ bernilai kecil, sehingga

R
PITA
TERANG

PITA GELAP
Jarak Pita Terang dan Gelap
yang Berdekatan

Pita Terang ke-2


Pita Gelap ke-2 Jika jarak pita terang
dan gelap yang
Pita Terang ke-1
ΔY berdekatan adalah Δy,
Pita Gelap ke-1 2.ΔY maka
Pita Terang Pusat ΔY
Pita Gelap ke-1
Pita Terang ke-1
Pita Gelap ke-2
Pita Terang ke-2
Contoh Soal

Dua buah celah sempit terpisah pada jarak 0,2 mm disinari


tegak lurus. Sebuah layar diletakkan 1 meter di belakang
celah. Garis terang orde ke-3 pada layar terletak 7,5 mm
dari terang pusat. Tentukan berapa panjang gelombang
cahaya yang digunakan!
Penyelesaian : Jawab :
Diketahui : yd
d = 0,2 mm = 2 .10-4 m  n
L
L=1m yd
y = 7,5 mm = 7,5.10-3 m  
nL
n=3
7,5.103  2.104
Ditanyakan : λ = ... ? 
3 1
0
  5000 
Interferensi Selaput Tipis
Pola interferensi
pada lapisan
tipis oli

Pola interferensi
pada lapisan
tipis sabun

Syarat terjadi interferensi pada lapisan tipis


1. Perbedaan panjang lintasan optik
2. Perubahan fase sinar pantul
 Seberkas cahaya mengenai lapisan tipis -> sebagian
berkas cahaya dipantulkan dan sebagian lagi
dibiaskan kemudian dipantulkan lagi.
 Gabungan berkas pantulan langsung dan berkas
pantulan setelah dibiaskan ini membentuk pola
interferensi.
 Selisih lintasan optis
ΔS = S2 – S1 = nm(AB + BC) – nu.AD = n(2AB) – AD
dengan nm = indeks bias lapisan tipis.
 Jika tebal lapisan adalah d, diperoleh
d = AB cos r => AB = d/cos r
AD = AC sin i, dengan AC = 2d tan r.
 Dengan demikian,
 Sesuai dengan hukum Snellius,
n .sin r = n .sin i (1). sin r  nm . sin i
u m
sin r
sin i 
nm

 Selisih jarak tempuh kedua sinar menjadi:


2d
S  n.(1  sin 2 r )
cos r
S  2.n.d . cos r
Interferensi maksimum, ΔS => kelipatan dari panjang
gelombang (λ), tetapi karena sinar pantul di B
mengalami perubahan fase 180o atau ½ λ, ΔS menjadi

Jadi, interferensi maksimum sinar pantul pada lapisan


tipis akan memenuhi persamaan berikut.

=
dan terjadi garis gelap atau interferensi minimum jika

2nd cos r = (2m) ½ λ=m λ


CONTOH SOAL
Tentukanlah tebal lapisan minimum yang dibutuhkan agar terjadi
interferensi maksimum pada sebuah lapisan tipis yang memiliki
indeks bias 4/3 dengan menggunakan panjang gelombang
5.600Å.
Penyelesaian:
Interferensi maksimum pada lapisan tipis mmenuhi persamaan

Supaya tebal lapisan minimum, m = 0 dan cos r = 1, maka


diperoleh
CINCIN NEWTON

 Cincin Newton adalah pola


interferensi yang terbentuk oleh
sebuah lensa yang sedikit cembung
yang diletakkan di atas sebuah
keping gelas datar.
 Bila cahaya monokromatik
dipantulkan oleh kedua permukaan,
titik singgung lensa akan terlihat
sebagai sebuah lingkaran gelap
dikelilingi sederet cincin terang dan
gelap.
• Cincin Newton dapat terjadi pada
selaput tipis udara antara kaca
planparalel dan lensa plan-konveks yang
disinari cahaya sejajar monokromatik
secara tegak lurus dari atas kaca plan-
paralel.
• Cincin Newton ini terjadi karena
interferensi cahaya yang dipantulkan
oleh permukaan cembung lensa dengan
sinar yang telah menembus lapisan
udara, yang kemudian dipantulkan oleh
permukaan bagian atas kaca plan-
paralel.
CONTOH SOAL
Pada percobaan interferensi cincin newton
digunakan cahaya dengan panjang gelombang
5700 Å. Hasil pengamatan menunjukkan jari-jari
lingkaran gelap ke sepuluh adalah 6 mm. Hitung jari-
jari kelengkungan lensa!
Jawab:
Penyelesaian:
rg  n. . R
2
Diketahui:
λ = 5700 Å= 5,7.10-3 m rg
2

rg = 6 mm= 6.10-3 m R
n.
n = 10 3 2
Ditanya: R…? ( 6.10 )
R
10  5,7.107
R  6,316m
DIFRAKSI CAHAYA
DIFRAKSI

Ketika muka gelombang melalui celah sempit (lebar celah lebih


kecil dari panjang gelombang), maka gelombang tersebut akan
mengalami lenturan/ pembelokkan gelombang .
Cahaya dilewatkan melalui sebuah celah
sempit, cahaya mengalami difraksi dan
menyebar dibelakang celah. Membentuk pola
DIFRAKSI CELAH
terang-gelap pada layar. TUNGGAL
DIFRAKSI CELAH TUNGGAL
Prinsip Huygens :
Setiap titik pada muka
gelombang dapat dianggap
sebagai sumber baru
a 
sin  
2 2
a sin   
Keterangan :
a = lebar celah
λ = panjang gelombang
cahaya
θ = sudut difraksi
a
sin  =selisih lintasan
2
cahaya difraksi
Pola Gelap

a sin   m 

Dengan m = 1,2,3,... Pola gelap tidak terjadi pada


m=0 karena dibagian tengah terjadi terang.
a = lebar celah
θ = sudut difraksi
λ = panjang gelombang
Pola Terang

1
a sin θ = (m - )𝜆
2

Dengan m = 1,2,3,...
a = lebar celah
θ = sudut difraksi
λ = panjang gelombang
Jarak Pita Terang atau Gelap dari
Terang Pusat

• karena jarak celah dan layar sangat jauh dibanding dengan jarak
antara kedua celah ( L>>>d ) maka sudut θ bernilai kecil, sehingga

𝑦
a sin θ = a tan θ = a
𝐿

a sin θ = m λ
𝑦
a𝐿=mλ
Contoh soal :

Berkas cahaya dengan panjang gelombang 8000


Å datang pada celah tunggal selebar 0,2 mm.
Apabila pola difraksi ditangkap pada layar yang
jaraknya 50 cm dari celah, tentukan jarak antara
garis gelap ketiga dan garis terang pusat.
PENYELESAIAN

Besaran yang diketahui :


λ = 8000 Å = 8 x 10-7 m
a = 0,2 mm = 2 x 10-4 m
L = 50 cm = 0.5 m
n=3
Penyelesaian :
a sin θ = m λ
𝑦
a =mλ
𝐿
3.8 x 10−7.0,5
y=
2 x 10−4

y = 6. 10-3 m
y = 6 mm
Kisi adalah sejumlah celah sempit
sejajar
DIFRAKSImempunyai
CAHAYA lebarOLEH
samaKISI
dan
terpisah dengan jarak yang sama.
Pola Gelap

d= jarak antar celah


λ= panjang gelombang
Pola terang θ= sudut difraksi
m= 1,2,3,....
CONTOH SOAL
POLARISASI

y
E

X
O

Polarisasi cahaya adalah peristiwa terserapnya


sebagian arah getar cahaya oleh suatu bahan.
POLARISASI KARENA
PENYERAPAN SELEKTIF

Sumbu mudah

Cahaya tak Terpolarisasi Cahaya Terpolarisasi


Polaroid

Keping Polaroid meloloskan komponen medan listrik yang bergetar sejajar dengan
sumbu dan menyerap komponen medan listrik yang tegak lurus terhadap sumbu.
Intensitas berkas cahaya yang diloloskan sebesar setengah dari intensitas mula-
mula. 1
I1  Io
2
Polarisatorr

E
Analisator

E cos θ

Cahaya datang

fotosel

Sumbu mudah polarisator dengan sumbu mudah analisator membentuk sudut sebesar .
Sumbu mudah
E1
polarisator

E2= E1cos  

Karena intensitas gelombang cahaya sebanding dengan


kuadrat kuat medan listriknya (I  E2 ) maka intensitas berkas
cahaya terpolarisasi yang keluar dari analisator adalah sebesar:
I2  (E2)2
 (E1 . cos )2
 E12. cos2 
I2 = Im cos2 Hukum Malus
Contoh

Seberkas cahaya tak-terpolarisasi mengenai keping polaroid


pertama (polarisator) dengan intensitas I0. Tentukan intensitas
cahaya yang keluar dari sistem yang terdiri atas dua buah
keping polaroid, jika sudut antara kedua sumbu mudah keping
polaroid adalah 300 (polaroid dianggap ideal).
Penyelesaian
I0 I1=0.5I0 I2=I1cos2θ

Gambar Seberkas cahaya tak terpolarisasi melewati dua


keping Polaroid
Karena polaroid dianggap ideal, maka
1
I1  I0
2
Menurut Hukum Malus:

Jadi, intensitas cahaya yang keluar dari sistem tersebut sebesar (3/8) dari
intensitas mula-mula.
POLARISASI KARENA
PEMANTULAN DAN PEMBIASAN

ip ip

900
r

Gambar Polarisasi karena Pembiasan dan


Pemantulan
Sesuai dengan hukum pemantulan, sudut pantul sama dengan sudut datang,
yaitu ip. Karena sinar pantul tegak lurus sinar bias, maka berlaku
ip + r = 900 atau r = 900 - ip
Dengan menggunakan hukum pembiasan Snellius, maka didapatkan
n1.sin ip = n2.sin r
n1.sin ip = n2.sin (900 - ip )
= n2.cos ip.
Hukum Brewster.
Contoh
Jika sudut kritis suatu jenis permata di udara adalah
34,40. Hitunglah sudut polarisasi permata tersebut !
Penyelesaian
Sudut kritis ik = 34,40.
Sudut kritis terjadi jika sinar datang dari medium lebih rapat
(permata dengan indeks bias np) ke medium kurang rapat
(udara dengan indeks bias nu=1). Jika sudut datang sama
dengan sudut kritis (θp= ik), maka sudut biasnya sama
dengan 900 (θu=ik).
Kita gunakan persamaan hukum Snellius untuk pembiasan:
np. sin θp = nu. sin θu
np. sin ik = nu. sin 900
Jadi indeks bias permata (np) adalah 1,77.
Untuk mencari sudut polarisasi, ip, untuk sinar datang dari udara (nu)
menuju permata (np=1,77), digunakan rumus Brewster:
POLARISASI KARENA HAMBURAN

Hamburan: penyerapan dan


pemancara kembali cahaya
oleh partikel-partikel.
Jika cahaya tak terpolarisasi
mengenai partikel-partikel gas,
cahaya akan terhambur tegak lurus
dengan arah semula.
TERIMA
KASIH
Pertanyaan

 Lina
Pada interferensi cahaya kenapa

Anda mungkin juga menyukai