Tugas 6 - Revisi 1 - BE - BAB II - Digital Marketing - BE-B@Muhamad Fazrin Fauzi - 1908001
Tugas 6 - Revisi 1 - BE - BAB II - Digital Marketing - BE-B@Muhamad Fazrin Fauzi - 1908001
Metode Penelitian
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Tugas pada Mata Kuliah Metode Penelitian
Oleh
Muhamad Fazrin Fauzi
1908001
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pendekatan Teori/State of Art
Grand theory yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
teori Digital Marketing. Menurut (Chaffey, 2016) Digital Marketing merupakan
aplikasi dari internet dan berhubungan dengan teknologi digital dimana di
dalamnya berhubungan dengan komunikasi tradisional untuk mencapai tujuan
pemasaran. Hal tersebut dapat dicapai untuk meningkatkan pengetahuan tentang
konsumen seperti profil, perilaku, nilai, dan tingkat loyalitas, kemudian
menyatukan komunikasi yang ditargetkan dan pelayanan online sesuai kebutuhan
masing-masing individu, sedangkan menurut (Purwanti et al., 2021), Digital
Marketing Merupakan penerapan teknologi digital yang membentuk saluran
online ke pasar (website, e-mail, data base, TV digital, dan melalui berbagai
inovasi terkini lainnya termasuk blog, feed, podcast, dan jejaring sosial) yang
berkontribusi terhadap E- kegiatan pemasaran.
Middle theory yang digunakan dalam penelitian ini merupakan customer
behavior dan e-service quality. Customer behavior menjelaskan tentang
bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan,
dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen (Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, 2012). E-service
quality atau yang juga dikenal sebagai E-ServQual merupakan versi baru dari
Service Quality (ServQual). E-ServQual dikembangkan untuk mengevaluasi suatu
pelayanan yang diberikan pada jaringan Internet. E-Service Quality didefinisikan
sebagai perluasan dari kemampuan suatu situs untuk memfasilitasi kegiatan
belanja, pembelian, dan distribusi secara efektif dan efisien ( Chase, Jacobs, &
Aquilano, 2006).
Dalam service marketing terdapat e-recovery service quality merupakan
layanan yang diberikan konsumen ketika terjadi kegagalan layanan atau
ketidakpuasan konsumen atas layanan yang diberikan secara elektronik (Ravald &
Grönroos, 1996).
2
mengadopsi E-SQual dan E-RecS-Qual. Berikut Tabel 2.2 mengenai definisi dari
E-recovery service quality yang diambil dari beberapa sumber dan penulis telah
melakukan paraphrase terhadap definisi E-recovery service quality yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut :
TABEL 2.2
DEFINISI E-RECOVERY SERVICE QUALITY MENURUT PARA AHLI
No Sumber Definisi
1 (Fornell et al., 1996) Pemulihan Layanan dapat dianggap
sebagai strategi pasif untuk
peningkatan
dari kepuasan pelanggan. Pemulihan
layanan mengacu pada tindakan yang
diambil oleh perusahaan dalam
respons terhadap kegagalan layanan
2 (Cant & Du Toit, 2012) E-RecSQUAL atau sering disebut
pemulihan kualitas layanan elektronik
sebagai skala yang mengukur kualitas
pemulihan layanan elektronik yang
diberikan oleh situs Ecommerce.
3 (Hidayah & Utami, Pemulihan layanan dapat dimaknai
2017) sebagai sebuah strategi pasif dalam
rangka peningkatan kepuasan pada
pelanggan. Aktivitas ini merupakan
sebuah upaya dan tindakan yang
dilakukan untuk merespon sebuah
kegagalan dalam aktivitas pelayanan.
Maka harus ada sebuah tindakan atau
upaya yang harus disiapkan dan
dilakukan ketika adanya keluhan
pelanggan atas kegagalan dalam
proses pelayanan.
4 (Shafiee & Bazargan, E– recovery service quality
2018) merupakan upaya – upaya layanan
yang diberikan oleh penyedia jasa
online kepada konsumen ketika
mengalami kegagalan dan
ketidakpuasan yang dialami oleh
pelanggan atas semua bentuk layanan
yang diberikan.
Sumber: Diolah dari beberapa sumber
Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan oleh para ahli di atas bahwa
E-recovery service quality adalah tindakan perbaikan yang dilakukan oleh suatu
perusahaan dalam menangani kesalahan yang terjadi pada sebuah pelayanan
kepada konsumen secara digital dalam suatu e-commerce. Pemulihan layanan
7
TABEL 2. 3
DEFINISI CUSTOMER SATISFACTION MENURUT PARA AHLI
No Sumber Definisi
1 (Hallowell, 1996) Customer satisfaction didefinisikan
sebagai perilaku seorang pelanggan
setelah melakukan pembelian terhadap
suatu produk dan mempengaruhi
kepada niat pembelian
2 (Singh, 2006) Customer satisfaction didefinisikan
sebagai perasaan diterima, bahagia,
lega, gembira, dan senang yang
pelanggan rasakan terhadap produk
atau jasa.
3 (Awara & Amaechi, Customer satisfaction adalah penilaian
2014) evaluasi pasca pilihan mengenai
keputusan pembelian tertentu.
Kepuasan pelanggan adalah fondasi
yang diperlukan bagi perusahaan
untuk mempertahankan pelanggan
yang sudah ada.
4 (Soliha et al., 2021) Customer satisfaction didefinisikan
sebagai cerminan emosi positif dari
seorang pelanggan setelah
menggunakan suatu layanan
Sumber: Diolah dari beberapa sumber
Berdasarkan definisi customer satisfaction pada Tabel 2.2 dapat dijelaskan
bahwa pengertian customer satisfaction merupakan suatu perasaan yang diterima
oleh para pelanggan berdasarkan pengalaman yang mereka rasakan saat membeli
suatu barang atau jasa, perasaan tersebut bisa berupa perasaan senang dan kecewa.
Pelanggan akan puas jika kinerja sesuai atau melebihi harapan, dan sebaliknya
pelanggan akan tidak puas jika kinerja kurang dari harapan.
2.1.4.2 Pengukuran Customer Satisfaction
Menurut (Tjiptono & Gregorius, 2004) diidentifikasikan ada empat
metode yang dilakukan perusahaan untuk mengetahui tingkat kepuasan
pelanggan, yaitu:
1. Sistem keluhan dan saran
Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan perlu menyediakan
kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para pelanggannya guna
menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang biasa
digunakan bisa berupa kotak saran, kartu komentar, saluran telepon khusus bebas
10
pulsa, website dan lainlain. Dimana metode ini dapat memberikan ide atau
masukan yang berharga kepada perusahaan
2. Ghost shopping (Pembelanjaan Misteri)
Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah
dengan memperkerjakan beberapa orang Ghost Shoppers (pembelanjaan
misterius) untuk berperan atau berpura - pura sebagai pelanggan potensial produk
perusahaan dan pesaing. Kemudian melaporkan temuan-temuannya mengenai
kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman
mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghost shopper
juga dapat mengamati cara penanganan setiap keluhan.
3. Lost customer analysis (Analisis Pelanggan yang Berhenti)
Perusahaan mencoba untuk menghubungi para pelanggan yang telah berhenti
membeli atau yang telah berpindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal
itu terjadi karena pemantauan customer loss rate juga penting, peningkatan
customer loss rate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan
pelanggannya. Analisis ini juga sebagai solusi untuk perusahaan agar dapat
mengambil kebijakan perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya
GAMBAR 2.4
MODEL KERANGKA PEMIKIRAN
12
2.3 Hipotesis
H1: E-Recovery Service Quality berpengaruh secara parsial terhadap
Customer Satisfaction pada pelanggan aplikasi Traveloka.
H2: Customer Satisfaction berpengaruh secara parsial terhadap Customer
loyalty pada pelanggan aplikasi Traveloka.
H3: E-Recovery Service Quality dan Customer Satisfaction berpengaruh
secara parsial terhadap Customer loyalty pada pelanggan aplikasi Traveloka.
13
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal, R., Gaur, S. S., & Narayanan, A. (2013). Determining customer loyalty:
Review and model. The Marketing Review, 12(3), 275–289.
https://doi.org/10.1362/146934712x13420906885430
Arzaq Akbar, A., & Djatmiko, T. (2016). Pengaruh E-Service Quality Terhadap
E-Customer Satisfaction Dan E-Customer Loyalty Pada Lazada.Co.Id the
Impact of E-Service Quality Towards E-Customer Satisfaction and E-
Customer Loyalty in Lazada.Co.Id. 3(1), 142–150.
Awara, N., & Amaechi, J. A. (2014). The relationship between customer
satisfaction and loyalty: A study of selected eateries in calabar, cross river
state. Intrdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 5(9),
110–126.
Cant, M. C., & Du Toit, M. (2012). Identifying The Factors That Influence Retail
Customer Loyalty And Capitalising Them. International Business &
Economics Research Journal (IBER), 11(11), 1223.
https://doi.org/10.19030/iber.v11i11.7370
Chaffey, D. F. E.-C. (2016). Digital Marketing Strategy, Implementation and
Practice Sixth Edition. In Journal of Chemical Information and Modeling
(Vol. 53, Issue 9).
Chakraborty, S., & Sengupta, K. (2014). Structural equation modelling of
determinants of customer satisfaction of mobile network providers: Case of
Kolkata, India. IIMB Management Review, 26(4), 234–248.
https://doi.org/10.1016/j.iimb.2014.10.001
Coviello, N., Milley, R., & Marcolin, B. (2001). Understanding IT-enabled
interactivity in contemporary marketing. Journal of Interactive Marketing,
15(4), 18–33. https://doi.org/10.1002/dir.1020
De Ruyter, K., Wetzels, M., & Bloemer, J. (1998). On the relationship between
perceived service quality, service loyalty and switching costs. International
Journal of Service Industry Management, 9(5), 436–453.
https://doi.org/10.1108/09564239810238848
Fornell, C., Johnson, M. D., Anderson, E. W., Cha, J., & Bryant, B. E. (1996).
The American Customer Satisfaction Index: Nature, purpose, and findings.
Journal of Marketing, 60(4), 7–18. https://doi.org/10.2307/1251898
Fry, J. N., Shaw, D. C., & Dipchand, C. R. (1973). Customer Loyalty to Banks: A
Longitudinal Study. The Journal of Business, 46(4), 517.
https://doi.org/10.1086/295575
Griffin, J. (n.d.). Customer Loyalty By.
Hallowell, R. (1996). The relationships of customer satisfaction, customer loyalty,
and profitability: An empirical study. International Journal of Service
Industry Management, 7(4), 27–42.
https://doi.org/10.1108/09564239610129931
Hidayah, R. T., & Utami, E. M. (2017). E-Service Quality and E–Recovery
14
Tjiptono, F., & Gregorius, C. (2004). Service, Quality and Statisfactions. Andi.
Zehir, C., & Narcıkara, E. (2016). E-Service Quality and E-Recovery Service
Quality: Effects on Value Perceptions and Loyalty Intentions. Procedia -
Social and Behavioral Sciences, 229, 427–443.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.07.153