MANAJEMEN PEMASARAN
LOYALITAS KONSUMEN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
AGUS TRI WAHONO
AMELITA
DEDI MUSTAFA
WIRNA WIDAYANTI
V MPD
DOSEN PENGAMPU:
WARNADI,SE.,M.SI
MUKHLAS ADI PUTRA,SE.M.M
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS INDRAGIRI PROGRAM STUDI
MANAJEMEN 2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-nya kami telah
menyelesaikan tugas ini dan terimaksih kepada Ibu dosen sehingga kami dapat menambah
wawasan, pengetahuan tentang LOYALITAS KONSUMEN. Oleh karena itu dengan segala
keterbatasan mohon maaf apabila banyak kekurangan dalam makalah ini, kami menyadari
bahwa makalah ini belum sempurna, saran serta kritik yang membangun dapat
menjadipembelajaran agar makalah ini menjadi lebih baik.
Terimakasih .
Penyusun,
2
Daftar Isi
Halaman judul……………………………………………………………………
Kata Pengantar………………………………………………………………..…
Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….
1.3Tujuan……………………………………………………….
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Loyalitas Konsumen ( Pelanggan )…………………………..
2.2 Karakteristik Loyalitas Konsumen ( Pelanggan )……………..
2.3 Tahapan Loyalitas Pelanggan……………………
2.4 Jenis-jenis Loyalitas Pelanggan ………………………….
2.5 Tingkatan Pelanggan menuju Loyalitas………………………….
2.6 Cara Mengukur Loyalitas………………………….
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………………
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Menurut Sutisna (2001: 41) Loyalitas konsumen dapat dikelompokkan kedalam dua
kelompok yaitu loyalitas merek (brand loyalty) dan loyalitas toko (store loyalty). Loyalitas
konsumen dapat didefinisikan sebagai “sikap menyenangi terhadap suatu merek yang
direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu sepanjang waktu”.
Loyalitas konsumen didefinisikan Oliver (dalam Taylor, Celuch, dan Goodwin,
1999:218) sebagai komitmen yang tinggi untuk membeli kembali suatu produk atau jasa yang
disukai di masa mendatang, disamping pengaruh situasi dan usaha pemasar dalam merubah
perilaku. Dengan kata lain konsumen akan setia untuk melakuka pembelian ulang secara
terus-menerus.
Menurut Wahyu Nugroho (2005:11) loyalitas konsumen didefinisikan sebagai suatu
ukuran kesetiaan dari pelanggan dalam menggunakan suatu merek produk atau merek jasa
pada kurun waktu tertentu pada situasi dimana banyak pilihan produk ataupun jasa yang
dapat memenuhi kebutuhannya dan pelanggan memiliki kemampuan mendapatkannya
Berdasarkan beberapa definisi loyalitas konsumen diatas dapat disimpulkan bahwa
Loyalitas konsumen adalah kesetiaan konsumen yang dipresentasjikan dalam pembelian yang
konsisten terhadap produk atau jasa sepanjang waktu dan ada sikap yang baik untuk
merekomendasikan orang lain untuk membeli produk. Indikasi loyalitas yang sesunggunhnya
diperlukan suatu pengukuran terhadap sikap yang dikombinasikan dengan pengukuran
terhadap perilaku.
2.2 Karakteristik Loyalitas Konsumen ( Pelanggan )
Menurut Griffin (2002), karakteristik pelanggan yang loyal adalah sebagai berikut :
a) Melakukan pembelian ulang secara teratur (makes reguler repeat purchase).
Loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan
untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang/jasa suatu
perusahaan yang dipilih. Tingkat kepuasan terhadap toko akan mempengaruhi mereka
untuk membeli kembali
b) Membeli di luar lini produk/jasa (purchases across product and service lines).
Membeli di luar lini produk dan jasa artinya keinginan untuk membeli lebih dari
produk dan jasa yang telah ditawarkan oleh perusahaan. pelanggan yang sudah
percaya pada perusahaan dalam suatu urusan maka akan percaya juga untuk urusan
lain.
c) Mereferensi toko kepada orang lain, artinya menarik pelanggan baru untuk
perusahaan (Refers other).
6
Pelanggan yang loyal dengan sukarela merekomendasikan perusahaan kepada teman-
teman dan rekannya.
d) Menunjukkan kekebalan daya tarik dari pesaing (Demonstrates an immunity to the
full of the competition).
Tidak mudah terpengaruh oleh tarikan persaingan perusahaan sejenis lainnya.
2.3 Tahapan Loyalitas Pelanggan
Brown dalam Hurriyati (2005) mengungkapkan bahwa loyalitas pelanggan terdiri atas
tiga tahap, yaitu sebagai berikut :
a. The Courtship
Pada tahap ini hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan pelanggan terbatas
pada transaksi, pelanggan masih mempertimbangkan produk dan harga. Apabila
penawaran produk dan harga yang dilakukan pesaing lebih baik maka mereka akan
berpindah.
b. The Relationship
Pada tahapan ini tercipta hubungan yang erat antara perusahaan dengan pelanggan.
Loyalitas yang terbentuk tidak lagi didasarkan pada pertimbangan harga dan produk,
walaupun tidak ada jaminan konsumen akan melihat produk pesaing. Selain itu pada
tahap ini terjadi hubungan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
c. The Marriage
Pada tahapan ini hubungan jangka panjang telah tercipta dan keduanya tidak dapat
dipisahkan. Pelanggan akan terlibat secara pribadi dengan perusahaan dan loyalitas
tercipta seiring dengan kepuasan terhadap perusahaan dan ketergantungan pelanggan.
Tahapan marriage yang sempurna diterjemahkan ke dalam Advote customer yaitu
pelanggan yang merekomendasikan produk perusahaan kepada orang lain dan
memberikan masukan kepada perusahaan apabila terjadi ketidakpuasan.
2.4 Jenis-jenis Loyalitas Pelanggan
Dick dan Basu (1994) menyatakan bahwa ada empat jenis loyalitas pelanggan berbeda serta
muncul apabila ketertarikan rendah dan tinggi diklasifikasi silang dengan pola pembelian
ulang yang rendah dan tinggi.
Tabel. 1 Empat Jenis Loyalitas Pelanggan
Pembelian Ulang
Tinggi Rendah
Tinggi Loyalitas Premium Loyalitas Tersembunyi
7
Rendah Loyalitas Lemah Tanpa Loyalitas
8
Merupakan kelompok pelanggan yang memberikan keuntungan terbesar kepada
perusahaan. Biasanya kelompok ini adalah Heavy user yang selalu membeli dalam
jumlah yang besar dan frekuensi pembeliannya tinggi. Mereka tidak sensitif terhadap
harga, tidak segan mengeluarkan uang untuk sesuatu yang hanya bisa dinikmati pada
masa yang akan datang, mau mencoba sesuatu yang baru yang ditawarkan
perusahaan, dan yang paling penting memiliki komitmen untuk tidak berpaling
kepada pesaing.
Ciri-ciri lain dari pelanggan emas ini adalah:
1. Mereka masih memiliki potensi untuk terus memperbesar sumbangan profitnya
bagi perusahaan.
2. Mereka termasuk orang yang mapan, dan cenderung tidak punya masalah dengan
keuangannya.
3. Mereka cukup pintar, dan sadar bahwa berpindah ke pesaing akan membawa
risiko bagi kelangsungan kenyamanan yang telah didapatkan selama ini.
4. Jumlah mereka tidak banyak, tetapi memiliki peran yang cukup besar dalam
menentukan kesuksesan perusahaan.
b. Perak (Silver)
Kelompok ini masih memberikan keuntungan yang besar walaupun posisinya masih
di bawah gold tier. Mereka mulai memperhatikan tawaran potongan harga, hl ini
dikarenakan mereka cenderung sensitif terhadap harga, mereka tidak seloyal gold.
Walaupun mereka sebenarnya heavy user, tetapi pemenuhan kebutuhannya di peroleh
dari berbagai perusahaan, tergantung penawaran yang lebih baik.
c. Perunggu (Bronze)
Kelompok ini paling besar jumlahnya. Mereka adalah kelompok yang spending level-
nya relatif rendah. Driver terkuatnya untuk bertransaksi semata-mata di dorong oleh
potongan harga yang besar, sehingga mereka juga dikenal sebagai kelompok pemburu
diskon. Dengan demikian margin yang diterima perusahaan juga relatif kecil.
Akibatnya, perusahaan tidak berpikir untuk memberikan pelayanan premium kepada
mereka. Terlepas dari average spending level yang rendah, kelompok ini masih
dibutuhkan oleh perusahaan untuk menggenapkan pemenuhan target penjualan.
d. Besi (Iron)
Kelompok pelanggan yang bukannya menghasilkan keuntungan justru membebani
perusahaan, tipe pelanggan seperti ini memiliki kecendrungan untuk meminta
9
perhatian lebih besar dan cenderung bermasalah, membuat perusahaan berfikir lebih
baik menyingkirkan mereka dari daftar pelanggan.
2.6 Cara Mengukur Loyalitas
Mardalis (2005) menyatakan bahwa loyalitas dapat diukur dengan cara-cara berikut:
a) Urutan pilihan (choice sequence)
Metode urutan pilihan atau disebut juga pola pembelian ulang ini banyak dipakai
dalam penelitian dengan menggunakan panel-panel agenda harian pelanggan lainnya,
dan lebih terkini lagi, data scanner supermarket. Urutan itu dapat berupa:
1. Loyalitas yang tak terpisahkan (undivided loyalty), dapat ditunjukkan dengan
runtutan AAAAAA. Artinya pelanggan hanya membeli di satu tempat tertentu
saja.
2. Loyalitas yang terbagi (divided loyalty) dapat ditunjukkan dengan runtutan
ABABAB. Artinya pelanggan membeli di dua tempat atau toko secara bergantian.
3. Loyalitas yang tidak stabil (unstableloyalty) dapat ditunjukkan dengan runtutan
AAABBB. Artinya pelanggan memilih suatu tempat atau toko untuk beberapa kali
pembelian kemudian berpindah ke toko lain untuk periode berikutnya.
4. Tanpa loyalitas (no loyalty), ditunjukkandengan runtutan ABCDEF. Artinya
pelanggan tidak membeli di suatu tempat tertentu.
Kotler (2000) mempunyai istilah lain untuk loyalitas di atas, yaitu;
Hardcore loyals, split loyals, shifting loyals, dan switchers.
b) Proporsi pembelian (proportion of purchase).
Berbeda dengan runtutan pilihan, cara ini menguji proporsi pembelian total dalam
sebuah kelompok produk tertentu.Data yang dianalisis berasal dari panel pelanggan.
c) Preferensi (preference).
Cara ini mengukur loyalitas dengan menggunakan komitmen psikologis atau
pernyataan preferensi. Dalam hal ini, loyalitas dianggap sebagai “sikap yang positif”
terhadap suatu produk tertentu, sering digambarkan dalam istilah niat untuk membeli.
d) Komitmen (commitment).
Komitmen lebih terfokus pada komponen emosional/perasaan. Komitmen terjadi dari
keterkaitan pembelian yang merupakan akibat dari keterlibatan ego dengan kategori
merek (Beatty, Kahle, Homer, 1988). Keterlibatan ego tersebut terjadi ketika sebuah
produk sangat berkaitan dengan nilai-nilai penting, keperluan, dan konsep-diri
pelanggan. Cara pertama dan kedua di atas merupakan pendekatan perilaku
10
(behavioural approach). Cara ketiga dan keempat termasuk dalam pendekatan
attitudinal (attitudinal approach).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Loyalitas konsumen adalah kesetiaan konsumen yang dipresentasjikan dalam
pembelian yang konsisten terhadap produk atau jasa sepanjang waktu dan ada sikap yang
baik untuk merekomendasikan orang lain untuk membeli produk. Indikasi loyalitas yang
sesunggunhnya diperlukan suatu pengukuran terhadap sikap yang dikombinasikan dengan
pengukuran terhadap perilaku.
Terdapat beberapa karakteristik pelanggan untuk menentukan loyalitas pelanggan dan
juga terdapat beberapa tahap untuk mengukur besar kecilnya loyalitas serta ada beberapa
factor keloyalitasan konsumen terhadap suatu produk barang maupun jasa dan juga terdapat
beberapa jenis loyalitas pelanggan untuk mengetahui pelanggan tersebut bertipe seperti apa
untuk keloyalitasannya dan juga terdapat tingkatan pelanggan untuk menuju loyalitas serta
terdapat beberapa cara untuk mengukur loyalitas
3.2 Saran
Untuk mempertahankan keloyalitasan konsumen terhadap suatu produk, perusahaan
tersebut harus sering melakukan inovasi agar konsumen tidak jenuh dan tidak akan beralih ke
produk lain yang sejenis dan juga untuk menetapkan jenis konsumen yang loyalitas harus
dengan pengamatan yang lama dan juga dengan spesifikasi khusus
11
DAFTAR PUSTAKA
Internet :
http://wnugros.blogspot.com/2005/11/loyalitas-konsumen.html
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/1561/1563
http://missourina87.wordpress.com/2009/04/22/darliss-home-industry
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/06%20%20Strategi%20Perluasan%20Merek
%2dan%20Loyalitas%20Konsumen.pdf
12