Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK 1 DOSEN PENGAMPU

Manajemen Pemasaran Syariah TAUFIQ.S.Th.I.MH

LOYALITAS PELANGGAN & PEMASARAN SYARIAH

DISUSUN OLEH :

ANANDA PUTRI JULIANTI


DELLA PUSPITA
AGUS RAB
QAWIYU AMARULLAH
NURMANSYAH
RAHAYU

JURUSAN MANAJEMEN

INSTITUT EHMRI (IAI)


EDI HARYONO MADANI RIAU
TP. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas anugrah darinya penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW, yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran islam yang sempurna dan
menjadi anugrah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Makalah yang berjudul “Loyalitas Pelanggan dan Pemasaran Syariah” ini
sengaja kami susun sebagai pemenuhan tugas, khususnya mata kuliah
“Manajemen Pemasaran Syariah”. Tidak lupa pula penyusun ucapkan terima
kasih kepada Bpk. Taufiq S.Th.I.MH yang telah memberikan arahan sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, baik dari
segi penulisan, maupun isi di dalamnya. Oleh karena itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak terutama dosen
pengempu, demi pembelajaran untuk pembuatan makalah selanjutnya agar lebih
baik dari sebelumnya.

Tapung Hilir, 11 Februari 2023


Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah.................................................................. 1
B. Rumusan masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Loyalitas pelanggan ....................................................................... 3
1. Definisi ..................................................................................... 3
2. Jenis-jenis ................................................................................. 3
B. Pemasaran Syariah ......................................................................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Loyalitas pelanggan memegang peranan sangat penting dalam organisasi
bisnis atau usaha yang dilakukan. Loyalitas pelanggan meliputi komponen
sikap dan komponen perilaku pelanggan. Komponen sikap pelanggan
merupakan gagasan seperti niat kembali untuk membeli produk atau layanan
tambahan dari perusahaan yang sama, kesediaan merekomendasikan
perusahaan kepada orang lain, demonstrasi komitmen kepada perusahaan
dengan menunjukkan perlawanan jika ada keinginan beralih ke pesaing lain
dan kesediaan untuk membayar dengan harga premium. Di sisi lain, aspek
perilaku loyalitas pelanggan merupakan pembelian berulang yang sebenarnya
dari produk atau jasa, yang meliputi pembelian lebih banyak dari produk atau
jasa yang sama atau alternatif pruduk yang lain dari perusahaan yang sama,
merekomendasikan perusahaan kepada orang lain dan kemungkinan
penggunaan produk dalam jangka panjang untuk merek tersebut masih tetap
terjaga kualitasnya (Saravanakumar, 2014).
Loyalitas pelanggan mengekspresikan perilaku yang dimaksudkan
berkaitan dengan produk atau jasa untuk perusahaan. Loyalitas pelanggan
sebagai pola pikir pelanggan memegang sikap yang menguntungkan terhadap
perusahaan, berkomitmen untuk membeli kembali produk atau jasa
perusahaan dan merekomendasikan produk atau layanan kepada orang lain
(Saravanakumar, 2014).
Dalam hal pemasaran perusahaan harus bersikap baik dan ramah terhadap
pelanggan agar pelanggan merasa nyaman dan senang sehingga pelanggan
akan melakukan pembelian secara berulang. Kualitas pelayanan juga harus
dijaga oleh perusahaan. Pelayanan yang disampaikan harus memenuhi
persyaratan, harapan, dan kepuasan pelanggan agar tercipta loyalitas
pelanggan.

1
Pelanggan memiliki peran penting berkaitan dengan persepsi yang
berpengaruh pada kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan telah didefinisikan
sebagai tingkat dan arah antara harapan pelayanan dan persepsi
pelanggan.Selanjutnya, juga dapat dilihat sebagai seberapa baik pelayanan
dari perusahaan untuk memenuhi harapan pelanggan (Saravanakumar, 2014).

B. Perumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud loyalitas pelanggan dan pemasaran syariah ?
2. Apakah ada jenis-jenis loyalitas pelanggan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui arti loyalitas pelanggan daan pemasaran syariah.
2. Mengetahui adanya jenis-jenis loyalitas pelangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
LOYALITAS PELANGGAN & PEMASARAN SYARIAH
A. Loyalitas pelanggan
1. Definisi Loyalitas Pelanggan
Secara umum, Loyalitas Konsumen (Customer Loyalty) yaitu wujud
kesetiaan konsumen untuk menggunakan suatu produk atau jasa dengan
continue atau terus menerus, karena memiliki kepuasan yang tinggi terhadap
Produk atau Jasa yang digunakan, akan cenderung timbul rasa untuk
merekomendasikan produk atau jasa tersebut.
2. jenis-jenis loyalitas konsumen menurut Jill Griffin (2003:22) terdapat
empat jenis loyalitas, yaitu:
a. Tanpa Loyalitas
Untuk berbagai alasan tertentu, ada beberapa konsumen yang tidak
mengembangkan loyalitas atau kesetian kepada suatu produk maupun jasa
tertentu. Tingkat keterikatan yang rendah dengan tingkat pembelian ulang
yang rendah menunjukkan absennya suatu kesetiaan. Pada dasarnya, suatu
usaha harus menghindari kelompok no loyality ini untuk dijadikan target
pasar, karena mereka tidak akan menjadi konsumen yang setia.
b. Loyalitas yang lemah (Inertia Loyality)
Inertia loyality merupakan sebuah jenis loyalitas konsumen yang
dimana adanya keterikatan yang rendah dengan pembelian ulang yang
tinggi. Konsumen yang memiliki sikap ini biasanya membeli berdasarkan
kebiasaan. Dasar yang digunakan untuk pembelian produk atau jasa
disebabkan oleh faktor kemudahan situsional. Kesetian semacam ini
biasanya banyak terjadi terhadap produk atau Jasa yang sering dipakai.
Contoh dari kesetiaan ini terlihat dari kegiatan pembelian bensin yang
dilakukan konsumen di dekat daerah rumahnya dan sebagainya. Pembeli
dengan loyalitas yang lemah rentan beralih ke produk pesaing yang dapat
menunjukkan manfaat yang jelas.

3
Meskipun demikian, perusahaan masih memiliki kemungkinan untuk
mengubah jenis loyalitas ini ke dalam bentuk loyalitas yang lebih tinggi
melalui pendekatan yang aktif ke pelanggan dan peningkatan nilai
perbedaan positif yang diterima konsumen atas produk maupun jasa yang
ditawarkan kepadnya dibandingkan dengan yang ditawarkan para pesaing
lain. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan keramahan dalam
pelayanan dan fasilitas yang diberikan kepada konsumen.
c. Loyalitas Tersembunyi (Laten Loyality)
Jenis loyalitas tersembunyi merupakan sebuah kesetiaan atau
keterikatan yang relative tinggi yang disertai dengan tingkat pembelian
ulang yang rendah. Konsumen yang mempunyai sikap laten loyality
pembelian ulang juga didasarkan pada pengaruh faktor situasional
daripada sikapnya.
Sebagai contoh, seorang suami menyukai masakan eropa, tetapi
mempunyai istri yang kurang menyukai masakan Eropa. Maka suami
tersebut hanya sesekali saja mengunjungi restoran Eropa dan lebih sering
pergi ke restoran yang dimana masakan yang ditawarkan dapat dinikmati
bersama.
d. Loyalitas Premium (Premium Loyalty)
Loyalitas ini merupakan yang terjadi bilamana suatu tingkat
keterikatan tinggi yang berjalan selaras dengan aktivitas pembelian
kembali. Setiap perusahaan tentunya sangat mengharapkan kesetiaan jenis
ini dari setiap usaha preference yang tinggi.
Contoh jenis loyalty premium adalah rasa bangga yang muncul ketika
konsumen menemukan dan menggunakan produk atau jasa tersebut dan
dengan senang hati membagi pengetahuan dan merekomendasikannya
kepada teman, keluarga maupun orang lain.

4
B. PEMASARAN SYARIAH
Secara umum konsep pemasaran syariah secara epistemology bersifat
sharia-driven (digerakkan oleh syariah sebagai sumber hukum) yang
berorientasi guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen serta
menciptakan value bagi mereka selama tidak bertentangan dengan sumber
utama di dalam Islam, yakni Alquran dan Hadis.
Konsep aksiologi dalam pemasaran syariah pun jelas, di mana standar
moralitas (benar atau salah dan baik atau buruk) yang digunakan, semuanya
bersumber dari Alquran dan Hadis, baik yang bersifat qouli (ucapan), fi’li
(perbuatan), maupun taqriri (persetujuan atas perbuatan para sahabat Rasul).
Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam berikut: “Jika kalian berselisih
dalam suatu hal, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya.” (QS.
An-Nisa: 59).
Kejelasan sumber etika dan moralitas pemasaran syariah (Alquran dan
Hadis) inilah yang membedakan konsep pemasaran konvensional dengan
pemasaran syariah. Kejelasan sumber moralitas dan rangkaian masalah
masalah yang dijelaskan di atas, merupakan alasan ontologis mengapa
pemasaran yang berbasis syariah sangat dibutuhkan?. Tujuannya satu, yakni
untuk menciptakan keadilan yang sebenar-benarnya bagi seluruh stakeholders
di pasar. Tujuan ini juga sejalan dengan konsep maqashid (tujuan) syariah,
yakni untuk menjaga agama, jiwa, keturunan, harta, dan akal.
Dalam menjaga kelima hal tersebut, pemasaran syariah memiliki tujuan
untuk menjaga moralitas pasar sehingga terciptalah keadilan di dalam pasar
bagi seluruh stakeholders. Konsep keadilan dalam pemasaran syariah
diharapkan mampu menjadi solusi atas permasalahan-permasalahan yang
disebutkan sebelumnya. Inilah yang menjadi alasan mengapa masyarakat
global perlu mengkaji dan mengimplementasikan pemasaran syariah di dunia
bisnis.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas loyalitas pelanggan dapat disimpulkan kesetiaan
seseorang atas suatu produk, baik barang atau jasa tertentu, merupakan
kelanjutan dari kepuasan dalam menggunakan falitas maupun jasa pelayanan
yang diberikan oleh pihak perusahaan, serta untuk tetap menjadi pelanggan
dari perusahaan yang bersangkutan.
Sedangkan pemasaran syariah dapat disimpulkan sebuah disiplin bisnis
strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan
value dari suatu inisiator kepada stakeholdersnya, yang dalam keseluruhan
prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (business) dalam
islam.

Anda mungkin juga menyukai