Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS AKUSTIK RUANG MENGGUNAKAN

SOFTWARE ECOTEC PADA GOR ACC CUNDA


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
Deassy Siska(1), Sofyan(2), Fasdarsyah (2), Mukhlis (2), M. Fauzan (2),
Ahmad Nayan(3), Bustami(4), Rafiqa Yusra (5)
1Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Malikussaleh,
2
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh,
3
Jurusan Teknik Mesin, Universitas Malikussaleh,
4
Jurusan Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh,
5
Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Malikussaleh
Jl. Batam, Kampus Bukit Indah, Kota Lhokseumawe
Coresponding Author email : nayan@unimal.ac.id
Abstrak
Gor Cunda ACC merupakan bangunan multifungsi untuk menunjang
pembelajaran akademik Universitas Malikussaleh. Gedung
multifungsi ini digunakan sebagai tempat aktifitas seminar,
pertunjukan, konferensi, wisuda dan sebagai tempat repsepsi
pernikahan. Gor merupakan bangunan untuk menu-angkan kegiatan
berolahraga yang bertujuan sebagai sarana pencapaian prestasi dalam
bidang olahraga. Bangunan Gor tersebut beralih fungsi menjadi
gedung pertunjukan karena kurangnya wadah untuk fasilitas
pertunjukan pada universi-tas Malikussaleh. Fasilitas yang ada
didalam gedung tersebut lebih mengarah untuk aktifitas pertunjukan
di atas panggung yang saling berinteraksi dengan penonton hal itu
merupakan tipologi dari ruang auditorium. Gedung ini akan terus
aktif dan semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan mahasiswa,
dosen, para tokoh dan masyarakat untuk mengadakan beberapa acara
resmi atau pertunjukan. Perubahan fungsi berpengaruh dengan bunyi
atau kebisingan yang ada didalam ruang. Penelitian ini menganalisa
system akustik ruang pada GOR ACC Cunda Lhokseumawe
menggunakan software Ecotec. Hasil penelitian ini dapat menjadi
rekomendasi untuk penggunaan material dan dapat menjadi referensi
dalam mendesain akustik bangunan dan menjadi rekomendasi desain
yang sesuai standarisasi agar mencapai kriteria kenyamanan akustik
didalam gedung.
Key Words : Akustik, GOR, Ecotec, Bangunan
172 TTS4.0
1. PENDAHULUAN
Akustik merupakan bidang keilmuan yang berhubungan dengan
tata suara. Teknologi yang berkembang sangat pesat di era sekarang
membawa kita kedalam bidang keilmuan untuk meneliti suatu
fenomena alam yang terjadi saat ini salah satunya dibidang akustik
suara. Manusia telah dianugerahi indra pendengaran, indra tersebut
menjadi media yang menerima gelombang bunyi. Bunyi adalah hasil
dari objek yang bergetar, dapat mengantarkan gelombang tersebut ke
indra pendengaran manusia.
Ruang akustik akan menjadi dimensi atau wadah yang
melingkupi pantulan bunyi didalamnya. Untuk mendapatkan hasil
pengukuran secara manual dapat menggunakaan alat pengukur suara
(sound level meter). Sendangkan Simulasi akustik dengan teknologi
dianalisis menggunakan Software Ecotect. Ecotect adalah software
analisa bangunan yang menggunakan model 3d sebagai analisa
simulasi performa bangunan. Dr. Andrew Mars adalah orang yang
menemukan software ini. Ecotect diharapkan untuk performa
bangunan pada tahap awal desain sebagai konsep awal para desainer
bangunan dari pada di akhir proses desain, sehingga dapat
menghemat waktu dan biaya. Fitur yang ditawarkan Ecotect dapat
membandingkan setiap material yang digunakan untuk merespon
akustik ruang, waktu dengung, level pencahayaan, dan suhu internal
ruang. Dalam hal simulasi akustik Ecotect dapat mengetahui pantulan
suara pada ruangan tertutup dan melihat pantulan gelombang balik
yang dihasilkan dalam objek 3D.
Akustik merupakan proses terjadinya bunyi didalam suatu ruangan
yang dapat mempengaruhi kenyamanan melalui indra pendengaran
manusia dalam menerima bunyi. Perubahan fungsi bangunan menjadi
tolak belakang dari penentuan objek penelitian. Fungsi bangunan yang
berubah berakibat pada tidak sesuainya tata dan fungsi ruang dengan
kegiatan aktifitas di dalamnya. Lokasi objek penelitian terdapat
diwilayah Lhokseumawe Aceh utara berikut ini adalah bangunan
yang dikategori sebagai tipologi ruang pertunjukan ditinjau dari
aktifitasnya.
ANALISIS AKUSTIK RUANG 173
Tabel 1.1 Daftar Nama Bangunan Pertunjukan di Lhokseumawe Aceh
Utara

No Nama Bangunan Alamat

Batupahat Barat, Muara Satu,


Aula Damora Dayah Lhokseumawe, Aceh utara.
1
Modren Arun

Jl. Medan Banda Aceh km 280,3


Auditorium Politeknik Blang Mangat Kota
2 Lhokseumawe.
Negeri

Gedung Auditorium Jl. Medan Banda Aceh km 275


3
IAIN Muara dua kota Lhokseumawe

Jl Uteun Kot, Muara Dua,


4 Gor ACC Cunda, Lhokseumawe Aceh Utara.

Auditorium
5 Reuleut, Aceh Utara.
Sultan Malikussaleh

(Sumber : Analisis Penulis)


2. METODOLOGI PENELITIAN
Seiring berjalannya waktu gedung yang di olah, oleh Universitas
Malikussaleh ini berubah fungsi menjadi wadah untuk pertujukan hal
ini dapat terjadi dikarenakan pengelolah gedung kekurangan wadah
untuk aktifitas pertunjukan. Bangunan yang awalnya ditunjukan
untuk gedung olahraga ini pun tidak sesuai pada ketentuan bangunan
pertunjukan karena mengalami perubahan fungsi bangunan. Secara
kategori kriteria tingkat bangunan GOR ACC Cunda belum
diketahui tingkat kenyamanan akustik, untuk mengetahui bangunan
ini sudah nyaman secara pendengaran dibutuhkan beberapa
perhitungan dengan observasi kelapangan dan simulasi bangunan
174 TTS4.0
menggunakan software sebagai alat untuk mengetahui tingkat
kenyamanan bangunan tersebut sebagai fasilitas publik dengan jenis
bangunan Auditorium. Berikut ini adalah variable ketentuan tingkat
bunyi dan penjelasan spesifikasi material berdasarkan ruang
Auditorium dan Gedung olahraga.
Tabel 2.1 Variabel ketentuan tingkat bunyi

Auditorium

Variable Tingkat kebisingan (dB)


Ketentuan tingkat bunyi Waktu
Background dengung
Indoor
noise

SNI 03- 6368-2000


25 – 30 dB - -
Spesifikasi tingkat bunyi

Nur Laela Latifah, ST., MT.


- - 1.2 dtk
(2015)

M.D. Egan, (1988) - < 34 dB < 1.2 dtk

GOR ( Gedung Olahraga)

SNI 03- 6368-2000


45 – 50 dB - -
Spesifikasi tingkat bunyi

SNI 03-3647- 1994


Teknik perencanaan Gedung - 25 dB -
olahraga

(Sumber : Analisis Penulis)


2.1 Data Fisik Bangunan.
Objek penelitian yang akan dianalisa adalah gedung serbaguna
digunakan sebagai tempat untuk seminar pendidikan, acara seni,
pertemuan dan acara pernikahan. Gedung serbaguna ini terletak di
ANALISIS AKUSTIK RUANG 175
daerah cunda kota Lhokseumawe yang merupakan bangunan massa
banyak untuk kampus kedokteran Universitas Malikussaleh.
Speksifikasi objek Penelitian yaitu :
Nama : Gor ACC Universitas Malikussaleh
Luas/volume bangunan : 860.25 m²/8.086,2m3
Kapasitas : ± 390 tempat duduk
Orientasi bangunan : Depan bangunan menghadap kearah barat
laut
Alamat : Uteun Kot, Muara Dua, Lhokseumawe City,
Aceh

Gambar 2.1 Lokasi objek penelitian (Sumber: Google Earth 2020)


Fungsi utama Gor ACC Cunda sebagai tempat berpidato (speech).
Kegiatan utama pada ruangan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat
waktu dengung dimana suara yang ditimbulkan penyampai materi
seminar sampai kepada audiens dengan dapat diterima dengan jelas.
Selain tempat untuk berpidato ruangan ini juga digunakan sebagai
area pertujukan dimana musik sangat mempengaruhi berjalannya
kegiatan tersebut diantaranya paduan suara, drama, dan pertujukan
seni tari.
176 TTS4.0

(a) (b)

Gambar 2.2 (a) Seminar, (b) Paduan Suara


Gambar diatas menujukan kegiatan dapat berjalan dengan baik jika
ruang tersebut memenuhi waktu dengung yang ideal, berikut ini
adalah tingkatan waktu dengung berdasarkan jenis ruangan.

Gambar 2.3 Level Reverberation


(Sumber : Nur Laela Latifah, ST., MT. (2015): 181)
Di dalam ruang auditorium untuk nilai waktu dengung yang sesuai
pada tahapan berpidato (speech) dan musik berada pada nilai rata-rata
1,2 detik. Nilai tersebut menjadi parameter waktu dengung pada
ruang Gor ACC Cunda.
2.2 Tahapan Penelitian
ANALISIS AKUSTIK RUANG 177
Tahapan analisis dibagi menjadi beberapa langkah yaitu:
a. Tahap pertama mengukur tingkat kebisingan pada ruang
serba guna untuk melihat berapa tingkat desibel didalam
ruang. Nilai ini akan dibandingkan dengan hasil simulasi
dengan menggunakan software. Pengukuran lapangan
dilakukan pada tujuh titik yaitu: A1, A2, A3, A4, A5, A6, dan
A7 dengan menggunakan alat pengukur tingkat kebisingan
SLM (sound level meter).
b. Tahap kedua mencari input data untuk di simulasikan dengan
Ecotect. Input data yang dicari mulai dari spesifikasi jenis
material, ukuran, volume ruangan, kapasitas ruangan, dan
perletakan sound sistem. Data yang telah didapatkan akan
disesuaikan dengan objek bangunan dan digambarkan secara
tiga dimensional menggunakan tiga software yaitu Autocad,
SketcUp, dan Ecotect. Pada software Ecotect data tersebut dibaca
untuk mendapatkan menghasilkan partikel sound, Border
(pantulan suara dari speaker) dan reverberation (waktu
dengung) sebagai perbaikan sistem akustik.
c. Tahap ketiga hasil pengujian tersebut diperbandingkan
dengan standarisasi untuk menentukan layak atau tidak Gor
ACC sebagai Auditorium. Beberapa material akan dianalisis
untuk penyerapan suara sebagai nilai ukur untuk simulasi
dengan material akustik yang akan diterapkan.
178 TTS4.0

Observasi lapangan

Pengolahan data exsisting

Pengukuran manual tingkat


kebisingan dengan sound level
meter

Simulasi dengan software Ecotect

Simulasi data eksisting Simulasi data Rekomendasi

Compare hasil data


simulasi

Kesimpulan & saran

Gambar 2.4 Bagan Skematik Penelitian


ANALISIS AKUSTIK RUANG 179
2.3 Background Noise Kondisi Eksisting di sekitar Objek Penelitian.

Gambar 2.5 Site plan kampus ACC Cunda


(Sumber: Pelaksanaan Universitas Malikussaleh)
Tabel 2.2 Kode gambar Site plan

Kode Keterangan Kode Keterangan


Gambar Gambar

A Gor ACC G Lab biologi &


Fisiologi

B Mushalla H Lab Anatomi

C Gudang Mobil I Rumah Gardu

D Ruang kulia J Lap Tenis

E Gedung Dekan K Lap Volly


FA.Kedokteran

F Pustaka FA. Kedokteran L Lap Baket


180 TTS4.0
2.4 Simulasi Akustik Dengan Software Ecotect

Software Ecotect membutuhkan beberapa tahapan untuk


menghasilkan simulasi akustik berikut ini langkah-langkah
penyelesaian simulasi:
Input data simulasi Akustik dengan Software Ecotect 42
Data yang diperlukan dalam aplikasi Ecotect untuk
mengahasilkan simulasi akustik dimulai dari menyediakan data
spesifikasi material pelingkup interior, jenis material sampai daya
serap materialnya. Jenis material berguna untuk menentukan grafik
tingkat waktu dengung sebagai perbandingan material exsisting
dengan rekomendasi material akustik. Daya serap material berbeda-
beda koefisien untuk setiap jenisnya, nilai tersebut akan dibaca oleh
aplikasi Ecotect untuk mengahasilkan simulasi dalam bentuk angka
ataupun stasistik. Data pendukung seperti jumlah tempat duduk,
penempatan speaker, dan volume objek penelitian untuk menjalakan
simulasi yang harus dilengkapi.
Pengambaran objek penelitian
Objek penelitian digambarkan secara terukur sesuai
dengan dimensi dan kondisi aslinya. Model tiga dimensi
diterapkan sebagai model visualisasi gambar untuk objek simulasi
akustik. Penggambaran model tiga dimensi ini disertai material yang
digunakan, ukuran ruangan, bukaan hingga furniture. Penggambaran
dimulai dari denah objek penelitian yang dibuat pada aplikasi Autocad
dan menghasilkan gambar dua dimensi. Gambar tersebut di import
kedalam sketchup untuk dipush menjadi objek tiga dimensi. Ecotect
merupakan aplikasi yang membaca gambar tiga dimensi, untuk
melakukan simulasi terlebih dahulu import gambar yang sudah di tiga
dimensikan pada aplikasi SkectUp. Import file tersebut kedalam aplikasi
Ecotect dengan jenis 3DS file agar dapat terbaca pastikan semua layer
sudah sesuai dengan elemen interior didalam ruangan. Layer yang
diterapkan akan terbaca sebagai zona di aplikasi Ecotect. Zona yang
telah diterapkan akan diedit kembali pada fitur material untuk
memasukan kofisien serap pada setiap jenis material bertujuan untuk
menghasilkan data stasistik waktu dengung.
Output simulasi akustik dengan software Ecotect
ANALISIS AKUSTIK RUANG 181
a. Simulasi stasistik waktu dengung
Simulasi waktu dengung diperoleh dari pengaplikasian material
pelingkup, data pendukung seperti jumlah tempat duduk dan volume
ruangan. Penerapan daya serap material tersebut sudah disediakan
didalam menu material Assignment, pilih dulu bagaian dari objek
misalnya dinding selanjutnya pada material Assignment sudah
disediakan menu material pilih dan sesuaikan dengan material objek,
selanjutnya akan muncul tab menu material yang lebih kompleks pada
bagian atas menu terdapat fitur akustik. Pada bagian tersebut
masukan koefisien serap material sesuai dengan masing-masing
frekuensi yang telah disediakan. Berikut gambaran menu material
akustik untuk memasukan koefisien serap material:

Gambar 2.6 Menu Material Akustik


Setelah semua material pada objek sudah dimasukan koefisien
serapnya. Pada menu bar pilih menu calculate atau kalkulasi untuk
mendeteksi data kemudian pilih Statistical Reverberation (menu waktu
dengung). Pada bagian ini pilih nama file objek, software akan
membaca objek dan jumlah volume terdeteksi secara otomatis setelah
itu masukan jumlah tempat duduk audiens dan jenis kursinya. Bagian
menu calculation pilih all algorihms sebagai pendeteksi semua
persamaan pada bagian akhir pilih calculate data dan stasistik akan
muncul untuk ketiga persamaan rumus waktu dengung.
Ecotect akan membaca data yang telah diinput dan menghasilkan data
waktu dengung melalui tiga persamaan rumus waktu dengung di
182 TTS4.0
dalam keilmuan akustika menurut para ahli, persamaan tersebut yaitu
Sabine, Norris-Eyring, dan Milington-Sette. Hasil dari simulasi waktu
dengung yang dipergunakan adalah persamaan Milington-Sette karena
rumus ini mampu mendeteksi lebih dari satu koefisien penyerap
suara. Hasil dari persamaan waktu dengung dapat di bandingkan
dengan nilai standar waktu dengung yang diterapkan pada gedung
Auditorium. 44
a. Simulasi ruang dengan partikel sound dan generate rays
Langkah untuk simulasi partikel sound dan generate rays pertama
masukan objek tiga dimensi, pada bagian dalam ruang pilih menu
speaker untuk menentukan titik perletakkannya selanjutnya tarik garis
tegak lurus.

(a)

(b)

Gambar 2.7 (a) Partikel Sound, (b). Generate Rays


ANALISIS AKUSTIK RUANG 183
Setelah itu pilih menu rays dan partikel seperti gambar diatas untuk
mengatur pilihan display rays yang sudah disediakan pilih generate rays
untuk memunculkan partikel atau ray yang terlebih dahulu dipilih
pada bagian display.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis Hasil Pengukuran Background Noise Gor ACC Cunda
Gor ACC merupakan bangunan pendidikan yang berada
didalam ling-kungan kampus Universitas Malikussaleh tepat didepan
jalan umum. Sumber kebisingan di area tersebut bukan dari jalan
umum saja, tetapi juga berasal dari area parkir. Sumber kebisingan
dari kendaraan seperti mobil, motor, truk, dan bus yang melewati
area tersebut. Aktifitas kebisingan yang dilakukan dari klak-son
(motor dan mobil) serta pejalan kaki yang sedang berbicara.
Kebisingan ter-sebut jika tidak diatasi akan mengganggu aktifitas
didalam ruang Gor ACC. Berikut ini denah lokasi zona pengukuran
background noise menggunakan alat pengukur kebisingan (sound
level meter) karena berada diluar bangunan objek pengukuran ini
tidak menggunakan media simulasi.

Gambar 3.1 Zona Pengukuran Background Noise


184 TTS4.0 54
Gambar diatas menunjukan zona- zona pengukuran background noise
dimana zona 1 merupakan area tempat keluar masuknya kendaraan
seperti mobil dan sepeda motor. Pada zona 1 yang ditandai dengan
garis putus-putus merupakan area pagar pembatas lokasi objek yang
berbatasan dengan jalan lalu lintas merupakan area vegetasi namun
pada kondisi exsisting area ini hanya ditumbuhi dengan rumput saja.
Jika pada area ini terdapat vegetasi yang tumbuh 3-4 meter dapat
menahan suara backround noise yang berada tepat di depan jalan lalu
lintas sebagai penahan bunyi untuk masuk kedalam bangunan yang
dapat mengganggu proses aktifitas didalam gedung.
Tabel 3.1 Hasil pengukuran background noise

No Kode Jumlah Jumlah Jumlah


Maksium (dB) rata-rata (dB) minimum (db)

1 Zona 1 84 53 22

2 Zona 2 70 65 60

3 Zona 3 70 65 60

4 Zona 4 60 55 50

Tabel di atas merupakan hasil pengukuran, keempat zona tersebut


merupakan titik ukur perwakilan akustik dimana zona yang paling
tinggi tingkat bunyinya terdapat pada zona 1 yaitu mencapai 84 dB.
Jarak dan vegetasi sangat mempengaruhi kemungkinan merambatnya
bunyi masuk kedalam bangunan, menurut teori, bunyi dapat masuk
melalui sistem udara maupun merambat dari objek sktuktur baik
melalui pintu, dinding, ataupun ventilasi udara.
ANALISIS AKUSTIK RUANG 185

(a) (b)

Gambar 3.2 (a) Zona 3, (b). Zona 2


Pada zona 1 dan 2 merupakan area parkiran kedaraan bus dan mobil
dimana jarak parkiran dengan objek penelitian cukup dekat dengan
jarak 2 meter. Kondisi ini sangat memungkinkan untuk bunyi masuk
kedalam bangunan baik secara Structrureborne maupun airborne.

100
80 jumlah max (dB)
60
jumlah rata-rata
40
(dB)
20 jumlah min (db)
0
ZONA 1 ZONA 2 ZONA 3 ZONA 4

Grafik 3.1 pengukuran backgrond noise


Grafik batang diatas menunjukan hasil pengukuran dengan
background noise tertinggi ditepati oleh zona 1 karena zona ini
merupakan area banyak dilakukan aktifitas baik dari kendaraan
maupun aktifitas manusia, kondisi sunyi zona 1 berada pada level
yang paling rendah kondisi ini terjadi karena pergerakan tekanan
udara cukup stabil sehingga bunyi minim untuk dihantarkan pada
area ini. Zona 2 dan zona 3 berada pada tingkatan sedang area ini
186 TTS4.0
digunakan untuk parkiran saat kondisi suara klakson kendaraan
berbunyi dapat masuk merambat kedalam bangunan tidak ada
penahan bunyi pada area ini seperti pohon atau pun pembatas
background noise sangat rawan terjadi pada kondisi ini. Pada zona 4
tingkatan backgroundnoise lebih rendah dibandingkan zona lain karena
zona ini terdapat dibelakang bangunan yang sedikit terdapat aktifitas
di area.
Pembagian pengukuran tersebut dibagi menjadi 3 bagaian
depan, belakang, dan depan. Semua bagian area tempat duduk
hampir dipenuhi oleh audiens. Area yang paling banyak terdapat
pada bagian tengah dan bagian yang paling sedikit adalah bagian
depan dekat area panggung.

Tabel 3.2 Hasil Pengukuran tingkat kebisingan Gor ACC pada kondisi
aktif.

No Kode Jumlah Jumlah Jumlah Gambar


Maksimum rata- minimum
rata

1. A1 81.5 dB 70.5 dB 59.5 dB


ANALISIS AKUSTIK RUANG 187

2. A2 86.6 dB 72.05 57.5 dB


dB

3. A3 84.4 dB 71.3 dB 58.2 dB

4. A4 83.2 dB 73.6 dB 63.3 dB


188 TTS4.0

5. A5 76.3 dB 70.2 dB 64.1 dB

6. A6 98.1 dB 88.8 dB 79.5 dB

7 A7 71.0 dB 62.55 54.1 dB


dB

Keterangan kegiatan:
A1: Audiens menyanyikan lagu nasional bersama dengan paduan
suara
A2: Pertunjukan seni tari daerah Aceh
A3: Pemateri seminar menjelasan materi
A4: Pertunjukan seni tari persembahan
A5: Pembacaan shalawat Nabi bersama seluruh audiens
A6: Edisi tanya jawab antara pemateri seminar dengan audiens
ANALISIS AKUSTIK RUANG 189
A7: Edisi tanya jawab antara pemateri seminar dengan audiens
Hasil pengukuran dari tabel diatas menunjukan tingkat kebisingan
yang tertinggi berada pada titik A6 dengan nilai maksimal mencapai
98.1 dB kondisi ini berlangsung pada saat kegiatan seminar (speech)
yang sedang berjalan. Meningkatnya tingkat kebisingan pada titik ini
disebabkan oleh 3 faktor yaitu:
a. Titik pengukuran A6 berada tepat didepan pintu masuk
audiens yang bebas keluar masuk ruangan sehingga suara
kebisingan pun ikut masuk bersamaan dengan audiens itu
sendiri.
b. Kondisi dinding belakang tidak terdapat material penyerap,
kaca dan dinding beton pada bagian belakang merupakan
material pemantul, yang memantulkan bunyi kembali
sehingga intensitas bunyi dapat meningkat.
c. Terdapat indikasi kebocoran suara pada titik A6 karena
background noise dengan tingkatan paling tinggi berada pada
area depan yang merupakan area masuk kedalam objek
ruangan. Kebisingan tersebut masuk melalui udara (airborne)
yang mengarah tepat pada ruangan.
4 KESIMPULAN
Background noise
Hasil pengukuran tingkat kebisingan pada bangunan gor ACC adalah 84
dB nilai ini melebihi kriteria ideal background noise dengan nilai < 34
dB. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kondisi seperti ini mulai
dari sumber kebisingan dari lingkungan, kendaraan, tekanan udara, sampai
dengan aktifitas manusia disekitar objek bangunan.
Tingkat kebisingan didalam ruangan
Hasil pengukuran tingkat kebisingan secara langsung dengan nilai
tertinggi 98 dB pada kondisi aktif telah melebihi dari standar SNI 03-
6368-2000 dengan nilai 25 – 30 dB untuk bangunan dengan fungsi ruang
Auditorium. Sedangkan pada kondisi kosong tingkat kebisingan yang
tertinggi adalah 54 dB pada nilai maksimum. Nilai tertinggi terdapat pada
titik yang sama yaitu di A6 pada kondisi aktif maupun diam hal ini
190 TTS4.0
menunjukan adanya kebocoran suara yang berasal dari luar bangunan
melalui udara (airborne).
Daftar Pustaka
Agustinus Djoko Istiadji dan Floriberta Binarti. (2007). Studi Simulasi
Ecotect Sebagai Pendekatan Redesain Akustik Auditorium.
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR, 35(2), 107-116.
Badan Standarisasi Nasional. (2000). SNI 03-6386-2000 Spesifikasi
Tingkat Bangunan Gedung Dan Perumahan (Kriteria Desain
Yang Direkomendasikan). Badan Standarisasi Nasional.
Badan Standarisasi Nasional. (1994). SNI 03-3647-1994. TATA CARA
PERENCANAAN TEKNIK BANGUNAN OLAHRAGA.
Yayasan LPMB, Bandung.
Bobbyowsinski, 2015, Panduan Di Mana Untuk Menemukan Bahan
Panel Akustik,
http://bobbyowsinski.blogspot.com,Diakses tanggal 2 juni
2018.
C.Indrani, H. (2004). Pengaruh elemen interior terhadap Karakter
akustik auditorium. DIMENSI INTERIOR, 2 (1). 66-79.
Christina E. Mediastika, Ph.D,2005, Akustika Bangunan,
Erlangga,Jakarta.
Elsa Fitria Bena, Beta Suryokusumo Sudarmo, & Abraham M. Ridjal.
(2014).Waktu Dengung Ruang Sholat Masjid Desa
Berdasarkan Perbedaan Bentuk Plafon. Jurnal RUAS, 12
(2),41-53.
Hedy C. Indrani, Sri Nastiti N. Ekasiwi & Wiratno A.Asmoro (2007).
Aplikasi Model Komputer Dalam Analisa Kinerja Akustik
Ruang Auditorium Universitas Kristen Petra Surabaya.
DIMENSI INTERIOR, 5(2), 109-121.
Hedy C. Indrani dan Citra Cahyawati.(2011). Studi Penerapan Sistem
Akustik Pada Ruang Kuliah Audio Visual. DIMENSI
INTERIOR, 9(2), 97-107.
Hedy C. Indrani, S. N. (n.d.). (2007). Analisis Kinerja Akustik Pada
Ruang Auditorium Multifungsi. Dimensi Interior, 5 (1), 1-11.
ANALISIS AKUSTIK RUANG 191
Ika Budi Setya Zuyyinati, Jusuf Thojib, & Nurrachmad Sujudwijono.
Penerapan Elemen- Elemen Akustika Ruang dalam pada
Perancangan Auditorium Mono-Fungsi. Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya.
Idham Khalid. (2017). GEDUNG OLAHRAGA KUBU RAYA. Jurnal
online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura, 5 (2).
39-49
Isranuri, F. A (n.d.) .(2013).Perancangan Tabung Impedansi Kajian
Eksperimental Koefisien Serap Bunyi Paduan Aluminum-
Magnesium. Jurnal e-Dinamis, 6 (2). 90-98.
Kaharuddin dan Arif Kusumawanto. (2011). Rekayasa Material
Akustik Ruangan Dalam Desain Bangunan Studi Kasus:
Rumah Tinggal Sekitar Bandara Adisutjipto Yogyakarta.
Forum Teknik, 34 (1), 9-15.
Nur Laela Latifah,ST.,MT, 2015, Fisika Bangunan 2, Griya Kreasi,
Jakarta.
Prastato Satwiko, 2009, Fisika Bangunan,C.V Andi Offset, Yogyakarta.
Susanti Mega, I. S. (2017). The Influence Of From And Materials On The
Proper Acoustic Function Of Theatrical Performances And
Music Concers at Gedung Kesenian In Jakarta. Jurnal RISA(
Riset Arsitektur), 1 (1). 69-83

___________,2018, Penggantian Ceiling Ubin » Mencari Pemasangan


Ubin Langit-langit Akustik Dan Lukisan Alpine (Alpine
Ceiling Tile # 3), www.hostelpointukcom,Diakses tanggal
29 mei 2018.
___________,2018, Hardboards, www.indiamart.com, Diakses tanggal
29 mei 2018.
Rohit Bhatt,2017, Sound absorption and sound absorbers,
www.slideshare.net, Diakses tanggal 30 mei 2018.
Triedy Mulia & Abd Rachmad Zahrial Amin.(2016). Kaitan Material
Dan Kualitas Akustik Pada Ruang Audio Visual
192 TTS4.0
Universitas Katolik Musi Charitas Palembang. Jurnal
Arsitektur KOMPOSISI, 11(3),127-138
___________,2003, Plaster Texture, www.shutterstock.com, Diakses
tanggal 30 mei 2018.
___________,2013,Pemasok Kayu Lapis Terkemuka bersama dengan
Rep di Mathura, www.italyinus2013.org, Diakses tanggal
2 juni 2018.
___________,2018, Lesher Masonry, www.leshermasonry.com, Diakses
tanggal 2 juni 2018.
___________,2018, Orissa Silk Wallcovering Gilver, www.james-
hare.com, Diakses tanggal 24 juni 2018.
___________,2013, Gypsum Jaya Bell, www.liman.co.id. Diakses
tanggal 24 juni 2018.
___________,2018, Distributor Karpet Lantai,
www.distributorkarpetlantai.com, Diakses tanggal 24 juni
2018.
Tjokrodimulyo, Kardiyono, 1992, Teknologi Beton, (http: ilmusipil.co.id
// pusat kumpulan jurnal., diunduh tanggal 15-08-2014)
Widyawati, R, 2011. Studi Kuat Tekan Beton Ringan Dengan Metoda
Rancang-Campur Dreux-Corrise, 15(1).

Anda mungkin juga menyukai