Anda di halaman 1dari 19

CHAPTER 14

AUDITING THE REVENUE CYCLE

SIFAT SIKLUS PENDAPATAN

Siklus pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang


berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam
bentuk kas. Kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus pendapatan :

1. Transaksi penjulan kredit

2. Transaksi penerimaan kas

3. Transaksi penyesuaian penjualan

Perusahaan yang berbeda juga memiliki sumber pendapatan yang berbeda. Sebagai


contoh, perusahaan barang dagang dan pabrikasi yang melakukan penjualan; dokter, pengacara,
akuntan publik yang menerima uang jasa (fee); bioskop, bank serta lembaga keuangan yang
menerima bunga dan deviden; serta sekolah local yang  menarik pajak. Kebanyakan pembahasan
dan ilustrasi dalam bab ini didasarkan pada perusahaan barang dagang; akan tetapi, banyak
penjelasan yang dapat mudah diterapkan pada jenis perusahaan lainnya.

Usaha perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus
pendapatan adalah (1) penjualan kredit (penjualan yang dilakukan derngan hutang), (2)
penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai), dan (30 penyesuaian penjualan
(potongan, retur penjualan dan pengurangan harga, serta piutang tak tertagih [penyisipan dan
pengapusan]. Transaksi-ransaksi ini mempengaruhi akun-akun yang diuraikan pada Gambar
beriut. Tiga akun ini, yaitu harga pokok Penjualan (cost of goods sold), persediaan, dan kas, juga
dipengaruhi oleh kelompok transaksi dalam siklus lainya.

Gambar: Siklus Pendapatan

Transaksi pendapatan Debet Kredit


Penjualan Piutang usaha Penjualan
Harga pokok penjualan Persediaan
Penerimaan Kas Piutang Usaha
Diskon Penjualan
Retur Penjualan dan Retur Penjualan dan Piutang
Pengurangan harga Pengurangan Harga
Penyisihan untuk piutang tak Beban piutang tak tertagih Penyisihan untuk
tertagih piutang tak tertagih
Pengapusan piutang tak Penyisihan untuk piutang Piutang
tertagih tak tertagih

A. TUJUAN AUDIT

Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompeten yang
memcukupi tentang setiap asersi laporan keuangan yang signifikan saldo dan transaksi siklus
pendapatan. Untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik ini, auditor dapat menggunakan bebagai
bagian dari perencanaan audit dan metodologi pengujian audit, disamping itu aplikasi
metodologi ini untuk siklus pendapatan juga diarahkan pada tujuan audit spesifikasi yang telah
diberi nomor urut (C1,…EO2,…EO1,…V4,…dan seterusnya) dalam Gambaran 1-2 seperti akan
dijelaskan lebih lanjut nanti, pencapaian tujuan audit atas.

Gambar 1-2 Tujuan Audit Spesifikasi Untuk Siklus Pendapatan

Kelompok
Kategori Transaksi Tujuan Audit Spesifikasi
Asersi atau
Saldo
Eksistensi atau Transaksi Catatan transaksi penjualan menggambarkan barang-barang
kejadian yang dikirmkan atau jasa-jasa yang diberikan selama periode
kejadian berjalan (EO1) Catatan transaksi penerimaan kas
menggambarkan kas yang diterima selama periode berjalan
(EC2). Catatan penyesuaian penjualan selama periode berjalan
Saldo menggambarkan diskon yang telah diorientasi, retur dan
pengurangan harga, serta piutang tak tertagih (EO3)
Transaksi Piutang usaha menggambarkan jumlah tagihan kepada
Kelengkapan pelanggan yang ada pada tanggal neraca (EO4).
Saldo Seluruh penjualan (C1), Penerimaan, Kas (C2), dan penyesuaian
Transaksi penjualan (C3), yang dilakukan selama periode berjalan telah
Hak dan dicatat.
Kewajiban Saldo Piutang usah; termasuk seluruh klaim kepada pelanggan pada
tanggal neraca (C4)
Transaksi Perusahaan mempunyai hak atas piutang (RO1) dan kas (RO2)
Penilaian atau yang dihasilkan dari transaksi siklus pendapatan yang dicatat
alokasI Piutang usaha pada tanggal neraca menggambarkan klaim resmi
Saldo perusahaan kepada pelanggan untuk membayar (RO3)
Seluruh penjualan (VA1) dan penerimaan kas (VA2) serta
penyesuaian penjualan (VA3)) telah dinilai dengan
menggunakan GAAP dan dijurnal, diikhtisarkan, serta diposting
Transaksi secara tepat.
Penyajian dan Piutang usaha menggambarkan klaim kotor perusahaan kepada
Pengungkapan Saldo pelanggan pada tanggal neraca dan sesuai dengan jumlah pada
buku pembantu piutang usaha (VA4)
Penyisihan untuk piutang tak tertagih menggambarkan estimasi
yang layak atas perbedaan antara piutang kotor dan nilai bersih
yang dapat direalisasihkan (VA5)
Perincian penjualan (PD1), penerimaan kas (PD2), dan
Penjualan (PD3), mendukung penyajiannya dalam laporan
keuangan termasuk klasifikasi serta pengungkapan yang terkait.
Piutang usaha (PD4) telah diidentifikasi dan diklasifikasikan
dengan benar dalam laporan keuangan.
Pengungkapan yang tepat telah dibuat atas piutang usaha yang
telah disetujui atau digadaikan (PD5).

A. B. AKTIVITAS PENGENDALIAN – (TRANSAKSI PENJUALAN KREDIT)


Pesanan penjualan dapat dilakukan secara over-the-counter, atau melalui telepon, surat,
representatif penjualan traveling (traveling sales representative), fax, atau pertukaran data
elektronika (electronika data interchage). Barang-barang dapat diambil sendiri oleh pelanggan
atau dikirimkan oleh penjual. Transaksi penjualan ini biasanya dicatat dengan menggunakan
system komputer yang dapat memproses transaksi secara berurutan atau metode pemrosesan
batch. Aktivitas pengendalian selama transaksi penjualan berlangsung harus disesuaikan dengan
perubahan situasi. Sesungguhnya setiap perusahaan yang memerlukan audit mempunyai system
akuntasi yang terkomputerisasi (computerized accounting system). Karenaitu, makalah ini
berfokus pada bagimana manajemen mengimplementasikan aktivitas pengendalian dengan
menggunakan prosedur dengan menggunakan prosedur pengendalian yang terperogram, Bahwa
terdapat dua jenis pengendalian dua jenis pengendalian dengan komputer:

·         Pengendalian umum yang berhubungan dengan lingkungan komputer dan mempunyai


pengaruh pervasive terhadap aplikasi komputer.

·         Pengendalian aplikasi yang berhubungan dengan setiap aplikasi akuntansi yang


terkomputerisasi, seperti siklus pengeluaran

DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM

Sejumlah dokumen dan catatan yang digunakan oleh perusahaan besar dalam penrosesan
transaksi penjualan kredit seringkali mencangkup hal –hal berikut:
1. Pesanan pelanggan. Pemintaan barang dagang oleh pelanggan yang diterima langsung dari
pelanggan, atau melalui wiraniaga (salesperson)
2. Pesanan penjualan. Formuloir yang menunjukan deskripsi, kuantitas, dan data lainnya
yang berkaitan dengan pesanan pelanggan.
3. Dokumen pengiriman. Formulir yang digunakan untuk menunjukan rincian dan tanggal
setiap pengiriman.
4. Faktur penjualan. Formulir yang menyatakan penjualan tertentu, termasuk jumlah yang
terutang, syarat, dan tanggal penjualan.
5. Daftar harga yang diotorisasi. Daftar atau file induk komputer yang berisi harga barang-
barang yang diotorisasi yang ditawarkan untuk dijual.
6. File transaksi penjualan. File komputer yang berisi transaksi penjualan yang telah
diselesaikan.
7. Jurnal penjualan. Daftar jurnal dari transaksi penjualan yang telah diselesaikan
8. File induk pelanggan. File yang berisi informasi tentang penririman dan penaghan
pelanggan serta batas kredit pelanggan
9. File induk piutang usaha. File yang berisi informasi tentang transaksi dan saldo dari setiap
pelanggan. File ini berfungsi sebagai dasar untuk menyusun buku pembantu piutang
usaha.
10. Laporan bulanan pelanggan. Laporan yang dikirim setiap pelanggan yang menunjukan
saldo awal, transaksi selama bulan berjalan, dan saldo akhir.

FUNGSI – FUNGSI
Pemrosesan transaksi pendapatan mencangkup fungsi-fungsi pendapatan berikut:
a. Meprakarsipenjualan. Permintaan oleh sebuah perusahaan untuk melakukan transaksi
penjualan dengan perusahaan lain, meliputi:
o Penerimaan pesanan pelanggan
o Persetujuan kredit
b. Pengiriman Barang dan Jasa. Pengiriman fisik atau penyerahan barang dan jasa, meliputi:
o Pemenuhan pesanan penjualan
o Pengiriman pesanan penjualan
c. Pencatatan penjualan . Pengakuan formal atas pendapatan oleh perusahaan, meliputi:
o Penagihan pelanggan
o Pencatatan penjualan
Setiap fungsi utama harus diberikan kepada individu atau departemen yang berbeda,
dengan melakukan pemisahan tugas yang memadai. Fungsi-fungsi, aktivitas pengendalian yang
berlaku, asersi yang relevan, dan tujuan audit spesifik akan dijelaskan bagian berikut.
Meprakasai Penjualan
Pada umumnya, memprakasai transaksi merupakan proses disetujuinya transaksi itu dengan
pihak ketiga yang independent. Banyak perusahaan besar memisahkan subfungsi berikut,
perusahaan yang dikelolah oleh pemiliknya (owner-managed entities) dapat menggabungkan
fungsi-fungsi ini dan mengoffset pemisahan tugas yang ideal dengan kelalaian signifikan yang
dilakukan oleh manager - pemilik. Proses disetujuinya kredit trutama penting dalam konteks
penjaminan bahwa barang-barang yang dikirimkan telah dibayar secara tepat waktu.

Penerimaan Pesanan Pelanggan


Pesanan penjualan dari pelanggan harus diterima hanya apabila sesuai dengan criteria yang
diotorisasi oleh manajemen. Kriteria tersebut biasanya memberikan persetujuan khusus atas
pesanan yang dilakukan oleh departemen pesanan penjualan dengan menggunakan terminal
komputer untuk menetukan bahwa pelanggan tercantum dalam file induk pelanggan, dan
biasanya memiliki batas kredit yang telah disetujui.

Persetujuan Kredit
Persetujuan kredit diberikan oleh department kreditv sesuai dengan keebijakan kredit
department dan batas kredit yang diotorisasi untuk setiap pelanggan. Biasanya komputer dapat
diprogram penjualan yang diantisifasi, dengan batas kredit pelanggan dalam file induk pelanggan
yang disetujui. Pengecekan atas kredit seluruh pelanggan baru harus selalu dilakukan, yang dapat
mencangkup perolehan laporan kredit dari lembaga pemberi peringkat seperti dun dan
Branstreet. Persetujuan kredit menunjukan apakah karyawan bagian kredit yang berwenang telah
mengikuti prosedur yang berlaku ketika menerima pelanggan baru dan mencata informasi kredit
tambahan ke file induk pioutang usaha. Pengendalian atas persetujuan kredit dirancang untuk
mengurangi resiko pencatatan setiap transaksi pendapatan pada jumlah yang melebihi jumlah kas
yang diharapkan akan direalisasi dari transaksi tersebut. Jadi, hal ini berhubungan dengan asersi
penilaian atau alokasi dari transaksi penjualan (VA1). Tentu saja, ekspektasi terhadap dapat
direalisasikan jumlah-jumlah tersebut akan berubah sepanjang waktu, yang mengakibatkan
diperlukannya suatu penyisihan untuk piutang tak tertagih. Pengendalian atas persetujuan kredit
juga akan memungkinkan manajemen membuat estimasi yang lebih andal atas besarnya
penyisihan tang diperlukan tersebut. Dengan demikian, pengendalian ini juga berhubungan
dengan asersi penilaian atau alokasi untuk penyisihan piutang tak tertagih (VA5)

Pengiriman barang atau jasa


Pengiriman barang atau jasa merupakan peristiwa ekonomi yang menggambarkan pergantian /
perubahan (change) hak dan penetapan hak atas piutang.
Pemenuhan pemesanan penjualan
Kebijakan perusahaan umumnya melarang mengeluarkan barang-barang dari gudang tanpa
adanya pesanan penjualan yang disetujui. Selanjutnya, komputer dapat diprogram untuk
mencocokcn item-item pada pesanan penjualan yang disetujui. Prosedur pengendalian ini
dirancang untuk menghindari pemindahan barang yang tidak diotorisasi dari persediaan. Gudang
penyimpanan dapat menerima salinan pesanan penjualan yang telah disetujui secara elektronik
sebagai otorisasi untuk memenuhi pesanan dan mengeluarkan barang ke departemen pengiriman

Pengiriman Pesanan Penjualan


Pemisahan tanggung jawabatas pengiriman barang dengan persetujuan dan pemenuhan
pesanan akan membantu mencegah petugas pengiriman melakukan pengiriman yang tidak
diotorisasi. Di samping itu, pengendalian manual yang penting juga mengharuskan petugas
pengiriman melakukan pengecekan independent untuk menentukan
a.    Bahwa barang yang diterima dari gudang disertai dengan otorisasi yang sesuai
b.   Bahwa pesanan telah dipenuhi dengan benar (barang yang diterima sesuai dengan rincian
yang ada dalam pesanan penjualan) (EO1).

Pencatatan Penjualan

Proses pencatatan penjualan meliputi penyiapan dan pengiriman faktur penjualan


bernomor urut ke pelanggan (penagihan pelanggan) serta pencatatan faktur penjualan secara
akurat dan dalam periode akuntansi yang benar (pencatatan penjualan)

Penagihan Pelanggan (billing customers)


Perhatian utama auditor mengenai penagihan adalah bahwa pelanggan telah ditagih
1.    Untuk seluruh penagihan
2.    Hanya pengiriman actual (tidak ada duplikat penagihan atau transaksi fiktif)
3.    Pada harga yang telah diotorisasi
4.    pengendalian yang dirancang untuk mengurangi resiko kelalaian, duplikasi, penetapan harga
yang tidak benar, dan jenis kesalahan lainnya dalam proses penagihan (yang berhubungan
dengan tujuan audit spesifik) mencangkup berikut ini:
·         Komputer mencocokan informasi pada faktur penjualan dengan pesanan penjualan dan
informasi pengiriman (EO1)
·         Komputer mencocokan harga jual dengan daftar harga yang diotorisasi dan harga pada
pesanan penjualan ketika menyiapkan faktur penjualan (VA1)

Pencatatan Penjualan
Dalam system yang terkomputrisasi, file transaksi penjualan dibuat dalam proses penagihan
digunakan untuk
1.    Memperbaharui (up date): piutang uasaha persediaan , dan file induk buku besar
2.    Membuat jurnal penjualan dan ikhtisat transaksi buku besar yang menunjukan pemostingan
kesetiap akun buku besar.
Pengendalian atas pencatatan (dan yang berhubungan dengan audit spesifik) meliputi hal-hal
berikut:
·         Penjualan hanya dicatat berdasarkan faktur penjualan dan dengan mencocokan dokumen
pengiriman serta pesanan penjualan yang membuktikan penjualan tersebut dan tanggal transaksi
(EO1, R1, VA1)
·         Akuntansi untuk seluruh faktur penjualan bernomor urut (C1)
·         Mengulangi (run – to – run) penjumlahan dengan mencocokan jumlah saldo akhir piutang,
ditambah penjualanyang telah diposting, dengan saldo akhir piutang (C1, EO1, VA1)

·         Melakukan pengecekan yang independent secara periodic atas kesesuaian buku pembantu
piutang usaha atau file induk dengan akun pengendali buku besar (VA1).

Dua pengendalian manual yang penting juga harus ditempatkan dalam system pengendalian
internal yang dirancang dengan baik.

·         Pengiriman laporan bulanan ke pelanggan dengan instruksi untuk melaporkan setiap


pengecualian yang ditunjukan penyelia akuntansi yang tidak terlibat dalam pelaksanaan atau
pencatatan transaksi siklus pendapatan (seluruh tujuan siklus pendapatan)
·         Perusahaan harus menetapkan tingkat review reguler yang tepat dan akuntabilitas
eksekutif penjualan untuk menganalisis penjualan menurut produk, devisi, wiraniga
(saleaperson), atau daerah, dan membandingkan dengan anggaran (seluruh tujuan transaksi
penjualan)
System Lustratif Untuk Memproses Penjualan Kredit
Informasi yang penting untuk mendokumentasikan pemahaman auditor atas pengendaliann
internal.
1.    Fungsi-fungsi kunci
2.    Dokumtasi jejak audit
3.    Laporan utama yang dihasilkan oleh system
4.    Program serta  file komputer yang tercangkup dalm system akuntansi
Setiap salinan dokumen tidak boleh didokumentasikan dalam bagan arus, sebagaimana auditor
hanya memerlukan pemahaman yang cukup atas rencana audit. Bagan arus tersebut juga
mengikuti jejak transaksi sejak dimulainya transaksi itu sampai pencatatannya kedalam buku
besar, yang mendukung laporan keuangan. Auditor juga harus mendokumentasikan aktivitas atau
prosedur pengendalian yang penting yang mungkin telah diselesaikan melalui ikhtisar tertulis
singkat yang mirip dengan salah satu yang diikuti

Perolehan Pemahaman Dan Penilain Resiko Pengendalian

Auditor harus memperoleh pemahaman atas siklus penjualan yang mencukupi untuk
merencanakan audit. Yaitu,

1.    Mengidentifikasi jenis salah saji yang potensial


2.    Mempertimbangkan factor-faktor yang mempengaruhi resiko salah saji yang material
3.    Merancang pengujian subtantif
Jika auditor merencanakan untuk menilai resiko pengendalian pada tingkat yang rendah untuk
asersi siklus pendapatan, mak dia biasanya akan:
·         Menguji keefektifan pengendalian umum
·         Menggunakan tekhnik audit berbantuan komputer (CCATs) untuk mengevaluasi
keefektifan pengendalian yang diprogram
·         Menguji keefektifan prosedur tindak lanjut atas pengecualian yang ditunjukan oleh
pengendalian terprogram
Sebagai contoh, auditor dapat menggunakan dan menguji untuk menentukan apakah hasil
yang diharapkan tanpak pada laporan pengecualian ketika dia menyampaikan
·         Kode pelanggan yang hilang atau tidak sah
·         Produk yang tidak sah
·         Pesanan yang melebihi batas kredit pelanggan
·         Laporan transaksi pengiriman dalam kuantitas yang berbeda dengan jumlah yang
dipesan (baik terlalu tinggi maupun terlalu rendah )
·         Pesanan produk yang tidak ada dalam persediaan
·         Huruf abjad yang dimasukan ke dalam filed numering
·         Harga, nomor pemasok, atau informasi lainnya pada faktur penjualan yang tidak
cocok dengan informasi pada pesanan penjualan

·         Kuantitas faktur yang tidak cocok dengan kuantitas pada dokumen pengiriman

C. AKTIVITAS PENGENDALIAN (TRANSAKSI PENERIMAAN KAS)

Penerimaan kas merupakan hasil dari beberapa aktivitas. Sebagai contoh, kas diterima
dari transaksi pendapatan, pinjaman janka pendek dan pinjaman jangka panjang, serta aktiva
lainnya. Lingkup bagian ini dibatasi pada penerimaan kas dari penjualan tunai dan penagihan
dari pelanggan atas penjualan kredit.

Dokumen dan Catatan Umum

Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemerosesan penerimaan kas adalah
sebagai berikut:

·         Bukti penerimaan uang (remittance advice). Dokumen yang dikirim kepelanggan


bersama dengan faktur penjualan yang kemudian akan dikembalikan bersama
pembayaran yang menunjukan nama pelanggan serta nomor akun, aomor faktur, dan
jumlah yang dibayar (misalnya, bagian tagihan telepon yang dikembalikan bersama
dengan pembayaran)

·         Pendaftaran. Daftar penerimaan kas yang diterima melalui pos


·         Lembar perhitungan kas. Daftar kas dan cek dalam register kas. Daftar ini
digunakan dalam merekonsiliasi total penerimaan dengan total yang dicetak oleh register
kas
·         Ikhtisar kas harian. Laporan yang menunjukan total penerimaan melalui kasir
(over-the-counter) atau pos yang diterima oleh kasir sebagai setoran
·         Slip deposit yang disahkan. Daftar yang dibuat oleh penyetor dan distempel oleh
bank yang menunjukan tanggal serta total setoran yang diterima bank dan rincian
penerimaan dalan setoran tersebut
·         File transaksi penerimaan kas. File komputer atas transaksi penerimaan kas yang
telah disahkan yang diterima untuk pemerosesan, file ini digunakan untuk meperbaharui
file induk piutamh usaha.
·         Jurnal penerimaan kas. Jurnal yang berisi daftar penerimaan kas dari penjualan
tunai dan penagihan piutang usaha
Fungsi-fungsi
Fungsi penerimaan kas, yang meliputi pemrosesan penerimaan dari penjualan tunai dan
kredit,  termasuk subfungsi berikut:
·         Menerima penerimaan kas
·         Menyetorkan kas ke bank
·         Mencatat penerimaan kas
·         Sebagaimana dalam kasus transaksi penjualan kredit, pemisahan tugas untuk melakukan
fungsi-fungsi ini merupakan aktivitas pengendalianinternal yang penting. Fungsi-fungsi aktivitas
pengendalian yang berlaku dan asersi yang relevan serta tujuan audit spesifik akan dijelaskan
dalam bagian berikut
1.   Menerima penerimaan kas

Resiko utama dalam memproses transaksi penerimaan kas sebelum atau sesusah catatan
penerimaan dibuat kinanpencurian kas sebelum atau sesudah catatan penerimaan dibuat. Dengan
demikian, prosedur pengendalian harus memberikan kepastian yang layak bahwa dokumentasi
penetapan tanggung telah dibuat pada saat kas diterima dan bahwa kas telah disimpan ditempat
yang aman. Resiko kedua adalah kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pemrosesan
penerimaan berikut.
Penerimaan melalui kasir (over –the-counter receipts)
Untuk penerimaan melalui kasir, penggunaan register kas atau terminal titik penjualan (point –
of-sale-terminal) sangat diperluka. Alat ini menyediakan:
·         Gambaran visual secara langsung untuk pelanggan dengan jumlah penjualan tunai dan kas
yang dilanjutkan
·         Kuitansi penerimaan yang dicetak atas nama pelanggan dan catatan internal atas transaksi
pada file komputer atau pita register yang terkunci
·         Total pengendalian yang dicetak atas penerimaan harian yang diproses pada alat tersebut.
Penerimaan Melalui Pos (MAIL RECEPIPTS)
Untuk menimalkan kemungkinan pengalihan melalui pos, sebagaian besar perusahaan meminta
pelanggan untuk membayar dengan cek. Beberapa perusahaan yang memiliki volume
penerimaan melalui pos yang besar menggunakan system kotak pos (locksbox system). Alat ini
merupakan kotak surat (post office box) yang dikendalikan oleh bank perusahaan
Menyetorkan Kas ke Bank
Pengendalian fisik yang tepat atas kas mensyaratkan bahwa seluruh penerimaan kas disetorkan
secara utuhsetiap hari (deposited intact daily). Kata utuh berarti semua penerimaan harus
disetorkan; yaitu, pengeluaran kas tidak boleh dilakukan dengan penerimaan yang belum
disetorkan
Mencatat Penerimaan Kas
Fungsi ini meliputi pembuatan jurnal penerimaan kas secara over-the-counter dan melalui pos
serta posting penerimaan kas melalui pos keakun pelanggan. Untuk menjamin bahwa hanya
transaksi yang sah yang dimasukkan, akses fisik kecatatan akuntasi atau terminal komputer yang
digunakan untuk mencatat hal itu harus dibatasi pada orang yang berwenang. Penerimaan secara
over-the counter umumnya dicatat dalam akuntansi umum berdasarkan ikhtiar kas harian yang
diterima dari kasir.

D. AKTIVITAS PENGENDALIAN (TRANSAKSI PENYESUAIAN PENJUALAN)


Transaksi penyesuaian penjualan meliputi:
·         Pemberitahuan potongan tunai
·         Pemberian retur penjualan dan pengurangan harga
·         Penentuan piutang tak tertagih
Dalam banyak perusahaan, jumlah dan nilai unag dari nilai transaksi ini tidaklah material.
Namun, bagi beberapa perusahaan, potensi salah saji yang diakibatkan oleh kesalahan dan
pnyelewengan dalam pemrosesan transaksi ini perlu dipertimbangkan. Perhatian utamanya
tertuju pada kemungkinan pencatatan transaksi penyesuaian penjualan fiktif untuk
menyembunyikan penyelewengan dalam proses penerimaan kas. Misalnya, seorang karyawan
dapat menggelapkan kas yang diterima dari pelanggan dan menutupi penyelewengan yang
dilakukannya dengan menghapus akun pelanggan terhadap penyisihan piutang tak tertagih.
Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti tentang keefektifan
perencanaan dan operasi system pengendalian internal perusahaan. Resiko inheren yang
berkaitan dengan transaksi penerimaan sak adalah tinggi akibat kemungkinan penipuan oleh
kayawan melalui pengalihan penerimaan kas. Jika prosedur analitis menunjukan kenaikan
jumlah hari piutang beredar, maka hal ini mungkin dapat menjelaskan pengalihan penerimaanh
kas itu. Akibat resiko inheren atas penggelapan kas, dan dampak transaksi penerimaan kas
terhadap piutang, auditor seringkali akan menguji prosedur pengendalian yang berkaitan dengan
penerimaan kas. Jika tujuan pengendalian telah dicapai melalui prosedur pengendalian
terprogram, maka auditor akan merencanakan lingkup pengujian yang meliputi pengujian atas.
1.    Pengendalian umum dengan komputer
2.    Pengendalian aplikasi komputer
3.    Keefektifan prosedur tindak lanjut manual
Pengujian Substantif Atas Piutang Usaha
Piutang meliputi jumlah yang harus dinbayar pelanggan, karyawan, dan afiliasi atas akun
terbuka, wesel, serta pinjaman, dan bungga akrual atas salso semacam itu. Pertimbangan yang
akan kita berikan di sini ditunjukan pada piutang kotor dari para pelanggan atas tran saksi
penjualan kredit dan yang berhubungan dengan akun kontrak, yaitu penyisihan untuk piutang tak
tertagih merupakan hal yang penting untuk mengingat kembali bahwa dengan mengaudit
penjualan yang berkaitan.

E. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS PIUTANG USAHA

MERANCANG UJI SUBSTANTIF


Sebelum melakukan pengujian substantive, auditor menentukan tingkat risiko deteksi yang
diterima. Penentuan risiko deteksi dapat dilakukan apabila sudah memiliki pemahaman yang
memadai atas struktur pengendalian intern. Tingkat risiko deteksi yang diterima akan
menentukan lauasnya pengujian substantive yang akan dilakukan. Bila auditor menentukan
risiko deteksi yang rendah, auditor akan melakukan pengujian substantive secara ekstensif untuk
mencapai tingkat kepercayaan terhadap laporan keuangan sesuai dengan yang diharapkan,
demikian pula sebaliknya.

PROSEDUR AWAL

Titik awal untuk memenuhi setiap pengujian audit adalah memperoleh pemahaman tentang
bisnis dan industri klien. Prosedur awal yang penting untuk memperivikasi piutang usaha dan
akun penyelisihan terkait adalah menelusuri saldo awal periode berjalan kesaldo akhir yang telah
diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya (jika dapat dilakuka). Selanjutnya, aktivitas periode
berjalan dalam akun pengendalian buku besar dan akun penyisihan terkait harus direview untuk
setiap ayat jurnal yang signifikasi, yang tidak biasa dari segi sifat atau jumlah, yang memerlukan
investigasi khusus. Sebagai contoh, auditor harus menginvestigasi setiap piutang dan pendapatan
yang belum dibukukan dengan cara mencatat faktur penjualan dalam jurnal penjualan.

Selain itu, auditor juga dapat membuat neraca saldo piutang usaha secara langsung dari file
induk klien dengan menggunakan bperangkat lunak audit.

PROSEDUR ANALITIS

Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi atas saldo
piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan, dalam marjin kotor perusahaan.

PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI

Pengujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan selama pekerjaan interim (interim work)
bersama dengan pengujian pengendalian dalam bentuk pengujian bertujuan ganda.

Memvouching Catatan Piutang ke Transaksi Pendukung


File akan pelanggan yang diselenggarakan oleh klien harus berisi dokumen seperti pesanan
pelanggan, pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, memorandum kredit.

Pengujian ini dapat dilaksanakan secra lebih ekstensiuf apabila tingkat resiko deteksi yang
berlaku yang akan dicapai adalah rendah, atau untuk melengkapi prosedur konfirmasi apabila
situasi tertentu terjadi.

Melakukan Pengujian Pisah Batas untuk Penjualan dan Retur Penjualan

Pengujian pisah batas penjualan (sales cut-off tests) dirancang untuk memperoleh kepastian yang
layak bahwa (1) penjualan dan piutang usaha telah dicatat dalam periode akuntansi dimana
transaksi tersebut terjadi dan (2) ayat jurnal yang berkaitan dengan persediaan dan harga pokok
penjualan telah dibuat dalam periode yang sama.

Pengujian pisah batas retur penjualan (sales return cutoff test) adalah serupa dan terutama
diarahkan langsung pada kemungkinan bahwa retur yang dilakukan sebelum akhir tahun belum
dicatat setelah akhir tahun,

Melakukan Pengujian Pisah Batas atas Penerimaan Kas

Pengujian pisah batas penerimaan kas (cash receipts cutoff test) dirancang untuk memperoleh
kepastian yang layak bahwa penerimaan kas telah dicatat dalam periode akuntansi yang tepat.

PENGUJIAN RINCIAN SALDO

Dua bidang utama dari prosedur dalam kategori pengujian substantif untuk piutang usaha ini
akan dibahas : konfirmasi piutang dan prosedur tindak lanjut yang berkaitan serta prosedur untuk
mengevaluasi kecukupan penyisihan piutang tak tertagih.

Konfirmasi Piutang

Konfirmasi piutang usaha mencakup komunkasi tertulis secara langsung antara pelanggan dan
auditor.
Prosedur Audit Yang Berlaku Umum
Konfimasi piutang adalah prosedur sudit yang berlaku umum. AU 330, proses konfimasi (SAS
67),
Menyatakan ada anggapan bahwa auditor akan meminta konfirmasi piutang selama melakukan
audit, kecuali:
·         Piutang usaha bersifat tidak material terhadap laporan keuangan
·         penggunaan konfirmasi akan menjadi tidak efektif
Formulir Konfirmasi
Ada dua formulir permintaan konfirmasi:
1.    Konfirmasi Positif
2.    Konfirmasi Negatif
Penentuan Waktu Dan Luas Permintaan Konfirnasi
Luas permintaan konfirmasi, atau ukuran sample berhubungan terbalik dengan setiap factor-
faktorr berikut:
1.    Tingkat resiko deteksi yang dapat duterima untuk arsesi dimana bukti konfirmasi dipakai
2.    Luas dimana pengujian sudstantif lainnya akan bermanfaat untuk mencapai tingkat resiko
tersebut
3.    Salah saji piutang usaha yang dapat ditoleransi

Pengendalian atas Permintaan Konfirmasi


Mengendalikan setiap langkah dalam proses konfirmasi. Hal ini berikut:
1.    Memastikan bahwa jumlah, nam, dan alamat pada konfirmasi telah sesuai dengan data akun
pelanggan
2.    Menjaga peyimpanan konfirmasi sampai dikirimkan
3.    Mewajibkan pengiriman jawaban langsung ke auditor

Disposisi Pengecualian

Jawaban konfirmasi mungkin akan berisi beberapa pengecualian (exeptions) yang tidak dapat
dihindarkan. Pengacualian ini dapat disebabkan oleh barang yang masih dalam perjalanan (in
transit) dari klien ke pelanggan.

Prosedur alternatif untuk konfirmasi yang tidak dijawab


Apbila tidak ada jawaban jawaban yang diterima atas permintaan konfirmasi positif kedua atau
ketiga dari pelanggan. Prosedur semacam ini dapat diterima apabila dua kondisi berikut berlaku:

·         Tidak ada factor kualitatif yang tidak bisa bersangkutan dengan tidak menjawab
konfirmasi, seperti yang tidak diterima menyangkut transaksi akhir tahun.

·         Tidak adanya jawaban, yang diproyeksikan sebagai salah saji 100% terhadap populasi dan
ditambahkan kejumlah semua perbedaan lainnya yang belum disesuaikan, tidak akan
mempengaruhi keputusan auditor tentang apakah laporan keuangan secara material sudah benar

Memeriksa Penagihan Berikutnya

Bukti terbaik mengenai eksistensi dan ketertagihan piutang adalah penerimaan pembayaran dari
pelanggan, sebelum mengakhiri pekerjaan lapangan audit, klien mungkin telah menerima
pembayaran dari beberapa pelanggansebagai pelunashutang pada tanggal konfirmasi.

Memvouching Faktur-faktur terbuka yang Berisi Saldo

Satu-satunya perbedaan adalah bahwa prosedur tersebut dibatasi untuk itemitem yang
mengandung saldo akun per tanggal dimana jawaban konfirmasi tidak diterima dan bukan
keseluruhan populasi piutang usaha.

Mengikhtisarkan dan Mengevaluasi hasil

Ikhtiar tersebut harus memberikan, pada tingkat minimum, data statistik mengenai:

·         Jumlah dan nilai dollar dan konfirmasi yang dikirimkan serta jawaban yang diterima

·         Proporsi dari total populasi yang dicakup oleh simple

Aplikabilitas asersi

Konfirmasi piutang usaha merupakan sumber bukti yang utama dalam memenuhi asersi
eksistensi atau kejadian, akan tetapi jawaban atas konfirmasi itu dapat mengungkapkan item-item
yang telah dibayar sebelumnya atau item-item yang tidak sesuai yang mempengaruhi penilaian
yang tepat atas jumlah yang terhutang.

Mengevaluasi Kelayakan Penyisihan Piutang Tak Tertagih


·         Penggunaan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menjumlah secara vertical dan
menjumlah kesamping neraca saldo umur piutang usaha.

·         Pengevaluasian estimasi sebelumnya atas piutang tak tertagih dengan pengalaman


berikutnya dan melihat kembali pengalaman sebelumya.

Perbandingan Penyajiaan Laporan dengan GAAP

Auditor harus memiliki pengetahuan tentang cara penyajian laporan dan persyaratan
pengungkapan untuk piutang usaha dan penjualan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umumnya (GAAP). Persyaratan ini meliputu identifikasi dan klasifikasi yang tepat, serta
pihak terkait lainnya

F. JASA BERNILAI TAMBAH

Dalam proses pelaksanaan audit, auditor dapat menetapkan tolak ukur(benchmark) at6as
kinerja purusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain, sebagai contoh auditor dapat
membicarakan:

·         Perusahaan telah secara efektif memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan penjualan


berdasarkan rasio penjualan terhadap total aktiva.

·         Piutang telah tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan penjualan, sehingga menghabiskan
arus kas.

Setelah auditor menyelesaikan audit atas siklus penjualan, dia harus mengikhtisarkan masalah
penting yang dapat menghambat kinerja jasa bernilai tambahan. Auditor dapat
merekomendasikan bahwa klien harus mempertimbangkan untuk mendorong perputaran lebih
cepat dengan diskon tunai, auditor dapat menggunakan pengetahuan yang diperoleh tentang
aspek-aspek lain dari audit menetukan apakah utilisasi yang buruk atas total aktiva akan
meninbulkan masalah piutang. Dengan cara ini akuntan publik bersertifikat (CPA) akan
menggunakan pengetahuan yang diperoleh selama melakukan audit guna membantu klien dalam
mengidentifikasi peluang untuk memperbaiki kinerja bisnis.
REFERENSI

Boynton, William C, Raymond N Johnson.2006.Modern Auditing 8th Edition

Anda mungkin juga menyukai