Rangkuman Modern Auditing Boynton Chapte
Rangkuman Modern Auditing Boynton Chapte
Usaha perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus
pendapatan adalah (1) penjualan kredit (penjualan yang dilakukan derngan hutang), (2)
penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai), dan (30 penyesuaian penjualan
(potongan, retur penjualan dan pengurangan harga, serta piutang tak tertagih [penyisipan dan
pengapusan]. Transaksi-ransaksi ini mempengaruhi akun-akun yang diuraikan pada Gambar
beriut. Tiga akun ini, yaitu harga pokok Penjualan (cost of goods sold), persediaan, dan kas, juga
dipengaruhi oleh kelompok transaksi dalam siklus lainya.
A. TUJUAN AUDIT
Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompeten yang
memcukupi tentang setiap asersi laporan keuangan yang signifikan saldo dan transaksi siklus
pendapatan. Untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik ini, auditor dapat menggunakan bebagai
bagian dari perencanaan audit dan metodologi pengujian audit, disamping itu aplikasi
metodologi ini untuk siklus pendapatan juga diarahkan pada tujuan audit spesifikasi yang telah
diberi nomor urut (C1,…EO2,…EO1,…V4,…dan seterusnya) dalam Gambaran 1-2 seperti akan
dijelaskan lebih lanjut nanti, pencapaian tujuan audit atas.
Kelompok
Kategori Transaksi Tujuan Audit Spesifikasi
Asersi atau
Saldo
Eksistensi atau Transaksi Catatan transaksi penjualan menggambarkan barang-barang
kejadian yang dikirmkan atau jasa-jasa yang diberikan selama periode
kejadian berjalan (EO1) Catatan transaksi penerimaan kas
menggambarkan kas yang diterima selama periode berjalan
(EC2). Catatan penyesuaian penjualan selama periode berjalan
Saldo menggambarkan diskon yang telah diorientasi, retur dan
pengurangan harga, serta piutang tak tertagih (EO3)
Transaksi Piutang usaha menggambarkan jumlah tagihan kepada
Kelengkapan pelanggan yang ada pada tanggal neraca (EO4).
Saldo Seluruh penjualan (C1), Penerimaan, Kas (C2), dan penyesuaian
Transaksi penjualan (C3), yang dilakukan selama periode berjalan telah
Hak dan dicatat.
Kewajiban Saldo Piutang usah; termasuk seluruh klaim kepada pelanggan pada
tanggal neraca (C4)
Transaksi Perusahaan mempunyai hak atas piutang (RO1) dan kas (RO2)
Penilaian atau yang dihasilkan dari transaksi siklus pendapatan yang dicatat
alokasI Piutang usaha pada tanggal neraca menggambarkan klaim resmi
Saldo perusahaan kepada pelanggan untuk membayar (RO3)
Seluruh penjualan (VA1) dan penerimaan kas (VA2) serta
penyesuaian penjualan (VA3)) telah dinilai dengan
menggunakan GAAP dan dijurnal, diikhtisarkan, serta diposting
Transaksi secara tepat.
Penyajian dan Piutang usaha menggambarkan klaim kotor perusahaan kepada
Pengungkapan Saldo pelanggan pada tanggal neraca dan sesuai dengan jumlah pada
buku pembantu piutang usaha (VA4)
Penyisihan untuk piutang tak tertagih menggambarkan estimasi
yang layak atas perbedaan antara piutang kotor dan nilai bersih
yang dapat direalisasihkan (VA5)
Perincian penjualan (PD1), penerimaan kas (PD2), dan
Penjualan (PD3), mendukung penyajiannya dalam laporan
keuangan termasuk klasifikasi serta pengungkapan yang terkait.
Piutang usaha (PD4) telah diidentifikasi dan diklasifikasikan
dengan benar dalam laporan keuangan.
Pengungkapan yang tepat telah dibuat atas piutang usaha yang
telah disetujui atau digadaikan (PD5).
Sejumlah dokumen dan catatan yang digunakan oleh perusahaan besar dalam penrosesan
transaksi penjualan kredit seringkali mencangkup hal –hal berikut:
1. Pesanan pelanggan. Pemintaan barang dagang oleh pelanggan yang diterima langsung dari
pelanggan, atau melalui wiraniaga (salesperson)
2. Pesanan penjualan. Formuloir yang menunjukan deskripsi, kuantitas, dan data lainnya
yang berkaitan dengan pesanan pelanggan.
3. Dokumen pengiriman. Formulir yang digunakan untuk menunjukan rincian dan tanggal
setiap pengiriman.
4. Faktur penjualan. Formulir yang menyatakan penjualan tertentu, termasuk jumlah yang
terutang, syarat, dan tanggal penjualan.
5. Daftar harga yang diotorisasi. Daftar atau file induk komputer yang berisi harga barang-
barang yang diotorisasi yang ditawarkan untuk dijual.
6. File transaksi penjualan. File komputer yang berisi transaksi penjualan yang telah
diselesaikan.
7. Jurnal penjualan. Daftar jurnal dari transaksi penjualan yang telah diselesaikan
8. File induk pelanggan. File yang berisi informasi tentang penririman dan penaghan
pelanggan serta batas kredit pelanggan
9. File induk piutang usaha. File yang berisi informasi tentang transaksi dan saldo dari setiap
pelanggan. File ini berfungsi sebagai dasar untuk menyusun buku pembantu piutang
usaha.
10. Laporan bulanan pelanggan. Laporan yang dikirim setiap pelanggan yang menunjukan
saldo awal, transaksi selama bulan berjalan, dan saldo akhir.
FUNGSI – FUNGSI
Pemrosesan transaksi pendapatan mencangkup fungsi-fungsi pendapatan berikut:
a. Meprakarsipenjualan. Permintaan oleh sebuah perusahaan untuk melakukan transaksi
penjualan dengan perusahaan lain, meliputi:
o Penerimaan pesanan pelanggan
o Persetujuan kredit
b. Pengiriman Barang dan Jasa. Pengiriman fisik atau penyerahan barang dan jasa, meliputi:
o Pemenuhan pesanan penjualan
o Pengiriman pesanan penjualan
c. Pencatatan penjualan . Pengakuan formal atas pendapatan oleh perusahaan, meliputi:
o Penagihan pelanggan
o Pencatatan penjualan
Setiap fungsi utama harus diberikan kepada individu atau departemen yang berbeda,
dengan melakukan pemisahan tugas yang memadai. Fungsi-fungsi, aktivitas pengendalian yang
berlaku, asersi yang relevan, dan tujuan audit spesifik akan dijelaskan bagian berikut.
Meprakasai Penjualan
Pada umumnya, memprakasai transaksi merupakan proses disetujuinya transaksi itu dengan
pihak ketiga yang independent. Banyak perusahaan besar memisahkan subfungsi berikut,
perusahaan yang dikelolah oleh pemiliknya (owner-managed entities) dapat menggabungkan
fungsi-fungsi ini dan mengoffset pemisahan tugas yang ideal dengan kelalaian signifikan yang
dilakukan oleh manager - pemilik. Proses disetujuinya kredit trutama penting dalam konteks
penjaminan bahwa barang-barang yang dikirimkan telah dibayar secara tepat waktu.
Persetujuan Kredit
Persetujuan kredit diberikan oleh department kreditv sesuai dengan keebijakan kredit
department dan batas kredit yang diotorisasi untuk setiap pelanggan. Biasanya komputer dapat
diprogram penjualan yang diantisifasi, dengan batas kredit pelanggan dalam file induk pelanggan
yang disetujui. Pengecekan atas kredit seluruh pelanggan baru harus selalu dilakukan, yang dapat
mencangkup perolehan laporan kredit dari lembaga pemberi peringkat seperti dun dan
Branstreet. Persetujuan kredit menunjukan apakah karyawan bagian kredit yang berwenang telah
mengikuti prosedur yang berlaku ketika menerima pelanggan baru dan mencata informasi kredit
tambahan ke file induk pioutang usaha. Pengendalian atas persetujuan kredit dirancang untuk
mengurangi resiko pencatatan setiap transaksi pendapatan pada jumlah yang melebihi jumlah kas
yang diharapkan akan direalisasi dari transaksi tersebut. Jadi, hal ini berhubungan dengan asersi
penilaian atau alokasi dari transaksi penjualan (VA1). Tentu saja, ekspektasi terhadap dapat
direalisasikan jumlah-jumlah tersebut akan berubah sepanjang waktu, yang mengakibatkan
diperlukannya suatu penyisihan untuk piutang tak tertagih. Pengendalian atas persetujuan kredit
juga akan memungkinkan manajemen membuat estimasi yang lebih andal atas besarnya
penyisihan tang diperlukan tersebut. Dengan demikian, pengendalian ini juga berhubungan
dengan asersi penilaian atau alokasi untuk penyisihan piutang tak tertagih (VA5)
Pencatatan Penjualan
Pencatatan Penjualan
Dalam system yang terkomputrisasi, file transaksi penjualan dibuat dalam proses penagihan
digunakan untuk
1. Memperbaharui (up date): piutang uasaha persediaan , dan file induk buku besar
2. Membuat jurnal penjualan dan ikhtisat transaksi buku besar yang menunjukan pemostingan
kesetiap akun buku besar.
Pengendalian atas pencatatan (dan yang berhubungan dengan audit spesifik) meliputi hal-hal
berikut:
· Penjualan hanya dicatat berdasarkan faktur penjualan dan dengan mencocokan dokumen
pengiriman serta pesanan penjualan yang membuktikan penjualan tersebut dan tanggal transaksi
(EO1, R1, VA1)
· Akuntansi untuk seluruh faktur penjualan bernomor urut (C1)
· Mengulangi (run – to – run) penjumlahan dengan mencocokan jumlah saldo akhir piutang,
ditambah penjualanyang telah diposting, dengan saldo akhir piutang (C1, EO1, VA1)
· Melakukan pengecekan yang independent secara periodic atas kesesuaian buku pembantu
piutang usaha atau file induk dengan akun pengendali buku besar (VA1).
Dua pengendalian manual yang penting juga harus ditempatkan dalam system pengendalian
internal yang dirancang dengan baik.
Auditor harus memperoleh pemahaman atas siklus penjualan yang mencukupi untuk
merencanakan audit. Yaitu,
· Kuantitas faktur yang tidak cocok dengan kuantitas pada dokumen pengiriman
Penerimaan kas merupakan hasil dari beberapa aktivitas. Sebagai contoh, kas diterima
dari transaksi pendapatan, pinjaman janka pendek dan pinjaman jangka panjang, serta aktiva
lainnya. Lingkup bagian ini dibatasi pada penerimaan kas dari penjualan tunai dan penagihan
dari pelanggan atas penjualan kredit.
Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemerosesan penerimaan kas adalah
sebagai berikut:
Resiko utama dalam memproses transaksi penerimaan kas sebelum atau sesusah catatan
penerimaan dibuat kinanpencurian kas sebelum atau sesudah catatan penerimaan dibuat. Dengan
demikian, prosedur pengendalian harus memberikan kepastian yang layak bahwa dokumentasi
penetapan tanggung telah dibuat pada saat kas diterima dan bahwa kas telah disimpan ditempat
yang aman. Resiko kedua adalah kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pemrosesan
penerimaan berikut.
Penerimaan melalui kasir (over –the-counter receipts)
Untuk penerimaan melalui kasir, penggunaan register kas atau terminal titik penjualan (point –
of-sale-terminal) sangat diperluka. Alat ini menyediakan:
· Gambaran visual secara langsung untuk pelanggan dengan jumlah penjualan tunai dan kas
yang dilanjutkan
· Kuitansi penerimaan yang dicetak atas nama pelanggan dan catatan internal atas transaksi
pada file komputer atau pita register yang terkunci
· Total pengendalian yang dicetak atas penerimaan harian yang diproses pada alat tersebut.
Penerimaan Melalui Pos (MAIL RECEPIPTS)
Untuk menimalkan kemungkinan pengalihan melalui pos, sebagaian besar perusahaan meminta
pelanggan untuk membayar dengan cek. Beberapa perusahaan yang memiliki volume
penerimaan melalui pos yang besar menggunakan system kotak pos (locksbox system). Alat ini
merupakan kotak surat (post office box) yang dikendalikan oleh bank perusahaan
Menyetorkan Kas ke Bank
Pengendalian fisik yang tepat atas kas mensyaratkan bahwa seluruh penerimaan kas disetorkan
secara utuhsetiap hari (deposited intact daily). Kata utuh berarti semua penerimaan harus
disetorkan; yaitu, pengeluaran kas tidak boleh dilakukan dengan penerimaan yang belum
disetorkan
Mencatat Penerimaan Kas
Fungsi ini meliputi pembuatan jurnal penerimaan kas secara over-the-counter dan melalui pos
serta posting penerimaan kas melalui pos keakun pelanggan. Untuk menjamin bahwa hanya
transaksi yang sah yang dimasukkan, akses fisik kecatatan akuntasi atau terminal komputer yang
digunakan untuk mencatat hal itu harus dibatasi pada orang yang berwenang. Penerimaan secara
over-the counter umumnya dicatat dalam akuntansi umum berdasarkan ikhtiar kas harian yang
diterima dari kasir.
PROSEDUR AWAL
Titik awal untuk memenuhi setiap pengujian audit adalah memperoleh pemahaman tentang
bisnis dan industri klien. Prosedur awal yang penting untuk memperivikasi piutang usaha dan
akun penyelisihan terkait adalah menelusuri saldo awal periode berjalan kesaldo akhir yang telah
diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya (jika dapat dilakuka). Selanjutnya, aktivitas periode
berjalan dalam akun pengendalian buku besar dan akun penyisihan terkait harus direview untuk
setiap ayat jurnal yang signifikasi, yang tidak biasa dari segi sifat atau jumlah, yang memerlukan
investigasi khusus. Sebagai contoh, auditor harus menginvestigasi setiap piutang dan pendapatan
yang belum dibukukan dengan cara mencatat faktur penjualan dalam jurnal penjualan.
Selain itu, auditor juga dapat membuat neraca saldo piutang usaha secara langsung dari file
induk klien dengan menggunakan bperangkat lunak audit.
PROSEDUR ANALITIS
Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi atas saldo
piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan, dalam marjin kotor perusahaan.
Pengujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan selama pekerjaan interim (interim work)
bersama dengan pengujian pengendalian dalam bentuk pengujian bertujuan ganda.
Pengujian ini dapat dilaksanakan secra lebih ekstensiuf apabila tingkat resiko deteksi yang
berlaku yang akan dicapai adalah rendah, atau untuk melengkapi prosedur konfirmasi apabila
situasi tertentu terjadi.
Pengujian pisah batas penjualan (sales cut-off tests) dirancang untuk memperoleh kepastian yang
layak bahwa (1) penjualan dan piutang usaha telah dicatat dalam periode akuntansi dimana
transaksi tersebut terjadi dan (2) ayat jurnal yang berkaitan dengan persediaan dan harga pokok
penjualan telah dibuat dalam periode yang sama.
Pengujian pisah batas retur penjualan (sales return cutoff test) adalah serupa dan terutama
diarahkan langsung pada kemungkinan bahwa retur yang dilakukan sebelum akhir tahun belum
dicatat setelah akhir tahun,
Pengujian pisah batas penerimaan kas (cash receipts cutoff test) dirancang untuk memperoleh
kepastian yang layak bahwa penerimaan kas telah dicatat dalam periode akuntansi yang tepat.
Dua bidang utama dari prosedur dalam kategori pengujian substantif untuk piutang usaha ini
akan dibahas : konfirmasi piutang dan prosedur tindak lanjut yang berkaitan serta prosedur untuk
mengevaluasi kecukupan penyisihan piutang tak tertagih.
Konfirmasi Piutang
Konfirmasi piutang usaha mencakup komunkasi tertulis secara langsung antara pelanggan dan
auditor.
Prosedur Audit Yang Berlaku Umum
Konfimasi piutang adalah prosedur sudit yang berlaku umum. AU 330, proses konfimasi (SAS
67),
Menyatakan ada anggapan bahwa auditor akan meminta konfirmasi piutang selama melakukan
audit, kecuali:
· Piutang usaha bersifat tidak material terhadap laporan keuangan
· penggunaan konfirmasi akan menjadi tidak efektif
Formulir Konfirmasi
Ada dua formulir permintaan konfirmasi:
1. Konfirmasi Positif
2. Konfirmasi Negatif
Penentuan Waktu Dan Luas Permintaan Konfirnasi
Luas permintaan konfirmasi, atau ukuran sample berhubungan terbalik dengan setiap factor-
faktorr berikut:
1. Tingkat resiko deteksi yang dapat duterima untuk arsesi dimana bukti konfirmasi dipakai
2. Luas dimana pengujian sudstantif lainnya akan bermanfaat untuk mencapai tingkat resiko
tersebut
3. Salah saji piutang usaha yang dapat ditoleransi
Disposisi Pengecualian
Jawaban konfirmasi mungkin akan berisi beberapa pengecualian (exeptions) yang tidak dapat
dihindarkan. Pengacualian ini dapat disebabkan oleh barang yang masih dalam perjalanan (in
transit) dari klien ke pelanggan.
· Tidak ada factor kualitatif yang tidak bisa bersangkutan dengan tidak menjawab
konfirmasi, seperti yang tidak diterima menyangkut transaksi akhir tahun.
· Tidak adanya jawaban, yang diproyeksikan sebagai salah saji 100% terhadap populasi dan
ditambahkan kejumlah semua perbedaan lainnya yang belum disesuaikan, tidak akan
mempengaruhi keputusan auditor tentang apakah laporan keuangan secara material sudah benar
Bukti terbaik mengenai eksistensi dan ketertagihan piutang adalah penerimaan pembayaran dari
pelanggan, sebelum mengakhiri pekerjaan lapangan audit, klien mungkin telah menerima
pembayaran dari beberapa pelanggansebagai pelunashutang pada tanggal konfirmasi.
Satu-satunya perbedaan adalah bahwa prosedur tersebut dibatasi untuk itemitem yang
mengandung saldo akun per tanggal dimana jawaban konfirmasi tidak diterima dan bukan
keseluruhan populasi piutang usaha.
Ikhtiar tersebut harus memberikan, pada tingkat minimum, data statistik mengenai:
· Jumlah dan nilai dollar dan konfirmasi yang dikirimkan serta jawaban yang diterima
Aplikabilitas asersi
Konfirmasi piutang usaha merupakan sumber bukti yang utama dalam memenuhi asersi
eksistensi atau kejadian, akan tetapi jawaban atas konfirmasi itu dapat mengungkapkan item-item
yang telah dibayar sebelumnya atau item-item yang tidak sesuai yang mempengaruhi penilaian
yang tepat atas jumlah yang terhutang.
Auditor harus memiliki pengetahuan tentang cara penyajian laporan dan persyaratan
pengungkapan untuk piutang usaha dan penjualan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umumnya (GAAP). Persyaratan ini meliputu identifikasi dan klasifikasi yang tepat, serta
pihak terkait lainnya
Dalam proses pelaksanaan audit, auditor dapat menetapkan tolak ukur(benchmark) at6as
kinerja purusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain, sebagai contoh auditor dapat
membicarakan:
· Piutang telah tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan penjualan, sehingga menghabiskan
arus kas.
Setelah auditor menyelesaikan audit atas siklus penjualan, dia harus mengikhtisarkan masalah
penting yang dapat menghambat kinerja jasa bernilai tambahan. Auditor dapat
merekomendasikan bahwa klien harus mempertimbangkan untuk mendorong perputaran lebih
cepat dengan diskon tunai, auditor dapat menggunakan pengetahuan yang diperoleh tentang
aspek-aspek lain dari audit menetukan apakah utilisasi yang buruk atas total aktiva akan
meninbulkan masalah piutang. Dengan cara ini akuntan publik bersertifikat (CPA) akan
menggunakan pengetahuan yang diperoleh selama melakukan audit guna membantu klien dalam
mengidentifikasi peluang untuk memperbaiki kinerja bisnis.
REFERENSI