Buku Ukai Formatif 4
Buku Ukai Formatif 4
0 Obatukai.com
P'1o.rMo.ci4, Leo.r'1i.n~ Po.r'U?e.Y'!
MODUL BELAJAR
obatukai.com
Pharmacist Learning Partner!
MODUL
FORMATIF 4
KIMIA ANALISIS
Outline :
Analisis Senyawa
Uji Kesesuaian Sistem
Sedian Herbal
ANALISIS SENYAWA
Metode analisis sederhana
Metode Prinsip Keterangan
Perbedaan bobot tetap saat ditimbang Umumnya pada analisis kadar abu
Gravimetri dan susut pengeringan
Reaksi asam basa yang dapat diganggu
Titrasi Bebas Air oleh adanya air basa kuat dg asam Analisis asam dan basa lemah
lemah atau asam kuat(HclO4/asam
perporat dg basa lemah (tiamin
hcl/B1)
Reaksi diazotasi menimbulkan Analisis nitrit dan senyawa turunan
Nitrimetri perubahan warna baku sekunder sulfanilamid
NaNo2 ( snya amin primer cth
kloramfenicol INH, Sulfa)
Reaksi kompleks antara EDTA sehingga Analisis logam valensi 2 dan 3 CaCl2
Kompleksometri menimbulkan warna Baku dalam Ringer laktat
senkunder Na2 EDTA (snywa : logam
kalisum laktat).
Reaksi redoks dalam larutan Analisis serimetri (Ce),
Titrasi Redoks Iodi: langsung dititrasi I2 permanganometri, iodo-iodimetri
Iodo:tak langsung kelebihan dititrasi
Na2S2O3
Titrasi Kelarutan senyawa hasil reaksi yang Analisis argentometri untuk kadar
Pengendapan mudah mengendap NaCl
Reaksi asam basa yang tidak diganggu Analisis basa dan asam kuat
Asidi-alkalimetri Air penetralan asam basa
Argentomerti Ada 4 metode;
Mort
Volhard
Ag NO3 senywa garam2 yang memliki
Hcl (tamin Hcl)
Pengenceran
C sampel= A sampel/ A baku x C baku
Nilai polar
0-6 : nonpolar
6-7: semipolar
>8 : Polar
luas area
L konsentrasi
Metode ini digunakan ketika standar eksternal yang dapat dipisahkan dari
komponen- komponen dari campuran tidak dapat dipilih.
2. Standar Adisi
I1 10. 104
7. 104
penambahan
Dibuat konsentrasi dari standar, ditambahkan ke dalam sampel yang tidak diketahui
konsentrasinya. Volume sampel sama, volume standar berbeda - beda. Sampel dan standar
(sampel dan standar zatnya sama) dicampurkan ke labu yang sama.
3. Internal Standar
Volume sama dari standar ditambahkan ke dalam sampel. Metode ini biasa digunakan pada
LC atau GC. Sampel dan standard zatnya berbeda. Standard yang digunakan yang memiliki
kemiripan bentuk struktur atau mempunyai sifat fisika kimia yang mirip.
rasio
konsentrasl
Working Standard adalah baku pembanding yang ditetapkan berdasarkan baku
pembanding utama.
Reference Standard adalah baku yang digunakan sebagai
referensi.
Contoh 3
Sebanyak 500 mg sampel yang mengandung vitamin C dilarutkan dalam 250 mL pelarut yang
sesuai sehingga diperoleh larutan stok 2000 ppm. Setelah itu dilakukan pengenceran
bertingkat dengan pengenceran pertama dilakukan dengan mengambil 2 mL dan diencerkan
hingga 100 mL, setelah itu 25 mL dari hasil pengenceran pertama diencerkan kembali hingga
100 mL pada labu takar. Larutan tersebut kemudian diukur serapannya pada
spektrofotometer dan diperoleh A = 0,506. Berapakah kadar vitamin C tersebut jika diketahui
persamaan kurva bakunya adalah y = 0,0379x – 0,0312?
Untuk menentukan bahwa apakah sistem analisis beroperasi secara benar atau tidak (rutin dilakukan).
parameter-parameter untuk uji kesesuaian sistem terinci sebagai berikut :
lain yang mungkin ada bahan tadi Penyimpangan hasil jika ada
dalam matriks sampel. merupakan selisih dari hasil uji keduanya
Linieritas Linearitas adalah Linearitas biasanya dinyatakan dalam
(nilai R nya) kemampuan metode istilah variansi sekitar arah garis regresi
dan Rentang analisis yang memberikan yang dihitung berdasarkan persamaan
respon yang secara langsung matematik data yang diperoleh dari hasil uji
atau dengan bantuan analit dalam sampel dengan berbagai
transformasi matematik konsentrasi analit
yang baik, proporsional
terhadap konsentrasi analit Jika yang dicari adalah nilai
dalam sampel. Rentang koefisien korelasi (misal nilai
metode adalah pernyataan
koefisien korelasinya 0,999).
batas terendah dan tertinggi
analit yang sudah
ditunjukkan dapat
ditetapkan dengan
kecermatan, keseksamaan,
dan linearitas yang dapat
diterima.
Batas Deteksi Batas deteksi adalah jumlah Penentuan batas deteksi suatu metode
dan Batas terkecil analit dalam sampel berbeda-beda tergantung pada metode
Kuantitasi yang dapat dideteksi yang analisis itu menggunakan instrumen atau
masih memberikan respon tidak. Pada analisis yang tidak
signifikan dibandingkan menggunakan
dengan blangko instrumen batas tersebut ditentukan
dengan mendeteksi analit dalam sampel
pada pengenceran bertingkat. Pada analisis
instrumen batas deteksi dapat dihitung
dengan mengukur respon blangko
beberapa kali lalu dihitung simpangan baku
respon blangko dan formula di bawah ini
dapat digunakan untuk perhitungan:
Q = k x Sb / S1
Q = LOD (batas deteksi) atau LOQ (batas
kuantitasi)
k = 3 untuk batas deteksi atau 10 untuk
batas kuantitasi
Sb = simpangan baku respon analitik dari
blangko
Sl = arah garis linear (kepekaan arah) dari
kurva antara respon
terhadap konsentrasi = slope (b pada
persamaan garis y = a+bx)
LOQ
Macam2 standart:
Standar addisi: karena kadarnya terlalu kecil sehingga perlu penambahan dari luar
Standar Internal: Standarnya dimsukan ke dalam sampelnya: biasanya senyawanya
tidak sama dengan sampelnya tp sifatnya hampir menyerupi.
Standar Eksternal: Sperti membuat kurva baku sampel dibuat tersendiri
SEDIAAN HERBAL
Tambahan:
Syarat Obat herban terstandar adalah Menurut “keputusan Kepala BPOM RI
no. HK.00.05.4.2411:
a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
b. Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/ pra klinik
c. Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam
produk
Suhu Pengeringan Oven Untuk Simplisia : pada suhu 30°C sampai 90°C, tetapi
suhu yang terbaik adalah tidak melebihi 60°C. Bahan simplisia yang mengandung
senyawa aktif yang tidak tahan panas atau mudah menguap harus dikeringkan pada suhu
serendah mungkin, misalnya 30°C sampai 45°C atau dengan cara pengeringan vakum
yaitu dengan mengurangi tekanan udara di dalam ruang atau lemari pengeringan, sehingga
tekanan kira-kira 5 mm Hg.
(15-20%)
Outline:
V (penutup).
Tercantum dalam:
1. Permenkes RI Nomor 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan
1. Rumah Sakit:
- Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Pelayanan sediaan farmasi di Rumah Sakit harus mengikuti standar
pelayanan kefarmasian.--> Upaya meningkatkan mutu pelayanan RS
maka perlu dilakukan minimal Akreditasi 3 tahun sekali.
- Permenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
Sakit Klasifikasi RS: Jenis Pelayanan Rumah Sakit Umum dan Rumah
1. Industri Farmasi:
- Permenkes RI Nomor 1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
Izin Industri Farmasi dikeluarkan oleh Dirjen Binfar dengan
PemenuhuanCPOB diajukan kepada Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan serta Pemenuhan Administrasi diajukan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi. Industri Farmasi minimal harus memiliki 3 orang
apoteker yang masing- masing menempati posisi sebagai kepala
bagian produksi, manager pengawasan mutu (QC) dan manager pemastian
mutu (QA).
2. Industri Obat Tradisional daftar ke Kemenkes:
- Permenkes RI Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Industri Usaha Obat Tradisional
Izin IOT blh semua sedian dan IEBA (Industri) ekstrak saja bahan
jdnya dikeluarkan oleh Dirjen Binfar (Kementrian Kesehatan)
Untuk mendapatkan izin edar, obat yang akan di registrasi oleh Industri Farmasi harus
memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Aman dan berkhasiat, dibuktikan melalui uji preklinik dan uji klinik sesuai dengan status
perkembangan ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
2. Memenuhi persyaratan mutu yang dinilai dari proses produksi yang sesuai Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), spesifikasi dan metode pengujian bahan baku dan
produk jadi dengan bukti yang sahih (ada sertifikatnya).
3. Penandaan berisi informasi yang lengkap dan objektif yang dapat menjamin penggunaan
obat secara tepat, rasional dan aman.
4. Khusus untuk psikotropika baru, kemanfaatan & keamanannya lebih unggul
dibandingkan dengan obat standar dan obat yang beredar di Indonesia untuk indikasi
yang di klim.
5. Khusus untuk kontrasepsi untuk program nasional dan obat untuk program lainnya harus
dilakukan uji klinik di Indonesia.
6. Sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat dan terjangkau (ditetapkan oleh Badan
POM).
keterangan:
1. Industri Farmasi melakukan pendaftaran kepada Kepala Badan POM, sekaligus tahapan
pra-registrasi yang akan menentukan jalur evaluasi dan kategori registrasi. Pada tahap
ini dilakukan pula penyerahan dokumen pra-registrasi.
2. Pemberitahuan hasil pra-registrasi secara tertulis dari BPOM
3. Pengajuan registrasi dengan menyerahkan berkas registrasi, mengisi formulir registrasi
dan disket, menyerahkan bukti pembayaran biaya evaluasi dan pendaftaran, serta hasil
pra-registrasi
4. Evaluasi berkas registrasi obat oleh Komnas Penilai Obat Jadi yang dibentuk oleh Badan
POM
Jalur evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) terdiri atas:
I. Jalur 40 (empat puluh) hari meliputi:
a. Registrasi variasi minor yang memerlukan persetujuan;
Tipe
Keterangan Kriteria
Registrasi
Baru registrasi obat yang belum
mendapat izin edar di Indonesia.
Ulang registrasi perpanjangan masa Obat yang telah habis masa berlaku izin
berlaku izin edar edarnya dapat diperpanjang selama
memenuhi kriteria yang diatur dalam
peraturan ini melalui mekanisme
Registrasi Ulang
Variasi registrasi perubahan aspek Perubahan terhadap obat yang telah
apapun pada obat yang telah mendapat nomor izin edar
memiliki izin edar di Indonesia,
termasuk tetapi tidak terbatas
pada perubahan formulasi,
metoda, proses pembuatan,
spesifikasi untuk obat dan bahan
baku, wadah, kemasan dan
penandaan.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Keterangan :
DIGIT 1: Menunjukkan nama obat jadi
D : Nama Dagang
G : Nama Generik
KOTAK 6,7 dan 8: Menunjukkan nomor urut pabrik, (jumlah pabrik 100 < X < 1000)
X = nomor urut pabrik
KOTAK 9,10, dan 11: Menunjukkan nomor urut obat jadi yang disetujui untuk masing-
masing pabrik (jumlah obat jadi untuk tiap pabrik ada yang lebih dari 100 dan diperkirakan
tidak lebih dari 1000)
KOTAK 15: Menunjukkan kemasan berbeda untuk tiap nama, kekuatan dan bentuk sediaan
obat jadi (untuk satu nama, kekuatan, dan bentuk sediaan obat jadi diperkirakan tidak lebih
dari 10 kemasan)
1 : Menunjukkan kemasan utama
2 : Menunjukkan beda kemasan yang pertama
3 : Menunjukkan beda kemasan yang kedua, dst.
Pemusnahan
- yang dimusnahkan: yang rusak, kadaluarsa, dibatalkan izin edarnya,
Kesehatan Kabupaten/Kota.
setempat
Pelaporan:
- Minimal tanggal 10 setiap bulannya, pelaporan dilakukan di SIPNAP (1 Bulan)
- Berita Acara Pemusnahan Narkotika dibuat 4 rangkap (Kemenkes – Dirjen
Binfar, Badan POM RI, Dinkes Prov, dan Pertinggal)
Outline:
Kode Etik dan Aplikasinya
Kode etik Isi
Kewajiban terhadap pasien Mengutamakan kepentingan dan hak asazi
masyarakat (pasien), melindungi pasien
Kewajiban terhadap teman Saling menasihati terkait kepatuhan terhadap
sejawat kode etik, mempergunakan kesempatan
untuk meningkatkan kerjasama antar
apoteker dalam memelihara keluhuran
martabat jabatan kefarmasian
Kewajiban terhadap Meningkatkan hubungan profesi,
sejawat petugas kesehatan saling menghargai tupoksi profesi,
lain menjauhkan dari hilangnya kepercayaan
masyarakat terhadap petugas kesehatan lain
ETIKA
Jenis Etika Pengertian dan Contoh
Veracity Mengatakan atau menyampaikan kebenaran (kejujuran)
(to tell the truth) Contoh: seorang pasien berhak mengetahui diagnosis penyakitnya.
Non-maleficence Prinsip ini menyediakan satu analisis pertanyaan dari berbagai
(to do no harm) keputusan. Pertanyaan itu adalah “apakah tindakan saya akan makin
memperburuk pasien?”
Contoh: seorang pasien yang kesulitan untuk menelan obat maka
sebagai apoteker hendaklah meminimalisir penggunaan oral untuk
pasien tsb.
Beneficence Bentuk lain dari prinsip menghindari menyakiti orang lain namun lebih
(to do good) proaktif.
Contoh: seorang pasien yang sudah mendapatkan pengobatan lalu
diberikan konseling dan juga dilakukan monitoring berkala terhadap
penyakit nya.
Confidentiality Menghormati privasi orang lain dengan tetap menjaga kerahasiaan
(to respect informasi. (Kerahasiaan)
privacy) Contoh: seorang wanita datang ke apotek membeli vaginal douch
dan ingin mendapatkan konseling cara pemakaian. Kemudian di
apotek tersebut ada pria yang sedang menebus resep. Maka apoteker
hendaklah melakukan konseling terhadap wanita tsb di ruang khusus.
Fairness Adil dan bertanggung jawab. Saling menghormati setiap individu dan
(to be fair and masyarakat agar keputusan yang diambil adalah keputusan yang adil
Outline:
Daftar Program Vaksin Pemerintah
Penanganan Resistensi Antibiotik Indonesia
Outline:
Perencanaan dan Pengadaan, Pendistribusian
Manajerial Farmasi
PENGADAAN
Pengadaan Keterangan
E Purchasing Metode/tata cara pembelian obat secara elektronik
berdasarkan e-Catalog. Sistem dilakukan secara online pada e-
Catalogue.
E Catalogue Sistem Informasi elektrik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi
teknis, harga obat,
Tender Tertutup Hanya dilakukan untuk rekanan tertentu yang sudah terdaftar dan
punya riwayat yang baik (a.l.: pelayanannya baik, MoU-
nya mudah dan bila ada obat yang kadaluarsa dapatdikembalikan).
Tender Terbuka Berlaku untuk semua rekanan yg terdaftar dan sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan, dan disetujui oleh RS, biasanya
pengumumannya lewat media cetak maupun elektronik. Biasanya
dilakukan oleh PUSKESMAS
Negosiasi pembeli melakukan pendekatan pada beberapa supplier (biasanya 3
atau lebih) untuk menentukan harga. Pembeli juga dapat melakukan
tawar-menawar dengan para supplier untuk memperoleh harga atau
pelayanan tertentu.
Pendistribusian:
Sentralisasi penyimpanan dan pendistribusian perbekalan farmasi dipusatkan pada
satu tempat di instalasi farmasi.
Desentralisasi pelayanan farmasi mempunyai cabang di dekat unit pelayanan/depo
farmasi. Penyimpanan dan pendistribusian perbekalan farmasi tidak langsung
dilayani oleh pelayanan farmasi pusat tetapi disuplai dari depo/satelit tersebut.
Ada 4 macam system distribusi perbekalan farmasi :
1. System persediaan lengkap di ruang rawat (ward floor stock) untuk obat obatan
yang emergency pada IGD biasanya menggunakan sistem Total Floor Stock
(Sediaan farmasi dan alkes disimpan di ruangan)
2. System peresepan individual (IP) berdasarkan resep dan pemberiannya
langsung seluruhnya biasanya di rawat jalan.
3. Kombinasi peresepan individu dengan ward floor stock
Manajerial Farmasi
A. Penetapan Harga
Penetapan harga merupakan hal yang penting di dalam praktek
dengan rumus:
Contoh soal
Apoteker penanggung jawab apotek akan membuat surat pesanan beberapa obat :
Penjualan : Rp 1.500.000.000
Pembelian : Rp 700.000.000
Persediaan awal : Rp 90.000.000
Retur pembelian : Rp 10.000.000
Biaya operasional : Rp 300.000.000
Persediaan akhir : Rp 80.000.000
Hitunglah berapa harga pokok penjualan apotek ?
Jawab : c. Rp 700.000.000
Pembahasan :
Hpp = (Persediaan awal + pembelian) - persediaan akhir - retur pembelian
= (Rp 90.000.000 + Rp 700.000.000 ) – Rp 80.000.000 – Rp 10.000.000
= Rp 700.000.000
Contoh: Nilai stok barang suatu apotek pada awal tahun 2016 adalah Rp
153 juta dan nilai pembelian pada selama tahun 2016 tercatat Rp 98,2 juta.
Nilai stok barang pada akhir tahun 2016 setelah dihitung adalah Rp 102 juta
dengan omset rata-rata selama satu tahun mencapai angka Rp 211 juta
(faktor harga jual = 1,25). Berapa HPP apotek tersebut di tahun 2016?
5.000.000
= 25%
= 20.000.000
Target penjualan = 50% BEP + BEP
= 50% (20.000.000) + 20.000.000
= 30.000.000
Target penjualan = 25% BEP + BEP
= 25% (20.000.000) + 20.000.000
= 25.000.000
Contoh Soal: Pemilik apotek harus membayarkan pajak penghasilan sebanyak 1 % dari
omset apotek sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013. Pada tahun
2016 rata- rata omset apotek per tahun ialah Rp. 90.000.000 per bulan. Berapakah
pajak penghasilan yang harus dibayar oleh pemilik apotek pada tahun 2016 ?
a. Rp. 900.000
b. Rp. 1.080.000
c. Rp. 9.000.000
d. Rp. 10.800.000
e. Rp. 90.000.000
Pembahasan:
= (rata- rata omset per bulanx 12 bulan) x pph = (90.000.000 x 12 bulan) x 1%
= 10.800.000
Outline:
9stars Pharmacist
Poin Pengertian
Care giver Profesional kesehatan yg peduli, dalam wujud nyata
memberi pelayanan kefarmasian kepada pasien dan
masyarakat luas, berinteraksi secara langsung, meliputi
pelayanan klinik, analitik, tekik, sesuai dengan peraturan yang
berlaku (PP No 51 tahun 2009)
Decision maker mampu menetapkan/ menentukan keputusan terkait
pekerjaan kefarmasian
Communicator interaksi kepada pasien, masyarakat, dan tenaga
kesehatan berjalan dengan baik,
Manager Apoteker akan mengepalai sub bagian dalam suatu
struktur organisasi
Leader Memiliki visi dan misi yang jelas, dapat mengambil
kebijakan yang tepat
Long life learner Memiliki waktu belajar tanpa kenal batas waktu, guna
memberikan pelayanan yang maksimal untuk masyarakat
Teacher menjadi pendidik/akademisi/edukator bagi pasien,
masyarakat, maupun tenaga kesehatan lainnya terkait ilmu
farmasi dan kesehatan
Researcher Peneliti utama dalam penemuan dan pengembangan
sediaan farmasi
Enterpreneur Menjadi wirausaha dan mengembangkan kemandirian
ekonomi.
TAMBAHAN
Pengenceran:
V1.N1= V2.N2 Tips baca baik2 apakah yang ditanyakan volume 2 atau air yang
perlu tambahkan krn sering ada soal air yang perlu ditambahkan
BKO dalam jamu yang sering ditemui dan ditarik BPOM adalah Sildenafil sirtrat
LASA : Contoh (cara penulisanya yang hurufnya sama ditulis kecil yang Beda ditulis
Kapital):
CIPRofloksasin 500 mg dengan LEVofloksasin 500 mg
FORtibi dengan SANtibi
DOBUTamine dengan DOPamine
Cara penyusunan: Disusun tidak boleh bersebelahn harus diberi jarak antar LASA dan
Diberi Tanda Stiker (Tulisan Merah Beground Putih) kalau High
Alert (Tulisan Putih Beground Merah).
Contoh Obat2 High Alert
NO GOLONGAN NAMA OBAT
FENTANYL INJEKSI
MORFIN INJEKSI
CODIPRONT SIRUP 60 ML
CODIPRONT CAPSUL
CODIPRONT CUM EXPECT SYR
CODIPRONT CUM EXPECT CAP
1
NARKOTIKA CODEIN 10 MG TABLET
CODEIN 20 MG TABLET
CODEIN 15 MG TABLET
PETHIDIN INJEKSI
CODITAM TABLET
MST CONTINUES TABLET
STESOLID 5 MG SUPP
STESOLID 10 MG SUPP
PHENOBARBITAL INJEKSI
CLOBAZAM TABLET
VALISANBE 5 MG TABLET
VALISANBE 2 MG TABLET
DIAZEPAM 2 MG TABLET
2 PSIKOTROPIKA ALPRAZOLAM 0,5 MG TABLET
ALPRAZOLAM 1 MG TABLET
STESOLID INJEKSI 10 MG/2 ML
STESOLID SIRUP 60 ML
PHENOBARBITAL 30 MG TAB
SIBITAL INJEKSI
SEDACUM O,5 (15 MG/3 ML) INJ
SEDACUM O,1 ( 5 MG/5 ML) INJ
LEVEMIR
NOVOMIX
NOVORAPID
3 ANTIDIABETIKA/INSULIN HUMALOG MIX
HUMALOG
LANTUS
APIDRA
EPINEPRINE INEJEKSI
4 ADRENERGIK AGONIS
NOREPINEPRINE INJEKSI
PROPANOLOL TABLET
5 ADRENERGIK ANTAGONIS
EPHEDRINE HCL INJEKSI
KETAMIN INJEKSI
6 ANASTESI AGENTS PROPOFOL/RECOFOL INJEKSI
BUPIVACAIN INJEKSI
LIDOCAIN INEJKSI
AMIODARONE INJEKSI DAN TABLET
7 ANTI ARITMIA
PEHACAIN INJEKSI
PERDIPINE INJEKSI
8 ANTI THROMBOTIC AGENT HEPARIN/ INVICLOT INEKSI
NEUROMUSKULAR BLOKING ATRAKURIUM INJEKSI
9
AGENT TRAMUS INJEKSI
NACL 3% INFUS
KCL 7,46% (25 ML)
DEXTROSE 40% (25 ML)
MEYLON
10 ELEKTROLIT KONSENTRAT
MGSO4 20% (25 ML)
MGSO4 40% (25 ML)
MANITOL 20% INFUS
TAMBAHAN LAGI
Permenkes 72 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di RS:
Pengelolaan
Instalasi Farmasi sistem satu pintu
- Pembuatan formularium
- Pengadaan
- Pendistribusian
- Pelayanan kefarmasian
Kebijakan pengelolaan obat (High alert RS):
- LASA
- Elektrolit konsentrasi tinggi (KCl 2meq, K2PO4 dan NaCl lebih dari 0,9%,
MgSO4 lebih dari 50%
- Obat sitostatika
Pendistribusian
Pelayanan distribusi obat
- Floor stock
- IP
- UDD
- Sistem Kombinasi
Permenkes 56 tahun 2014 tentang klasifikasi dan perizinan RS
RS Kelas A
Tenaga Kefarmasian
- 1 sebagai Kepala IFRS
- Masing-masing 5 di rawat jalan dan rawat inap, dengan 10 TTK yg membantu
- 1 di IGD, 2 TTK
- 1 di ICU, 2 TTK
More Info:
Instagram: obatukai | Line: @obat.id
email: obatukai@gmail.com
obatukai.com