Anda di halaman 1dari 4

Nama : NADYA NURUL HUDAIFAH

NIM/KELAS : 21010117120071/B

A. SEJARAH BIM
BIM merupakan representasi digital dari karakteristik fisik dan karakter
fungsional dari suatu Bangunan. Karena itu, di dalamnya terkandung semua Informasi
mengenai elemen-elemen Bangunan tersebut yang digunakan sebagai basis
pengambilan keputusan dalam kurun waktu siklus umur Bangunan mulai dari konsep
hingga demolisi.
Konsep BIM sudah ada sejak tahun 1970-an. Meskipun demikian istilah
Building Information Modelling (BIM) mulai popular setelah Autodesk merilis
sebuah makalah yang berjudul " Building Information Modeling” disekitar tahun
2002. Istilah Building Information Modeling kembali muncul dipertengahan tahun
2005 ketika US General Service Administration (GSA) membuat keputusan untuk
membangun Gedung pengadilan baru di Jackson, Mississippi dengan total luas
410.000 ft2. Sejak saat itu, 2D software yang digunakan untuk merancang dan
mendokumentasi semua fase konstruksi sementara GSA meminta stafnya untuk
beralih dari 2D kependekatan 3D (Robert L. R., 2011).
(Sumber : http://sibima.pu.go.id)
Menurut Ballard dan Koskela 1998, dari yang tradisional sampai tingkat yang
lebih tinggi dalam industri bangunan untuk melaksanakan proyek menggunakan
proses linear dimana penyampaian komunikasi dan pertukaran informasi terjadi
secara berurutan dari pelaku industri dengan pelaku industri lainnya. Setiap pelaku
industi memenuhi kewajibannya masing-masing untuk menghasilkan dan
menambahkan informasi pada semua gambar dalam proyek bangunannya masing-
masing. Itu berarti dalam mendapatkan ide untuk pembangunan konstruksi biasanya
membutuhan waktu tujuh kali lebih banyak bahkan lebih dari itu. Dapat dilihat
mengapa perselisihan beda pendapat dan miskomunikasi adalah masalah umum dalam
industri bangunan.
Sejak pertama kali banyak yang mengganggap BIM sebagai teknologi baru
yang didasarkan pada software dan penelitian mengenai BIM diartikan sebagai
pengembangan software. Software yang mampu merancang bentuk 3D sudah ada
sejak tahun 1973, kemudian pada tahun 1975 Eastman memprediksikan bahwa
teknologi baru ini mampu membuat industri bangunan jauh lebih efektif. Janni Tjell,
2010
Nama : NADYA NURUL HUDAIFAH
NIM/KELAS : 21010117120071/B

Menurut Eastman 1975, konsep BIM ketika pertama kali diluncurkan


diprediksikan dengan cara pendekatan ini dibuat akan mengubah proses didalam
industri baangunan, tetapi tidak ada perubahan dan tidak sesuai dengan prediksi.
Perubahan dari teknologi BIM ternyata menyebabkan untuk mempertimbangkan
paradigma dalam industri konstruksi bangunan seperti yang disarankan oleh Eastman
Eastman, 2008. Perubahan paradigma dalam konteks ini berarti mengubah persepsi
mendasar bagaimana merancang dan membangun sebuah gedung. Perubahan persepsi
ini harus datang dari orang yang terlibat dalam industri konstruksi bangunan, karena
mereka yang harus membuat perubahan. Eastman et al, mengatakan bahwa
mengadopsi BIM saja tidak akan selalu menyebabkan suatu proyek akan sukses. BIM
adalah seperangkat teknologi dan proses kerja yang harus didukung oleh tim,
manajemen, dan owner. BIM tidak akan menggantikan manajemen yang sangat baik,
tim proyek yang baik ataupun budaya kerja yang saling menghargai.

Sumber:
Ballard, Koskela. 1998. BIM History. Di dalam skripsi : Febriana Saputri. Bim
Implementation On Ipb’s Library Building Structure With Tekla Structures 17
Software, 2012. Bogor : 9
Eastman Et Al. 1975. BIM History. Di dalam skripsi : Febriana Saputri. Bim Implementation
On Ipb’s Library Building Structure With Tekla Structures 17 Software, 2012. Bogor
:9
Eastman Et Al. 2008. BIM History. Di dalam skripsi : Febriana Saputri. Bim Implementation
On Ipb’s Library Building Structure With Tekla Structures 17 Software, 2012. Bogor
:9

B. IDENTIFIKASI STAKEHOLDER:
Input:
 Project Charter
Sebagai input pada proses ini, pada project charter terdapat informasi mengenai
pihak internal dan external yang terkait dengan proyek.
Yaitu: sponsor, customer, anggota team, kelompok atau departemen yang
berpartisipasi dalam proyek, lainnya.
Nama : NADYA NURUL HUDAIFAH
NIM/KELAS : 21010117120071/B

 Procurement documents
Pada dokumen ini, terdapat informasi mengenai pihak seperti supplier,
subkontraktor, dan vendor lainnya berupa kandidat atau calon stakeholder
 Enterprice enviromental factors
Pada faktor ini menjelaskan dampak atau pengaruh proses identifikasi stakeholder
seperti budaya dan struktur organisasi, standart industri, peraturan, kecenderungan
global, regional, dan lokal, termasuk kebiasaannya.
 Organizational process assests
Ini juga dapat mempengaruhi proses identifikasi Stakeholder seperti template
daftar Stakeholder, Lesson learned pada tahap atau proyek sebelumnya, dan daftar
Stakeholder pada proyek sebelumnya.
Dalam melakukan proses ini, terdapat beberapa alat atau teknik yang berguna, yaitu:
 Stakeholder analysis
Identifikasi dilakukan pada aspek kepentingan, harapan, dan pengaruh stakeholder
terhadap tujuan proyek, termasuk hubungan stakeholder dengan proyek dan
dengan stakeholder lainnya.
 Expert judgement
merupakan teknik untuk meyakinkan identifikasi yang komprehensif. Ini dapat
dilakukan oleh Senior management, unit organisasi lain, dan stakeholder inti yang
telah teridentifikasi, project manager yang pernah mengerjakan proyek yang
serupa, konsultan, dan para profesional terkait.
 Meeting. Merupakan meeing yang secara khusus membahas identifikasi
stakeholder.
Ouput
Hasil dari langkah ini adalah Stakeholder register yang berisi main output, seperti:
 Informasi identifikasi stakeholder. Seperti nama, posisi organisasi, lokasi,
peran, dan informasi kontak person.
 Informasi penilaian. Seperti Harapan utama, pengaruh potensial terhadap
proyek, fase proyek, dan lainnya.
 Klasifikasi stakeholder. Seperti Internal / external, supporter / netral / resistor,
dan lainnya.
 Komunikasi. Seperti media dan cara komunikasi yang dianggap paling sesuai
terhadap masing-masing stakeholder.
Nama : NADYA NURUL HUDAIFAH
NIM/KELAS : 21010117120071/B

Hasil dari analisis Identifikasi Stakeholder untuk Pembangunan Jembatan


Cable Stayed, dalam hal ini diasumsikan sebagai proyek strategis nasional:
1. Promoters, memiliki kepentingan besar terhadap program dan juga kekuatan untuk
membantu keberhasilan perubahan proyek
 Direktur Jembatan
 Kasubdit Standar dan Pedoman
 Kasubdit Perencanaan dan pemrogaman
 Kasubdit Teknik Jembatan
 Kasubdit Pemantauan dan Evaluasi
 Kasie Jembatan Khusus
2. Defenders, memiliki kepentingan pribadi dan dapat member dukungan tetapi
kekuatannya kecil untuk mempengaruhi perubahan proyek
 Kabalai Pelaksanaan Jalan
 Kepala Dinas PUPR
3. Latents, tidak memiliki kepentingan khusus tetapi mempunyai kekuatan besar
untuk mempengaruhi proyek perubahan.
 Direktur Jenderal Bina Marga
 Sesditjen Bina Marga
4. Apathetics, kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan.
 Kelompok/perorangan ahli professional
 Pakar Jembatan (Akademisi dan Praktisi)
 Konsultan Perencana
 Konsultan Pengawas
 Konsultan Manajemen Konstruksi
 Kontraktor Pelaksana
 Sub Kontraktor
 Arsitektur
 Mechanical dan Electrical engineer
 Asosiasi bidang Jembatan

Anda mungkin juga menyukai