Oleh :
Kelompok : Kelompok :
Lolong, Inar Eko Winata, Margareta
Aguswandi Dela Motte, Cinia
Jocom, Nigel Lantemona, Indira
Saulinggi, Abraham Paseki, Marcelina
Ticoalu, Gledis Rantung, Prhicillya
Woruntu, Omega Saerang, Stacy
Silalahi, Ruth
2013 / 2014
Principles :
Struktur dan framework diperlukan untuk memampukan kita dalam pola pikir dari
aktivitas manusia yang sudah semakin kompleks.
Struktur yang dikembangkan dengan baik membuat pekerjaan dari proyek ini betul-
betul ada. Tidak hanya sekedar planning saja, tapi akan dikerjakan.
Dengan menafsirkan kompleksitas dari sebuah pekerjaan, membantu tugas dari
manajerial dalam pembuatan proyek.
Learning Objective :
Introduction
Peluncuran Nintendo Wii generasi ketujuh di Eropa merupakan even yang sangat
dinantikan. Sebagai proyek pengembangan, produk ini memiliki kompleksitas yang
signifikan dimana konsep baru dari game ini pertama kali melibatkan seluruh keluarga. Wii
sangat populer sampai-sampai perusahaan agak kesulitan untuk menangani permintaan
konsumen. Salah satu kompleksitas juga yang terjadi adalah Wii menjadi berbahaya bagi
beberapa orang. Cedera dialami oleh beberapa pemain yang tidak terbiasa berolahraga, dan
controller juga dapat terlempar dan mengenai layar TV. Sebagai akibatnya, perusahaan
asuransi menjadi stakeholder yang tidak disengaja dalam proyek ini.
Ini menjadi pembelajaran yang sangat penting bagi para manajer dimana mereka
harus mempelajari kompleksitas yang ada dalam proyek tersebut. Jika suatu proyek telah
terstruktur menjadi lebih efektif dan efisien, maka akan mencapai hasil akhir yang dapat
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pengguna.
“Pekerjaan dapat diselesaikan hampir dimana saja”. Sebagai contoh, Mazda MX5
(Miata) car, dirancang di California, dibiayai di Tokyo dan New York, diuji di Inggris, dirakit
di Michigan dan Mexico menggunakan komponen yang dirancang di Amerika dan dibuat di
Jepang. Merupakan suatu proyek yang memiliki kompleksitas yang tinggi dimana anggota
tim berada pada keadaan geografis yang terpisah. Dengan perluasan Uni Eropa dan
Organisasi Perdagangan Dunia, jumlah perdagangan dunia telah meningkat. Ini membuat
keadaan semakin lebih kompleks.
Selain itu, proyek menjadi lebih kompleks karena :
Pada umumnya ide-ide yang sederhana telah dieksploitasi terlebih dahulu. Itu
menjadikan kita untuk menjadi lebih inovatif.
Bisnis menjadi semakin kompleks. Perusahaan bukan hanya menyediakan produk
atau jasa yang dibutuhkan tetapi menyediakan “paket” yang memenuhi seluruh
kebutuhan.
Project dideliver melalui kontrak turnkey, dimana pengguna akhir tidak berinteraksi
antara bagian-bagian yang berbeda dari sebuah sistem melainkan dengan supplier
dalam ketetapan dari keseluruhan sistem.
Sebagai tambahan:
Quality management yang effektif telah menjadi salah satu sumber keunggulan
kompetitif bagi banyak organisasi. Memiliki sertifikasi yang diakui mulai menjadi
suatu oersyaratan mutlak yang harus dimiliki ountuk dapat memasuki sebuah pasar.
Perubahan lingkungan yang kompetitif dalam suatu organisasi membuat manajer harus
memikirkan kembali cara-cara dalam mengatur proyek. Perubahan ini berdampak pada
perubahan-perubahan dalam sebuah proyek serta manajernya, diantaranya ialah :
Waktu telah menjadi sumber utama competitive advantage, apakah itu dalam
pembangunan jalan ataupun pengembangan proyek baru.
Berkembangnya gagasan bahwa anggota tim pelaksana sebuah proyek bukan hanya
sebuah gigi penggerak namun merupakan sumber kreativitas. Konsep ini sering kali
didengar melalui konsep “dengan setiap pasang tangan yang ada, kita mendapatkan
semakin banyak ide baru”.
Perubahan teknologi yang semakin cepat. Bukan hanya terus berganti, kecepatan
pergantian itu pun juga semakin cepat
Organisasi yang semakin berfokus kepada kepuasan pelanggan dan bukan sekedar
memenuhi kebutuhan pelanggan. Ekspektasi konsumen mengenai bagaimana suatu
produk terus berkembang.
Berkembangnya trend dimana hubungan antara supplier dan customer semakin
mangarah menuju integrasi dan keterbukaan.
Sebagian besar perubahan fundamental dalam fungsi management didorong oleh
penelitian terhadap sistem produksi Toyota, dimana ide utamanya adalah tentang
tujuan perusahaan, berpikir jangka panjang, serta Total Quality Management yang
merupakan pendekatan terhadap semua elemen dalam sebuah sistem.
Perkembangan sektor industri yang begitu pesat di negara-negara maju 10 tahun
terakhir. Perekonomian negara-negara Uni Eropa telah melepaskan
ketergantungannya dari manufaktur dan mengandalkan pertumbuhan dari sektor jasa
untuk menyediakan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi.
Konsep context dapat diuraikan lebih lanjut dengan berbagai cara. Salah satu penjelasan
mengenai context adalah akronim PESTEL.
Suatu proyek dapat dikatakan sebagai suatu proses mengubah input yang ada menjadi
output. Dalam proses konversi tersebut, suatu proyek akan menghadapi berbagai kendala
(constraint) dan menggunakan seperangkat alat bantu (mechanism) dalam prosesnya. Hal
tersebut dapat dijelaskan melalui ICOM model.
Input
Input merupakan sebuah kebutuhan atau keinginan yang dijadikan alasan diadakannya sebuah
proyek. Tujuan dari suatu proyek adalah menciptakan kepuasan akan kebutuhan tersebut.
Ada dua macam kebutuhan yang harus diperhatikan oleh project manager. Yang pertama
adalah kebutuhan dasar (original needs) yang merupakan tujuan awal dari pelaksanaan suatu
proyek. Yang kedua adalah kebutuhan tambahan/lain-lain (emergent needs) yang merupakan
kebutuhan yang baru muncul ketika suatu proyek sedang berlangsung.
Constraint
Constraint merupakan kendala yang harus dihadapi dalam pelaksanaan suatu proyek. Ada
tiga tantangan paling mendasar dalam pelaksanaan proyek.
1. Waktu. Setiap proyek memiliki jangka waktu (deadline) yang harus dipenuhi dalam
penyelesaiannya.
2. Biaya. Sumber daya financial yang harus dipenuhi untuk melaksanakan suatu proyek.
3. Kualitas. Standar hasil akhir yang harus dipenuhi oleh sebuah proyek.
Selain tiga kendala utama diatas, masih ada kendala-kendala lain yang harus diperhatikan
oleh seorang project manager.
1. Hukum. Biasanya ada hambatan dalam hukum untuk membuat suatu proyek.
Misalnya dalam izin mendirikan bangunan.
2. Etika. Bagaimana etika dari kebijakan organisasi mereka di masa lalu akan
dipertanyakan untuk melaksanakan proyek yang baru.
3. Lingkungan hidup. Situasi lingkungan yang tidak mendukung dalam proyek.
4. Logika. Membutuhkan kepastian dari beberapa aktivitas yang harus diselesaikan
sebelum proyek dimulai.
5. Aktivasi. Tindakan yang menunjukkan apakah proyek dimulai.
6. Pengaruh tidak langsung. Saat perubahan akan berdampak pada department lainnya.
Outputs
Output dapat digambarkan sebagai kebutuhan yang telah dipenuhi. Pemenuhan
kebutuhan tersebut dapat berupa:
Perubahan informasi, misalnya spesifikasi dari sebuah produk.
Produk kasat mata, seperti bangunan dan lainnya.
Perubahan terhadap individu. Selama masa proyek, participants telah menerima
pengetahuan yang baru.
Mechanisms
Mekanisme sumber daya pendukung tercapainya tujuan dari suatu proyek.
Mekanisme dapat berupa :
Manusia – Pihak-pihak yang terlibat baik secara langsung ataupun tidak langsung
dalam suatu proyek.
Pengetahuan dan keterampilan – Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh
pihak-pihak yang terlibat dalam proyek apakah itu sesuai dengan kebutuhan proyek.
Sumber daya finansial
Alat bantu dan teknik – Metode yang digunakan untuk mengorganisir sumber daya
yang ada
Teknologi – Aset-aset kasat mata yang akan membantu pelaksanaan sebagian atau
bahkan keseluruhan proyek.
Sama seperti dalam organisasi, terkadang permasalahan yang sama terjadi secara
berulang. Ini menandakan bahwa tidak adanya feedback atau umpan balik, dimana
seharusnya mereka dapat belajar dari pengalaman-pengalaman lalu sehingga organisasi dapat
melakukan pengembangan terhadap proses proyek dalam peningkatan qualitas dan proyek
tersebut menjadi lebih efisien dan efektif.
Organisasi seperti hawlet-packard paham betul akan hal ini. Agar tidak jatuh dalam
kesalahan yang sama, hawlet-packard menjadikan proyek-proyek mereka sebelumnya
sebagai bahan pembelajaran dan titik awal dalam menjalankan suatu proyek baru. Fokus pada
pengalaman baik dan buruk yang dialami dalam proyek sebelumnya berarti menyiapkan
perbaikan dan peningkatan untuk proyek berikutnya. Hal itu tidaklah mudah. Merupakan
sebuah tantangan bagi seorang project manager untuk mentrasfer ilmu atau pengalaman dari
proyek sebelumnya ke dalam pelaksanaan suatu proyek yang baru.
Salah satu pendekatan yang digunakan adalah membagi proyek ke dalam empat fase
yang berbeda. Namun sebelum membagi proyek ke dalam empat fase tersebut, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan.
Pelaksanaan proyek melibatkan banyak kegiatan pra-proyek untuk memastikan
apakah sumber daya yang dibutuhkan serta persiapan-persiapan lainnya telah siap.
Proyek-proyek lain yang dibatalkan sebelumnya karena berbagai alasan.
Seringkali terdapat banyak tahapan dalam tiap-tiap fase utama dalam suatu proyek.
Kembali ke 4 fase utama dalam sebuahproyek, keempat fase tersebut biasa dikenal
dengan model 4-D. 4-D dapat diuraikan sebagai berikut.
Define the project. Ini merupakan fase dimana proyek disusun. Dalam fase ditentukan
apa yang menjadi tujuan dari proyek tersebut serta alasan-alasannya.
Design the project. Tahap dimana rencana disusun. Dalam tahap ini dibangun model
yang menunjukan bagaimana setiap kebutuhan yang ada akan dipenuhi, mengevaluasi
semua kemungkinan untuk menghasilkan hasil akhir yang optimum, dan
meminimalisir kemungkinan adanya masalah.
Do it. Tahap pelaksanaa dari suatu proyek. Pelaksanaan ini harus sesuai dengan
meodel dan rencana yang telah disusun sebelumnya.
Develop the process. Tingkatkan kualitas produk dan proses berdasarkan pengalaman
yang ada.
Setiap fase dalam proyek memiliki berbagai aktifitas berbeda. Berikut beberapa
contoh aktifitas dalam setiap fase:
Selain model 4-D, model lain yang biasa digunakan untuk menjelaskan siklus hidup
dari suatu proyek adalah siklus CADMID yang dikembangkan oleh Kementrian Luar Negeri
Inggris. Berikut adalah gambaran dari siklus CADMID.
Dalam siklus CADMID terdapat persamaan dengan siklus project pada umumnya.
Dari gambar tersebut dapat kita lihat dari tahap concept jumlah biaya yang dikeluarkan masih
sedikit, dan biaya akan meningkat pada saat tahap manufacture dan in-service, setelah itu
biaya kembali menurun pada saat disposal menyatakan bahwa tidak banyak aktivitas pada
fase terakhir. Concept menyatakan fase pertama yaitu Define, Assessment dan Demonstration
menyatakan fase Design, Manufacture dan In-Service menyatakan fase Deliver, dan Disposal
menyatakan fase Develop.
Book launch
Sebagai salah satu toko buku yang tersisa milik pribadi, peluncuran buku adalah
kesempatan besar. David Smith, pemilik toko, mengambil alih tugas dari mereka secara
pribadi sehingga dia bisa mempertahankan kontak dengan penulis dan pelanggan tetapnya.
David Smith melihat kerabat yang terdekat untuk peluncuran berikutnya, dia menjelaskan
bahwa proyek ini sebagai proyek yang paling penting dan ia telah merencanakannya selama
enam bulan kedepan.
Dari dua kasus diatas dapat kita simpulkan bahwa setiap proyek memiliki tingkat
kompleksitas yang berbeda-beda. Oleh sebab itu diperlukan pendekatan yang berbeda pula
dalam menjalankan setiap proyek.