Anda di halaman 1dari 17

Mata Kuliah Teori Graf

POHON
Teori Graf - Pohon
Fitri Nur Aini (18301241035)
Dalam materi sebelumnya, kita telah mempelajari tentang graf terhubung tanpa sikel, seperti
model graf untuk senyawa kimia, administrasi suatu organisasi, dan silsilah keluarga. Graf semacam ini
dikenal sebagai pohon. Dalam bab ini, kita akan mempelajari konsep pohon secara umum, dengan
penekanan khusus pada pohon yang membentang di dalam sebuah graf terhubung, dan pada teorema
Cayley yang terkenal mengenai enumerasi pohon-pohon berlabel.

Sifat-Sifat Pohon

DEFINISI

Pohon merupakan salah satu bentuk khusus dari suatu graf. Misalkan 𝐴 merupakan sebuah
himpunan berhingga simpul pada suatu graf 𝐺 yang terhubung. Suatu graf terhubung yang setiap pasangan
simpulnya hanya dapat dihubungkan oleh suatu lintasan tertentu, maka graf tersebut dinamakan pohon.
Dengan kata lain, pohon merupakan sebuah graf tak berarah terhubung yang tidak memuat siklus. Pohon
merupakan graf sederhana. Perhatikan pohon pada gambar di bawah ini.

Pohon

Pohon dengan dua, tiga,


dan empat simpul

Teori Graf - Pohon


Pohon Keputusan

Pohon merupakan jenis graf non-trivial yang paling sederhana. Pohon mempunyai beberapa sifat
yang “indah”. Beberapa sifat pohon lainnya akan diuraikan dalam teorema berikut ini.

TEOREMA 3.1 Bila 𝑇 adalah sebuah graf dengan 𝑛 simpul. Maka, pernyataan-pernyataan
berikut semuanya setara:
i. 𝑇 adalah sebuah pohon
ii. 𝑇 tidak memuat siklus, dan memiliki 𝑛 − 1 rusuk
iii. 𝑇 terhubung dan memiliki 𝑛 − 1 rusuk
iv. 𝑇 terhubung, dan setiap rusuknya adalah sebuah jembatan
v. Setiap dua simpul dalam 𝑇 dihubungkan oleh persis satu buah lintasan
vi. 𝑇 tidak memuat siklus, namun penambahan setiap rusuk baru akan membentuk persis satu
buah siklus.

Pembuktian
Jika 𝑛 = 1, maka seluruh keenam butir teorema di atas akan menjadi tak bermakna (trivial); oleh
sebab itu, kita mengambil asumsi bahwa 𝑛 ≥ 2
(i) ⟹ (ii). Karena 𝑇 tidak memuat siklus, menghilangkan sembarang rusuknya pastilah akan
memutuskan 𝑇 menjadi dua graf yang terpisah, yang masing-masingnya adalah sebuah pohon.
Dengan demikian, melalui induksi, jumlah rusuk di dalam masing-masing dari kedua pohon ini sama

Teori Graf - Pohon


dengan jumlah simpulnya dikurangi satu. Dengan mengganti rusuk yang dihilangkan, kita dapat
menyimpulkan melalui deduksi bahwa jumlah total rusuk dalam 𝑇 adalah 𝑛 − 1.
(ii) ⟹ (iii). Jika 𝑇 adalah graf tak-terhubung, maka tiap-tiap komponen 𝑇 adalah sebuah graf
terhubung yang tidak memuat silus dan karenanya, berdasarkan butir sebelumnya [di atas], jumlah
simpul dalam tiap-tiap komponen itu melebihi jumlah rusuknya sebanyak 1 [yaitu, sama dengan
jumlah rusuk ditambah satu]. Dengan demikian, jumalh total simpul dalam 𝑇 melebihi jumlah total
rusuk sebanyak sedikitnya 2, yang notabene bertentangan dengan fakta bahwa 𝑇 memiliki 𝑛 − 1
rusuk.
(iii) ⟹ (iv). Menghilangkan sembarang rusuk dalam 𝑇 akan menghilangkan sebuah graf dengan 𝑛
simpul dan 𝑛 − 2 rusuk, yang harus merupakan graf tak-terhubung berdasarkan Teorema 2.2.
(iv) ⟹ (v). Karena 𝑇 merupakan graf terhubung, maka harus ada setidaknya satu lintasan antara setiap
pasang simpul di 𝑇. Jika suatu pasangan simpul dihubungkan oleh dua lintasan, maka kedua
lintasan ini pastilah membentuk sebuah siklus, yang bertentangan dengan fakta bahwa setiap
rusuknya adalah sebuah jembatan.
(v) ⟹ (vi). Jika 𝑇 memuat sebuah siklus, maka setiap dua simpulnya akan dihubungkan oleh sedikitnya
dua buah lintasan, yang bertentangan dengan pernyataan (v).jika sebuah rusuk 𝑒 ditambahkan ke
𝑇, maka, karena simpul-simpul yang bersinggungan dengan 𝑒 telah lebih dulu terhubung dalam 𝑇,
sebuah siklus akan terbentuk.
(vi) ⟹ (i). Misalkan bahwa 𝑇 tak-terhubung. Jika kita menambahkan ke dalam 𝑇 sebuah rusuk yang
menghubungkan sebuah simpul di dalam salah satu komponen 𝑇 ke sebuah simpul di dalam
komponen 𝑇 lainnya, maka tidak ada siklus yang akan terbentuk. ∎

Hasil dari teorema di atas dapat dikatakan sebagai definisi lain dari pohon.

Perhatikan bahwa, berdasarkan lemma jabat-tangan, jumlah derajat dari seluruh 𝑛 smpul pada
sebuah pohon sama dengan dua kali jumlah rusuknya [dalam pohon itu] (= 2𝑛 − 2). Dengan demikian,
Jika 𝑛 ≥ 2, setiap pohon dengan n simpul akan memiliki sedikitnya dua simpul ujung.

Teori Graf - Pohon


MARI BERLATIH!

Dari beberapa contoh graf di bawah ini, manakah yang merupakan pohon dan mana
yang bukan merupakan pohon?

Pembahasan :
Graf 𝐺1 dan 𝐺2 merupakan pohon, sedangkan 𝐺3 dan 𝐺4 bukan pohon

POHON TERENTANG (SPANNING TREE)


Definisi
Misalkan 𝐺 adalah sebuah graf. Sebuah pohon di 𝐺 yang memuat semua titik 𝐺 disebut pohon
rentang dari 𝐺. Untuk sembarang graf terhubung 𝐺, kita dapat memilih sebuah siklus (jika di dalamnya
memang ada) dan menghapus sembarang rusuk siklus tersebut, dan graf yang diperoleh akan tetap
terhubung. Kita mengulang prosedur ini dengan salah satu siklus yang diperoleh akan tetap terhubung.
Kita mengulangi prosedur ini dengan salah satu siklus yang tersisa dalam 𝐺 dan sebuah pohon yang
menyambungkan semua simpul di dalam 𝐺.

Istilah-istilah dalam Pohon Terentang


Rank Siklus (Cycle Rank)
Jumlah total rusuk yang dihapus setelah kita melakukan prosedur untuk mendapatkan pohon
terentang. Dituliskan dengan notasi 𝛾(𝐺). Perhatikan bahwa 𝛾(𝐺) = 𝑚 − 𝑛 + 1, yang adalah
sebuah bilangan bulat bukan negatif.

Teori Graf - Pohon


Rank Himpunan Potong (Cutset Rank)
Jumlah rusuk di dalam sebuah pohon terentang. Dapat dituliskan dengan notasi 𝜉(𝐺); sehingga
𝜉(𝐺) = 𝑛 − 1.

Selanjutnya, kita akan membuktikan sebuah teorema sederhana mengenai pohon terentang.
Dalam teorema ini, komplemen dari pohon terentang 𝑇 pada graf terhubung, 𝐺, merupakan sebuah graf
yang dihasilkan dari 𝐺 dengan cara menghapus semua rusuk dalam 𝑇.

TEOREMA 3.2 Jika 𝑇 adalah sembarang pohon pada sebuah graf terhubung G, maka
(i) setiap himpunan potong dalam 𝐺 memiliki sebuah rusuk bersama dengan 𝑇;
(ii) setiap siklus dalam 𝐺 memiliki sebuah rusuk bersama dengan komplemen 𝑇.

Pembuktian
(i) Misalkan 𝐶 ∗ adalah sebuah himpunan potong dalam 𝐺, yang bilamana dihapus akan membelah sebuah
komponen 𝐺 menjadi dua subgraf 𝐻 dan 𝐾. Karena 𝑇 adalah sebuah pohon terentang, 𝑇 harus
memuat sebuah rusuk yang menyambungkan sebuah simpul dalam 𝐻 ke sebuah simpul dalam 𝐾, dan
inilah rusuk yang kita cari.
(ii) Misalkan 𝐶 adalah sebuah siklus dalam 𝐺, yang tidak memiliki rusuk bersama dengan komplemen 𝑇.
maka 𝐶 harus berada di dalam 𝑇, yang merupakan sebuah kontradiksi.

Dalam hal ini, erat kaitannya dengan konsep pohon terentang 𝑇 dalam sebuah graf terhubung 𝐺.
Kita tahu pula adanya himpunan dasar siklus yang terkait dengan 𝑇. Himpunan dasar berikut dibentuk
dengan cara apabila kita menambahkan sembarang rusuk dalam 𝐺 yang belum berada di 𝑇 ke dalam 𝑇,
maka berdasarkan teorema 3.1 bagian (vi) kita akan mendapatkan sebuah siklus yang unik. Himpunan
semua siklus yang dibentuk dengan car aini disebut himpunan dasar dari siklus yang berkaitan dengan 𝑻.
Jumlah siklus dalam sembarang himpunan dasar harus sama dengan rank siklus dari 𝐺. Gambar 3.3
memperlihatkan himpunan dasar siklus dari graf yang diperlihatkan dalam gambar 3.2.

Teori Graf - Pohon


Berdasarkan teorema 3.1 bagian (iv), penghapusan sembarang rusuk dari dalam 𝑇 akan membelah
himpunan simpul dalam 𝑇 menjadi dua buah himpunan yang tak saling berpotongan, 𝑉1 dan 𝑉2. Himpunan
semua rusuk dalam 𝐺 yang menyambungkan sebuah simpul dalam 𝑉1 ke sebuah simpul dalam 𝑉2 adalah
sebuah himpunan-potong dari 𝐺, dan himpunan dari semua himpunan-potong yang diperoleh dengan cara
ini, yaitu dengan menghapus tiap-tiap rusuk dalam 𝑇 secara terpisah/satu-per-satu, disebut himpunan
dasar dari himpunan-potong yang berkaitan dengan 𝑻. Jumlah himpunan-potong di dalam sembarang
himpunan dasar harus sama dengan rank himpunan-potong dari 𝐺. himpunan dasar himpunan-potong
dari graf dalam Gambar 3.2, yang terkait dengan pohon terentang yang dilukiskan adalah
{𝑒1 , 𝑒5 }, {𝑒2 , 𝑒5 , 𝑒7 , 𝑒8 }, {𝑒3, 𝑒6 , 𝑒7 , 𝑒8 }, dan {𝑒4 , 𝑒6 , 𝑒8 }.

Aplikasi dalam Pohon Terentang


1) Jalan terminimum yang menghubungkan semua kota
2) Perutean pesan pada jaringan computer
3) Multicast

Teori Graf - Pohon


MARI BERLATIH!

Tentukan pohon terentang dari graf 𝐺 di bawah ini!

Pembahasan :
Misalkan kita mempunyai graf 𝐺 seperti pada di bawah ini. Terdapat 3 pohon rentang
dari graf 𝐺, yaitu graf 𝐴, 𝐵, dan 𝐶. Tampak jelas bahwa graf 𝐴, 𝐵, dan 𝐶 masing-masing
memuat semua simpul dari graph 𝐺 serta mengandung sisi-sisi dari 𝐺 demikian
sehingga tidak terbentuk sikel.

Teori Graf - Pohon


CONTOH

Disini kita akan menentukan rank siklus, rank himpunan potong, beserta himpunan
dasar dari himpunan potong pada gambar 3.2

• Menentukan Rank Siklus


Kita dapat menghitung rank siklus dari gambar 3.2 dengan cara berikut :
𝛾(𝐺) = 𝑚 − 𝑛 + 1
𝛾(𝐺) = 8 − 5 + 1
𝛾(𝐺) = 4
Menurut definisi, jumlah total rusuk yang dihapus setelah kita melakukan
prosedur untuk mendapatkan pohon terentang adalah 4 yaitu rusuk 𝑒5 , 𝑒6, 𝑒7,
dan 𝑒8.
• Menentukan Rank Himpunan Potong
Kita dapat menghitung rank himpunan potong dari gambar 3.2 dengan cara
berikut :
𝜉(𝐺) = 𝑛 − 1
𝜉(𝐺) = 5 − 1
𝜉(𝐺) = 4
Menurut definisi, jumlah rusuk di dalam sebuah pohon terentang adalah 4 yaitu
rusuk 𝑒1 , 𝑒2, 𝑒3 , dan 𝑒4

Teori Graf - Pohon


Menghitung Pohon

MENCACAH MOLEKUL KIMIA


Salah satu penggunaan pohon adalah dalam melakukan enumerasi terhadap molekul-
molekul kimia. Apabila kita mempunyai sebuah molekul yang terdiri dari hanya atom karbon
dan hydrogen, maka kita dapat merepresentasikannya sebagai graf dimana tiap atom karbon
diwakili oleh sebuah simpul yang berderjat 4, dan tiap atom hydrogen diwakili oleh sebuah
simpul yang berderajat 1.
Pada Tahun 1857, Arthur Cayley mempelajari hidrokarbon, ikatan kimia yang
terbentuk dari atom hidrogen dan karbon. Dia mengetahui bahwa atom hidrogen terikat
(secara kimia) dengan satu atom yang lainnya, dan setiap atom karbon terikat dengan empat
atom lainnya. Perhatikan gambar berikut ini.

Diagram kimia di atas dapat digambar Kembali sebagai graf yang diilustrasikan pada
gambar di bawah ini.

Teori Graf - Pohon


Graf untuk 𝑛-butana dan 2-metilpropane diperlihatkan dalam Gambar 3.7. Walaupun
kedua molekul ini memiliki rumus kimia yang sama, 𝐶4 𝐻10 namun keduanya adalah molekul
yang berbeda karena atom-atom karbonnya tersusun secara berbeda di dalam masing-
masing molekul tersebut. Namun, kedua molekul ini memang berasal dari satu kelas molekul
yang sama, yaitu alkana atau paraffin, dengan rumus kimia umum 𝐶𝑛 𝐻2𝑛+2.

Selanjutnya bagaimana jika muncul pertanyaan berapa banyak molekul yang berbeda
yang mempunyai rumus kimia ini? Yang pertama adalah kita memperhatikan bahwa graf
sembarang molekul dengan rumus kimia 𝐶𝑛 𝐻2𝑛+2 merupakan sebuah pohon menurut
teorema 3.1 bagian (iii) karena graf tersebut terhubung dan mempunyai

1
𝑛 + (2𝑛 + 2) = 3𝑛 + 2 simpul dan {4𝑛 + (2𝑛 + 2)} = 3𝑛 + 1 rusuk
2

Perhatikan bahwa alkana dapat ditentutan sepenuhnya dengan mengetahui susunan


atom karbonnya, karena atom hidrogennya dapat ditambahkan dengan cara sedemikian rupa
untuk menambah derajat tiap-tiap simpul karbon hingga bernilai 4. Oleh karena itu, kita dapat
membuang atom hydrogen tersebut seperti pada gambar 3.8 dan persoalannya akan
tersederhanakan menjadi bagaimana menemukan jumlah pohon dengan n simpul, yang
mana masing-masing simpul mempunyai derajat 4.

Teori Graf - Pohon


MENGHITUNG POHON BERLABEL
Pohon berlabel adalah pohon yang pada setiap simpul mempunyai keterangan yang
digunakan untuk mengindikasikan bahwa diagram tersebut digunakan untuk tujuan tertentu.
Label digunakan untuk memberi keterangan pada simpul. Simpul tersebut mempunyai fungsi
tertentu.
Pada gambar 3.9 memperlihatkan tiga cara untuk memberi label sebuah lintasan yang
terdiri dari empat simpul. Karena pohon berlabel yang kedua adalah kebalikan dari pohon
berlabel yang pertama, kita menganggap bahwa pohon berlabel pertama dan kedua sama. Di
sisi lain, tak satu pun dari kedua pohon ini isomorfis dengan pohon berlabel yang ketiga. Hal
ini dapat Anda ketahui dengan membandingkan derajat simpul yang diberi label 3. Maka,
karena kebalikan dari setiap lintasan berlabel bukan merupakan sebuah lintasan baru, jumlah
4!
cara untuk memberi label lintasan ini adalah = 12
2

Demikian juga cara untuk memberi label pada gambar 3.10 adalah 4, karena simpul
pusatnya dapat diberi label dengan empat cara yang berbeda dan masing-masingnya
menentukanlabel apa yang diberikan pada tiap-tiap simpul.

Jumlah total pohon berlabel non-isomorfis dengan empat simpul adalah 12 + 4 = 16.
Kita sekarang akan membuktikan teorema Cayley, yang memperluas hasil di atas secara
umum bagi pohon berlabel dengan 𝑛 simpul.

Teori Graf - Pohon


MARI BERLATIH!

Hitung dan tentukanlah banyaknya graf berlabel yang tidak isomorfik untuk graf
dengan tiga titik simpul!

Pembahasan :

TEOREMA 3.3 (Cayley, 1889) Terdapat 𝑛 𝑛−2 pohon berlabel yang berbeda dengan 𝑛 simpul.

BUKTI PERTAMA
Kita menetapkan sebuah hubungan korespondensi satu-satu di antara himpunan
pohon berlabel yang memiliki n simpul, dengan himpunan baris (𝑎, . . . , 𝑎𝑛−2 ), di mana tiap-
tiap 𝑎𝑖 adalah sebuah bilangan bulat yang memenuhi 1 ≤ 𝑎𝑖 ≤ 𝑛. Karena terdapat persis
sebanyak 𝑛 𝑛−2 baris semacam ini, kita mendapatkan bukti yang diinginkan. Kita
mengasumsikan 𝑛 ≥ 3, karena hasil ini akan tak bermakna (trivial) bila 𝑛 = 1 atau 2.
Untuk menetapkan hubungan korespondensi satu-satu tersebut, kita pertama-tama
mengambil sebuah pohon berlabel berderajat 𝑛, 𝑇, dan menunjukkan bagaimana baris
tersebut dapat ditentukan. Jika 𝑏1 adalah label (bilangan) terkecil yang diberikan bagi sebuah

Teori Graf - Pohon


simpul ujung, maka kita memberikan label 𝑎1, bagi simpul yang bertetangga dengan simpul
𝑏1 ; sebagai contoh, jika 𝑇 adalah sebuah pohon berlabel dalam Gambar 3.11, maka 𝑏1 = 2
dan 𝑎1 = 6. Kita kemudian menghapus simpul 𝑏1 , beserta rusuk persinggungannya, yang
menyisakan sebuah pohon berlabel dengan derajat 𝑛 − 1. Kita kemudian memberikan label
𝑏2 sebagai label terkecil untuk simpul ujung dalam pohon baru kita, dan memberikan label 𝑎2
bagi simpul tetangga 𝑏2 dalam contoh ini, 𝑏2 = 3 dan 𝑎2 = 5. Kita kemudian menghapus
simpul 𝑏2 beserta rusuk persinggungannya, seperti sebelumnya. Kita terus melanjutkan
prosedur ini sampai hanya tersisa dua buah simpul saja, dengan demikian, baris yang dicari
adalah (𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑛−1 ); dalam contoh ini, 𝑏3 = 4 dan 𝑎3 = 6, 𝑏4 = 6 dan 𝑎4 = 5, 𝑏5 = 5
dan 𝑎5 = 1, dan baris yang diinginkan adalah (6, 5, 6, 5, 1).

Untuk mendapatkan korespondensi sebaliknya, kita mengambil baris (𝑎1 , 𝑎2 , … ,


𝑎𝑛−2 ), dan menetapkan 𝑏1 sebagai bilangan (label) terkecil dari 1 hingga 𝑛 yang tidak muncul
di dalam baris ini, dan kemudian menyambungkan simpul 𝑎1 dengan simpul 𝑏1 ; sebagai
contoh, jika baris tersebut adalah (6, 5, 6, 5, 1), maka 𝑎1 = 6, 𝑏1 = 2, dan rusuk pertamanya
adalah 62. Kita kemudian menghapus 𝑎1 dari baris tersebut dan menghapus bilangan 𝑏1 dari
daftar bilangan kita, dan melanjutkan prosedur ini untuk membentuk sebuah pohon, rusuk
demi rusuk; dalam contoh ini, 𝑎2 = 5, 𝑏2 = 3 dan rusuk kedua adalah 53, 𝑎3 = 6, 𝑏3 = 4dan
rusuk ketiga adalah 64, 𝑎4 = 5, 𝑏4 = 6 dan rusuk keempat adalah 56. dan 𝑎5 = 1, 𝑏5 = 5
dan rusuk kelima adalah 15. Kita menutup prosedur ini dengan menyambungkan dua simpul
terakhir yang belum disilangkan - dalam hal ini, 1 dan 7.
Dapat diamati bahwa jika kita mulai bekerja dengan sembarang pohon berlabel,
menentukan baris yang sepadan, dan kemudian membentuk pohon berlabel yang sesuai

Teori Graf - Pohon


dengan baris tersebut, kita akan mendapatkan kembali pohon awal kita. Sehingga kita telah
berhasil menetapkan hubungan korespondensi yang diinginkan, dan pembuktian teoremanya
dapat dilanjutkan sebagaimana diuraikan di atas. ∎

BUKTI KEDUA
Apabila 𝑇(𝑛, 𝑘) adalah jumlah pohon berlabel dengan 𝑛 simpul, di mana sebuah
simpul 𝑣 memiliki derajat 𝑘. Kita akan mencoba menurunkan sebuah persamaan untuk
𝑇(𝑛, 𝑘) dan pembuktian ini dapat diselesaikan dengan menjumlahkan 𝑇(𝑛, 𝑘) mulai dari 𝑘 =
1 hingga 𝑘 = 𝑛 − 1.
Apabila 𝐴 adalah pohon berlabel yang di dalamnya 𝑑𝑒𝑔(𝑣) = 𝑘 − 1. Penghapusan
setiap rusuk 𝑤𝑧 yang tidak bersinggungan dengan 𝑣 dari dalam 𝐴 akan
menghasilkan/menyisakan dua buah sub-pohon, yang satu memuat 𝑣 dan salah satu di antara
𝑤 atau 𝑧 (misalnya, 𝑤), sedangkan yang lainnya memuat 𝑧. Jika kita sekarang
menyambungkan simpul 𝑣 dan 𝑧, kita akan memperoleh sebuah pohon berlabel, 𝐵. yang di
dalamnya 𝑑𝑒𝑔(𝑣) = 𝑘 (lihat Gambar 3.12). Kita menyebut pasangan pohon berlabel (𝐴, 𝐵)
sebagai pertalian (linkage) bila 𝐵 dapat diperoleh dari 𝐴 dengan cara yang baru saja diuraikan.
Sasaran kita di sini adalah menghitung jumlah pertalian (𝐴, 𝐵) yang mungkin ada.

Karena 𝐴 dapat dipilih dengan 𝑇(𝑛, 𝑘 − 1) cara yang berbeda, dan karena 𝐵
didefinisikan secara unik oleh rusuk 𝑤𝑧 yang dapat dipilih dengan (𝑛 − 1) − (𝑘 − 1) = 𝑛 −
𝑘 cara yang berbeda. jumlah total pertalian (𝐴, 𝐵) adalah (𝑛 − 𝑘) ∗ 𝑇(𝑛, 𝑘 − 1).
Di sisi lain, bila 𝐵 adalah sebuah pohon berlabel yang di dalamnya 𝑑𝑒𝑔(𝑣) = 𝑘, dan
bila 𝑇1 , 𝑇2, . . . , 𝑇𝑘 adalah subpohon-subpohon yang diperoleh dari 𝐵 dengan cara menghapus
simpul 𝑣 dan setiap rusuk yang bersinggungan dengan 𝑣. Maka, kita memperoleh sebuah
pohon berlabel 𝐴 dengan 𝑑𝑒𝑔(𝑣) = 𝑘 − 1 dengan cara menghapus dari dalam 𝐵 salah satu
saja dari rusuk-rusuk itu [yang bersinggungan dengan 𝑣] (misalnya, 𝑣𝑤𝑖 , di mana 𝑤𝑖 berada

Teori Graf - Pohon


di dalam 𝑇𝑖 ), dan menyambungkan 𝑤𝑖 ke sembarang simpul 𝑢 yang ada di dalam sembarang
subpohon lainnya, 𝑇 (lihat Gambar 3.13). Perhatikan bahwa pasangan pohon berlabel (𝐴, 𝐵)
merupakan sebuah pertalian, dan bahwa semua pertalian dapat diperoleh dengan cara ini.

Karena 𝐵 dapat dipilih dengan 𝑇(𝑛, 𝑘) cara, dan jumlah cara untuk menyambungkan
𝑤𝑖 ke simpul-simpul di dalam sembarang subpohon lainnya, 𝑇𝑗 adalah sebanyak (𝑛 − 1) − 𝑛,
[cara), di mana 𝑛𝑖 adalah jumlah simpul di dalam 𝑇𝑖 maka jumlah total pertalian (𝐴, 𝐵) adalah

𝑇(𝑛, 𝑘) {(𝑛– 1 − 𝑛1 ) + (𝑛 − 1 − 𝑛2 ) + . . . + (𝑛 − 1 − 𝑛𝑘 )},


yang sama dengan (𝑛 − 1)(𝑘 − 1) 𝑇(𝑛, 𝑘), karena 𝑛1 + 𝑛2 + . . . + 𝑛𝑘 = 𝑛 − 1.
Dengan demikian, kita telah membuktikan bahwa
(𝑛 – 𝑘) 𝑇(𝑛, 𝑘 − 1) = (𝑛 − 1)(𝑘 − 1) 𝑇(𝑛, 𝑘)
Dengan mengiterasikan hasil ini, dan memanfaatkan fakta yang jelas bahwa 𝑇(𝑛, 𝑛 − 1) = 1,
kita dapat mengetahui bahwa
𝑛−2
𝑇(𝑛, 𝑘) = ( ) (𝑛 − 1)𝑛−𝑘−1
𝑘−1
dan dengan menjumlahkan besaran ini untuk semua nilai 𝑘, kita dapat menyimpulkan secara
deduktif bahwa jumlah pohon berlabel dengan 𝑛 simpul, 𝑇(𝑛), dapat dirumuskan sebagai
berikut
𝑛−1 𝑛−1
𝑛−2
𝑇(𝑛) = ∑ 𝑇(𝑛, 𝑘) = ∑ ( ) (𝑛 − 1)𝑛−𝑘−1 = {(𝑛 − 1) + 1}𝑛−2 = 𝑛 𝑛−2
𝑘−1
𝑘=1 𝑘=1

Hasil di atas dapat pula diinterpretasikan dalam konteks pohon terentang dari graf 𝐾𝑛 .

Teori Graf - Pohon


DAFTAR PUSTAKA

Amir Muntaha. Graf Pohon dan Implementasinya dalam Beberapa Persoalan. [PDF] tersedia
dalam laman https://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Matdis/2006-
2007/Makalah/Makalah0607-6.pdf diakses pada 13 Maret 2021.

Hasmawati. 2015. Bahan Ajar Teori Graf. Makassar (ID): Universitas Hasanuddin.

[PDF] tersedia dalam laman https://www.academia.edu/24250167/teori_graf diakses pada


13 Maret 2021.

[PDF] tersedia dalam laman


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/196303311988031-
NANANG_PRIATNA/Pohon.pdf diakses pada 13 Maret 2021.
[PDF] tersedia dalam laman https://hanungnindito.files.wordpress.com/2008/02/bab-9-
pohon-trees.pdf diakses pada 14 Maret 2021.

Teori Graf - Pohon

Anda mungkin juga menyukai