url=L0JBQl9JSS5fQmViZXJhcGFfR3JhZl9LaHVzdXMuZG9jeA%3D
%3D&cidReset=true&cidReq=MD_001
BAB II
BEBERAPA JENIS GRAF KHUSUS
Suatu graf disebut graf khusus karena graf tersebut memiliki ciri-ciri tertentu yang
mudah dikenali. Graf lengkap adalah salah satu graf khusus yang paling mudah dikenali dan
telah didefinisikan pada Bab I. Pada bab ini akan dibahas beberapa graf khusus seperti graf
lintasan, graf siklus, graf bintang, graf roda, dan graf pohon.
Pn
v 0 , e 0 , v1 , e 1 , v k 1 , e k1 , v k
V ( Cn ) =V ( Pn )
dan
himpunan sisi
Ck
adalah suatu jalan dengan panjang terkecil k. Karenanya, k l. Klaim bahwa P adalah
lintasan u v. Karena u v adalah jalan, maka terdapat i, j dengan 1ijk sehingga vi = vj.
Akibatnya, jalan v 0 , v 1 , , v k1 , v k
G2
V ( G2 )={v 0 , v 1 , v 2 , v 3 , v 4 , v 5 , v 6 }
dan
E ( G 2 )= { v 0 v 1 , v 1 v 2 , v 2 v 3 , v 3 v 4 , v 5 v 6 } .
adalah graf lintasan berorde 6, lihat Gambar 2.1.2. Graf bagian (a) adalah graf
lintasan berorde 6 dan bagian (b) adalah graf siklus dengan panjang 6.
v3
v4
v2
v3
v5
v6v1
v4
v2
v5
v6
P6 :
C6 :
V ( G2 )={v 0 , v 1 , v 2 , v 3 , v 4 , v 5 , v 6 }
E ( G2 )= { v 0 v 1=v 6 , v 2 v 1 =v 6 , v 4 v1 =v 6 , v 4 v1 =v 6 , v 2 v 3 , v 2 v 4 , v 3 v 4 } .
dan
Bentuk
graf
G2
dapat
dilihat
pada
Gambar
2.1.3.
Salah
satu
jalan
pada
G2
graf
adalah
1= v 6 , v2 , v 3 , v 4 , v 1=v 6 , v 2 , v 4 , v 1=v 6 , v 5
.
v0 , v
v0
G2
v5
v6
v1
v4
v2
v3
Gambar 2.1.3
G2
adalah
G2
adalah
H G . Subgraf
u dan
H
A V (H),
pemisah
H , jika
serta
H A
dan B
v . Misalkan
Himpunan
H , jika
jika
adalah graf
B E(H).
dan
terhubung dan
disebut
disebut jembatan (bridge). Sebagai contoh, pada Gambar 2.1.2 titik v 1 adalah
v
titik potong dan sisi ( 1 v 5)
himpunan titik potong A={a, b} atau D = {a,b,c} dan himpunan sisi pemisah B ={ad, ac, bc}.
d
b
c
G:
g(G) . Graf
dinotasikan dengan
dengan orde
disebut
G1 :
c (G) , sedangkan
(G)
.
g(G) h c
G2 :
g (G )=4
dan
G2 adalah
untuk 3 l 8 .
Salah satu istilah dalam konsep pohon adalah pohon perentang (spanning tree).
Misalkan
graf
G=(V , E)
adalah graf terhubung tak berarah yang bukan pohon, berarti pada
T =(V 1 , E1)
dengan cara menghapus sisi-sisi yang membentuk sikel sehingga graf terhubung tidak lagi
memuat sikel, graf G menjadi sebuah pohon T
Salah satu jenis graf khusus adalah graf berbobot (weighted graph). Graf berbobot
adalah graf yang setiap sisinya diberi sebuah harga atau bobot. Pada graf berbobot terhubung,
dikenal istilah pohon perentang minimum (minimum spanning tree). Jika
berbobot, maka bobot pohon perentang
semua sisi di
T.
dari
adalah graf
G,
G3 karena
terdapat siklus dan graf G 4 bjuga bukan graf pohon karena tidak ada jalan dari a
ke d dan beberapa simpul lainnya.
Teorema 2.2
Jika T adalah graf pohon jika setiap simpulnya memiliki hanya satu jalan ke
simpul yang lain.
Bukti
v , v ,.., v n . T adalah
Misalkan T adalah graf pohon yang memiliki simpul simpul 1 2
pohon maka setiap simpulnya memiliki jalan kepada simpul yang lain dan karena
tidak ada siklus maka tidak ada perulangan jalan. Sehingga dapat disimpulkan
setiap simpulnya memiliki hanya satu jalan ke simpul yang lain.
Teorema 2.3
Jika G adalah graf yang memiliki p titik, maka pernyataan-pernyataan berikut
adalah eqivalen.
Jika G adalah pohon, maka G memiliki p 1 sisi dan tidak memiliki siklus.
Jika G adalah graf terhubung dan memiliki p 1 sisi, maka setiap dua titik
simpul dari G dihubungkan oleh tepat satu lintasan.
G tidak memiliki siklus, dan jika pada G ditambahkan satu sisi x yang
mengaitkan dua titik di G yang tidak bertetangga, maka G x memiliki
satu siklus.
Dalam teori graf, daun adalah sebuah simpul dengan derajat 1 selain akar
(kecuali jika pohonnya hanya memiliki satu sudut; maka akarnya adalah daunnya
juga). Setiap graf pohon memiliki setidaknya satu daun.
Definisi 2.11 : Simpul Dalam (Internal Nodes)
Misalkan graf T adalah graf pohon, maka simpul dalam adalah semua simpul
dari graf pohon yang memiliki daun dan bukan merupakan daun.
Definisi 2.12 : Subpohon (Subtrees)
Misalkan graf T adalah graf pohon, ,maka subpohon (Subtrees) adalah suatu
bagian dari graf pohon T yang dapat dilihat sebagai sebuah pohon lain yang
berdiri sendiri.
Pada gambar II.5 di bawah ini adalah sebuah graf pohon. Sesuai dengan definisi
2.10 2.12 maka simpul simpul M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y dan Z
adalah daun. Simpul internalnya adalah F, G, H, I, J, K dan L dan graf tersebut
dapat dipisah pisah menjadi empat buah subpohon yang berawal dari B, C, D
dan E.
Gambar II.6. Graf pohon berarah yang jika arahnya tidak diperhatikan maka
simpul yang derajatnya 0 adalah akar
Pada gambar II. 6 di atas simpul a adalah akar, simpul-simpul b, c adalah simpul
cabang sedangkan simpul-simpul d, e, f dan g adalah daun.
Simpul d disebut anak (child) dari simpul b bila ada sisi dari b ke d, dalam hal
ini simpul b disebut orang tua (parent) dari simpul d. Bila simpul d memiliki
anak lagi maka anak dari simpul d merupakan keturunan (descendent) dari
simpul a, b, d karena ada lintasan berarah dari simpul-simpul tersebut ke simpul
anak dari d. Sebaliknya, simpul-simpul a, b, dan d disebut leluhur (ancestor)
dari simpul anak dari d.
V0 V2 V5 kembali ke V0 .
T ,V0
V
adalah pohon berakar (dimana T adalah relasi dan 0 adalah akar)
maka:
V0 dan V1 .
Perhatikan pada gambar II.7 dan gambar II.8 bukan graf pohon berakar karena
tidak memenuhi teorema 2.4. gambar II.7 bukan graf pohon berakar karena
terdapat siklus dari
V0 dan V1
V
Misalkan graf pohon berakar T , memiliki akar 0 , jika semua simpul yang tepat
dibawahnya (anak dari
V
semua diberi symbol V2 dan seterusnya hingga n maka level graf pohon
berakar T adalah n
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar II. 9 di bawah. Terdapat graf
pohon
sehingga diberi level 2 dan kemudian simpul dibawah simpul yang berlevel 2
diberi level 4. Jadi graf T itu sendiri adalah graf graf pohon berakar berlevel 3.
II.3
Agar tidak bingung dengan istilah lain yang sama yang sering digunakan
terutama dalam struktur basis data, maka akan diberikan juga beberapa istilah
yang digunakan lainnya. Antara lain
Ancestor : C, A
Descendant : C, G
Parent : B
Child : B, C
Sibling : F, G
Size : 7
Height : 3
Root : A
Leaf : D, E, F, G
Degree : 2
BAB III
SISTEMATIKA PENGALAMATAN UNIVERSAL
DAN PEMBUATAN GRAF
Dalam struktur data, pohon memegang peranan yang cukup penting. Struktur ini
biasanya digunakan terutama untuk menyajikan data yang mengandung
hubungan hirarki antara elemen-elemennya. Kita lihat misalnya, data pada
record, keluarga dari pohon, ataupun isi dari tabel. Mereka mempunyai
hubungan secara hirarki. Pohon atau tree adalah salah satu bentuk graf
terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Karena merupakan graf terhubung,
maka pada pohon selalu terdapat jalan yang menghubungkan setiap dua simpul
dalam pohon. Disini akan dibahas mengenai bagaimana cara menggambarkan
graf dari suatu ekspresi dan graf pohon berakar pada sistem pengalamatan
pada gambar III.2 di bawah ini. Simpul akar yaitu 0 yang memiliki anak 1, 2, 3, 4
dan 5. Simpul yang punya anak yaitu simpul 1, 3, dan 5. Pada masing masing
simpul yang memiliki anak diberi label orang tua (parent) diikuti 1, 2, ..., n. Dan
dengan cara yang sama untuk simpul simpul di bawahnya
secara
total
dapat
menyusun
simpul
simpul
tersebut
dengan
0 1 1.1 1.2 1.3 2 3 3.1 3.1.1 3.1.2 3.1.2.1 3.1.2.2 3.1.2.3 3.1.2.4 3.1.3
3.2 4 4.1 5.1.1 5.2 5.3
III.2 Prosedur Pembuatan Graf Pohon Pada Suatu Ekspresi
Jadi dalam pembuatan graf dari suatu ekspresi kita harus pisahkan dahulu maka
pohon, subpohon dan akar akarnya. Setelah itu baru tentukan mana parent,
anak maupun daunnya. Dari pemisahan ini maka akan tergambar suatu graf
pohon.
Contoh Soal
x y 2 x 4 / 3 ,
buatlah
x y 2 x 4 / 3
dibuat
x y
dan 2
dengan cara :
Pertama :
Pisahkan subpohon
x y 2 ,
dengan anaknya
x 4
x 4 / 3
dengan anaknya
dan x 4 / 3 . Dari sini terlihat daun daun dari graf tersebut adalah x, y,
Kedua:
x y 2 dan x 4 / 3
x y 2
dan
x 4 / 3
ekspresi
x y 2 x 4 / 3
Gambar III.4. Gabungkan dengan akar (+) menjadi graf pohon terurut
x y 2 x 4 / 3
Latihan
1. Buatlah bentuk graf dari urutan simpul berikut
0 1 1.1 1.2 2 2.1 2.2 2.3 3 4 4.1 4.1.1 4.1.2 4.1.3 4.2 4.3
0 1 2 2.1 2.2 3 3.1 3.2 3.3 4 5 5.1 5.1.1 5.1.2 5.1.3
2. Buatlah bentuk graf dari persamaan
x y * 2 * x / 4 / 3
x y 2 * x y 2 x 4 / 3 x 4 / 3
BAB IV
ALGORITMA POHON TRAVERSAL DAN NOTASINYA
IV.1. Algoritma Traversal
Kunjungan pada suatu alamat, sebuah web, komputer pada suatu jaringan, data
pada suatu tabel dan lain lain maka ini juga membutuhkan prosedur yang
teratur dan sistematis yang mirip dengan graf pohon. Prosedur ini dinamakan
algoritma traversal yaitu suatu prosedur yang secara sistematik mencari
bagaimana mengunjungi setiap simpul pada sebuah graf pohon berakar terurut.
Akan diterangkan 3 algoritma yang paling banyak digunakan yaitu
Preorder Traversal,
Inorder Traversal dan
Postorder Traversal.
Dari definisi yang dikemukan Rosen ini mungkin masih sangat sulit untuk
mengerti bagaimana langkah langkah praktisnya. Demikian juga prosedur
sederhana preorder traversal adalah akar, kiri kanan (Munir, 2005) atau
Yang
Kunjungi akar
Kunjungi subpohon disebelah kiri akar
Kunjungi subpohon disebelah kanan subpohon sebelumnya.
langkah langkahnya digambarkan sebagai berikut :
Selanjutnya kunjungi r
T
inorder, kemudian T2 inorder dan seterusnya, sehingga n mengunjungi inorder.
Dari definisi yang dikemukan Rosen ini mungkin masih sangat sulit untuk
mengerti bagaimana langkah langkah praktisnya. Demikian juga prosedur
sederhana inorder traversal adalah kiri, akar, kanan (Munir, 2005) atau
Kunjungi subpohon paling kiri dari akar.
Kunjungi akar
Kunjungi subpohon kanannya.
Langkah langkahnya digambarkan sebagai berikut :
Misalkan terdapat graf T pada gambar IV.2, bagaimana cara mengunjungi tiap
simpulnya secara inorder?
Jawab
Alur aplikasi pada graf pohon di atas secara inorder digambarkan di bawah ini :
Kunjungi daun paling kiri dari subpohon level dibawahnya 1.1 yaitu n.
Naik pada level di atasnya atau orangtua dari n yaitu k
Kunjungi daun daun k yang lain yaitu o dan p.
Karena sudah habis maka naik level diatasnya pada subpohon yang sama
( T1 ), jadi kunjungi b.
Kunjungi daun b yaitu f.
Kunjungi akar a
Kunjungi daun a setelah subpohon T1 yaitu c.
Kunjungi daun paling kiri dari subpohon berikutnya T2 yaitu l.
Naik pada simpul level di atasnya yaitu g
Kunjungi daun g yaitu m.
Naik pada simpul level di atasnya yaitu d
Kunjungi daun d yaitu h dan i.
Sehingga urutan simpul yang dilewatinya j,e,n,k,o,p,b,f,a,c,l,g,m,d,h dan i.
Pemecahan prosedur ini perlangkahnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Dari definisi yang dikemukan Rosen ini mungkin masih sangat sulit untuk
mengerti bagaimana langkah langkah praktisnya. Demikian juga prosedur
sederhana postorder traversal adalah kiri, akar, kanan (Munir, 2005) atau
Lewati daun paling kiri dari subpohon paling kiri, selalu mencari daun
hingga habis mendekati subpohon kanannya
Lewati daun daun subpohon selanjutnya disebelah kanannya
Kunjungi akar
T1.1 ) yaitu b.
Kunjungi daun paling kiri pada subpohon sebelah kanan ( T2 ) dari akar a
yaitu l,m.
Naik ke level subpohon di atasnya yaitu g.
Naik ke daun dari subpohon d yaitu h dan i.
Naik ke level subpohon di atasnya yaitu d.
Naik ke akar yaitu a.
Sehingga urutan simpul yang dilewatinya j,n,o,p,k,e,f,b,c,l,m,g,h,i,d dan a.
IV.2
Dari notasi ini mensyaratkan pengetahuan tentang preorder traversal, agar lebih
jelasnya lihat contoh di bawah ini
x y 2 x 4 / 3
Jawab
Pada notasi prefix maka mengikuti alur preorder seperti prosedur yang sudah
dijelaskan sebelumnya yaitu akar, kiri,
ekspresi prefixnya:
1. Kunjungi akarnya +
2. Kunjungi subpohon sebelah kiri hingga ke daun yang lurus dengan akar +
+ x y
3. Kunjungi daun daun berikutnya + + x y 2
4. Kunjungi subpohon sebelah kanannya dengan cara yang sama sehingga
didapatkan + + x y 2 / x 4 3
Contoh Soal 4.5
Bagaimana perhitungan secara preorder + * 2 3 5 / 2 3 4?
Solusi :
Alur perhitungan + * 2 3 5 / 2 3 4 adalah prefix digambarkan dari atas ke
bawah berikut :
6 5 atau 6 5 1
Dari notasi ini mensyaratkan pengetahuan tentang inorder traversal, agar lebih
jelasnya lihat contoh di bawah ini
Contoh Soal 4.6
Bagaimana notasi infix ekspresi
x y 2 x 4 / 3
Jawab
Pada notasi infix maka mengikuti alur inorder seperti prosedur yang sudah
dijelaskan sebelumnya yaitu kiri, akar, kanan. Maka didapatkan alur pengerjaan
infixnya:
1.
2.
3.
4.
Ekpresi penulisan postfix dinamakan juga reverse polish notation. Agar lebih
jelasnya lihat contoh di bawah ini
x y 2 x 4 / 3
Jawab
Pada notasi postfix maka mengikuti alur postorder seperti prosedur yang sudah
dijelaskan sebelumnya yaitu kiri, kanan, akar. Dari gambar 12 maka didapatkan
alur pengerjaan postfixnya:
1. Kunjungi variabel daun daun subpohon paling kiri x y
2. Kunjungi orangtua (parent) dari daun tersebut sehingga didapat x y +
3. Kunjungi daun dan kemudian orangtuanya (parent) sehingga didapat x y
+ 2
4. Kunjungi daun daun subpohon sebelah kanannya sehingga didapat x y
+ 2 x 4
5. Kunjungi orangtua (parent) dari daun tersebut sehingga didapat x y + 2
x43/
6. Kunjungi Akar sehingga didapat x y + 2 x 4 3 / +
Contoh Soal 4.8
Bagaimana bentuk postfix ekspresi logika berikut p q p q
Jawab
Buat graf pohon dari p q p q seperti gambar di bawah ini
Latihan 1
Bagaimana urutan kunjungan pada simpul simpul graf berikut
Latihan 2
1. Buatlah notasi pada ekspresi berikut
x y * 2 * x / 4 / 3
x y 2 * x y 2 x 4 / 3 x 4 / 3
x y * 2 * x / 4 / 3 / x y / 2 * x 4 * 3
x y * y x * y / 2 x 4 / 2 x 4 / y
p q p q p q p q
p q p q p q p q
Definisi Jarak
Jarak antara dua titik u,v pada suatu graf G ditulis d(u,v) dengan d(u,v)= 0 jika u=v; dan
d(u,v)= k, jika uv dimana k adalah panjang lintasan terpendek yang menghubungkan titik u
dan titik v. Jika tidak ada lintasan yang menghubungkan titik u, v, maka d(u,v)= .
14
5
9
1
1
Untuk menghitung jarak dari titik u ke titik v, terlebih dahulu ditentukan lintasan
terpendek dari titik u ke titik v tersebut.
Lintasan dari titik u ke titik v adalah:
P1: u, 1, 3, 2, 4, 14, 6, 7, v ;
P2: u, 1, 2, 4, 6, 7, v;
P3: u, 1, 5, 2, 4, 6, 9, 13, 10, 12, 11, 8, 7, v ;
P4: u, 1, 5, 4, 6, 9, 10,11, v ; dan seterusnya.
Lintasan terpendek adalah P2 dengan panjang 6. Jadi jarak dari titik u ke titik v adalah 6 atau
d(u,v)= 6.
Subgraf dari graf lengkap yang mempunyai karakteristik tertentu biasanya lebih mudah
dikenali dan pada umumnya telah mempunyai nama. Pembahasan tentang subgraf-subgraf
tersebut disajikan pada subbab ini yakni meliputi konsep graf lengkap, jalan, lintasan, siklus,
graf pohon, graf bintang, graf roda, dan graf bipartit dan multipartit.
1. Graf Lintasan
Defenisi 6
Graf lintasan dengan n 1 titik adalah graf yang titik-titiknya dapat diurutkan dalam
suatu barisan u1,u2,...,un sedemikian sehingga E (P)={ui,ui+1: i = 1,...,n-1}. Graf
lintasan dengan n titik di notasikan dengan Pn.
v3
v2
v4
v5
v1
vn
...
Gambar 2.5
2. Graf Siklus
Definisi 7
Jika Pn := v1,v2,...,vn adalah suatu graf lintasan berorde n dan n 3, maka graf Cn :=
Pn + {v1,v2} disebut siklus berorde n. Panjang Pn adalah n-1, yaitu banyaknya sisi pada Pn
dan panjang siklus Cn adalah n. Graf siklus untuk n titik dinotasikan dengan Cn .
Contoh graf siklus diberikan pada gambar 2.6.
v4
v2
v1
v5
vn
...
v3
Gambar 2.6
Panjang suatu lintasan adalah banyaknya sisi yang ada pada lintasan tersebut. Pada suatu graf
yang memuat siklus tentulah ada yang mempunyai panjang terbesar dan ada yang terkecil.
Panjang siklus terkecil disebut girt dan dinyatakan dengan g(G) dan panjang siklus terbesar
disebut Keliling (circumference) pada graf G dinyatakan dengan c(G).
G:
Gambar 2.6a
3. Graf Pohon
Konsep tentang pohon muncul secara eksplisit dalam karya Gustav Kirchof (1824-1887),
yang menggunakan gagasan teori graf dalam menentukan arus listrik untuk rangkaian
(sirkuit) listrik. Kemudian, Arthur Caylay (1821-1895), James J. Sylvester (1806-1897),
George Polya (1887-1985) , dan beberapa orang lainnya menggunakan pohon untuk
mencacah banyaknya molekul kimia. Pohon adalah salah satu jenis graf yang menarik untuk
dikaji karena mempunyai struktur yang berbeda-beda.
Gambar pada Contoh 1, berturut-turut adalah Lintasan dan Siklus dengan 5 titik. Sedangkan
Contoh 2 adalah graf pohon dengan 6 titik P6.
P4
C4
Misalkan Tn adalah pohon dengan n titik. Titik-titik mberderajat satu pada Tn disebut daun
dan titik-titik yang berderajat lebih dari satu disebut ruas. Pohon berakar adalah pohon yang
mempunyai satu titik tertentu sebagai akar. Pohon berakar dengan n titik dan akar yang diberi
label s dinotasikan dengan Tn(s). Pohon berakar Tn(s) disebut pohon berakar bercabang-k (kary tree) jika Tn(s) berderajat maksimum k+1.
Teorema 1.
Misalkan G adalah suatu graf dengan p titik. Tunjukkan bahwa ketiga pernyataan berikut
adalah ekivalen.
a)
G adalah pohon ;
b)
c)
Bukti.
Terdapat tiga tahap dalam pembuktian.
Tahap 1. Diketahui a) akan dibuktikan b).
Misalkan G adalah pohon dengan p titik. Menurut definisi G adalah terhubung. Misalkan P1
adalah lintasan terpanjang dengan r titik, r < p. Maka banyaknya sisi pada P1 adalah r-1 dan
mempunyai dua titik ujung (daun), sebut t1 dan t2. Karena P1 adalah lintasan terpanjang,
maka titik lain dari G tidak akan terkait dengan t1 atau t2. Berarti titik-titik lain dari G terkait
pada ruas dalam P1. Dalam hal ini penambahan satu titik pada ruas P1 akan menambah 1 sisi.
Karena banyaknya titik yang bertambah adalah p-r, maka banyaknya sisi yang bertambah
pada P1 juga adalah p-r. Akibatnya, banyaknya sisi pada G sebanyak r-1+p-r = p-1.
Tahap 2. Diketahui b) akan dibuktikan c).
Misalkan G terhubung dan mempunyai p -1 sisi. Akan dibuktikan dengan cara kontradiksi.
Misalkan G mempunyai siklus, perdefinisi G mempunyai p sisi. Kontradiksi dengan yang
diketahui bahwa G berukuran p-1. Jadi mestilah tidak mempunyai siklus.
Tahap 3. Diketahui c) akan dibuktikan a).
Misalkan G berukuran p-1 dan tidak memeuat siklus. Tinggal menunjukkan bahwa G adalah
graf terhubung. Andaikan G tak terhubung, berarti G terdiri dari beberapa komponen dimana
setiap komponen tidak memiliki siklus (merupakan pohon). Misalkan terdiri dari k
komponen, sebut T1, T2, ...., Tk dengan titik masing-masing p1, p2, p3, ..., pk dan sisi
berturut-turut p1-1, p2-1, p3-1, ..., pk-1. Jadi banyaknya sisi pada G adalah p1-1+p2-1+...
+pk-1=p1+p2+...+pk-k atau sama dengan p-k. Hal ini kontradiksi dengan yang diketahui
bahwa G berukuran p-1. Jadi mestilah G terhubung. Dengan demikian G adalah graf
terhubung tanpa siklus. Jadi G adalah graf pohon.
Soal 1. Gambar semua pohon dengan 5 titik.
Jawab. Berikut ini adalah beberapa bentuk pohon yang terdiri dari 5 titik.
Soal 2. Gambar semua pohon dengan 7 titik dan berderajat maksimum lebih dari 4.
Jawab. Pohon yang terdiri dari 7 titik mempunyai derajat paling besar 6. Jadi graf pohon
dengan 7 titik dan berderajat maksimum lebih dari 4 adalah graf pohon yang terdiri dari 7
titik dengan derajat tertinggi 5 dan 6.
S6
W5
Graf G bipartit jika V(G) dapat dipartisi kedalam dua subhimpunan tak kosong V1 dan V2,
sedemikian sehingga untuk setiap sisi e=uv E(G), berlaku u V1 dan v V2 atau v V1 dan
u V2 . Graf G dikatakan graf bipartit lengkap, jika E(G)={uv: u V1, v V2 dan dinotasikan
Kn,m. Berikut ini adalah graf lengkap dengan 5 titik dan graf bipartit lengkap K3,5.
K5
K3,5
Teorema 3
Graf nontrivial G adalah bipartit jika hanya jika G tidak memuat siklus dengan panjang ganjil
Bukti.
Misalkan G tidak memuat siklus dengan panjang ganjil. Asumsikan G terhubung.
Misalkan u adalah sebarang titik di G, dan U adalah himpunan yang memuat titik-titik
dengan panjang genap dari u. Misalkan pula W adalah himpunan yang memuat titik dengan
panjang ganjil dari u. Dengan demikian {U, W} adalah koleksi partisi dari V(G). Anggaplah
bahwa u di U, berarti d(u,u)=0.
U
5
4
3
U:
W:
4
3
6
5
Kita klaim bahwa setiap sisi dari G mengaitkan suatu titik di U dan suatu titik di W. Andaikan
itu tidak benar. Berarti terdapat satu sisi di G yang mengaitkan dua titik di U atau dua titik di
W, sebut itu ux E(G) dengan w,x W. Karena d(u,w) dan d(u,x) duanya ganjil, maka dapat
ditulis d(u,w)=2s+1 dan d(u,x)= 2r+1 untuk suatu bilangan asli s, r. Labeli titik-titik dari u ke
w dan dari u ke x sebagai berikut.
U=v0, v1, ..., v2s+1=w
dan u=x0, x1, ....., x2r+1=x. Dua lintasan tersebut tambah sisi wx
u1
W:
w1
u2
u3
w2
u4
w3
w4