Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP NEONATUS ESENSIAL

Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak

Dosen Pengampu : Masda, S.ST, M.Kes

Disusun Oleh kelompok 1 :

1. Arni 6. Ummul Kalsum


2. Ildayanti 7. Dewi Damayanti
3. Zahra Safitri 8. Husnul Khotimah
4. Andi Syahraeni 9. Jhordy Rivaldi
5. Zahrani Zhinta

POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI DIII KEPERAWATAN TOLITOLI

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Neonatus
Esensial”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Anak.
Penyusunan malakah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, diucapkan terimakasih kepada semua anggota kelompok yang telah
bekerja sama dengan baik dalam pengerjaan makalah ini.
Kami juga menerima segala kritikan dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Dan kami berharap, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Amin.

Tolitoli, 12 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu kelemahan pelayanan kesehatan adalah pelaksanaan rujukan


yang kurang cepat dan tepat. Rujukan bukan suatu kekurangan, melainkan
suatu tanggung jawab yang tinggi dan mendahulukan kebutuhan
masyarakat. Kita ketahui bersama bahwa tingginya kematian ibu dan bayi
merupakan masalah kesehatan yang dihadapi oleh bangsa kita.

Dengan adanya system rujukan, diharapkan dapat meningkatkan


pelayanan kesehatan yang lebih bermutu karena tindakan rujukan
ditunjukan pada kasus yang tergolong berisiko tinggi. Oleh karena itu,
kelancaran rujukan dapat menjadi factor yang menentukan untuk
menurunkan angka kematian ibu dan bayi, terutama dalam mengatasi
keterlambatan.

Ketika kita membicarakan mengenai arti sakit tentunya dalam benak kita
bahwasannya hal tersebut adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh
bermacam-macam hal, bisa suatu kejadian, kelainan yang dapat
menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, dari fungsi
jaringan itu sendiri maupun gangguan terhadap keseluruhan fungsi itu
sendiri. Konsep sakit adalah konsep yang kompleks dan multi interpretasi,
banyak faktor yang mempengaruhi kondisi sakit. Setiap individu, keluarga,
masyarakat maupun profesi kesehatan mengartikan sakit secara berbeda
tergantung paradigmanya

B. Rumusan Masalah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Nonatus Esensial
Neonatus (Bayi baru lahir) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran yang berusia 0-28 hari yang memerlukan proses penyesuaian
fisiologis yang meliputi maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan
intra uterin ke kehidupan ekstrauterine) dan toleransi BBL untuk dapat
mempertahankan kehidupannya dengan baik (Marmi,2015).
Neonatus adalah bayi yang berusia 0 (baru lahir) sampai 1 bulan (28
hari) yang mengalami sejumlah adaptsi dari kehidupan di dalam rahim ke
kehidupan di luar rahim yang memerlukan perawatan khusus dan pemantauan
ketat, karena jika penanganan bayi baru lahir kurang baik maka akan
menyebabkan kelainan atau gangguan yang mengakibatkan cacat seumur
hidup, bahkan kematian (Lyndon,2014).
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28
hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai
dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dapat dibedakan menjadi 2
kategori yaitu: Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari, neonatus lanjut
adalah bayi berusia 8-28 hari (Lyndon, 2014).
Pengertian Neonatus dapat disimpulkan bahwa bayi baru lahir usia 0-28
hari dimana pada waktu tersebut mengalami penyesuaian fisiologis yaitu
maturasi, adaptasi dan toleransi dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan
di luar rahim yang memerlukan perawatan khusus dan kunjungan bayi baru
lahir sesuai standart selama masa neonatal. Menurut Cambridge Dictionary
Esensil sendiri merupakan sesuatu yang diperlukan atau dibutuhkan,
Jadi neonates esensial merupakan suatu pelayanan yang digunakan untuk
menunjang kesehatan bayi baru lahir yang diberikan secara adekuat.
Bayi baru lahir dapat diklasifikasikan sebagai normal menurut Marmi
(2015) apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Berat badan lahir bayi 2500-4000 gram.
b. Panjang badan bayi 48-52 cm.
c. Lingkar dada bayi 30-38 cm.
d. Lingkar kepala bayi 33-35 cm
e. Frekuensi jantung 180 kali/menit, kemudian turun sampai 120-140
kali/ menit pada saat bayi berumur 30 menit
f. Pernapasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 60 kali/menit,
kemudian menurun kira-kira 40 kali/menit
g. Kulit kemerahan-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup
terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa.
h. Rambut lanugo sudah hilang, rambut kepala tumbuh baik.
i. Kuku agak panjang dan lemas
j. Genetalia : Testis sudah turun (Pada bayi laki-laki) dan labia mayora
telah menutupi labia minora (Pada bayi perempuan)
k. Refleks isap, menelan, graps dan moro telah terbentuk dengan baik.
l. Eliminasi, urin dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama.
m. Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan lengket.

B. Mempertahankan Status Pernafasan Bayi


Sistem pernafasan pada janin saat di dalam kandungan mendapatkan
oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir dan plasenta
lahir bernafas menggunakan paru paru. Sebelum janin lahir melakukan
pematangan paru-paru, menghasilkan surfaktan dan mempunyai alveolus
sebagai pertukaran gas.
Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 10 detik
pertama sesudah lahir. Rangsangan gerakan pernafasan pertama terjadi karena
beberapa faktor, yaitu:
1. Stimulasi mekanik, yaitu karena terdapat rongga dada pada saat melewati
jalan lahir hal tersebut mengakibatkan paru paru kehilangan 1/3 dari cairan
yang terdapat dildalamnya, sehingga akan tersisa 80-100 mL Setelah bayi
lahir dan cairan tersebut akan diganti dengan udara.
2. Stimulasi kimiawi, yaitu penurunan kadar oksigen (dari 80 ke 15 mmHg),
Kenaikan kadar karbon dioksida (dari 40 ke 70 mmHg) dan penurunan PH
yang akan merangsang kemoreseptor yang terletak di sinus karotikus dan
akibatnya akan terjadi asfiksia sementara selama kelahiran.
3. Stimulasi sensorik yaitu adanya rangsangan suhu dingin pada bayi pada
saat bayi meninggalkan suasana hangat pada uterus dan memasuki udara
luar yang dingin. Perubahan suhu yang mendadak ini akan merangsang
implus sensoris di kulit yang kemudian disalurkan ke pusat respirasi.
4. Refleks deflasi hering breur
Refleks mengeluarkan cairan dalam paru-paru dapat menyebabkan bayi
batuk dan muntah sehingga mengembangkan jaringan alveolus paru-paru
untuk pertama kali.

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan


cairan dalam paru-paru dan untuk mengembangkan jaringan alveolus dalam
paru-paru untuk pertama kali.

Pada bayi baru lahir bisa terjadi kegawatan pernafsan, Kegawatan


pernafasan adalah keadaan kekurangan oksigen yang terjadi dalam jangka
waktu relatif lama sehingga mengaktifkan metabolisme anaerob yang
menghasilkan asam laktat. Dimana apabila keadaan asidosis memburuk dan
terjadi penurunan aliran darah ke otak maka akan terjadi kerusakan otak dan
organ lain. Selanjutnya dapat terjadi depresi pernafasan yang dimanifestasikan
dengan apneu yang memanjang dan bahkan dapat menyebabkan kematian (Yu
dan Monintja, 1997).

Penyebab kegagalan pernafasan pada neonatus yang terdiri dari faktor


ibu, faktor plasenta, faktor janin dan faktor persalinan. Kegawatan pernafasan
dapat terjadi pada bayi aterm maupun pada bayi preterm, yaitu bayi dengan
berat lahir cukup maupun dengan berat lahir rendah (BBLR). Bayi dengan
BBLR yang preterm mempunyai potensi kegawatan lebih besar karena belum
maturnya fungsi organ-organ tubuh. Kegawatan sistem pernafasan dapat
terjadi pada bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram dalam bentuk
sindroma gagal nafas dan asfiksia neonatorum yang terjadi pada bayi cukup
bulan.

Menurut Suriadi dan Yuliani (2001) tindakan untuk mengatasi masalah


kegawatan pernafasan meliputi :

1. Mempertahankan ventilasi dan oksigenasi adekwat.


2. Mempertahankan keseimbangan asam basa.
3. Mempertahankan suhu lingkungan netral.
4. Mempertahankan perfusi jaringan adekwat.
5. Mencegah hipotermia.
6. Mempertahankan cairan dan elektrolit adekwat.

C. Mempertahankan Termoregulasi Pada Bayi


Termoregulasi adalah kemampuan untuk menyeimbangkan antara
produksi panas dan hilangnya panas dalam rangka menjaga suhu tubuh dalam
keadaan normal salah satu masalah khusus pada bayi terutama bayi premature
adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh normal. Banyak
factor yang berperan dalam termoregulasi seperti umur, berat badan luas
permukaan tubuh dan kondisi lingkungan. Gangguan termoregulasi dapat
berupa hipotermi dan hipertermia.
Hipotermia dapat disebabkan karena terpapar lingkungan yang dingin
(suhu lingkungan lebih rendah, permukaan dingn atau basah) atau bayi dalam
keadaan basah atau tidak berpakaian. Hipertermia dapat disebabkan oleh
karena terpapar dengan lingkungan panas (suhu lingkungan panas, paparan
sinar matahari atau paparan panas yang berlebihan dari incubator atau alat
pemancar panas. (Radiant warmer)
Banyak masalah khusus pada bayi baru lahir terkait dengan adaptasi
yang belum sempurna, misalnya asfiksia, kelahiran premature, anomaly
congenital, hipotermia atau pun hipertermia yang dapat berkembang kea rah
kegawatan. Sehingnga hipotermi ataupun hipertermi merupakan salah satu
keadaan yang harus dicermati dalam perawatan bayi baru lahir.
Temperature tubuh diatur dengan mengimbangi produksi panas terhadap
kehilangan panas. Bila kehilangan panas dalam tubuh lebih besar daripada laju
pembentukan panas maka akan terjadi penurunan temperature tubuh. Begitu
juga sebaliknya bila pembentukan panas lebih besar daripada kehilangan
panas, timbul panas didalam tubuh dan temperature tubuh akan meningkat.
Pengukuran suhu tubuh.
1. Macam-macam thermometer untuk mengukur suhu tubuh
a. The mercury-in-glass thermometer
b. The electrical digital reading thermometer
c. A radiometer attached to an auriscope-like head (untuk pengukuran
suhu timfani).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh
a. Variasi diurnal. Suhu tubuh bervariasi pada siang dan malam hari.
Suhu terendah manusia yang tidur pada malam hari dan bangun
sepanjang siang terjadi pada awal pagi dan tertinggi pada awal malam.
b. Kerja jasmani/ aktivitas fisik. Setelah latihan fisik atau kerja jasmani
suhu tubuh akan naik terkait dengan kerja yang dilakukan oleh otot
rangka. Setelah latihan berat, suhu tubuh dapat mencapai 40°C.
c. Jenis kelamin. Sesuai dengan kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria
lebih tinggi daripada wanita. Suhu tubuh wanita dipengaruhi daur haid.
Pada saat ovulasi, suhu tubuh wanita pada pagi hari saat bangun
meningkat 0,3-0,5°C.
d. Lingkungan. Suhu lingkungan yang tinggi akan meningkatkan suhu
tubuh. Udara lingkungan yang lembab juga akan meningkatkan suhu
tubuh karena menyebabkan hambatan penguapan keringat, sehingga
panas tertahan di dalam tubuh.
3. Cegah terjadinya kehilangan panas pada bayi baru lahir melalui upaya
berikut:
a. Ruang bersalin yang hangat.
1) Suhu ruangan minimal 25°C. Tutup semua pintu dan jendela
2) Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan vernik.
3) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Verniks akan
membantu menghangatkan tubuh bayi. Segera ganti handuk basah
dengan handuk atau kain yang kering.
b. Letakkan bayi di dada atau perut ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit
bayi
Setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap di dada atau
perut ibu. Luruskan dan usahakan ke dua bahu bayi menempel di dada
atau perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu
dengan posisi sedikit lebih rendah dari puting payudara ibu.
c. Inisiasi menyusu dini
Memberi kesempatan pada bayi menyusu sendiri segera setelah
lahir dengan meletakkan bayi menempel di dada atau perut ibu,
dibiarkan merayap mencari puting dan menyusu sampai puas. Proses
ini berlangsung minimal 1 jam pertama setelah bayi lahir.
d. Gunakan pakaian yang sesuai untuk mencegah kehilangan panas
Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat yang sama dan
pasang topi di kepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki permukaan
yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika
bagian tersebut tidak tertutup.
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Lakukan penimbangan setelah satu jam kontak kulit ibu ke kulit
bayi dan bayi selesai menyusu. Karena BBL cepat dan mudah
kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian), sebelum
melakukan penimbangan, terlebih dulu selimuti bayi dengan kain atau
selimut bersih dan kering. Berat bayi dapat dinilai dari selisih berat
bayi pada saat berpakaian atau diselimuti dikurangi dengan berat
pakaian atau selimut. Bayi sebaiknya dimandikan pada waktu yang
tepat yaitu tidak kurang dari enam jam setelah lahir dan setelah kondisi
stabil. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir
dapat menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan
BBL. Keringkan bayi dengan segera setelah dimandikan.
f. Rawat gabung
Ibu dan bayi harus tidur dalam satu ruangan selama 24 jam.
Idealnya BBL ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya.
Ini adalah cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap
hangat, mendorong ibu segera menyusui bayinya dan mencegah
paparan infeksi pada bayi.
g. Resusitasi dalam lingkungan yang hangat
Apabila bayi baru lahir memerlukan resusitasi harus dilakukan
dalam lingkungan yang hangat.
h. Transportasi hangat
Bayi yang perlu dirujuk, harus dijaga agar tetap hangat selama
dalam perjalanan.
i. Pelatihan untuk petugas kesehatan dan Konseling untuk keluarga
Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan dan keluarga
tentang hipotermia meliputi tanda-tanda dan bahayanya.
4. Tanda-tanda penurunan suhu tubuh bayi:
a. Tanda awal: Kedua tangan dan kaki terasa dingin.
b. Tanda lanjut:
1) Seluruh tubuh teraba dingin,
2) Bayi tidak bergerak aktif / bayi lemas,
3) Bayi tidak mau menyusu,
4) Bayi menangis lemah.
5. Cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi:
a. Bayi ditempatkan di ruangan yang hangat, jangan ber-AC.
b. Kontak / menempelkan kulit bayi dengan kulit ibu.
c. Menyusui sesering mungkin.
d. Tutup kepala karena 25% panas hilang melalui kepala.
D. Pencegahan infeksi pada bayi
Bayi yang baru lahir baik melalui melahirkan normal atau caesar
memiliki resiko terkena infeksi yang sangat besar. Kondisi ini sangat
berhubungan dengan kondisi sistem kekebalan tubuh bayi yang sangat lemah.
Bayi yang baru lahir hanya memiliki sistem kekebalan tubuh termasuk untuk
penyakit yang terbatas saja. Karena itu perawatan untuk bayi yang baru lahir
memang lebih rumit dibandingkan ketika bayi sudah berusia beberapa bulan.
Infeksi bisa menular ke tubuh bayi baik selama dalam kehamilan, persalinan
maupun setelah dilahirkan.
Berikut ini adalah beberapa upaya pencegahan infeksi pada bayi baru
lahir:
1. Hidung dan mulut bayi segera dibersikan setelah lahir
Segera setelah bayi lahir maka tenaga medis harus membersihkan
bagian mulut dan hidung bayi. Cara ini dilakukan dengan alat pengisap
yang sangat aman untuk bayi. Ketika bayi lahir normal dan melewati
perineum maka kemungkinan bayi menghisap berbagai cairan dan kotoran
yang mungkin bisa masuk ke tubuh bayi. Bahkan tindakan ini sangat
penting untuk mengeluarkan lendir dan mekonium jika memang ada dalam
mulut dan hidung bayi. Tindakan ini juga sangat penting untuk membantu
bayi agar bisa bernafas dengan baik melalui hidung dan mulut. Jika bayi
tidak bisa bernafas dengan baik maka dokter bisa memberikan alat bantu
nafas khusus untuk bayi.
2. Segera mengikat plasenta setelah lahir
Ketika bayi lahir maka bayi masih tali plasenta yang terhubung
langsung dengan plasenta. Setelah bayi lahir maka sistem peredaran darah
beralih dari plasenta sampai ke tubuh bayi secara mandiri. Sehingga
bagian plasenta sebenarnya sudah tidak diperlukan lagi. Kemudian tenaga
medis akan menjepit bagian tali plasenta hingga beberapa lama kemudian
semua bagian itu akan dipotong dengan alat yang steril. Cara ini bisa
membantu bayi agar tidak terkena infeksi dari plasenta yang masih
melekat dengan tubuh bayi. (baca: plasenta letak rendah – janin terlilit tali
pusat)
3. Bayi menerima suntikan vitamin K
Semua bayi yang baru lahir sangat penting untuk menerima suntikan
vitamin K. Suntikan ini sangat penting untuk membantu sistem
pembekuan darah dalam tubuh bayi dan juga mencegah adanya
pendarahan dalam tubuh bayi. Bahkan tindakan ini sangat penting untuk
mencegah adanya infeksi bakteri atau virus yang kemungkinan sudah
masuk ke dalam darah bayi selama dalam kandungan.
4. Pemberikan vaksin hepatitis B
Penyakit hepatitis B adalah jenis penyakit infeksi yang ditularkan
melalui kontak cairan dan hubungan seksual. Kemungkinan bayi juga bisa
mengalami infeksi ini karena tertular dari ibu hamil yang terkena hepatitis
B. untuk mengatasi ini maka bayi yang baru lahir sebaiknya langsung
menerima vaksin hepatitis B. Biasanya dokter akan mengatakan hal ini
ketika bayi sudah menerima vaksin dari rumah sakit. (baca: bahaya
hepatitis bagi ibu hamil – gejala hepatitis B pada ibu hamil)
5. Pemberian antibiotik salep ke mata bayi
Bayi yang lahir normal atau caesar kemungkinan juga bisa terkena
infeksi akibat penyakit gonore atau clamidya dari ibu hamil. Penyakit ini
bisa menular ke bayi melalui cairan mata. Karena itu bayi harus menerima
antibiotik agar tidak terkena penyakit infeksi mata pada bayi. Tindakan ini
mungkin bisa tidak dilakukan jika memang ibu sudah bebas dari infeksi
penyakit seksual ini. Antibiotik bisa menyebabkan pandangan mata bayi
kabur namun akan membaik dalam beberapa hari setelah dilahirkan.
6. Membersihkan semua cairan dalam tubuh bayi
Ketika bayi baru lahir maka ada banyak cairan dan lendir yang
melekat dalam tubuh bayi. Terkadang lapisan lemak juga masih menempel
dalam kulit bayi. Semua bahan yang melekat dalam kulit bayi bisa
menyebabkan infeksi yang berbahaya untuk bayi. Karena itu semua
kotoran ini juga harus segera dibersihkan sehingga bayi langsung bersih.
Untuk memandikan bayi biasanya tidak dilakukan kecuali dengan
pertimbangkan khusus. Memandikan bayi yang baru lahir bisa
meningkatkan resiko penurunan suhu yang menyebabkan hipotermia pada
bayi baru lahir.(baca: cara merawat bayi baru lahir)
7. Semua perlengkapan dan ruangan persalinan yang steril
Ketika Anda melahirkan di sebuah rumah sakit maka semua alat dan
ruang persalinan harus sangat steril. Infeksi bisa terjadi dimana saja
termasuk dari alat yang digunakan atau bahkan kain-kain yang berada
dalam ruang persalinan. Karena itu biasanya rumah sakit menerapkan suhu
yang rendah untuk mencegah perkembangan bakteri atau infeksi pada bayi
baru lahir. Jika Anda tidak mendapatkan fasilitas ini maka segera
bicarakan dengan dokter. (baca: tips memilih rumah sakit bersalin)
8. Tenaga medis harus menggunakan sarung tangan dan steril
Tenaga medis yang terlibat dalam persalinan harus menggunakan
sarung tangan yang steril. Semua orang harus mencuci tangan dengan
cairan antiseptik sehingga bayi tidak tertular infeksi ketika diperiksa atau
disentuh. Pemeriksaan yang berhubungan dengan jalur lahir harus
dilakukan ketika diperlukan dan semua alat harus steril.
9. Pemeriksaan infeksi B Strep pada ibu hamil
Infeksi B strep untuk bayi yang baru lahir adalah kasus yang paling
sering terjadi. Sebenarnya infeksi ini akan dimulai semenjak bayi baru
lahir hingga berusia kurang lebih 1 minggu. Untuk itu ibu hamil harus bisa
melakukan pengujian ketika kehamilan berumur 35 sampai 37 minggu.
Jika memang ibu hamil terkena infeksi maka bisa menerima antibiotik
yang sangat aman untuk ibu dan bayi dalam rahim. infeksi B strep sering
tidak menyebabkan gejala apapun sehingga banyak ibu hamil yang tidak
menyadari ketika terkena infeksi ini. Dan jika tidak dicegah maka bayi
bisa terkena infeksi dengan cepat.
10. Menerima antibiotik selama persalinan
Jika ibu dinyatakan terkena infeksi B Strep maka ibu harus
menerima antibiotik selama proses persalinan. Antibiotik akan diberikan
melalui cairan IV dan sangat aman untuk bayi dan ibu. Dokter bisa
memberikan antibiotik ini jika memang ibu terkena infeksi dan obat yang
diberikan setelah pengujian tidak berhasil membunuh bakteri yang ada
dalam tubuh ibu.
11. Persalinan Caesar
Ketika ibu menderita beberapa infeksi penyakit menular seksual
maka kemungkinan dokter bisa memberikan alternatif persalinan caesar.
Persalinan normal akan membuat bayi melewati jalan lahir dan
kemungkian bayi akan terkena infeksi dari bakteri atau sumber penyakit
lain pada ibu. Namun pertimbangan ini juga bisa dilakukan jika ibu
mengalami kondisi seperti preeklampsia atau bayi besar dalam kandungan.
12. Bayi menerima vaksin lengkap sesuai jadwal
Kemudian ketika semua cara untuk mencegah infeksi sudah
dilakukan sejak proses persalinan hingga bayi lahir, maka bayi juga harus
menerima vaksin secara rutin sesuai jadwal. Bayi yang sudah menerima
berbagai vaksin atau imunisasi bisa terhindari dari bahaya bayi tidak
imunisasi. Cara ini juga sangat penting untuk mencegah berbagai penyakit
pada bayi hingga tumbuh menjadi anak-anak.

Pencegahan infeksi pada bayi baru lahir menjadi peran penting bagi ibu
hamil, keluarga dan semua tenaga medis yang menolong persalinan. Jadi
semua orang yang berada dalam tahap tersebut harus menjaga agar bayi tetap
sehat hingga tumbuh tanpa infeksi apapun.

E. Mempertahankan kecukupan nutrisi pada bayi


Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir dapat dipenuhi melalui air susu ibu
(ASI) yang mengandung komponen paling seimbang. Pemberian ASI
eksklusif berlangsung hingga enam bulan tanpa adanya makanan pendamping
lain, sebab kebutuhannya sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh bayi.
Selain itu sistem pencernaan bayi usia 0-6 bulan belum mampu mencerna
makanan padat.
Komposisi ASI berbeda dengan susu sapi. Perbedaan yang penting
terdapat pada konsentrasi protein dan mineral yang lebih rendah dan laktosa
yang lebih tinggi. Lagi pula rasio antara protein whey dan kasein pada ASI
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rasio tersebut pada susu sapi. Kasein di
bawah pengaruh asam lambung menggumpal hingga lebih sukar dicerna oleh
enzim-enzim. Protein pada ASI juga mempunyai nilai biologi tinggi sehingga
hamper semuanya digunakan tubuh.
Dalam komposisi lemak, ASI mengandung lebih banyak asam lemak
tidak jenuh yang esensiil dan mudah dicerna, dengan daya serap lemak ASI
mencapai 85-90 %. Asam lemak susu sapi yang tidak diserap mengikat
kalsium dan trace elemen lain hingga dapat menghalangi masuknya zat-zat
tadi.
Keuntungan lain ASI ialah murah, tersedia pada suhu yang ideal, selalu
segar dan bebas pencemaran kuman, menjalin kasih saying antar ibu dan
bayinya serta mempercepat pengembalian besarnya rahim ke bentuk sebelum
hamil. Zat anti infeksi dalam ASI antara lain :
1. Imunoglobulin : Ig A, Ig G, Ig A, Ig M, Ig D dan Ig E
2. Lisozim adalah enzim yang berfungsi bakteriolitik dan pelindung terhadap
virus
3. Laktoperoksidase suatu enzim yang bersama peroksidase hydrogen dan
tiosianat membantu membunuh streptokokus
4. Faktor bifidus adalah karbohidrat berisi N berfungsi mencegah
pertumbuhan Escherichia coli pathogen dan enterobacteriaceae, dll
5. Faktor anti stafilokokus merupakan asam lemak anti stafilokokus
6. Laktoferin dan transferin mengikat zat besi sehingga mencegah
pertumbuhan kuman
7. Sel-sel makrofag dan netrofil dapat melakukan fagositosis
8. Lipase adalah antivirus
BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Puskesmas-reube. blogspot. 24 februari 2009. System pernafasan pada bayi baru


lahir. Online. Diakses pada 09 september 2021. Dari:
https://puskesmas-reubee.blogspot.com/2009/02/sistem-pernafasan-
pada-bayi-baru-lahir.html

Informasibidan.com. 03 maret 2021. Termoregulasi pada neonates. Online.


Diakses pada 09 september 2021. Dari:
https://www.informasibidan.com/2020/03/termoregulasi-pada-
neonatus.html

Hamil.co.id. 2021. 12 pencegahan infeksi pada bayi baru lahir - wajib dilakukan.
Online. Diakses pada 09 september 2021. Dari:
https://hamil.co.id/bayi/kesehatan-bayi/pencegahan-infeksi-pada-bayi-
baru-lahir

Dinda hardilla. 29 mei 2015. Kebutuhan dasar neonates. Online. Diakses pada 09
september 2021. Dari: https://neonatus-dinda-
akjms.blogspot.com/2015/05/kebutuhan-dasar-neonatus.html

Anda mungkin juga menyukai