Anda di halaman 1dari 3

Menurut Soeprapto (2017), sebelum dilakukan perawatan prostodontik,terlebih dahulu

dilakukan perawatan pendahuluan meliputi:

a. Karies/ restorasi yang kurang baik hendaknya diperbaiki terlebih dahulu


b. Posisi gigi geligi yang terlalu miring untuk gigi tiruan pertimbangkan untuk
pemasangan gigi tiruan
c. Rawat dulu kelainan jaringan periodontal,baru dimulai prostodontik

Berdasarkan scenario ditemukan adanya penyakit periodontal seperti periodontitis


apikalis keonis ec gangrene pulpa, periodontitis apikalis kronis ec gangrene radix, karies
media dan gingivitis marginalis kronis.

Penatalaksanaannya sebagai berikut:

Periodontitis Apikal adalah peradangan jaringan periodontal yang berhubungan


dengan adanya karies pada gigi yang berdekatan. Periodontitis Apikal dapat disebabkan
oleh karena ada gigi yang terkena Pulpitis, Gangren Pulpa, dan Gangren Radix
(Prayitno,2003)

Pada kasus gangren pulpa, prosedur pertama yang harus dilakukan adalah medikasi,
baik dengan cara desinfeksi saluran akar yang disertai oleh pemberian medikasi saluran
akar, maupun pemberian antibiotik per oral. Medikasi bertujuan untuk memusnahkan
mikroorganisme yang ada di dalam saluran akar. Obat saluran akar sebaiknya diganti tiap
minggu dan tidak boleh lebih dari dua minggu, karena dapat menjadi cair oleh eksudat
periapikal dan membusuk karena interaksi dengan mikroorganisme (Grossman dkk,
1995).

Sedangkan menurut Departemen Kesehatan RI (2007) Pedoman Perawatan di


Puskesmas tahun 2007 untuk gangren pulpa, terapi yang dilakukan yaitu:

1. Bila tidak ada tenaga kesehatan gigi, gigi dibersihkan dengan semprot air, lalu
dikeringkan dengan kapas.
2. Bila sudah ada radang periapikal berikan antibiotik Amoksisilin 500 mg
3x sehari selama 5 hari, bila terjadi alergi amoksisilin gunakan antibiotika pilihan
3. Kedua, eritromisin atau kotrimoksazol. Pada kasus yang berat : penisilin prokain
600.000 IU/hari selama 3 hari. Kalau perlu diberi parasetamol 500 mg 3 xsehari.
4. Sesudah peradangan reda gigi dicabut atau pasien dirujuk ke rumah sakit untuk
perawatan syaraf
Gangren pulpa yang tidak dirawat lama kelamaan akan keropos dan menjadi gangren
radix. Terapi yang diberikan terutama medikasi baru kemudian ekstraksi. Medikasi dilakukan
untuk memusnahkan mikroorganisme yang terdapat di saluran akar. Gangren radix sebaiknya
harus dicabut agar tidak menjadi lokal infeksi dalam rongga mulut ( Kiswaluyo dkk,2014)
Pada skenario juga dijelaskan adanya karies media pada gigi 24,maka gigi yang
mengalami karies ini terlebih dahulu harus dilakukan penumpatan sebelum dilakukan
pembuatan GTSL
Selain itu pada pemeriksaan intraoral ditemukan adanya gingivitis marginalis kronis.
Gingivitis marginalis kronis sendiri, merupakan suatu peradangan gusi pada daerah
margin,ditandai dengan perubahan warna, ukuran ,konsistensi, dan bentuk permukaan gusi
(Carranza,2002). Oleh karena gingivitis jenis ini banyak disebabkan oleh iritasi lokal yaitu
plak, kalkulus, materia alba, bakteri oral, dan gabungan deposit terkalsifikasi dan non
kalsifikasi, maka penatalkasanaan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan faktor-faktor
lokal dan instruksi kepada pasien untuk menjaga kebersihan mulut, dan nasehat diet. Selain
itu dapat dilakukan tindakan perawatan berupa penghilngan kalkulus supragingival pada
gingivitis dapat menggunakan scaler manual maupun ultrasonic (Fedi et al,2000)

Prayitno, 2003, Periodontologi Klinik, Jakarta; Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia

Kiswaluyo dkk. 2014. Penatalaksaan Penyakit Gangren Pulpa di RS Bondowoso, Puskesmas


Sumbersari, Wuluhan, Pakusari, dan Mayang Tanggal 18 Juni-29 Juli 2013. Jurnal
Kedokteran Gigi Unej. Vol. 11 No.2 : 47-51 

Grossman L, Oliet S dan Rio. 1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Jakarta: EGC

Departemen Kesehatan. 2007. Pedoman Pengobatan di Puskesmas. Departemen Kesehatan.


Jakarta

Soeprapto A. 2017. Pedoman dan Penatalakssanaan Praktik Kedokteran Gigi. Yogyakarta :


STPI Bina Insan Mulia

Carranza, F. A., Newman, M. G. 2002. Clinical Periodontology. 10th ed. Tokyo: W. B.


Saunders Company.
Fedi, P. F., Vernino, A. R., Gray, J. L. 2000. The Periodontic Syllabus. 4th ed. Wolter
Kluwer Company. Hlm. 75-85.

Anda mungkin juga menyukai