Tips & Trik Soal Esai Ujian Advokat: Disclaimer
Tips & Trik Soal Esai Ujian Advokat: Disclaimer
by WISNU PURNAEDI, SH
wisnupurnaedi@gmail.com
DISCLAIMER
Bahwa, Tips Dan Trik Soal Esai ini bukan bocoran Jawaban Ujian Advokat, tulisan ini hanya
mengupas hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Surat Kuasa dan Surat Gugatan (ada
dua soal diminta pilih salah satu antara Gugatan Arbitrase atau Gugatan Perdata (+ Surat
Kuasa), tulisan ini khusus untuk Surat Kuasa + Surat Gugatan Perdata). Tulisan ini disarikan oleh
penulis dari Pendidikan Keadvokatan di Jakarta.
Nama dan Kasus yang tertulis disini hanyalah rekayasa belaka, dan ini hanya simulasi untuk
kepentingan pendidikan, tidak dalam rangka pendukungan atau penjatuhan nama baik pihak
tertentu. Jika ada kesamaan Nama dan Kasus hanyalah kebetulan belaka.
Note : Mohon maaf ini bukan bermaksud menggurui siapa pun, ini hanya untuk sharing saja. Jika
anda merasa tulisan ini ada manfaatnya bagi anda, Anda dipersilahkan memberikan DONASI ke :
BCA no rek 7900329177 a/n Wisnu Purnaedi. Dan pesan penulis “berjuanglah untuk
idealisme-mu” dan “Tegakkan Supremasi Hukum Indonesia”
Total nilai minimal kelulusan (seperti yang tertulis di buku panduan ujian advokat tahun 2008)
adalah 70 dalam skala 100. Dengan pembagian bobot nilai 70 untuk pilihan ganda (dari 120 soal
maka nilai persoal yang dijawab benar 70 : 120 = 0.58), dan 30 untuk Esai. Jika untuk soal Esai
hukum acara perdata, maka nilainya 15 untuk masing-masing Surat Kuasa dan Surat Gugatan.
Sedangkan sistem penilaian sola esai menggunakan sistem point yaitu 50 point, maka 25 point
untuk Surat Kuasa dan 25 point untuk Surat Gugatan.
Penjelasan : ada masing-masing 19 bagian yang harus ada pada Surat Kuasa ataupun Surat
Gugatan dan masing-masing mendapat 1 point, dan jika 19 point itu ada maka akan ditambah 6
point untuk nilai kesempurnaan, maka total 25 point.
Surat Kuasa : 19 bagian yang harus ada, nilai masing-masing 1 (19 x 1 = 19) + 6 nilai untuk
kesempurnaan = 25 point.
Surat Gugatan : 19 bagian yang harus ada, nilai masing-masing 1 (19 x 1 = 19) + 6 nilai untuk
kesempurnaan = 25 point.
Maka total 50 point. Maka nilai per point adalah 30 : 50 point = 0,6
Pada Surat Kuasa dan Surat Gugatan masing-masing ada 19 point hal yang harus ada. Perlu
diketahui bahwa tulisan ini hanya untuk memperjelas / menekankan pada point-point yang harus
ada saja, diharapkan anda sudah menguasai dasar-dasar pembuatan Surat Kuasa dan Surat
Gugatan, hal ini untuk memperingkas pembahasan. Jika anda belum jelas, silahkan buku teknik
membuat Surat Kuasa dan Surat Gugatan di toko buku terdekat.
16. Kata-kata penutup misal “Demikian Surat Kuasa ini dibuat, dan berlaku sejak ditandatangani”
17. Tempat tanggal tahun ditandatangani (diatas nama Pemberi Kuasa).
18. Pemberi Kuasa (tanda tangan dan nama terang) dan Penerima Kuasa (tanda tangan dan
nama terang)
19. Materai yang bernilai Rp 6000 dan beri tanggal (buat kotak di tengah nama Pemberi Kuasa)
NB : Urutan / kata-kata diatas tidak baku, anda bisa bolak-balik disesuaikan dengan Buku
Pegangan yang telah anda pelajari atau dari Materi Kuliah yang pernah anda terima, disini hanya
menjelaskan point-point yang harus ada.
Dalam hal ini memilih domisili hukum di kantor kuasanya yang akan disebut dibawah ini, dan
menyatakan, bahwa dengan ini, memberi kuasa dengan Hak Substitusi dan Hak Retensi, kepada:
KHUSUS
Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Kuasa, mewakili, dan membela kepentingan hukum
Pemberi Kuasa selaku Penggugat, untuk membuat, menandatangani dan mengajukan Gugatan
Perdata perihal Wanprestasi (ingkar Janji), di Pengadilan Negeri Surabaya, melawan :
Roni, S.Pd., M. Pd. Umur 43 Tahun, Pekerjaan Tenaga Pengajar, Jalan Dinoyo, No 43,
Surabaya.
Untuk selanjutnya Penerima Kuasa dikuasakan untuk mewakili, mendampingi dan atau
memperjuangkan hak-hak Pemberi Kuasa, menghadap dimuka Pengadilan Negeri Surabaya,
atau di Pengadilan Negeri dalam yuridiksi perkara a quo, menghadap Pejabat-Pejabat, Panitera-
Panitera, Hakim-Hakim, membuat, menandatangani dan mengajukan setiap tanggapan, Replik,
Akta Pembuktian, Kesimpulan, memberi dan atau menolak bukti-bukti, saksi-saksi, keterangan-
keterangan, meminta dan atau mengembalikan sumpah, melakukan perdamaian dengan terlebih
dahulu disetujui oleh Pemberi Kuasa dan selagi menguntungkan, melakukan dan atau menerima
pembayaran, serta menandatangai kwitansi-kwitansi, serta melakukan upaya hukum Banding
(membuat, menandatangani dan mengajukan Memori Banding atau Kontra Memori Banding) atau
upaya hukum Kasasi (membuat, menandatangani dan mengajukan Memori Kasasi atau Kontra
Memori Kasasi).
Pendek kata, Penerima Kuasa diberi keleluasaan untuk dapat melakukan segala tindakan-
tindakan dan upaya-upaya hukum yang dianggap baik dan perlu berkaitan dengan perkara ini,
sekalipun tidak disebut secara rinci, sepanjang tersedia dan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Demikian Surat Kuasa ini dibuat dan berlaku sejak ditanda tangani.
NB : Contoh ini juga tidak baku. Ada yang penempatan Pemberi Kuasa di kiri dan Penerima
Kuasa di kanan, itu boleh, dengan catatan posisi materai ada di Pemberi Kuasa.
NB : Urutan / kata-kata diatas tidak baku, anda bisa bolak-balik disesuaikan dengan Buku
Pegangan yang telah anda pelajari atau dari Materi Kuliah yang pernah anda terima, disini hanya
menjelaskan point-point yang harus ada.
*) untuk beberapa contoh ada yang menggunakan “Majelis Hakim”, tapi ada beberapa pendapat,
bahwa saat surat gugatan tersebut diajukan pada Ketua Pengadilan dan Majelis Hakim yang
menangani gugatan tersebut belum dibentuk, istilah “Majelis Hakim” bisa digunakan saat perkara
sudah dipersidangkan. Saya lebih setuju demikian, jika anda menggunakan “Majelis Hakim” juga
dipersilahkan.
Kepada :
Yth. Ketua Pengadilan Negeri Surabaya
Jl. Arjuno Mencari Cinta, no 33
Surabaya
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Dewa Prama, SH, MH. dan Wisnu Purnaedi, SH.
Para Advokat pada Kantor Hukum Dewa Wisnu & Co., yang berkedudukan di Jalan Rama -
Shinta, No 41, Surabaya. Telp. (031) 12345.
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama kepentingan hukum klien kami :
Astuti, S.Pd., Umur 35 Tahun, Pekerjaan Tenaga Pengajar, Jalan Jetis Kulon III No 27, Kota
Surabaya. Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 7 April 2009 (terlampir).
Untuk selanjutnya disebut sebagai …………..…………………………………………... ( Penggugat)
Bahwa atas dasar serta alasan-alasan uraian diatas maka kami Penggugat mohon agar
Pengadilan Negeri Surabaya berkenan menjatuhkan putusan sebagai berikut :
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Perjanjian Jual Beli dengan Akta Notaris Nomor 17, pada Notaris Safria
Nasution, SH., M.Kn., tertanggal 14 Februari 2008, adalah Perjanjian yang sah;
3. Menyatakan bahwa Tergugat telah melakukan wanprestasi kepada Penggugat, berdasarkan
Perjanjian Jual Beli dengan Akta Notaris Nomor 17, pada Notaris Safria Nasution, SH., M.Kn.,
tertanggal 14 Februari 2008;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar / mengembalikan uang muka yang telah dibayarkan
oleh Penggugat sebesar Rp. 500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah);
Catatan tambahan :
1. Tambahkan keterangan Alat bukti (misal : “(bukti P-1)”, dst) untuk kesempurnaan nilai.
2. Detailkan permasalahan dalam Posita, meskipun mungkin di soal tidak dijelaskan (karang-
karang aja sendiri, tapi jangan melebar, yang penting-penting aja).
3. Kepada Ketua Pengadilan mana juga penting, perhatikan kompetensi relatifnya, agar
Gugatan tidak dianggap kabur.
4. Identitas Tergugat dan Penggugat juga penting, agar Gugatan tidak dianggap kabur.
5. Antara Posita dan Petitum harus singkron. Kalau trik saya, konsepkan dulu Petitum
Gugatan baru saya tulis Positanya, hal ini supaya tiap Petitum Gugatan ada dasar Posita-
nya.
SEMOGA BERMANFAAT
SALAM “Tegakkan Supremasi Hukum Indonesia”
* * * * * **