31. Rancangan penelitian yang tepat untuk penelitian Mas. Nopanto adalah:
A. Post-test only design
B. Pre and post one group design
C. Pre and post two groups design
D. Cross-over design
E. Parametric design
32. Uji normalitas distribusi variabel terikat dilakukan dengan:
A. Uji Saphiro-Wilk
B. Uji Kolmogorov-Smirnov
C. Uji Mc Nemar
D. Uji Levene
E. Uji homogenitas variance
33. Apabila variabel kadar TNF- berdistribusi tidak normal, maka pada analisis deskritif kadar TNF-
akan dinyatakan sebagai:
A. Modus
B. Variance
C. Rerata ± median
D. Rerata ± Simpang baku
E. Median dan rentang
34. Apabila variabel kadar hormon estrogen berdistribusi normal, maka pada analisis deskritif kadar
hormon estrogen akan dinyatakan sebagai:
A. Modus
B. Variance
C. Rerata ± median
D. Rerata ± Simpang baku
E. Median dan rentang
35. Uji hipotesis yang tepat untuk menilai perbedaan kadar hormon estrogen sebelum dan sesudah
perlakuan pada kelompok Rumput Kumis Kambing adalah: (kadar hormon estrogen beRdistribusi
normal)
A. Uji t-berpasangan
B. Uji t-tidak berpasangan
C. Uji Mann-Whitney
D. Uji Wilcoxon
E. Uji 2
36. Uji hipotesis yang tepat untuk menilai perbedaan kadar TNF- sebelum dan sesudah perlakuan pada
kelompok Rumput Kumis Kambing adalah: (kadar TNF- bedistrisbusi tidak normal)
A. Uji t-berpasangan
B. Uji t-tidak berpasangan
C. Uji Mann-Whitney
D. Uji Wilcoxon
E. Uji 2
37. Apabila kadar IL-1 serum berdistribusi tidak normal, untuk menilai perbedaan kadar IL-1 serum saat
sesudah perlakuan antara kelompok ekstrak Rumput Kumis Kambing uji hipotesis yang digunakan
adalah:
A. Uji t-berpasangan
B. Uji t-tidak berpasangan
C. Uji Mann-Whitney
D. Uji Wilcoxon
E. Uji 2
38. Apabila kadar hormon progesterom serum berdistribusi normal, untuk menilai perbedaan kadar
hormon progesterom serum saat sesudah perlakuan antara kelompok ekstrak Rumput Kumis
Kambing uji hipotesis yang digunakan adalah:
A. Uji t-berpasangan
B. Uji t-tidak berpasangan
C. Uji Mann-Whitney
D. Uji Wilcoxon
E. Uji 2
39. Apabila jumlah fetus dianggap berskala interval. Uji hipotesis yang dapat digunakan untuk menilai
perbedaan jumlah fetus antara kelompok kontrol dengan kelompok ekstrak Rumput Kumis Kambing
adalah :
A. Uji t-tidak berpasangan
B. Uji Mann-Whitney
C. Uji ANOVA
D. A dan B Benar
E. A, B dan C Benar
40. Apabila luas plasenta dikategorikan menjadi < 1 cm dan 1 cm, maka uji hopotesis yang dapat
digunakan untuk membandingkan kategori luas plasenta antara kelompok kontrol dengan kelompok
ekstrak Rumput Kumis Kambing adalah:
A. Uji t-berpasangan
B. Uji t-tidak berpasangan
C. Uji Mann-Whitney
D. Uji Wilcoxon
E. Uji 2
41. Pada output SPSS untuk analisis perbedaan antara kategori luas plasenta pada kelompok kontrol
dengan kelompok ekstrak Rumput Kumis Kambing dijumpai jumlah sel dengan expected frequency
adalah 25%.
Nilai p yang paling tepat adalah nilai p yang diperoleh dari uji:
A. Uji 2
B. Uji Fisher-Exact
C. Uji Mc Nemar
D. Uji Mantel-Haenszel
E. Uji Cochrane
42. Pada tabel silang antara kategori luas plasenta pada kelompok kontrol dengan kelompok ekstrak
Rumput Kumis Kambing, exected frequency pada sel “a” adalah:
A. (a+b)(a+c) /(a+b+c+d)
B. ad/bc
C. (a/(a+b)) / (c/(c+d))
D. a/(a+c)
E. (a+d)/(a+b+c+d)
43. Apabila Mas. Nopanto beranggapan bahwa belum tentu kategori luas plasenta pada kelompok yang
mendapat ekstrak Rumput Kumis Kambing lebih luas dibanding kelompok kontrol, bisa saja kategori
luas plasenta kelompok kontrol lebih luas dibanding kelompok Rumput Kumis Kambing, maka nilai p
yang digunakan adalah hasil test:
A. 1 arah
B. 2 arah
C. Berpasangan
D. Tunggal
E. Homogenitas
44. Pada output SPSS dijumpai nilai significancy untuk perbandingan distribusi kategori luas plasenta pada
kelompok yang mendapat ekstrak Rumput Kumis Kambing dan kelompok kontrol adalah 0,000. Cara
penulisan yang tepat adalah:
A. p=0,000
B. p= 0
C. p<0,001
D. p=0,001
E. p>0,001
45. Apabila Mas. Nopanto ingin mengetahui hubungan antara kadar TNF- serum dengan jumlah fetus
yang keduanya berdistribusi tidak normal, uji hipotesis yang tepat adalah:
A. Uji Korelasi Pearson
B. Uji Korelasi Spearman
C. Uji regresi multipel
D. Uji regresi logistic
E. Uji logrank
46. Hasil analisis Mas. Nopanto dijumpai derajat hubungan antara kadar TNF- serum dengan luas
plasenta adalah r= - 0,85. Hal ini berarti derajat hubungan antara antara kadar TNF- serum dengan
luas plasenta adalah derajat:
A. Sangat lemah
B. Lemah
C. Sedang
D. Kuat
E. Sangat kuat
47. Arti “minus” pada nilai derajat hubungan antara kadar TNF- serum dengan luas plasenta: r= - 0,85
adalah:
A. Kadar TNF- serum naik maka luas plasenta naik
A
49. Apabila Mas. Nopanto ingin mengetahui hubungan antara kadar estrogen serum dengan luas
plasenta yang keduanya berdistribusi normal, uji hipotesis yang tepat adalah:
A. Uji Korelasi Pearson
B. Uji Korelasi Spearman
C. Uji regresi multipel
D. Uji regresi logistik
E. Uji logrank
D
C
A
E
B
Gambar yang tepat untuk menggambarkan perbandingan kadar IL-1 serum antara kelompok kontrol
dengan ekstrak Rumput Kumis Kambing adalah:
A. Gambar A
B. Gambar B
C. Gambar C
D. Gambar D
E. Gambar E
51. Sensitifitas pemeriksaan status vitamin D serum untuk mendeteksi adanya penyakit jantung koroner
adalah:
A. (18/22) X 100%
B. (28/30) X 100%
C. (18/20) X 100%
D. (28/32) X 100%
E. (18+28)/52 X 100%
52. Nilai duga positif pemeriksaan status vitamin D serum untuk mendeteksi adanya penyakit jantung
koroner adalah:
A. (18/22) X 100%
B. (28/30) X 100%
C. (18/20) X 100%
D. (28/32) X 100%
E. (18+28)/52 X 100%
53. Spesifitas pemeriksaan status vitamin D serum untuk mendeteksi adanya penyakit jantung koroner
adalah:
A. (18/22) X 100%
B. (28/30) X 100%
C. (18/20) X 100%
D. (28/32) X 100%
E. (18+28)/52 X 100%
54. Nilai duga negatif pemeriksaan status vitamin D serum untuk mendeteksi adanya penyakit jantung
koroner adalah:
A. (18/22) X 100%
B. (28/30) X 100%
C. (18/20) X 100%
D. (28/32) X 100%
E. (18+28)/52 X 100%
55. Akurasi pemeriksaan status vitamin D serum untuk mendeteksi adanya penyakit jantung koroner
adalah:
A. (18/22) X 100%
B. (28/30) X 100%
C. (18/20) X 100%
D. (28/32) X 100%
E. (18+28)/52 X 100%
56. Apabila nilai cut-off kadar vitamin D serum untuk mendeteksi adanya penyakit jantung coroner belum
diketahui, maka untuk mendapatkan nilai cut-off kadar vitamin D serum untuk mendeteksi adanya
penyakit jantung coroner dilakukan analisis:
A. Reciprocal operating characteristic (ROC)
B. Asosiasi
C. Excell
D. Regresi
E. Korelasi
57. Perhatikan gambar berikut:
A
C
D
E
Pada gambar diatas nilai cut-off kadar vitamin D serum untuk mendeteksi penyakit jantung koroner
terletak pada:
A. Titik A
B. Titik B
C. Titik C
D. Titik D
E. Titik E
58. Perhitungan nilai cut-off kadar vitamin D serum untuk mendeteksi penyakit jantung coroner adalah:
A. Nilai terkecil dari nilai distance: (1-sensitifitas) + (1-spesifisitas)
B. Nilai terkecil dari nilai distance: (1-sensitifitas) 2 + (1-spesifisitas)2
C. Nilai terbesar dari nilai distance: (1-sensitifitas) + (1-spesifisitas)
D. Nilai terbesar dari nilai distance: (1-sensitifitas) 2 + (1-spesifisitas)2
E. Sama dengan (1-sensitifitas)2 + (1-spesifisitas)2
59. Pemeriksaan kadar vitamin D serum dikatakan dapat untuk mendeteksi penyakit jantung coroner
apabila memiliki luas area dibawah kurva:
A. < 25
B. 25
C. < 50
D. 50
E. 70
60. Pembacaan hasil pemeriksaan arteriografi adanya penyakit jantung koroner dilakukan oleh 2 orang
ahli radiologi. Uji statistik untuk menilai kesesuaian pembacaan 2 orang ahli radiologi tersebut adalah:
A. Uji ROC
B. Uji Mantel-Haenszel
C. Uji Kappa
D. Uji Kuder Richardson
E. Uji Cronbach alpha
64. Dari nilai adjusted OR hasil analisis Jeng Dunn, variabel yang menjadi faktor protektif untuk terjadinya
obesitas adalah:
A. Kebiasaan nyemil malam hari
B. Berangkat sekolah diantar mobil
C. Berangkat sekolah naik sepeda
D. Kebiasaan main game
E. Tidak membawa uang saku
65. Dari nilai adjusted OR hasil analisis diatas, variabel yang menjadi faktor risiko terkuat untuk terjadinya
obesitas adalah:
A. Kebiasaan nyemil malam hari
B. Berangkat sekolah diantar mobil
C. Berangkat sekolah naik sepeda
D. Kebiasaan main game
E. Tidak membawa uang saku
66. Pada penelitian diatas, analisis bivariate yang tepat untuk digunakan adalah:
A. A. Uji 2
B. Uji Fisher-Exact
C. Uji Mc Nemar
D. A dan B benar
E. A, B dan C benar
67. Pada penelitian diata, analisis multivariat yang tepat untuk digunakan adalah:
A. Uji regresi linier
B. Uji regresi logistic
C. Uji regresi ordinal
D. Uji regresi probit
E. Uji regresi multinomial
68. Variabel bebas yang dapat digunakan pada uji regresi logistic berskala:
A. Nominal
B. Ordinal
C. Kontinyu
D. A dan B benar
E. A, B dan C benar
69. Nilai adjusted OR pada hasil penelitian diatas dihitung dengan cara:
A. ad/bc
B. (a/a+b) / (c/c+d)
C. Y=+X
D. e
E. R2
70. Variabel Kebiasaan main game (OR=1,7 ; 95% CI=0,7 s/d 2,1), terhadap kejadian obesitas adalah:
A. Faktor risiko
B. Faktor protektif
C. Faktor perancu
D. Inkonklusif cenderung protektif
E. Inkonklusif cenderung risiko
71. Pada program SPSS versi 21 keatas, menu untuk melakukan pemeriksaan distribusi suatu data ada
pada menu:
A. Crosstabs
B. Descriptive
C. Frequency
D. Explore
E. Compare means
72. Pada program SPSS versi 21 keatas, menu untuk melakukan uji t-tidak berpasangan ada pada menu:
A. Correlate
B. Regression
C. Crosstabs
D. Nonparameric test
E. Compare means
73. Pada program SPSS versi 21 keatas, menu untuk melakukan uji 2 ada pada menu:
A. Correlate
B. Regression
C. Crosstabs
D. Nonparameric test
E. Compare means
74. Pada program SPSS versi 21 keatas, menu untuk melakukan uji Mann-Whitney ada pada menu:
A. Correlate
B. Regression
C. Crosstabs
D. Nonparameric test
E. Compare means
75. Pada program SPSS versi 21 keatas, menu untuk melakukan uji ANOVA ada pada menu:
A. Correlate
B. Regression
C. Crosstabs
D. Nonparameric tests
E. Compare means
76. Dr. Tingting melakukan penelitian untuk menilai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya
kematian pada anak yang menderita demam berdarah. Mbak Ting Tong juga menilai waktu kapan
terjadinya kematian. Analisis statistik yang dapat digunakan pada penelitian tersebut adalah:
A. Survival analysis
B. Kaplan Meier
C. Logrank analysis
D. Cox Proporsional Hazard Model
E. Semua benar
77. Metode analisis yang digunakan oleh Dr. Tingting untuk membuat kurva survival adalah:
A. Survival analysis
B. Kaplan Meier
C. Logrank analysis
D. Cox Proporsional Hazard Model
E. Semua benar
78. Metode analisis yang digunakan oleh Dr. Tingting untuk membandingkan 2 kurva survival adalah:
A. Survival analysis
B. Kaplan Meier
C. Logrank analysis
D. Cox Proporsional Hazard Model
E. Semua benar
79. Pada analisis Dr. Tingting dijumpai adanya 2 kurva survival yang saling bersilangan, metode analisis
yang digunakan untuk membandingkan 2 kurva survival tersebut adalah:
A. Survival analysis
B. Kaplan Meier
C. Logrank analysis
D. Cox Proporsional Hazard Model
E. Semua benar
Perhatikan gambar berikut:
80. Median survival time dari kurve B adalah pada hari ke- ______ dari length of stay
A. 1
B. 2
C. 6
D. 9
E. 16
Soal no 81-85
Seorang peneliti ingin mengetahui efektifitas Ivermectin (IVM) 300μg/kg selama 5 hari sebagai terapi
Covid 19 derajat sedang dibandingkan dengan placebo. Besar sampel adalah 40 subyek mendapat IVM+
obat standar dan 40 mendapat placebo+obat standar. Variabel terikat adalah gejala hiposmia/anosmia,
lama rawat inap (hari), hasil RT PCR untuk deteksi adanya virus (positive atau negative), dan kadar CRP
serum.
91. Seorang peneliti menilai hubungan antara lingkar perut dalam cm pada posisi membungkuk dengan
volume cairan asites dalam mL. Hal yang benar tentang hal tersebut adalah:
A. Data tersebut dianalisis dengan uji t-berpasangan
B. Data digambarkan dengan diagram pie
C. Data dianalisis dengan uji regresi linier.
D. Data berskala kategorial
E. Pengukuran lingkar perut dapat menggantikan penukuran volume cairan asites
92. Hal yang benar tentang koefisien korelasi adalah:
A. Seharusnya tidak dihitung bila hubungan yang mendasari antara dua variabel tidak linier.
B. Tidak memberikan bukti adanya hubungan kausal antara dua variabel.
C. Tidak digunakan untuk menilai hubungan sebab akibat antara dua variabel.
D. Harus dilakukan hanya jika asumsi tertentu terpenuhi
E. Semua benar
Perhatikan hasil SPSS analisis untuk menilai pengaruh HDL, LDL serum dengan kolesterol sebagai berikut:
Perhatikan hasil SPSS analisis untuk menilai pengaruh HDL, LDL serum dengan kolesterol sebagai berikut:
99. Hubungan antara kolesterol dengan kadar HDL dan LDL serum ditulis sebagai berikut:
A. Kolesterol=32,907 - 0,953 LDL - 1,097 HDL
B. Kolesterol=32,907 - 0,953 LDL + 1,097 HDL
C. Kolesterol=32,907 + 0,953 LDL + 1,097 HDL
D. Kolesterol=32,907 X 0,953 LDL X 1,097 HDL
E. Kolesterol=32,907 /( 0,953 LDL + 1,097 HDL)
100. Faktor utama yang berpengaruh terhadap kadar kolesterol adalah:
A. LDL
B. HDL
C. Konstanta
D. A + B benar
E. A + B + C benar