MASYARAKAT SENTANI
TESIS
Oleh:
Arinvia Cyndi Nirvani.
NIM. 2019015065007
i
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Tesis oleh Arinvia Cyndi Nirvani, NIM 2019015065007 dengan judul Eksplorasi
Etnomatematika Rumah Adat Masyarakat Sentani telah dikoreksi oleh
pembimbing dan diperbaiki sebagaimana mestinya, sehingga telah disetujui untuk
diuji.
Mengetahui,
Ketua Program Studi Magister Pendidikan Matematika
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis oleh Arinvia Cyndi Nirvani, NIM 2019015065007 dengan judul Eksplorasi
Etnomatematika Rumah Adat Masyarakat Sentani telah dipertahankan di depan
dewan penguji pada tanggal 2021.
Anggota
NIP. ………………
……………… Anggota
NIP.
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Magister Pendidikan Matematika
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tesis yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas dan sesuai dengan
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan
……………………………
iv
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan operasi hitung pada masyarakat
Sentani dan mendiskripsikan etnomatematika pada rumah adat masyarakat
Sentani. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi
etnografi. Wawancara terkait dilakukan terhadap dua orang informan yang
memahami secara baik rumah adat kombo. Salah satu informan merupakan kaum
intelektual dan informan lainnya merupakan ondoafi dari masyarakat kampong
Asei. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai key
instrument, juga didukung oleh catatan lapangan (field notes), garis besar
observasi (observations), wawancara (interviuwes), dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dalam penyebutan bilangan masyarakat Sentani
sudah mengenal sistem bilangan asli 1 sampai 14 dan berlaku juga sistem operasi
yaitu penjumlahan, dengan penyebutan satu sama dengan Mbay, dua sama dengan
Bhee, tiga sama dengan Name, empat sama dengan Kheli, lima sama dengan
Meheambay, enam sama dengan Mehini-mbay, tujuh sama dengan Mehini-Bhee,
delapan sama dengan Mehini-Name, Sembilan sama dengan Mehini-Kheli,
sepuluh sama dengan Me-Bhee-, sebelas sama dengan Me bhee menggauw mbay,
dua belas sama dengan Me bhee menggauw bhee, tiga belas sama dengan Me
bhee menggauw name, empat belas sama dengan Me bhee menggauw kheli. Pola-
pola geometris yang tampak pada rumah Kombo yaitu Limas terdapat pada bagian
bentuk atap RumahKombo, Limas terpancung terdapat pada atap antara lantai
satu, lantai dua, dan lantai tiga, Segitiga terdapat pada bagian pilahan atap lantai
tiga Rumah Kombo, Trapesiumsama kaki terdapat pada pilahan atap lantai satu
dan dua Rumah Kombo, Poligon terdapat pada bagian bentuk lantai dasar Rumah
Kombo, Balok terdapat pada bentuk tiang penyangga lantai satu, lantai dua dan
lantai tiga Rumah Kombo, Persegi panjang terdapat pada bagian pilahan dinding
lantai dasar Rumah Kombo, dan Prisma terdapat pada bentuk bangun lantai dasar
Rumah Kombo.
v
ABSTRACT
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
PERSEMBAHAN:
Ayahanda Agus Setyawan
Ibunda Irami Jaya
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
Tesis ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada
terimakasih atas dukungan doa dan semangatnya, baik dalam suka maupun
duka.
6. Kepada Semua pihak yang telah membantu penulis bagi secara material
penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tesis ini, penulis
viii
sangat mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan tesisi ini.Akhir kata,
penulis berharap kiranya tesis ini dapat menjadi sumber pengembangan ilmu
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 45
G. Prosedur Penelitian .............................................................................. 47
BAB IV ........................................................................................................................ 49
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................................. 49
A. Lokasi Penelitian ................................................................................. 49
B. Penetapan Informan dan Pelaksanaan Penelitian .................................. 49
C. Operasi Bilangan pada Masyarakat Sentani .......................................... 50
D. Eksplorasi Etnomatematika Rumah Adat Masyarakat Sentani .............. 59
E. Pembahasan Hasil Penelitian................................................................ 64
1. Operasi Bilangan Masyarakat Sentani ..................................................... 64
2. Eksplorasi Etnomatematika Rumah Adat Masyarakat Sentani ................. 67
3. Penerapan Etnomatematika dalam Pembelajaran Matematika Sekolah..... 76
BAB V.......................................................................................................................... 80
SIMPULAN DAN SARAN........................................................................................... 80
A. Simpulan ............................................................................................. 80
B. Saran ................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 82
LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA .................................................................. 85
LAMPIRAN TRANSKIP DATA HASIL WAWANCARA ........................................... 86
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran PedomanWawancara………………………………………………….74
Lampiran Lampiran Transkip Wawancara……………………………………….75
xiv
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bentuk jamak dari buddhi atau akal diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi atau akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang
yang rumit seperti agama, politik, adat istiadat, bahasa, karya seni, dan
bangunan. Budaya yang melekat dalam suatu masyarakat dan sudah turun
temurun sejak dulu, akan semakin terkonsep dalam kehidupan masyarakat dan
satu sama lain. Budaya merupakan hasil dari ide-ide dan gagasan-gagasan
pembentukan karakter suatu bangsa ditentukan oleh budaya dan adat istiadat
kabupaten didiami oleh penduduk asli Papua dan pendatang dari luar Papua.
Menurut data SIL 2015, terdapat (1) 261 suku atau etnik asli Papua yang
1
2
dan (2) terdapat 275 bahasa daerah yang terindentifikasi. Budaya yang
dimiliki 1 etnik dengan etnik yang lain berbeda, misalnya budaya etnik
dimiliki oleh etnik Asmat di kabupaten Asmat. Hal ini memperlihatkan adanya
etnomatematikanya.
membuka pintu masa depan yang produktif, namun sebaliknya yang lemah
logis, kritis, analitis, cermat dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak
mudah menyerah dalam memecahkan masalah, (2) memiliki rasa ingin tahu,
percaya diri, dan ketertarikan pada matematika, (3) memiliki rasa percaya
belajar, serta (4) memiliki sikap terbuka, santun objektif dalam interaksi
pembelajaran matematika.
Matematika dan budaya adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam
dan tidak berkaitan. Ilmu matematika dapat digali dalam budaya sekitar
tempat tinggal, ilmu tersebut dapat digunakan untuk membantu peserta didik
adalah etnomatematika.
menghasilkan hasil yang unik dan beragam. Hal ini terlihat dari bentuk hasil
dunia luar dan berinteraksi dengan kebudayaan setempat yang menjadi objek
kebudayaan dan masyarakat setempat suatu daerah. Rumah adat menjadi salah
daerah tertentu. Sampai saat ini masih banyak suku atau daerah di Indonesia
5
kehidupan sehari-hari, dan tanpa disadari hal tersebut merupakan sumber atau
dasar dari matematika yang ada pada daerah tertentu, termasuk pada
Jayapura, Papua adalah Kombo yang berfungsi sebagai pusat pendidikan bagi
kaum remaja laki-laki. Para remaja laki-laki di dalam rumah Kombo diajarkan
life skills yang harus dikuasai sebagai bekal hidup, terutama bagi laki-laki
mereka.
pada malam hari dan berlangsung selama satu tahun. Para remaja laki-laki
6
Ondofolo (kepala suku). Jika ada remaja yang belum memenuhi standar
Sedangkan yang lulus dipandang sudah dewasa dan bisa menerima tanggung
operasi bilangan pada masyarakat Sentani, konsep ruang dan bentuk rumah
yang terbatas pada desain interior dan nilai guna atau filosofi bagian-bagian
proses pembangunan dan bentuk rumah. Salah satu konsep matematika pada
ketentuan serta hitungan tertentu yang digunakan sesuai dengan budaya yang
merupakan salah satu bagian dari ilmu matematika, yaitu pengukuran. Selain
pengukuran, adapula aspek geometri yang dapat dikaji dari rumah adat, yaitu
matematika yang terdapat pada rumah adat tersebut dapat dikaitkan dengan
Masyarakat Sentani”.
7
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan,
D. Manfaat Penelitian
manfaat yang baik bagi hasil institusi pendidikan, tempat penelitian dan
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti dan
pendidikan.
pengetahuan.
8
sekolah.
sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Matematika di Indonesia
paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam
konsep tersebut mudah dipahami oleh orang lain maka digunakan bahasa
mathematike sendiri berasal dari kata mathema yang berarti pengetahuan atau
lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar
9
10
secara sistematik;
konsep.
rumus dan aturan-aturan matematika yang sudah ada. Matematika juga tidak
hanya menerima keberadaan teori-teori yang ada, tetapi juga harus dibuktikan
di Jayapura dengan luas area sekitar 62.492 𝑘𝑚2 . Wilayah Sentani berbatasan
data sensus penduduk oleh Bapeda Tingkat II dan BPS Kabupaten Jayapura
pada 1999, penduduk Sentani berjumlah 43.481 orang dengan perincian: (1)
Kecamatan Sentani berpenduduk 30.368 orang yang terdiri atas 16.170 orang
Timur berjumlah 4.969 orang yang terdiri atas 2.504 orang laki-laki dan 2.465
orang yang terdiri atas 4.527 orang laki-laki dan 3.617 orang perempuan.
belum terperinci.
12
Danau Sentani yang tersebar di tiga wilayah, yaitu: (1) wilayah Sentani Timur
meliputi di antaranya, Pulau Asei, Pulau Asei Kecil, Kampung Puai, Kampung
Ayapo, Desa Kleblouw, Desa Netar, Desa Yoka, dan Kampung Waena; (2)
Pulau Putali, Pulau Yobe, Pulau Pujo, Pulau Kensio, dan desa-desa di tepi
danau, vaitu Desa Ifar Besar, Desa Ifar Kecil (Ifale), Desa Hobong, Desa
Yobe, Desa Sere, Desa Yahim, Desa Yoboi, Desa Simporo, dan Desa
Kwadeware, Desa Dondai, Desa Yakonde, Desa Sosiri, dan Desa Doyo (Doya
Lama dan Doyo Baru). Berikut ini adalah peta wilayah Sentani yang diambil
yang tinggal di Sentani Timur (Pulau Asei, Kampung Ayapo, dan Kampung
Puai) adalah yang pertama kali tinggal di wilayah Sentani sebelum akhirnya
13
Maret 2005). Oleh karena itu, masyarakat Sentani mengenal istilah raliwai
(rali berarti timur dan wai berarti barat) yang merujuk pada masyarakat
Wirz, 1932: 4-5). Seorang kepala suku, J. Modouw (ww 5 November 2004)
danau Sentani yang biasa disebut oleh masyarakat Sentani sendiri “bu yaqala”
(bu = air; jaqala = jernih). Kata sentani sendiri secara harafi ah tidak memiliki
arti. Sentani muncul dari penamaan penduduk Teluk Numbay dan Youtefa
a. Bahasa
Bahasa Sentani adalah salah satu dari sekitar 250 bahasanya ada di
tiap pengguna bahasa tidak bisa mengerti bahasa lainnya. Bahasa Sentani
mempunyai tiga dialek, yaitu dialek Sentani Timur dialek Sentani Tengah,
Sentani dari timur (Asei) wilayah tengah dan barat danau mengakibatkan
14
orang. Ada tiga ahli bahasa yang telah meneliti bahasa Sentani. Pertama
Sentani dialek Sentani Timur. Kedua adalah Dwile Harrzler (1976) dan
mempunyai artikel; (2) angka dan case dalam bentuk kata benda; (3)
beberapa di antaranya memiliki sistem gender dan kelas kata benda (noun-
class), (4) terdapat bentuk-bentuk tunggal, ganda (dual), dan jamak; (5)
subjek, objek langsung, dan objek tak langsung sering digabungkan dalam
bentuk kata kerja, yang sering tampak sangat kompleks; (6) sistem angka
anggota badan: (7) susuan lalimat biasanya subjek, objek, predikat (SOP).
Seringkali semenjak bersifat opsional (mana suka). Hal ini berarti bahwa
kalimat tidak selalu mempunyal subjek karena subjek telah melekat pada
kosakata; (11) ada beberapa bahasa yang tonal (bernada); (12) terdapat
samping itu, dalam bahasa Sentani terdapat bentuk tenses (kala). Cowan
(1965) menemukan lima bentuk tenses (kala), yaitu past tense, present
tese, future tense, imperfect tense, dan habituals. Dwight Hartzler (1976)
sebagai aspect (aspek) karena dapat diletakkan dalam bentuk tenses apa
pun, baik past tense, present tense, maupun future tense. Bentuk imperfect
tidak begitu tampak dalam bahasa Sentani. Menurut Cowan (1969: 3),
Dalam masyarakat Sentani ada pembagian kerja yang jelas dan eksklusif
laki-laki dan perempuan dari klan yang sama. Kaum laki-laki bertugas
meremas sagu dalam wadah yang dibuat dari pelepah pohon sagu atau
konsumsi rumah tangga. Jika lebih, sagu diberikan kepada orang lain
atau untuk keperluan adat. Dewasa ini, sagu sisa dijual ke pasar.
wilayah.
keluarganya.
terutama para janda dan anak yatim piatu (alona fafa). Jika
perempuan.
jaring yang lebih kecil, dilakukan oleh sekitar lima orang perempuan.
hanya menjaring ikan yang ada di tepi danau. Cara kelima adalah
19
andui, yaitu cara menangkap ikan yang dilakukan seorang diri dengan
hampir sama dengan andui, namun dikerjakan dengan dua orang. Cara
relative kecil.
jenis binatang kecil dan besar, seperti soa-soa, kuskus, tikus tanah,
babi hutan, dan beberapa jenis burung. Biasanya pemburu dibantu oleh
terkepung, binatang akan dibidik dengan busur (felana uw) dan anak
panah (uw), atau tombak (menda). Di samping itu, ada pemburu yang
alat berburu tidak boleh dijamah perempuan, dan harus berangkat pagi-
atas, pemburu tidak akan mendapat hasil buruan apa pun. (Cornelis
sama, muncul empat dewa lainyang menyebar ke empat arah mata angin,
yaitu timur (nu), barat (wai), selatan (ebun), dan utara (dobon). Tiga dewa
Masyarakat Sentani juga percaya kepada dua dewa lain sebagai pembawa
Mondouw dan Ezra Ongge, hanya untuk anak laki-laki usia remaja yang
ini bisa dilihat dari sebagian masyarakat yang masih percaya pada
membuat orang sakit, bahkan meninggal. Mereka juga masih percaya pada
khas setempat (bentuk, motif simbol dan totem") dan pembuatannya tidak
dapat terjadi pada aspek bentuk, motif dan bahkan bahan pembuatan.
22
Arsitektur sejati dan motif khas rumah setiap suku bangsa berkembang
perkasa, cantik, menarik, dan anggun, yang baik yang melalui simbol-simbol,
unsur religi dan pendidikan bagi remaja laki-laki. Bagi masyarakat Sentani
keberadaan rumah Kombo sangat penting, sebab di dalam rumah ini banyak
Pada masa lalu, konon di dalam rumah Kombo anak remaja laki-laki
diperkenankan keluar rumah. Apabila mereka ingin keluar dari rumah, mereka
tidak boleh terlihat oleh masyarakat sekitar. Menurut para tetua kampung,
setiap aktivitas yang dilakukan hanya diketahui oleh instruktur dan Ondofolo
dan tidak boleh diketahui oleh orang lain. Jika ada yang melihat aktivitas
mereka, maka akan dibunuh. Untuk keluar dari rumah Kombo para remaja
laki-laki harus melalui beberapa tahap ujian yang harus dihadapi di depan
bagi anak remaja laki-laki yang belum memenuhi standar pendidikan, mereka
mahir. Usia remaja yang mengikuti proses pendidikan adalah anak-anak laki-
kewajiban seorang ondofolo, siapa yang mencari bahan, berapa tenaga kerja
yang dibutuhkan, bahan-bahan baku apa saja yang akan digunakan, bagaimana
telah disepakati.
a. Bentuk Kombo
Kombo memiliki bentuk limas segi empat atau segi delapan, di Asei
badan, dan kepala (atap). Apabila terdapat perbedaan nampak terlihat dari
jumlah klen yang bergabung dalam satu komunitas adat. Dalam komunitas
adat Asei misalnya, terdiri dari duabelas klen, yaitu: (i) Ohee; (ii) Ongge;
(iii) Taigere; (iv) Asabo; (v) Kere; (vi) Yanggo; (vii) Goce; (viii) Fouw;
b. Atap Kombo
fungsi, lantai pertama berfungsi untuk pesta adat, lantai kedua merupakan
pohon kayu berkualitas dan sagu sebagai bahan baku utama.Atap Kombo
(yam) terbuat dari bahan daun sagu yang baik untuk menyerap panas.
mali. Pada bagian puncak ini diberi hiasan stupa (rara) berwarna keemasan
Asei Besar, di mana setiap lantai dihubungkan dengan tangga yang kokoh.
Lantai dua dan tiga Kombo digunakan sebagai tempat istirahat para
peserta didik. Pada setiap lantai memiliki lubang atau jendela yang
berfungsi sebagai ventilasi udara dan lubang pengintai dari musuh yang
datang dari luar. Seperti lantai dua terdapat empat lubang intai (utara,
timur, selatan, dan barat). Sementara lantai tiga hanya terdapat satu lubang
tali potong eli (elihha). Ketinggian dinding tidak menutup semua badan
yang menancap ke dasar danau dan tiang yang menopang atap. Empat
tiang pada setiap sudut bangunan. Empat tiang diantara tiang sudut, dan
satu tiang utama pada pusat bangunan yang berfungsi menopang puncak
atap yang menancap pada dasar danau. Kayu tiang yang digunakan dipilih
dari bahan yang kuat dan tahan lama karena akan ditancapkan pada dasar
danau untuk waktu yang cukup lama. Biasanya tiang yang dipilih
yang menopang puncak dan tiang tengah yang menancap ke dasar danau,
makan kedua tiang diikat dengan tali rotan yang disebut maukaa atau jenis
diperkuat pula oleh dengan menggunakan ring balok yang mengikat secara
bersilangan. Tiang penyangga pada empat sisi yang mirip dengan pola
terali juga menggunakan bahan baku dari kayu besi/swan (eboni). Skor
angin (timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, barat laut, utara, timur
laut).
27
beradab, maju), atau sesuatu yg sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar
budaya atau etnik menurut Ormrod 2008a) bertalian dengan sistem sosial atau
suatu organisasi atau sistem makna yang dianalogikan seperti kulit bawang
dengan tiga lapisan, lapisan terluar (the outler layer) ), lapisan tengah (the
middle layer), dan lapisan inti (the core). perwujudan lapisan terluar adalah
berbagai rupa budaya material. Nilai dan norma merupakan wujud dari lapisan
kedua, sedangkan makna di balik kedua lapisan itu terdapat pada lapisan inti.
yang bersentuhan dengan berbagai rupa budaya material (wujud lapisan ketiga
terdiri dari enam kegiatan mendasar yang selalu dapat ditemukan pada
matematika itu ada, mereka tidak belajar matematika dari sekolah, tetapi para
where the teacher and the students value cultures, and cultures are linked to
curriculum"
D'Ambrosio yaitu
The prefix ethno is today accepted as a very broad term that refers to the
modeling. The suffix tics is derived from techné, and has the same root
Artinya: secara bahasa awalan "etno" saat ini diterima sebagai istilah
yang sangat luas yang mengacu pada konteks sosio-kultural termasuk: bahasa,
jargon, dan kode perilaku, mitos, dan simbol. Kata dasar "mathema"
pemodelan. Aalpun akhiran "tics" yang berasal dari techne memiliki akar yang
children in a given age group, indigenous societies, and so many other groups
that are identified by the objectives and traditions commonto these groups".
masyarakat adat, dan kelompok lainnya yang diidentifikasi olech tujuan dan
etnomatematika yang telah dilakukan sepuluh tahun terakhir ini yang berupaya
agar matematika dapat diterima oleh semua peserta didik (Bishop, 1994). Hal
ini diakui oleh para pendidik di Brazil, Amerika, Mozambik dan Belanda
namun etnis siswa dapat digunakan dengan cara yang kuat dalam
integrasi unsur budaya dalam kelas matematika tentu saja membuka potensi
luar kelas.
penerjemahan dan elaborasi masalah dan pertanyaan yang diambil dari sistem
budaya arena merupakan konstruksi sosial dan budaya terikat yang dianggap
apparent when students see linear functions at work as the Super Sucker
cleans invasive species of algae off the reefs in Käne 'ohe Bay, matrices
kelompok sosial yang telah terbentuk sejak lama di mana si anak jadi
anggotanya. Kebudayaan adalah sebuah konsep yang ada di benak (inside the
head thing) sekaligus realitas yang benar-benar ada di lapangan (out there in
digunakan seorang anak untuk menentukan hal-hal yang dianggap normal dan
tidak normal, benar dan salah, rasional dan irrasional, baik dan buruk. Studi
Hunter (2013) selama empat tahun terhadap siswa suku Navajo Indian
students can affect how the students learn and understand math. Hal yang
massa suatu materi tidak ditambahi atau dikurangi melainkan tetap sama
meski wadah, bentuk, atau penampilan materi diubah) pada usia jauh lebih
ranah akademik perti matematika dan sains. Adanya perbedaan arah kognitif
melalui seni, sastra, rekreasi, teknologi, game dan lain sebagainya (Herrera
ketidakcocokan budaya yang diterima siswa antara budaya rumah dan sekolah.
33
Siswa dengan budaya yang berbeda dengan sekolah dapat memiliki perasaan
orang lain dari mereka (Harrism, Igoa, dalam Ormrod, 2008b), bahkan dapat
dkk, dalam Ormrod, 2008b) sebagaimana tejadi pada siswa Papua (Modouw,
uraian di atas pembelajaran berbasis budaya lokal adalah salah satu bentuk
budaya yang berbeda dengan budaya sekolah dalam bentuk konten bahan ajar.
F. Materi Geometri
geometri, seperti titik, garis, bangun dan sudut. Geometri merupakan cabang
ilmu tertua dalam matematika. Banyak ilmuan dulu yang telah mempelajari
ilmu ini, seperti Thales, Phytagoras dan Euclid (Abdur, 2017) . Tiga tokoh ini
sangat berpengaruh pada ilmu geometri dan telah banyak dikembangkan oleh
ilmuan lainnya.
34
1. Thales (624 SM – 546 SM) Dikenal sebagai ahli geometri, astronomi dan
dimensi (Baharin, 2007). Bangun datar adalah sebuah bidang datar yang
dibatasi
oleh garis lurus maupun garis lengkung yang memiliki keliling dan luas.
1) Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang terdiri dari 3 sisi dan 3 titik sudut
dinamakan segitiga sama kaki karena dua buah sisi pada segitiga
Keliling = 𝑃𝑄 + 𝑄𝑆 + 𝑆𝑃
2) Persegi Panjang
memanjang. Sisi yang panjang dinamakan panjang (p) dan sisi yang
Luas = 𝑝 × 𝑙
Keliling= 2𝑝 + 2𝑙
3) Trapesium
buah sisi yaitu 2 buah sisi sejajar yang tidak sama panjang dan 2
kaki.
Keliling= 𝑎 + 𝑏 + 2(𝑡)
yang titik sudutnya merupakan titik pusat segi-n adalah 360° 𝑛 . Dan
garis apotema pada bangun datar sisi banyak (poligon) adalah garis
pusat. Garis ini juga merupakan tinggi dari segitiga sama kaki yang
𝑛.
Bangun ruang pada dasarnya memiliki dua kategori besar yaitu bangun
ruang sisi datar dan bangun ruang sisi lengkung. Bangun ruang juga
tiga adalah ruang atau yang mempelajari bentuk, letak, ukuran dan
tabung, dan lain sebagainya (Alimuddin, 2014). Bangun ruang sisi datar
contohnya kubus, balok, prisma dan limas. Sedangkan bangun ruang sisi
antara lain jari-jari, diameter dan lainnya. Pada bangun ruang akan
banyaknya ruang yang bisa diisi suatu objek. Sedangkan luas permukaan
adalah jumlah seluruh luas sisi pada bangun tersebut (Abdur, 2017).
1) .Limas
Limas merupakan bangun ruang sisi datar yang tersusun atas sebuah
alas berbentuk segi-n dengan sisi tegak berbentuk segitiga yang saling
bertemu di satu titik atas. Atau atapnya berupa titik. Alas limas dapat
38
dan lainnya. Ciri-ciri limas adalah jumlah rusuknya sama dengan dua
kali jumlah sisi pada alasnya. Sedangkan jumlah titik sudutnya segi-n
pada 𝑎𝑙𝑎𝑠 + 1.
2) Prisma
Bangun ruang prisma merupakan bangun ruang yang memiliki bagian alas
dan atas yang sama dan selimut prisma membentuk siku-siku terhadap alas
dan atap (Sukino, 2017). Karena pengertian dari bangun ruang prisma
yang bergantung pada segi alas dan atasnya, maka prisma pada umumnya
3) Limas Terpancung
Jika suatu limas dipotong oleh bidang datar yang sejajar dengan alas
limas itu, maka bangun ruang antara bidang yang sejajar itu dinamakan
limas terpancung.
39
Bidang ABCD disebut bidang alas, bidang PQRS disebut bidang atas
Rusuk-rusuk yang terletak pada bidang alas disebut rusuk alas, rusuk-
rusuk yang terletak pada bidang atas disebut rusuk atas dan rusuk-rusuk
Di mana : 𝑡 = 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
4) Balok
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 𝑝 𝑥 𝑙 𝑥 𝑡
A. Jenis Penelitian
budaya mereka dalam pikiran (membangun pola pikir), yang mana peneliti
yang berkaitan.
adalah orang yang memberi informasi atau orang yang menjadi sumber data
daerah asli suku Sentani yang tergolong dituakan dan dipercaya sebagai
40
41
C. Data Penelitian
Data dalam penelitian ini berupa data tentang rumah Kombo dan data
tentang rumah Kombo diperoleh melalui data tertulis dari hasil observasi dan
selama penelitian baik berupa informasi lisan atau aktivitas yang ditemukan
keakuratan dan pemahaman dari peneliti sendiri tanpa diwakilkan, oleh karena
itu instrumen dalam penelitian ini key instrument yaitu peneliti sendiri.Paton
Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas dua bagian yaitu:
masyarakat setempat.
42
a. Observasi
metode yang paling dasar dan paling tua, karena dengan cara-cara
kabupaten Jayapura.
43
b. Wawancara
penting dikarenakan ada hal-hal yang belum atau tidak dapat diamati
c. Pencatatan
yang didengar) maupun hasil observasi (apa yang diamati), serta apa
d. Dokumentasi
untuk menjamin valid tidaknya suatu data. Menurut Sugiyono, (2006), uji
keabsahan data atau validitas data merupakan “derajat ketetapan antara data
yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapa dilaporkan oleh
dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar dari data-data yang telah
diperoleh serupa atau dua dari tiga sumber data tersebut serupa maka data
valid, tetapi jika data yang diperoleh tidak serupa maka pengumpulan data
data terdapat perbedaan maka dilakukan diskusi lebih lanjut dengan informan,
apakah ada data yang tidak benar, atau hanya karena perbedaan sudut
pandang.
Semua data dan informasi yang telah diperoleh dari literatur, observasi,
dianalisis lebih lanjut. Prosedur analisis data dalam penelitian ini bedasarkan
berikut.
1. Pengumpulan Data
literatur.
2. Reduksi data
sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas. Reduksi data terdiri dari
beberapa tahap, yaitu: transkrip data, seleksi data, dan analisis data.
b. Seleksi Data: Pada tahap seleksi data ini peneliti memilih dan memilah
data yang sudah ditranskip, artinya peneliti menyeleksi data mana yang
akan dipilih sesuai dengan kebutuhan terkait penelitian dan data yang
penafsiran data yang telah diseleksi. Analisis data ini terbagi lagi
serta menentukan berbagai kategori atau domain, dalam hal ini setelah
Pada tahap ini dipaparkan seluruh hasil analisis data untuk menjawab
G. Prosedur Penelitian
berikut.
1. Penetapan sumber data atau informan. Informan dalam penelitian ini ada
dua jenis yaitu orang asli putra Sentani yang secara struktur dalam adat
masih tertutup dan akan berkembang pada informan yang lain yang lebih
tersusun namun tetap pada garis-garis besar yang sudah ada dan dapat
48
selanjutnya.
4. Analisis data hasil wawancara. Pada tahap ini dilakukan pengolah semua
menyeleksi data mana yang akan dipilih sesuai dengan kebutuhan terkait
domain yang dipilih menjadi lebih rinci misalnya, menemukan pola dan
suatu benda.
Pada tahap hasil pembahasan dan penelitian, akan dipaparkan dalam empat
pengumpulan dan keabsahan data, (3) analisis domain, dan (4) analisis taksonomi.
A. Lokasi Penelitian
Sentani.
Informan dalam penelitian ini adalah putra daerah asli suku Sentani yang
tersebut.
tersebut saja yang berhak menuturkan kisah/budaya saat dibutuhkan. Selain itu
pula, khusus untuk kaum perempuan sangatlah tabu untuk menuturkan cerita
memulai dari nelayan sekitar danau Sentani yang mengarahkan untuk bertemu
49
50
dengan penutur atau informan tersebut yang secara struktur adat mempunyai
masing informan adalah I.1 untuk informan 1, dan I.2 untuk informan 2. Data
analisis.
data keabsahan data sangat perlu dilakukan agar data yang dihasilkan
I.1:Untuk angka 1 sampai dengan 5 kita sebut dengan satu sama dengan
Mbay, dua sama dengan Bhee, tiga sama dengan Name, empat sama
belas sama dengan Me bhee menggauw bhee, tiga belas sama dengan
menggauw kheli.
P: Apakah hanya bilangan saja? Untuk sebutan minggu, bulan dan tahun
I.1: Untuk bulan kalimat pertama dengan ditambah huruf oo, bulan satu
untuk januari oombay, bulan dua oobhee, bulan tiga ooname, bulan
52
mong bhee, minggu ketiga mong name, minggu keempat mong kheli.
P: Selain bilangan yang bapa sudah sebutkan tadi apakah ada bilangan
I.1: Untuk bilangan setengah benda yang dibelah atau dipotong, dengan
dipotong).
I.2:Untuk angka 1 sampai dengan 5 kita sebut dengan satu sama dengan
Mbai, dua sama dengan Bee, tiga sama dengan Name, empat sama
dengan Mebee, sebelas sama dengan Mebee menggauw mbai, dua belas
53
sama dengan Mebee menggauw bee, tiga belas sama dengan Mebee
P: Apakah hanya bilangan saja? Untuk sebutan minggu, bulan dan tahun
I.2: Untuk bulan kalimat pertama dengan ditambah huruf oo, bulan satu
untuk januari oombai, bulan dua oobee, bulan tiga ooname, bulan
mong bee, minggu ketiga mong name, minggu keempat mong keli.
P: Selain bilangan yang bapa sudah sebutkan tadi apakah ada bilangan
I.2: Untuk bilangan setengah benda yang dibelah atau dipotong, dengan
dipotong).
rumah Kombo?
I: tidak ada cara lain selain memperhatikan ukuran rumah Kombo besar atau
rumah Kombo?
I.2: Dari nenek moyang kami sampai saat ini tidak memiliki alat ukur untuk
mengukur panjang kayu seperti meter atau alat ukur lainnya jadi kami
kecil atau besar. 2,5 m dari lantai 1, 2, dan 3. 1 tiang inti minimal 10 m
I: tidak ada.
55
sistem pengukuran suatu objek yang dilakukan oleh suku Sentani, adalah
valid.
2. Analisis Wawancara
I: Untuk angka 1 sampai dengan 5 kita sebut dengan satu sama dengan Mbay,
dua sama dengan Bhee, tiga sama dengan Name, empat sama dengan
sebelas sama dengan Me bhee menggauw mbay, dua belas sama dengan
P: Apakah hanya bilangan saja? Untuk sebutan minggu, bulan dan tahun
I: Untuk bulan kalimat pertama dengan ditambah huruf oo, bulan satu untuk
januari oombay, bulan dua oobhee, bulan tiga ooname, bulan empat
56
oomehini kheli, bulan sepuluh oome bhee, bulan sebelas oomebhee mbay,
bulan dua belas oomebhee mewe. Sama dengan minggu pertama sampa
minggu pertama mong mbay, minggu kedua mong bhee, minggu ketiga
P: Selain bilangan yang bapa sudah sebutkan tadi apakah ada bilangan yang
I: Untuk bilangan setengah benda yang dibelah atau dipotong, dengan sebutan
Berdasarkan data hasil wawancara diperoleh bahwa tidak ada alat ukur
berikut ini.
rumah Kombo?
disesuaikan dengan kebutuhan. Dari nenek moyang kami sampai saat ini
tidak memiliki alat ukur untuk mengukur panjang kayu seperti meter atau
alat ukur lainnya jadi kami mengukur kayu hanya menyesuaikan dan
57
I: Tidak ada.
3. Analisis Domain
menyeluruh dari objek penelitian atau situasi sosial yang tengah diamati. Analisis
domain ini bertujuan untuk menemukan istilah-istilah cover yang masih berupa
istilah dalam budaya yang dijadikan sebagai acuan dan akan dikaji lebih rinci lagi
Dari hasil pemaparan analisis data wawancara, berikut ini disajikan analisis
4. Analisis Taksonomi
yang terkandung didalamnya, atau dengan kata lain membuat analisis taksonomi.
(Sugiyono, 2015)
dapat dikenalkan kepada siswa pada saat pembelajaran di kelas sebagai model
karena hal ini sudah tidak asing bagi siswa, sudah sering dilihat dan terdapat
I.1: Rumah ini dibangun dengan aliran kepercayaan yang mereka anut
waktu itu dan dianggap, dibagi dalam tiga lantai. Di bawah lantai
selama 10 tahun. Dan selain itu juga, di rumah itu ada pengajar-
I.2: Rumah kombo merupakan rumah adat yang berfungsi sebagai asrama
2. Analisis Wawancara
dengan filosofi rumah Kombo Hal ini termuat dalam hasil wawancara:
aliran kepercayaan yang mereka anut waktu itu dan dianggap, dibagi
61
dalam tiga lantai.Di lantai dasar atau lantai pertama sebagai tempat
Kombo
3. Analisi Domain
dan menyeluruh dari objek penelitian atau situasi sosial yang tengah
cover yang masih berupa istilah dalam budaya yang dijadikan sebagai
acuan dan akan dikaji lebih rinci lagi pada analisis taksonomi. (Sugiyono,
2015)
tiga
Lantai dua
Lantai dasar
4. Analisis Taksonomi
kontekstual dan bermakna karena hal ini sudah tidak asing bagi siswa,
sudah sering dilihat dan terdapat dalam lingkungan budaya mereka sendiri.
ruang Prisma
dalam pembahasan hasil penelitian terkait tujuan dari penelitian ini. Dari
seluruh proses dan tahapan penelitian rumah Kombo suku Sentani di Asei
Kabupaten Jayapura Provinsi Papua memiliki dua makna penting yaitu sisi
pertama dari sisi nilai kebudayaan dan yang kedua adalah dari sisi nilai
etnomatematika.
a. Sitem Bilangan
Seperti yang kita ketahui, bilangan asli terdiri dari bilangan bulat
dan perikanan, mereka tidak menghitungnya dari nol (nol betatas, satu
65
dari pada menjawab saya punya nol betatas atau masyarakat Sentani
dengan riyaa (satu tumpuk berisi 5 buah betatas). Dari kasus ini
Sentani tidak mengetahui bilangan pecahan seperti 1⁄4 , 3⁄4 , 7⁄8, dan
5+1, angka 7 dalam bahasa Sentani Mehini Bhee sama dengan 5+2,
angka 8 dalam bahasa Sentani Mehini Name sama dengan 5+3, angka
b. Sistem Pengukuran
Pada masa lalu, konon di dalam rumah kombo anak remaja laki-
instruktur dan Ondofolo dan tidak boleh diketahui oleh orang lain.
Jika ada yang melihat aktivitas mereka, maka akan dibunuh. Untuk
keluar dari rumah kombo para remaja laki-laki harus melalui beberapa
limas yang bersusun tiga. Atap kombo bertumpu pada satu tiang
lantai pertama atau lantai dasar berfungsi untuk tempat tinggal anak
Kombo.
69
berikut.
Banyak Rusuk 2 𝑥 12
Banyak Sisi 12 + 1
30° 𝑂𝑃 = 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 = 𝑡
𝑙1
𝑟1
Tabel 4.8 Rumus Limas Segi dua belas atap bagian atas
Nama Rumus
𝐿 = 12 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 𝐴1 𝐵1 𝑃
= 12 × (1⁄2 𝐴1 𝑃 × 𝐵1 𝑃 sin 30°)
Luas Alas
= 12(1⁄2 𝑟1 × 𝑟1 × 1⁄2)
= 3𝑟1 2 satuan luas
= 12 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 𝐴1 𝐵1 𝑂
Luas selimut = 12(1⁄2 × 𝐴1 𝑂 × 𝐵1 𝑂 × sin 30°)
Limas segi
dua belas = 12(1⁄2 × 𝑙1 × 𝑙1 × 1⁄2)
= 3 𝑙1 2 satuan luas
Volume
Limas segi 𝑣 = 1⁄3 × luas alas × tinggi
dua belas
71
𝑟2
𝑟3
𝑡1
𝑟4
Volume limas
𝑣4 = v3 − v2
segi dua belas
= (𝑣3 2 (𝑡 + 𝑡1 ) − 𝑟2 2 𝑡)satuan isi
bagian tengah
Luas alas 𝐿 = 12 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎𝐴3 𝐵3 𝑄
limas segi dua = 12(1⁄2 × 𝐴3 𝑄 × 𝐵3 𝑄 sin 30∘ )
belas bagian = (1⁄2 × 𝑟4 𝑟4 × 1⁄2)
tengah = 3𝑟4 2 satuan luas
Q
𝑡2
R
𝑟5
Gambar 4.6 Atap bagian bawah limas segi dua belas
Tabel 4.11 Rumus Limas Segi dua belas atap bagian bawah
Nama Rumus
𝐿 = 12 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 𝐴4 𝐵4 𝑅
= 12 × (1⁄2 𝐴4 𝑅 × 𝐵4 𝑅 sin 30°)
Luas Alas
= 12(1⁄2 𝑟5 × 𝑟5 × 1⁄2)
= 3𝑟5 2 satuan luas
73
Luas selimut 𝐿 = 𝐴3 𝐵3 𝐶3 𝐷3 𝐸3 𝐹3 𝐺3 𝐻3 𝐼3 𝐽3 𝐾3 𝐿3
limas − 𝐴4 𝐵4 𝐶4 𝐷4 𝐸4 𝐹4 𝐺4 𝐻4 𝐼4 𝐽4 𝐾4 𝐿4
terpancung
Volume limas
segi dua belas 𝑣5 = 1⁄3 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
bagian bawah, = 1⁄3 (3𝑟4 2 ) × (𝑡 × 𝑡1 )
tengah, dan = 𝑟4 2 (𝑡 × 𝑡1 ) 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑖𝑠𝑖
atas
Volume limas 𝑣7 = 𝑣6 − 𝑣5
bagian bawah
Kombo
d. Trapesium sama kaki terdapat pada pilahan atap lantai satu dan
Luas (L)
Keliling
𝐾𝑙𝑙 = 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐷𝐴
(Kll)
Sekolah
Matematika di sekolah.
77
“Mehini-Mbay terdiri dari kata Mehini yang artinya 5 dan Mbay yang
terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu bagian atap atau lantai tiga sebagai tempat
tinggal dewa, lantai kedua tempat pembelajaran atau tempat inisiasi, dan
78
diantaranya yaitu unsur limas dan limas terpancung ditemukan pada atap
rumah Kombo, segitiga terdapat pada bagian pilahan atap lantai tiga
rumah Kombo, trapasium sama kaki ditemukan pada pilahan atap lantai
satu dan lantai dua rumah Kombo, bentuk poligon ditemukan pada bentuk
lantai dasar rumah Kombo, balok ditemukan pada tiang penyangga lantai
satu, lantai dua, dan lantai tiga rumah Kombo, persegi panjang ditemukan
pada bagian pilahan dinding dasar rumah Kombo, dan bentuk prisma
(Alfonsa, 2016).
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
dengan Bhee, tiga sama dengan Name, empat sama dengan Kheli, lima
menggauw bhee, tiga belas sama dengan Me bhee menggauw name, empat
berikut,
a. Limas Segi dua nelas terdapat pada bagian bentuk atap Rumah
Kombo.
b. Limas terpancung terdapat pada atap antara lantai satu, lantai dua, dan
lantai tiga.
c. Segitiga terdapat pada bagian pilahan atap lantai tiga Rumah Kombo
d. Trapesium sama kaki terdapat pada pilahan atap lantai satu dan dua
Rumah Kombo
80
81
f. Balok terdapat pada bentuk tiang penyangga lantai satu, lantai dua dan
Rumah Kombo
B. Saran
82
83
A. Tujuan Wawancara
Untuk memperoleh informasi yang lebih dalam tentang operasi bilangan dan
B. Metode Wawancara
C. Pelaksanaan Wawancara
tersebut yang secara struktur adat mempunyai hak sebagai penutur. Selain itu
D. Pertanyaan Wawancara
3. Apakah hanya bilangan saja? Untuk sebutan minggu, bulan, dan tahun
4. Selain bilangan yang bapa sudah sebutkan tadi apakah ada bilangan yang
Kombo?
I.1:Untuk angka 1 sampai dengan 5 kita sebut dengan satu sama dengan
Mbay, dua sama dengan Bhee, tiga sama dengan Name, empat sama
belas sama dengan Me bhee menggauw bhee, tiga belas sama dengan
menggauw kheli.
P: Apakah hanya bilangan saja? Untuk sebutan minggu, bulan dan tahun
I.1: Untuk bulan kalimat pertama dengan ditambah huruf oo, bulan satu
untuk januari oombay, bulan dua oobhee, bulan tiga ooname, bulan
mong bhee, minggu ketiga mong name, minggu keempat mong kheli.
P: Selain bilangan yang bapa sudah sebutkan tadi apakah ada bilangan
I.1: Untuk bilangan setengah benda yang dibelah atau dipotong, dengan
dipotong).
I.2:Untuk angka 1 sampai dengan 5 kita sebut dengan satu sama dengan
Mbai, dua sama dengan Bee, tiga sama dengan Name, empat sama
dengan Mebee, sebelas sama dengan Mebee menggauw mbai, dua belas
sama dengan Mebee menggauw bee, tiga belas sama dengan Mebee
P: Apakah hanya bilangan saja? Untuk sebutan minggu, bulan dan tahun
I.2: Untuk bulan kalimat pertama dengan ditambah huruf oo, bulan satu
untuk januari oombai, bulan dua oobee, bulan tiga ooname, bulan
88
mong bee, minggu ketiga mong name, minggu keempat mong keli.
P: Selain bilangan yang bapa sudah sebutkan tadi apakah ada bilangan
I.2: Untuk bilangan setengah benda yang dibelah atau dipotong, dengan
dipotong).
rumah Kombo?
I: tidak ada cara lain selain memperhatikan ukuran rumah Kombo besar atau
rumah Kombo?
I.2: Dari nenek moyang kami sampai saat ini tidak memiliki alat ukur untuk
mengukur panjang kayu seperti meter atau alat ukur lainnya jadi kami
kecil atau besar. 2,5 m dari lantai 1, 2, dan 3. 1 tiang inti minimal 10 m
I: tidak ada.
I.1: Rumah ini dibangun dengan aliran kepercayaan yang mereka anut waktu
itu dan dianggap, dibagi dalam tiga lantai. Di bawah lantai pertama,
bisa hidup dalam masyarakat setelah keluar dari rumah itu. Paling kurang
tinggal di lantai dua, anak didik berada di lantai dasar. Jadi, kita dapat
I.2: Rumah kombo merupakan rumah adat yang berfungsi sebagai asrama