Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA

KEPERAWATAN JIWA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners


Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh Kelompok 3


Aisyah Eka Firdianti (202107004)
Meidia Revilita Maharani (202107044)
Yunita Fajriati (202107092)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMC BINTARO


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021

3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan
antara satu dengan yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai
norma yang sama, stuart & Laraia (2001) dalam Keliat (2005).
Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang
harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut,
kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik
(Yalom,1995 dalam Stuart &  Laraia, 2001).
Sedangkan kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk saling
bertukar (sharing) tujuan, umpamanya membantu individu yang
berperilaku destruktif dalam berhubungan dengan orang lain,
mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk membantu merubah
perilaku destruktif menjadi konstruktif.
Terapi Aktivitas Kelompok ( TAK ) Orientasi Realitas adalah upaya
untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri,
orang lain, lingkungan/tempat, dan waktu.
Klien dengan gangguan jiwa Psikotik mengalami penurunan daya nilai
realitas ( reality testing ability ). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu,
dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa
asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietass pada klien. Untuk
menamggulangi hendayaini, maka perlu ada aktivitas yang member
stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya.
Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri
sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
Terapi aktivitas kelompok orientasi realita adalah pendekatan untuk
mengorieantasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya
dilaksanakan pada kelompok yang mengalami gangguan orientasi terhadap
orang, waktu dan tempat. Teknik yang digunakan meliputi inspirasi
represif, interaksi bebas maupun secara didaktif.

4
B. Tujuan
Tujuan terapi aktivitas kelompok oriantasi realita meliputi :
1. Penderita mampu mengidentifikasi stimulus internal (pikiran,
perasaan, sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi
alam sekitar)
2. Penderita dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan.
3. Pembicaraan penderita sesuai realitas.
4. Penderita mampu mengenali diri sendiri.
5. Penderita mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat.
C. Karakteristik Klien
1. Penderita dengan gangguan orientasi realita (GOR) yaitu halusinasi,
ilusi, waham, dan depersonalisasi yang sudah dapat berinteraksi
dengan orang lain.
2. Penderita dengan GOR terhadap orang, waktu, dan tempat yang sudah
dapat berinteraksi dengan orang lain.
3. Penderita kooperatif.
4. Dapat berkomunikasi verbal dengan baik.
5. Kondisi fisik dalam keadaan sehat.
D.  Jenis-jenis TAK Orientasi Realitas
1. TAK Orientasi Realitas pengenalan orang
2. TAK Orientasi Realitas pengenalan tempat
3. TAK Orientasi Realitas pengenalan waktu
E. Indikasi Keperawatan
Klien yang mempunyai indikasi keperawatan TAK orientasi realitas
adalah klien dengan :
1. Halusinasi
2. Dimensia
3. Kebingungan
4. Tidak kenal dirinya
5. Salah mengenal orang lain, tempat dan waktu
6. Waham

5
F. Sarana dan Prasarana TAK
Sarana dan prasarana yang biasanya digunakan pada TAK Orientasi
Realitas, antara lain:
1. Persiapan alat yang biasa digunakan antara lain :
a. Spidol
b. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
c. Boneka
d. Mp3
e. Kalender
f. Jam dinding
2. Persiapan terapis :
Rawlins, Williams dan Beck (1993) mengidentifikasi tiga area yang
perlu dipersiapkan untuk menjadi terapis atau pemimpin terapi
kelompok, yaitu persiapan teoritis melalui pendidikan formal, literatur,
bacaan dan lokakarya; praktik yang disupervisi pada saat berperan
sebagai pemimpin kelompok; dan pengalaman mengikuti terapi
kelompok.
Perawat diperkenankan memimpin terapi kelompok jika telah
dipersiapkan secara professional. American Nursing Association
(ANA) menetapkan pada praktik keperawatan psikiatri dan klinikal
spesialis dapat berfungsi sebagai terapis kelompok. Sertifikat dari
ANA sebagai spesialis klinik dalam keperawatan psikiatri-kesehatan
jiwa menjamin perawat mahir dan kompeten sebagai terapis kelompok.
Perawat yang memimpin kelompokterapeutik dan kelompok
tambahan TAK, persyaratannya harus mempunyai pengetahuan
tentang masalah klien dan mengetahui metode yang dipakai untuk
kelompok khusus serta terampil berperan sebagai pemimpin.
3.  Persiapan KLIEN :
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristik
klien yang dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok gangguan
orientasi realita ini adalah klien dengan masalah halusinasi, dimensia,

6
kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mengenal orang lain, tempat
dan waktu.
G. Pengorganisasian TAK
1. Terapis
a. Leader : Aisyah eka firdianti
b. Co leader : Yunita Fajriati
c. Fasilitator : Meidia Revilita Maharani
d. Observer : Nn.R
2. Peran dan fungsi
a. Leader
1) Menyusun rencana aktivitas dalam kelompok (proposal).
2) Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
3) Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan
perasaan, mengajukann pendapat dan memberikan umpan
balik.
4) Sebagai role model
5) Memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat
dan memberikan umpan balik.
b. Co leader
Membantu leader dalam mengorganisir angota kelompok
c. Fasilitator
1) Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif
dan memotivasi anggota
2) Memfokuskan kegiatan
3) Membantu menkoordinasikan anggota kelompok
d. Observer
1) Mengobservasi semua respon klien
2) Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan
perilaku klien
3) Memberi umpan balik pada kelompok.

7
1. Nama klien yang ikut
1) Ny. R
3 Waktu : dari pukul 09 : 00 S/d 10 : 30 (90 menit)
4 Tempat : ruang mawar
5 Setting perawat dan klien

L
K7 Co
F K1

K6 F

K5 K2

F F
K4 K3
F O

Keterangan : 
L     : Leader
Co : Wakil Leader
K    : Klien
F     : Fasilitator
O    : Observer
Posisi Klien saling berhadapan

H. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang, kemampuan klien yang
diharapkan adalah dapat menyebutkan nama, panggilan, asal, dan hobi
klien lain. Untuk TAK orientasi realitas tempat, kemampuan klien yang
diharapkan adalh mengenal tempat di rumah sakit. Sedangkan untuk TAK

8
orientasi realitas waktu, kemampuan klien yang diharapkan adalah
mengenal waktu, hari, tanggal, bulan, dan tahun.

9
BAB III
APLIKASI TAK
GANGGUAN ORIENTASI REALITA

A. Sesi 1 : Pengenalan Orang


1. Tujuan
a. Klien mampu mengenal nama-nama perawat
b. Klien mampu menyebutkan nama lengkap klien lain
c. Klien mampu menyebutkan nama panggilan klien lain
d. Klien mampu menyebutkan asal klien lain
e. Klien mampu menyebutkan hobi klien lain
2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Pulpen
b. Kertas karton                             
c. Boneka
d. Handphone dan MP3
e. Jarum jahit
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik

10
Salam dari terapis kepada klien
2) Evaluasi/validasi
Menayakan perasaan klien saat ini.
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang
b) Terapis menjelaskan aturan terapi berikut :
(1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
(2) Lama kegiatan 45 menit.
(3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
1) Terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien.
2) Terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama
panggilan di papan nama yang dibagikan.
3) Terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri
secara berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi
menyebutkan : nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
4) Terapis menjelaskan langkah-langkah berikutnya : musik akan
dinyalakan, saat musik didengarkan boneka dipindahkan dari
satu klien ke klien yang lain. Saat musik dihentikan, klien yang
memegang boneka menyebutkan akan memilih balon dan
meledakkan dengan jarum jahit, lalu melakukan perintah yang
ada dalam balon tersebut misalnya menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi klien yang lain yang ada
disebelah kanan (minimal nama panggilan).
5) Ulangi langkah 4 sampai semua klien mendapat giliran.
6) Terapis memberi pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan
mengajak klien lain bertepuk tangan.

11
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai nama
panggilan
3) Kontrak yang akan datang
a) Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang,
yaitu ”mengenal tempat”
b) Menyepakati waktu dan tempat.
6. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang,
kemampuan klien yang diharapkan adalah dapat menyebutkan
nama, panggilan, asal dan hobi klien lain. Formulir evaluasi sebagai
berikut :
Sesi 1: TAK Orientasi realitas orang
Kemempuan mengenal orang lain

Nama klien
No. Aspek yang dinilai
K1 K2 K3 K4 K5
1 Menyebutkan nama
klien lain
2 Menyebutkan nama
panggilan klien lain
3 Menyebutkan asal
klien lain
4 Menyebutkan hobi
klien lain

12
Petunjuk :
Dilakukan =1
Tidak dilakukan = 0
Evaluasi keberhasilan klien dan kelompok dalam bentuk presentase.
b. Dokumentasi
Dokumentasikan pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Contoh: klien mengikuti TAK orientasi realitas orang. Klien mampu
menyebutkan nama, panggilan, asal dan hobi klien lain di
sebelahnya. Anjurkan klien mengenal klien lain di ruangan.

B. Sesi 2: Pengenalan Tempat


1. Tujuan
a. Klien mampu mengenal nama rumah sakit.
b. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat.
c. Klien mampu mengenal kamar tidur.
d. Klien  mengenal tempat tidur.
e. Klien mengenal ruang perawat, ruang istirahat, ruang makan, kamar
mandi, dan WC
2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
b. Ruangan tempat perawatan klien.
3. Alat
a. Pulpen
b. Kertas karton 
c. Hadiah                            
4. Metode
a. Diskusi kelompok
b. Orientasi lapangan
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan

13
1) Mengingatkan kontrak pada klien peserta Sesi 1 TAK orientasi
realitas.
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien.
2) Terapis dan klien memakai papan nama.
3) Evaluasi/ validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini.
b) Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama klien
yang lain.
4) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal tempat
yang biasa dilihat.
b) Terapis menjelaskan aturan terapi berikut :
(1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta ijin kepada terapis.
(2) Lama kegiatan 45 menit.
(3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
b. Tahap kerja
1) Terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit, nama
ruangan, klien diberi kesempatan menjawab. Beri pujian pada
klien yang mampu menjawab dengan tepat.
2) Terapis menjelaskan kembali mengenai nama tempat,yang kalah
diminta menyebutkan nama rumah sakit dan nama ruangan
tempat klien dirawat dan jika klien mampu menjawab pertanyaan
dari terapis maka akan mendapatkan hadiah.
3) Kegiatan ini diulang sampai semua peserta mendapat giliran.
4) Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan
benar.

14
5) Terapis mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan
fungsi ruangan yang ada. Kantor perawat,  kamar amandi, WC,
ruang istirahat, ruang TAK, dan ruangan lainnya.
e. Tahap terminasi
Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
c) Tindak lanjut.
Terapis menganjurkan klien untuk menghafal nama-nama
tempat.
d) Kontrak yang akan datang
(1) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang, yaitu
mengenal waktu.
(2) Menyepakati waktu dan tempat.

Sesi 2 : TAK
Orientasi Realitas Tempat
Kemempuan Mengenal Tempat Di Rumah Sakit

Nama klien
No. Aspek yang dinilai
K1 K2 K3 K4 K5
1 Menyebutkan nama rumah
sakit
2 Menyebutkan nama ruangan
3 Menyebutkan letak kantor
perawat
4 Menyebutkan letak kamar
mandi, WC
5 Menyebutkan letak kamar
tidur

Petunjuk :
Dilakukan =1

15
Tidak dilakukan = 0
Evaluasi keberhasilan klien dan kelompok dalam bentuk presentase.

c. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatn tiap klien. Contoh :klien mengikuti sesi 2,
TAK orientasi Realita tempat. Klien mampu menyebutkan nama ruangan
dan letak kamar tidur yang lain belum mampu. Orientasikan klien
dengan tempat-tempat di ruangan.

C. Sesi 3 : Pengenalan Waktu


1. Tujuan
d. Klien mampu mengenal waktu saat diadakan TAK.
2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
c. Ruangan tempat perawatan klien.
3. Alat
a. Pulpen
d. Kalender 
e. Hadiah                            
4. Metode
a. Diskusi kelompok
b. Tanya jawab
5. Langkah kegiatan
e. Persiapan
3) Mengingatkan kontrak pada klien peserta Sesi 1 TAK orientasi
realitas.
4) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
f. Orientasi

16
5) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien.
6) Terapis dan klien memakai papan nama.
7) Evaluasi/ validasi
c) Menanyakan perasaan klien saat ini.
d) Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama klien
yang lain.
8) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal waktu
saat diadakan TAK orientasi realita
b) Terapis menjelaskan aturan terapi berikut :
(4) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta ijin kepada terapis.
(5) Lama kegiatan 45 menit.
(6) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
6) Terapis menanyakan kepada klien saat ini jam berapa, hari
apa,tanggal berapa,bulan apa,tahun berapa, klien diberi
kesempatan menjawab. Beri pujian pada klien yang mampu
menjawab dengan tepat.
7) Terapis menjelaskan kembali mengenai waktu ,yang kalah
diminta menyebutkan hari apa ini?,jika klien mampu menjawab
pertanyaan dari terapis maka akan mendapatkan hadiah.
8) Kegiatan ini diulang sampai semua peserta mendapat giliran.
9) Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan
benar.

f. Tahap terminasi
Evaluasi

17
e) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
f) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
g) Tindak lanjut.
Terapis menganjurkan klien untuk menghafal nama hari dan
bulan
h) Kontrak yang akan dating
- Menyepakati waktu dan tempat.

6. Evaluasi dan Dokumentasi


a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realita tempat, kemampuan
klien yang diharapkan adalah mengenal tempat di rumah sakit.
Sesi 3 : TAK
Orientasi Realitas Waktu
Kemempuan Mengenal Waktu

Nama klien
No. Aspek yang dinilai
K1 K2 K3 K4 K5
1 Menyebutkan Jam berapa
2 Menyebutkan Hari apa
3 Menyebutkan Bulan apa
4 Menyebutkan Tahun berapa

Petunjuk :
Dilakukan =1
Tidak dilakukan = 0
Evaluasi keberhasilan klien dan kelompok dalam bentuk presentase.
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatn tiap klien. Contoh :klien mengikuti sesi 3,
TAK orientasi Realita tempat. Klien mampu menyebutkan

18
hari,tanggal,bulan dan tahun saat ini. Orientasikan klien dengan
menggunakan kalender.

19
BAB IV
PENUTUP
B. Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok ( TAK ) orientasi realitas adalah upaya untuk
mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,
lingkungan/tempat, dan waktu. Tujuan terapi aktivitas kelompok oriantasi
realita meliputi :penderita mampu mengidentifikasi stimulus internal (fikiran,
perasaan, sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam
sekitar), penderita dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan,
pembicaraan penderita sesuai realitas, penderita mampu mengenali diri
sendiri, danpenderita mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat. Klien
yang mempunyai masalah keperawatan tak orientasi realitas adalah klien
dengan : halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah
mengenal orang lain, tempat dan waktu.
Karakteristik klien yang mengikuti tak adalah penderita dengan gangguan
orientasi realita (GOR) yaitu halusinasi, ilusi, waham, dan depersonalisasi
yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain, penderita dengan gor
terhadap orang, waktu, dan tempat yang sudah dapat berinteraksi dengan
orang lain, penderita kooperatif, dapat berkomunikasi verbal dengan baik,
kondisi fisik dalam keadaan sehat.

C. SARAN
Diharapkan makalah dapat bermanfaat sebagai dasar pembelajaran bagi
mahasiswa khususnya pada mata kuliah keperawatan jiwa materi Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK) realita aktivitas dan sebagai bahan pengembangan
materi yang lebih baik lagi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Wahyu Purwaningsih, S.Kep, & Ina Karlina, S.Kep.Ns. 2009. Asuhan


Keperawatan Jiwa    Dilengkapi Terapi Modalitas dan Standart
Operating Prosedure (SOP). Yogjakarta : Nuha Medika Press.

Keliat, Budi Anna. 2005. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok.Jakarta


: EGC

21

Anda mungkin juga menyukai