LAPORAN KASUS
Disusun Oleh
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar
dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan
manifestasi diare, dengan atau tanpa disertai muntah, serta ketidaknyamanan
abdomen (Muttaqin, 2011).
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai
perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir
(Sudaryat, 2007).
Gastroenteritis atau diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang
tidak normal atau tidak seperti biasanya, dimulai dengan peningkatan volume,
keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4
kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah (Hidayat, 2006).
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab
kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun.Di
dunia, 6 juta anak meninggal tiap tahun karena diare dan sebagian besar kejadian
tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran 17% kematian anak di
dunia disebabkan oleh diare. Di Indonesia diperoleh diare merupakan penyebab
kematian bayi 42% dibanding pneumonia 24%. Kematian golongan usia 1-4
tahun karena diare 25,2% dibandingkan pneumonia 15,5%. (Riskesdas, 2007).
Diare merupakan salah satu penyebab kematian pada balita, diare sering kali
memicu tejadinya dehidrasi dari sedang dan berat bahkan kematian, infeksi
merupakan penyebab terjadinya diare, Data Departemen Kesehatan RI,
menyebutkan bahwa angka kesakitan diare di Indonesia saat ini adalah 230-330
per 1000 penduduk untuk semua golongan umur dan 1,6 – 2,2 episode diare
setiap tahunnya untuk golongan umur balita. Angka kematian diare golongan
umur balita adalah sekitar 4 per 1000 balita (Ratnawati, 2008).
faktor-faktor risiko terjadinya diare persisten yaitu : bayi berusia kurang
atau berat badan lahir rendah (bayi atau anak dengan malnutrisi, anak-anak
dengan gangguan imunitas), riwayat infeksi saluran nafas, ibu berusia muda
dengan pengalaman yang terbatas dalam merawat bayi,tingkat pendidikan dan
pengetahuan ibu mengenai higienis, kesehatan dan gizi, baik menyangkut ibu
sendiri ataupun bayi, pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam pemberian ASI
serta makanan pendamping ASI, pengenalan susu non ASI/ penggunaan susu
botol dan pengobatan pada diare akut yang tidak tuntas. Seseorang dapat
menjadi sehat atau sakit akibat dari kebiasaan atau perilaku yang dilakukannya.
Kebiasaan yang tidak sehat dapat menunjang terjadinya penyakit, sedangkan
kebiasaan yang sehat dapat membantu mencegah penyakit (Soemirat, 2004).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan yang komprehensif pada pasien An.A dengan diagnose
medis Gastroenteritis akut di ruang rawat inap alamanda Omni Hospitals
Cikarang Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis dapat melakukan pengkajian pada An.A dengan gastroenteritis
akut di ruang rawat inap Alamanda Omni Hospitals Cikarang.
b. Penulis dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada An.A dengan
gastroenteritis akut di ruang rawat inap alamanda Omni Hospitals
Cikarang.
c. Penulis dapat menyusun rencana keperawatan pada An.A dengan
gastroenteritis akut di ruang rawat inap alamanda Omni Hospitals
Cikarang.
d. Penulis dapat melakukan implementasi keperawatan pada An.A dengan
gastroenteritis akut di ruang rawat inap alamanda Omni Hospitals
Cikarang.
e. Penulis dapat melakukan evaluasi keperawatan pada An.A dengan
gastroenteritis akut di ruang rawat inap alamanda Omni Hospitals
Cikarang.
f. Penulis dapat mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien
An.A dengan gastroenteritis akut di ruang rawat inap alamanda Omni
Hospitals Cikarang.
C. Manfaat Studi Kasus
1. Manfaat Bagi Penulis
Dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu dalam
menerapkan asuhan keperawatan sehingga dapat mengembangkan dan
menambah wawasan penulis.
2. Manfaat Bagi Klien/Keluarga Klien
Menambah pengetahuan dan keterampilan klien dalam upaya
pencegahan, perawatan serta pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam merawat
diri sendiri atau anggota keluarga yang menderita gastroenteritis akut
3. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi tambahan guna meningkatkan informasi/pengetahuan
sebagai referensi perpustakaan STIkes IMC Bintaro yang bisa digunakan oleh
mahasiswa/I sebagai bahan bacaan dan dasar untuk studi kasus selanjutnya.
4. Bagi Rumah Sakit
Dapat memberikan serta mengembangkan ilmu dalam meningkatkan
“Asuhan Keperawatan pada pasien anak gastroenteritis akut di ruang rawat inap
alamanda Omni Hospitals Cikarang”.
BAB II
TINJAUAN TEORI
I. Definisi
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus
besar dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan
manifestasi diare, dengan atau tanpa disertai muntah, serta ketidaknyamanan
abdomen (Muttaqin, 2011).
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai
perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir
(Sudaryat, 2007).
Gastroenteritis atau diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja
yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, dimulai dengan peningkatan
volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus
lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah (Hidayat, 2006).
Dapat disimpulkan Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi
lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,
yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3
kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair). Diare juga dapat
terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari
4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah.
II. Etiologi
Menurut Arif Muttaqin (2011) dan Suriadi (2010), penyebab dari gastroenteritis
sangat beragam , antara lain sebagai berikut :
1. Faktor infeksi :
a. Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi
makanan maupun air minum (enteropathogenic, escherichia coli,
salmonella, shigella, V.Cholera, dan clostridium).
b. Infeksi berbagai macam virus : enterovirus, echoviruses, adenovirus, dan
rotavirus. Penyebab diare terbanyak pada anak adalah virus Rotavirus.
c. Jamur : candida
d. Parasit (giardia clamblia, amebiasis, crytosporidium dan cyclospora)
2. Faktor non infeksi/ bukan infeksi :
a. Alergi makanan, misal susu, protein
b. Gangguan metabolik atau malabsorbsi : penyakit
c. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
d. Obat-obatan : Antibiotik, Laksatif, Quinidine, Kolinergik, dan Sorbital.
e. Penyakit usus : colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
f. Emosional atau stress
g. Obstruksi usus
III. Patofisiologi
Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang
terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat
menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan
akibat dehidrasi,gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan
asam basa. Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta
kerusakan mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan
malabsorbsi,dan apabila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada
akhirnya dapat mengalami invasi sistemik.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus,
Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter,
Salmonella, Escherichia coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia,
Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi
pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel,
atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut. Penularan
Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare
adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul
diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus,
sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan
moltilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat
dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia),
gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dangangguan
sirkulasi darah.
IV. Pathways
Mengeluarkan isinya
Reabsorbsi di dalam
usus terganggu
Meningkatnya
sekresi cairan dan Tubuh bereaksi Mual
elektrolit terhadap invasi
mikroorganisme
Anoreksi
Dehidrasi
Meningkatnya
Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh Defisit nutrisi
elektrolit
Hipertermia
V. Manifestasi Klinis
Gastroenteritis akut sering disertai tanda dan gejala klinis lainnya seperti
gelisah,suhu tubuh meningkat, nafsu makan menurun, dehidrasi, tinja cair
berlendir kadang bercampur darah, turgor kulit jelek, BB menurun, mata cekung,
ubun –ubun kedalam (pada balita) . keadaan ini merupakan gejala infeksi yang
disebabkanoleh bakteri, virus, dan parasit (crown,2009).
Sedangkan menurut Suriadi (2011) tanda dan gejala klinis gastroenteritis
akut antara lain:
1. Sering Bab dengan konsistensi tinja cair atau encer
2. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi (turgor kulit jelek ,elastisitas kulit
menurun ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosamulut dan bibir
kering).
3. Kram abdominal.
4. Demam,mual,muntah dan anorexia
5. Badan lemah, pucat dan perubahan TTV (nadi dan napas capat)
6. Urine menurun atau tidak ada pengeluaran (unuria)
Dehidrasi merupakan gejala paling umum yang menyertai gastroenteritis
akut. Pada anak -anak gastroenteritis akut dapat ditandai dengan jarang buang
air kecil, mulut kering, menangis tanpa mengeluarkan air mata. Pada keadaan
dehidrasi berat, anak dapat terlihat cenderung mengantuk, tidak responsive,
mata cekung, serta turgor kulit jelek. Sedangkan dehidrasi pada orang
dewasa, antara lain kelelahan, badan lemas dan tidak bertenaga, kehilangan
nafsu makan, mulut kering, pusing dan nyeri kepala.
VI. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang gastroenteritis akut menurut Suriadi (2001) adalah:
1. Riwayat alergi pada obat –obatan atau makanan
2. Pemeriksaan intubasi duodenum.
3. Pemeriksaan elektrolit dan creatinin.
4. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah Adapun
Pemeriksaan penunjang yang lain menurut Mansjoer (2000 ) :
a. Pemeriksaan tinja: Makroskopis dan mikroskopis, PH dan kadar
gula juga ada intoleransi gula,biakkan kuman untuk mencari
kuman penyebab dan uji retensi terhadap berbagai antibiotik.
b. Pemeriksaan darah : perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD),
elektrolit terutama Na, K, Ca, P Serum pada GE yang disertai
kejang.
c. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui
faal ginjal
d. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara
kuantitatif dan kualitatif terutama pada GE kronik.
VII. Penatalaksanaan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang
dilakukan yaitu: mengumpulkan data, mengelompokan data dan menganalisa
data.Data fokus yang berhubungan dengan gastroenteritis.
Kaji data menurut Ambarwati Fitri Respati dan Nasution Nita (2012)
adalah :
a. Identitas pasien/biodata
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal
lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang
tua,pekerjaan dan No telpon
b. Keluhan utama
Buang air besar (Bab) lebih dari 3 kali sehari, Bab< 4 kali dancair
(GE tanpa dehidrasi), Bab4-10 kali dan cair (dehidrasi
ringan/sedang), atau Bab> 10 kali (dehidrasi berat). Apabila GE
berlangsung < 14 hari maka GE tersebut adalah GE akut,
sementara apabila langsung selama 14 hari atau lebih adalah GE
persisten.
c. Riwayat penyakit sekarang
1) Keadaan umum klien.suhu badanmungkin meningkat, nafsu
makan menurun atau tidak ada, dan kemungkinan timbul GEA.
2) Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah.
Warna tinja berubah menjadi kehijauan karena bercampur
empedu.
3) Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi
dan sifatnya makin lama makin asam.
4) Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah GEA.
5) Apabila telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka
gejala dehidrasi
6) Diuresis: terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam) bila terjadi
dehidrasi
d. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat imunisasi terutama campak, karena GEA lebih sering
terjadi atau berakibat berat pada anak-anak dengan campak atau
yang baru menderita campak dalam 4 minggu terakhir, sebagai
akibat dari penurunan kekebalan pada pasien.
2) Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan (antibiotik)
karena factor ini merupakan salah satu kemungkinan penyebab
GEA.
3) Riwayat penyakit yang terjadi sebelum, selama, atau setelah
GEA. Informasi diperlukan untuk melihat tanda dan gejala infeksi
lain yang menyebabkan GEA.
e. Riwayat Nutrisi
Riwayat pola makanan sebelum sakit GEA meliputi:
1) Konsumsi makananpenyebab GEA, pantangan makanan atau
makanan yang tidak biasa dimakannya.
2) Perasaan haus. Pada pasien yang GEA tanpa dehidrasi tidak
merasa haus (minum biasa).Pada dehidrasi ringan/sedang pasen
merasa haus dan ingin minum banyak. Sedangkan pada dehidrasi
berat, sudah malas minum atau tidak mau minum.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum yaitu baik atau buruknya yang dicatat adalah tanta-
tanda seperti :
a. Kesadaran Penderita : Kesadaran yang dialami klien apakah
Apatis, sopor, koma, gelisah, composmentis tergantung pada
keadaan klien.
b. Kesakitan, keadaan penyakit : akut, kronik, ringan, sedang, berat
dan pada kasus fraktur yang paling banyak dialami adalah akut.
c. Pemeriksaan tanda-tanda vital seperti : Tekanan Darah, Nadi, Suhu
dan Respirasi.
2) Pemeriksaan Persistem
a. Sistem Pernafasan
Dikaji dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi. Dalam sistem
ini perlu dikaji mengenai bentuk hidung, kebersihan hidung, adanya sekret,
adanya pernafasan cuping hidung, bentuk dada, pergerakan dada simetris
atau tidak, bunyi nafas, adanya suara nafas tambahan atau tidak, frekuensi
dan irama nafas.
b. Sistem Kardiovaskuler
Dikaji mulai dari warna konjungtiva, warna bibir, tidak terdapat
peningkatan JVP, terdapat peningkatan frekuensidan irama denyut nadi,
bunyi jantungtidak disertai suara tambahan, penurunan atau peningkatan
tekanan darah.
c. Sistem Pencernaan
Dikaji mulai dari mulut hingga anus, dalam sistem ini yang perlu
dikaji yaitu tidak adanya pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan,
mukosa mulut tidak pucat, bentuk abdomen datar, simetris, tidak ada
hernia, turgor kulit baik, hepar tidak teraba dan suara abdomen terdengar
timpani.
d.Sistem Perkemihan
Dikaji ada tidaknya pembengkakan dan nyeri pada daerah pinggang,
inspeksi dan palpasi pada daerah abdomen untuk mengkaji adanya retensi
urine, atau ada tidaknya nyeri tekan dan benjolan serta pengeluaran urine
apakah ada nyeri pada saat melakukan miksi (proses pengeluaran urine)
atau tidak.
e.Sistem Endokrin
Dalam sistem ini perlu dikaji apakah terdaapt pembesaran kelenjar
tiroid dan kelenjar getah bening.
f. Sistem Integumen
perlu dikaji keaadaan kulit dengan inspeksi (turgor, kebersihan,
pigmentasi, tekstur dan lesi) serta perlu dikaji kuku dan keadaan rambut di
sekitar kulit atau ekstremitas untuk mengidentifikasi adanya udema atau
tidak.pada fraktur biasanya Terdapat eritema, suhu disekitar daerah trauma
meningkat, bengkak, dan adanya nyeri tekan.
2. pemeriksaan penunjang
1. Darah
Ht meningkat, leukosit menurun
2. Fases
Bakteri atau parasit
3. Elektrolit
Natrium dan Kalium menurun
4. Urinalisa
Urin pekat, BJ meningkat
5. Analisa Gas Darah
Antidosis metabolik (bila sudah kekurangan cairan
2. Diagnosa Keperawatan
Intervensi :
Observasi
Intervensi :
Observasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena,jika perlu.
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban dibuktikan
dengan kerusakan jaringan dan atau lapisan kulit, kemerahan
Intervensi :
Observasi
Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. Perubahan
sirkulasi, perubahan status nutrisi, peneurunan kelembaban, suhu
lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
Terapeutik
Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit
sensitif
Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
Edukasi
Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotin, serum)
Anjurkan minum air yang cukup
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkat asupan buah dan saur
Anjurkan menghindari terpapar suhu ektrime
Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada diluar
rumah
4. Implementasi
5. Evaluasi
TINJAUAN KASUS
Tanggal Praktek :
I. IDENTITAS DATA
Nama : An. A
Alamat : Meadow Green Cemara 1 no. 23 Lippo Cikarang
Tempat/Tgl Lahir: Bekasi,11 November 2018
Agama : Islam
Usia : 3 Tahun
Suku Bangsa : Indonesia
Nama Ayah/Ibu : Tn.B
Pendidikan Ayah : SMA
II. KELUHAN UTAMA
Ibu pasien mengatakan anaknya lemas, susah makan, muntah terus selama 1
hari, dari kemarin malam sudah ± 5 x/hari, BAB cair selama 3 hari, dari kemarin
malam BAB cair ± 8 x/hari, darah (-), lendir (-), sampai kulit bokong anak lecet
karena mencret terus-menerus, demam dari kemarin malam 38 C
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
1. Prenatal care :
Pada trimester I ada keluhan mual dan nafsu makan berkurang namun masih
bisa diusahakan makan dan minum. Trimester II nafsu makan bertambah,
dan pola berkemih cukup sering. Trimester III mudah lelah, sering berkemih,
tidur terganggu karena sering berkemih, dan sesak napas. Imunisasi TT 2x.
Tidak ada riwayat perdarahan per vagina. Pemeriksaan kehamilan dilakukan
di posyandu dan puskesmas daerah Lippo Cikarang.
2. Natal care :
Ibu melahirkan dengan usia kehamilan cukup bulan, persalinan dilakukan di
Bidan. dengan bayi lahir spontan dan menangis kuat. BB : 3000 gram, PB :
50 cm
3. Postnatal care :
Pemberian ASI dilakukan sejak bayi lahir namun kolostrum baru keluar
setelah 1 hari. Perawatan bayi dilakukan bersama-sama dengan dibantu ibu
yang tinggal bersebelahan dengan rumahnya.
V. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang Mengasuh : -
2. Hubungan dengan anggota keluarga : terjalin komunikasi yang
baik
3. Hubungan dengan teman sebaya : orang tua mengatakan bahwa
anaknya sering bermain dengan
anak tetangga
4. Pembawaan secara umum : anak aktif
5. Lingkungan Rumah : baik
VI. KEBUTUHAN DASAR
1. Makanan yang disukai/tidak disukai : pasien menyukai biscuit
Alat makan yang dipakai : sendok,piring
Pola makan : teratur
2. Pola Tidur : sering tidur
3. Kebiasaan sebelum tidur : harus minum susu menggunakan dot
4. Tidur Siang : setiap hari kurang lebih 2 jam
5. Mandi : 2 kali sehari
6. Aktifitas Bermain : sangat aktif
7. Eliminasi : sering mengompol
VII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI
1. Diagnosa Medis : Gastroenteritis Akut
2. Hasil Laboratorium
S. Paratypi A 0 - - - Normal
S. Paratypi B - - - - Normal
P:
Lanjutkan intervensi 1-6
Selasa, II S:
09/11/2021 Ibu pasien mengeluh anaknya demam 1 hari
11.00 WIB Ibu pasien mengatakan akan membuka jendela ruang rawat
inap setiap pagi dan menutupnya pada sore hari
Ibu mengatakan anaknya akan dipakaikan pakaian longgar dan
berbahan kaos/katun yang menyerap keringat
Ibu pasien mengatakan akan selalu mengompres anaknya di
dahi, leher, aksilla sampai turun panasnya
Ibu pasien mengatakan akan memberitahu petugas bila linen
basah
O:
Kulit tampak kemerahan terutama area pipi
Kulit teraba panas
Menggigil (-)
Suhu : 38 0C
Leukosit 12300 mm3
Pakaian pasien tampak longgar dan berbahan kaos
Linen tampak bersih dan kering
Pasien tampak dikompres di dahi, leher, dan aksilla
A:
Masalah belum teratasi
No. Indikator Kaji Target Hasil
1 Menggigil 3 5 5
2 Kulit merah 3 5 4
3 Takikardi 3 5 4
P:
Lanjutkan intervensi 2-7
Selasa, III S:
09/11/2021 Ibu pasien mengeluh kulit bokong anak lecet karena mencret
11.00 WIB terus-menerus
Ibu pasien mengatakan akan mengubah posisi tidur anak
Ibu pasien mengatakan akan mempraktekan cara
membersihkan bokong anak yang telah diajarkan
O:
Pasien tampak menggaruk area bokong
Kulit area bokong tampak lembab, lecet, dan kemerahan
Posisi tirah baring anak berubah
A:
Masalah belum teratasi
No. Indikator Kaji Target Hasil
1 Kerusakan lapisan kulit 3 5 3
2 Kemerahan 3 5 3
P:
Intervensi 2-3 dilanjutkan
LAMPIRAN