Anda di halaman 1dari 57

ASUHAN KEPERAWATAN STASE KEPERAWATAN ANAK

GASTROENTERITIS AKUT DIRUANG RAWAT INAP


ALAMANDA
OMNI HOSPITALS CIKARANG TAHUN 2021

LAPORAN KASUS

Disusun Oleh

Meidia Revilita Maharani


201740132

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMC BINTARO


PROGRAM STUDI PROFESI NURSE
TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar
dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan
manifestasi diare, dengan atau tanpa disertai muntah, serta ketidaknyamanan
abdomen (Muttaqin, 2011).
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai
perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir
(Sudaryat, 2007).
Gastroenteritis atau diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang
tidak normal atau tidak seperti biasanya, dimulai dengan peningkatan volume,
keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4
kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah (Hidayat, 2006).
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab
kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun.Di
dunia, 6 juta anak meninggal tiap tahun karena diare dan sebagian besar kejadian
tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran 17% kematian anak di
dunia disebabkan oleh diare. Di Indonesia diperoleh diare merupakan penyebab
kematian bayi 42% dibanding pneumonia 24%. Kematian golongan usia 1-4
tahun karena diare 25,2% dibandingkan pneumonia 15,5%. (Riskesdas, 2007).
Diare merupakan salah satu penyebab kematian pada balita, diare sering kali
memicu tejadinya dehidrasi dari sedang dan berat bahkan kematian, infeksi
merupakan penyebab terjadinya diare, Data Departemen Kesehatan RI,
menyebutkan bahwa angka kesakitan diare di Indonesia saat ini adalah 230-330
per 1000 penduduk untuk semua golongan umur dan 1,6 – 2,2 episode diare
setiap tahunnya untuk golongan umur balita. Angka kematian diare golongan
umur balita adalah sekitar 4 per 1000 balita (Ratnawati, 2008).
faktor-faktor risiko terjadinya diare persisten yaitu : bayi berusia kurang
atau berat badan lahir rendah (bayi atau anak dengan malnutrisi, anak-anak
dengan gangguan imunitas), riwayat infeksi saluran nafas, ibu berusia muda
dengan pengalaman yang terbatas dalam merawat bayi,tingkat pendidikan dan
pengetahuan ibu mengenai higienis, kesehatan dan gizi, baik menyangkut ibu
sendiri ataupun bayi, pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam pemberian ASI
serta makanan pendamping ASI, pengenalan susu non ASI/ penggunaan susu
botol dan pengobatan pada diare akut yang tidak tuntas. Seseorang dapat
menjadi sehat atau sakit akibat dari kebiasaan atau perilaku yang dilakukannya.
Kebiasaan yang tidak sehat dapat menunjang terjadinya penyakit, sedangkan
kebiasaan yang sehat dapat membantu mencegah penyakit (Soemirat, 2004).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan yang komprehensif pada pasien An.A dengan diagnose
medis Gastroenteritis akut di ruang rawat inap alamanda Omni Hospitals
Cikarang Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis dapat melakukan pengkajian pada An.A dengan gastroenteritis
akut di ruang rawat inap Alamanda Omni Hospitals Cikarang.
b. Penulis dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada An.A dengan
gastroenteritis akut di ruang rawat inap alamanda Omni Hospitals
Cikarang.
c. Penulis dapat menyusun rencana keperawatan pada An.A dengan
gastroenteritis akut di ruang rawat inap alamanda Omni Hospitals
Cikarang.
d. Penulis dapat melakukan implementasi keperawatan pada An.A dengan
gastroenteritis akut di ruang rawat inap alamanda Omni Hospitals
Cikarang.
e. Penulis dapat melakukan evaluasi keperawatan pada An.A dengan
gastroenteritis akut di ruang rawat inap alamanda Omni Hospitals
Cikarang.
f. Penulis dapat mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien
An.A dengan gastroenteritis akut di ruang rawat inap alamanda Omni
Hospitals Cikarang.
C. Manfaat Studi Kasus
1. Manfaat Bagi Penulis
Dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu dalam
menerapkan asuhan keperawatan sehingga dapat mengembangkan dan
menambah wawasan penulis.
2. Manfaat Bagi Klien/Keluarga Klien
Menambah pengetahuan dan keterampilan klien dalam upaya
pencegahan, perawatan serta pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam merawat
diri sendiri atau anggota keluarga yang menderita gastroenteritis akut
3. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi tambahan guna meningkatkan informasi/pengetahuan
sebagai referensi perpustakaan STIkes IMC Bintaro yang bisa digunakan oleh
mahasiswa/I sebagai bahan bacaan dan dasar untuk studi kasus selanjutnya.
4. Bagi Rumah Sakit
Dapat memberikan serta mengembangkan ilmu dalam meningkatkan
“Asuhan Keperawatan pada pasien anak gastroenteritis akut di ruang rawat inap
alamanda Omni Hospitals Cikarang”.
BAB II

TINJAUAN TEORI

I. Definisi
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus
besar dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan
manifestasi diare, dengan atau tanpa disertai muntah, serta ketidaknyamanan
abdomen (Muttaqin, 2011).
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai
perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir
(Sudaryat, 2007).
Gastroenteritis atau diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja
yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, dimulai dengan peningkatan
volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus
lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah (Hidayat, 2006).
Dapat disimpulkan Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi
lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,
yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3
kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair). Diare juga dapat
terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari
4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah.
II. Etiologi

Menurut Arif Muttaqin (2011) dan Suriadi (2010), penyebab dari gastroenteritis
sangat beragam , antara lain sebagai berikut :
1. Faktor infeksi :
a. Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi
makanan maupun air minum (enteropathogenic, escherichia coli,
salmonella, shigella, V.Cholera, dan clostridium).
b. Infeksi berbagai macam virus : enterovirus, echoviruses, adenovirus, dan
rotavirus. Penyebab diare terbanyak pada anak adalah virus Rotavirus.
c. Jamur : candida
d. Parasit (giardia clamblia, amebiasis, crytosporidium dan cyclospora)
2. Faktor non infeksi/ bukan infeksi :
a. Alergi makanan, misal susu, protein
b. Gangguan metabolik atau malabsorbsi : penyakit
c. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
d. Obat-obatan : Antibiotik, Laksatif, Quinidine, Kolinergik, dan Sorbital.
e. Penyakit usus : colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
f. Emosional atau stress
g. Obstruksi usus
III. Patofisiologi
Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang
terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat
menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan
akibat dehidrasi,gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan
asam basa. Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta
kerusakan mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan
malabsorbsi,dan apabila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada
akhirnya dapat mengalami invasi sistemik.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus,
Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter,
Salmonella, Escherichia coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia,
Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi
pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel,
atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut. Penularan
Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare
adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul
diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus,
sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan
moltilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat
dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia),
gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dangangguan
sirkulasi darah.
IV. Pathways

Faktor Faktor mal Faktor makanan Faktor psikologi


infeksi absorbs (makanan basi, (rasa takut dan
(karbohidrat, beracun, alergi cemas)
lemak, protein) makanan)

Penyerapan sari-sari makanan saluran


bercernaan tidak adekuat

Isi rongga usus berlebihan

Terdapatnya zat-zat Gangguan sekresi Meningkatnya


makanan tidak dapat motilitas usus
diserap
Meningkatnya
aktivitas sekresi air Kesempatan usus
Tekanan osmotik dan elektrolit menyerap makanan
meningkat berkurang

Mengeluarkan isinya
Reabsorbsi di dalam
usus terganggu

BAB sering, Inflamasi saluran


DIARE
konsistensi cair pencernaan

Meningkatnya
sekresi cairan dan Tubuh bereaksi Mual
elektrolit terhadap invasi
mikroorganisme
Anoreksi
Dehidrasi
Meningkatnya
Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh Defisit nutrisi
elektrolit

Hipertermia
V. Manifestasi Klinis
Gastroenteritis akut sering disertai tanda dan gejala klinis lainnya seperti
gelisah,suhu tubuh meningkat, nafsu makan menurun, dehidrasi, tinja cair
berlendir kadang bercampur darah, turgor kulit jelek, BB menurun, mata cekung,
ubun –ubun kedalam (pada balita) . keadaan ini merupakan gejala infeksi yang
disebabkanoleh bakteri, virus, dan parasit (crown,2009).
Sedangkan menurut Suriadi (2011) tanda dan gejala klinis gastroenteritis
akut antara lain:
1. Sering Bab dengan konsistensi tinja cair atau encer
2. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi (turgor kulit jelek ,elastisitas kulit
menurun ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosamulut dan bibir
kering).
3. Kram abdominal.
4. Demam,mual,muntah dan anorexia
5. Badan lemah, pucat dan perubahan TTV (nadi dan napas capat)
6. Urine menurun atau tidak ada pengeluaran (unuria)
Dehidrasi merupakan gejala paling umum yang menyertai gastroenteritis
akut. Pada anak -anak gastroenteritis akut dapat ditandai dengan jarang buang
air kecil, mulut kering, menangis tanpa mengeluarkan air mata. Pada keadaan
dehidrasi berat, anak dapat terlihat cenderung mengantuk, tidak responsive,
mata cekung, serta turgor kulit jelek. Sedangkan dehidrasi pada orang
dewasa, antara lain kelelahan, badan lemas dan tidak bertenaga, kehilangan
nafsu makan, mulut kering, pusing dan nyeri kepala.
VI. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang gastroenteritis akut menurut Suriadi (2001) adalah:
1. Riwayat alergi pada obat –obatan atau makanan
2. Pemeriksaan intubasi duodenum.
3. Pemeriksaan elektrolit dan creatinin.
4. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah Adapun
Pemeriksaan penunjang yang lain menurut Mansjoer (2000 ) :
a. Pemeriksaan tinja: Makroskopis dan mikroskopis, PH dan kadar
gula juga ada intoleransi gula,biakkan kuman untuk mencari
kuman penyebab dan uji retensi terhadap berbagai antibiotik.
b. Pemeriksaan darah : perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD),
elektrolit terutama Na, K, Ca, P Serum pada GE yang disertai
kejang.
c. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui
faal ginjal
d. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara
kuantitatif dan kualitatif terutama pada GE kronik.

VII. Penatalaksanaan

Menurut Supartini (2004), penatalaksanaan medis pada pasien


diaremeliputi: pemberian cairan, dan pemberian obat-obatan.Pemberian
cairanPemberian cairan pada pasien diare dan memperhatikan
derajatdehidrasinya dan keadaan umum.
1. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di
berikanperoral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCL
danglukosa untuk diare akut.
2. Cairan parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang di perlukan sesuai
dengankebutuhan pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya
cairansetampat. Pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL) di
berikantergantung berat / ringan dehidrasi, yang di perhitungkan dengan
kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
a. Dehidrasi ringan
1 jam pertama 25 –50 ml / kg BB / hari, kemudian 125 ml / kg BB
/oral.
b. Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 –100 ml / kg BB / oral kemudian 125 ml / kg BB
/hari.
c. Dehidrasi berat
1jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit
(inperset 1 ml : 20 tetes), 16 jam nerikutnya 105 ml / kg BB oralit
peroral.
1. Obat – Obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang
melaluitinja dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung
elektrolitdan glukosa / karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras,
dsb).
a. Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg / ch dengan dosis minimum 30
mg.Klorrpomozin, dosis 0,5 –1 mg / kg BB / hari.
b. Obat spasmolitik,
umumnya obat spasmolitik seperti papaverinekstrak beladora, opium
loperamia tidak di gunakan untukmengatasi diare akut lagi, obat
pengeras tinja seperti kaolin, pectin,charcoal, tabonal, tidak ada
manfaatnya untuk mengatasi diaresehingga tidak diberikan lagi.
c. Antibiotic
Umumnya antibiotic tidak diberikan bila tidak ada penyebab
yangjelas. Bila penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25 –50
mg /kg BB / hari. Antibiotic juga diberikan bila terdapat
penyakitseperti OMA, faringitis, bronchitis, bronkopeneumonia.
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang
dilakukan yaitu: mengumpulkan data, mengelompokan data dan menganalisa
data.Data fokus yang berhubungan dengan gastroenteritis.
Kaji data menurut Ambarwati Fitri Respati dan Nasution Nita (2012)
adalah :
a. Identitas pasien/biodata
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal
lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang
tua,pekerjaan dan No telpon
b. Keluhan utama
Buang air besar (Bab) lebih dari 3 kali sehari, Bab< 4 kali dancair
(GE tanpa dehidrasi), Bab4-10 kali dan cair (dehidrasi
ringan/sedang), atau Bab> 10 kali (dehidrasi berat). Apabila GE
berlangsung < 14 hari maka GE tersebut adalah GE akut,
sementara apabila langsung selama 14 hari atau lebih adalah GE
persisten.
c. Riwayat penyakit sekarang
1) Keadaan umum klien.suhu badanmungkin meningkat, nafsu
makan menurun atau tidak ada, dan kemungkinan timbul GEA.
2) Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah.
Warna tinja berubah menjadi kehijauan karena bercampur
empedu.
3) Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi
dan sifatnya makin lama makin asam.
4) Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah GEA.
5) Apabila telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka
gejala dehidrasi
6) Diuresis: terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam) bila terjadi
dehidrasi
d. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat imunisasi terutama campak, karena GEA lebih sering
terjadi atau berakibat berat pada anak-anak dengan campak atau
yang baru menderita campak dalam 4 minggu terakhir, sebagai
akibat dari penurunan kekebalan pada pasien.
2) Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan (antibiotik)
karena factor ini merupakan salah satu kemungkinan penyebab
GEA.
3) Riwayat penyakit yang terjadi sebelum, selama, atau setelah
GEA. Informasi diperlukan untuk melihat tanda dan gejala infeksi
lain yang menyebabkan GEA.
e. Riwayat Nutrisi
Riwayat pola makanan sebelum sakit GEA meliputi:
1) Konsumsi makananpenyebab GEA, pantangan makanan atau
makanan yang tidak biasa dimakannya.
2) Perasaan haus. Pada pasien yang GEA tanpa dehidrasi tidak
merasa haus (minum biasa).Pada dehidrasi ringan/sedang pasen
merasa haus dan ingin minum banyak. Sedangkan pada dehidrasi
berat, sudah malas minum atau tidak mau minum.

f. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum yaitu baik atau buruknya yang dicatat adalah tanta-
tanda seperti :
a. Kesadaran Penderita : Kesadaran yang dialami klien apakah
Apatis, sopor, koma, gelisah, composmentis tergantung pada
keadaan klien.
b. Kesakitan, keadaan penyakit : akut, kronik, ringan, sedang, berat
dan pada kasus fraktur yang paling banyak dialami adalah akut.
c. Pemeriksaan tanda-tanda vital seperti : Tekanan Darah, Nadi, Suhu
dan Respirasi.
2) Pemeriksaan Persistem
a. Sistem Pernafasan
Dikaji dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi. Dalam sistem
ini perlu dikaji mengenai bentuk hidung, kebersihan hidung, adanya sekret,
adanya pernafasan cuping hidung, bentuk dada, pergerakan dada simetris
atau tidak, bunyi nafas, adanya suara nafas tambahan atau tidak, frekuensi
dan irama nafas.
b. Sistem Kardiovaskuler
Dikaji mulai dari warna konjungtiva, warna bibir, tidak terdapat
peningkatan JVP, terdapat peningkatan frekuensidan irama denyut nadi,
bunyi jantungtidak disertai suara tambahan, penurunan atau peningkatan
tekanan darah.
c. Sistem Pencernaan
Dikaji mulai dari mulut hingga anus, dalam sistem ini yang perlu
dikaji yaitu tidak adanya pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan,
mukosa mulut tidak pucat, bentuk abdomen datar, simetris, tidak ada
hernia, turgor kulit baik, hepar tidak teraba dan suara abdomen terdengar
timpani.
d.Sistem Perkemihan
Dikaji ada tidaknya pembengkakan dan nyeri pada daerah pinggang,
inspeksi dan palpasi pada daerah abdomen untuk mengkaji adanya retensi
urine, atau ada tidaknya nyeri tekan dan benjolan serta pengeluaran urine
apakah ada nyeri pada saat melakukan miksi (proses pengeluaran urine)
atau tidak.
e.Sistem Endokrin
Dalam sistem ini perlu dikaji apakah terdaapt pembesaran kelenjar
tiroid dan kelenjar getah bening.
f. Sistem Integumen
perlu dikaji keaadaan kulit dengan inspeksi (turgor, kebersihan,
pigmentasi, tekstur dan lesi) serta perlu dikaji kuku dan keadaan rambut di
sekitar kulit atau ekstremitas untuk mengidentifikasi adanya udema atau
tidak.pada fraktur biasanya Terdapat eritema, suhu disekitar daerah trauma
meningkat, bengkak, dan adanya nyeri tekan.
2. pemeriksaan penunjang
1. Darah
Ht meningkat, leukosit menurun
2. Fases
Bakteri atau parasit
3. Elektrolit
Natrium dan Kalium menurun
4. Urinalisa
Urin pekat, BJ meningkat
5. Analisa Gas Darah
Antidosis metabolik (bila sudah kekurangan cairan

2. Diagnosa Keperawatan

Masalah keperawatan yang dapat muncul pada klien dengan


gastroenteritis adalah :

a. Diare berhubungan dengan proses infeksi inflamasi, iritasi,


malabsorbsi, parasite
b. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban
dibuktikan dengan kerusakan lapisan kulit, kemerahan.
3. Intervensi Keperawatan
a. Diare b.d proses infeksi inflamasi, iritasi, malabsorbsi, parasite.

Intervensi :

Observasi

 Identifikasi penyebab diare (mis. Inflamasi gastrointestinal, iritasi


gastrointestinal)
 Identifikasi riwayat pemberian makanan
 Identifikasi gejala invaginasi
 Monitor warna, volume, frekwensi, dan konsistensi tinja.
 Monitor tanda dan gejala hipovolemia
 Monitor iritasi dan ulserasi kulit didaerah perineal
 Monitor jumlah pengeluaran diare
 Monitor keamanan penyiapan makanan
Terapeutik
 Berikan asupan cairan oral
 Pasang jalur intravena
 Berikan cairan intravena
 Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
 Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
 Anjurkan menghindari makanan,  pembentuk gas, pedas, dan
mengandung lactose
 Anjurkan melanjutkan pemberian ASI
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat antimotilitas
 Kolaborasi pemberian obat antispasmodic/ spasmolitik
 Kolaborasi pemberian obat pengeras feses.
b. Hipertermi b.d proses penyakit

Intervensi :

Observasi

 Identifikasi penyebab hipertermia


 Monitor suhu tubuh
 Sediakan lingkungan yang dingin
 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Lakukan kompres hangat
 Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
 Anjurkan tirah baring
Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang dingin
 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Basahi dan kipasi permukaan tubuh
 Berikan cairan oral
 Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
 Lakukan pendinginan eksternal (mis. selimut hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher, dada, abdomen,aksila)
 Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
 Batasi oksigen, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena,jika perlu.
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban dibuktikan
dengan kerusakan jaringan dan atau lapisan kulit, kemerahan

Intervensi :
Observasi
 Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. Perubahan
sirkulasi, perubahan status nutrisi, peneurunan kelembaban, suhu
lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)

Terapeutik
 Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
 Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
 Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
 Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
 Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit
sensitif
 Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
Edukasi
 Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotin, serum)
 Anjurkan minum air yang cukup
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Anjurkan meningkat asupan buah dan saur
 Anjurkan menghindari terpapar suhu ektrime
 Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada diluar
rumah

4. Implementasi

Untuk implementasi, disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah


ditetapkan sesuai diagnosa. Tindakan keperawatan adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Pada tahap ini perawat yang akan memberikan perawatan
kepada pasien dan sebaiknya tidak bekerja sendiri tetapi juga melibatkan
tenaga medis yang lain untuk memenuhi kebutuhan pasien. (Padila, 2013).

5. Evaluasi

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan


terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan/kriteria hasil yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan mdengan melibatkan
tenaga medis yang lain agar mencapai tujuan/kriteria hasil yang telah
ditetapkan. Evaluasi pada asuhan keperawatan dilakukan secara sumatif dan
formatif.
BAB IV

TINJAUAN KASUS

Nama Mahasiswa : MEIDIA REVILITA MAHARANI

Tempat Praktek : OMNI Hospitals Cikarang

Tanggal Praktek :

I. IDENTITAS DATA
Nama : An. A
Alamat : Meadow Green Cemara 1 no. 23 Lippo Cikarang
Tempat/Tgl Lahir: Bekasi,11 November 2018
Agama : Islam
Usia : 3 Tahun
Suku Bangsa : Indonesia
Nama Ayah/Ibu : Tn.B
Pendidikan Ayah : SMA
II. KELUHAN UTAMA
Ibu pasien mengatakan anaknya lemas, susah makan, muntah terus selama 1
hari, dari kemarin malam sudah ± 5 x/hari, BAB cair selama 3 hari, dari kemarin
malam BAB cair ± 8 x/hari, darah (-), lendir (-), sampai kulit bokong anak lecet
karena mencret terus-menerus, demam dari kemarin malam 38 C
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
1. Prenatal care :
Pada trimester I ada keluhan mual dan nafsu makan berkurang namun masih
bisa diusahakan makan dan minum. Trimester II nafsu makan bertambah,
dan pola berkemih cukup sering. Trimester III mudah lelah, sering berkemih,
tidur terganggu karena sering berkemih, dan sesak napas. Imunisasi TT 2x.
Tidak ada riwayat perdarahan per vagina. Pemeriksaan kehamilan dilakukan
di posyandu dan puskesmas daerah Lippo Cikarang.
2. Natal care :
Ibu melahirkan dengan usia kehamilan cukup bulan, persalinan dilakukan di
Bidan. dengan bayi lahir spontan dan menangis kuat. BB : 3000 gram, PB :
50 cm

3. Postnatal care :
Pemberian ASI dilakukan sejak bayi lahir namun kolostrum baru keluar
setelah 1 hari. Perawatan bayi dilakukan bersama-sama dengan dibantu ibu
yang tinggal bersebelahan dengan rumahnya.

III. RIWAYAT MASA LAMPAU


1. Penyakit waktu kecil : pasien tidak pernah memiliki riwayat
penyakit terdahulu
2. Pernah dirawat di RS : Sebelum nya pasien belum pernah di
rawat baik di puskesmas maupun di RS
3. Obat-obatan yang digunakan : Pasien sedang tidak dalam pengobatan
apapun
4. Tindakan (Oprasi) : Sebelumnya pasien belum pernah
dioperasi
5. Alergi : Pasien tidak memiliki riwayat alergi
terhadap obat,debu,dan makanan
6. Kecelakaan : Belum pernah mengalami kecelakaan
IV. RIWAYAT KELUARGA
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit

V. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang Mengasuh : -
2. Hubungan dengan anggota keluarga : terjalin komunikasi yang
baik
3. Hubungan dengan teman sebaya : orang tua mengatakan bahwa
anaknya sering bermain dengan
anak tetangga
4. Pembawaan secara umum : anak aktif
5. Lingkungan Rumah : baik
VI. KEBUTUHAN DASAR
1. Makanan yang disukai/tidak disukai : pasien menyukai biscuit
Alat makan yang dipakai : sendok,piring
Pola makan : teratur
2. Pola Tidur : sering tidur
3. Kebiasaan sebelum tidur : harus minum susu menggunakan dot
4. Tidur Siang : setiap hari kurang lebih 2 jam
5. Mandi : 2 kali sehari
6. Aktifitas Bermain : sangat aktif
7. Eliminasi : sering mengompol
VII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI
1. Diagnosa Medis : Gastroenteritis Akut
2. Hasil Laboratorium

Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi


Jumat, Hemoglobin 13,3 12-16 gr/dl Normal
05/11/202 Leukosit 12300 4000-10000/mm3 Abnormal
1 Eritrosit 4,7 3,5-6 juta/mm3 Normal
10.00 Hematokrit 42 40-48 % Normal
WIB Trombosit 186000 150000-400000/mm3 Normal
Tes widal :
S. Typhose 1/8 1/80 - - Normal

S. Paratypi A 0 - - - Normal

S. Paratypi B - - - - Normal

S. Paratypi C 1/8 1/80 - - Normal


0
1/8
0

VIII. PENGKAJIAN FISIK


Keadaan Umum : Sakit Sedang
BB : 13Kg
Mata : alis mata merata dan sejajar. Kelopak mata cekung,
mampu berkedip dengan baik, konjungtiva tidak anemis, dan sklera
tidak ikterik.
Telinga : simetris, bersih, tidak ada lesi, cairan yang keluar. Tidak
ada nyeri tekan pada area mastoideus. Membran timpani berwarna
mutiara keabuan. Pasien mampu mendengar suara perawat.
Tengkuk : Tidak ada nyeri tekan
Dada :
- Inspeksi
Bentuk dada normal simetris, ekspansi simetris, pernapasan dada dan
perut, frekuensi napas 24 x/menit, retraksi supraklavikula tidak ada, dan
pernafasan cuping hidung tidak ada. Nasal kanul (O2) tidak terpasang.
- Palpasi
Daerah dada tidak teraba adanya benjolan, pergerakan paru-paru kanan
dan kiri simetris.
- Perkusi
Suara paru-paru resonans.
- Auskultasi
Suara nafas vesikuler dan tidak ada suara tambahan seperti ronchi atau
wheezing.
Perut :
- Inspeksi
Bentuk abdomen kiri dan kanan simetris dan rata, warna kulit sama
dengan sekitar, dan tidak tampak jaringan parut.
- Auskultasi
Peristaltik usus terdengar 34 x/menit.
- Perkusi
Pada kuadran kanan atas terdengar dullness. Pada kuadran kiri atas
terdengar timpani, kuadran kiri bawah dan kanan bawah terdengar
dullness.
- Palpasi
Tidak ada pembesaran hepar dan tidak teraba limpa. Turgor kulit
abdomen kembali lambat.
Ekstremitas : Simetris, Tidak ada nyeri tekan
Kulit :
- Inspeksi
Kulit tampak kemerahan terutama area pipi, dan bersih. Distribusi
rambut merata, tidak ada lesi/pitak. Warna rambut hitam dan bersih.
Membran mukosa bibir tampak kering. Bentuk kuku normal, pendek,
warna kuku merah muda, tekstur kuku halus dan mengkilat. Kulit area
bokong tampak lembab, lecet, dan kemerahan, pasien tampak
menggaruk area bokong Tampak terpasang infus di tangan kanan.
- Palpasi
Area kulit kepala tidak ada massa, lesi, dan nyeri tekan. Rambut halus,
tebal, dan tidak mudah rontok, kulit teraba panas. Pasien tampak
menggigil. Suhu : 38 0C
IX. Terapi Obat
a.Futrolit 500ml 20 tpm
b. Ondansentron 8mg
c. Lactobe
b. Paracetamol IV
d.Bioxon 3x1
X. ANALISA DATA
Tanggal/ Data Etiologi Masalah
jam
Jumat, D.S : Faktor infeksi : bakteri, virus, Diare
jamur, parasit
05/11/2021  Ibu pasien mengeluh
14.00 WIB anaknya lemas, susah Masuk ke saluran pencernaan
makan kecuali Roti Invasi pada mukosa,
sedikit demi sedikit, mengeluarkan toksin

namun muntah. Minum Inflamasi saluran pencernaan


2 gelas air putih kadang Infeksi Usus halus
teh manis dan 2 botol
Malabsorpsi makanan dan cairan
susu formula (ukuran
Mual, muntah, dan susah makan
240 cc) namun muntah
terus selama 1 hari, dari Gastroenteritis
semalam sudah ± 5
x/hari, BAB cair selama
3 hari, dari semalam
BAB cair ± 8 x/hari,
darah (-), lendir (-)
D.O :
 Tanda-tanda vital :
Nadi : 136 x/menit,
cepat
RR : 24 x/menit
S. 38 C
 BB sebelum sakit : 13
kg; BB saat sakit : 12
kg.
 Bising usus : 34 x/menit
 Turgor kulit abdomen
kembali lambat
 Membran mukosa bibir
tampak kering
 Kelopak mata cekung
 Pasien tampak kehausan
 BC = Cairan Masuk –
Cairan Keluar
= 590 – 694,5
= - 104
 IWL/Hari = (30- usia
anak dalam tahun)X BB
(Kg)
= (30 – 12) x 12 Kg : 24
Jam
= 13,5 cc/jam
Jumat, D.S : Faktor infeksi : bakteri, virus, Hipertermia
jamur, parasit
05/11/2021  Ibu pasien mengeluh
15.10 WIB anaknya demam 1 hari Masuk ke saluran pencernaan
D.O : Invasi pada mukosa,
mengeluarkan toksin
 Kulit tampak kemerahan
terutama area pipi
Inflamasi saluran pencernaan
 Kulit teraba panas
Infeksi Usus halus
 Pasien tampak
menggigil Malabsorpsi makanan dan cairan

 Suhu : 38, 0C Gastroenteritis


 Nadi 136 x/menit Dehidrasi
 Leukosit 12300/mm3
Merangsang pusat pengaturan
suhu tubuh di hipotalamus
Jumat, D.S : Faktor infeksi : bakteri, virus, Gangguan
jamur, parasit
05/11/2021  Ibu pasien mengeluh integritas kulit
Masuk ke saluran pencernaan
15.10 WIB kulit bokong anak lecet
Invasi pada mukosa,
karena mencret terus- mengeluarkan toksin
menerus
Inflamasi saluran pencernaan
D.O :
Sekresi cairan dan elektrolit
 Pasien tampak
dalam rongga usus meningkat
menggaruk area bokong
Gastroenteritis
 Kulit area bokong
Feses bersifat asam
tampak lembab, lecet,
dan kemerahan, Kelembaban

Mengiritasi area anal

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Diare berhubungan dengan inflamsi gastrointestinal dibuktikan dengan defekasi lebih dari tiga
kali dalam 24 jam
2. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi dibuktikan dengan suhu tubuh diatas nilai normal,
kulit teraba hangat
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban dibuktikan dengan kerusakan
jaringan dan atau lapisan kulit, kemerahan.
XI. INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Klien : An. A


Ruang : Anak
Tanggal/Jam No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi TTD
Keperawatan (SLKI) (SIKI)
Jumat, Diare Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Manajemen cairan (Kode: I.03098)
05/11/2021 (Kode:D.0020) jam, diharapkan status nutrisi membaik dengan kriteria 1. Monitor status hidrasi (mis.frekuensi
15.20 WIB hasil : nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian
Keseimbangan Cairan (Kode:L.03020) kapiler, kelembapan mukosa, turgor
No Kaj kulit, tekanan darah)
Indikator Target
. i 2. Monitor hasil pemeriksaan
1 Kekuatan nadi 3 5 laboratorium (mis, hematokrit, Na, K,
2 Turgor kulit 3 5 CL, berat jenis urine)
Keterangan : 3. Catat imntake-output dan hitung
1. Menurun balance cairan 24 jam
2. Cukup menurun 4. Berikan asupan cairan sesuai
3. Sedang kebutuhan
4. Cukup meningkat 5. Berikan cairan intravena, jika perlu
6. Kolaborasi pemberian diuretik, jika
5. Meningkat perlu
No. Indikator Kaji Target
1 Berat badan 3 5
2 Perasaan lemah 3 5
3 Keluhan haus 3 5
Keterangan :
1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
No. Indikator Kaji Target
1 Frekuensi nadi 3 5
2 Tekanan nadi 3 5
3 Membran mukosa 3 5
4 Intake cairan 4 5
Keterangan :
1. Memburuk
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
Jumat, Hipertermia Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Manajemen hipertermia (Kode:I.15506)
05/11/2021 (Kode: jam, diharapkan termoregulasi membaik dengan 1. Identifikasi penyebab hipertermia
15.20 WIB D.0130) kriteria hasil : 2. Monitor suhu tubuh
Termoregulasi (Kode:L.14134) 3. Sediakan lingkungan yang dingin
No. Indikator Kaji Target 4. Longgarkan atau lepaskan pakaian
1 Menggigil 3 5 5. Lakukan kompres hangat
2 Kulit merah 3 5 6. Ganti linen setiap hari atau lebih sering
3 Takikardi 3 5 jika mengalami hiperhidrosis (keringat
Keterangan : berlebih)
1. Meningkat 7. Anjurkan tirah baring
2. Cukup Meningkat
3. Sedang
4. Cukup Menurun
5. Menurun
No. Indikator Kaji Target
1 Suhu tubuh 3 5
2 Suhu kulit 3 5
Keterangan :
1. Memburuk
2. Cukup Memburuk
3. Sedang
4. Cukup Membaik
5. Membaik
Jumat, Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Perawatan integritas kulit (Kode:
05/11/2021 integritas jam, diharapkan integritas kulit dan jaringan meningkat I.11353)
15.20 WIB kulit (Kode: dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi penyebab gangguan
D.0129) No. Indikator Kaji Target integritas kulit
1 Kerusakan lapisan kulit 3 5 2. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
2 Kemerahan 3 5 3. Bersihkan perianal dengan air hangat
Keterangan : terutama selama periode diare
1. Meningkat
2. Cukup Meningkat
3. Sedang
4. Cukup Menurun
Menurun
XII.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Klien : An. A


Ruang : Anak
Tanggal/Jam No. Diagnosa Tindakan / Implementasi Respon TTD
Keperawatan
Jumat, I 1. Mengobservasi tanda dan gejala diare (mis, S :
05/11/2021 frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, turgor  Ibu pasien mengeluh anaknya masih
15.30 WIB kulit menurun, membran mukosa kering, haus, lemas
lemah) O:
 Tanda-tanda vital :
GCS 15 (E4M6V5)
Kesadaran : compos mentis
Nadi : 136 x/menit, cepat dan lemah
RR : 24 x/menit
 Dehidrasi ringan-sedang
 Bising usus : 34 x/menit
 Turgor kulit abdomen kembali cepat
 Membran mukosa bibir tampak lembab
 Kelopak mata cekung
 Pasien tampak haus
 Terpasang infus di tangan kanan
15.40 WIB 2. Memonitor intake dan output cairan S:
 Ibu pasien mengatakan anaknya makan
15.50 WIB 3. Menghitung kebutuhan cairan roti sedikit demi sedikit, nasi beserta
lauk pauk yang disediakan (siang-sore)
tidak dimakan, minum 2 gelas air putih
dan 2 botol susu formula low lactose
(ukuran 240 cc) , sejak dirawat muntah
baru 3x, BAB cair 5x, BAK (+)
O:
 Kebutuhan cairan
12 Kg = 1000 + (BB-10) x 50) cc/hari
= 1000 + (12-10)x 50
= 1000 + (2x50)
= 1000 + 100
= 1100 + 200 (Peningkatan suhu 1
derat) (38 °c)
= 1300 ml/hari

16.30 WIB 4. Memberikan asupan cairan oral S:


16.40 WIB 5. Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral  Ibu pasien mengatakan akan memberikan
18.00 WIB 6. Berkolaborasi pemberian cairan IV RL makan dan minum sedikit tapi sering
supaya tidak lemas dan cepat sembuh
serta menjaga infus tetap menetes
O:
 Tampak ibu sedang memberikan air
minum menggunakan botol susu
Jumat, II 1. mengidentifikasi penyebab hipertermia S:
05/11/2021 2. Memonitoring suhu tubuh  Ibu pasien mengeluh anaknya demam 1
16.00 WIB 3. Menyediakan lingkungan yang dingin hari
4. Melonggarkan atau lepaskan pakaian  Ibu pasien mengatakan akan membuka
jendela ruang rawat inap setiap pagi dan
menutupnya pada sore hari
 Ibu mengatakan anaknya akan
dipakaikan pakaian longgar dan
berbahan kaos/katun yang menyerap
keringat
O:
 Kulit tampak kemerahan terutama area
pipi
 Kulit teraba panas
 Pasien tampak menggigil
 Suhu : 38, 0C
 Pakaian pasien tampak longgar dan
berbahan kaos
16.05 WIB 5. Meakukan kompres hangat S:
16.20 WIB 6. Menganti linen setiap hari atau lebih sering jika  Ibu pasien mengatakan akan selalu
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih) mengompres anaknya di dahi, leher,
16.25 WIB 7. Menganjurkan tirah baring aksilla sampai turun panasnya
 Ibu pasien mengatakan akan
memberitahu petugas bila linen basah
O:
 Linen tampak bersih dan kering
 Pasien tampak dikompres di dahi, leher,
dan aksilla
Jumat, III 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas S :
05/11/2021 kulit  Ibu pasien mengeluh kulit bokong anak
17.00 WIB 2. Mengubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring lecet karena mencret terus-menerus
3. Membersihkan perianal dengan air hangat terutama  Ibu pasien mengatakan akan mengubah
selama periode diare posisi tidur anak
 Ibu pasien mengatakan akan
mempraktekan cara membersihkan
bokong anak yang telah diajarkan
O:
 Pasien tampak menggaruk area bokong
 Kulit area bokong tampak lembab, lecet,
dan kemerahan,
Sabtu, I 1. Mengobservasi tanda dan gejala diare (mis, S :
frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, turgor  Ibu pasien mengatakan anaknya sudah
06/11/2021 kulit menurun, membran mukosa kering, haus, segar
14.30 WIB lemah) O:
 Tanda-tanda vital :
Nadi : 106 x/menit, kuat
RR : 24 x/menit
 Tanpa dehidrasi
 Bising usus : 26 x/menit
 Turgor kulit abdomen kembali cepat
 Membran mukosa bibir tampak lembab
 Kelopak mata biasa
 Haus (-)
 Terpasang infus di tangan kanan.
15.00 WIB 2. Memonitoring intake dan output cairan S:
3. Menghitung kebutuhan cairan  Ibu pasien mengatakan anaknya makan
15.30 WIB nasi beserta lauk pauk yang disediakan
(pagi-sore-malam) habis ¼ porsi, makan
biskuit habis 1 keping, minum 2 botol air
putih dan 2 botol susu formula low
lactose (ukuran 240 cc), muntah (-)
terakhir siang, BAB cair 2x, terakhir sore
sekitar pukul 17.00 WIB, BAK (+)
O:
 Kebutuhan cairan
12 Kg = 1000 + (BB-10) x 50) cc/hari
= 1000 + (12-10)x 50
= 1000 + (2x50)
= 1000 + 100
= 1100 + 200 (Peningkatan suhu 1
derat) (38 °c)
= 1300 ml/hari
16.30 WIB 4. Memberikan asupan cairan oral S:
16.40 WIB 5. Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral  Ibu pasien mengatakan akan tetap
18.00 WIB 6. Berkolaborasi pemberian cairan IV RL memberikan makan dan minum sedikit
tapi sering supaya tidak lemas dan cepat
sembuh serta menjaga infus tetap
menetes
O:
 Tampak ibu sedang menyuapi anaknya
Sabtu, II 1. Memonitoring suhu tubuh S:
06/11/2021 2. Menyediakan lingkungan yang dingin  Ibu pasien mengatakan demam anaknya
16.00 WIB 3. Melonggarkan atau lepaskan pakaian berangsur-angsur turun
 Ibu pasien mengatakan akan tetap
membuka jendela ruang rawat inap setiap
pagi dan menutupnya pada sore hari
 Ibu mengatakan anaknya akan tetap
dipakaikan pakaian longgar dan berbahan
kaos/katun yang menyerap keringat
O:
 Kulit kemerahan di pipi (-)
 Kulit teraba hangat
 Menggigil (-)
 Suhu : 37,5 0C
 Pakaian pasien tampak longgar dan
berbahan kaos
16.05 WIB 4. Melakukan kompres hangat S:
16.20 WIB 5. Mengganti linen setiap hari atau lebih sering jika  Ibu pasien mengatakan akan selalu
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih mengompres anaknya di dahi, leher,
16.25 WIB 6. Menganjurkan tirah baring aksilla sampai turun panasnya
 Ibu pasien mengatakan akan
memberitahu petugas bila linen basah
O:
 Linen tampak bersih dan kering
 Pasien tampak dikompres di dahi, leher,
dan aksilla
Sabtu, III 1. Mengubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring S:
06/11/2021 2. Membersihkan perianal dengan air hangat terutama  Ibu pasien mengatakan lecet di
17.00 WIB selama periode diare bokongnya berkurang
 Ibu pasien mengatakan selalu
membersihkan bokong dengan air hangat
setiap anak BAB
O:
 Pasien tampak menggaruk area bokong
 Kulit area bokong tampak lembab, lecet,
dan kemerahannya berkurang
Senin, I 1. Mengobservasi tanda dan gejala diare (mis, S :
08/11/2021 frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, turgor  Ibu pasien mengatakan anaknya sudah
08.00 WIB kulit menurun, membran mukosa kering, haus, aktif bermain di atas tempat tidur dengan
lemah) bonekanya
O:
 Tanda-tanda vital :
Nadi : 100 x/menit, kuat
RR : 24 x/menit
 Tanpa dehidrasi
 Bising usus : 20 x/menit
 Turgor kulit abdomen kembali cepat
 Membran mukosa bibir tampak lembab
 Kelopak mata biasa
 Haus (-)
 Terpasang infus di tangan kanan.
08.30 WIB 2. Memonitor intake dan output cairan S:
 Ibu pasien mengatakan anaknya makan
09.00 WIB 3. Menghitung kebutuhan cairan nasi beserta lauk pauk yang disediakan
(pagi-sore-malam) habis 1/2 porsi,
makan biskuit (-), minum 1/2 botol air
putih dan 2 botol susu formula low
lactose (ukuran 240 cc) muntah (-)
terakhir kemarin siang, BAB cair (-),
terakhir kemarin sore, BAK (+)
O:
 Kebutuhan cairan
12 Kg = 1000 + (BB-10) x 50) cc/hari
= 1000 + (12-10)x 50
= 1000 + (2x50)
= 1000 + 100
= 1100 + 200 (Peningkatan suhu 1
derat) (38 °c)
= 1300 ml/hari
09.30 WIB 4. Memberikan asupan cairan oral S:
 Ibu pasien mengatakan akan tetap
10.00 WIB 5. Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral memberikan makan dan minum sedikit
6. Berkolaborasi pemberian cairan IV RL tapi sering supaya cepat sembuh dan
segera pulang
O:
 Tampak anak sedang makan sendiri
Senin, II 1. Memonitor suhu tubuh S:
08/11/2021 2. Melonggarkan atau lepaskan pakaian  Ibu pasien mengatakan demam anaknya
08.00 sudah turun
 Ibu mengatakan anaknya akan tetap
dipakaikan pakaian longgar dan
berbahan kaos/katun yang menyerap
keringat
O:
 Kulit kemerahan di pipi (-)
 Kulit teraba hangat
 Menggigil (-)
 Suhu : 36,7 0C
Senin, III 1. Mengubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring S:
 Ibu pasien mengatakan lecet di
08/11/2021 2. Membersihkan perianal dengan air hangat terutama bokongnya berkurang
08.00 selama periode diare  Ibu pasien mengatakan selalu
membersihkan bokong dengan air hangat
setiap anak BAB
O:
 Pasien sudah tidak menggaruk area
bokong
 Kulit area bokong tampak lembab, lecet,
dan kemerahannya berkurang
XIII. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Klien : An. A
Ruang : Anak
Tanggal/Jam No. Diagnosa Evaluasi TTD
Keperawatan
Selasa, I S:
09/11/2021  Ibu pasien mengeluh anaknya masih lemas, makan roti sedikit
11.00 WIB demi sedikit, nasi beserta lauk pauk yang disediakan (siang-
sore) tidak dimakan, minum 2 gelas air putih dan 2 botol susu
formula low lactose (ukuran 240 cc) , sejak dirawat muntah
baru 3x, BAB cair 4x, BAK (+)
O:
 Tanda-tanda vital :
Nadi : 99 x/menit, cepat dan lemah
RR : 24 x/menit
BB : 12 kg
 Dehidrasi ringan-sedang
 Bising usus : 30 x/menit
 Turgor kulit abdomen kembali cepat
 Membran mukosa bibir tampak lembab
 Kelopak mata cekung
 Pasien tampak haus
A:
 Masalah belum teratasi
No. Indikator Kaji Target Hasil
1 Kekuatan nadi 3 5 3
2 Turgor kulit 3 5 4

No. Indikator Kaji Target Hasil


1 Berat badan 3 5 3
2 Perasaan lemah 3 5 3
3 Keluhan haus 3 5 3

No. Indikator Kaji Target Hasil


1 Frekuensi nadi 3 5 3
2 Tekanan nadi 3 5 3
3 Membran mukosa 3 5 4
4 Intake cairan 4 5 4

P:
 Lanjutkan intervensi 1-6
Selasa, II S:
09/11/2021  Ibu pasien mengeluh anaknya demam 1 hari
11.00 WIB  Ibu pasien mengatakan akan membuka jendela ruang rawat
inap setiap pagi dan menutupnya pada sore hari
 Ibu mengatakan anaknya akan dipakaikan pakaian longgar dan
berbahan kaos/katun yang menyerap keringat
 Ibu pasien mengatakan akan selalu mengompres anaknya di
dahi, leher, aksilla sampai turun panasnya
 Ibu pasien mengatakan akan memberitahu petugas bila linen
basah
O:
 Kulit tampak kemerahan terutama area pipi
 Kulit teraba panas
 Menggigil (-)
 Suhu : 38 0C
 Leukosit 12300 mm3
 Pakaian pasien tampak longgar dan berbahan kaos
 Linen tampak bersih dan kering
 Pasien tampak dikompres di dahi, leher, dan aksilla
A:
 Masalah belum teratasi
No. Indikator Kaji Target Hasil
1 Menggigil 3 5 5
2 Kulit merah 3 5 4
3 Takikardi 3 5 4

No. Indikator Kaji Target Hasil


1 Suhu tubuh 3 5 4
2 Suhu kulit 3 5 4

P:
 Lanjutkan intervensi 2-7
Selasa, III S:
09/11/2021  Ibu pasien mengeluh kulit bokong anak lecet karena mencret
11.00 WIB terus-menerus
 Ibu pasien mengatakan akan mengubah posisi tidur anak
 Ibu pasien mengatakan akan mempraktekan cara
membersihkan bokong anak yang telah diajarkan
O:
 Pasien tampak menggaruk area bokong
 Kulit area bokong tampak lembab, lecet, dan kemerahan
 Posisi tirah baring anak berubah
A:
 Masalah belum teratasi
No. Indikator Kaji Target Hasil
1 Kerusakan lapisan kulit 3 5 3
2 Kemerahan 3 5 3

P:
 Intervensi 2-3 dilanjutkan
LAMPIRAN

II. TARGET KEPERAWATAN ANAK


III. ABSENSI PRAKTIK LAPANGAN
IV. ACTIVITY DAILY LIVING

Anda mungkin juga menyukai