KEBUTUHAN MOBILITAS
DISUSUN OLEH :
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN MOBILITAS
A. Pengertian
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
dengan bebas mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya. Mobilisasi
menyebabkan perbaikan sirkulasi, membuat napas dalam dan
menstimulasi kembali fungsi gastrointestinal normal, dorong untuk
menggerakkan kaki dan tungkai bawah sesegera mungkin, biasanya dalam
waktu 12 jam.
Sedangkan gangguan mobilisasi fisik (imobilisasi) didefinisikan
oleh North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) sebagai
suatu keadaan ketika individu mengalami atau beresiko mengalami
keterbatasan gerak fisik (Kim et al, 1995).
B. Fisiologi
Perubahan Sistem Tubuh akibat Imobilitas :
1. Perubahan Metabolisme
Secara umum imobilitas dapat mengganggu metabolisme secara
normal, mengingat imobilitas dapat menyebabkan turunnya kecepatan
metabolisme dalam tubuh.
2. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sebagai
dampak dari imobilitas akan mengakibatkan persediaan protein
menurun dan konsenstrasi protein serum berkurang sehingga dapat
mengganggu kebutuhan cairan tubuh. Berkurangnya perpindahan
cairan dari intravaskular ke interstitial dapat menyebabkan edema,
sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Gangguan Pengubahan Zat Gizi
Terjadinya gangguan zat gizi yang disebabkan oleh menurunnya
pemasukan protein dan kalori dapat mengakibatkan pengubahan zat-
zat makanan pada tingkat sel menurun, dan tidak bisa melaksanakan
aktivitas metabolisme.
4. Gangguan Fungsi Gastrointestinal
Imobilitas dapat menyebabkan gangguan fungsi gastrointestinal,
karena imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna dan
dapat menyebabkan gangguan proses eliminasi.
5. Perubahan Sistem Pernapasan
Imobilitas menyebabkan terjadinya perubahan sistem pernapasan.
Akibat imobilitas, kadar hemoglobin menurun, ekspansi paru menurun,
dan terjadinya lemah otot.
6. Perubahan Kardiovaskular
Perubahan sistem kardiovaskular akibat imobilitas, yaitu berupa
hipotensi ortostatik, meningkatnya kerja jantung, dan terjadinya
pembentukan trombus.
7. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
a) Gangguan Muskular : menurunnya massa otot sebagai dampak
imobilitas, dapat menyebabkan turunnya kekuatan otot secara
langsung.
b) Gangguan Skeletal : adanya imobilitas juga dapat menyebabkan
gangguan skeletal, misalnya akan mudah terjadi kontraktur sendi
dan osteoporosis.
8. Perubahan Sistem Integumen
Perubahan sistem integumen yang terjadi berupa penurunan
elastisitas kulit karena menurunnya sirkulasi darah akibat imobilitas.
9. Perubahan Eliminasi
Perubahan dalam eliminasi misalnya dalam penurunan jumlah
urine.
10. Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku sebagai akibat imobilitas, antara lain timbulnya
rasa bermusuhan, bingung, cemas, dan sebagainya.
C. Etiologi
1. Gaya hidup
2. Proses penyakit/ cidera
3. Kebudayaan
4. Tingkat energi
5. Usia dan status perkembangan
6. Intoleransi aktifitas
7. Gangguan neuromuskuler
8. Gangguan muskulus
D. Tanda Gejala
1. Tanda dan gejala minor
a) Subjektif
1) Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas
b) Objektif
1) Kekuatan otot menurun
2) Rentang gerak (ROM) menurun
2. Tanda dan gejala mayor
a) Subjektif
1) Enggan melakukan pergerakan
2) Nyeri saat bergerak
3) Merasa cemas saat bergerak
b) Objektif
1) Sendi kaku
2) Gerakan terbatas
3) Gerakan tidak terkoordinasi
4) Fisik lemah
E. Patways
Mobilisasi
Tidak mampu
beraktifitas
Penurunan otot
DEFISIT
KERUSAKAN
PERAWATAN DIRI
INTEGRITAS
Perubahan sistem KULIT
muskuloskeletal
HAMBATAN
MOBILITAS FISIK
F. Komplikasi
1. Atelektasis
2. Pneumonia
3. Sulit buang air besar (BAB dan buang air kecil (BAK).
4. Distensi lambung
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X tulang
Menggambarkan kepadatan tulang, tekstur dan perbuatan
hubungan tulang.
2. Laboratorium
Darah rutin, faktor pembekuan darah golongan darah crostet dan
analisa.
3. Radiologis
a) Dua gambar, anterior posterior (AP) dan lateral
b) Memuat 2 sendi diroksimal dan distol fraktur
c) Memuat gambar foto 2 ekstremitas, yaitu ekstremitas yang kena
cidera dan ekstremitas yang tidak terkena cidera (pada anak
dilakukan 2 kali yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan)
H. Masalah Keperawatan
1. Hambatan mobilitas fisik
2. Kerusakan integritas kulit
3. Defisit perawatan diri
I. Penatalaksanaan
1. Keperawatan
a) Membantu pasien duduk di tempat tidur
b) Mengatur posisi pasien di tempat tidur
c) Mengatur posisi pasien di tempat tidur
d) Mengatur posisi pasien di tempat tidur
Nursing Care Plan (NCP)
No Diagnosa NOC NIC
1 Hambatan NOC : Mobility Level Exercise therapy: ambulation
mobilitas fisik Ekspektasi : Meningkat a. Monitoring vital sign
b.d penurunan Indikator IR ER sebelum/sesudah latihan dan
rentang gerak Aktivitas fisik lihat respon pasien saat latihan
b. Kaji kemampuan pasien dalam
Kekuatan otot
mobilisasi
Penggunaan
c. Ajarkan pasien tentang teknik
alat bantu
mobilisasi
Keterangan :
d. Latih pasien dalam pemenuhan
1. Meningkat
kebutuhan ADLs secara
2. Cukup meningkat
mandiri sesuai kemampuan
3. Sedang
e. Dampingi dan Bantu pasien
4. Cukup meningkat
saat mobilisasi dan bantu
5. Menurun
penuhi kebutuhan ADLs
pasien
f. Ajarkan klien latihan ROM
g. Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
2 kerusakan NOC : Tissue Integrity : Skin NIC : Pressure Management
integritas kulit and mucous membranes a. Anjurkan pasien untuk
berhubungan Ekspektasi : Meningkat menggunakan pakaian yang
dengan Indikator IR ER longgar
imobilitas fisik Mempertahankan b. Hindari kerutan pada tempat
1. Meningkat Kolaborasi :
5. Menurun
DAFTAR PUSTAKA
https://pustaka.poltekkespdg.ac.id/repository/SUCY_APRILLIA_ADHA_K
TI_D_III_KEPERAWATAN_PADANG_20.pdf
http://repo.stikesperintis.ac.id/1185/1/22%20LUGIA%20MAY
%20HUDATAMA.pdf
https://zdocs.tips/doc/laporan-pendahuluan-gangguan-mobilitas-fisik-
d6wndrv3qn68