Laporan Magang Di PT Sinar Sosro Ungaran Jawa Tengah Proses Produksi Teh Botol Sosro Abstrak
Laporan Magang Di PT Sinar Sosro Ungaran Jawa Tengah Proses Produksi Teh Botol Sosro Abstrak
id
TUGAS AKHIR
LAPORAN MAGANG
DI PT. SINAR SOSRO UNGARAN, JAWA TENGAH
(PROSES PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO)
Oleh :
AYU PUTRI SUSITRIANNI
H 3106079
TUGAS AKHIR
LAPORAN MAGANG
DI PT. SINAR SOSRO UNGARAN, JAWA TENGAH
(PROSES PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO)
Menyetujui,
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Papa dan Mama, Bpk. Bambang Susalit (Alm.) dan Ibu Mamah
Rochmah
Terima kasih atas semua yang telah kalian berikan selama ini
(I am nothing without you).
My brother Mas Ponti Bayu Utama dan Mas Aditama, miss u..
My Sister Melly Prihandani SE.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Ketenagakerjaan…………………………………………. 19
3. Bahan Baku dan Bahan Pembantu Teh Botol Sosro ........ 22
a. Bahan Baku ...................................................................... 22
b. Bahan Pembantu ............................................................... 23
4. Pengawasan Mutu (Quality Control) .................................. 24
a. Pengawasan Mutu Teh Kering .......................................... 24
b. Pengawasan Mutu Gula Pasir ........................................... 25
c. Pengawasan Air................................................................. 26
5. Sanitasi .................................................................................. 27
a. Sanitasi Karyawan............................................................. 27
b. Sanitasi Lingkungan dan Ruangan .................................... 28
c. Sanitasi Ruang Produksi ................................................... 28
d. Sanitasi Mesin dan Peralatan Ruang Produksi .................. 29
e. Sanitasi Produksi ............................................................... 29
6. Penanganan Limbah ............................................................ 31
a. Pengolahan Limbah Cair .................................................. 31
b. Pengolahan Limbah Padat ................................................. 35
B. Kajian Proses Produksi TBS pada PT. Sinar Sosro ............... 42
1. Proses Produksi Pembuatan Teh Botol Sosro ................... 42
a. Unit Water Treatment ...................................................... 35
b. Unit Kitchen ..................................................................... 51
c. Unit Bottling .................................................................... 54
2. Mesin dan Peralatan yang Digunakan ................................ 61
a. Unit Water Treatment ...................................................... 61
b. Unit Kitchen ..................................................................... 62
c. Unit Bottling .................................................................... 64
C. Kajian Praktek Lapangan ......................................................... 65
a. Kegiatan dalam Proses Produksi ...................................... 65
b. Kegiatan dalam Quality Control ....................................... 66
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
V. PENUTUP ......................................................................................... 68
A. Kesimpulan ............................................................................... 68
B. Saran ......................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xi
PROSES PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO
DI PT. SINAR SOSRO UNGARAN, SEMARANG – JAWA TENGAH
ABSTRAK
Setiap perusahaan diharapkan menghasilkan produk yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi
oleh masyarakat. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas diperlukan Proses Produksi yang cermat dan
efisien.Kegiatan magang ini bermanfaat untuk menambah wawasan mahasiswa dalam dunia industri pada
umumnya dan mengetahui Proses Produksi Teh Botol Sosro di PT. Sinar Sosro Ungaran.
Pengumpulan data dalam kegiatan magang ini dilaksanakan dengan metode wawancara, observasi,
studi pustaka dan turun langsung ke lapangan untuk melakukan pengamatan dan ikut serta dalam kegiatan
yang berlangsung di pabrik.
Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi Teh Botol Sosro di PT. Sinar Sosro Ungaran
adalah teh hitam jenis Superior (SPRR) yang dipasok dari PT. Gunung Slamet, dimana PT. Gunung Slamet
masih satu group dengan PT. Sinar Sosro. Selain Teh, bahan baku lain yang digunakan yaitu Gula Pasir dan
Air. Untuk gula pasir PT. Sinar Sosro memakai jenis gula Cristal White Sugar yang diimpor dari luar negeri
antara lain Malaysia, Thailand, Inggris dan Korea. Sebab gula lokal memiliki zat kapur yang tinggi yang
dapat mengganggu kesehatan. Sedangkan air yang digunakan merupakan air dari sumur yang telah melewati
proses water treatment.
Proses pembuatan Teh Botol Sosro dimulai dari pelarutan gula sehingga didpat buffer syrup,
setelah itu teh diseduh dan disaring ampasnya untuk dicampur dengan buffer syrup. Kemudian teh cair manis
dialirkan menuju unit pasteurisasi dan siap untuk dibotolkan.
Pengujian mutu Teh Botol Sosro dilakukan mulai dari awal proses hingga produk jadi. Pada bahan
baku teh yang diuji antara lain kadar tanin, aroma, warna, rasa, serta ada tidaknya jamur. Untuk gula pasir
dilakukan pemeriksaan kesadahan, kadar gula, pH dan kejernihan saat dilarutkan pada air. Sedangkan untuk
air antara lain uji kadar Fe2+ , kadar Cl- , dan alkalinitas. Setelah menjadi teh cair manis, sebelum dibotolkan
teh cair manis tersebut akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa kadar tanin dan kadar gulanya dimana
untuk teh botol sosro kadar tanin yang diharapkan 900 - 1100 ppm dan kadar gula 8,4 – 8,6 o brix.
ABSTRACT
Every company is expected to produce a high quality and safe product for consumer. To
produce quality production process is careful and efficient is required. This apprentice program
was held to improve student knowledge in industrial sector in general and to understand the
production process of Teh Botol Sosro at PT. Sinar Sosro Ungaran.
The data of apprentice was gotten by making interview, observation, research the source,
and participate in manufacture to know the process directly.
Raw materials that were used to produce Teh Botol Sosro at PT. Sinar Sosro Ungaran is
black tea kind Superior (SPRR) from PT. Gunung Slamet, which Pt. Gunung Slamet still one
group with PT. Sinar Sosro. Beside sugar PT. Sinar Sosro use kind Sugar Cristal White which
import foreign, which are Malaysia, Thailand, England, and Korea. Because of local sugar have
white soft limestone what high can be disturb healthy. Water that was used is water from well
have belated process water treatment.
Produce process Teh Botol Sosro begining from become liquid sugar so can buffer syrup,
after that tea steep anddd expppurgated dregs to mix with buffer syrup. Than sweet liquid tea
flowed to pasteurisation unit and to can be bottles.
Quality control Teh Botol Sosro done begined from process until finish good. That raw
materials tea control which are tanin rate, aroma, flavour, colours, and fungus. To sugar done
check laboratory, sugar rate, pH, dan transpared moment dissolved to water. To water which are
control Fe2+ rate, Cl- rate, and alkali. After to becomes sweet liquid tea , before can be bottles that
sweet liquid tea will bring labora to check tanin rate and sugar rate which to Teh Botol Sosro
tanin rate wished 900 – 1100 ppm and sugar rate 8,4 – 8,6º brix.
Description :
1. Student of D-III Technology of Agriculture Faculty, sebelas Maret University surakarta with name Ayu
Putri Susitrianni H 3106079
2. Consult Lecture
3. Test Lecture
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang menghasilkan beberapa produk
pertanian, seperti tanaman teh. Teh merupakan salah satu minuman yang
sangat populer di dunia. Teh dibuat dari pucuk daun muda tanaman teh.
Berdasarkan proses pengolahannya, secara tradisional produk teh dibagi
menjadi 3 jenis , yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam.
Teh dikenal di Indonesia sejak tahun 1686, ketika seorang Belanda
bernama Dr. Andreas Cleyer membawanya ke Indonesia yang pada saat itu
penggunaannya sebagai tanaman hias. Baru pada tahun 1728, pemerintah
Belanda mulai memperhatikan teh dengan mendatangkan biji-biji teh secara
besar-besaran dari Cina untuk dibudidayakan di pulau Jawa. Usaha tersebut
tidak berhasil dan baru berhasil setelah pada tahun 1824 Dr. Van Siebold
seorang ahli bedah tentara Belanda melakukan penilitian di Jepamg. Setelah
saat itu, pemerintah Belanda menerapkan Politik Tanam Paksa (Culture
Stelsel) kepada rakyat Indonesia untuk menanam teh secara paksa. Setelah
kemerdekaan Indonesia, perdagangan teh diambil alih oleh pemerintah
Indonesia.
Kandungan utama pada teh adalah catechin berupa EGCG
(Epighallo catechin gallat) yang merupakan zat anti kanker dan tanin yang
mempengaruhi rasa sepet saat diseduh. Di samping itu juga mengandung
cafein, vitamin C (mencegah flu), vitamin B kompleks (membantu
metabolisme karbohidrat), Asam amino (menurunkan tekana darah),
Flavonoid (menguatkan dinding pembuluh darah), vitamin E (anti oksidan
dan mencegah penuaan dini) dan Fluoride (mencegah gigi keropos).
Selain sebagai minuman yang menyegarkan, teh telah lama diyakini
memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh. Pada masyarakat pedesaan, seduhan
teh yang kental biasa digunakan dalam usaha pertolongan awal pada
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bahan Baku
1. Teh
Teh adalah tumbuhan yang selalu sepanjang musim, artinya tidak
pernah menggugurkan daun-daunnya. Daun yang tersusun selang-seling
dan tulang daun yang longitudinal, memiliki ujung runcing dan bergerigi
halus. Bunganya putih dan memiliki lima kelopak bunga dengan aroma
yang menyenangkan. Buahnya berbentuk segitiga dan berkayu. Teh bisa
tumbuh dengan baik di daerah hutan hujan tropis atau subtropis dan berada
di ketinggian 2.100 meter dari permukaan laut. Semakin tinggi daerahnya,
semakin kecil rimbunan pohon teh dan konsekuensinya semakin kecil
hasil panennya (Fulder, 2004).
Teh dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu teh hijau, teh
hitam dan teh oolong. Secara umum teh hijau merupakan teh yang tidak
difermentasikan, berbeda dengan teh hitam yang mengalami fermentasi
penuh. Sedangkan teh oolong mengalami setengah proses fermentasi.
Pengolahan teh hijau telah dikenal sejak lama namun dilaksanakan dengan
pengolahan dan teknologi yang sederhana. Teh hijau merupakan pucuk
daun muda tanaman teh yang diolah tanpa melalui proses fermentasi.
Untuk memperoleh produk yang sesuai dengan permintaan pasar maka
pengolahan teh hijau dilaksanakan dengan teknologi yang lebih maju
(Djoehana, 2000).
Untuk memanfaatkan komponen bioaktif dalam teh dan memperluas
aplikasinya, maka diperlukan suatu bentuk produk yang mudah digunakan.
Adapun bentuk teh yang praktis tersebut adalah ekstrak teh. Ekstrak teh ini
didapat dengan mengekstrak pucuk daun teh segar maupun teh yang sudah
jadi dengan menggunakan air panas (Arif Hartoyo, 2003).
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
2. Air
Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat
manusia dan fungsinya tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain.
Air juga merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air
dapat mempengaruhi kenampakan, tekstur serta cita rasa (Anonim1, 2009).
Air berfungsi sebagai bahan yang dapat mendispersikan berbagai
senyawa yang ada dalam bahan makanan. Untuk beberapa bahan malah
berfungsi sebagai pelarut. Air dapat melarutkan berbagai bahan seperti
garam, vitamin yang larut air, mineral dan senyawa-senyawa cita rasa
seperti yang terkandung dalam teh dan kopi (Winarno, 2004).
Air yang diminum dapat diartikan sebagai air yang bebas dari bakteri
yang berbahaya dan ketidakmurnian secara kimiawi. Air minum harus
bersih dan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau dan tidak mengandung
bahan tersuspensi (kekeruhan). Lagipula air minum harus tampak menarik
dan menyenangkan untuk diminum (Soejoeti, 1998).
3. Gula
Disakarida terdiri dari dua molekul monosakarida dalam tiap-tiap
molekul. Termasuk dalam golongan ini adalah sukrosa (gula pasir),
maltosa, dan laktosa. Gula yang biasa kita makan sebagai gula pasir adalah
sukrosa. Gula ini terdapat dalam sari tebu dan bit (Poerwo Soedarmo dan
Sediaoetama, 1977).
Sakarosa adalah bahan baku yang terpenting pada tebu. Semula,
semasa tebu masih dalam masa pertumbuhan, sakarosa ini merupakan
hasil asimilasi daun tebu. Gula ini diperlukan untuk pembentukan sel-sel
dan semua keadaan yang dapat menimbulkan pertumbuhan baru (Sutardjo,
1994).
Beberapa gula misalnya glukosa, fruktosa, maltosa, sukrosa, dan
laktosa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda misalnya dalam hal
rasa manisnya, kelarutan dalam air, energi yang dihasilkan, mudah
tidaknya difermentasi oleh mikroba tertentu, daya pembentukan kristalnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
B. Pengolahan Teh
Proses pengolahan daun teh dimulai dari daun yang masih segar sampai
menjadi kering. Karena itu tujuan pengolahan daun teh adalah agar sifat-sifat
yang baik yang terkandung dalam daun masih segar (Sutedjo, 1985).
Teh hitam diproduksi dengan cara memfermentasikan daun teh, sehingga
banyak zat-zat yang berguna bagi kesehatan kita (catechin, vitamin dan
sebagainya) berubah atau hilang pada saat proses produksi teh hitam. Tidak
ada satu pun dari proses – proses ini yang dilakukan dalam produksi teh hijau.
Dimana proses ini dimulai dengan penguapan daun teh yang telah dipetik,
kemudian penggilingan dan pengeringan dan penggilingan dan pengeringan
ulang (Fulder, 2004).
Teh hijau yang dimaksud di sini adalah teh yang dipergunakan sebagai
dasar pembuatan teh wangi. Teh hijau ini diolah lebih lanjut dengan
pemanasan dan pemberian bunga, baru diseduh dengan minuman. Tahap-
tahap pengolahan teh hijau ini adalah ; pemanasan dan pelayuan,
penggulungan, pengeringan, sortasi dan pengepakan (Agnes, 1984).
Teh oolong merupakan teh yang diolah dengan setengah fermentasi,
artinya proses oksidasi dihentikan ditengah-tengah antara teh hijau dan teh
hitam yang biasanya memakan waktu 2-3 hari (Anonim2, 2009).
C. Pengendalian Mutu
Pengawasan mutu adalah kegiatan yang memastikan apakah
kebijaksanaan dalam hal mutu dapat tercermin dalam hasil akhir, dengan kata
lain pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu dari
bahan yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang ditetapkan
dengan berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan. Dalam pengawasan ini
semua performance barang dicek menurut standart dan semua penyimpangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
D. Sanitasi
Sanitasi adalah suatu usaha pengendalian terencana terhadap
lingkungan produksi, bahan baku, peralatan, dan pekerja untuk mencegah
pencemaran hasil olahan serta terlanggarnya nilai estetika konsumen (Winarno
dan Surono, 2008).
Karyawan harus mencuci bersih tangannya, sebelum dan sesudah
proses produksi selesai. Mencuci bersih tangan dengan air bersih dan sabun
adalah syarat mutlak bagi karyawan terutama setelah buang air besar maupun
kecil (Soedarma dan Sediaoetama, 1977).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
TATA LAKSANA PELAKSANAAN
A. Pelaksana
Nama : Ayu Putri Susitrianni
NIM : H3106079
Program Studi : D III Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas : Pertanian
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Magang Industri Pertanian dilaksanakan pada :
Tanggal : 27 Januari – 27 Februari 2009
Tempat : Di PT. Sinar Sosro Jl. Raya Semarang-Bawen Km 28, Bergas,
Kabupaten Semarang 50552
C. Metode Pelaksanaan
a. Terlibat Langsung
Pelaksanaan magang terlibat langsung dalam kegiatan – kegiatan pada
PT. Sinar Sosro antara lain Proses Produksi Teh Botol dan Quality
Control yang dilakukan di laboratorium.
b. Observasi
Mengadakan pengamatan langsung dilokasi praktek lapang untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan, terutama yang berhubungan dengan
Proses Produksi di PT. Sinar Sosro.
c. Wawancara
Wawancara dilaksanakan untuk mengenali informasi tentang perusahaan
dan topik yang berkaitan dengan Proses Produksi dengan menanyakan
langsung kepada pihak-pihak yang terkait.
d. Pencatatan
Mencatat data sekunder dari sumber – sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan dan kegiatan – kegiatan praktek lapang.
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
Ekspansi Bisnis
Pada tahun 1965, Teh Wangi Melati Cap Botol diperkenalkan di
Jakarta dengan promosi “Cicip Rasa”. Dimana sistem ini dilakukan
secara terkoordinir oleh Bapak Soetjipto Sosrodjojo mendatangi
tempat-tempat keramaian dengan menggunakan mobil dan peralatan
menyeduh teh serta alat propaganda seperti memutar lagu untuk
menarik perhatian dan mengumpulkan masa. Setelah terkumpul masa
yang cukup banyak, maka penonton yang datang tersebut dibagikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
teh wangi melati secara cuma-cuma. Selain itu, ada staf yang
mendemokan cara menyeduh teh sebelum dibagi-bagikan. Hal ini
dilakukan agar penonton yang datang percaya dan yakin bahwa teh
yang dihasilkan adalah bemutu dan berkualitas. Namun teknik
menyeduh langsung di tempat keramaian itu ternyata membutuhkan
waktu yang cukup lama, sehingga terkesan tidak efektif. Pengunjung
yang awalnya tertarik untuk melihat secara langsung proses
penyeduhannya, saling berhamburan pergi meninggalkan tempat
promosi karena merasa tidak sabar dan terlalu lama.
Untuk memperbaiki kendala-kendala itu, maka pihak Sosrodjojo
mempunyai gagasan untuk menyeduh teh di kantor sebelum dibawa ke
keramaian. Dimana teh yang telah diseduh ditempatkan di panci-panci
untuk kemudian dibawa ke keramaian dengan menggunakan mobil.
Namun ternyata teknik ini juga mengalami kendala, yaitu air teh yang
dibawa dalam panci banyak yang tumpah sewaktu dalam perjalanan,
karena kondisi jalan pada saat itu belum sebaik sekarang. Sehingga
setibanya di keramaian, teh yang akan dipromosikan telah berkurang
banyak. Dan akhirnya ditempuh jalan lain, yaitu teh yang telah diseduh
dikemas pada botol-botol bekas kecap atau sirup yang telah
dibersihkan terlebih dahulu. Setelah itu, teh yang telah dikemas dibawa
ke keramaian untuk dilakukan promosi “Cicip Rasa”. Ternyata teknik
ini berhasil dan akhirnya dipakai selama bertahun-tahun.
Setelah dipakai selama bertahun-tahun, munculah gagasan untuk
menjual air teh siap minum dalam kemasan botol pada tahun 1969
dengan merk Teh Botol. Baru awal tahun 1970, usaha teh siap minum
dalam kemasan botol ini dimulai dengan usaha home industry dan
diberi merk Teh Botol Sosro. Merk tersebut diambil dari nama
keluarga Sosrodjojo. Disamping itu, kemunculan desain botol pertama
adalah pada tahun 1970 dan desain botol tidak berubah selama dua
tahun. Pada tahun 1972 digunakan desain kedua dan juga bertahan
selama dua tahun. Hingga akhirnya pada tahun 1974 didirikan PT.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
Sinar Sosro di kawasan ujung menteng, dan berubah pula desain botol
yang bertahan hingga kini. Pabrik tersebut merupakan pabrik teh botol
siap minum yang pertama di Indonesia dan di dunia.
Perkebunan
PT. Sinar Sosro juga memiliki perkebunan untuk mendapatkan
bahan baku yang sesuai dengan yang diharapkan. Perkebunan itu
terdapat antara lain di daerah Barat, yaitu :
- Garut, dengan luas 455 hektar, ketinggian 1.000 – 1.250 meter di
atas permukaan laut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
Sertifikasi Produk
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan menjamin mutu
produk tetap terjaga, maka Sosro telah melakukan langkah sertifikasi
produk, yaitu label HALAL dari MUI (1996), pemenuhan kualitas
pengolahan dan produknya terjaga dengan ISO 9002 : 2000, GMPs
dari Gubernur Tk.I Jawa Tengah (1997), dan Zero Accident Award /
kecelakaan nihil dari presiden RI tahun 1997 . Sehingga diharapkan
dengan adanya beberapa jaminan tersebut, dapat meningkatkan tingkat
kepercayaan konsumen terhadap produk-produk Sosro.
Filosofi Sosro
Keluarga Sosrodjojo memiliki sebuah filosofi dalam bisnisnya,
yaitu “Niat Baik”. Dimana diartikan, bahwa produk-produk Sosro
tidak membahayakan kesehatan, hal ini diterapkan dengan melakukan
proses pengolahan teh (awalnya teh botol sosro) tanpa adanya bahan
pengawet, tanpa pemanis buatan dan tanpa pewarna buatan. Di
samping tidak membahayakan kesehatan, niat baik Sosro juga ramah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
Perkembangan Perusahaan
Sosro memiliki beberapa pabrik yang tersebar di pulau Jawa dan
Sumatera, antara lain :
a. Pabrik Produk Teh dari Sosro berada di Cakung-Jakarta,
Pandeglang-Jawa Barat, Ungaran-Jawa Tengah, Surabaya-Jawa
Timur, Medan-Sumatera Utara, Palembang-Sumatera Selatan,
Tambun-Bekasi, Cibitung-Jawa Barat, dan Gianyar-Bali, Mojosari-
Jawa Timur.
b. Pabrik peracikan teh kering dan teh Wangi Melati di Slawi-Jawa
Tengah.
Yang pada awalnya PT. Sinar Sosro ini hanya memproduksi
minuman botol yang berbasis teh saja. Namun dengan berkembangnya
dunia industri, maka PT. Sinar Sosro mengupayakan terobosan-
terobosan baru dibidangnya. Adapun beberapa jenis produk-produk
yang dihasilkan oleh PT. Sinar Sosro yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
Teh Botol Minuman berbahan dasar Botol kaca 220 ml, sekarang
Sosro (TBS) Teh tersedia dalam kemasan
Pouch.
Fruit Tea Minuman berbahan dasar Botol kaca 235 ml, kaleng,
(FT) Teh dan beberapa bahan tetra pack, dan sekarang juga
untuk memberi flavour tersedia dalam kemasan
buah pouch.
¾ Misi
Misi dari PT. Sinar Sosro Ungaran adalah :
1. Membangun merk Sosro sebagai merk teh yang halal,
berkualitas dan unggul.
2. Melahirkan merk dan produk minuman baru baik yang berbasis
teh maupun non teh dan menjadikannya pemimpin pasar dalam
kategorinya masing-masing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
2. Manajemen Perusahaan
a. Struktur Organisasi
Dalam suatu perusahaan, manajemen perusahaan adalah hal yang
penting. Sehingga penyusunannya harus secara sistematis agar dalam
pelaksanaannya sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya.
Pemegang saham merupakan pemegang kekuasaan tertinggi
dalam PT. Sinar Sosro Ungaran. General Manager dibantu oleh
sekretaris manajer masing-masing departemen. Terdapat departemen
yang bertanggungjawab kepada General Manager, antara lain :
• Departemen Produksi dan Maintenance, dipimpin oleh Manager
Produksi dan Maintenance.
• Departemen Quality Control, dipimpin oleh Manager QC.
• Departemen Pembelian, dipimpin oleh Supervisor Pembelian.
• Departemen Gudang, dipimpin oleh Supervisor Gudang.
• Departemen Accounting and Finance, dipimpin oleh Manager
Accounting and Finance.
• Departemen Personal General Affairs, dipimpin oleh Supervisor
Personalia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
¾ Supervisor Gudang
Bertanggung jawab dalam penyimpanan, pemeliharaan,
penyiapan material dan segala macam bentuk bahan untuk
keperluan produksi.
¾ Manager Accounting and Finance
• Bertanggung jawab atas keuangan dan perbankan perusahaan.
• Mengatur alur keluar masuk uang perusahaan.
• Mengatur penggajian karyawan.
• Menetapkan untung atau rugi dari perusahaan.
¾ Supervisor Personal General Affairs
• Mengatur perekrutan karyawan.
• Mengatur jadwal kerja karyawan.
• Menetapkan gaji karyawan.
• Mengatur hubungan dengan masyarakat.
• Mengatur segala sesuatu tentang karyawan.
c. Ketenagakerjaan
Jumlah keseluruhan tenaga kerja di PT. Sinar Sosro Ungaran
adalah 242 orang, terdiri dari 235 pria dan 7 orang wanita. Dimana
karyawan PT. Sinar Sosro ini kebanyakan berasal dari daerah sekitar,
yaitu Bergas, Pringapus, Karangjati, Salatiga dan beberapa daerah
sekitar. Total jam kerja karyawan PT. Sinar Sosro adalah 40 jam dalam
1 minggu, dimana setiap hari kerja terdapat 1 jam istirahat.
Pengaturan jam kerja karyawan dilakukan dengan sistem shift
dan non-shift. Pembagiannya sebagai berikut :
Karyawan non-shift : Senin – Jumat pukul 08.00 – 16.00
Sabtu pukul 08.00 – 13.00
Karyawan Shift : Shift I pukul 06.00 – 14.00
Shift II pukul 14.00 – 22.00
Shift III pukul 22.00 – 06.00
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
¾ Kaporit
Berfungsi sebagai disinfektan dan menetralkan Fe dengan
cara mengubah ion-ion Ferro (larut air) menjadi Ferri (tidak larut
air).
¾ Carbon Active
Dipakai pada tangki Carbon Filter untuk menyaring,
menghilangkan bau, rasa dan kadar chlorine.
¾ HCl
Berfungsi sebagai regeneran pada tangki Cation Exchanger
dalam pengolahan Water Treatment.
¾ Caustic Additive
Digunakan sebagai pembersih botol yaitu membuat botol lebih
cemerlang atau kinclong.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
5. Sanitasi
Sanitasi merupakan salah satu faktor penentu mutu produk yang
dihasilkan. Sanitasi yang baik akan menghasilkan produk dengan mutu
yang baik pula. Sanitasi yang dilakukan oleh PT. Sinar Sosro Ungaran
meliputi Sanitasi karyawan, Sanitasi lingkungan dan ruangan, Sanitasi
ruang produksi, Sanitasi mesin dan peralatan, Sanitasi produksi di unit
pemasakan (kitchen) dan di unit bottling line.
a. Sanitasi Karyawan
Dalam suatu industri, Sanitasi karyawan merupakan hal yang
sangat penting. Apalagi untuk sebuah industi pengolahan minuman. Di
PT Sinar Sosro Ungaran, karyawan merupakan sarana penyebaran
kontaminan yang berpeluang besar untuk mengkontiminasi bahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
minuman atau produk yang diolah. Oleh karena itu, karyawan perlu
memperhatikan kebersihan badan, pakaian, dan kesehatan untuk
memperkecil kemungkinan kontaminan masuk ke dalam produk
minuman.
b. Sanitasi Lingkungan dan Ruangan
Sanitasi lingkungan dan ruangan adalah pengendalian terhadap
pencemaran di lingkungan luar ruang produksi yang secara tidak
langsung akan dapat mempengaruhi proses produksi. Setiap pagi dan
sore, jalan-jalan di lingkungan pabrik dilakukan penyapuan oleh
petugas kebersihan. Sanitasi ini dilakukan untuk menciptakan
lingkungan kerja yang bersih dan nyaman.
Sanitasi ruangan dilakukan dengan membersihkan lantai dan
dinding, kaca, pintu dan atap ruangan. Lantai dibersihkan setiap hari
dengan menyapu dan mengepel dengan menggunakan pembersih
lantai. Pembersihan ini dilakukan untuk menghilangkan kotoran-
kotoran atau debu yang terdapat dalam ruangan poduksi sehingga
dapat memberikan kenyamanan dalam bekerja. Di setiap bagian
ruangan juga disediakan tempat sampah, sehingga tidak ada sampah
yang terbuang sembarangan. Untuk kebersihan toilet, rutin dilakukan
pengepelan ± 2 jam sekali.
c. Sanitasi Ruang Produksi
Sanitasi ruang produksi adalah pencegahan kontaminasi di ruang
tempat produksi, yang didalamnya terdapat peralatan-peralatan
produksi dan pekerja. Sanitasi dilakukan dengan memberikan kassa
pada ventilasi untuk mencegah masuknya serangga dan debu. Selain
itu dibuat sirkulasi udara dengan blower agar tidak lembab.
Sanitasi lantai ruang produksi dilakukan setiap hari dengan
penyapuan dan pengepelan (dengan air dari softener cleaner dan
pembersih lantai). Pembersihan terdiri dari dua macam yaitu, sanitasi
dan cleaning. Sanitasi merupakan pembersihan yang dilakukan di awal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
6. Penanganan Limbah
Limbah PT. Sinar Sosro Ungaran secara fisik dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu limbah padat dan cair. Dimana semua limbah tersebut
akan mengalami perlakuan agar tidak mencemari kebersihan lingkungan.
Karena sesuai dengan filosofi dari PT. Sinar Sosro yaitu “Niat Baik” yang
ramah lingkungan.
Bahan Baku
Proses Produksi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
¾ Bak Kontrol
Air yang dialirkan ke unit limbah melalui bak control. Bak
kontrol berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang
berukuran besar seperti daun dan plastik yang terbawa saat air
mengalir ke unit Waste Water Treatment. Bak kontrol dibuat
sebelum air limbah masuk ke bak equalisasi dengan menggunakan
strainer atau penyaring.
¾ Bak Equalisasi
Air limbah dari proses produksi ditampung dalam bak ini.
Bak ini berfungsi untuk menyeimbangkan kondisi limbah, dimana
antara limbah baru dan limbah lama memiliki kondisi yang
berbeda, terutam pada pH dan suhu. Limbah baru memiliki pH
yang rendah (limbah proses produksi FTB) dan suhu yang tinggi,
sedangkan limbah yang lama memiliki pH yang netral (7 – 8) dan
suhu yang rendah. Oleh karena itu, perlu dihomogenkan agar
kondisi limbah seimbang sebelum masuk ke bak aerator. Selain itu,
bak ini juga berfungsi untuk menghindari terjadinya shock pada
mikrobia, sehingga mikrobia dapat bekerja secara optimal. Pada
bak ini, suhu dan pH air limbah harus sesuai dengan standar mutu
yang ditetapkan QC. Suhu dan pH air limbah dikontrol setiap satu
jam sekali, sedangkan CODnya dikontrol setiap satu minggu sekali
pada awal shift.
¾ Bak Cooler
Air limbah yang sudah homogen, kemudian dialirkan ke bak
cooler dengan debit 10 – 15 m³/ Jam untuk menurunkan suhu air
limbah. Air limbah yang baru masuk memiliki suhu yang relatif
tinggi yaitu sekitar 40 ± 5° C. Suhu tinggi dapat membuat mikrobia
pengurai mati. Oleh karena itu, suhu air limbah diturunkan menjadi
30 ± 5° C. Pada bak cooler juga dialirkan udara dari blower untuk
aerasi. Penurunan suhu air limbah dilakukan dengan membuat pipa
dari bak equalisasi ke bak cooler menghadap ke atas. Hal ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
Pendinginan
Aerasi dengan
Lumpur Aktif
Sludge Clarifikasi
Effluent Sedimentasi
Jernih Filtrasi Lanjutan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
3. Penutupan Media
Ampas teh yang telah disemprot EM4, kemudian ditutup
dengan terpal atau karung dengan tujuan untuk menjaga suhu
agar tetap antara 40-50 °C. Bakteri EM4 memiliki
pertumbuhan optimum 40-50 °C. Jika suhu lebih dari 50° C,
maka terpal / penutup dibuka.
4. Pengadukan (Aerasi)
Setiap satu minggu sekali ampas teh diaduk agar proses
fermentasi dapat merata dan berjalan dengan baik, menjaga
kelembaban, menyeragamkan kelembaban, agar nutrisi
terdistribusi merata bagi mikroorganisme dan meguraikan
ampas teh yang menggumpa. Kadar air juga tetap dikontrol ±
60%. Bila kadar air turun, perlu dilakukan penyiraman dengan
air.
5. Pemanenan
Kompos dapat dipanen dalam waktu kurang lebih dua
bulan. Adapun cirri-ciri kompos yang siap dipanen adalah :
a. Warna telah menjadi hitam
b. Kompos sudah tidak menggumpal
c. Tidak berbau busuk
d. Kadar air telah turun menjadi 30%
e. pH 6,5 – 7,5
6. Pengemasan
Kompos ini kemudian dibungkaus dengan karung. Tiap
karung sebanyak 5 kg dan disimpan dalam gudang
penyimpanan untuk dipasarkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
Ampas Teh
Pendinginan dengan
Penghamparan
Inokulasi EM4 1%
Kompos
Pengemasan
b) Metode Vermikompos
Metode ini merupakan metode penguraian limbah dengan
menggunakan bantuan cacing (Vermes). Cacing yang digunakan
adalah Eisenia fetida yang berasal dari laut Kaspia. Kondisi alam
di tempat asal cacing ini adalah dingin, sehingga perlu proses
adaptasi (aklimatisasi). Ampas teh yang telah melalui proses
thermofil digunakan sebagai media awal tempat hidup cacing.
Kotoran cacing yang dihasilkan merupakan zat yang dimanfaatkan
sebagai pupuk. Proses pengolahan secara Vermikompos adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
1. Media Awal
Media awal merupakan tempat untuk hidup cacing dengan
kepadatan maximum tiap m³ adalah 5 kg cacing. Media yang
dipakai sebagai media awal adalah hasil dari proses thermofil
dengan ketebalan media ± 10 cm dari dasar bak.
2. Penambahan Ampas Teh
Ampas teh yang baru keluar dari pabrik tidak dapat
langsung diberikan pada cacing, namun ampas teh tersebut
harus dibiarkan selama satu minggu agar terjadi proses
perombakan awal. Perombakan awal ini akan lebih cepat jika
ampas teh ditambahkan EM4. Setelah satu minggu ampas ini
dapat diberi cacing, dengan ketebalan hamparan ± 10 cm. Atau
biasanya menggunakan hasil dari proses thermofil.
Penambahan ampas yang terlalu tebal dapat menyebabkan
cacing keluar dari hamparan ampas karena kondisi dalam
ampas menjadi panas. Pemberian ampas teh dilakukan satu
minggu sekali dengan KA 70 – 80%.
3. Kontrol Suhu
Suhu yang baik sebagai syarat pertumbuhan cacing
adalah 20 - 30° C. Bila suhu terlalu tinggi akan menyebabkan
cacing menjadi mati.
4. Penambahan Makanan Tambahan
Makanan tambahan bertujuan untuk memperbaiki gizi
bagi cacing. Penambahan makanan ini dapat dilakukan
seminggu sekali atau dua minggu sekali. Makanan tambahan
ini biasanya dedak yang ditebar rata di atas media dengan
perbandingan ampas teh dan dedak adalah 40 : 1.
5. Pembalikan dan Penyiraman
Pembalikan media dilakukan seminggu sekali dengan
tujuan untuk pemerataan makanan dan penambahan oksigen,
sehingga cacing dapat berkembang biak dengan baik dan media
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
7. Pengemasan
Kompos yang telah jadi dicampur kompos hasil proses
thermofil dan dimasukkan karung dengan berat 5 kg per
karung.
Ampas Teh
Inokulasi EM4 1%
Penambahan Makanan
1 Minggu Sekali
Vermikompos
Pengemasan
B. Kajian Proses Produksi Teh Botol Sosro pada PT. Sinar Sosro Ungaran
1. Proses Produksi Pembuatan Teh Botol Sosro
a. Unit Water Trearment
Water treatment merupakan suatu unit pengolahan air mentah
(air tanah dengan kedalaman ± 250 m) menjadi air baku (air buffer)
yang merupakan syarat air minum (tidak berasa, tidak berwarna, tidak
berbau, kesadahan rendah, dan tidak mengandung mikroorganisme, zat
kimia dan benda asing) karena air yang mentah ini masih mengandung
senyawa – senyawa yang berbahaya bagi kesehatan, misalnya CaCO3 ,
ion logam, mikroorganisme, ion-ion Cl, Fe2+ dan lain-lain. Air yang
telah diolah ini kemudian di gunakan untuk proses produksi, sanitasi,
digunakan pada bottle washer, toilet, kantin dan untuk air minum.
Tempat pengolahan air ini berada di dalam ruang produksi
bagian timur, dan untuk unit pengambilan airnya berada di Timur
ruang produksi. Dimana air dari dalam tanah dipompa dengan pompa
tanam dan terjadi Dosing yang bekerja segara otomatis, saat
pengolahan air berlangsung, dosing akan aktif, dan saat tidak ada air
yang dipompa, maka dosing tidak bekerja. Berikut ini tahap-tahap
dalam WT :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
Air Sumur
Tangki
Kerucut
Bak Reservoir
Tangki Sand
Filter
Tangki Carbon
Filter 1
Tangki Carbon
Filter 2
Buffer Tank
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
¾ Tangki Kerucut
Air yang berasal dari sumur dipompa ke tangki ini. Kapasitas
tangki kerucut ini mencapai 15.000 liter. Dalam unit ini terdapat
sekat, dan bagian bawahnya berbentuk kerucut yang bertujuan
untuk mengendapkan lumpur dan kotoran, yang nantinya akan
diblow down (dikeluarkan). Di dalam unit ini dilakukan proses
dosing. Dosing adalah proses penambahan larutan kaporit dan PAC
ke dalam tangki kerucut. Disini kaporit berfungsi untuk membunuh
bakteri (desinfektan), Mikroorganisme, dan menetralkan Fe dengan
cara mengubah ion Ferro (larut air) menjadi ion Ferri (tidak larut
air), sedangkan PAC berfungsi sebagai koagulan kotoran dan
lumpur yang ikut bersama air sumur dan juga karena partikel –
partikel yang ada di dalamnya sangat kecil, sehingga dapat
disatukan dengan penambahan PAC yang kemudian akan di
endapkan dan dikuras. Untuk kadar kaporit sekitar 2 ppm dan PAC
sekitar 30 – 40 ppm. Kemudian tiap 4 jam dilakukan blow down
untuk membuang flok (endapan) yang airnya diujikan kadar
Chlorine-nya ke QC.
¾ Bak Penampung (Reservoir)
Bak ini berfungsi untuk menampung air olahan dari tangki
kerucut (bak penampung). Tinggi bak ini adalah ± 6 meter, panjang
4 meter, dan lebar 3 meter. Dimana kapasitas bak reservoir ini ±
75.000 liter. Bak ini di buat terbuka agar reaksi oksidasi dapat
berjalan sempurna dengan bantuan udara bebas. Dasar bak ini
berbentuk cekungan untuk menampung kotoran ataupun lumpur
yang lolos dari tangki kerucut. Pengurasannya dilakukan setahun
sekali.
Kemudian dengan bantuan pompa high press (dengan
tekanan 5 bar dan debit air 30 m³/Jam), air dialirkan ke tangki sand
filter. Pompa ini berjumlah tiga, yang pengoperasiannya dilakukan
secara bergantian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
b. Unit Kitchen
Salah satu produk dari PT. Sinar Sosro Ungaran adalah Teh
Botol Sosro. Secara umum proses pembuatan teh cair manis (TCM)
untuk TBS sama dengan menyeduh teh yang sering kita lihat dalam
masyarakat sehari-hari, yaitu penyeduhan gula bersama teh kering
dengan air panas, begitu pula dengan pengolahan di unit kitchen.
Air dari WT
Gula Teh Kering
Mix Tank
Pasteurisasi
Filler Botol
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
Depalletizer
Decrater
Krat Botol
Date Coder
Gudang PI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
¾ Depalletizer
Alat ini berfungsi untuk memisahkan susunan krat-krat yang
berisi botol kosong (peti botol) diatas pallet. Kapasitas dari alat ini
adalah ± 23 pallet/jam. Alat ini dapat mengangkat 12 krat, satu
kali pengangkatan dengan tekanan 2-3 bar. Peti botol berjalan
menuju decrater melewati pos I S-B, sedangkan pallet berjalan
menuju pallet magazine. Pallet magazine adalah tempat pallet
sementara. Pallet ditumpuk hingga maksimal 10 tumpukan.
¾ Decrater
Alat ini berfungsi untuk memisahkan krat dengan botol. Krat
yang telah dipisahkan oleh palet berjalan menuju konveyor menuju
decrater untuk proses pemisahan botol dari krat. Tiap krat berisi 24
botol dan mesin ini memiliki 72 Gummy Houlse sehingga dapat
mengangkat 3 krat (72 botol) dalam 1 kali pengangkatan (sekitar 3
detik) dengan tekanan sekitar 2 bar.
¾ Crate Washer
Alat ini berfungsi untuk mencuci krat-krat yang telah
dipisahkan dari botol. Krat masuk ke crate washer melalui alat
pembalik krat, sehingga kondisi krat terbalik. Tujuan pembalikan
ini adalah untuk membersihkan krat dari sampah. Dalam crate
washer, krat berjalan di atas conveyor dan di bawahnya terdapat
bak penampung air. Krat dicuci dengan menggunakan air softener
yang disemprotkan dari nozzle dengan tekanan 1,5 – 3 bar. Crate
washer memiliki lima nozzle, yaitu dua di samping atas, satu di
tengah atas, dan dua samping bawah. Semakin lama air pencucian
akan semakin berkurang, sehingga dilakukan penambahan air yang
berasal dari X – preheater, yaitu air bekas Hot Water I dan Hot
Water II yang telah digunakan untuk pemansan awal fresh water.
¾ Pos 1
Pos I berfungsi untuk menyeleksi botol yang layak atau tidak
untuk digunakan kembali (non standar). Botol-botol hasil sortir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
pada pos ini antara lain botol kotor, botol berisi benda asing, botol
asing, botol gupil, botol tertutup, botol berlabel, dan botol flek
semen. Botol-botol ini diseleksi secara manual dengan
menggunakan 2 buah lampu neon di setiap bagian, Botol-botol non
standar dimasukan kedalam krat-krat sesuai dengan label criteria.
Untuk botol kotor, botol berlabel, botol berisi benda asing, botol
flek semen dibawa ke pencucian manual, sedangkan untuk botol
gupil dan botol asing dimusnahkan.
¾ Bottle Washer
Bottle Washer adalah alat untuk mencuci botol-botol yang
akan digunakan kembali. Pencucian dan sterilisasi dilakukan
dengan memasukkan botol pada pocket yang berjalan dari
presoaking sampai botol keluar dari mesin. Bottle washer memiliki
189 baris yang terdiri dari 36 pocket setiap baris, sehingga
jumlahnya 6804 pocket. Setiap botol memerlukan waktu 10 – 15
menit dalam mesin. Botol yang memasuki bottle washer akan
melalui tiga tahap pencucian botol yaitu perendaman, pencucian
dan pembilasan.
1. Perendaman
Botol dimasukan ke bottle washer dalam posisi miring
untuk mengeluarkan kotoran atau cairan yang masih ada dalam
botol dan masuk ke dalam bak presoaking. Pada bak
presoaking, botol direndam dalam air softener dengan suhu
yang tinggi. Perendaman ini berfungsi sebagai pemanasan awal
untuk menghindari terjadinya shock thermal pada botol. Air
presoaking diganti pada saat dilakukan maintenance (18 batch).
2. Pencucian
Pencucian bertujuan untuk membersihkan bagian luar dan
dalam botol. Pencucian dilakukan dengan dua proses :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
• Lye 1
Pencucian dilakukan dengan menggunakan larutan
caustic soda dengan konsentrasi dan suhu yang sesuai
standar. Pencucian ini berfungsi untuk menghilangkan
kotoran-kotoran yang terdapat dalam botol. Jika kadar
caustic pada lye I menurun, maka akan mengalami
penambahan caustic secara otomatis dari bak penampung
caustic yang berada di samping bottle washer. Selain
caustic, dilakukan penambahan stabilon untuk
mengkilapkan botol. Kapasitas lye I sebesar 8500 liter air.
Sebelum botol masuk ke lye II, botol disemprot dengan air
panas yang berasal dari lye I dengan menggunakan 4
nozzle, dimana setiap nozzle terdapat 36 lubang.
Penyemprotan tersebut akan mengenai permukaan dalam
botol dan dinding botol sehingga kotoran akan terlepas.
• Lye 2
Di lye II botol direndam dalam air softener dengan suhu
yang tinggi. Air di Lye II tidak mengandung caustic.
Namun selama proses produksi, air di lye II mengandung
caustic dari lye I. Kapasitsas lye II sebesar 6000 liter air.
3. Pembilasan
Pembilasan dilakukan dengan cara penyemprotan dengan
menggunakan hot water I, hot water II dan fresh water. Tujuan
pembilasan ini agar dihasilkan botol yang bersih dan bebas dari
caustic soda. Pada bagian penyemprotan dilengkapi dengan
nozzle yang berjumlah 3 buah pada hot water I, 3 buah pada
hot water II dan 2 buah pada fresh water. Pada fresh water
digunakan suhu yang tinggi karena selain untuk pembilasan
juga digunakan untuk membunuh mikrobia yang terdapat
dalam botol. Selama pembilasan terjadi sirkulasi air dimana air
pembilasan fresh water digunakan untuk pembilasan di hot
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
water I dan hot water II. Jika volume air berlebih, sebagian
akan dialirkan menuju ke bak presoaking dan sebagian
digunakan untuk air preheater. Air preheater digunakan untuk
pemanasan awal air fresh water. Botol yang dikeluarkan dari
mesin sudah dalam kondisi steril yaitu bebas dari kotoran,
bahan kimia (bebas caustic) dan memiliki suhu yang tinggi.
¾ Pos II
Pada pos ini, botol mengalami penyortiran lagi. Botol
mengalami dua kali penyortiran yaitu menggunakan optiscan dan
menggunakan inspection light. Mesin optiscan (EBI) digunakan
untuk menyortir botol hanya pada bagian dasarnya saja yaitu outer,
corner, intermediet, central, large object, liquid. Bagian-bagian
tersebut disebut zona sensitivity. Jika terdapat benda asing pada
zona sensitivity yang menghalangi cahaya, botol-botol tersebut
dipisahkan secara otomatis.
Botol non standar hasil sortir mesin ini antara lain botol
kotor, botol gupil, botol retak, botol asing, botol bercak, botol cacat
dan botol berisi cairan, sedangkan untuk mensortir botol pada
bagian badannya menggunakan inspection.
¾ Filler dan Crowner
Filler berfungsi untuk mengisi TCM kedalam botol. Unit ini
terdiri dari 60 Filling Falev. TCM yang berasal dari unit
pasteurisasi menuju ke filler. Pengisian TCM ke dalam botol dalam
keadaan panas dengan suhu ± 900C. Alat ini memiliki kapasitas
36.000 botol/jam. Alat ini dapat diatur kecepatannnya, sehingga
dapat tetap pengisiannya ke dalam botol yang melewatinya. Alat
filler ini bekerja secara berkesinambungan langsung dengan
crowner dan langsung ditutup. Setelah dilakukan penutupan,
produk dijalankan diatas conveyor melewati alat pendeteksi
kejernihan dan dilakukan pemberian kode produksi dan expired
date (ED).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
¾ Date Coding
Setelah proses Crowning, botol akan diberi kode produksi
oleh date coder.
Date coder memiliki video jet ink yang berfungsi sebagai
pemberi label akhir produksi (expired date). Pengkodean adalah
salah satu upaya untuk mempermudah pelacakan masalah
pendistribusian dan penyimpangan, mencegah pemalsuan,
mengurangi kerugian, memperkecil jumlah minuman kadaluarsa
dan mempermudah penarikan serta pengumpulan produk jika
ditemukan adanya masalah, baik dari pelanggan maupun dari
internal sendiri.
¾ Pos III
Sebelum dikemas, botol akan melewati light inspection (Pos
III) untuk mengontrol botol-botol non standar seperti volume non
standar, suhu kurang, botol gupil, botol retak, tutup miring, botol
asing, botol kosong tertutup, botol isi benda asing, botol kotor luar,
botol tanpa tutup, kejernihan non standar, brik non standar, warna
non standar, dan crown non standar. Produk hasil sortasi ini akan
dilakukan recycling/ pemasakan ulang agar diperoleh produk yang
sesuai dengan standar. Produk-produk yang mengalami recycling
antara lain produk dengan volume tidak standar, tanpa tutup, botol
gupil, botol retak, suhu non standar, brik non standar, kejernihan
non standar, warna non standar, dan tutup miring. Kemudian botol
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
dan air softener panas kedalam tangki pelarut dan juga sebagai
motor sirkulasi.
¾ Tangki Pelarut (Dissolve tank)
Tangki ini digunakan untuk melarutkan gula dan air yang
diterima dari hopper penuangan, didalam tangki ini gula dan air
dilarutkan dengan cara diaduk dengan bantuan motor pengaduk
(agitator). Kapasitas tangki : 6400 liter
¾ Tangki Buffer Syrup
Tangki ini berfungsi sebagai penampung syrup gula yang
siap dipakai dan telah melewati proses penyaringan. Kapasitas
tangki : 3300 liter
¾ Tangki Ekstraksi
Tangki ini berfungsi sebagai tempat untuk penyeduhan Teh
kering dan air panas dari PHE, Jumlah tangki extract ini ada 4
buah. Kapasitas tangki : 4000 liter
¾ Tangki Filtrox (Penyaring TCP)
• Seri : FILTER –O-MAT 110/900 WS
• Tek. Maks Operasi : 6 Bar
• Temp. Maks Operasi : 85° C
• Cleaning Temp. : 90-100° C dengan tekanan 4 Bar
• Kapasitas tangki : 880-900 liter
• Jumlah elemen : 14 Elemen Filter
¾ Alat Penyaring (Bag Filter)
Alat ini memiliki merk dagang Hayward, model TBF-0101-
AB10-020A tahun 2005 dan berasal dari Cina. Berfungsi untuk
menyaring larutan gula yang menuju Mix Tank. Prinsip kerja alat
in adalah menahan partikel-partikel yang tidak larut air dengan
menggunakan saringan yang berukuran 1µ. Alat ini mampu bekerja
optimal dengan temperatur max 160 oC, dan tekanan 10 bar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
¾ Tangki Recycling
Tangki ini berfungsi sebagai tempat menuangkan kembali
TCM yang telah dibotolkan (Bottling Process) dikarenakan adanya
permasalahan atau produk Non Standar, Misalnya : Botol tanpa
tutup, volume kurang, tutup miring, warna dan kejernihan teh tidak
standar.
¾ Mix Tank
Tangki ini berfungsi sebagai tempat pencampuran antara
Syrup Gula dan Teh Cair Pahit (TCP). Tangki ini berjumlah 2
buah. Kapasitas tangki : 9300 liter
c. Di Unit Bottling
Seluruh alat di unit ini bertipe Rieckermann yang berasal dari
Hamburg, Jerman. Untuk fungsi, prinsip kerja dan spesifikasi masing-
masing bagian telah dijelaskan pada poin Proses Produksi di Unit
Bottling. Untuk alat pembantu proses produksi Bottling yaitu :
¾ Penyimpanan Crown
Alat ini bertipe Marconi (2), model Exel / 170 /AF dari USA,
berfungsi untuk menyimpan Crown sebelum digunakan dan untuk
menyalurkan kealat penutup botol. Prinsip kerjanya adalah
menampung crown sebelum digunakandan mengalirkannya
melalui jalur yang berjalan yang dilengkapi dengan magnet.
¾ Pemberi Kode (Date Coder)
Alat ini bertipe Magnetechnik NSM. GmbH dari USA,
berfungsi untuk memberi kode produksi dan tanggal kadaluarsa.
Prinsip kerjanya dengan menembakan seberkas sinar pada botol
dengan sistem print. Dimana tinta yang keluar akan langsung
diprint (dishoot) kearah leher botol, sehingga akan menjadi tulisan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penanganan bahan baku telah terorganisir dengan baik. Kontinyuitas teh
terjaga karena dilakukan kerjasama dengan supplier (PT Gunung Slamet).
Penyediaan gula diatur langsung oleh kantor pusat PT Sinar Sosro.
2. Dalam proses pengolahannya telah baik, mulai dari persiapan bahan baku,
mesin dan peralatan, proses produksi dan proses penggudangan. Dimana
bahan baku dan bahan pembantu ditempatkan pada gudang khusus
(logistic).
3. Unit pemasakan teh (Kithcen) menghasilkan Teh Cair Manis yang
diperoleh dari pencampuran sirup gula dan ekstrak teh (Teh Cair Manis),
yang telah mengalami beberapa kali filtrasi sehingga diperoleh produk
yang sesuai spesifikasi.
4. Produk-produk yang dikeluarkan oleh PT. Sinar Sosro antara lain Teh
Botol Sosro, Fruit Tea, S-Tee, Prim-A air mineral, Happy Jus, Tebs, dan
Joy Tea.
B. Saran
Untuk saran sebaiknya PT. Sinar Sosro lebih meningkatkan pengawasan
setiap tahapan proses produksi secara cermat dan efisien mengingat setiap
tahap produksi saling mempengaruhi khususnya terhadap mutu dan kualitas
produk teh botol yang dihasilkan.
commit to user
68