Spesial :
digunakan jika biaya yg dikeluarkan cukup mahal karena kita harus merusak produk atau karena
biaya pengujian atau karena lamanya waktu pengujian.
Spesial ada 4, S1,S2,S3, dan S4. ditentukan berdasarkan seberapa mahal biayanya. Semakin
besar nilai S nya semakin banyak jumlah sample nya. Berarti kalu pemeriksaannya merusak
produk dan biayanya sangat mahal bisa menggunakan Spesial S1 atau S2.
Umum (General)
terdiri atas
Level I : JIka biaya pengawasan relatif tinggi
Level II : ini kalau kasusnya normal atau supplier baru (bahan baku) atau lini baru (FG)
Level III : Kalau Biaya Pengawasannya murah dan proses pengawasannya mudah dilakukan
secara teknis.
Semakin tinggi levelnya maka akan semakin banyak jumlah sample yg diperiksa
2. Menentukan Sifat Pengawasan : Sifat pengawasan ada tiga, yaitu longgar, normal, dan
diperketat.
Longgar :
Dipakai jika sejarah kualitas bahan baku dari supplier baik dan jarang melakukan kesalahan atau
sejarah mesin dan proses produksi baik, jarang ada permasalahan terhadap produk. Hal ini
dapat dilihat dari data history produksi.
Normal :
Untuk supplier yang memiliki riwayat kualitas sedang sedang saja atau untuk supplier baru (jika
diterapkan u/ penerimaan bahn baku). Untuk lini produksi baru juga bisa menggunakan Sifat
Pengawasan Normal.
Diperketat :
Jika supplier bahan baku/kemas memiliki riwayat yang buruk. atau jika kualitas mesin tidak
konsisten atau jika produk yg dihasilkan sering mengalami penyimpangan.
Nah sifat pengawasan ini bisa berpindah pindah, misalkan dari normal ke Longgar atau
sebaliknya dari longgar ke Normal. Tapi ada syaratnya :
2. Pengawasan normal ke ketat apabila : Apabila dalam pengawasan normal terjadi 2 sampai 5
kali berturut-turut mengalami penolakan karena kesalahan yang fatal.
3. Pengawasan ketat ke normal apabila : Setelah 5 kali berturut-urut lot diterima tanpa
penolakan.
4. Penghapusan / Penghentian Pengawasan : Apabila pengawasan ketat sudah dilaksanakan
selama 10 lot berurutan, sehingga part dari supplier tidak dapat diterima lagi dan supplier
dianjurkan memperbaiki tingkat kualitas produksinya.
5. Menentukan Perencanaan Sampling : Berkaitan dengan cara pemberian keputusan diterima.
atau ditolak
PDCA (PLAN-DO-CHECK-ACT)
PDCA adalah model dasar untuk pendekatan sistematis untuk perbaikan dan
pemecahan masalah. Empat langkah universal dapat diterapkan pada situasi
apa pun bersama-sama dengan alat dan teknik yang sesuai. Siklus PDCA
pertama kali dikembangkan oleh Dr Walter Shewhart (1891 - 1967), tapi Dr
William Edwards Deming (1900 - 1993) yang membuatnya begitu baik.
Diketahui bahwa kebanyakan orang sekarang menyebutnya Siklus Deming.
Sebelumnya, Orang Jepang menyebutnya "Kanri (Control) Cycle." Ini juga
disebut sebagai "Improvement Cycle."
• Diagram Sebab dan Akibat - juga dikenal sebagai "diagram tulang ikan"
seperti yang mirip dengan tulang ikan, atau "diagram Ishikawa," seperti
yang dikembangkan oleh Prof Kaoru Ishikawa (1915 - 1989) untuk menentukan
penyebab masalah.
• Grafik dan Bagan Kendali - adalah garis grafik dengan data yang terus
menerus pada bidang tertentu, ditambah "batas-batas atau garis kendali"
untuk meramalkan kinerja masa depan proses dan mengambil tindakan
pencegahan terlebih dahulu. https://free-articlez.blogspot.com/
Penyimpangan dapat terjadi pada setiap tahapan proses. Oleh karena itu,
perlu diidentifikasi semua jenis dan penyebab penyimpangan yang terjadi
pada setiap tahapan ini. Penyimpangan dapat terjadi pada bahan baku, bahan
kemasan, maupun pada produk akhir.