JUDUL ........................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ........................................................... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................. vi
ABSTRACT ................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv
PENDAHULUAN
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan oleh
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri atau sumber
Penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian merupakan hal yang sangat penting.
lapangan kerja bagi hampir seluruh angkatan kerja yang ada, menghasilkan bahan
mentah, bahan baku, dan menjadi sumber penerimaan devisa bagi negara.
Masyarakat yang bekerja pada sektor ini pada umumnya memiliki produktivitas
petani untuk memperbaiki modal untuk investasi dan konsumsi. Kondisi ini
Rianse, 2009).
negara Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki potensi sangat besar
1
penting subsektor tanaman panganlah yang merupakan salah satu subsektor yang
memiliki peran penting dalam penyediaan bahan pangan utama bagi masyarakat
untuk menunjang kelangsungan hidup. Pertanian tanaman pangan terdiri dari dua
kemiskinan. Salah satu tanaman palawija yang banyak dibudidayakan oleh petani
tergantung pada tingkat pendapatan petani dan keuntungan yang didapat dari
suatu usaha yang terorganisasi dan terkoordinasi untuk menciptakan lebih banyak
pilihan bagi anggota masyarakat agar dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak
terbatas. Pembangunan ekonomi yang tercermin dalam pertumbuhan ekonomi
merupakan suatu hal yang dikejar dan hendak dicapai oleh negara-negara yang
banyak berorientasi ke arah produksi barang primer (pertanian, bahan bakar, hasil
hutan dan bahan mentah lainnya) dibandingkan dengan produksi barang sekunder
kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar
makanan, rumah, pendidikan dan kesehatan. Salah satu indikator untuk mengukur
penghasilan yang diterima oleh masyarakat dalam jangka waktu tertentu sebagai
2004; 79).
tropis dan kaya akan jenis tanaman palawija. Iklim Indonesia memungkinkan
untuk tumbuh suburnya berbagai jenis tanaman, buah-buahan dan palawija
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa) Menurut Kab/Kota
di Provinsi Bali 2012-2017
Buleleng berada pada posisi teratas dalam jumlah penduduk miskin terbanyak
tahun 2017 dengan jumlah 37.480 jiwa atau 6,61 persen, diposisi kedua ada
Kabupaten Karangasem dengan jumlah penduduk miskin 27.020 jiwa atau 5,79
persen. Ini membuktikan bahwa masih banyaknya jumlah penduduk miskin di
Kabupaten Buleleng.
terhadap dinamika ekonomi masyarakat pedesaan. Sampai saat ini usaha sektor
Provinsi Bali.
Ekonomi pertanian merupakan salah satu disiplin dalam ilmu ekonomi yang
penghasil devisa yang besar, juga merupakan sumber kehidupan bagi sebagian
besar penduduk Indonesia, dan bila dilihat dari jumlah orang yang bekerja, maka
sektor pertanian paling banyak menyerap tenaga kerja yang pada umumnya adalah
pendapatan yang tidak merata. Atas kondisi ini sehingga bargaining power yang
dimiliki oleh para petani kita sangat lemah, sehingga nilai jual dari produk juga
Pertanian sering menyediakan pangan yang murah dan tenaga buruh dengan upah
rendah. Hai ini berkaitan langsung dengan bagaimana menurunkan jumlah petani
kesejahteraan petani secara utuh perlu juga dilihat sisi yang lain yaitu
konsumsi maupun untuk produksi. Dalam hal ini petani sebagai produsen dan juga
konsumen dihadapkan pada pilihan dalam mengalokasikan pendapatannya yaitu:
operasional produksi dan investasi atau pembentukan barang modal. Unsur kedua
ini hanya mungkin dilakukan apabila kebutuhan pokok petani telah terpenuhi,
Hingga saat ini, sektor pertanian masih memegang peranan penting dalam
perekonomian nasional, hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah penduduk dan
tenaga kerja yang diserap dalam sektor pertanian, mencapai 42,3 juta orang atau
sekitar 44,5 persen dari total tenaga kerja nasional. Berhasil tidaknya
Di Provinsi Bali sektor pertanian merupakan bagian yang tak terlepas dari
sektor pertanian PDRB Provinsi Bali pada tahun 2013 menyumbang sebesar 6.57
persen, tahun 2014 sebesar 6.70 persen, tahun 2015 sebesar 6.92 persen, tahun
2016 sebesar 7.11 persen, dan tahun 2017 sebesar 7.30 persen. Perannya sektor
pertanian sekitar 25 hingga 34 persen dalam sepuluh tahun terkhir ini. Sektor
pertanian ini pula telah menyerap 43 persen tenaga kerja yang ada di Provinsi
Bali. Tidak salah apabila dikatakan bahwa sektor pertanian ini merupakan
tumpuan harapan setelah sektor pariwisata di Provinsi Bali. Peranannya juga tidak
Di Indonesia ada 80 juta hektar lahan kering yang bisa digunakan untuk
luas lahan kering Berdasarkan data dari Balai Pengelolaan Daerah Aliaran Sungai
Unda Anyar (2009), luas lahan kritis di Bali yang berada di luar maupun di dalam
kawasan hutan mencapai 305.035 Hektare yang tersebar di bagian utara dan timur
Provinsi Bali. Dimasa depan pertanian lahan kering diharapkan bukan hanya
dapat mendukung program ketahanan pangan, tetapi juga dapat menjadi motor
padi tetapi jagung bukan merupakan produk utama dalam sektor pertanian. Jagung
merupakan salah satu tanaman pangan pokok yang dikonsumsi oleh sebagaian
besar penduduk selain beras, ubi kayu, ubi jalar, tales dan sagu (Khaerizal, 2008).
Selain itu jagung juga bisa diolah menjadi aneka makanan yang merupakan
sumber kalori dan juga sebagai pakan ternak. Sebagai produk antara penanaman
padi, jagung juga diproduksi secara intensif di beberapa daerah di Indonesia yang
Lahan tadah hujan/lahan kering mempunyai peluang yang besar untuk dapat
tanaman dan ternak, teknologi pengelolaan lahan dan konservasi tanah, sehingga
dicapai suatu usahatani yang lestari (Puslittanak, 2000). Di lahan kering (tadah
hujan) air untuk pertanian seluruhnya berasal dari curah hujan. Iklim muson di
Asia Tenggara dan Asia Selatan, terkenal mempunyai ciri spesifik, yaitu distribusi
dan intensitas hujan yang tidak menentu (Chang et al.,1979). Karena itu pada
lahan kering (tadah hujan) kekeringan dapat terjadi setiap saat, dan mengikuti
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan petani padi untuk kegiatan
usahatani. Petani padi akan mendapatkan hasil bersih dari hasil panen padi ketika
petani sudah mengurangkan hasil bruto dengan biaya produksi yang telah
beserta komplementernya ini perlu ditingkatkan dana bantuan kredit dari pihak
luar untuk keperluan pembelian barang modal dan pengembangan sumber daya
banyak petani harus lebih banyak mengeluarkan uang untuk pembelian bibit
dibiayai dari tabungan atau dengan meminjam selama jangka waktu antar saat
pembelian sarana produksi itu sampai saat penjualan hasil panen kepada pihak
Jadi seorang petani dengan waktu kerja yang banyak maka akan meningkatkan
pendapatan mereka, hal ini disebabkan karena petani yang sering mengontrol
lahannya. Hari Orang Kerja (HOK) merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
produksi, hal ini dikarenakan petani sendiri yang harus mengontrol dan mengelola
kerja yang digunakan pada umumnya berasal dari dalam keluarga ditambah
dengan tenaga kerja dari luar keluarga. Secara umum penggunaan tenaga kerja
pada kegiatan usahatani jagung manis antara lain untuk pekerjaan pengolahan
lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman dan panen. (Susianti dan Rauf, 2013;
504).
dkk, (2015; 85) menunjukkan bahwa pendapatan dalam satu kali musim tanam
lebih besar dari total biaya sehingga petani menerima keuntungan. Tenaga kerja
berpengaruh nyata terhadap pendapatan usaha tani jagung di Desa Tanjung Jati
(Nasution dkk, 2013; 8). Tenaga kerja terhadap perubahan tingkat kesejahteraan
petani jagung, pengaruh ini bernilai negatif atau dapat dikatakan semakin tinggi
tenaga kerja akan menyebabkan semakin rendah tingkat kesejahteraan yang akan
(Sebayang, 2017).
peneyerapan tenaga kerja dan penyumbang terhadap Produk Domestik Bruto atau
banyak dibudidayakan di daerah tersebut seperti jagung, kacang tanah, padi sawah
Tabel 1.2
Luas Tanam, Luas Panen, dan Produksi Tanaman Jagung
Dirinci Per Desa 2017
Buleleng.
sektor primer pada komoditi jagung. Seperti Desa Sumber Kima, Desa Tukad
Sumaga dan Desa Patas yang memiliki produksi paling besar di Kecamatan
Desa Sumber Kima dan Tukad Sumaga. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa di
memproduksi hasil jagung yang lebih banyak lagi hampir di semua desa dan
didukung pula dengan keadaan geografis wilayah dan memiliki iklim kering yang
Tabel 1.3
Jumlah Faktor Produksi Tanaman Jagung Tahun 2012-2017
Di Kecamatan Gerokgak
No Faktor Produksi Tahun
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Luas tanam (ha) 5.368 5.410 5.410 5.410 5.170 5168
2 Luas panen (ha) 7.006 5.200 4.874 4.660 4.589 5657
3 Produksi (ton) 253 156 158 155 190,1 272
4 Rata-rata produksi
0,04 0,03 0,3 0,46 0,62 0,48
(ton/are)
Sumber: BPS, Kabupaten Buleleng 2018
jagung di Kabupaten Buleleng pada tahun 2012 mencapai 253 ton dengan luas
lahan 5.368 ha dan rata-rata produksi 0,04 ton/ha. Berikut disajikan Tabel 1.3 luas
tanam, luas panen dan produksi hasil pertanian tanaman jagung di Kabupaten
Buleleng selama tahun 2012 hingga 2017. Berdasarkan pada Tabel 1.3 di atas
menunjukkan bahwa dari tahun 2012 sampai 2017 selalu mengalami penurunan,
pada tahun 2012 luas tanam dari 5.368 ha turun menjadi 5.170 ha, luas panen dari
7.006 ha turun menjadi 4.589 ha, dengan produksi 253 ton menjadi 190,1 ton,
namun rata-rata produksi meningkat dari 0,04 menjadi 0,62. Kondisi ini
tahun 2012-2017, produksi terbesar ada pada tahun 2017 dengan produksi 272 ton
dan rata-rata produksi 0,48 ha/ton, sedangkan hasil produksi terendah berada pada
tahun 2016 sebesar 190,1 ton sedangkan hasil rata-rata produksi terendah terjadi
Tabel 1.3 menunjukkan bahwa hasil produksi jagung selama lima tahun
terkahir mengalami fluktuasi dari tahun 2012 sampai dengan 2017. Pada tahun
2012 luas tanam sebesar 5.368 Ha, mengalami sedikit peningkatan menjadi 5.410
pada tahun 2013, tahun 2014 menurun menjadi 5.277 Ha, Namun dilihat dari luas
panen selama lima tahun terakhir selalu mengalami penurunan, pada tahun 2012
luas panen seluas 7.006 Ha, tahun 2013 seluas 5.200 terus mengalami penurunan
hingga 2014 menjadi seluas 4.879 Ha, Tahun 2015 seluas 4.660 Ha, dan 2016
seluas 4.589 Ha. Dari sisi produksi pun komuditas jagung mengalami fluktuasi
dari tahun 2012-2017, penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti, luas
pangan yang menjadi unggulan karena jagung dapat dikembangkan dengan cepat
sehingga para petani lebih memilih tanaman jagung daripada padi karena lebih
cepat dalam proses pemanenanya. Banyak upaya yang telah dilakukan dalam
Keunggulan tersebut antara lain, masa panennya lebih cepat, bobot akhir yang
lebih berat dibanding dengan varietas lainnya dan bobot yang lebih rapat sehingga
tahan serangan hama penyakit dan tidak cepat busuk, serta produktivitasnya lebih
Tabel 1.4
Luas Panen Tanaman Palawija di Kecamatan Gerokgak
Tahun 2012-2017
tanaman jagung (lihat Tabel 1.4) luas lahan yang digunakan untuk tanaman
jagung terbesar yakni berada di empat Desa yaitu di Desa Pemuteran 550 ha, Desa
Sumber Kelapok 470 ha, Desa Tukad Sumaga 467 ha dan Pejarakan 457 ha,
sedangkan luas lahan paling sedikit untuk tanam jagung berada di Desa Celunkan
Bawang dengan luas tanam 77 ha dan Desa Pengulon 103 ha. Tabel di atas
menunjukkan bahwa tanaman jagung menjadi komoditas terbanyak di Kecamatan
Tabel 1.5
Luas Panen Tanaman Palawija di Kecamatan Gerokgak
Tahun 2012-2017
Jenis Tahun/ton
No Tanaman 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Kedelai - - - - 5 5
2 Kacang 11 13 16 16 16 16
Hijau
3 Jagung 7.006 5.200 4.874 4.660 4.589 5657
4 Kacang
Tanah 488 476 505 409 401 403
Sumber: BPS Kabupaten Buleleng 2018
Tabel 1.5 menunjukkan bahwa, luas panen palawija pada kategori jagung
selama kurun waktu lima tahun terakhir dari tahun 2012-2017 selalu mengalami
jagung sebagai usaha tani yang pengusahanya dilakukan secara intensif oleh
petani untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Namun demikian masih banyak
pertanian tersebut antara lain: jarak waktu yang lebar antara pengeluaran dan
hanya pada setiap musim panen saja, padahal pengeluaran harus dikeluarkan
setiap hari. Pembiayaan pertanian juga menjadi kendala melaratnya petani dan
1993).
Kebutuhan jagung akan terus meningkat dari tahun ketahun sejalan dengan
peningkatan produksi melalui sumber daya manusia dan sumber daya alam,
ketersediaan lahan maupun potensi hasil dan teknologi. Kondisi ini membuat
budidaya jagung memiliki prospek yang sangat menjanjikan, baik dari segi
Untuk tanaman kedele luas panen tertinggi hanya ada di wilayah Desa
menghasilkan penen kedele. Komoditas kacang tanah luas panen terluas ada di
wilayah Desa Gerokgak dan luas panen terendah ada di tiga Desa yaitu
panen terluas ada di Desa Gerokgak dan luas panen terendah ada di tiga belas
dalam pengelolaan sumberdaya produksi adalah faktor alam (tanah), modal, dan
tenaga kerja, selain itu juga faktor manajemen. Modal yang dimaksud adalah
termasuk biaya untuk pembelian pupuk, pestisida, dan bibit (Mubyarto, 1989).
dengan macam dan tingkat kesuburannya, varietas bibit, jenis pupuk, obat-obatan,
gulma dan sebagainya, (2) faktor-faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi,
penelitian yang dilakukan ini faktor penggunaan luas lahan, modal, bibit, pupuk
dan tenaga kerja yang digunakan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusuf dkk, (2014; 69)
(Rahim dan Retno 2007). Yang artinya semakin luas lahan pertanian tanaman
jagung yang bisa ditanam akan semakin banyak sehingga produksi akan
yang akan pula meningkatkan pendapatan petani. Sejalan dengan Nababan (2009)
menyatakan luas lahan berpengaruh positif terhadap pendapatan petani jagung dan
Harwati dkk. (2015; 85) menunjukkan bahwa luas lahan berpengaruh sangat nyata
seperti padi dan jagung, kacang tanah, kacang hijau dan kedelai. Salah satu daerah
yang memiliki potensi sumber daya tanaman pangan jagung yang sangat banyak
di Kabupaten Buleleng yaitu daerah Desa Pemuteran. Tahun 2016 Desa
Pemuteran merupakan daerah urutan pertama penghasil jagung dengan luas panen
550 hektar, produksi 16,14 ton, dan rata-rata produksi 0,03 ton/hektar jagung
kering di Kabupaten Buleleng. Desa Gerokgak berada di posisi kedua dengan luas
panen 302 hektar, produksi 15,66 ton dan rata-rata produksi 0,05 ton/ha. Namun
dengan luas panen yang lebih kecil, produksi dan rata-rata produksi jagung yang
dihasilkan lebih besar daripada Desa Pemuteran. Hal ini dikarenakan Desa
jagung. Namun tidak semua petani disana memiliki tingkat kesejahteraan yang
baik.
1) Bagaimana pengaruh luas lahan, biaya produksi, jumlah jam kerja dan
Kabupaten Buleleng ?
2) Bagaimana pengaruh luas lahan, biaya produksi, jumlah jam kerja dan
jumlah jam kerja dan tenaga kerja terhadap kesejahteraan rumah tangga
jam kerja dan tenaga kerja terhadap produksi petani jagung di Kecamatan
jam kerja dan tenaga kerja terhadap kesejahteraan rumah tangga petani
luas lahan, biaya produksi, jumlah jam kerja dan tenaga kerja terhadap
Kabupaten Buleleng.
1) Manfaat Teoritis
luas lahan, biaya produksi, jumlah jam kerja, tenaga kerja, produksi dan
2) Manfaat Praktis
Kabupaten Buleleng terkait luas lahan, biaya produksi, jumlah jam kerja,