Artikel STEM Sri Lestari, SMA N 1 Yk
Artikel STEM Sri Lestari, SMA N 1 Yk
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan ketrampilan
proses sains siswa materi usaha dan energi serta mengetahui ada tidaknya
signifikan peningkatan ketrampilan proses sains dengan pembelajaran PjBL
berbasis STEM.
Penelitian ini dilakukan melalui metode pra-eksperimen dengan desain one
group pre-test dan post test. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Cluster
Random Sampling (sampel acak kelompok). Responden yang terlibat dalam
penelitian ini adalah 32 peserta didik kelas X-MIPA 6 di SMA N 1 Yogyakarta.
Proses pengidentifikasi perkembangan kemampuan ketrampilan proses sains siswa
dianalisis berdasarkan analisis keuntungan yang dinormalitaskan dan ada tidaknya
signifikan peningkatan ketrampilan proses sains dianalis uji-T one group pre-test
dan post test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketrampilan proses sains siswa
meningkat 17,35% pada ketrampilan mengajukan pertanyaan, 17,15% pada
ketrampilan merumuskan hipotesis, 16,74% pada ketrampilan merencanakan
percobaan, 16,84% pada ketrampilan menafsirkan dan 17,52% pada ketrampilan
mengkomunikasikan. Berdasarkan hasil analisis uji-T one group pre-test dan post-
test diperoleh nilai rata-rata ketrampilan proses sains siswa meningkat dari 66,80
menjadi 78,40 dengan N-gain 0.60 dan sig* 0.00 < 0.05. Dari hasil angket
tanggapan siswa terhadap penerapan PjBL berbasis STEM secara keseluruhan
adalah sebesar 78,21%. Siswa menunjukkan respon positif dan senang terhadap
penerapan PjBL berbasis STEM dalam pembelajaran Usaha dan energi. Hasil ini
menunjukkan bahwa penerapan PjBL berbasis STEM dalam pembelajaran fisika
materi usaha dan energi dapat meningkatkan ketrampilan proses sains dengan
kategori sedang.
PENDAHULUAN
Salah satu model pembelajaran sains pada kurikulum 2013 adalah Project
Based Learning (PjBL). Pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi siswa. Pengalaman belajar siswa maupun perolehan konsep
dibangun berdasarkan produk yang dihasilkan dalam proses pembelajaran berbasis
proyek. Pembelajaran berbasis proyek lebih sesuai dalam pembelajaran
interdisipliner karena secara alami melibatkan banyak keterampilan akademik yang
berbeda, seperti membaca, menulis, dan matematika serta sesuai dalam
membangun pemahaman konseptual melalui asimilasi mata pelajaran yang berbeda
(Capraro, Capraro, Morgan, & Slough, 2013, p. 52), sehingga PjBL diharapkan
dapat membangun literasi sains dan ketrampilan proses sains pada siswa.
Pembelajaran saat ini perlu mengikuti perkembangan zaman di era
globalisasi salah satunya dengan mengintegrasikan Science, Technology,
Engineering, dan Mathematics (STEM). Keterkaitan antara sains dan teknologi
maupun ilmu lain tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran sains. STEM
merupakan displin ilmu yang berkaitan erat satu sama lain.Sains memerlukan
matematika sebagai alat dalam mengolah data, sedangkan teknologi dan
teknikmerupakan aplikasi dari sains. Pendekatan STEM dalam pembelajaran
diharapkan dapat menghasilkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa melalui
integrasi pengetahuan, konsep, dan keterampilan secara sistematis. Beberapa
manfaat dari pendekatan STEM membuat siswa mampu memecahkan masalah
menjadi lebih baik, inovator, inventors, mandiri, pemikir logis, dan literasi
teknologi (Morrison dalam Stohlmann, Moore, & Roehrig, 2012, p. 29).
Pembelajaran sains dengan pendekatan STEM melatih peserta didik dalam
berpikir kritis, kreatif, berkolaborasi dan berkomunikasi dalam upaya menanamkan
pendidikan karakter serta peduli lingkungan. Oleh karena itu pembelajaran dengan
pendekatan STEM berbasis lingkungan mendukung tuntutan pendidikan dalam
menghadapi abad 21 yang juga merupakan target kompetensi di dalam kurikulum
2013. Pembelajaran Abad 21 merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan
kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta
penguasaan terhadap teknologi. Kecakapan yang dibutuhkan di Abad 21 juga
merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills
(HOTS) yang sangat diperlukan dalam mempersiapkan peserta didik dalam
menghadapi tantangan global.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pra-
eksperimental. Desain penelitian adalah satu kelompok dengan pre-test dan post-
test. Dalam penelitian ini, pertemuan awal siswa diberi soal pre-test berupa tes
uraian yang telah dikembangkan dari setiap aspek indikator ketrampilan proses
sains. Setelah itu, peserta didik memperoleh pembelajaran dengan PjBL berbasis
STEM. Kemudian, aktivitas terakhir adalah peserta didik diberikan soal post-test.
Prosedur penelitian meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan
tahap akhir. Tahap perencanaan yaitu pembuatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) PjBL STEM, soal
ketrampilan proses sains. Tahap pelaksanaan dengan memberikan perlakuan
pembelajaran PjBL berbasis STEM. Sedangkan tahap akhir dengan melakukan
analisis data, pembahasan dan menarik kesimpulan penelitian.
Data dalam penelitian ini berupa data tes ketrampilan proses sains, dan
data tanggapan siswa terhadap pembelajaran PjBL berbasis STEM. Instrumen
penelitian berupa tes tertulis ketrampilan proses sains yang memuat aspek
pengetahuan dan kompetensi, lembar angket Skala sikap sains, dan lembar
tanggapan siswa terhadap PjBL STEM.
Instrumen yang digunakan adalah soal uraian yang dikaitkan dengan aspek
STEM dan angket Skala sikap untuk mengetahui tanggapan siswa . Instrumen
penelitian divalidasi oleh dua guru Fisika SMA Negeri 1 Yogyakarta dengan hasil
validasi bahwa instrumen yang digunakan valid. Soal bentuk uraian berjumlah 5
soal untuk ketrampilan proses sains. Sedangkan untuk aspek sikap sains
menggunakan Skala Likert berjumlah 15 pernyataan. Tes ketrampilan proses sains
tidak hanya mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap pengetahuan sains, tetapi
juga pemahaman terhadap aspek kompetensi sains, kemampuan untuk
mengaplikasikan pengetahuan, dan sikap sains, serta kompetensi sains dalam
situasi nyata yang dihadapi siswa. Sedangkan angket tanggapan siswa berupa
pernyataan-pernyataan mengenai suatu objek tanggapan yang dapat diberikan
dalam bentuk Skala rating atau daftar cek. Adapun teknik pengumpulan data
berupa tes tertulis dan angket.
Pengolahan data dalam penelitian ini dimulai dengan menghitung nilai pre-
test dan post-test. Selanjutnya, nilai pre-test dan post-test dianalisis juga
menggunakan uji- T one group pre-test dan post-test menggunakan software SPSS-
21. Analisis data untuk ketrampilan proses sains dengan Hipotesis Ho: jika tidak
ada peningkatan ketrampilan proses sains dan Ha: terdapat peningkatan
ketrampilan proses sains. Dengan kriteria pengambilan keputusan jika sig* > 0,05
maka Ho diterima sedangkan jika sig* < 0,05 maka Ho ditolak. Kemudian,
pengaruh penerapan pembelajaran PjBL berbasis STEM yang diajarkan terhadap
ketrampilan proses sains peserta didik yang ditentukan dengan menggunakan
analisis keuntungan yang dinormalisasi. Perkembangan sebelum dan sesudah
pembelajaran pembelajaran PjBL berbasis STEM pada materi usaha dan
energi dihitung dengan menggunakan persamaan gain normal < g> sebagai
berikut:
Data hasil test ketrampilan proses sains peserta didik pada materi
usaha dan energi yang telah diperoleh dianalisis menggunakan gain untuk
melihat selisih nilai post-test dan pre-test. Kemudian untuk mengetahui
peningkatannya KPS digunakan rumus N-gain dan nilai signifikan
digunakan uji-T one group pre-test dan post-test dengan menggunakan
SPSS 21. Rata-rata nilai pretest, posttest, dan nilai sig*, gain, dan N-gain
dapat dilihat pada tabel 2.
Keterangan:
KPS 1 : Keterampilan Mengajukan Pertanyaan
KPS 2 : Keterampilan Merumuskan Hipotesis
KPS 3 : Keterampilan Merencanakan Percobaan
KPS 4 : Keterampilan Menafsirkan
KPS 5 : Keterampilan Mengkomunikasikan
Perkembangan keterampilan proses sains peserta didik untuk setiap
aspek indikator KPS, keterampilan menafsirkan memiliki skor nilai
kenaikan paling signifikan dengan skor N-Gain (<g>) pada 0,64. Tetapi di
sisi lain, peningkatan terendah terjadi pada keterampilan merumuskan
hipotesis (0,58) meskipun semua pertanyaan yang dikembangkan untuk
kedua aspek ini berada dalam tingkat kesulitan yang sama yaitu kategori
sedang. Pada aspek keterampilan komunikasi (0,59) pada aspek
keterampilan ini sering dilatih oleh peserta didik dalam proses
pembelajaran. Namun, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
selama pembelajaran, peserta didik tidak sepenuhnya memahami bagaimana
merencanakan suatu percobaan, merencanakan cara memproses dan
menginterpretasikan data, baik dari tabel ke grafik, serta cara mengamati
suatu hubungan antara hasil percobaan dengan kesimpulan. Pada
keterampilan memprediksi, peserta didik menguasai keterampilan dalam
memecahkan suatu masalah dengan baik. Hal ini karena pendekatan
pembelajaran yang diterapkan menggunakan model pembelajaran PjBL
berbasis STEM. Jadi, hasil perkembangan keterampilan memprediksi lebih
tinggi daripada keterampilan lain karena peserta didik diawali dengan
orientasi pada masalah dan bagaimana mencari solusi dari permasalahan
tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa
pembelajaran PjBL berbasis STEM dapat meningkatkan keterampilan proses
sains peserta didik
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa penerapan PjBL berbasis STEM pada pembelajaran Fisika materi
usaha dan energi untuk peserta didik SMA mampu meningkatkan
kstrampilan proses sains peserta didik secara signifikan dengan skor gain
normal yang dinormalisasi pada materi yang dipelajari. Peningkatan
ketrampilan proses sains peserta didik dapat ditemukan di setiap aspek
dengan peningkatan tertinggi pada aspek ketrampilan menafsirkan,
sedangkan peningkatan terendah terdapat pada aspek ketrampilan
mmenyusun hipotesa. Rata-rata skor tanggapan siswa terhadap penerapan PjBL
berbasis STEM secara keseluruhan adalah sebesar 78,21%. Siswa menunjukkan
respon positif dan senang terhadap penerapan PjBL berbasis STEM dalam
pembelajaran Usaha dan energi. Menurut siswa, pembelajaran menarik dan
memotivasi serta dapat membantu memahami materi ajar, membentuk sikap
kreatif, dan siswa semakin menyadari pentingnya hemat energi. Siswa merasa
senang bekerja dalam kelompok sehingga mereka berkeinginan pembelajaran
PjBL STEM dapat diterapkan kembali pada materi lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa hampir seluruh siswa
merasa senang terhadap penerapan PjBL berbasis STEM pada materi usaha dan
energi selama kegiatan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. (2012). Learning to teach (9th Editio). New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc.
Becker, K. & Park, K. 2011. Effects of integrative approaches among
science, technology, engineering, and mathematics (STEM) subjects
on students’ learning: A preliminary meta-analysis. Journal of STEM
Education: Innovations and Research, 12, 23-36.
Blackley, S., Rahmawati, Y., Fitriani, E., Sheffield, R., & Koul, R. 2018.
Using a makerspace approach to engage Indonesian primary students
with STEM. Issues in Educational Research, 28(1), 18-42.