Artikel PJBL Terintegrasi STEM Sri Lestari, SMA N 1 Yk
Artikel PJBL Terintegrasi STEM Sri Lestari, SMA N 1 Yk
ABSTRAK
Pembelajaran di sekolah haruslah dapat melatih peserta didik agar
dapat siap menjalani kehidupan di masa yang akan datang dengan memiliki
keterampilan berpikir kreatif ilmiah dan berpikir kritis ilmiah. Salah satu
model pembelajaran yang mampu melatihkan keterampilan berpikir kreatif
dan kemampuan berpikir kritis adalah pembelajaran PjBL berbasis STEM.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan ketrampilan
berpikir kreatif ilmiah dan berpikir kritis ilmiah dengan pembelajaran PjBL
berbasis STEM.
Jenis penelitian pre-experimental dengan desain penelitian one group
pre-test post-test design dilakukan pada sampel berjumlah 32 siswa kelas X
MIPA 6 di SMA Negeri 1 Yogyakarta. Untuk mengetahui peningkatan
kemampuan berpikir kreatif ilmiah dan berpikir kritis ilmiah setelah
pembelajaran PjBL berbasis STEM, digunakan analisis data hasil pre-test
dan post-test menggunakan normalized gain.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan kemampuan
berpikir kreatif ilmiah (0,69) dan berpikir kritis ilmiah (0,54) setelah
diterapkan pembelajaran PjBL berbasis STEM pada kategori sedang. Dari
hasil angket tanggapan siswa terhadap penerapan PjBL berbasis STEM
secara keseluruhan adalah sebesar 78,21%. Siswa menunjukkan respon
positif terhadap penerapan PjBL berbasis STEM dalam pembelajaran.
PENDAHULUAN
Pada abad 21 ini, sains dan teknologi menjadi landasan yang penting
bagi kemajuan suatu bangsa. Sikap krisis, kreatif, kolaboratif, dan
komunikatif menjadi kecakapan yang utama dalam kehidupan di abad 21
ini. Pembelajaran di sekolah haruslah dapat melatih peserta didik agar dapat
siap menjalani kehidupan di masa yang akan datang. Pembelajaran saat ini
perlu mengikuti perkembangan zaman salah satunya dengan
mengintegrasikan Science, Technology, Engineering, dan Mathematics
(STEM). Keterkaitan antara sains dan teknologi maupun ilmu lain tidak
dapat dipisahkan dalam pembelajaran sains. STEM merupakan displin ilmu
yang berkaitan erat satu sama lain.Sains memerlukan matematika sebagai
alat dalam mengolah data, sedangkan teknologi dan teknikmerupakan
aplikasi dari sains. Pendekatan STEM dalam pembelajaran diharapkan dapat
menghasilkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa melalui integrasi
pengetahuan, konsep, dan keterampilan secara sistematis. Beberapa manfaat
dari pendekatan STEM membuat siswa mampu memecahkan masalah
menjadi lebih baik, inovator, inventors, mandiri, pemikir logis, dan literasi
teknologi (Morrison dalam Stohlmann, Moore, & Roehrig, 2012, p. 29).
Pembelajaran sains dengan pendekatan STEM melatih peserta didik dalam
berpikir kritis dan kreatif, berkolaborasi dan berkomunikasi. Oleh karena itu
pembelajaran dengan pendekatan STEM mendukung tuntutan pendidikan
dalam menghadapi abad 21 yang juga merupakan target kompetensi di
dalam kurikulum 2013
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen dengan
desain One Group Pretest and Posttets dengan perlakuan yang diberikan
adalah pembelajaran PjBL berbasis STEM dengan membuat prototype
roket air yang memvariasikan bentuk/model/ukuran.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X MIPA
SMA Negeri 1 Yogyakarta, yang terdiri dari 280 peserta didik, sedangkan
sampelnya adalah kelas X-MIPA 6 dengan jumlah 32 peserta didik.
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019.
Instrumen yang digunakan pada penelitian adalah soal uraian untuk
menguji keterampilan berpikir kreatif ilmiah dan kritis ilmiah siswa sebelum
dan setelah dilakukannya pembelajaran, serta lembar observasi untuk
mengetahui keterlaksanaan dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran
yang diterapkan. Instrumen penelitian divalidasi oleh dua guru Fisika SMA
Negeri 1 Yogyakarta dengan hasil validasi bahwa instrumen yang
digunakan valid.
Prosedur penelitian meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan
dan tahap akhir. Tahap perencanaan yaitu pembuatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) PjBL STEM, soal.
Tahap pelaksanaan dengan memberikan perlakuan pembelajaran PjBL
berbasis STEM. Sedangkan tahap akhir dengan melakukan analisis data,
pembahasan dan menarik kesimpulan penelitian.
Teknik pengolahan data dilakukan dengan pemberian skor dahulu
untuk setiap soal uraian pada setiap aspek kreatif ilmiah dan kritis ilmiah.
Pemberian skor kreatif ilmiah disesuaikan dengan rubrik yang mengacu
pada instrumen test kreativitas ilmuah yang ditulis oleh Hu dan Adey.
Tabel. 1 Rubrik Pemberian Skor Pada Penilaian Ketrampilan berpikir
Kreatif Ilmiah.
No Aspek KBK Pedoman Penilaian
1. Fluency menjumlahkan setiap jawaban siswa, setiap satu
(Kelancaran) jawaban siswa diberikan skor 1.
2. Flexibility menjumlahkan setiap jawaban siswa dari sudut
(Keluwesan) pandang yang berbeda, setiap satu jawaban
diberikan skor 1.
3. Originality jika jawabannya sama dengan 5% siswa di kelas
(Orisinalitas) maka akan diberik skor 2, jika jawabannya sama
dengan 5%-10% jumlah siswa dikelas akan diberi
skor 1, dan jika jawaban siswa sama dengan lebih
dari 10% jumlah siswa di kelas atau sama dengan
contoh pada soal atau tidak menjawab maka akan
diberikan skor 0.
4. Fluency- : tidak menjawab soal diberikan skor 0, jika
Science menjelaskan desain yang dibuat namun tidak
Knowledge menghubungkannnya dengan konsep yang
dimaksud diberi skor 1, jika menjelaskan dengan 1
aspek konsep fisika diberi skor 2, jika menjelaskan
desain dengan 2 aspek konsep fisika diberi skor 3.
Pemberian skor kritis ilmiah disesuaikan dengan rubrik yang mengacu pada
kriteria ACTA (Assesmen of Critical Thingking Ability).
Tabel. 2. Perbedaan Tingkatan Dari Masing-Masing Kemampuan Berpikir
Kritis Ilmiah.
Level Critical ability 1 Critical ability 2 Critical ability 3 Skor
Level 1 : Tidak Tidak Tidak 1
Tidak ada menyebutkan menyebutkan menyebutkan
keterkaita data dalam secara spesifik data dari hasil
n atau argumen materi penelitian
keterlibata pembelajaran
n dengan
data sama
sekali
Level 2 : Menyebutkan Mendesain Menyebutkan 2
Tidak data, tetapi sebuah studi data tetap tidak
melibatka mengambil itu khusus dalam melihat bahwa
n data pada nilai mengatasi ada
secara nominal penyebab yang kemungkinan
kritis tidak jelas atau interpretasi lain
studi yang
belum jelas
terhadap
penyebab
tertentu
Level 3 : Menyebutkan Menjelaskan Menggunakan 3
Menganali alternatif studi tertentu data yang
sa data penjelasan dari yang membahas spesifik dalam
kritis, data atau penyebabnya berdebat karena
termasuk kelemahan secara spesifik adanya
setidaknya dalam studi penyebab
satu dengan konteks perbedaan dari
ambiguitas membangun salah satu yang
argumen untuk mereka pilih
salah satu
penyebab
Level 4 : Membahas Menggambarkan Menggunakan 4
Kritis semua tiga studi eksperimen data dari ketiga
menganali dalam konteks untuk mengatasi studi dalam
sis semua membangun semua masalah berdebat untuk
data. sebuah kasus yang diangkat penyebab
untuk salah satu dalam perbedaan dari
penyebab kemampuan salah satu yang
mereka pilih
PENUTUP
Hasil data menunjukkan peningkatan keterampilan berpikir kreatif
ilmiah dan berpikir kritis ilmiah berada pada kategori sedang. Berdasarkan
hasil data penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
penerapan PjBL berbasis STEM pada pembelajaran Fisika materi
Momentum Impuls dan tumbukan untuk peserta didik SMA mampu
meningkatkan ketrampilan berpikir kreatif ilmiah dan kritis ilmiah peserta
didik secara signifikan dengan skor gain normal yang dinormalisasi pada
materi yang dipelajari. Rata-rata skor tanggapan siswa terhadap penerapan
PjBL berbasis STEM secara keseluruhan adalah sebesar 78,21%. Siswa
menunjukkan respon positif dan senang terhadap penerapan PjBL berbasis
STEM.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. (2012). Learning to teach (9th Editio). New York: The McGraw-
Hill Companies, Inc.
Becker, K. & Park, K. 2011. Effects of integrative approaches among
science, technology, engineering, and mathematics (STEM) subjects
on students’ learning: A preliminary meta-analysis. Journal of STEM
Education: Innovations and Research, 12, 23-36.
Blackley, S., Rahmawati, Y., Fitriani, E., Sheffield, R., & Koul, R. 2018.
Using a makerspace approach to engage Indonesian primary students
with STEM. Issues in Educational Research, 28(1), 18-42.