Anda di halaman 1dari 22

Kerja Praktek

Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pelaksanaan Konstruksi Bagian Luar (Fasad)

Alumunium Composite Panel (ACP) dan Curtain Wall (CW)

2.1.1. Alumunium Composite Panel (ACP)

a. Alumunium Composite Panel


Alumunium Composite Panel (ACP) merupakan salah satu jenis penutup dinding,
plafond dan façade / dinding luar bangunan. Material ini terdiri dari material core
yang dilapisi aluminium pada kedua sisinya dan dipress sehingga menjadi satu
kesatuan. Alumunium Composite Panel (ACP) secara umum terbagi menjadi dua
bagian besar yaitu untuk penggunaan dalam ruang (indoor) atau luar ruangan
(outdoor) dengan perbedaan pada ketebalan lapisan alumunium dan finishing
coating. Untuk luar ruangan seperti fasad bangunan menggunakan finishing coating
polyster. Biasanya Alumunium Composite Panel (ACP) diproduksi dengan
ketebalan standar 4mm dan ukuran 1220x2440 mm. untuk lapisan alumunium di
atas dan bawah lapisan core ketebalannya bervariasi, umumnya antara 0,3 mm, 0,4
mm, 0,5 mm.
 Kelebihan Alumunium Composite Panel (ACP) :
o Tahan benturan mempunyai ketahanan yang tinggi, permukaan anti gores dan
tidak akan pecah jika dilengkungkan sampai sudut tertentu, kuat dan tahan
lama
o Tahan cuaca, tahan terhadap serangan asam, garam, korosi dan sinar ultra
violet.
o Ringan dan mudah di proses
o Tahan api
o Banyak pilihan warna
o Mudah pemeliharaannya
 Kekurangan Alumunium Composite Panel (ACP) :
o Nad yang tidak dapat dihilangkan (harus menjadi pertimbangan ekspresi fasad
yang ingin dicapai)

3
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

o Untuk bentuk yang relatif lurus, material ini dapat menjadi pilihan yang sangat
tepat namun untuk bentuk melengkung harus dipertimbangkan dengan bijak
karena akan terbentuk patahan- patahan

Gambar 2.1 contoh pemakaian acp

Sumber : artikelproperti.blogspot.com

b. Pengerjaan Dinding Alumunium Composite Panel (ACP)

Pekerjaan dinding pada proyek Pembangunan gedung SEAFDEC jakabaring Palembang


merupakan proses yang dimulai dari penentuan garis as dinding, pemasangan batu bata,
pekerjaan plesteran hingga pekerjaan penghalusan/pengacian.

1. Pekerjaan Pemasangan Dinding

Langkah-langkah atau tahapan pekerjaan pasangan dinding bata. Pengukuran Dilakukan


untuk mengetahui titik awal dalam pemasangan batu bata, dengan gambar kerja sebagai
panduan dalam pengukurannya, Titik awal pengukuran diambil dari as struktur yang telah
dibuat, serta mementukan jarak pasangan bata dari as struktur. Kelengkapan peralatan juga
harus diperhatikan Pastikan anda mempunya semua perlatan yang dibutuhkan .
Perlengakapan dari mulai pengadukan, alat pasang, alat potong dan juga alat penghantar
material harus tersedia dengan jumlah yang cukup dan kondisi yang baik. Pastikan selalu
tersedia benang tukang, paku dan waterpass, yang diperlukan untuk pembuatan garis
pandu dan pengecekan  kelurusan dan ketegakan pasangan bata. Untuk posisi pemasangan
dinding bata pada posisi yang sudah tinggi, harus disediakan scafolding ataupun perancah
kayu dipasang dalam kondisi kuat dan posisi yang tidak terlalu jauh dengan dinding yang
dipasang. Hindari pemasangan perancah yang bersingggungan langsung dengan dinding yang
baru dipasang karena dikhawatirkan bisa membuat pasangan akan roboh / jatuh.

4
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

TABEL 2.1. PERALATAN PEMASANGAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL (ACP)

No Nama Alat Fungsi Gambar

Alat untuk
1 Meteran
mengukur

Mengukur Posisi
2 Penggaris Siku
tegak lurus ACP

3 Palu karet Alat pengetok

Untuk membelokkan
4 Bending ACP
ACP

Alat untuk
melubangin dan
5 Mesin Bor
mengecangkan
Screw

6 Spidol Untuk menandai

5
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

Untuk menekuk dan


7 Pemotong ACP
memotong ACP

Untuk melindungi
8 Sarung tangan
tangan

Untuk melindungi
9 Kaca Mata mata dari partikel
ACP

Sumber : https://www.acpindo.com

Lingkupan Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

1. Pembuatan Gambar Kerja (Shop Drawing).

2. Menentukan volume lembar Aluminium Composit Pannel (ACP).

3. Pembuatan marking pada dinding gedung.

4. Proses Cutting Grooving.

5. Pemasangan Rangka Panel dan Panel.

6. Pemasangan ACP.

6
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

2. Pembuatan Shop Drawing

Tujuannya adalah untuk mengetahui tipe dan tampak setiap permukaan, detail sambungan,
detail pemasangan, detail pertemuan aluminimum dengan komponen-komponen lainnya yang
berhubungan lansung maupun tidak langsung serta kelengkapan ukuran-ukurannya. (Shop
drawing terlampir)

3. Menentukan Volume Lembar Alumunium Composite Panel (ACP)

Menentukan volume bahan yang akan digunakan dilapangan adalah sangat penting untuk
dilakukan karena merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh kontraktor sehingga
tidak terjadi kekurangan atau kelebihan yang mengakibatkan kerugian baik pada kontraktor
maupun pada owner. Volume bahan dapat ditentukan dengan melihat atau membaca dari
Shop Drawing yang telah disediakan owner.

4. Proses Marking pada Dinding Existing

Pemarkingan adalah proses penandaan pada dinding existing yang tujuannya untuk
menentukan posisi dan arah pemasangan rangka hollow dan posisi dinabol yang akan
dipasang. Pemarkingan dilakukan sebelum dilakukan penggroovingan. Pelaksanaan
pemarkingan pada ketinggian tertentu dapat dilakukan dengan menggunakan gondola, jika
gedungnya hanya sampai lantai 5 maka cukup stager saja yang tersusun dari bambu atau pipa
besi. Pemarkingan hanya cukup dilakukan 3 orang saja, 2 orang menarik benang sedangkan 1
orang menandai.

Alat-alat marking yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

 Level
 Meteran
 Piano wire
 Alat alat bantu seperti benang, tinta dll.

2.1.2. Curtain Wall (CW)

1. Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan Curtain Wall (CW)

7
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

Dalam melaksanakan pekerjaan pemasangan kusen jendela dan membutuhkan beberapa


tahap, adapun pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan curtain
wall di bangunan Wallis State Bank.

Gambar 2.2 Fasade Wallis State Bank

(Sumber :https://kontraktoracp.co.id))

2. Pemasangan Rangka Curtain Wall

Penggunaan rangka curtain wall pada bangunan ini adalah sebagai berikut:

o Rangka harus di usahakan seragam sesuai dengan desain.


o Silicone Sealant rapih, padat dan merata dalam pengerjaannya, sehingga kedap air.
o Rangka curtain wall di usahakan terpasang kokoh pada posisinya.
o Pekerjaan yang ada di proyek pertokoan dan perkantoran

Bangunan ini mencakup pemasangan Curtain Wall, pemasangan plumbing pemasangan


canopy GRC (Glassfiber Reinforced Cement), dan semuanya dilakukan di lapangan sebagai
pekerjaan arsitektur. Dari salah satu item pekerjaan tersebut terdapat pekerjaan curtain wall
yang terletak di area fasade bangunan, untuk itu proyek pengerjaan ini akan dilakukan dengan
menggunakan metode pelaksanaan pemasangan dengan bantuan gondola.Gondola merupakan
alat bantu yang biasa digunakan untuk pekerjaan finishing atau cladding pada ertic – ertic
bertingkat. Alat ini berbentuk keranjang yang diperlengkapi dengan mesin yang terletak
dibagian sisinya untuk bergerak secara ertical. Sedangkan gondola sendiri bisa dibedakan
menjadi 2 jenis yaitu :

o Permanent Gondola

8
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

o Temporary Gondola

Permanent Gondola merupakan gondola yang sudah dipersiapkan oleh gedung tersebut untuk
melakukan pekerjaan maintenance atau perawatan (cleaning). Biasanya bentuk permanent
gondola lebih kecil dan lebih praktis dari pada temporary gondola serta beban yang diijinkan
pun lebih kecil. Sedangkan temporary gondola temporary merupakan gondola yang biasa
dipergunakan untuk melakukan pekerjaan pemasangan lapis luar gedung bertingkat. Gondola
ini bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan dilapangan (dari segi lebar keranjang). Tapi untuk
mobilisasi atau pergerakannya, temporary gondola tidak seefisien permanent. gondola.

3. Pemasangan Fabrikasi Curtain Wall (CW)

Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam proses pemasangan curtain wall itu adalah
perlunya ketersediaan bahan – bahan sebagai berikut :

 Batang Alumunium YKK finishing cat putih dengan mempunyai ukuran panjang ± 6
meter yang sudah di pabrikasi dan pemotongan di lakukan di lapangan, dipotong sesuai
ukuran (Shop Drawing). Dengan menggunakan mesin yang nantinya di rangkai hingga
menjadi satu kesatuan.

Kaca bening dengan ukuran : Tebal kaca 8 mm

Kaca 1 : Panjang 233 cm X Lebar 102 cm

Kaca 2 : Panjang 122 cm x Lebar 87 cm

Bahan – bahan tersebut disatukan dan diletakkan di tempat khusus sehingga terhindar dari
puing – puing bangunan terlindungi dari bahaya kerusakan hingga pada saatnya nanti akan
dipasang. Jenis kaca curtain wall berbagai macam yang digunakan, masing masing jenis kaca
juga ada berdasarkan ketebelan , contohnya :

- Curtain Wall kaca oneway


- Curtain Wall kaca stopsol
- Curtain Wall kaca panasap
- Curtain Wall kaca tempered
- Curtain Wall kaca laminate

9
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

4. Metoda Pelaksanaan

 Marking

Gambar 2.3 Marking

(Sumber : https://docplayer.info/84349313-Pengamatan-pelaksanaan-pekerjaan-curtain-wall-aluminium-composite-panel-dan-canopy-
lobby-pada-finishing-fasad-bangunan-hotel-cipta-3.html )

Dilakukan setelah slab lantai selesai dicor dan bersih dari scaffolding/perancah/alat bantu
panjat/penahan dan tumpukan sampah. Kegiatan Marking antar lain yaitu: join survey dengan
pihak pemberi tugas, guna mengetahui posisi as kolom dan as gedung. Setelah as kolom dan
as gedung diketahui maka dilakukan dibuat posisi as mullion secara tersebar sesuai ukuran
modul curtain wall yg telah disetujui oleh owner, serta membuat garis pinjam (garis bantu)
untuk menentukan keluar masuknya mullion sebagai garis penentu finish kaca pada sisi luar
gedung.

 Pemasangan dynabolt

Dilakukan setelah plat lantai dicor dan sudah dilakukan pekerjaan marking untuk menentukan
posisi as bracket, kemudian dilakukan pengeboran untuk pemasangan dynabolt. Tanda titik
untuk pengeboran dilakukan dengan mempergunakan spidol. Kedalaman pengeboran berkisar
70 - 80 mm. Pemasangan dynabolt dilakukan dengan cara memukul kepala dynabolt secara
hati-hati agar tidak merusak ulir (drat) hingga masuk ke dalam lubang kemudian bautnya
dikencangkan. Mur yang ada dikepala dynabolt dibuka terlebih dahulu untuk memasukkan
bracket, setelah itu barulah dikencangkan kembali.

10
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

Gambar 2.4 Detail Pemasangan dynabolt

(Sumber : http://www.google.co.id/ diakses tanggal 12 Jan 2011)

 Pemasangan bracket

Setelah garis marking dibuat maka kegiatan selanjutnya adalah pemasangan bracket. Caranya
adalah dengan membuat mal lubang dynabolt dengan menggunakan spidol dan dilakukan
pengeboran dengan kedalaman yang sudah disesuaikan dan diinginkan (disini kedalaman
lubang bor yang akan dibuat adalah sedalam 75 – 80 mm).

Gambar 2.5 Pemasangan Bracket

(Sumber : https://docplayer.info/84349313-Pengamatan-pelaksanaan-pekerjaan-curtain-wall-aluminium-composite-panel-dan-canopy-
lobby-pada-finishing-fasad-bangunan-hotel-cipta-3.html)

Pemasangan dynabolt dapat dilakukan dengan cara memukul kepala dynabolt secara hati –
hati agar tidak merusak ulir (drat) yang ada hingga masuk kedalam lubang kemudian bautnya
dikencangkan. Namun sebelum dynabolt dimasukkan kedalam lubang hasil pengeboran tadi,
sebaiknya dilakukan peniupan atau pembersihan lubang tersebut dari debu yang dihasilkan.
Mur yang ada dikepala dynabolt dibuka terlebih dahulu untuk memasukan bracket, setelah itu
barulah dikencangkan kembali.

 Pemasangan hollow (penopang kaca)

Setelah bracket plat terpasang, langkah berikutnya adalah pemasangan hollow (penopang
kaca)

11
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

Gambar 2.6 Pemasangan rangka M

(Sumber : https://docplayer.info/84349313-Pengamatan-pelaksanaan-pekerjaan-curtain-wall-aluminium-composite-panel-dan-canopy-
lobby-pada-finishing-fasad-bangunan-hotel-cipta-3.html)

Gambar 2.7 Pemasangan Rangka M

(Sumber : Sumber : https://docplayer.info/84349313-Pengamatan-pelaksanaan-pekerjaan-curtain-wall-aluminium-composite-panel-dan-


canopy-lobby-pada-finishing-fasad-bangunan-hotel-cipta-3.html) )

Untuk pemasangan dalam satu bidang sebaiknya dibuat kepalan yang dibantu dengan
benang/lot untuk pemasangan berikutnya.

Gambar 2.8 Transom


(Sumber : Sumber : https://docplayer.info/84349313-Pengamatan-pelaksanaan-pekerjaan-curtain-wall-aluminium-composite-panel-dan-
canopy-lobby-pada-finishing-fasad-bangunan-hotel-cipta-3.html) )

Gambar 2.9 Hasil Sambungan

(Sumber : Sumber : https://docplayer.info/84349313-Pengamatan-pelaksanaan-pekerjaan-curtain-wall-aluminium-composite-panel-dan-


canopy-lobby-pada-finishing-fasad-bangunan-hotel-cipta-3.html) )

12
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

 Pemasangan kaca

Pemasangan kaca dilakukan setelah rangka curtain sudah fix setting (sesuai aturan). Semua
kaca yang dipasang, ditempatkan dilokasi pemasangan setiap lantainya. Sebelum dilakukan
pemasangan kaca harus dilakukan pengecekan ulang mengenai posisi rangka curtain wall.
Material kaca ditempatkan pada posisi/lokasi di tiap-tiap lantai yang akan dipasang kaca.
Pemasangan kaca dapat dilakukan dari dalam gedung, tetapi tetap saja untuk pemasangan
kaca harus dibantu dengan alat berupa kop kaca dan di bantu dengan beberapa tenaga
tambahan.

Gambar 2.10. Pemasangan kaca

(Sumber : Sumber : https://docplayer.info/84349313-Pengamatan-pelaksanaan-pekerjaan-curtain-wall-aluminium-composite-panel-dan-


canopy-lobby-pada-finishing-fasad-bangunan-hotel-cipta-3.html) )

Adapun hal-hal yang harus di perhatikan dalam pemasangan di atas yaitu , Kontraktor harus
memberikan contoh (sample) kaca kepada direksi lapangan untuk persetujuannya. Setelah
mendapatkan persetujuan dari direksi lapangan maka selanjutnya kaca – kaca didatangkan ke
lapangan dan pekerjaan pemasanganpun dapat dilaksanakan. Sebelum pemasangan,
kontraktor harus mengambil ukuran – ukuran yang tepat dan keterangan berupa lubang –
lubang/bukaan – bukaan kusen yang bersangkutan, sehingga apabila ada ketidak sesuaian
dapat dilakukan perubahan ukuran kaca dilapangan, apabila pengukuran tidak dilakukannya
terlebih dahulu dan terjadi kesalahan maka segala tanggung jawab dibebankan pada
kontraktor sepenuhnya.Tepi kaca harus diberi sealant kualitas terbaik untuk menutupi
rongga– rongga yang ada dan harus atas persetujuan Direksi Lapangan setelah dicek terlebih
dahulu. Pemasangan harus bersih, rapih dan tidak terjadi kebocoran. Pekerjaan pemasangan

13
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

kaca harus dilaksanakan oleh tenaga yang mempunyai pengalaman dan keahlian khusus
dalam pekerjaan ini. Bahan kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan yang mungkin terjadi serta diberi tanda agar mudah dikenali perbagiannya.
Pemotongan kaca harus rapi/lurus dan menggunakan alat – alat pemotong kaca khusus.
Pemotongan kaca harus disesuaikan dengan ukuran rangka, disisakan 5 mm sebagai bagian
dalam yang masuk ke dalam kusen. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus dengan
menggunakan alat potong khusus sesuai standar yang berlaku.

 Pekerjaan Sealant

Pekerjaan sealant untuk sisi dalam dapat dilakukan dengan bantuan tangga. tetapi untuk sisi
luar harus dibantu dengan steger atau gondola. Untuk pekerjaan sealant harus dilakukan
dengan baik dalam artian kondisi area yang akan di sealant harus bersih dari air dan debu atau
kotoran agar sealant dapat berfungsi dengan baik. Untuk proses sealant kaca sebaiknya
menggunakan lakban atau tape agar hasil yang diperoleh rapat dan baik kualitasnya.

 Pekerjaan Cleaning

Setelah semua item pekerjaan tersebut diatas selesai dikerjakan maka langkah terakhir yang
dapat kita lakukan adalah pekerjaan cleaning atau pembersihan. Item ini pelaksanaannya
hampir sama dengan pekerjaan Sealant yaitu dilakukan dengan bantuan gondola.

5. Pemberian sealent dan cleaning pada shear wall

Pemasangan bullnose dan caping serta sealent dilakukan dari sisi luar gedung, termasuk
pembersihan shear wall hal tersebut dilakukan dengan mempergunakan bantuan gondola.
Berkaitan dengan banyaknya pekerjaan yang menggunakan bantuan gondola maka perlu
diperhatikan segi pengamanan bagi para pekerja yang dapat dilakukan dengan cara :

 Melakukan pengecekan gondola yang akan dipakai sehingga dipastikan gondola


tersebut berada dalam kondisi yang baik dan siap pakai (memiliki sertifikat).
 Disiapkan tambang safety yang diikatkan dari atas gedung untuk para pekerja ditiap
gondola yang dipakai.
 Ditiap area gondola yang sedang aktif melakukan pekerjaan diluar gedung, dilantai
paling bawah harus diberikan Police Line yang berfungsi sebagai rambu bahaya bagi
setiap orang yang akan melewati area tersebut.

14
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

 Semua peralatan bantu yang kecil seperti kunci pas, obeng, tang yang dipergunakan
untuk melakukan aktifitas pada saaat menggunakan gondola, diwajibkan untuk diikat
dengan tali sehingga apabila terjadi kesalahan alat – alat tersebut tidak sampai terjatuh
kebawah dan berakibat membahayakan bagi para pekerja yang lain.
6. Aplikasi Penggunaan Gondola

Gambar 2.11 Aplikasi penggunaan gondola

(Sumber : Sumber : https://docplayer.info/84349313-Pengamatan-pelaksanaan-pekerjaan-curtain-wall-aluminium-composite-panel-dan-


canopy-lobby-pada-finishing-fasad-bangunan-hotel-cipta-3.html)

Gondola yang gunakan merupakan gondola yang bersifat sementara (rakitan) dari sisa rangka
alumunium yang tidak terpakai. Yang di manfaatkan oleh pekerja untuk di buat gondola
rakitan tersebut, spesifikasi nya :

 Keranjang gondola yang digunakan mempunyai ukuran 40 x 60 cm.


 Sistem yang digunakan adalah menggunakan katrol, yang di bantu dengan 2 pekerja
lainnya untuk naik atau pun turun.
 Kapasitas beban yang di izinkan adalah 40-60 Kg.
 Gondola dipergunakan untuk membantu proses pengaplikasian sealant pada sheer wall
dan adapun urutan pengerjaan Sealant memerlukan beberapa hal yang menjadi perhatian
yaitu sebagai berikut :
o Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga – tenaga yang terlatih untuk jenis
pekerjaan ini.
o Pengerjaan harus rapih, teliti, bersih dan tidak menodai pekerjaan –pekerjaan lain
yang berada disekitarnya.
o Penggunaan bahan harus sepenuhnya mengikuti rekomendasi produsen sesuai
kondisi daerah yang berbeda - beda.
o Tidak di perbolehkan adanya gelembung udara, kotoran, pada hasil akhir
pemasangan sealent karena akan berakibat pada menurunnya kualtas material.

15
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

Gambar 2.12 Pemasangan sealant

((Sumber : Sumber : https://docplayer.info/84349313-Pengamatan-pelaksanaan-pekerjaan-curtain-wall-aluminium-composite-panel-dan-


canopy-lobby-pada-finishing-fasad-bangunan-hotel-cipta-3.html)

Setelah pemberian sealant pada kaca selesai dan kering maka dilanjutkan dengan tahap
pembersihan papper tape yang masih menepel dan juga pembersihan lapisan alumunium
dengan bantuan gondola/steger. Untuk proses selanjutnya adalah menunggu proses
pengeringan sealant yang berjangka waktu lamanya sekitar 2– 3 hari, setelah itu diadakan
pengecekan quality dari sealant itu sehingga mutu and kualitas dari sheerwall dapat terjaga ,
bila terjadi adanya pekerjaan yang kurang baik dilakukan penambahan sealant dengan sangat
berhati – hati untuk menghindari kerusakan pada sheer wall tersebut .

16
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

2.2. Pelaksanaan Konstruksi Bagian Dalam

2.2.1 Lantai

1. Pengertian Lantai

Menurut (Lamudi, 2014) Lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran
penting untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara
umum adalah menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Dari sisi
estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter ruang. Tema
warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apapun sesuai karakter yang
dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan seperti etnik tradisional, modern
minimalis, retro dan sebagainya.

2. Jenis-Jenis Lantai

berikut ini adalah beberapa jenis-jenis lantai dengan beragam karakteristiknya yang sering
digunakan pada rumah kebanyakan.

a. Lantai Plester
Jenis ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena diperlakukan seperti
saat memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun perbedaan dengan perlakuan
pada dinding adalah dilakukan langkah penggosokan lantai hingga halus dam
mengkilap. Warna yang ditimbulkan sama dengan warna semen-pasir dan cenderung
lebih gelap.
b. Lantai Keramik
Jenis lantai ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai tinggi dan
dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah. Selain kuat, lantai rumah dari
bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya.
Kesan material keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur keramik yang di jual
di pasaran, yang secaa visual mirip dengan jenis material lain. Misalnya : keramik
berstektur marmer, granit, kayu, batu, bata dan sebagainya.
c. Lantai Marmer
Marmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan berkelas mewah. Tekstur
dan pola yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas menjadikan material

17
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

ini mahal. Material marmer memiliki kesan dingin dan kuat. Kelemahan marmer
adalah memiliki pori-pori relative besar. Marmer yang berpori-pori relatif besar
membutuhkan perawatan ekstra. Hal ini karena marmer mudah menyerap cairan
layaknya karpet, meninggalkan noda jika tidak cepat dibersihkan.
d. Lantai Granit
Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan yang
lebih kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan dingin dan
berkesan kokoh. Batuan granit diperoleh dari bukit atau gunung granit. Namun sejalan
dengan perkembangan teknologi, saat ini juga telah disediakan granit buatan dengan
motif yang lebih beraneka dan harga yang lebih murah.

Alat – alat Pemasang Keramik

Tata cara pelaksanaan Pekerjaan Lantai Keramik :

o Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai.


o Approval material yang digunakan.
o Persiapan lahan kerja.
o Persiapan material kerja : keramik tile 40x40 cm, keramik 20x25 cm, semen PC,
pasir, semen grouting nat, air, dll.
o Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran, waterpass,
benang, dan selang dan air

18
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

 Pembuatan dan pengajuan shop drawing

Tujuannya adalah untuk mengetahui tipe dan tampak setiap permukaan, detail keramik, jenis
keramik, dan komponen – komponen lainnya yang berhubungan langsung, serta mengetahui
kelengkapan – kelengkapan ukurannya.

 Approval material yang digunakan

Material approval guna untuk mengetahui persetujuan material yang diajukan oleh kontraktor
kepada pengawas dan owner lapangan.

 Persiapan lahan kerja

Tujuan mempersiapkan lahan kerja guna untuk melakukan pemasangan keramik.

 Persiapan Material Kerja


1. Keramik ukuran 40x40

Sebelum keramik dipasang, pertama untuk lantai dasar yang akan dipasang keramik sudah
keras atau sudah di cor, selanjutnya ditambah menggunakan pasir urug dengan tebal 5cm.

Gambar 2.13. Pemasangan Lantai Keramik

(https://metodebangunan.blogspot.com/2015/04/tatacara-pelaksanaan-pekerjaan-lantai.html)

2. Semen Grouting Nat


Setelah pemasangan lantai selesai, langkah selanjutnya yaitu proses pengenatan. Proses
pengenatan yaitu untuk menutupi bagian antara pemasangan keramik atau sela – sela antara
pemasangan keramik.

Gambar 2.14. Pengenatan Lantai Keramik

19
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

(Sumber : https://metodebangunan.blogspot.com/2015/04/tatacara-pelaksanaan-pekerjaan-lantai.html)

3. Alat Bantu Benang


Guna untuk menentukan kemiringan atau datarnya pasangan keramik, maka dari itu
menggunakan benang yang telah diukur dengan ketinggian yang sesuai. Kemudian pada
bagian bawah keramik diberi adukan semen agar lebih merekat dan tidak mudah goyang.

Gambar 2.15. Pemasangan Keramik dan Pengukuran ketinggian menggunakan benang

(Sumber : https://metodebangunan.blogspot.com/2015/04/tatacara-pelaksanaan-pekerjaan-lantai.html)

2.2.2. Dinding

1. Pengertian Dinding

Menurut (Dominique, 2015) dinding adalah salah satu elemen bangunan yang berfungsi
memisahkan/ membentuk ruang. Teknologi menghadirkan fungsi baru dari dinding dan
menyuguhkan berbagai macam jenis finishing-nya. Fungsi lain dari dinding yaitu sebagai
pendefinisi ruangan, peredam suara, pelindung bagian dalam bangunan dari cuaca dan
sebagainya. Berdasarkan fungsinya, dinding terbagi menjadi beberapa bagian. Diantaranya
dinding partisi, dinding pembatas (boundary wall), dinding penahan (retaining wall) dan
sebagainya.

2. Fungsi Dinding

Menurut (Dominique, 2015) dinding mempunyai fungsi diantaranya sebagai berikut:

 Pelindung dari pengaruh di lingkungan luar tempat kita tinggal dan beraktifitas
 Pembatas antar ruang bagian dalam, luar, samping, depan dan belakang
 Penambah keindahan pada bangunan, pada rumah dan bangunan modern seringkali
tampilan dinding luar diekspose sedemikian rupa untuk menambah daya Tarik suatu
bangunan tersebut.

20
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

 Pembentuk daerah fungsi (zoning) dalam bangunan. Ruang tidur dengan ruang dapur dan
ruang-ruang lainnya dipisahkan oleh dinding dan masing-masing ruangan memiliki fungsi
yang berbeda.
 Pada struktur bangunan terntentu dinding berfungsi sebagai pemikul beban (shear wall),
umunnya terdapat pada bangunan dengan denah yang tidak teratur dan bertingkat, hal ini
untuk mengurangi gaya geser berlebihan yang akan diterima struktur bangunan sehingga
bangunan tersebut aman terhadap bahaya roboh.

3. Jenis-jenis Dinding

Dinding memiliki jenis-jenis antara lain :

 Dinding Bata Ringan (Struktural & Non Struktural)

Bata Hebel dibuat dengan mesin di pabrik. Dinding bata hebel atau celcon adalah bahan
bangunan pembentuk dinding dengan mutu yang relatif tinggi. Dinding jenis ini bisa saja
tidak diplester, cukup di aci saja karena permukaannya yang sudah relatif rata dan
permukaan batu yang lebar. Hanya saja ketebalan kusennya harus di sesuaikan. Selain itu,
dalam praktik pemasangan sangat sedikit bahan yang terbuang. Bata ini cukup ringan,
halus dan memiliki tingkat kerataan yang baik. Bila langsung diberi aci tanpa harus
diplester terlebih dahulu, dengan menggunakan semen khusus. Bahan dasar acian/ semen
tersebut adalah pasir silika, semen, filler, dan zat aditif. Untuk menggunakannya semen
ini hanya di campur dengan air. Tetapi bisa juga menggunakan bahan seperti pemasangan
batako.

 Kelebihan dinding bata hebel :


o Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air
o Pemasangan lebih cepat dengan pemotongan yang lebih mudah dengan
menggunakan gergaji
o Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, 9-12 m2
o Ringan, tahan api, dan mempunyai kekedapan suara yang baik
 Kekurangan dinding bata hebel/ celcon :
o Harga relatif lebih mahal
o Tidak semua tukang pernah memasang bata jenis ini

21
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

o Hanya toko material besar yang menjual dan penjualannya dalam jumlah meter
kubik.

 Dinding Partisi (Non Struktural)

Sesuai dengan Namanya dinding partisi memang dikhususkan untuk sekat antar ruang.
Karena di desain sebagai sekat antara ruang satu dan yang lain, dinding ini memiliki
desain konstruksi yang lebih praktis dan ringan dibanding dengan konstruksi dinding
yang lain. Bahan partisi untuk dinding jenis ini termasuk bagus dan murah. Sayangnya
dinding ini tidak bisa digunakan untuk dinding luar (eksterior). Ini disebabkan sifat
bahannya yang kurang menjamin faktor keamanan dari gangguan luar. Disamping tidak
cocok untuk ruang terbuka, dinding jenis ini juga tidak dirancang untuk memikul beban
yang berat. Dinding macam ini banyak digunakan sebagai bahan penyekat ruangan,
terutama di perkantoran. Bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek
papan gypsum dengan ketebalan 9-12 mm. Dari segi beban terhadap bangunan, dinding
partisi diabaikan. Untuk dinding partisi yang memakai bahan multiplek bisa dikatakan
kuranng aman, mengingat bahan mudah terbakar dan mudah mengelupas bila sering
terkena air. Secara umum pemakaian partisi selalu dibuat dua lapis, untuk luar dan dalam.

Tata Cara pelaksanaan pekerjaan dinding :

 Persiapan
1.) Pengecatan

Proses pengecatan menggunakan spesifikasi tertentu, alat yang digunakan berupa roll untuk
memudahkan pengecatan dalam jumlah banyak atau area yang luas.

Gambar 2.16. Cat Dinding


(Sumber : https://metodebangunan.blogspot.com/2015/04/tatacara-pelaksanaan-pekerjaan-lantai.html)

22
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

Teknik pengecatan dinding tidak memiliki ketentuan standar secara umum. Setiap cat dinding
yang digunakan, ada yang memiliki standar penggunaan dan ada juga yang tidak
menampilkan secara rinci.

2.2.3. Plafond

1. Pengertian Plafon
Menurut (Choy.niky,2011) Plafon adalah bagian konstruksi merupakan lapis pembatas antara
rangka bangunan dengan rangka atapnya, sehingga bisa sebagai atau dapat dikatakan tinggi
bangunan dibawah rangka atapnya. Plafon atau sering disebut juga langit-langit merupakan
bidang atas bagian dalam dari ruangan bangunan.

2. Fungsi Plafon
Adapun fungsi Plafond antara lain :·        

a. Plafon merupakan bagian dari interior yang harus didesain sehingga ruangan menjadi
sejuk dan enak dipandang (artistik).
b. Plafon sebagai batas tinggi suatu ruangan tentunya ketinggian dapat diatur dan
disesuaikan dengan fungsinya ruangan yang ada.
c. Plafon berfungsi juga sebagai isolasi panas yang datang dari atap atau sebagai
penahan perambatan panas dari atap (aluminium foil).
d. Plafon dapat juga sebagai meredam suara air hujan yang jatuh diatas atap, terutama
pada penutup atap dari bahan logam.
e. Plafon sebagai finishing (elemen keindahan), mempunyai tempat untuk
menggantungkan bola lampu, sedang bagian atasnya untuk meletakkan kabel - kabel
listriknya (sparing instalasi).

3. Bahan dan Kontruksi plafon


Bahan untuk pembuatan plafon dapat dibuat dari kepang ( anyaman bambu atau bilik ),
papan kayu, asbes semen, tripleks, hardboard, selotex, acustek tile, particle board, jabar
wood dan pada saat ini banyak digunakan papan gipsum dan lain-lain.

23
Kerja Praktek
Pembangunan dan Pengembangan Mapolda Sumatera Selatan Tahap II

Bahan penutup plafon terdiri dari berbagai macam bahan, antara lain :

 Gypsum

Plafon gypsum salah satu jenis plafon yang sudah banyak digunakan pula untuk penutup
plafon. Ukuran untuk plafon adalah 122 cm x 244 cm. Untuk rangka seperti GRC Board anda
dapat menggunakan kasau maupun hollow.

Gambar 2.17 Plafon Gypsum Board


Sumber : Light Group, 2015

4. Syarat-Syarat Penutup Atap


Menurut (Fadhil,2011) Sebuah penutup atap memiliki syarat-syarat:
a. bahan bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi
b. Rapat terhadap air hujan dan tidak tembus air
c. tidak mengalami perubahan bentuk akibat pergantian cuaca
d. tidak terlalu banyak memerlukan perawatan khusus.
e. tidak mudah terbakar
f. bobot ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah dipasang
g. awet.

24

Anda mungkin juga menyukai