Anda di halaman 1dari 1

Garis besar cerita :

Novel menceritakan tentang Esok dan Lail yang memerankan tokoh utama. Keduanya
dipertemukan pasca gunung meletus di tahun 2042. Sedangkan, tokoh pendampingnya
ada Maryam yang menjadi sahabat Lail, wali kota beserta istrinya, Claudia, Elijah,
ibunya Lail, ibu penjaga asrama dan ibunya Esok.

Efek letusan gunung sangat dahsyat karena memporak porandakan hampir seluruh isi
bumi dan hanya menyisihkan 10% manusia. Selain itu, cuaca dan iklim menjadi kacau.

Esok yang memiliki nama lengkap Soke Bahtera ini merupakan anak muda yang pintar
dan jenius. Ketika berumur 16 tahun, ia berpindah ke ibukota untuk meneruskan
sekolah. Akhirnya, ia bisa membuat mobil terbang untuk pertama kali.

Lail adalah tokoh wanita yang sederhana, tinggal di panti sosial, menjadi relawan
kemanusiaan dan mengenyam pendidikan di sekolah perawat. Ia menyimpan perasaan
cinta yang mendalam selama bertahun-tahun kepada Esok, namun tidak bisa
diungkapkan.

Esok sendiri tidak memiliki waktu lebih walau hanya sekedar menemani atau
menghubunginya karena kesibukannya.

Cerita dengan latar di tahun 2042-2050 ini mengangkat genre science-fiction. Di


dalamnya terdapat bumbu-bumbu kisah percintaan remaja. Selain itu, juga
menceritakan dunia masa depan yang penuh teknologi canggih. Peran manusia sudah
digantikan dengan teknologi dan ilmu pengetahuan.

Manusia semakin dimanja dengan teknologi yang ada, tidak perlu memasak, menjahit
dan mengerjakan aktivitas lainnya. Namun, manusia tidak bisa lepas dari kodratnya
memiliki berbagai jenis perasaan seperti sedih, cinta, senang, rindu, benci dan lain-lain.

Inilah yang menimbulkan konflik dalam cerita. Pertama-tama, diawali dengan


kedatangan Lail yang akan memodifikasi ingatannya di pusat terapi saraf. Saat ditanya,
ia menjawab  ingin melupakan tentang hujan.

Kemudian, Lail menceritakan tentang kehidupannya dari terjadinya bencana alam


sampai tiba di pusat terapi syaraf kepada Elijah yang merupakan paramedis senior.

Anda mungkin juga menyukai